Anda di halaman 1dari 170

TEKNIK RESERVOIR

(3 SKS)

Oleh :
Dr. Ir. Yosaphat Sumantri, MT.
Dr. Ir. Dyah Rini Ratnaningsih, MT.
Ir. Sunindyo, MT.
Boni Swadesi, ST., MT.
Deskripsi Mata Kuliah

Memahami konsep Teknik Reservoir, mulai


dari wadah, isi dan komposisi serta kondisi,
jenis-jenis mekanisme pendorong yang
menggerakkan sistem fluida di dalam
reservoir hidrokarbon (media porous).
Kompetensi Mata Kuliah
• Mampu menjelaskan reservoar hidrokarbon yang terdiri dari
komponen-komponen : wadah, isi dan kondisi.
• Memahami dan mendeskripsikan jenis-jenis mekanisme
pendorong reservoir.
• Mampu mengklasifikasikan cadangan hidrokarbon.
• Mampu melakukan perhitungan perkiraan cadangan hidrokarbon
secara volumetris (berdasarkan peta isopach), baik untuk
reservoir yang homogen maupun heterogen.
• Mampu memahami konsep kesetimbangan materi dari sistem
eksploitasi reservoir.
• Mampu melakukan perhitungan perkiraan cadangan hidrokarbon
berdasarkan konsep kesetimbangan materi (persamaan
kesetimbangan materi).
• Mampu melakukan penyederhanaan bentuk persamaan
kesetimbangan materi dalam bentuk linier.
• Mampu melakukan perhitungan perkiraan cadangan sisa reservoir
hidrokarbon berdasarkan data penurunan produksi (decline curve).
Literatur :
1. Craft , B.C. and Hawkins, M.F., “Applied Petroleum Reservoir
Engineering”, Prentice-Hall Inc., Englewood Cliffs, New Jersey, 1969.
2. Clark Norman J., ”Element of Petroleum Reservoir”,
Henry L. Doherty Service, Revised Edition, AIME Inc,
Dallas.
3. Dake L.P.,“Fundamentals of Reservoir Engineering”,
Development in Petroleum Science 8, Elsevier Scientific
Publishing Company, Amsterdam – Oxford - New York, 1978.
4. Cole , F.W., “Reservoir Engineering Manual”, Gulf Publishing
Company, Houston Texas, 1961.
5. Ahmed Tarek, “Reservoir Engineering Handbook”, 2nd Ed., Gulf
Publishing Company, Boston, London, Auckland, Johannesbourg,
Melbourne, New Delhi, 2001.
6. Paper, dan Journal.
7. Dll.
PENILAIAN
1 Kehadiran dan keaktifan di kelas 10 %
2 Kuis 10 %
3 Tugas 10 %
4 Ujian Tengah Semester 30 %
5 Ujian Akhir Semester 40 %
Jumlah 100 %
Dasar-Dasar Teknik Reservoir

 Review Mekanika Reservoir


 Review Kimia Fisika Hidrokarbon
 Konsep Reservoir
 Komponen Reservoir
 Kondisi Reservoir
DEFINISI RESERVOIR
Reservoir adalah
Batuan yang porous (storativity) dan
pemeable (productivity) yang menjadi
tempat terakumulasinya fluida
hidrokarbon (minyak dan/atau gas) dan
air di bawah permukaan tanah yang
memiliki satu sistem tekanan tertentu.
“A porous and permeable underground formation containing an
individual and separate natural accumulation of producible
hydrocarbons (oil and/or gas) which is confined by impermeable
rock or water barriers and is characterized by a single natural
pressure system.” (Oil Gas Glossary)
Unsur Penyusun Reservoir

Wadah : Batuan Reservoir


Lapisan tudung (cap rock)
Perangkap (trap)

KOMPONEN Isi : Fluida Reservoir


RESERVOIR (Hidrokarbon, air formasi)

Kondisi : P dan T
GENERATION, MIGRATION, AND TRAPPING OF HYDROCARBONS

Seal

Fault
Oil/water
(impermeable)
contact (OWC)

Migration route
Seal
Hydrocarbon Reservoir
accumulation rock
in the
reservoir rock
Top of maturity

Source rock
A. Wadah (Batuan Reservoir)

• Batuan Pasir
- Orthoquartzite
- Graywacke
- Arkose
(ketiga macam batupasir tersebut mempunyai komposisi
kimia yang berbeda-beda sesuai dengan sumber dan
proses sedimentasinya).
• Batuan Karbonat.
• Batuan Shale.
Sifat fisik batuan reservoir
 Porositas
 Kompresibilitas
 Permeabilitas absolut
 Saturasi fluida
 Wetabilitas
 Tekanan Kapiler
 Permeabilitas Efektif dan Relatif
 Sifat Kelistrikan
B. Isi (Minyak, Gas, dan Air Formasi)
 Sifat fisik minyak:
- Densitas minyak
- Viskositas minyak
- Kelarutas gas dalam minyak
- Faktor volume formasi minyak
- Koefisien Kompresibilitas minyak.
 Sifat fisik gas:
- Densitas gas
- Viskositas gas
- Faktor kompresibilitas gas
- Faktor volume formasi gas
- Koefisien Kompresibilitas gas.
 Sifat fisik air formasi:
- Densitas air formasi
- Viskositas air formasi
- Kelarutan gas dalam air formasi
- Faktor volume formasi air
- Koefisien Kompresibilitas air formasi.
C. Kondisi Reservoir

• Kondisi reservoir meliputi tekanan reservoir


dan temperatur reservoir yang sangat
berpengaruh terhadap sifat fisik batuan
maupun fluida reservoir (minyak, gas dan air
formasi.
• Kondisi reservoir berhubungan dengan
kedalamaan reservoir. Sehingga untuk
reservoir yang berbeda, tekanannya juga akan
berbeda .
C.1. Tekanan Reservoir

• Adanya tekanan reservoir menyebabkan


terjadinya aliran fluida di dalam reservoir ke
dalam lubang sumur yang mempunyai
tekanan relatif lebih rendah.
• Tekanan reservoir akan berkurang (turun)
sejalan dengan lama waktu kegiatan produksi
(banyaknya fluida reservoir yang terproduksi).
Tekanan yang bekerja di dalam reservoir pada dasarnya
disebabkan oleh :
1. Ekspansi gas (tudung gas) pada gas cap drive reservoir, tenaga ini disebut
dengan body force. Adanya pengaruh gravitasi karena adanya perbedaan
densitas antara minyak dan gas, maka gas dapat terpisah dengan minyak
sedangkan gas yang terpisah dengan minyak ini akan berakumulasi pada
tudung reservoir dan karena pengembangan ini maka gas akan
mendorong minyak kedalam sumur produksi
2. Pendesakan oleh air formasi yang diakibatkan adanya tekanan hidrostatik
dan/atau beban formasi di atasnya (overburden).
3. Pengembangan gas yang berupa gas bebas pada reservoir solution gas
drive. Perbedaannya dengan reservoir gas cap drive adalah bahwa gas
yang terjadi (terbebaskan dari minyak) tidak terperangkap di dalam pori-
pori batuan tetapi mengalir bersama minyak ke dalam sumur produksi.
4. Tekanan akibat adanya gaya kapiler yang besarnya dipengaruhi oleh
tegangan permukaan dan sifat kebasahan batuan.
C.2. Temperatur Reservoir
• Sebagaimana diketahui bahwa keadaan batuan kulit bumi
makin kedalam temperaturnya makin tinggi, dengan
anggapan ini, maka temperatur batuan formasi atau
reservoir akan bertambah dengan bertambahnya
kedalaman.

• Td = Ta + Gt D
dimana :
Td : Temperatur reservoir pada kedalaman D ft, ºF
Ta : Temperatur permukaan rata-rata, ºF
Gt : Gradien temperatur, ºF/100 ft
D : Kedalaman, ratusan ft.
Basis for
Reservoir Classification

Basis Reservoir types


Rock composition Sand, sandstone, carbonate, shaly
sand, fractured shale

Grain cementation Consolidated, friable,


unconsolidated
Porosity system Single porosity, dual porosity

Hydrocarbon system Heavy oil, light oil, condensate,


wet gas, dry gas
Natural drive Solution gas, gas cap, water
mechanism aquifer, gravity drainage

Saturation conditions Saturated, undersaturated


JENIS-JENIS RESERVOIR
• Berdasarkan Perangkap
• Berdasarkan Fasa Fluida Reservoir
• Berdasarkan Mekanisme Pendorong

20
1. Berdasarkan Perangkap
Reservoir
1. Perangkap Struktur
Perangkap yang terbentuk akibat adanya gejala-gejala tektonik
atau struktur, seperti perlipatan dan patahan.

2. Perangkap Stratigrafi
Perangkap yang terbentuk karena perubahan lithologi batuan,
seperti batuan reservoir menghilang atau berubah fasies menjadi
batuan lain atau batuan yang karakteristik reservoir menghilang
sehingga merupakan penghalang permeabilitas.

3. Perangkap Kombinasi
Perangkap yang terbentuk karena kombinasi antara perangkap
struktur dan perangkap stratigrafi.

21
2. Berdasarkan Fasa Fluida
Reservoir
• Reservoir Minyak
• Reservoir Gas Kondensat
• Reservoir Gas

22
A. Reservoir Minyak
• Reservoir minyak tak-jenuh (under -
saturated)

Tekanan reservoir > tekanan gelembung.


Reservoir ini hanya terdiri dari fluida satu fasa
yaitu fasa cair, karena semua fasa yang ada
telah terlarut dalam fasa minyak.

23
 Reservoir Minyak Jenuh (saturated)

 Terdapat dalam daerah dua fasa.


 Tekanan reservoir < tekanan jenuh (Pb).
 Kondisi fasa dari reservoir terdiri dari zona cair
(minyak) yang berada dibawah zona gas yang
umumnya disebut tudung gas atau gas cap.

24
B. Reservoir Gas Kondensat

Temperatur reservoir terletak antara


temperatur kritis dan krikondenterm.
Tekanan reservoir terletak di atas tekanan dew
Tekanan
point (titik embun).
Penurunan tekanan tidak akan menambah
cairan tetapi sebaliknya justru menyebabkan
penguapan kembali dari cairan yang ada
(peristiwa retrograde).

25
C. Reservoir Gas
• Reservoir Gas Basah
Mengandung fraksi berat yang lebih banyak
daripada gas kering.
Kondisi fluida dalam reservoir berupa gas
secara keseluruhan, akan tetapi dalam proses
produksinya sebagian gas berubah menjadi
cairan (kondensat) pada kondisi permukaan.

26
 Reservoir Gas Kering
 Kandungan utamanya adalah fraksi ringan seperti
methana dan ethana.
 Kondisi reservoir maupun separator untuk reservoir
ini terletak pada daerah satu fasa (gas), sehingga di
permukaan tidak dijumpai HK cair akibat proses
kondensasi.

27
3. Berdasarkan Tenaga
Pendorong Reservoir
• Tenaga pendorong reservoir adalah tenaga alamiah
yang dapat menggerakkan minyak di dalam reservoir
menuju ke dalam sumur.
• Dapat berupa:
1. Rock and Liquid Expansion
2. Depletion (Solution Gas) Drive
3. Gas Cap Drive
4. Water Drive
5. Segregation (Gravity Dainage) Drive
6. Combination Drive
1. Rock and Liquid Expansion
Drive Reservoir
• Pada tekanan di atas bubble-point, hanya ada minyak, air-
konat (interstitial), dan batuan reservoir di dalam reservoir.
Sejalan dengan penurunan tek. reservoir akibat produksi
minyak maka batuan, air konat, dan minyak memuai sesuai
dengan kompresibilitas masing-masing. Akibatnya, volume
pori batuan reservoir mengecil dan volume fluida bertambah
sehingga air dan minyak terdorong keluar dari pori-pori
batuan menuju ke lubang sumur.
• Karena kompresibilitas batuan, air konat, dan minyak relatif
kecil maka mekanisme dorong ini termasuk mekanisme
pendorong yang paling tidak efisien dan hanya menghasilkan
produksi minyak yang relatif sedikit.
• Tenaga dorong ini dicirikan oleh tekanan reservoir yang cepat
turun dan GOR yang konstan.
2. Depletion Drive Reservoir

30
3. Gas Cap Drive Reservoir
4. Water Drive Reservoir
5. Segregation (Gravity) Drive
Reservoir
6. Combination Drive Reservoir
37
REVIEW
SIFAT FISIK BATUAN
RESERVOIR

38
Sifat-Sifat Fisik
Batuan Reservoir:
1. Porositas
2. Kompresibilitas
3. Saturasi Fluida
4. Wetabilitas
5. Tekanan Kapiler
6. Permeabilitas
7. Sifat Kelistrikan
1. Porositas Batuan
 Adalah perbandingan antara
volume ruang pori terhadap
volume bulk batuan.
Quartz Grain

Vb  Vs Vp
 
Vb Vb
Vb : volume bulk batuan.
Vs : volume padatan (grain).
Vp : volume ruang pori.
Oil

 Porositas menentukan
volume fluida yang bisa
Porosity

terkandung di dalam
batuan (storage capacity).
40
Klasifikasi Porositas Batuan
A. Berdasarkan hubungan antar porinya
porinya::
• Porositas Absolut:
Perbandingan antara volume pori total terhadap volume
bulk batuan.
• Porositas Efektif:
Perbandingan antara volume pori yang saling berhubungan
terhadap volume bulk batuan.
B. Berdasarkan waktu terjadinya
terjadinya::
 Porositas Primer:
Terbentuk bersamaan proses pengendapan.
 Porositas Sekunder:
Terbentuk setelah proses pengendapan sebagai hasil dari
proses pelarutan, kekar, dolomitisasi, dsb.
41
Faktor yang mempengaruhi harga porositas

1. Tipe kemasan (packing).


2. Bentuk butiran (roundness atau angularity).
3. Pemilahan butir (sorting).
4. Kompaksi.
5. Faktor sementasi.
6. Kontribusi porositas sekunder.

42
Pengaruh Susunan Butir (kemasan
kemasan))

Cubic
Vb = (2r)3 = 8r3
Vs = (4/3)pr3
Porosity = 47,6%

Rhombohedral
Porosity = 25,96%

43
• Tipikal porositas beberapa batuan sedimen:

- Soil: 55%
- Gravel & pasir: 20-50%
- Lempung (clay): 50-70%
- Batupasir: 5-30%
- Batu gamping (limestone): 10-30%
- Batuan beku yang rekah-rekah: 10-40%

44
2. KOMPRESIBILITAS BATUAN
1. Pada keadaan statis, gaya (beban)
overburden harus diimbangi oleh
Fo gaya ke atas dari matriks batuan dan
fluida di dalam pori-pori.

2. Jadi: Fo = Fr + Ff
dan
Fr Ff Po = Pr + P

3. Gradien tekanan normal:


dpo/dZ = 1.0 psia/ft dan dp/dZ = 0.465 psia/ft

4. Ketika fluida diproduksikan dari reservoir, maka tekanan fluida (P) turun sementara
tekanan overburden konstan, dan:
(a) gaya terhadap matriks naik ( “net compaction pressure”, Pr=Po-P)
(b) bulk volume mengecil (turun), dan
(c) volume pori mengecil (turun).
45
Persamaan Kompressibilitas

Cr : kompressibilitas matriks batuan, tekanan-1


1  dVr  (biasanya Cr  0)
Cr   
Vr  dP  Cp: kompressibilitas pori, tekanan-1
1  dV p  Cb: kompressibilitas bulk, tekanan-1
Cp   * 
V p  dP  Vr : volume padatan (matriks)

1  dVb  Vp: volume pori


Cb   *  Vb: volume bulk batuan
Vb  dP 
Cb  C r Cb P : tekanan hidrostatik fluida (pori)
Cp  
  P* : tekanan luar (overburden)
f : porositas, fraksi.

 46
Kurva Kompressibilitas Efektif Batuan

Porosity, %
 47
Kompresibilitas Batuan (lanjutan)
• Kompresibilitas pori (Cp) sering disebut juga sebagai
kompresibilitas formasi (Cf) (Tiab, 2004).
• Hall (1953) meneliti hubungan kompresibilitas formasi
dengan porositas dan mendapatkan:

1.87
C f  6 x   0.415
10
Cf : kompresibilitas formasi (pori), psi-1
f : porositas, fraksi.

 48
Kompresibilitas Batuan (lanjutan)
 Kompresibilitas total formasi dan fluida didefinisikan
sebagai:
Ct  C o S o  C g S g  C w S w  C f
Ct : Kompressibilitas total formasi, tekanan-1
Co: Kompressibilitas minyak, tekanan-1
Cg: Kompressibilitas gas, tekanan-1
Cw: Kompresibilitas air, tekanan-1
Cf : Kompresibilitas formasi, tekanan-1
So : Saturasi minyak, fraksi
Sg : Saturasi gas, fraksi
Sw : Saturasi air, fraksi.
 Bila kompresibilitas total formasi diabaikan, maka OOIP
(metoda Material Balance) bisa 30% sd. 100% lebih besar
dari harga sebenarnya (Hall, 1953).


49
3. Saturasi Fluida
• Perbandingan antara volume pori batuan yang
ditempati oleh fluida dengan volume pori efektif
(saling berhubungan) batuan.

volume pori yang diisi oleh minyak


So =
volume pori yang saling berhubungan

volume pori yang diisi oleh air


Sw =
volume pori yang saling berhubungan

volume pori yang diisi oleh gas


Sg =
volume pori yang saling berhubungan

50
Hal--Hal Penting Mengenai Saturasi
Hal Saturasi::

• Sg + So + Sw = 1
• So  Vb + Sg  Vb = (1 – Sw)  Vb
• Saturasi fluida bervariasi terhadap
posisi di dalam reservoir.

51
4. Wetabilitas (Wettability
Wettability))
• Bila gaya kohesi antar molekul-molekul suatu fluida lebih
kecil daripada gaya adhesi antara molekul fluida dengan
permukaan padatan, maka dikatakan fluida tersebut
bersifat membasahi padatan.
• Air membasahi permukaan kaca. Air raksa tidak
membasahi permukaan kaca.
• Wetabilitas atau tingkat kebasahan adalah kemampuan
fluida untuk membasahi padatan.
• Wetabilitas suatu fluida dinyatakan dengan sudut kontak
(contact-angle = q ).
•  < 90o berarti fluida membasahi padatan (batuan),  > 90o
berarti fluida tidak membasahi padatan.
• Faktor yang mempengaruhi: komposisi kimia fluida,
komposisi kimia (mineral) padatan, dan temperatur.

52
Sudut kontak untuk beberapa sistem
yang berbeda
5. Tekanan Kapiler
• Tekanan kapiler didefinisikan sebagai perbedaan
tekanan antara permukaan dua fluida yang tidak
saling-campur (immiscible) sebagai akibat terjadinya
pertemuan permukaan yang memisahkan mereka.
• Perbedaan tekanan dua fluida ini adalah perbedaan
tekanan antara fluida “non-wetting phase” dengan
fluida “wetting phase”, atau :
Pc = Pnw - Pw

54
Tekanan kapiler pada pipa kapiler
• Tekanan kapiler dalam pipa kapiler tergantung
pada jari-jari pipa dan jenis fluida yang ada.
• Secara kuantitatif dapat dinyatakan dalam
hubungan sebagai berikut:
2. .cos 
Pc    . g. h
r
dimana :
Pc = tekanan kapiler
 = tegangan antar-muka antara dua fluida
 = sudut kontak fluida pembasah
r = jari-jari pipa kapiler
 = perbedaan densitas dua fluida
g = percepatan gravitasi
h = tinggi kenaikan fluida pembasah dalam pipa kapiler. 55
 Untuk sistem butiran yang teratur dan
seragam, Plateau mengemukakan pers.
tekanan kapiler sbb.:

R1 dan R2 = jari-jari prinsipal lengkungan


bidang antar-muka dari sistem
fluida dalam pori-pori batuan.
Rm = jari-jari rata-rata (mean)
swnw = tegangan antar-muka fluida
pembasah dan bukan-pembasah.
Pc height

Zona
Non-Wetting

P90

h = Pc / ∆f .g

Zona Transisi
P50

P10
Free Water Level

0,20 Sw 1,00
Kurva Tekanan Kapiler dan Ketinggian vs Sw
(Wright dan Woddy, 1955)
6. Permeabilitas
• Kemampuan suatu batuan (media berpori) untuk
mengalirkan fluida yang ada di dalam pori-porinya.
• Permeabilitas absolut;
bila fluida yang mengisi ruang pori dan mengalir di dalam
media berpori hanya satu fasa.
• Permeabilitas efektif;
bila fluida yang mengisi ruang pori lebih dari satu fasa.
• Permeabilitas relatif;
perbandingan antara permeabilitas efektif dengan
permeabilitas dasar (base permeability). Base
permeability bisa berupa k absolut atau knw @ Sw=Swirr.
A

Percobaan Darcy
untuk Penentuan q
h1-h2

Permeabilitas
A
h1

h2
(Panjang kolom pasir) L

•Aliran Laminer Steady State


q
•Q = KA (h1-h2)/L
•K = konstanta proporsionalitas
•h1>h2 untuk aliran downward
• Konstanta Darcy “K” kemudian diketahui merupakan
k (permeabilitas media pori), dan
kombinasi dari:
 (viscositas cairan).
K = (k/m)
• Untuk aliran linier horizontal, pers. Darcy menjadi:
kA P1  P2 
Q
L
kA ΔP
Q
L
P = tekanan (atm),
A = luas penampang media pori (cm2),
L = panjang media pori (cm)
m = viskositas fluida (centipoise),
k = permeabilitas (darcy = 0,987 mm2).
 Permeabilitas absolut dipengaruhi oleh:

Porositas
Bentuk dan ukuran pori-pori
Hubungan antar pori-pori.
Contoh, Tipikal Hubungan
Permeabilitas dan Porositas

Sumber: Tiab and Donaldson, 1996


Permeabilitas - porositas dan arah aliran
Permeabilitas – Bentuk dan Ukuran Butir
Homogen, heterogen, isotropik,
anisotropik

• Batuan reservoir disebut isotropik bila:

kx = ky = kz.
• Bila permeabilitas tergantung pada arah, batuan
disebut anisotropic.
• Areally isotropic bila kx = ky, tetapi kz harganya
berbeda.
Permeabilitas efektif dan relatif
• Bila di dalam media berpori terdapat lebih dari satu fluida
(misal: minyak dan air, atau gas dan air, atau minyak, gas, dan
air) maka pers. Darcy perlu di-generalisir dengan
memasukkan konsep permeabilitas efektif.
• Permeabilitas efektif adalah tingkat kemampuan media
berpori untuk mengalirkan suatu fasa fluida bila di dalam
media berpori terdapat lebih dari satu fluida.
• Anggapan dalam konsep permeabilitas efektif adalah masing-
masing fluida tidak saling-campur (immiscible), sehingga pers.
Darcy dapat diberlakukan kepada masing-masing fluida.
Permeabilitas efektif minyak, gas, dan air adalah: ko, kg, dan kw

k o A Po Pers. Aliran steady state, 1-D, linier


• Oil: qo  horizontal (satuan Darcy):
o L
qn = laju alir volumetrik untuk fasa, n

k w A Pw
• Water: qw  A = luas penampang aliran

w L Pn = penurunan tekanan alir untuk


fasa-n

n = viscositas fluida untuk fasa-n


k g A Pg
qg  L = panjang aliran.
• Gas: g L
• Berdasarkan percobaan-percobaan, faktor yang menentukan
harga permeabilitas efektif suatu batuan terhadap suatu fluida
adalah itu harga saturasi fluida yang bersangkutan.
• Oleh sebab itu harga permeabilitas efektif dinyatakan untuk suatu
harga saturasi fluidanya, misal: ko(50,30) adalah permeabilitas efektif
minyak pada Sw = 50%, So = 30%, dan Sg = 20%.
• Permeabilitas relatif adalah perbandingan antara harga
permeabilitas efektif pada suatu harga saturasi fluida dengan
harga permeabilitas dasar (base permeability)
• Base permeability bisa berupa k absolut atau knw @ Sw=Swirr.

Amyx, Bass, and Whiting, 1960


Penulisan Permeabilitas Relatif
ko ( 0.5, 0.3)
• Oil k ro ( 0.5, 0.3) 
k Sw =0.5
So =0.3
k w ( 0. 5 , 0. 3 ) Sg = 0.2
• Water k rw ( 0.5, 0.3) 
k

k g ( 0.5,0.3)
• Gas k rg ( 0.5, 0.3) 
k
Modified from Amyx, Bass, and Whiting, 1960
Kurva Permeabilitas Relatif
Imbibition Relative Permeability
1.00 • Sifat kebasahan batuan dan
kro @ Swirr
Relative Permeability (fraction)

arah perubahan saturasi perlu


dipertimbangkan
0.80 • Drainage (pengurangan
Two-Phase Flow saturasi fluida pembasah)
Region • Imbibition (penambahan
0.60
saturasi fluida pembasah).
Oil • Harga permeabilitas dasar
0.40 (base) yang digunakan untuk
menormalisasi kurva
permeabilitas relatif ini adalah
0.20 kro @ Swirr
krw @ Sor
Water • Bila Sw naik, kro turun dan krw
0 naik sampai mencapai saturasi
0 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 minyak residual
Water Saturation (fraction)
Modified from NExT, 1999
Faktor yang mempengaruhi harga
permeabilitas relatif

• Saturasi fluida
• Geometri pori-pori dan distribusi ukuran pori-
pori
• Sifat kebasahan (wettability)
• Sejarah saturasi fluida (imbibition atau
drainage).

After Standing, 1975


Pengaruh Sifat Kebasahan
1.0 1.0
Relative Permeability, Fraction

Relative Permeability, Fraction


0.8 0.8

0.6 0.6

Oil
0.4 0.4 Water
Oil

0.2 0.2
Water
0 0
0 20 40 60 80 100 0 20 40 60 80 100
Water Saturation (% PV) Water Saturation (% PV)
Strongly Water-Wet Rock Strongly Oil-Wet Rock
• Air mengalir secara lebih bebas
• Saturasi minyak residual tinggi

Modified from NExT, 1999


Rules of Thumb
• Untuk sistem 2-fasa minyak-air
– Bila batuan basah-air (water wet):
• Saturasi air irreducible, 0  Swirr  0.25
• Perpotongan kurva pada Sw > 0.5
• Harga krw pada Sor biasanya  0.3
– Bila batuan basah-minyak (oil wet):
• Saturasi air irreducible, 0.1  Swirr  0.15
• Perpotongan kurva pada Sw < 0.5
• Harga krw pada Sor biasanya  0.5
Pengaruh Sejarah Saturasi Fluida
Permeabilitas relatif 3-fasa
• Karena So+Sw+Sg=1, maka bisa digunakan diagram terner
(ternary diagram) untuk menggambarkan saturasi ketiga
fasa fluida dan memplot harga-harga permeabilitas relatif
sebagai variabel independen.

Sw=0.30
So=0.25
Sg=0.45

0.00 So 1.00
Permeabilitas Relatif Air Sebagai Fungsi Saturasi
Fluida Tiga Fasa

• Saturasi fluida diplot pada


diagram terner
• Garis-garis tebal
menunjukkan krw konstan
– sejajar garis saturasi air
• krw hanya dipengaruhi oleh
saturasi air saja
– Untuk water-wet, air mengisi
ruang pori-pori terkecil.
Permeabilitas Relatif Gas Sebagai Fungsi Saturasi
Fluida Tiga Fasa

• Gasir-garis tebal
memperlihatkan harga krg
konstan.
– hampir paralel terhadap
garis saturasi gas
• krg terutama dipengaruhi oleh
saturasi gas
– gas mengisi pori-pori
terbesar
Permeabilitas Relatif Minyak Sebagai Fungsi Saturasi
Fluida Tiga Fasa

• Garis-garis tebal
menunjukkan harga kro
konstan
– tidak sejajar terhadap salah
satu garis saturasi
• kro merupakan fungsi saturasi air
dan gas
– air: pori terkecil
– gas: pori terbesar
– minyak: pori medium
• Aliran tiga fasa hanya terjadi dalam rentang harga saturasi tiga
fasa yang sempit (daerah sekitar Sw=50%, So=30%, Sg=20%) .
– di luar rentang harga tersebut, aliran dua fasa atau satu fasa yang
terjadi.
7. Sifat Kelistrikan Batuan
• Konduktivitas listrik adalah kemampuan untuk
menghantarkan arus listrik.
• Resistivitas listrik adalah tingkat hambatan terhadap
arus listrik (merupakan sifat intensif batuan/fluida).
• Tahanan (resistance) merupakan sifat ekstensif.
Untuk aliran listrik linier (1-D), tahanan listrik adalah:
r =(R L)/A
• r = tahanan listrik, 
• R = resistivitas listrik, m
• L = panjang jalur aliran listrik, m
• A = luas penampang aliran (tegak lurus terhadap
jalur aliran), m2.
Resistivitas bahan-bahan alam

(1) Batuan

Conductivitas
Resistivitas

(2) Gas
(3) Minyak
(4) Air Tawar
(5) Air Asin

Notasi-Notasi:
Ro = Resistivitas batuan bersih (non-shaly) yang disaturasi 100%
(Sw=1) dengan air formasi (ohm-m)
Rt = Resistivitas formasi sebenarnya (true) (ohm-m)
Rw = Resistivitas air formasi (ohm-m).

From J. Jensen, PETE 321 Lecture Notes


Batuan berpori disaturasi
Persamaan
Dengan air dan hidrokarbon Saturasi Persamaan
Faktor
Batuan non-shaly, 100% tersaturasi
dengan air yang memiliki resistivitas, Formasi
Rw

Rt Kubus air yang


= 20% Memiliki resistivitas,
Sw = 20% Rw
Ro
= 20%
Sw = 100%

Rw
= 100%
Sw = 100%
Faktor Formasi (F= Ro/Rw)

• Faktor formasi batuan dipengaruhi oleh:


– Porositas (f ≈ Ap/A),
– Hubungan antar pori → tortuositas (Lp/L),
– Tingkat sementasi (m),
– Kandungan mineral-mineral clay dan besi,
– Jenis batuan (lithologi).

From J. Jensen, PETE 321 Lecture Notes


• F = a f-m
a = konstanta  1.0 (for most formations).
m = faktor sementasi  2 (for most formations).

• Harga-harga lain yang umum digunakan:


– Sandstones:
• F = 0.8/f2 (Tixier)
• F = 0.62/f2.15 (Humble)

– Carbonates:
• F = 0.8/f2
Persamaan Saturasi
• Power Law 1000
Model:

IR = Rt/R0 = Sw-n 100


Rock type 1

– Setiap sampel

R0
Rt
memiliki kurva
IR =
sendiri. Rock type 2
10
– Mengabaikan
pengaruh bahan-
bahan konduktif
(clay). 1
.01 .1 1.0
Sw
Persamaan Archie (Kombinasi Pers. Faktor
Formasi dan Pers. Saturasi)

Konstanta empiris
(biasanya ≈ 1) Resistivitas air
a Rw formasi, -m

Sw
Saturasi n m Eksponen
sementasi
air, fraksi
Eksponen
Saturasi
Rt (biasanya ≈ 2)

(biasanya True formation


Porositas,
juga ≈ 2) resistivity, -m
fraksi
Faktor Sementasi (m) dan Lithologi
Rock Description m

Uncosolidated rocks (loose sand, oolitic 1.3


limestone)
Very slightly cemented (Gulf Coast type of 1.4 – 1.5
sand, expert Wilcox)
Slightly cemented (most sand with 20% 1.6 – 1.7
porosity or more)
Moderately cemented (highly consolidated 1.8 – 1.9
sands of 15% porosity or less)
Highly cemented (low-porosity sands,
quartzite, limestone, dolomite of 2.0 – 2.2
intergranular porosity, chalk)
• Fluida reservoir yang dimaksud adalah air formasi, minyak dan gas.
• Gas dan minyak bumi tersusun dari senyawa hidrokarbon yang memiliki
struktur dan berat molekul yang bervariasi.
• Apabila campuran tersebut terdiri dari molekul-molekul ringan,
maka akan berbentuk gas pada temperatur dan tekanan normal
(permukaan), dan dikenal sebagai “gas alam” (natural gas).
• Apabila campuran tersebut terdiri dari molekul-molekul berat,
maka akan berbentuk cairan pada temperatur dan tekanan
normal, dan dikenal sebagai ”minyak mentah” (crude oil).
• Sifat-sifat fisik fluida reservoir yg diperlukan dalam pemecahan masalah
reservoir antara lain: kompresibilitas (C), faktor volume formasi (FVF),
kelarutan gas dalam cairan (Rs), dan viskositas (m).

YS 15/9/08
Komponen Penyususun Gas dari Sumur Komponen Penyusun Gas dari
Gas Sumur Minyak
(Non-asociated Gas) (Asociated Gas)

Komponen % mol Komponen % mol

Hidrokarbon: Hidrokarbon:
Methane 70 – 98 % Methane 50 – 92 %
Ethane 1 – 10 % Ethane 5 – 15 %
Prophane trace – 5 % Prophane 2 – 14 %
Butane trace – 2 % Butane 1 – 10 %
Pentane trace – 1 % Pentane trace – 5 %
Hexane trace – 0.5 % Hexane trace – 2 %
Heptane kecil (biasanya Heptane s/d – 1.5%
tidak ada) Non Hidrokarbon:
Non Hidrokarbon:
Nitrogen Trace – 15 % Nitrogen trace – 10 %
Carbon dioxide Trace – 1 % Carbon dioxide trace – 4 %
Hidrogen sulfide Kadang-kadang Hidrogen Sulfide trace – 6 %
Helium s/d 5 % Helium tidak ada

YS 15/9/08
Komponen Pembentuk Crude Oil

Elemen (Unsur) % Berat


Carbon 84 – 87
Hidrogen 11 – 14
Sulfur 0.06 – 2.0
Nitrogen 0.1 – 2.0
Oksigen 0.1 – 2.0

YS 15/9/08
Sifat-Fisik Gas Hidrokarbon

YS 15/9/08
1. Faktor Kompresibilitas Gas (Z)

Persamaan gas nyata:


PV = Z m RT/M atau PV = Z n RT
Harga faktor Z dapat ditentukan dengan:
• korelasi Standing dan Katz,
• persamaan keadaan (equation of state, EOS).
Penentuan harga Z gas alam dengan korelasi Standing dan Katz dan
persamaan keadaan (EOS) memerlukan harga tekanan tereduksi
semu (Ppr) dan temperatur tereduksi semu (Tpr).
Tekanan tereduksi: Ppr=P/Ppc
Temperatur tereduksi: Tpr=T/Tpc
dimana: Ppc =  yi Pci
Tpc =  yi Tci
yi = fraksi mol komponen (gas murni) ke-i didalam sistem,
Pci= tekanan kritis komponen ke-i (dari tabel),
Tc = temperatur kritis komponen ke-i.(dari tabel).
i
YS 15/9/08
Ppc dan Tpc campuran gas hidrokarbon (di permukaan) dapat juga
ditentukan dengan grafik (Gambar 4.1) atau persamaan
Standing:
Tc = 168 + 325 (gg) - 12,5 (gg)2
Pc = 677 + 15 (gg) - 37,5 (gg)2
dimana: gg adalah specific gravity gas atau campuran gas.

Gb. 4.1
Pseudo-critical
properties of
natural gases.

YS 15/9/08
Faktor Z dengan metoda Standing dan Katz

Harga Ppr dan Tpr ditentukan, kemudian harga faktor Z


campuran gas ditentukan dengan menggunakan grafik Gambar
4.2, Gambar 4.3, atau Gambar 4.4 (sesuai dengan tinggi
rendahnya harga Ppr).

Bila gas alam mengandung impurities, seperti CO2, H2S, N2, maka
penentuan faktor Z perlu dikoreksi dengan berbagai cara, al:
a. Cara Eilerts, Sage, dan Lacey,
b. Koreksi Cara Wichert dan Aziz,
c. Cara Carr, Kobayashi dan Burrows,
Faktor Koreksi Terhadap Pc dan Tc Untuk Setiap 1 % mol Impuritis
(Carr, Kobayashi dan Burrows)

Impurities Koreksi Tc, oR Koreksi Pc, psia


CO2 - 0,8 + 4,4
H2S + 1,3 + 6,0
N2 - 2,5 - 1,7
YS 15/9/08
Gb. 4.2 Grafik faktor Z untuk Gb. 4.3 Grafik faktor Z untuk
harga Ppr ≤ 0,07 harga Ppr ≤ 1,5
Gb. 4.4 Grafik faktor
Z untuk harga Ppr > 1,5
2. Koefisien Kompresibilitas Gas (Cg)
• Koefisien kompresibilitas gas didefinisikan sebagai fraksi perubahan
volume gas terhadap perubahan tekanan pada temperatur konstan.

1  V  1  VM 
Cg     atau Cg    
V  P T VM  P T

Gb. 4.5
Grafik Cg vs P
Cg = Cpr/Ppc
3. Viskositas Gas (mg)
• Viskositas merupakan suatu ukuran tahanan fluida terhadap aliran.
• Viskositas gas dipengaruhi oleh tekanan (P), temperatur (T), dan komposisi
gas.

Gb. 4.7
Grafik mg vs P
• Untuk gas alam pada tekanan atmosfer, bila hanya diketahui SG-
nya, maka viskositasnya dapat ditentukan dengan Gb. 4.8.
• Bila mengandung gas impuritis, maka koreksi terhadap viskositas
gas perlu dilakukan dengan grafik-grafik koreksi (inside), atau
dengan persamaan koreksi Standing.

Gb. 4.8
Grafik mg
pada tek. atm.
vs BMgas
Standing (1977) membuat persamaan koreksi terhadap mi yang
diperoleh dari Gambar 4.8 dengan persamaan sbb:

………… (5-22a)

………… (5-22b)

………… (5-22c)
Viskositas Gas Alam pada P dan T tinggi
Untuk gas alam pada tekanan dan temperatur sembarang, cara-
cara penentuan viskositas berikut ini dapat digunakan :
1. Cara Korelasi Carr – Kobayashi – Burrows
2. Cara Hollo–Holmes–Pais.
 
 g1  1,709x10 5  2,062x10 6 ( g ) T  8,188x10 3  6,15x10 3 log  g

ln
 g

  g1 
 2 3

Tr   a o  a1 Pr  a 2 Pr  a3 Pr  Tr a 4  a5 Pr  a 6 Pr  a 7 Pr
2 3

 
2
 2 3
 3

 Tr a8  a9 Pr  a10 Pr  a11 Pr  Tr a12  a13 Pr  a14 Pr  a15 Pr
2 3

dimana : gg = specific gravity gas
mg1 = viskositas gas pada tekanan atmosfer temp. res.
mg = viskositas gas pada tekanan > tek. Atmosfer
T = temperatur gas, oF
Tr = temperatur tereduksi (semu) gas.
Pr = tekanan tereduksi (semu) gas.
ao = -2,4621182 a1 = 2,97054714
a2 = -2,86264054 x 10-1 a3 = 8,05420522 x 10-3
a4 = 2,80860949 a5 = -3,49803305
a6 = 3, 60373020 x 10-1 a7 = -1,04432413 x 10-2
a8 = -7,93385684 x 10-1 a9 = 1,39643306
a10 = -1,49144925 x 10-1 a11 = 4,41015512 x 10-3
a12 = 8,39387178 x 10-2 a13 = -1,86408848 x 10-1
a14 = 2,03367881 x 10-2 a15 = -6,09579263 x 10-4.

• Bila harga mg1 dan mg/mg1 telah diperoleh, maka harga viskositas
gas dapat dihitung.
• Perlu diingat, untuk menghitung ln((mg/mg1)Tr) dengan Pers.
Hollo-Holmes-Pais harga Pr, dan Tr harus sudah dikoreksi
tehadap gas impuritis.
4. Faktor Volume Formasi Gas (Bg)
• Satu cuft gas didalam reservoir, bila dibawa ke permukaan
volumenya tidak akan tetap 1 cuft, melainkan bertambah
besar karena pemuaian.
• Perbandingan volume gas pada kondisi reservoir dengan
kondisi standar disebut “Faktor Volume Formasi Gas”:
Vres
Bg 
Vsc
Bila standard condition (sc) adalah
P = 14,7 psia dan T = 520 oR, sehingga Zsc = 1,00; maka:

Z res nRTres (14,7)


Bg  cuft/scf
(1,00)nR(520) Pres
0,0282Z res Tres
Bg  cuft/scf
Pres
Gb. 4.9 Hubungan Bg vs P
5. Kelarutan Gas di dalam cairan (Rs)
• Kelarutan (solubility) gas adalah volume gas yang
terbebaskan dari cairan sewaktu cairan (minyak bumi)
berubah dari kondisi reservoir menjadi kondisi permukaan.
• Faktor yang mempengaruhi:
• Tekanan,
• Temperatur,
• Komposisi total fluida,
• Proses pembebasan gas (flash atau differential
liberation).
Gambar 4.10 Gambar. 4.11
Hubungan Rs dan P pada T konstan. Pengaruh proses pembebasan gas
terhadap harga kelarutan gas.
Gambar. 4.12. Hubungan Rs, Oil API Gravity, Temperatur, Gas Gravity
dan Tekanan Saturasi (Lasater).
Sifat-Fisik Cairan Hidrokarbon
1. Koefisien Kompresibilitas Minyak (Co)
• Pada tekanan di atas tekanan gelembung (bubble point
pressure) koefisien kompresibilitas minyak didefinisikan
seperti untuk gas.
1  V  1  VM 
Co     atau Co    
V  P T VM  P T
1  Bo 
Co    
Bo  P T

• Pada tekanan di bawah tekanan gelembung, koefisien


kompresibilitas minyak dipengaruhi oleh perubahan
volume cairan dan perubahan jumlah gas yang terlarut.
1  Bo   Rs  
Co      Bg   
Bo  P T  P T 
Gambar. 4.13. Tipikal Hubungan
Co dan Tekanan pada P > Pb

Gambar. 4.14. Tipikal Hubungan


Co dan Tekanan pada temperatur
konstan
YS 15/9/08
2. Faktor Volume Formasi Minyak (Bo)
Gambar 4.15
Hubungan Tekanan
Reservoir dengan Bo.

Gambar 4.16
Pengaruh Proses
Pembebasan Gas
Terhadap Bo.
Penentuan Bo dengan Metode Standing
Standing juga membuat grafik hubungan Bo sbb.

Gambar 4.17. Faktor Volume Formasi Cairan Hidrokarbon Jenuh.


3. Faktor Volume Formasi Total (Bt)
Gambar. 4.18. Hubungan Tekanan Reservoir dengan Bt dan Bo.
4. Viskositas Cairan Hidrokarbon

Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas cairan hidrokarbon


adalah :
 Temperatur → viskositas turun dengan naiknya temperatur.
 Tekanan → pada P < Pb, viskositas naik dengan turunnya tekanan;
pada P > Pb, viskositas turun dengan turunnya
tekanan.
 Jumlah gas terlarut → viskositas naik dengan semakin sedikitnya
gas terlarut di dalam cairan.
Gambar 4.20 memperlihatkan hubungan tekanan reservoir pada
temperatur tetap terhadap viskositas minyak bumi.
Gambar 4.20. Hubungan Tekanan Reservoir dengan Viskositas
Minyak pada Temperatur Tetap.
Perkiraan Viskositas minyak pada tekanan  Pb
Gambar 4.21 ( Korelasi Beal) dapat dipergunakan untuk
memperkirakan viskositas minyak pada tekanan atmosfir dan
temperatur reservoir.

Data yang diperlukan:


- API gravity minyak,
- Temperatur reservoir.

Gambar 4.21. Viskositas minyak


pada tekanan atmosfer dan
temperatur reservoir (Beal).
Sedangkan grafik Gambar 4.22 (Korelasi Chew
dan Conally) dapat dipergunakan untuk
memperkirakan viskositas minyak pada tekanan 
tekanan gelembung (Pb).
Data yang diperlukan:
• Viskositas minyak pada tekanan atmosfir dan
temperatur reservoir.
• Kelarutan gas pada kondisi reservoir.
Jadi Gambar 4.21 dan 4.22 dapat digunakan untuk
memperkirakan viskositas minyak pada kondisi
reservoir di bawah Pb berdasarkan data:
• API gravity minyak di stock–tank,
• Temperatur dan tekanan reservoir, dan
• Harga solution gas–oil ratio (kelarutan gas).
Gambar 4.22. Viskositas minyak pada tekanan saturasi ( Pb) dan temperatur reservoir
(Chew dan Conally).
Gambar 4.23 Viskositas Minyak pada P > Pb (Beal).
KLASIFIKASI CADANGAN RESERVOIR

Definisi:
Cadangan (reserves) adalah jumlah hidrokarbon (crude
oil dan natural gas) yang diperkirakan dapat
diproduksikan ke permukaan secara komersial pada
waktu mendatang dari akumulasi hidrokarbon yang
telah diketahui.
• Cadangan merupakan bagian dari sumberdaya
(recources) yang telah ditemukan, yang memiliki
kelayakan tinggi untuk diproduksikan secara ekonomis.

130
Project Status vs. Recources Class
(After Ross SPE Paper 68573)

PRODUCTION PROJECT STATUS


-Place (Recources)
Discovered (Identified)

Commercial Commercial
In-Place On Production
RESERVES Proved
Proved Proved Probable
Under Development

Project Maturity
(P1) Probable Possible
Hydrocarbon In

(P2) (P3) Planned for Development


CONTINGENT
Sub-Commercial

Development Pending
RESOURCES
Low Best High Development on Hold
Total Hydrocarbon In-

Estimate Estimate Estimate


(P4) (P5) (P6) Development not Viable
UNRECOVERABLE
PROSPECTIVE
Undiscovered
Hydrocarbon

RESOURCES
In-Place

Low Best High


Estimate Estimate Estimate

UNRECOVERABLE
• Cadangan diklasifikasikan berdasarkan derajat
kepastiannya untuk bisa diperoleh di
permukaan secara komersial yang bertitik tolak
pada hasil evaluasi data geologi dan geofisik,
keteknikan (engineering), keekonomian, serta
ditunjang data sumuran yang meliputi data
produksi, tekanan, sifat fisik batuan, logging,
dsb.
• Klasifikasi cadangan:
A. Cadangan Terbukti (Proved Reserves).
B. Cadangan Potensial (Unproved Reserves):

 Cadangan Mungkin (Probable).


 Cadangan Harapan (Possible).
132
A. Cadangan Terbukti (Proved Reserves)

• Definisi: Adalah jumlah hidrokarbon, yang berdasarkan analisis data geologi


dan/atau keteknikan, dapat diperkirakan dengan tingkat kepastian tinggi,
akan dapat diperoleh secara ekonomis pada saat mendatang dengan kondisi
ekonomi, metode operasi, maupun peraturan pemerintah yang ada.
• Tingkat kepastian: minimal 90 % dari jumlah cadangan terbukti bisa
diperoleh di permukaan (bisa diproduksikan).
 Kriteria: Telah memiliki data test sumur (DST) dan/atau data performance
hasil produksi yang telah dikorelasi dengan log data.
• Daerah reservoir yang dikategorikan sbg terbukti (proved) meliputi:
1) Daerah yang telah di-deliniasi dan telah didefinisikan dengan kontak
fluida hidrokarbon dengan air.
2) Daerah-daerah reservoir yang belum dibor tetapi dapat ditentukan
sebagai daerah komersial untuk diproduksikan, berdasarkan data
geologi dan keteknikan.

133
Besar cadangan dapat mengalami perubahan dgn
pertambahan waktu, al. disebabkan oleh :

• Perubahan status suatu lapangan, dengan telah


dimulainya produksi pada lapangan tersebut.
• Adanya perhitungan ulang dengan adanya pengeboran-
pengeboran baru, ataupun oleh adanya data penunjang
baru yang lain.
• Diketemukannya lapangan-lapangan baru/lapangan-
lapangan yang baru dilaporkan.
• Adanya studi-studi atau analisa-analisa baru yang
dilakukan.

134
B. Cadangan Potensial
(Unproved Reserves)
Adalah jumlah hidrokarbon (minyak
dan/atau gas) yang berdasarkan pada
data geologi dan keteknikan, jumlahnya
masih harus dibuktikan dengan
pemboran dan pengujian lebih lanjut.
Dengan dmk Cadangan Potensial ini
mempunyai derajat kepastian yg relatif
rendah.

135
Cadangan Mungkin (”Probable Reserves”)
 Definisi : Jumlah hidrokarbon (minyak dan atau gas) yang terdapat
didalam reservoir yang mungkin dapat diproduksikan.
 Tingkat kepastian: minimal 50 % dari jumlah cadangan terbukti
+cadangan mungkin bisa diperoleh di permukaan (bisa
diproduksikan).
 Kriteria: Hanya memiliki data sumur dan log tetapi belum pernah ada
test sumur (DST) dan/atau data perfomance hasil produksi.
 Cadangan mungkin bisa berupa:
• Cadangan mungkin bisa menjadi terbukti (proved) melalui ”step-out
drilling” normal dimana sub-surface tidak mencukupi untuk
mengklasifikasikan cadangan ini sebagai cadangan terbukti.
• Cadangan yang terdapat pada formasi yang mungkin produktif berdasrkan
data log tetapi belum ada data core atau test sumur.
• Tambahan cadangan yang mungkin bisa diperoleh dari infill-drilling
( mestinya bisa menjadi cadangan terbukti bila spasi sumur dibuat lebih
rapat).
136
Cadangan Harapan (”Possible Reserves”)
 Definisi : Jumlah hidrokarbon (minyak dan atau gas) yang terdapat
didalam reservoir yang diharapkan dapat diproduksikan.
 Tingkat kepastian: minimal 10 % dari jumlah cadangan terbukti +
cadangan mungkin + cadangan harapan bisa diperoleh di
permukaan (bisa diproduksikan).
 Kriteria: : Zona reservoir penghasil hidrokarbon yang diperoleh
dari korelasi geologi dan geofisika dan atau diluar daerah
investigasi test sumur (DST).
 Cadangan mungkin bisa berupa:
• Cadangan yang berdasarkan interpretasi geologi bisa jadi terdapat di luar
daerah yang dikilasifikasikan sebagai daerah mungkin.
• Cadangan yang terdapat pada formasi yang memperlihatkan tanda
sebagai ”petroleum bearing” berdasarkan analisis core dan log tetapi tidak
bisa diproduksikan pada laju produksi komersial.
• Tambahan cadangan yang mungkin bisa diperoleh dari infill-drilling tetapi
masih mengandung ketidak-pastian.
137
 Kandungan Awal Minyak (Original Oil in Place,
OOIP)

• Definisi:
Jumlah hidrokarbon (minyak dan atau gas) mula–mula
yang terkandung di dalam suatu reservoir.
• OOIP tidak ada kaitannnya dengan/tidak dipengaruhi
oleh kelakuan reservoir.

138
• Ultimate Recovery (UR):
Adalah maksimum Cadangan Hidrokarbon (minyak dan atau
gas)yang dapat diambil secara komersial pada tahap produksi
primer (primary recovery), yi. tahap produksi dengan
menggunakan tenaga alamiah reservoir.
• Recovery Factor (RF):
Perbandingan antara Ultimate Recovery dengan Original
Oil In Place atau Initial Gas In Place.
• Produksi Kumulatif:
Jumlah hidrokarbon yang telah diperoleh di permukaan
sampai dengan saat ini.
• Cadangan Sisa (Remaining Reserves):
Selisih antara Ultimate Recovery dengan Produksi
Kumulatif (Cumulative Production) sampai dengan saat ini.
• Current Recovery Factor (CRF):
Perbandingan antara Produksi Kumulatif sampai saat ini
dengan Original Oil In Place atau Initial Gas In Place.
139
HUBUNGAN OOIP/IGIP, CADANGAN, PRODUKSI
KUMULATIF, DAN CADANGAN SISA

Produksi Kumulatif Cadangan minyak


Cadangan Sisa tahap primer Original OIL
In Place
Potensi minyak tahap IOR/EOR (OOIP)

Produksi Kumulatif Cadangan gas Initial GAS


Cadangan Sisa mula-mula In Place
(IGIP)
Residual Gas
Metode Perkiraan Cadangan
 Perkiraan cadangan (proved reserves) dapat dilakukan
dengan beberapa metode:
1. Metode Volumetrik; dapat digunakan sebelum maupun
sesudah reservoir diproduksikan.
2. Metode Material Balance (Kesetimbangan Materi);
digunakan setelah resevoir diproduksikan dan sudah ada
penurunan tekanan reservoir.
3. Metode Decline Curve (Kurva Penurunan Produksi);
digunakan setelah resevoir diproduksikan dan sudah ada
penurunan laju produksi maupun tekanan reservoir.

141
Perkiraan Cadangan
Metode Volumetris
• Metode Volumetris digunakan untuk memperkirakan
besarnya cadangan reservoir pada suatu lapangan minyak
atau gas baru, dimana data-data yang tersedia belum
lengkap.

• Data-data yang diperlukan untuk perhitungan cadangan


dengan metode volumetrik adalah:
• porositas rata-rata,
• saturasi fluida rata-rata,
• faktor volume formasi minyak dan gas,
• volume bulk batuan.

142
Perkiraan Original Oil In Place ( OOIP )
• Untuk setiap batuan reservoir yang memiliki volume satu
acre–feet pada kondisi awal, maka volume minyak dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Ni  7758  Vb  
1  Swi 
Boi
dimana :
Ni = original oil in place, STB
Vb = volume bulk batuan reservoir, acre–feet
 = porositas batuan, fraksi
Swi = saturasi air formasi mula–mula, fraksi
Boi = FVF minyak mula–mula, bbl/STB
7758 = faktor konversi, bbl/acre–feet .

143
Perkiraan Initial Gas In Place (IGIP)
o Untuk setiap batuan reservoir yang memiliki volume
satu acre–feet pada kondisi awal, maka volume gas
dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Gi  43560  Vb  
1  Swi 
Bgi
dimana :
Gi = initial gas in place, SCF.
Bgi = FVF gas mula–mula, bbl/SCF
43560 = Faktor konversi, cuft/acre–feet.

144
Ultimate Recovery (UR)
UR = Ni x RF
Secara volumetris, ultimate recovery minyak dapat
ditentukan dengan persamaan sbb.:

 1  Swi Sor 
UR  7758  Vb     STB.

 Boi Boa 
Untuk reservoir gas dengan mekanisme pendorong air, RF
dapat ditentukan dengan persamaan:

 1  Swi Sgr 
SCF.
UR  43560  Vb     
 Bgi Bga 

145
Recovery Factor
reserves
RF 
initial oil in place
volume minyak awal  volume sisa

volume minyak awal

Atau

RF 

Vb    Soi
Boi
 Vb    Soa
Boa

Vb    Soi
Boi


Soi
Boi
  Soa
Boa
  1
Soa Boi

Soi Boa Soi
Boi

146
Perhitungan Volume Batuan Reservoir
• Langkah pertama adalah membuat peta kontur bawah
permukaan pada peta isopach.
• Peta kontur bawah permukaan merupakan peta yang
menggambarkan garis yang menghubungkan titik-titik dengan
kedalaman yang sama pada batas atas (top) lapisan produktif.
• Peta isopach merupakan peta yang menggambarkan garis-
garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan yang
sama dari lapisan produktif.
• Setelah peta isopach dibuat, maka luas daerah setiap garis
isopach dapat dihitung dengan menggunakan planimeter dan
diplot pada kertas, yaitu luas lapisan produktif versus
kedalaman.
a. Peta gas isopach dan b. Oil sand isopach
Jika peta isopach telah dibuat, maka perhitungan volume
bulk batuan dapat dilakukan dengan metode :

A. Persamaan Trapezoidal

 Vb 
h
A n  A n 1 
2
Digunakan apabila : (An+1)/An  0,5
dimana :
DVb : volume batuan, acre-ft.
An : luas yang dibatasi garis kontur isopach terendah, acre.
An+1: luas yang dibatasi garis kontur isopach di atasnya, acre.
h : interval garis kontur isopach,ft.


B. Metode Pyramidal
h

Vb  An  An 1  An  An 1
3

Digunakan apabila : (An+1)/An  0,5

dimana :
DVb : volume batuan, acre-ft.
An : luas yang dibatasi garis kontur isopach terendah, acre.
An+1: luas yang dibatasi garis kontur isopach di atasnya, acre.
h : interval garis kontur isopach, ft.
Perhitungan OOIP

7758 Vb  (1  Swi)


N
Boi
dimana :
N : original oil in place, STB.
Vb : jumlah volume batuan mengandung minyak, cuft.
 : porositas batuan, fraksi.
Swi : saturasi air mula-mula, fraksi.
Boi : faktor volume formasi minyak mula-mula, bbl/STB.
7758 : Konstanta faktor konversi, bbl/acre-ft.


Perhitungan OGIP

43560  Vb  (1  Swi )
G
Bgi
dimana :
G : original gas in place, SCF
Vb : volume batuan mengandung gas, cuft.
 : porositas batuan, fraksi.
Swi : saturasi air mula-mula, fraksi.
Bgi : faktor volume formasi gas mula-mula, cuft/SCF.
43560 : Konstanta faktor
konvers, cuft/acre-ft

Contoh Soal Volumetrik-1
Diketahui luas planimeter area garis isopach A0,
A1, A2, dan seterusnya, sebagai berikut :

Area Produktif Luas Area acre


A0 450
Pertanyaan :
Hitung total volume
A1 375
reservoir dari peta
A2 303
isopach tersebut dan
A3 231
berapa cadangan minyak
A4 154 awal (N) bila diketahui 
A5 74 = 0,19, Swi = 0,30 dan Boi
A6 0 = 1,27.


Peta Isopach Reservoir


Jawaban Volumetrik-1
Untuk skala peta 1 inc = 1000 ft ; 1 inc2 = 22.96
acre
Area A4 :
Vb  231  154   963
5
2
Area A5 :
5
 
Vb  154  74  154  74  558
3

Area A6 :

Vb  74   99
4
3

Jawaban (lanjutan)

Area Luas Area Perbandingan Interval Pers. DVb


Produktif acre Luas Area ft acre-ft
A0 450
A1 375 0,83 5 Trap. 2063
A2 303 0,81 5 Trap. 1695
A3 231 0,76 5 Trap. 1335
A4 154 0,67 5 Trap. 963
A5 74 0,48 5 Pyr. 558
A6 0 0 4 Pyr. 99
Total Volume 6712


Jawaban (lanjutan)

Cadangan minyak awal (IOIP) :

7758  Vb  (1  Swi )
N
Boi

7758  6712  0,191  0,30


N
1,27

= 5.452.842 STB


Contoh Soal Volumetrik-2
Diketahui peta isopach, sebagai berikut :
1 acre = 43.560 ft2
1 kotak = 1.000.000
ft2

Pertanyaan :
Hitung total volume
reservoir dari peta isopach
tersebut dan berapa
cadangan minyak awal (N)
bila diketahui  = 0,21,
Swi = 0,29 dan Boi =
1,06.


Jawaban Soal Volumetris-2

kontur kotak feet2 acre


A0 112 112.000.000 2571,17
A1 86,5 86.500.000 1985,77
A2 53 53.000.000 1216,71
A3 24,5 24.500.000 562,44
A4 7,5 7.500.000 172,18
A5 1 1.000.000 22,96


Jawaban Soal Volumetris-2

Area A1 :

Vb  2571,17  1985,77   22784,66


10
2
Area A4 :

Vb 
10
3
 
562,44  172,18  562,44  172,18  3486,03


Jawaban Soal Volumetris-2
kontur Luas perbandingan Pers. interfal DVb
acre ft acre-ft
A0 2.571,17
A1 1.985,77 0,71 Trap. 10 22.784,66
A2 1.216,71 0,61 Trap. 10 16.012,40
A3 562,44 0,46 Pyr. 10 8.687,99
A4 172,18 0,31 Pyr. 10 3.486,03
A5 22,96 0,13 Pyr. 10 860,01
jumlah 51.831,10


Jawaban Soal Volumetris-2
Cadangan minyak awal (IOIP) :

7758  Vb  ( 1  Sw )
N 
Boi
7758  51831 ,1  0 ,211  0 ,29 
N 
1,06

N = 53.866.986,49 STB


Contoh Soal-3
Suatu reservoir gas volumetrik memiliki karakteristik sbb.:
A = 3.000 acres, h = 30 ft, f = 0,15, Swi = 20%,
T = 150°F, Pi = 2.600 psia.

P, psia Z
2600 0.82
1000 0.88
400 0.92

Hitung produksi gas kumulatif dan recovery factor


setelah tekanan reservoir turun menjadi 1000 dan 400
psia.
Jawaban Contoh Soal-3
• Langkah 1. Hitung volume pori reservoir (PV)
PV = 43.560 Ahf
PV = 43.560 (3000) (30) (0,15) = 588,06 MMcuft
• Langkah 2. Hitung Bg pada beberapa tekanan
reservoir dengan persamaan: 0,0282Z res Tres
Bg 
Pres

P, Z Bg,
psia cuft/scf
2600 0,82 0,0054
1000 0,88 0,0152
400 0,92 0,0397
• Langkah 3. Hitung initial gas in place pada tekanan reservoir =
2600 psia.
G = 588,06 (106) (1 – 0,2)/0,0054 = 87,12 MMMscf.

• langkah 4. Karena reservoir dianggap volumetrik, maka sisa


gas (remaining gas) pada tek. 1000 dan 400 psia:
- Remaining gas pada 1000 psia
G1000 psi = 588,06(106) (1 – 0,2)/0,0152 = 30,95 MMMscf.
- Remaining gas pada 400 psia
G400 psi = 588,06(106) (1 – 0,2)/0,0397 = 11,95 MMMscf.
• Langkah 5. Hitung cumulative gas production, Gp, dan
recovery factor (RF) pada 1000 dan 400 psia.

- Pada 1000 psia:


Gp = (87,12 – 30,95) x109 = 56,17 MMM scf

56,17 x109
RF  9
 64,5%
87,12 x10
- Pada 400 psia:
Gp = (87,12 – 11,95) x109 = 75,17 MMM scf
9
75,17 x10
RF  9
 86,3%
87,12 x10
TUGAS TEKRES
1. Perangkap reservoir minyak TM 2010 mempunyai keliling garis kontur
ketebalan sebagaimana ada dalam kolom A dan B. Interval ketebalan
kontur atas dan bawahnya ada pada kolom E. Hitung C,D dan F, serta
tentukan rumus untuk menghitung DVb pada kolom G (Trapezoidal atau
Pyramidal). Terakhir hitung pula Vb sebagai jumlah dari masing-masing
DVb yang dibatasi 2 kontur pada kolom H.

2. Jika diketahui bahwa porositas batuan reservoir TM 2010 adalah 23%


dan saturasi air saat ditemukan sebesar 30%, serta FVF minyaknya 1,15
rbbl/STB, hitung harga Original Oil Inplace dalam STB.
A B C D E F G H
Prod. Keliling Luas Luas area Interval Rasio Persa- DVb
area Kontur area prod. riil kontur area maan (acre
(in) prod. di lapangan h (ft) – ft)
peta A (acres )
L (in2)
A0 96 -

A1 80 5

A2 60 5

A3 48 5

A4 36 5

A5 20 5

A6 0 4
a. Keliling , sesuai teorema transformasi bentuk .
Lmap  r ;r 
2

2
b. Ariil  Lmap  10,00 acre 2
, sesuai skala peta .
in
An 1
c. Rasio Area 
An

 An  An 1 
h
Vtrap
2

V pyr 
h
3
An  An 1  An xAn 1 
Selamat Belajar
Sampai Jumpa
Setelah UTS

Anda mungkin juga menyukai