Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di masyarakat khususnya di daerah Parongpong

dengan responden yang digunakan yaitu dua pasien dengan penderita

Bronchitis. Penelitian ini dilakukan dengan cara menguraikan paparan data

yang diperoleh sesuai dengan fokus studi, dengan merujuk pada rumusan

masalah, atau tujuan dilaksanakannya studi kasus. Penelitian ini dilakukan

mulai tanggal 02 Agustus 2018 sampai 04 Agustus 2018. Hasil penelitian

ini menggambarkan kesesuaian antara teori dengan kenyataan dilapangan.

Peneliti menyajikan hasil penelitian ini dengan pembahasan, dimana hasil

penelitian ini berupa deskripsi.

A. Hasil Studi Kasus

1. Asuhan Keperawatan Pada Tn.Y penderita Bronchitis

a. Pengkajian

Dari hasil penelitian studi kasus ini di dapatkan data pengkajian

yaitu klien dengan nama Tn.Y berusia 28 tahun dengan jenis

kelamin laki-laki. Klien beralamat di Parongpong, Kp. Cipeusing RT

02 RW 08 Kab. Bandung Barat. saat ini klien adalah seorang pekerja

buruh pabrik. Klien berasal dari Suku Sunda Indonesia, agama klien

islam. Klien dibawa kerumah sakit pada hari Selasa 10 Juli dengan

diagnosa Bronchitis.

36
37

Keluhan utama yang dirasakan klien adalah batuk,susah tidur, sesak

napas, mual muntah, nyeri dada dan demam. Klien mengatakan batuk,

sesak napas, nyeri dada saat memperbaiki halaman rumah karena pasien

sesak napas,batuk dan nyeri dada istrinya pun membawa pasien ke

rumah sakit dan pihak rumah sakit memberitahukan istri pasien bahwa

pasien menderita penyakit bronchitis.

Saat dilakukan wawancara Tn. Y mengatakan tidak pernah

masuk rumah sakit, klien tidak pernah menderita penyakit seperti DM,

Hepatitis, TBC dan penyakit keturunan lainnya. Klien hanya menderita

penyakit seperti pilek, demam, dan setelah minum obat biasanya

langsung sembuh.

Selain itu dilihat dari riwayat kesehatan keluargannya Tn. Y

menjawab tidak ada yang mengalami penyakit turunan seperti Diabetes,

penyakit menular, kanker dan sebagainnya..

b. Pemeriksaan Fisik

Saat dilakukan pengakajian keadaan umum klien terlihat bersih ,

batuk, susah tidur, sesak napas, mual muntah, nyeri dada dan demam.

Kesadaran klien dibuktikan dengan GCS E:4, M:5, V:4 = 15, pada

pemeriksaan tanda – tanda vital klien tekanan darah 120/80 mmHg,

Nadi klien 92x/menit, respirasi rate 28x/menit, suhu 38oc. Berat badan

klien 60 kg dengan tinggi badan 160 cm sehingga didaptkan IMT 22,

65.
38

1). Sistem pernafasan

Hidung klien simetris, terdapat sekret, tidak ada pernafasan

cuping hidung. Tidak terdapat pengeluaran cairan ataupun darah dari

hidung. Tidak ada luka di leher, tidak ada pembengkakan, tidak ada

pembesaran kelenjar limfe. Thorak simetris, terlihat tidak ada retraksi

dada, pergerakan dinding dada simetris, pernafasan 28 x/menit bunyi

pernafasan ronchi.

2). Sistem kardiovaskuler

Saat dilakukan pengkajian terihat dada simetris, CRT < 2 detik,

tidak teraba ictus kordis, heart rate 92x/mnt, saat dilakukan auskultasi

bunyi jantung 1 dan 2 lup dup, tidak terdengar bunyi jantung tambahan.

3). Sistem perncernaan

Bentuk mulut klien simetris terlihat mulut klien kering, mokusa

lembab, tidak ada syanosis pada bibir, tidak ada lesi dan dan jejas,

kebersihan gigi bersih, fungsi pengecapan klien masih bisa merasakan

rasa manis, asam,pahit, dan tidak gangguan menelan. Saat dilakukan

pemerikasaan pada perut, perut klien datar, tidak ada distensi abdomen,

tidak teraba massa di dalam abdomen, bising usus 10x/mnt. Menurut

klien tidak ada hemoroid, tidak abses pada rectum, ataupun lesi, tidak

ada nyeri pada rectum, dan tidak ada gatal.

4). Sistem pengindraan

Mata klien simetris, sklera anikterik, konjungtiva anemis, reflek

cahaya pupil myosis, gerakan bola mata mengikuti pemeriksa. Fungsi


39

penglihatan normal dapat membaca, Sistem penciuman klien dapat

menghirup wangi kayu putih, tidak ada serumen di telinga kanan kiri

pasien, keadaan daun telinga bersih, fungsi pendengaran klien mampu

mendengar dengan baik.

5). Sistem saraf

Rangsang Meningeal, Kaku Kuduk (-), Brudzinsky I dan II : (-),

Reflek Babinski (+ / +), Reflek Patela (+ / +), Reflek Trisep ( + / +),

Reflek Bisep ( + / +), Pada pemeriksaan Nervus Kranial didapatkan

hasil yaitu : Nervus I Olfaktorius: Klien dapat membedakan bau, Nervus

II Optikus: Reflek pupil terhadap cahaya miosis, klien masih bisa

membaca papan nama pemeriksa, Nervus III Okulomotoris: Kelopak

mata terlihat tidak ada ptosis, Reflek pupil terhadap cahaya miosis,

Nervus IV Trochlearis: Klien dapat mengikuti telunjuk pemeriksa,

Nervus V Trigeminus: Reflek mengedip tidak ada gangguan, Nervus VI

Abdusen: Klien mampu menggerakan bola mata mengikuti pemeriksa,

Nervus VII Fasialis: Klien dapat mengikuti mimik wajah pemeriksa ,

Nervus VIII Vestibulokoklear: Klien dapat membedakan suara dari

telinga kanan dan kiri, Nervus IX Glosofaringeus: Klien mampu

menelan dengan baik, Nervus X Vagus: Klien mampu menelan dan

fungsi pengecapan baik, Nervus XI Asesoris: bicara baik, Nervus XII

Hipoglosus: Klien dapat menjulurkan lidahnya.


40

6). Sistem muskuloskeletal

Aktivitas klien terbatas karena klien masih lemas, rentang gerak

rom aktiv bisa dilakukan, bentuk kedua ektremitas atas dan bawah

simetris, tidak ada edema pada kedua tangan dan kedua kaki.

7). Sistem endokrin

Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak adanya

pembesaran kelenjar getah bening.

8). Sistem perkemihan

Klien BAK normal, tidak ada nyeri saat BAK.

c. Pola aktivitas

Saat diwawancarai kepada keluarga klien tentang pola aktivitas

sehari-hari klien, keluarga sangat terbuka sekali saat diwawancara. Saat

perawat bertanya tentang pola nutrisi makan sehari-hari keluarga

menceritakan bahwa jika dirumah biasanya klien makan nasi dengan

lauk pauk dalam sehari klien selalu makan 3 kali jenisnya berbeda-beda

tergantung istri klien jika memasak.

Jika minum dalam sehari kira-kira klien minum sehari 8 gelas

dengan meminum air mineral, tapi kadang-kadang klien menimun air

teh dan susu. Tidak ada makanan, minuman pantangan untuk klien dan

tidak ada keluhan.Pola eliminasi klien saat dirumah kadang klien buang

air besar 1x/sehari , dan buang air kecil kurang lebih sehari 4 sampai 5
41

kali. Tidak ada keluhan saat berkemih ataupun buang air besar.Pola

istirahat dan tidur keluarga mengatakan jika klien tidak pernah tidur

siang, jika tidur malampun klien tidur mulai pukul 21.00 kebiasaan

sebelum tidur klien adalah klien suka menonton televisi.

Pola aktivitas saat dirumah keluarga mengatakan jika aktivitas

sehari-hari klien adalah membersihkan halaman rumah, setelah itu

biasanya klien bekerja, saat di rumah sakit pola aktivitas klien hanya

beristirahat dan tertidur di tempat tidur. Dan yang selanjutnya adalah

tentang pola kebersihan diri klien, klien mengatakan jika dirumah klien

mandi sehari 2 kali, pagi dan sore. klien mengatakan klien menggosok

giginya sehari 2 kali saat mandi saja klien mengatakan jika kuku klien

sudah panjang klien selalu mandiri mengguntingnya.

d. Data Psikologi

Data psikologi ini yang berisikan gambaran diri klien tampak

lelah, identitas diri klien adalah seorang laki - laki, peran sebagai kepala

keluarga, aspek sosial tidak ada hambatan komunikasi pada saat klien

dirumah dengan keluarga ataupun dengan masyarakat, dan data spiritual

ibadah, klien beragama islam dan melaksanakan sholat.

Selesainya pengkajian sesuai dengan kondisi klien saat ini yaitu

klien masih mengalami batuk, sesak, nyeri dada, waktunya hilang

timbul, dapat dikurangi dengan beristirahat atau dengan relaksasi nafas

dalam. sesuai dengan fokus penelitian studi kasus ini, maka penulis

mengambil diagnosa keperawatan yang utama yaitu Ketidaefektifan


42

Bersihan jalan nafas b.d peningkatan produksi secret ditandai dengan

dipsnea dan Nyeri berhubungan dengan patologis penyakit atau iritasi

yang ditandai dengan nyeri dada. Setelah itu penulis menyusun rencana

yang akan dilakukan kepada Tn. Y untuk mengatasi atau meminimalisir

komplikasi masalah tersebut.

Tujuan dari perencanaan ini yaitu setelah dilakukan tindakan 2x24

jam untuk mencapai hasil yang ditentukan, yaitu mulai dari klien

mampu mengeluarkan sekret dengan mengunakan teknik non

farmakologi (batuk efektif), dapat mengontrol status pernafasan dengan

kriteria hasil: Frekuensi pernafasan dari skala 3 (deviasisedang)

ditingkatkan ke skala 4 (devisiasi ringan), Suara auskultasi nafas dari

skala 3 (deviasisedang) ditingkatkan ke skala 4 (devisiasi ringan), selain

itu klien dapat mengontrol nyeri dengan managemen nyeri. Peran

perawat disini mengajarkan kepada keluarga dan klien bagaimana cara

membantu klien batuk efektif dengan manajemen bersihan jalan nafas

non farmakologi, dan teknik nafas dalam untuk management nyeri,

implementasi yang dilakukan perawat adalah mulai tanggal 2 Agustus

2018 sampai 3 Agustus 2018 mengajarkan Tn. Y untuk mengeluarkan

sekret dengan mengunakan teknik non farmakologi (batuk efektif),

dapat mengontrol status pernafasan, frekuensi pernafasan, dan dapat

mengontrol nyeri dari mengkaji secara komperhensif termasuk lokasi,

krakteristik, durasi, dan factor pencetus penumpukan sekret, mengkaji


43

tanda-tanda vital,serta berkolaborasi dengan dokter yang telah

memberikan analgetik.

Evaluasi dari hasil implementasi tindakan pada Tn. Y

diantaranya klien mengeluh sesak nafas berkurang, frekuensi nafas

normal. Data objektif yang di peroleh klien tampak lebih tenang. Dari

data tersebut masalah belum teratasi intervensi dilanjutkan,

implementasi yang di lanjutkan mengajarkan Tn. Y untuk mengeluarkan

sekret dengan menggunakan teknik non farmakologi (batuk efektif), dan

memberikan obat yang di rekomendasikan oleh dokter, klien masih

tampak sedikit sesak, tujuan belum tercapai sepenuhnya.

Evaluasi dari hasil implementasi tindakan kedua pada Tn. Y,

klien mengatakan nyeri berkurang, dan klien terlihat sedikit meringis,

masalah belum teratasi, intervensi di lanjutkan, impelementasi yang di

lanjutkan teknik nafas dalam untuk mangurangi nyeri, dan memberikan

obat yang di rekomendasikan oleh dokter, klien tampak sedikit

meringis, tujuan belum tercapai.

2. Asuhan Keperawatan Pada Tn.B penderita Bronchitis

a. Pengkajian

Dari hasil penelitian studi kasus ini di dapatkan data pengkajian

yaitu klien dengan nama Tn. B klien lahir pada tanggal 22 September

1994 dengan jenis kelamin laki-laki, dan tahun ini klien berumur 24

tahun. Klien beralamat di Parompong, Kp. Babakan Wangi RT 08 RW

14. saat ini klien adalah seorang kepala keluarga. Klien berasal dari
44

Suku Sunda Indonesia, agama klien islam. Klien dibawa kerumah sakit

pada tanggal 05 Juli 2018 dengan diagnosa Bronkhitis.

Keluhan utama yang dirasakan klien adalah batuk dan sesak

napas. Saat diwawancarai mengatakan batuk berdahak dan belum

pernah diperiksakan hanya meminum obat batuk dari warung. Pasien

juga mengatakan beberapa hari merasakan panas dingin sering

berkeringat dan sering merasakan mudah lemas dan cape di tambah

dengan batuk padahal obat secara rutin diminum.

Saat diwawancarai tentang riwayat kesehatan dahulu, Tn. B

mengatakan klien pernah dirawat di suatu rumah sakit tetapi bukan

karena penyakit yang sama seperti sekarang dan saat di kaji tidak

ditemukan cacat bawaan maupun cacat yang disebabkan penyakit klien.

Saat ditanya riwayat kesehatan keluargannya Tn. B menjawab tidak ada

yang memiliki penyakit yang sama seperti klien saat ini. Serta tidak

memiliki penyakit turunan seperti DM, penyakit menular, kanker dan

sebagainnya. Saat bertanya ke keluarga bagaimana kebiasaan sosial

klien jika dirumah, dan keluarga klien menjawab jika klien adalah

seorang kepala rumah tangga yang sopan dan santun, klien senang

sekali berinteraksi dengan tetangganya. Saat dikaji riwayat spiritual

klien, klien mengatakan bahwa selama klien di rawat pola ibadah klien

menjadi sedikit terganggu karena batuk yang dialami. Klien terlihat

sedikit cemas dengan batuk yang di derita nya saat ini.

b. Pemeriksaan Fisik
45

Pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh tekanan darah 120/80

mmHg, Nadi klien 60x/menit, respirasi rate 26x/menit, suhu 37oc. Berat

badan klien 58 kg dengan tinggi badan 155 cm.

1) Sistem pernafasan

Hidung klien simetris, tidak ada kotoran ataupun sekret, tidak

ada pernafasan cuping hidung. Tidak terdapat pengeluaran cairan

ataupun darah dari hidung. Tidak ada luka di leher, Thorak simetris,

terlihat tidak ada retraksi dada, pergerakan dinding dada simetris,

pernafasan 20 x/menit bunyi pernafasan klien terdapat bunyi nafas

tambahan Ronchi.

2) Sistem kardiovaskuler

Saat dilakukan pengkajian terihat dada simetris, CRT < 2 detik,

tidak teraba ictus kordis, heart rate 60x/mnt, saat dilakukan auskultasi

bunyi jantung 1 dan 2 lup dup, tidak terdengar bunyi jantung tambahan

seperti mur-mur jantung, tidak ada pembesaran vena jugularis.

3) Sistem perncernaan

Bentuk mulut klien simetris terlihat mulut klien kering, mokusa

lembab, tidak ada syanosis pada bibir, tidak ada lesi dan dan jejas,

kebersihan gigi bersih, fungsi pengecapan klien masih bisa merasakan

rasa manis, asam,pahit, dan tidak gangguan menelan. Saat dilakukan

pemerikasaan pada perut, perut klien datar, tidak ada distensi abdomen,
46

umbilicus tidak menonjol, tidak teraba massa di dalam abdomen, bising

usus 10x/mnt. Menurut klien tidak ada hemoroid, tidak abses pada

rectum, ataupun lesi, tidak ada nyeri pada rectum, dan tidak ada gatal.

4) Sistem pengindraan

Mata klien simetris, sklera anikterik, konjungtiva anemis, reflek

cahaya pupil myosis, gerakan bola mata mengikuti pemeriksa. Fungsi

penglihatan dapat membaca dengan jelas tanpa penggunaan alat batu,

Sistem penciuman klien dapat menghirup wangi kayu putih, tidak ada

serumen di telinga kanan kiri pasien, keadaan daun telinga bersih,

fungsi pendengaran klien mampu mendengar dengan baik.

5) Sistem saraf

Rangsang Meningeal, Kaku Kuduk (-), Brudzinsky I dan II : (-),

Reflek Babinski (+ / +), Reflek Patela (+ / +), Reflek Trisep ( + / +),

Reflek Bisep ( + / +), Pada pemeriksaan Nervus Kranial didapatkan

hasil yaitu : Nervus I Olfaktorius: Klien dapat membedakan bau, Nervus

II Optikus: Reflek pupil terhadap cahaya miosis, klien masih bisa

membaca papan nama pemeriksa, Nervus III Okulomotoris: Kelopak

mata terlihat tidak ada ptosis, Reflek pupil terhadap cahaya miosis,

Nervus IV Trochlearis: Klien dapat mengikuti telunjuk pemeriksa,

Nervus V Trigeminus: Reflek mengedip tidak ada gangguan, Nervus VI

Abdusen: Klien mampu menggerakan bola mata mengikuti pemeriksa,

Nervus VII Fasialis: Klien mampu mengikuti mimic wajah pemeriksa,

Nervus VIII Vestibulokoklear: Klien dapat membedakan suara dari


47

telinga kanan dan kiri, Nervus IX Glosofaringeus: Klien mampu

menelan dengan baik, Nervus X Vagus: Klien mampu menelan dan

fungsi pengecapan baik, Nervus XI Asesoris: bicara baik, Nervus XII

Hipoglosus: Klien dapat menjulurkan lidahnya.

6) Sistem muskuloskeletal

Aktivitas klien terbatas karena klien masih lemas, rentang gerak

rom aktiv bisa dilakukan, bentuk kedua ektremitas atas dan bawah

simetris, tonus otot klien baik, tidak ada edema ditangan maupun kaki.

7) Sistem endokrin

Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak adanya

pembesaran kelenjar getah bening.

8) Sistem perkemihan

Klien BAK normal. Tidak ada nyeri saat BAK.

c. Pola aktivitas

Saat diwawancarai kepada keluarga klien tentang pola aktivitas

sehari-hari klien, keluarga sangat terbuka sekali saat diwawancara. Saat

perawat bertanya tentang pola nutrisi makan sehari-hari keluarga

menceritakan bahwa jika dirumah biasanya klien makan nasi dengan

lauk pauk dalam sehari klien selalu makan 3 kali jenisnya berbeda-beda

tergantung istri klien jika memasak.


48

Jika minum dalam sehari kira-kira klien minum sehari 6 gelas

dengan meminum air mineral, tapi kadang-kadang klien menimun air

the. Tidak ada makanan, minuman pantangan untuk klien dan tidak ada

keluhan.Pola eliminasi klien saat dirumah kadang klien buang air besar

1x/sehari , dan buang air kecil kurang lebih sehari 4 sampai 5 kali.

Tidak ada keluhan saat berkemih ataupun buang air besar. Pola

istirahat dan tidur keluarga mengatakan jika klien tidur siang sekitar 30

menit sampai 1 jam, jika tidur malampun klien tidur mulai pukul 21.00.

Pola aktivitas saat dirumah keluarga mengatakan jika aktivitas

sehari-hari klien adalah bekrja. Dan yang selanjutnya adalah tentang

pola kebersihan diri klien, klien mengatakan jika dirumah klien mandi

sehari 2 kali, pagi dan sore. klien mengatakan klien menggosok giginya

sehari 2 kali saat mandi saja klien mengatakan jika kuku klien sudah

panjang klien selalu mandiri mengguntingnya.

4. Data Psikologi

Data psikologi ini yang berisikan gambaran diri klien tampak

lelah, identitas diri klien adalah seorang laki - laki, peran sebagai kepala

keluarga, aspek sosial tidak ada hambatan komunikasi pada saat klien

dirumah dengan keluarga ataupun dengan masyarakat, dan data spiritual

ibadah, klien beragama islam dan melaksanakan sholat.


49

Selesainya pengkajian sesuai dengan kondisi klien saat ini yaitu

klien masih mengalami batuk , sesak. dapat dikurangi dengan

beristirahat atau dengan relaksasi nafas dalam. sesuai dengan fokus

penelitian studi kasus ini, maka penulis mengambil diagnosa

keperawatan yang utama yaitu Ketidaefektifan Bersihan jalan nafas b.d

peningkatan produksi secret ditandai dengan dipsnea. Setelah itu penulis

menyusun rencana yang akan dilakukan kepada Tn. B untuk mengatasi

atau meminimalisir komplikasi masalah tersebut.

Tujuan dari perencanaan ini yaitu setelah dilakukan tindakan

2x24jam untuk mencapai hasil yang ditentukan, yaitu mulai dari klien

mampu mengeluarkan sekret dengan mengunakan teknik non

farmakologi (batuk efektif). Peran perawat disini mengajarkan kepada

keluarga dan klien bagaimana cara membantu klien batuk efektif dengan

manajemen bersihan jalan nafas non farmakologi. Implementasi yang

dilakukan perawat adalah mulai tanggal 2 agustus 2018 sampai 3

Agustus 2018 dari mengajarkan Tn. B untuk mengeluarkan sekret

dengan mengunakan teknik non farmakologi (batuk efektif), dapat

mengontrol status pernafasan, frekuensi pernafasan, termasuk lokasi,

krakteristik, durasi, dan factor pencetus penumpukan sekret, mengkaji

tanda-tanda vital, serta berkolaborasi dengan dokter terkait pemberian

obat.

Evaluasi dari hasil implementasi tindakan pada Tn. B

diantaranya klien mengatakan sudah tau dan mampu melakukan batuk


50

efektif, klien mengatakan sesak nafas berkurang dan dapat beristirahat

dengan baik. Data objektif yang di peroleh klien tampak tenang,

frekuensi nafas normal. Dari data tersebut maslah belum teratasi

intervensi dilanjutkan, implementasi yang di lanjutkan mengajarkan Tn.

B untuk mengeluarkan sekret dengan mengunakan teknik non

farmakologi (batuk efektif), dan memberikan obat yang di

rekomendasikan oleh dokter, klien masih tampak sedikit sesak, tujuan

belum tercapai sepenuhnya.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis kepada

2 klien dengan batas usia dibawah 30 tahun dengan pertimbangan

bronchitis merupakan infeksi system pernafasan yang paling umum

terjadi dan paling sering menyerang usia anak dibawah 5 tahun. Kedua

biasanya bronchitis kronis akan sering terjadi pada orang dewasa diatas

40 tahun. Dengan pertimbangan sesuai data tersebut kami memilih

pasien yang seraharusnya memiliki factor resiko sedikit terserang

bronchitis jika dilihat dari fakor usia. Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan terdapat perbedaan diagnosa yang ditemukan antara studi

secara teori dan juga studi dilapangan. Diagnosa Bronchitis menurut

teori manifestasi yang akan muncul pada bronchitis adalah adanya

batuk, hemaptu(pendarahan), sesak nafas, demam berulang. Tetapi

dilapangan sendiri pada klien Bronchitis muncul manifestasi adanya

nyeri akut.
51

Berdasar penelitian yang telah dilaksanakan terhadap 2 pasien

diagnosa Bronchitis terdapat perbedaan antara klien Bronchitis 1 dengan

klien bronchitis 2, dari tanda dan gejala. Pada saat dilakukan pengkajian

kepada Tn. Y di dapatkan Keluhan utama yang dirasakan klien adalah

batuk,susah tidur, sesak napas, mual muntah, nyeri dada dan demam.

Pada saat dilakukan pengkajian pada klien Tn.B didapatkan data

pengkajian yaitu keluhan utama yang dirasakan klien adalah batuk dan

sesak napas.

Disini perawat akan melakukan implementasi mengajarkan

kepada klien pasien yaitu dengan cara non farmakologi dengan cara

batuk efektif. Manajemen ini berguna untuk mengurangi secret, dan

meminimalisir penumpukan secret lalu mengatur posisi pasien untuk

memaksimalkan ventilasi. Dan untuk Tn. Y diajarkan pula teknik nafas

dalam untuk melakuakan menegemen nyeri dengan cara yaitu dengan

menarik nafas lewat hidung dan menghembuskan lewat mulut.

Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa kebutuhan nyaman

nyeri dan kebutuhan oksigenasi sangatlah penting diberikan, karena

hampir semua pasien bronkhitis mengalami sesak, membutuhkan

bantuan dan bimbingan untuk mengetahui, memahami, serta

mempergunakan manajemen pengontrol sesak untuk mengontrol sesak

yang dialaminya. Tingkat keberhasilan dari implementasi manajemen

pengontrolan sesak ini yang diberikan pada pasien bronchtis sangat

bergantung pada kondisi pasien tersebut dimana pada saat di lapangan


52

terdapat perbedaan antara klien 1 dengan klien 2 dilihat dari tanda dan

gejala.

Pada penelitian studi kasus ini peneliti telah mencapai tujuan

yang direncanakan mengenai proses asuhan keperawatan mulai dari

pengajian sampai dengan evaluasi pada klien dengan diagnosa

bronchitis dalam pemenuhan kebutuhan Nyaman Nyeri dan Oksigenasi.

C. Keterbatasan

Keterbatasan yang menghambat dalam penelitian ini adalah


metode
studi kasus ini terlalu singkat untuk digunakan dalam penelitian.
Keterbatasan
bagi penulis yaitu :

1. Tidak adanya referensi yang sama dengan Karya Tulis Ilmiah ini

sehingga penulis sulit untuk memulai dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah.

2. Kesulitan untuk mencari sumber teori karena keterbatasan buku

yang ada di perpustakaan.

3. Sedikit adanya kontak dengan klien secara langsung sehingga

penulis sulit untuk merumuskan masalah apa saja yang menjadi

prioritas klien.

Anda mungkin juga menyukai