Penelaah:
1. Dr. H. Rippi Maya, M.Pd./STKIP Siliwangi
2. Dra. Hj. Betty Windarsiharly, M.Ak., 0811247580, email: bettywind@yahoo.com
3. Dr. Syahril Is, M.T., 0813222017300, email: syahrilis@ymail.com
4. Dra. Kusmarini, M.Pd., 08112290061, email: k_rien61@yahoo.com
Copyright @ 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Mesin dan Teknik Industri Bandung,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen
yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
GEOMETRI i
MATEMATIKA – MATEMATIKA
diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat besar dalam
peningkatan kualitas kompetensi guru.
Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia karena Karya.
GEOMETRI ii
MATEMATIKA – MATEMATIKA
KATA PENGANTAR
Modul ini disusun sebagai materi utama dalam program peningkatan kompetensi
guru mulai tahun 2016 yang diberi nama diklat PKB sesuai dengan mata
pelajaran/paket keahlian yang diampu oleh guru dan kelompok kompetensi yang
diindikasi perlu untuk ditingkatkan. Untuk setiap mata pelajaran/paket keahlian
telah dikembangkan sepuluh modul kelompok kompetensi yang mengacu pada
kebijakan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan tentang
pengelompokan kompetensi guru sesuai jabaran Standar Kompetensi Guru
(SKG) dan indikator pencapaian kompetensi (IPK) yang ada di dalamnya.
Sebelumnya, soal UKG juga telah dikembangkan dalam sepuluh kelompok
kompetensi. Sehingga diklat PKB yang ditujukan bagi guru berdasarkan hasil
UKG akan langsung dapat menjawab kebutuhan guru dalam peningkatan
kompetensinya.
GEOMETRI iii
MATEMATIKA – MATEMATIKA
dalam bentuk digital, sehingga guru dapat lebih mudah mengaksesnya kapan
saja dan dimana saja meskipun tidak mengikuti diklat secara tatap muka.
Kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam penyusunan modul diklat
PKB ini, kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
GEOMETRI iv
MATEMATIKA – MATEMATIKA
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ............................................................................................................. xv
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Tujuan............................................................................................................. 2
D. Ruang Lingkup................................................................................................ 4
G. Rangkuman .................................................................................................. 50
GEOMETRI v
MATEMATIKA – MATEMATIKA
B. Indikator Pencapaian Kompetensi................................................................. 54
F. Rangkuman .................................................................................................. 62
A. Tujuan........................................................................................................... 77
A. Tujuan......................................................................................................... 220
GEOMETRI vi
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI vii
MATEMATIKA – MATEMATIKA
DAFTAR GAMBAR
GEOMETRI viii
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Gambar 2.3.18 Jam Dinding .................................................................................. 95
Gambar 2.3.32 Membagi Dua Ruas Garis Sama Panjang ..................................... 106
Gambar 2.3.33 Melukis Sudut Siku-Siku melalui Titik di Luar Garis....................... 106
Gambar 2.3.34 Melukis Sudut Siku-Siku melalui Titik di Luar Garis Cara 2 ........... 107
Gambar 2.3.35 Melukis Sudut Siku-Siku melalui Titik di pada garis....................... 107
GEOMETRI ix
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Gambar 2.3.39 Gambar Macam-Macam Bangun Datar ....................................... 111
Gambar 2.3.44 Ilustrasi Luas dan Keliling Bangun Datar ..................................... 117
Gambar 2.3.45 Ilustrasi Luas dan Keliling Trapesium dan Lingkaran .................. 118
GEOMETRI x
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Gambar 2.3.60 Refleksi terhadap garis y = -x...................................................... 139
GEOMETRI xi
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Gambar 2.4.14 Sebidang Tanah.......................................................................... 222
Gambar 2.4.24 Garis yang Memotong Garis Lain (1) .......................................... 248
Gambar 2.4.25 Garis yang Memotong Garis Lain (2) .......................................... 249
Gambar 2.4.26 Garis yang Memotong Garis Tegak Lurus ................................... 250
GEOMETRI xii
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Gambar 2.4.35 Tugu Bambu Runcing ................................................................. 265
GEOMETRI xiii
MATEMATIKA – MATEMATIKA
DAFTAR TABEL
GEOMETRI xiv
MATEMATIKA – MATEMATIKA
LAMPIRAN
GEOMETRI xv
MATEMATIKA – MATEMATIKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi
pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan
tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan,
dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi
yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang
dipersyaratkan.
Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri
maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh
lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru.
Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK
atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan
modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan
bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta
diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi
yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Untuk mempersiapkan kegiatan PKB dalam bentuk diklat bagi guru-guru
matematika diperlukan adanya modul yang tepat sesuai dengan tuntutan dari
Permendinas no. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru. Dari permendiknas tersebut, standar kompetensi guru yang
dikembangkan dari kompetensi pedagogik memuat sepuluh kompetensi inti guru
yang diantaranya memuat tentang penguasaan konsep pengembangan
kurikulumdan dari kompetensi profesional memuat tentang konsep geometri.
GEOMETRI 1
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Tujuan
Tujuan penyusunan modul ini adalah agar peserta diklat PKB dapat menguasai
konsep pengembangan kurikulumdan konsep geometrimelalui kegiatan diskusi
dengan percaya diri.
Peta Kompetensi
Pada Gambar 1.1 berikut dicantumkan daftar kompetensi pedagogik sesuai
dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru yang akan ditingkatkan melalui proses belajar
dengan menggunakan modul ini.
GEOMETRI 2
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Pada Gambar 1.2berikut dicantumkan daftar kompetensi profesional sesuai
dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru yang akan ditingkatkan melalui proses belajar
dengan menggunakan modul ini.
GEOMETRI 3
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari modul ini berisikan kegiatan belajar untuk pengembangan
kompetensi pedagogik dan pengembangan kompetensi profesional. Secara rinci
ruang lingkup dari modul ini adalah sebagai berikut.
1. Baca dan pelajari semua materi yang disajikan dalam modul ini,
2. Kerjakan soal-soal tes formatif dan cocokkan jawabannya dengan Kunci
Jawaban yang ada.
3. Jika ada bagian yang belum dipahami, diskusikanlah dengan rekan belajar
Anda. Jika masih menemui kesulitan, mintalah petunjuk
instruktor/widyaiswara.
4. Untuk mengukur tingkat penguasaan materi Kerjakan soal-soal Uji
Kompetensi di akhir bab dalam modul ini
GEOMETRI 4
MATEMATIKA – MATEMATIKA
BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Peta Konsep
PENGALAMAN
BELAJAR
GEOMETRI 5
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Tujuan Pembelajaran
Melalui penggalian informasi,diskusi dan mencoba peserta diklat dapat:
1. Menilai contoh perancangan pengalaman belajar perkembangan berfikir
tingkat evaluasi sesuai prinsip-prinsip belajar konstruksivistik secara teliti dan
tanggung jawab.
2. Membuat perancangan pengalaman belajar mata pelajaran yang diampu
tingkat berfikir mencipta sesuai prinsip-prinsip belajar konstruksivistik secara
teliti dan bertanggung jawab
Uraian Materi
Belajar adalah perubahan berkaitan dengan pengaturan prilaku peserta didik
atau kemampuan dalam rentang waktu tertentu dari suatu periode. Perubahan
prilaku sebagai hasil belajar sering disebut dengan bukti belajar atau learning
exhibits yang merupakan akibat proses interaksi antara peserta didik dengan
guru, dan dengan peserta didik lainnya maupun dengan lingkungan serta objek
yang dipelajarinya.
Perubahan kemampuan atau prilaku (behavior) sebagai hasil belajar sesuai
dengan yang diharapkan, tentu tidak dapat terjadi begitu saja, tetapi diperlukan
perancangan pengalaman belajar yang disengaja dan sistematis, yang
memungkinkan perubahan prilaku dalam perkembangan berfikir peserta didik
mencapai gradasi perkembangan sesuai dengan yang ditetapkan dalam tujuan
GEOMETRI 6
MATEMATIKA – MATEMATIKA
pembelajaran. Untuk itu guru sebagai perancang pembelajaran memegang
peranan strategis dalam mengantarkan peserta didik melalui pengalaman belajar
yang dirancangnya mencapai gradasi kemampuan tertentu.
1. Pembelajaran Kostruksivisme
Untuk merancang pengalaman belajar peserta didik pada kurikulum 2013
atau juga sering diistilahkan dengan Kurnas, anda diajak terlebih dahulu
mengingat kembali salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan
yakni pembelajaran berpendekatan konstruksivisme.
GEOMETRI 7
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Pemerosesan permukaandan kognitif untuk
mendalam memfasilitasi
Menyampaikan proses kognitif
informasi (encoding)
Terjadinya secara
internal pada dirinya
Construsivisme Membuat Belajar menurut Mendukung
makna skema (returning pembelajaran
Schemata) bermakna
Mengkonstruk Membangun
kemampuan gagasan yang
pikir/intelektual menantang
(mental constructs)
Terjadinya secara
internal pada dirinya
GEOMETRI 8
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Penentuanpengalaman belajar harus berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut:
a. Sesuai dengan tujuan dari Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai.
Dalam sistem perencanaan dan desain pembelajaran tujuan merupakan
komponen utama dan pertama yang harus dipikirkan oleh seorang perancang
pembelajaran. Sehingga apa yang harus dilakukan guru dan siswa diarahkan
untuk mencapai tujuan itu. Dilihat dari domainnya tujuan itu terdiri atas tujuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Sesuai dengan jenis bahan atau materi pelajaran
Pengalaman belajar yang direncanakan dan didisain harus memerhatikan
karakteristik materi pelajaran baik dilihat dari kompleksitas materi maupun
pengemasannya.
c. Ketersediaan sumber belajar
Selain pertimbangan tujuan dan isi bahan pelajaran, seorang desainer
pembelajaran dalam menentukan pengalaman belajar juga harus
memerhatikan ketersediaan sumber belajar yang dapat digunakan.
d. Pengalaman belajar harus sesuai dengan karakteristik siswa
Kondisi dan karakteristik siswa merupakan salah satu hal pertimbangan yang
harus diperhatikan, baik menyangkut minat dan bakat siswa, kecenderungan
gaya belajar maupun kemampuan dasar yang dimiliki siswa.
e. Model belajar
Model pembelajaranmerupakan kerangkakonseptual yang digunakansebagai
pedomandalammelakukanpembelajaran yang disusunsecara
sistematisuntukmencapaitujuanbelajar yang menyangkut sintaksis,
sistemsosial, prinsip,reaksi dansistempendukung (Joice&Wells).
GEOMETRI 9
MATEMATIKA – MATEMATIKA
proses kognitifnya. Agar benar benar memahami dan dapat menerapkan
pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan
masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras
mewujudkan ide-idenya.
Ada sejumlah prinsip-prinsip yang harus diperhatikan manakala kita akan
mengembangkan pengalaman belajar yaitu,
a. Berorientasi pada tujuan
Dalam system pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama.
Efektivitas pengembangan pengalaman belajar ditentukan dari
keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
b. Aktivitas
Pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa
beraktivitas melakukan sesuatu. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas
pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis
seperti aktivitas mental.
c. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa.Oleh
sebab itu pengalaman belajar dirancang untuk setiap individu siswa.
d. Integritas
Merancang pengalaman belajar siswa harus dapat mengembangkan
seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegitas, dengan tetap
memperhatikan prinsip interaktif, Inspiratif, menyenangkan, menantang,
dan motivasi. Secara rinci pada Permendikbud No. 103 Tahun 2014
prinsip pengembangan pengalaman belajar perlu memperhatikan :
1) peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
2) peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
3) proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
4) pembelajaran berbasis kompetensi;
5) pembelajaran terpadu;
6) pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen
yangmemiliki kebenaran multi dimensi;
7) pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
GEOMETRI 10
MATEMATIKA – MATEMATIKA
8) peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara
hard-skills dan soft-skills;
9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan
memberketeladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan
mauan (ingmadyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
pesertadidik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan
dimasyarakat;
12) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
13) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya
peserta didik;
14) dan suasana belajar menyenangkan dan menantang
GEOMETRI 11
MATEMATIKA – MATEMATIKA
pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya
misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning,
inquiry learning.
GEOMETRI 12
MATEMATIKA – MATEMATIKA
mengembangkan
Menalar/Mengasosiasi mengolah informasi mengembangkan
(associating) yang sudah interpretasi, argumentasi
dikumpulkan, dan kesimpulan
menganalisis data mengenai keterkaitan
dalam bentuk membuat informasi dari dua
kategori, mengasosiasi fakta/konsep,
atau menghubungkan interpretasi argumentasi
fenomena/informasi dan kesimpulan
yang terkait dalam mengenai keterkaitan
rangka menemukan lebih dari dua
suatu pola, dan fakta/konsep/teori,
menyimpulkan menyintesis dan
argumentasi serta
kesimpulan keterkaitan
antarberbagai jenis
fakta/konsep/teori/
pendapat;
mengembangkan
interpretasi, struktur
baru, argumentasi, dan
kesimpulan yang
menunjukkan hubungan
fakta/konsep/teori dari
dua sumber atau lebih
yang tidak bertentangan;
mengembangkan
interpretasi, struktur
baru, argumentasi dan
kesimpulan dari
konsep/teori/pendapat
yang berbeda dari
berbagai jenis sumber
GEOMETRI 13
MATEMATIKA – MATEMATIKA
5. Pengembangan Pengalaman Belajar Memahami dan Penerapan
Seperti telah disinggung di atas pengalaman belajar peserta didik pada
kurikulum 2013 dibentuk melalui langkah-langkah saintifik yang diintegrasikan
di dalam model belajar yang sesuai dengan tingkat Kompetensi Dasar yang
dipelajari baik berkaitan Kompetensi pengetahuan (KD-3) dan kompetensi
keterampilan (KD-4). Pengalaman belajar Kompetensi pengetahuan dan
Kompetensi keterampilan dilakukan dengan cara menggunakan modus
pembelajaran langsung (direct instructional). Pembelajaran langsung adalah
pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan
keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi
langsung dengan sumber belajar yang dirancang pendidik di dalam RPP.
Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi / mencoba, menalar / mengasosiasi, dan
mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran
(instructional effect). Adapun Pembelajaran tidak langsung adalah
pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran langsung yang
dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect).
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan
sikap yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2.
Pengalaman pembelajaran tidak saja terjadi akibat pengaruh ekternal
terhadap peserta didik seperti guru, tetapi juga terjadi akibat dari itu sendiri
melakukan aktivitas belajar atau self instructionmelalui bahan bacaan,
gambar atau film Ini sejalan dengan yang Gagne (1992 :3) yakni :
Why do we speak of instruction rather than teaching ? It is because we wish
to describe all of the events that may have direct effect on the learning of
human being, not just those set motion by individual who is a teacher.
Instruction may include events that generated by page of print, by a picture,
by a television program, or by combination of physical objects, among other
things. Of course, teacher may play an essential role in arrangement of any of
GEOMETRI 14
MATEMATIKA – MATEMATIKA
these events. Or, as already mentioned, the learners may be able to manage
instructional events themselves.
Walaupun pengalaman pembelajaran lebih banyak menekankan pada
kegiatan peserta didik, tidak berarti peran-peran guru di dalam interaksi
pembelajaran menjadi hilang. Peran guru dalam pengelolaan pembelajaran
bergeser dari guru sebagai sumber belajar menjadi fasilitator. Ini sesuai
dengan pendapat Gagne (1992 :3) yakni “ Instruction is set of event that
effect learners in such a way that learning is facilitated”. Sementara Driscoll
(1994) memaknai pengertian pembelajaran dalam prespektif yang hampir
sama “sebagai rencana atau sementara yang disengaja dari kondisi belajar
untuk meningkatkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan.”. Peran guru
dalam pembelajaran disamping berperan sebagai fasilitator juga guru
berperan sebagai perencana dalam kegiatan pengalaman belajar. Baik yang
berkaitan dengan rencana kegiatan peserta didik maupun kegiatannya
sendiri, dalam upaya memberikan petunjuk pada peserta didik untuk
melakukan belajar, sehingga mampu mendeskripsikan apa yang
dipelajarinya.
GEOMETRI 15
MATEMATIKA – MATEMATIKA
perilaku hasil belajar (Outcome behavior) dalam lima klasifikasi yaitu “ The
domains I would distinguish are five, and I ca’l them (1) motor Skill, (2) Verbal
information, (3) intellectual skills, (4) Cognitive Strategies, and (5) attitudes “.
Klasifikasi prilaku hasil belajar dalam keterampilan intelektual (intellectual
skills) merupakan kecakapan yang berfungsi seseorang berinteraksi dengan
lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol atau konsep-konsep yang
merupakan salah satu cara utama seseorang mengingat dan berpikir tentang
dunia dimana mereka hidup. Belajar keterampilan intelektual berarti belajar
bagaimana melakukan sesuatu dari sisi intelektual (Gagne, 1992:43), dan
secara umum apa yang dipelajari tersebut diistilahkan dengan pengetahuan
prosedural atau knowing how, Tingkat keterampilan intelektual seseorang
berkembang sejalan dengan keperhatian dan kemampuan intelektual yang
dimilikinya, dan perbedaan keterampilan intelektual tersebut dapat
diklasifikasikan dari level terendah ke level tinggi, dimana level rendah
merupakan prasyarat untuk mencapai level di atasnya. Gagne (1992 : 55)
membagi tingkat kompleksitas keterampilan Intelektual dari mulai :
Discriminations; Concrete Concepts; Rule and Defined Concepts; Higher
Order Rules; Problem Solving. Tingkatan level tersebut digambarkan seperti
pada Gambar 2 sebagai berikut.
GEOMETRI 16
MATEMATIKA – MATEMATIKA
x
Strategi kognitif (Cognitive strategies) merupakan keterampilan belajar yang
mengatur belajarnya, mengingat dan berpikir yang diregulasi oleh proses
internal peserta didik. Kemampuan ini dalam istilah teori belajar modern
disebut dengan proses kontrol yakni suatu proses internal yang mana peserta
didik menyeleksi dan memodifikasi cara-caranya dalam menghadirkan
informasi, belajar dan berpikir serta memecahkan masalah. Pengaturan diri
ini dilakukan sebagai metoda yang digunakan seseorang dalam mengontrol
dirinya untuk mendapatkan inti dari permasalahan. Lebih singkatnya Gagne
(1992 : 70) menyatakan strategi kognitif merupakan keterampilan kognitif
untuk memilih dan mengarahkan proses-proses internal dalam belajar dan
berpikir. Dengan demikian strategi kognitif adalah keterampilan peserta didik
mengontrol dirinya sendiri secara internal berkaitan dengan teknik berpikir,
cara menganalisis problem dan pendekatan dalam memecahkan masalah.
Konsep dan aturan-aturan yang menunjuk pada lingkungan objek-objek dan
kejadian-kejadian seperti pernyataan-pernyataan, grafik-grafik, atau rumus
matematis, merupakan objek keterampilan intelektual sedangkanobjek
strategi-strategi kognitif adalah proses-proses kognitif yang dimiliki siswa.
Strategi kognitif yang digunakan siswa dapat menentukan bagaimana ia
belajar, bagaimana ia memanggil kembali dan menggunakan apa yang
dipelajari, dan bagaimana ia berpikir. Berkaitan dengan itu Weinstein dan
Mayer dalam Gagne (1992 : 66 ) membagi strategi kognitif menjadi lima: (1)
strategi- strategi menghafal (rehearsal strategies), strategi-strategi elaborasi
(elaborationstrategies), strategi-strategi pengaturan (organizing strategies),
strategi-strategi pemantauan pemahaman (comprehension monitoring
strategies) atau juga disebut strategi-strategi metakognitif (metacognitive
strategies), dan strategi-strategi afektif (affective strategies).
Informasi verbal (Verbal Information ) atau pengetahuan deklarative, adalah
kemampuan pengetahuan pembelajar untuk menyampaikan suatu fakta atau
kumpulan kejadian melalui lisan , tulisan atau gambar . Kemampuan tersebut
harus ditunjang oleh kemampuan intelektual dalam rangka menempatkan
pernyataan dengan tepat atau peserta didik harus mengetahui bagaimana
dalam membangun kalimat sederhana sehingga peserta didik dapat
GEOMETRI 17
MATEMATIKA – MATEMATIKA
menyampaikan pernyataan yang berkaitan dengan pengetahuan yang
diketahuinya dalam bentuk penyampaian lisan atau tulisan. Kemampuan
yang dipelajari yang memungkinkan peserta didik memiliki kemampuan
menyampaikan ide atau gagasan disebut informasi verbal atau knowing that
or declarative knowledge (R. Gagne, 1985 : 48).
Kemampuan hasil belajar ke empat menurut Gagne merupakan motor skills,
berbentuk motorik dimana peserta didik melakukan keterampilan gerakan
kesatuan yang terorganisir atau tersusun. Kemampuan gerakan yang
teroganisir yang diindikasikan dalam tidakan yang halus; teratur dan waktu
yang tepat merupakan refleksi keterampilan motorik tingkat tinggi ( minimal
tingkat Presisi pada taksonomi keterampilan Dave) dari peserta didik, sebagai
hasil latihan yang terus menerus dalam rentang waktu tertentu. Sehubungan
dengan itu urutan prosedur dari keterampilan motorik harus dipelajari oleh
peserta didik dan biasanya dipelajari bersamaan dengan mempelajari
keterampilan motoriknya itu sendiri. Keadaan itu diistilahkan dengan internal
condition atau juga cara demikian oleh Fitts and Posner dalam R. Gagne
(1985:48) disebut “executive subrutine “ yakni karakter kebiasaan peserta
didik berkaitan apa yang akan dilakukan setelah melakukan. Hal ini berlainan
dengan external condition, yakni urutan prosedur gerak keterampilan motorik
dibentuk melalui periode latihan yang diulang-ulang dengan pemberian
umpan balik yang dilakukan oleh pengajar atau pelatih. Langkah ini akan
meningkatkan kehalusan dan ketepatan waktu dari keterampilan motorik.
Attitude (sikap) merupakan perilaku kemampuan hasil belajar berkaitan
dengan keadaan internal yang mempengaruhi pilihan personal peserta didik.
Keadaan internal yang mempengaruhi tindakan peserta didik sangat
dipengaruhi oleh situasi spesifik dimana tindakan tersebut dilakukan dan juga
ditunjang secara bersamaan melalui pengetahuan dan aspek-aspek
emosional yang dipelajari dalam berbagai cara. Pembentukan kemampuan
tindakan peserta didik sebagai bagian dari sikap dapat dipelajari melalui
bentuk suatu kejadian maupun peniruan dari prilaku tertentu yang diajarkan
oleh pengajar, atau melalui observasi pada model. Apabila sikap diajarkan
melalui imitasi atau model, maka hal terpenting yang perlu diperhatikan yakni
GEOMETRI 18
MATEMATIKA – MATEMATIKA
peserta didik harus respek dan kagum pada prilaku orang yang dijadikan
model tersebut. Lebih lanjut berdasarkan apa yang dipelajarinya, peserta
didik dapat mengekspresikan bentuk tingkah laku yang tepat, sesuai dengan
tujuan yang telah dirumuskan.
GEOMETRI 19
MATEMATIKA – MATEMATIKA
belajar pada tahapan ini merupakan kelanjutan dari pengalaman belajar
Memahami (C2) yang lebih lanjut peserta melalui langkah pengumpulan data
(ekperiment) melakukan pengukuran dengan menggunakan konsep atau
prinsip kerja yang telah dimilikinya terhadap sistem yang diperiksa. Pada
pengalaman belajar ini peserta didik dapat mengembangkan berfikir skematik
untuk menentukan dari mana pemeriksaan dilakukan.
GEOMETRI 20
MATEMATIKA – MATEMATIKA
dan apa yang harur diketahui untuk dapat mengidentifikasi gangguan
pada masalah yang dibahas.
Peserta didik melakukan penggalian informasi berkaitan dengan konsep
dan prinsip dari Kompetensi Dasar yang dipelajari dari modul yang
disiapkan pendidik
Peserta didik melakukan pertanyaan didalam kelompok berkaitan dengan
faktor-faktor kemungkinan penyebab gangguan dan melakukan tutorial
sebaya
Peserta didik merumuskan kemungkinan penyebab utama gangguan
pada sistem yang ada pada kendaraan
GEOMETRI 21
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Peserta didik melakukan diagnosa dengan menganalisis hasil-hasil
pemeriksaan, menyimpulkan letak gangguan dan menentukan
kemungkinan kerusakan serta solusi perbaikannya.
Peserta didik menyampaikan simpulan letak gangguan pada kelompok
besar dan menanggapi pertanyaan berdasarkan konsep, prinsip dan
hasil pemeriksaan
Pendidik menanyakan langkah-langkah perbaikan dan melakukan
bimbingan pada peserta didik berkaitan pelaksanaan perbaikan
komponen.
Peserta didik melakukan pembongkaran, penggantian komponen dan
perakitan kembali sistem dengan panduan service manual.
Pendidik menstimulus dengan pertanyaan pemandu pada peserta didik
berkaitan dengan pengayaan materi sesuai dengan perkembangan
teknologi yang diterapkan pada sistem dewasa ini
Peserta didik menggali informasi dari hand out yang diberikan pendidik
berkaitan dengan konstruksi dan prinsip kerja serta mengobservasi
komponen.
Peserta didik mendiskusikan perbedaan konstruksi dan prinsip kerja
dengan tipe konvensional, mempresentasikan prinsip kerja dan kelebihan
dari teknologi baru serta kemungkinan gangguan dan cara
mengatasinya.
GEOMETRI 22
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Peserta didik menyampaikan pandangannya berkaitan dengan
kerusakan pada komponen utama dan solusi perbaikannya sesuai SOP
dan harga keekonomisan.
Peserta didik melakukan refleksi terhadap perbaikan sistem yang
mengalami gangguan pada kendaraan.
GEOMETRI 23
MATEMATIKA – MATEMATIKA
c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan
d. Pernyataan KD-3 dan KD-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan
pengetahuan konseptual dan prosedural.
GEOMETRI 24
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Sintaksis/tahap model inkuiri terbimbing meliputi:
a) Orientasi masalah;
b) Pengumpulan data dan verifikasi;
c) Pengumpulan data melalui eksperimen;
d) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
e) Analisis proses inkuiri.
GEOMETRI 25
MATEMATIKA – MATEMATIKA
d) Mengevaluasi.
GEOMETRI 26
MATEMATIKA – MATEMATIKA
keterampilan yang terkandung di masing-masing KD. Setiap KD minimal
memiliki 2 (dua) indikator.
Contoh :
GEOMETRI 27
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 28
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 29
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 30
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 31
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 32
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 33
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 34
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 35
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 36
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 37
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 38
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 39
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 40
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 41
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 42
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 43
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Aktivitas Pembelajaran
Guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, maka aktivitas yang
harus Anda kerjakan adalah sebagai berikut.
GEOMETRI 44
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Aktvitas 3: Prinsip-prinsip Pengalaman Belajar.
Pada pendekatan konstruktivisme, pengembangan pengalaman belajar harus
berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk
mengkonstruksikan pengetahuannya dalam proses kognitifnya.Untul itu agar
peserta didik memahami dan dapat menerapkan pengetahuannya maka pendidik
perlu mendorong peserta didik untuk belajar memecahkan masalah, menemukan
segala sesuatu untuk dirinya dan berupaya keras untuk mewujudkan ide-
idenya.
GEOMETRI 45
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Lembar Kerja (LK) 4
Berikut ini anda diminta untuk mencermati deskripsi tentang langkah- langkah
pembentukan pengalaman belajar, selanjutnya berdasarkan informasi di atas,
diskusikan tahapan pengembangan pengalaman belajar dan langkah-
langkahnya menurut tuntutan kurikulum 2013.
Jawaban...................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
...............................................................................................................................
GEOMETRI 46
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Aktivitas Pembelajaran 6 : Pengembangan Pengalaman Belajar
Menganalisis (C4) dan Evaluasi (C5).
Perancangan Pengalaman belajar tingkat analisis dan evaluasi dapat
menggunakan model pembelajaran berbasis maslah. Galilah informasi yang
berkaitan dengan materi tersebut diatas.
GEOMETRI 47
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Penentuan Model Pembelajaran Mata Pelajaran
GEOMETRI 48
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Latihan
Petunjuk; jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat.
1. Aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan
merupakan hasil bentukan dari konstruksi kita sendiri disebut ....................
2. Pendekatan belajar konstruktivisme adalah..................................
3. Aktivitas peserta didik dengan lingkungan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran tentang apa yang akan dan telah diinteraksikan dalam
pembelajaran disebut..................................
4. Pengembangan pengalaman belajar ditentukan berdasarkan kesesuaian
dengan jenis materi pembelajaran maksudnya ....................
5. Pengembangan pengalaman belajar disusun berdasarkan prinsip aktivitas
dan individualitas artinya ..................................................
6. Prinsip-prinsip pengembangan pengalaman belajar menurut permendiknas
no. 103 tahun 2014 adalah ...........................................
7. Menurut kurikulum nasional merancang pengalaman belajar menggunakan
pendekatan saintifik dengan langkah mengamati, menanya, mencoba,
menganalisis, dan mengkomunikasikan. Deskripsikanlah langkah
pembentukan pengalaman belajar untuk langkah menanya.
.....................................
8. Empat prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan pengalaman
belajar adalah ................
9. Pengalaman belajar menurut taksonomi Bloom menggunakan modus
pembelajaran langsung. Jelaskanlah.
10. Pengembangan pengalaman belajar untuk level memahami adalah
.........................
11. Pengembangan pengalaman belajar untuk level menerapkan adalah
.........................
12. Pengembangan pengalaman belajar untuk level menganalisis adalah
.........................
13. Pengembangan pengalaman belajar untuk level mengevaluasi adalah
.........................
GEOMETRI 49
MATEMATIKA – MATEMATIKA
14. Pengalaman belajar harus sesuai dengan karakteristik siswa dimana kondisi
dan karakteristik siswa harus memperhatikan .................
15. Upaya guru dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk
merefleksikan pengalaman belajar yang telah dialami yang paling optimal
adalah dengan cara ........
Rangkuman
1. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil bentukan(konstruksi)
kita sendiri.
2. Pembelajaran konstruktivisme adalah pembelajaran yang menjadikan
seseorang secara aktif membangun pengetahuan dan pemahaman dengan
mensintesiskan pengetahuan yang telah dimilikinya menjadi pengetahuan
baru.
3. Pengetahuan merujuk pada pengalaman sesorang akan dunia, tetapi bukan
dunia itu sendiri. Tanpa pengalaman seseorang tidak dapat membentuk
pengetahuan. Pengalaman tidak hanya diartikan sebagai pengalaman fisik,
tetapi juga pengalaman kognitif mental.
4. Pengalaman belajar merupakan aktifitas peserta didik dengan lingkungannya
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
5. Pengalaman belajar ditentukan berdasarkan pertimbangan–pertimbangan
yang meliputi kesesuaian dengan tujuan dari kompetensi dasar, jenis bahan /
materi pembelajaran, ketersedian sumber belajar, karakteristik siswa dan
model pembelajaran.
6. Pengembangan pengalaman belajar berdasarkan pada prinsip- prinsip yaitu
berorintasi pada tujuan, aktivitas, individualitas dan integritas.
7. Tahapan pengembangan pengalaman belajar menurut Permendiknas No.
103 tahun 2014 dibagi menjadi tiga tahap yaitu pra instruksional
(pendahuluan), tahap instruksional (inti) dan tahap tindak lanjut, sedangkan
pengalaman belajar dirancang guru terletak pada kegiatan instruksional atau
kegiatan inti.
GEOMETRI 50
MATEMATIKA – MATEMATIKA
8. Langkah-langkah pendekatan saintifik meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mencoba / mengeksperimen, menganalisis, dan
mengkomunikasikan.
9. Dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik dapat menggunakan
beberapa strategi seperti pendekatan kontektual diantaranya discovery
learning, project based learning, problem based learning dan inquary
learning.
10. Pengembangan pengalaman belajar memahami ( C2 ) dan menerapan (C3 )
menggunakan modus pembelajaran langsung ( direct instructional ) dan
pembelajaran tidak langsung ( indirect instructionnal ). Pendekatan langsung
diartikan pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan perserta didik
melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam
RPP. Sedangkan pembelajaran tak langsung artinya pembelajarn yang terjadi
selama proses pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan
dampak pengiring.
11. Pengembangan pengalaman belajar tingkat pemahaman merupakan
kemampuan mengkontruksi makna dari pesan pembelajaran baik secara
lisan, tulisan maupun grafik. Sedangkan pengembangan pengalaman belajar
penerapan merupakan kemampuan dalam penggunaan prosedur dalam
situasi yang diberikan atau situasi baru.
12. Pengembangan Pengalaman Belajar ranah ‘Menganalisis’ dan ‘Evaluasi’
a. Pengembangan pengalaman belajar ranah ‘Menganalisis’
Pengembangan pengalaman belajar tingkat C4 yakni analisis merupakan
penguraian materi ke dalam bagian-bagian dan bagaimana bagian-
bagian tersebut saling berhubungan satu sama lainnya dalam
keseluruhan struktur.
b. Pengembangan Pengalaman Belajar Ranah Evaluasi Pengalaman
belajar mengevaluasi (C5); merupakan kemampuan membuat keputusan
berdasarkan kriteria dan standar.
13. Memilih Model Perancangan Belajar Konstruksivisme
GEOMETRI 51
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Penentuan model perancangan pengalaman belajar konstruktivisme harus
mengikuti kriteria karena masing-masing model pembelajaran memiliki urutan
langkah kerja (syntax) tersendiri.
14. Pembuatan model perancangan belajar
Untuk memudahkan pembuatan model perancangan belajar dapat
menggunakan langkah pemaduan/pensinkronan pendekatan dengan model
pembelajaran yang dipilih atas dasar hasil analisis, dapat menggunakan
matrik perancah sebagai pertolongan sebelum dituliskan menjadi kegiatan inti
pada RPP.
Tuliskan umpan balik Anda dengan mencermati aspek- aspek yang terdapat dalam
format di bawah ini.
Nama :
Topik Pembelajaran:
Nama Diklat :
Tanggal Pelaksanaan:
No. Aspek Deskripsi
Yang telah dipahami dari
1
materi ini.
GEOMETRI 52
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Mengacu pada hasil umpan balik di atas, sebagai tindak lanjut dari pembelajaran
materi ini. Anda diharapkan melaksanankan kegiatan pada point latihan.
GEOMETRI 53
MATEMATIKA – MATEMATIKA
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Kegiatan Belajar 2 : Pemilihan Materi Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
Melalui penggalian informasi, diskusi dan latihan yang dirancang pada modul ini
peserta dapat:
1. Mengklasifikasi berbagai bentuk dimensi pengetahuan sesuai informasi pada
modul secara tepat dan teliti
2. Menentukan dimensi pengetahuan dari KD-3 pada silabus mata pelajaran
yang di ampu sesuai kaidah taksonomi secara tepat dan teliti
3. Memilih materi pembelajaran. sesuai kaidah taksonomi secara tepat dan teliti
Uraian Materi
Pengembangan kurikulum SMK yang digunakan tahun 2006 maupun Kurikulum
2013 menggunakan pendekatan kompetensi, dimana kompetensi menurut
Whiddett dan Sarah Hollyforde (1999:5) “ An ability based on work tasks or job
outputs tends to be referred to as a competence”. Merujuk pada pengertian
tersebut kurikulum SMK berisikan rumusan-rumusan kemampuan atau
Kompetensi Dasar baik pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang harus
dikuasai peserta didik. Perumusan Kompetensi Dasar pada kurikulum 2013
menggunakan tingkatan gradasi sesuai tuntutan Kompetensi Inti (Ki), dari
rentang memahami (C2) hingga evaluasi (C5) sebagai bentuk cognitive process
dimension. Untuk mencapai kemampuan tersebut diperlukan pengalaman
GEOMETRI 54
MATEMATIKA – MATEMATIKA
belajar-pengalaman belajar yang memungkinkan perkembangan berfikir dan
perkembangan keterampilan sesuai dengan tuntutan rumusan Kompetensi
Dasar. Hal lain pada rumusan Kompetensi Dasar juga berisi bentuk
pengetahuan, yang terbagi menjadi dua jenis seperti menurut Shulman,1987
pada A Taxonomy for Learning (Anderson,2001:13) “Content knowledge and
paedagogical content knowledge” yakni substansi mata pelajaran (content
knowledge) seperti deret ukur pada matematika, hukum archimides pada fisika
dan bentuk pengetahuan itu sendiri yang diistilahkan knowledge dimension.
Bentuk pengetahuan terdiri dari tingkatan isi materi dari bentuk pengetahuan
fakta, konsep, prosedural dan metakognitif. Untuk itu pendidik sebagai
pengembang pengalaman pembelajaran tidak saja dia mampu merancang
pengalaman belajar berdasarkan perkembangan berfikir peserta didik (Cognitive
process dimenssion), tetapi lebih jauh juga dapat menentukan bentuk
pengetahuan (knowledge dimension) yang bagaimana yang perlu peserta didik
capai sesuai tuntutan Kompetensi Dasar atau Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK) yang telah dirumuskan.
GEOMETRI 55
MATEMATIKA – MATEMATIKA
bekerja saling berhubungan berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip dan
generalisasi serta teori. Contohnya fungsi kunci kontak pada Engine
mobil, prinsip kerja starter, prinsip kerja lampu, prinsip kerja rem. Contoh
lain: Pengertian Arsip dan dokumen, teori evolusi serta strutur DPR.
c. Bentuk pengetahuan Prosedural
merupakanpengetahuan bagaimana melakukan sesuatu, metoda
pencarian dan termasuk pengetahuan keterampilan, algoritma (urutan
langkah-langkah logis pada penyelesaian masalah yang disusun secara
sistematis), teknik, dan metoda seperti langkah-langkah membongkar
engine, langkah-langkah mengganti lampu, langkah-langkah mengganti
sepatu rem. Contoh lain: Langkah-langkah menyusun arsip sistem
alphabet dan geografik, teknik interviu.
d. Bentuk pengetahuan Metakognitif
yaitu pengetahuan tentang kognisi (pengetahuan tentang mental proses
yang berhubungan dengan mengetahui dan memahami) yang
merupakan tindakan atas dasar suatu pemahaman meliputi kesadaran
dan pengendalian berpikir, serta penetapan keputusan tentang sesuatu.
Sebagai contoh menentukan kerusakan pada engine, Merancang
instalasi kelistrikan lampu, menentukan penyebab kegagalan panen.
Contoh lain: Apa yang terjadi jika penyimpanan arsip tidak tepat, menilai
kelemahan dan kekuatan cerpen.
GEOMETRI 56
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Perumusan tujuan sangat tergantung pada tingkat gradasi yang digunakan
pada penentuan indikator (kata kerja operasional) oleh guru terhadap
tuntutan dari pernyataan Kompetensi Dasar yang akan diajarkan. Ini
selanjutnya memiliki hubungan antara bentuk pengetahuan dengan dimensi
proses kognitif (C-1 s.d C-6). Ini sejalan dengan yang diutarakan oleh
Anderson pada A Revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objective
(2001:107) “For objective that involve remember, understanding, and apply,
there generally is a direct correspondence between process catagory and
type of knowledge”. Peserta didik yang dapat menyebutkan sesuatu maka dia
akan mengingat (C-1) bentuk pengetahuan fakta. Lebih jelasnya hubungan
tersebut diuraikan pada tabel 1.
GEOMETRI 57
MATEMATIKA – MATEMATIKA
kompetensi dasar yang ingin dicapai. Prinsip-prinsip menentukan ruang
lingkup materi pembelajaran diawali dengan menentukan jenis materi
pembelajaran yaitu kognitif, afektif atau psikomotorik. Maksudnya agar
jenis materi pembelajaran itu sesusai dengan strategi dan media
pembelajaran yang digunakan. Prinsip berikutnya menentukan keluasan
materi pembelajaran yaitu banyaknya materi pembelajaran yang
dimasukan ke dalam suatu materi pembelajaran.Selain keluasannya juga
diperhatikan kedalaman ruang lingkup materi pembelajaran yang
menunjukan konsep-konsep secara detail yang terkandung di dalam
materi itu yang harus dipelajari atau dikuasai oleh peserta didik. Prinsip
ketiga adalah kecukupan (adequansi) materi pembelajaran yang
memadai dan akan sangat membantu mencapai penguasaan kompetensi
dasar yang telah ditentukan.
b. Menentukan Urutan Materi Pembelajaran
Penentuan urutan materi pembelajaran (squence) diperlukan untuk
menentukan urutan dalam mengajarkannya. Apalagi jika ada materi
pelajaran yang bersifat prasyarat (prequisite) yaitu materi pembelajaran
harus berurutan dan bertahap atau meningkat. Prinsip-prinsip yang perlu
diperhatikan dalam memilih materi pembelajaran yaitu :
1. Prinsip relevansi atau keterikatan maksudnya pelajran berkaitan
dengan pencapaian kompetensi peserta didik.
2. Prinsip konsistensi atau ajeg, maksudnya materi pembelajaran yang
harus dikuasai peserta didik.
3. Prinsip kecukupan atau memadai, maksudnya materi pembelajaran
yang memadai untuk membantu peserta didik menguasai kompetensi
yang diajarkan, tidak terlalu sedikit, atau tidak terlalu banyak dan tidak
terlalu luas / mendalam atau sempit /dangkal.
Pemilihan materi pelajaran juga hendaknya dilakukan secara bertahap
dan meningkat yaitu:
1. Dari materi pembelajaran yang sederhana meningkat pada yang rumit
atau sulit (komplek).
GEOMETRI 58
MATEMATIKA – MATEMATIKA
2. Dari materi pembelajaran yang menggunakan tingkat berpikir rendah
meningkat pada penggunaan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
3. Dari materi pembelajaran yang konkrit meningkat menuju ke yang
abstrak.
4. Dari materi pembelajaran yang umum meningkat ke yang khusus yang
memerlukan analisis yang mendalam.
5. Menggunakan berpikir induktif (mulai dari mencari fakta dan diambil
kesimpulannya) dan deduktif (mulai dengan rumusan konsep
kemudian diuji berdasarkan fakta yang dapat diamati).
6. Materi pembelajaran yang dipelajari berdasarkan pada kehidupan
sehari-hari sehingga akan bermakna bagi peserta didik (meaningful).
Berdasarkan prinsip di atas, maka pemilihan materi pembelajaran
dilakukan dengan langkah-langkah:
1. Mengidentifikasi Kompetensi (Tujuan)
Mengidentifikasi aspek, aspek yang terdapat dalam standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan
pemilihan materi pembelajaran yang harus dipelajari atau dikuasai
peserta didik. Aspek-aspek itu perlu ditentukan karena standar
kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang
berbeda-beda utuk membantu pencapiannya dalam kegiatan
pembelajaran. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dipelajari peserta didik melputi domain, kognitif, psikomotorik dan
afektif.
2. Mengidentifikasi Jenis- jenis Materi Pembelajaran
Jenis materi pembelajaran perlu diidentifikasi karena memerlukan
strategi, media, dan sistem evaluasi pembelajaran yang berbeda-
beda. Jennis materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi kognitif,
afektif dan psikomotorik.
3. Memilih Sumber Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dapat ditemukan dari berbagai sumber seperti
buku teks, buku paket, media cetak dan sebagainya. Pada era
teknologi digital seperti sekarang ini, materi pembelajaran terdapat
GEOMETRI 59
MATEMATIKA – MATEMATIKA
pula pada halaman-halaman web, pada portal-portal pendidikan.
Jaringan internet sangat dibutuhkan oleh semua orang, khususnya
tenaga pendidik.
Aktivitas Pembelajaran
Guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, maka aktivitas yang
harus Anda kerjakan adalah sebagai berikut.
Lembar kerja 2
Tentukan hubungan perkembangan berpikir dari silabus mata pelajaran yang
anda ampu dengan bentuk pengetahuannya dengan menggunakan tabel berikut
GEOMETRI 60
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Mata pelajaran:
Tingkat:
No Rumusan KD-3 pada Bentuk Pengetahuan Keterangan
Silabus (Knowledge Dimension)
1 Lower Order
2 Thinking (LOT)
3
4 Higher Order
Thinking (HOT’s)
Lembar Kerja ( LK 3 )
Tentukan prinsip-prinsip dalam memilih materi tersebut.
Jawaban
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat
1. Kurikulum nasional menggunakan pendekatan kompetensi. Kompetensi yang
dimaksud adalah............
2. Kompetensi/kemampuan yang terdapat dalam kurikulum berisikan rumusan
kompetensi yang meliputi ..................
GEOMETRI 61
MATEMATIKA – MATEMATIKA
3. Rumusan kompetensi pada kurikulum naional menggunakan tingkatan gradasi
sesuai tuntutan kompetensi inti yang dimulai dari rentang...............
4. Bentuk pengetahuan menurut Shulman terbagi atas................
5. Pemilihan isi materi harus berdasarkan pada bentuk pengetahuan yang
meliputi.................
6. Pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail yang merupakan pernyataan
benda- benda atau peristiwa yang terjadi adalah.............
7. Pengetahuan yang merupakan hubungan dari sejumlah elemen sebagai sistem
yang berkaitan adalah bentuk pengetahuan..................
8. Pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu berdasarkan persyaratan-
persyaratan tertentu adalah bentuk pengetahuan..............
9. Pengetahuan tentang mental proses yang berhubungan dengan pemahaman
sebagai tindakan atas dasar suatu pemahaman adalah bentuk
pengetahuan............
10. Mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan
mengkreasi merupakan tingkatan perkembangan ...............
11. Menentukan ruang lingkup materi pembelajaran, menentukan keluasan materi
pembelajaran dan kecukupan materi pembelajaran merupakan . ................
12. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan materi pembelajaran
adalah...............
13. Langkah – langkah dalam pemilihan materi pembelajaran adalah..................
14. Pemilihan materi pembelajaran hendaknya dilakuakan secara bertahap dan
meningkat yaitu .......
15. Jenis meteri pembelajaran yang akan dipilih perlu diidentifikasi agar..............
Rangkuman
1. Bertitik tolak dari pengertian kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang harus dikuasai oleh peserta didik, maka di dalam
kurikulum berisikan rumusan-rumusan kemampuan (kompetensi dasar) baik
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
GEOMETRI 62
MATEMATIKA – MATEMATIKA
2. Di dalam kurikulum nasional rumusan kompetensi menggunakan gradasi sesuai
dengan tuntutan kompetensi inti (KI) dari rentang memahami (C2) hingga
evaluasi (C5) sebagai bentuk cognitif process dimension (dimensi proses
pengetahuan) yang harus dicapai peserta didik.
3. Untuk mencapai kompetensi-kompetensi tersebut peserta didik perlu diberikan
pengalaman belajar yang dapat meningkatkan perkembangan berfikir dan
perkembangan keterampilan sesuai tuntutan rumusan kompetensi dasar.
4. Tingkatan isi materi berdasarkan bentuk pengetahuan terdiri dari jenis materi
fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif.
5. Menentukan hubungan bentuk pengetahuan dengan proses kognitif harus
diawali dengan menganalisis KD 3 dan KD 4 yang akan diajarkan dengan
kedudukan KD 3 berada pada gradasi mana, (C2 sampai dengan C6),
sedangkan KD4 berbentuk keterampilan abstrak atau keterampilan konkrit.
Dengan melakukan analisis ini akan memudahkan guru untuk mengembangkan
indikator pencapaian kompetensi dan perumusan tujuan.
6. Proses pembelajaran akan tepat apabila materi pembelajaran yang dipilih guru
tepat. Ketepatan pemilihan materi ini berkaitan dengan ruang lingkup, urutan
dan kedalaman materi pelajaran sesuai dengan kompetensi / kemampuan yang
diharapkan muncul dari peserta didik.
7. Prinsip-prinsip menentukan ruang lingkup (scope) materi pembejaran dan urutan
materi (squence) materi pembelajaran diawali dengan menentukan jenis materi
pembelajaran, keluasan dan kedalaman materi pembelajaran serta kecukupan
materi pembelajaran. Sedangkan urutan materi pembelajaran dilakukan untuk
menentukan urutan dalam mengajarkanya.
8. Prinsip-prinsip dalam memilih materi pembelajaran yaitu prinsip relevansi atau
keterkaitan, prinsip konsistensi atau keajegan dan prinsip kecukupan atau
memadai.
9. Pemilihan materi pelajaran hendaknya dilakukan secara bertahap dan
meningkat. Misalnya dari materi yang sederhana meningkat pada yang rumit,
dari materi pelajaran yang menggunakan tingkat berpikir rendah meningkat pada
penggunaan berpikir tingkat tinggi, dari materi pelajaran yang konkrit meningkat
menuju materi pelajaran yang abstrak.
GEOMETRI 63
MATEMATIKA – MATEMATIKA
10. Langkah-langkah pemilihan materi pembelajaran yaitu mengidentifikasi
kompetensi / tujuan, mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran, memilih
sumber materi pembelajaran.
Mengacu pada hasil umpan balik di atas, sebagai tindak lanjut dari pembelajaran
materi ini. Anda diharapkan melaksanankan kegiatan pada point latihan.
GEOMETRI 64
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Kunci Jawaban Latihan
Kunci Jawaban Latihan Kegiatan Pembelajaran 1
GEOMETRI 65
MATEMATIKA – MATEMATIKA
11. Pengembangan pengalaman belajar tingkat penerapan merupakan kemampuan
dalam menggunakan prosedur dalam situasi yang diberikan atau situasi yang
baru.
12. Pengembangan pengalaman belajar tingkat analisis merupakan penguraian
materi ke dalam bagian-bagian dan bagaimana bagian-bagian tersebut saling
berhubungan satu sama lainnya dalam keseluruhan struktur.
13. Pengembangan pengalaman belajar tingkat evaluasi merupakan kemampuan
membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar.
14. Yang harus diperhatikan dalam karakteristik siswa adalah
a. Minat dan bakat siswa
b. Kecenderungan gaya belajar
c. Kemampuan dasar yang dimiliki siswa
15. Guru menggunakan pertanyaan terarah maupun pertanyaan bersifat
penelusuran saat proses pembelajran berlangsung.
GEOMETRI 66
MATEMATIKA – MATEMATIKA
12. Prinsip relevansi, konsistensi dan prinsip kecukupan.
13. Mengidentifikasi kompetensi, mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
dan memilih sumber materi pembelajaran.
14. a. Dari materi yang sederhana meningkat pada yang rumit atau sulit.
b. Dari materi pembelajaran yang menggunakan tingkat berpikir rendah
meningkat pada penggunaan kemampuan bertingkat tingkat tinggi.
c. Dari materi pembelajaran yang konkrit meningkat menuju ke materi
pembelajaran yang absrak.
d. Dari materi pembelajaran yang umum meningkat ke yang khusus yang
memerlukan analisis yang mendalam.
e. Menggunakan berpikir induktif (mulai dari mencari fakta dan diambil
kesimpulanya) dan deduktif (mulai dengan rumusan konsep kemudian diuji
berdasarkan fakta yang dapat diamati).
15. Untuk memudahkan pengaturan strategi, media dan sistem evaluasi
GEOMETRI 67
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 68
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Evaluasi
Lingkarilah alternatif jawaban yang paling tepat pada pertanyaan di bawah ini.
a. Konstruksivisme
b. Kognitifisme
c. Kontekstualisme
d. Behaviorisme
GEOMETRI 69
MATEMATIKA – MATEMATIKA
5. Pengalaman belajar harus sesuai dengan karakteristik siswa dimana kondisi
dan karakteristik siswa harus memperhatikan
a. Integritas
b. Aktifitas
c. Individualitas
d. Fleksibilitas
GEOMETRI 70
MATEMATIKA – MATEMATIKA
9. Keterampilan belajar yang mengatur belajranya, mengingat dan berpikir yang
diregulasi oleh proses internal peserta didik disebut
a. Kongnitif strategic
b. Verbal information
c. Intelektual skill
d. Motor skill
a. Pemahaman
b. Penerapan
c. Evaluasi
d. Menganalisis
a. Relevansi
b. Konsistensi
c. Kecukupan
d. Adequency
GEOMETRI 71
MATEMATIKA – MATEMATIKA
a. Kognitif dan psikomotorik
b. Kognitif dan afektif
c. Kognitif, afektif dan psikomotorik
d. Psikomotorik dan afektif
14. Banyaknya materi pelajaran yang dimasukkan ke dalam materi pelajaran
merupakan
a. Prinsip menetukan scope materi pelajaran
b. Prinsip menetukan keluasan materi pelajaran
c. Prinsip kedalaman ruang linkup materi pelajaran
d. Prinsip menetukan sequence materi pelajaran
15. Mengidentifikasi kompetensi tujuan, jenis materi pelajaran dan memilih
sumber materi pelajaran merupakan
a. Langkah-langkah pemilihan materi pelajaran
b. Prinsip-prinsip pemilihan materi pelajaran
c. Penyusunan materi pelajaran secara bertahap dan meningkat
d. Penentuan urutan materi pelajaran
GEOMETRI 72
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Penutup
Menentukan pengalaman belajar dan memilih materi pelajaran merupakan salah
satu kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru sebagai tuntutan dari
Permendiknas No. 16 tahun 2007 gentan standar kualifikasi akademik dan standar
kompetensi guru.
Menjadi sebuah tuntutan dan keharusan untuk menguasai kompetensi ini, jika ingin
menjadi guru yang profesional. Pemahaman mengenai teori pengembangan
kurikulum, perkembangan dan karakteristi peserta didik, teori belajar dan
pembelajaran merupakan pra syarat untuk dapat membuatsebuah rancangan
pengalaman belajar yang efektif bagi seorang guru.
Selain penguasaan maetei di atas, guru juga dituntut untuk mampu menerapkannya
secara praktis tentang berbagai metoda dan media pembelajaran sesuai dengan
kategorisasai pengetahuan maupun jenjang kompetensi yang telah ditetapkan dan
pada akhirnya melalukan evaluasi terhadap keseluruhan kegiatan belajar mengajar.
Tidak ada pekerjaan yang dapat dilakukan dengan sempurna pada kesempatan
pertama, ada sebuah kata bijak yang dapat mejadi pedoman “praktice made perfect”.
Disarankan agar setiap guru melatih secara terus menerus serta mencari berbagai
literatur yang relevan yang berkaitan dengan peracangan pengalaman belajar dan
pemilihan materi pelajaran
GEOMETRI 73
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 74
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Daftar Pustaka
GEOMETRI 75
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Idris, Zahra. (1992). Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Grasindo
I Wayan Ratnata. ( 1995). Thesis : Kemampuan Berpikir Logis Siswa STM dalam
Pemahaman Konsep-Konsep Listrik Magnet. Bandung: Program Pascasarjana IKIP
Bandung.
Widjaja, Sri Umi, Mintarti. (2009). Pengembangan Model Pembelajaran pada Mata
PelajaranAkuntansi di SMK Dengan Pendekatan Kontekstual Dan Strategi Problem
Based Learning. Disertasi: Universitas Negeri Malang Program Studi Pendidikan
Ekonomi. Tidak diterbit
GEOMETRI 76
MATEMATIKA – MATEMATIKA
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
Tujuan
Tujuan dari penulisan modul ini adalah:
1. Melalui membacapeserta diklat dapat mengidentifikasi sifat-sifat atau
karakteristik bangun datar dengan penuh tanggungjawab.
2. Melalui diskusi kelompok peserta diklat dapat menyelesaikan masalah terkait
luas bangun datar dengan teliti.
3. Melalui simulasipeserta diklat dapat menyelesaikan masalah terkait sifat
kesejajaran dan ketegaklurusandengan cermat.
4. Melalui eksperimenpeserta diklat dapat membuktikan pernyataan geometris
melalui aksioma dan teoremadengan percaya diri.
5. Melalui tanya jawab peserta diklat dapat menentukan keliling bangun datar
dan luas daerah bangun datar dengan benar
6. Melalui penugasan peserta diklat dapat menerapkan transformasi bangun
datar dengan tekun
GEOMETRI 77
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Uraian Materi
1. Sejarah Geometri
a. Pengertian Geometri
Paling tidak ada enam wilayah yang dapat dipandang sebagai ’sumber’
penyumbang pengetahuan geometri, yaitu: Babilonia (4000 SM - 500
SM), Yunani (600 SM – 400 SM), Mesir (5000 SM - 500 SM), Jasirah
Arab (600 - 1500 AD), India (1500 BC - 200 BC), dan Cina (100 SM -
1400). Tentu masih ada negara-negara penyumbang pengetahuan
geometri yang lain, Namun, kurang signifikan atau belum terekam dalam
tradisi tulisan.
GEOMETRI 78
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Bangsa Babilonia menempati daerah subur yang membentang antara
sungai Eufrat dan sungai Tigris di wilayah Timur Tengah. Pada mulanya,
daerah ini ditempati oleh bangsa Sumeria. Pada saat itu, 3500 SM, atau
sekitar 5000 tahun yang lalu telah hidup sangat maju. Banyak gedung
dibangun seperti kota waktu kini. Sistem irigasi dan sawah pertanian juga
telah berkembang. Geometri dipikirkan oleh para insinyur untuk
keperluan pembangunan.
Geometri yang lahir dan berkembang di Babilonia merupakan sebuah
hasil dari keinginan dan harapan para pemimpin pemerintahan dan
agama pada masa itu. Hal ini dimaksudkan untuk bisa mendirikan
berbagai bangunan yang kokoh dan besar. Juga harapan bagi para raja
agar dapat menguasai tanah untuk kepentingan pendapatan pajak.
Teknik-teknik geometri yang berkembang saat itu pada umumnya masih
kasar dan bersifat intuitif. Akan tetapi, cukup akurat dan dapat memenuhi
kebutuhan perhitungan berbagai fakta tentang teknik-teknik geometri
saat itu termuat dalam Ahmes Papirus yang ditulis lebih kiurang tahun
1650 SM dan ditemukan pada abad ke-9. Peninggalan berupa tulisan ini
merupakan bagian dari barang-barang yang tersimpan oleh museum-
museum di London dan New York. Dalam Papirus ini terdapat formula
tentang perhitungan luas daerah suatu persegi panjang, segitiga siku-
siku, trapesium yang mempunyai kaki tegak lurus dengan alasnya, serta
formula tentang pendekatan perhitungan luas daerah lingkaran. Orang-
orang Mesir rupanya telah mengembangkan rumus-sumus ini dalam
kehidupan mereka untuk menghitung luas tanah garapannya.
Selain melanjutkan mengembangkan geometri, mereka juga
mengembangkan sistem bilangan yang kini kita kenal dengan
’sexagesimal’ berbasis 60. Kita masih menikmati (dan menggunakan)
sistem ini ketika berbicara tentang waktu.
Mereka membagi hari ke dalam 24 jam. Satu jam dibagi menjadi 60
menit. Satu menit dibagi menjadi 60 detik. Kita mengatakan, misalnya,
saat ini adalah pukul 9, 25 menit, 30 detik. Kalau dituliskan akan
berbentuk pukul 9 25' 30", dan dalam sexagesimal dapat dituliskan
GEOMETRI 79
MATEMATIKA – MATEMATIKA
sebagai 9 5 25/60 30/3600. Sistem ini telah menggunakan nilai tempat
seperti yang kita gunakan dewasa ini (dalam basis 10 bukan dalam basis
60).
GEOMETRI 80
MATEMATIKA – MATEMATIKA
untuk membuat berbagai bangunan pembakaran untuk korban di altar.
Salah satu syaratnya adalah bentuk boleh ( bahkan harus) berbeda tetapi
luasnya harus sama. Misalnya, membuat pangunan pembekaran yang
terdiri atas lima tingkat dan setiap tingkat terdiri 200 bata. Di antara dua
tingkat yang urutan tidak boleh ada susunan bata yang sama persis. Saat
itulah muncul ahli geometri di India. Tentu, bangunan itu juga dilengkapi
dengan atap. Atap juga merupakan bagian tugas matematikawan India.
Di sinilah berkembang teori-teori geometri.
Seperti cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain, matematika
(termasuk geometri) juga dikembangkan oleh para ilmuwan Cina sejak
2000 tahun sebelum Masehi (atau sekitar 4000 tahun yang lalu). Kalau di
Eropa terdapat buku ‘Unsur-unsur’, geometri Euclides yang mampu
menembus waktu 2000 tahun tanpa tertandingi, di timur, Cina terdapat
buku ‘Sembilan bab tentang matematika’ yang dibuat sekitar tahun 179
oleh Liu Hui. Buku ini memuat banyak masalah geometri. Di antaranya
menghitung luas dan volume. Dalam buku itu juga mengupas hukum
Pythagoras. Juga banyak dibicarakan tentang polygon.
Pada Zaman Pertengahan, aAhli matematik mMuslim banyak
menyumbangkan mengenai perkembangan geometri, terutama geometri
aljabar dan aljabar geometri. Al- Mahani (1.853) mendapat idea
menguraikan masalah geometri seperti menyalin kubus kepada masalah
dalam bentuk aljabar. Thabit ibn Qurra (dikenal sebagi Thebit dalam
Latin) (836 – 901) mengendali dengan pengendalian arimetikal yang
diberikan kepada ratio kuantitas geometri, dan menyumbangkan tentang
pengembangan geomeri analitik. Omar Khayyam (1048 -1131)
menemukan penyelasaian geometri kepada persamaan kubik, dan
penyelidikan selanjutnya yang terbesar adalah kepada pengembangan
geometri bukan Euclid.
Pada awal abad ke-17, terdapat dua perkembangan penting dalam
geometri. Yang pertama, dan yang terpenting, adalah penciptaan
geometri analik, atau geometri dengan koordinat dan persamaan, oleh
Rene Descartes (1596-1650) dan Pierre de Fermat (1601-1665). Ini
GEOMETRI 81
MATEMATIKA – MATEMATIKA
adalah awal yang di perlukan untuk perkembangan kalkulus.
Perkembangan geometrik kedua adalah penyelidikan secara sistematik
dari geometri proyektif oleh Girard Desargues (1591-1661). Geometri
proyektif adalah penyelidikan geometri tanpa ukuran, Cuma dengan
menyelidik bagaimana hubungan antara satu sama lain.
Dua perkembangan dalam geometri pada abad ke-19,mengubah cara ia
telah dipelajari sebelumnya. Ini merupakan penemuan Geometri bukan
Euclid oleh Lobachevsky, Bolyai dan Gauss dan dari formulasi simetri
sebagai pertimbangan utama dalam Program Erlangen dari Felix Klein
(yang menyimpulkan geometri Euclid dan bukan Euclid). Dua dari ahli
geometri pada masa itu ialah Bernhard Riemann, bekerja secara analisis
matematika, dan Henri Poincaré, sebagai pengagas topologi algebraik
dan teori geometrik dari sistem dinamikal.
Sebagai akibat dari perubahan besar ini dalam konsepsi geometri,
konsep "ruang" menjadi sesuatu yang kaya dan berbeda, dan latar
belakang semula hanya teori yang berlainan seperti analisis kompleks
dan mekanik klasikal. Jenis tradisional geometri telah dikenal pasti
seperti dari ruang homogeneous, yaitu ruang itu mempunyai bekalan
simetri yang mencukupi, supaya dari poin ke poin mereka kelihatan
sama.
c. Tokoh-Tokoh Geometri
1) Thales (640 – 546 SM)
GEOMETRI 82
MATEMATIKA – MATEMATIKA
b. Sudut-sudut siku-siku adalah kongruen,
c. Sebuah sudut yang dinyatakan dalam sebuah setengah lingkaran
adalah sudut siku-siku.
Hasil kerja dan prinsip Theles jelas telah manandai awal dari sebuah
era kemajuan matematika yang mengembangkan pembuktian
deduktif sebagai alasa logis yang dapat diterima. Pembuktian deduktif
diperlukan untuk menurunkan teorema dari postulat-postulat.
Selanjutnya untuk disusun suatu pernyataan baru yang logis.
GEOMETRI 83
MATEMATIKA – MATEMATIKA
tertinggal, kedudukannya dalam sejarah terutama terletak pada
bukunya yang hebat mengenai ilmu ukur yang bernama The
Elements.
GEOMETRI 84
MATEMATIKA – MATEMATIKA
sehingga dari bentuknya saja sudah mampu menyingkirkan buku yang
pernah dibuat orang sebelumnya.
Sebagai alat pelatih logika pikiran manusia, buku The Elements jauh
lebih berpengaruh ketimbang semua risalah Aristoteles tentang logika.
Buku itu merupakan contoh yang komplit sekitar struktur deduktif dan
sekaligus merupakan buah pikir yang menakjubkan dari semua hasil
kreasi otak manusia.
Adil jika kita mengatakan bahwa buku Euclid merupakan faktor
penting bagi pertumbuhan ilmu pengetahuan modern. Ilmu
pengetahuan bukanlah sekedar kumpulan dari pengamatan-
pengamatan yang cermat dan bukan pula sekedar generalisasi yang
tajam serta bijak. Hasil besar yang direnggut ilmu pengetahuan
modern berasal dari kombinasi antara kerja penyelidikan empiris dan
percobaan-percobaan di satu pihak, dengan analisa hati-hati dan
kesimpulan yang punya dasar kuat di lain pihak.
Pengaruh Euclid terhadap Sir Isaac Newton sangat terasa sekali,
sejak Newton menulis buku yang terkenal dengan nama The Principia
dalam bentuk kegeometrian, mirip dengan The Elements. Berbagai
ilmuwan mencoba menyamakan diri dengan Euclid dengan jalan
memperlihatkan bagaimana semua kesimpulan mereka secara logis
berasal mula dari asumsi asli. Tak kecuali apa yang diperbuat oleh
ahli matematika seperti Russel, Whitehead dan filosof Spinoza.
Kini, para ahli matematika sudah memaklumi bahwa geometri
Euclidbukan satu-satunya sistem geometri yang memang jadi
pegangan pokok dan teguh serta yang dapat direncanakan pula,
mereka pun maklum bahwa selama 150 tahun terakhir banyak orang
yang merumuskan geometri bukan a la Euclid. Sebenarnya, sejak
teori relativitas Einstein diterima orang, para ilmuwan menyadari
bahwa geometri Euclid tidaklah selamanya benar dalam penerapan
masalah cakrawala yang sesungguhnya.
GEOMETRI 85
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Pada kedekatan sekitar "Lubang hitam" dan bintang neutron --
misalnya-- dimana gayaberat berada dalam derajat tinggi, geometri
Euclid tidak memberi gambaran yang teliti tentang dunia, ataupun
tidak menunjukkan penjabaran yang tepat mengenai ruang angkasa
secara keseluruhan. Tetapi, contoh-contoh ini langka, karena dalam
banyak hal pekerjaan Euclid menyediakan kemungkinan perkiraan
yang mendekati kenyataan. Kemajuan ilmu pengetahuan manusia
belakangan ini tidak mengurangi baik hasil upaya intelektual Euclid
maupun dari arti penting kedudukannya dalam sejarah.
4) Saintis-Saintis Muslim
GEOMETRI 86
MATEMATIKA – MATEMATIKA
matematika yang begitu canggih. ''Teori itu baru ditemukan 20 atau 30
tahun lalu," ungkapnya.
Desain dalam seni Islam menggunakan aturan geometri dengan
bentuk mirip kristal yang menggunakan bentuk poligon simetris untuk
menciptakan satu pola. Hingga saat ini, pandangan umum yang
beredar adalah pola rumit berbentuk bintang dan poligon dalam
desain seni Islam dicapai dengan menggunakan garis zigzag yang
digambar dengan mistar dan kompas.
"Anda bisa melihat perkembangan desain geometis yang canggih ini.
Jadi mereka mulai dengan pola desain yang sederhana, dan lama-
lama menjadi lebih kompleks," tambah Peter Lu. Penemuan Peter Lu
itu membuktikan bahwa peradaban Islam telah mampu mencapai
kemajuan yang luar biasa dalam bidang geometri.
Lantas bagaimana matematikus Islam mengembangkan geometri?
Pada abad ke-9 M, matematikus Muslim bernama Khawarizmi telah
mengembangkan geometri. Awalnya, ilmu geometri dipelajari sang
matematikus terkemuka dari buku berjudul The Elements karya Euclid.
Ia pun kemudian mengembangkan geometri dan menemukan
beragam hal yang baru dalam studi tentang hubungan di dalam ruang.
Al-Khawarizmi menciptakan istilah secans dan tangens dalam
penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dia juga menemukan Sistem
Nomor yang sangat penting bagi sistem nomor modern. Dalam Sistem
Nomor itu, al-Khawarizmi memuat istilah Cosinus, Sinus dan Tangen
untuk menyelesaikan persamaan trigonometri, teorema segitiga sama
kaki, perhitungan luas segitiga, segi empat maupun perhitungan luas
lingkaran dalam geometri.
Penelitian al-Khawarizmi dianggap sebagai sebuah revolusi besar
dalam dunia matematika. Dia menghubungkan konsep-konsep
geometri dari matematika Yunani kuno ke dalam konsep baru.
Penelitian-penelitian al-Khawarizmi menghasilkan sebuah teori
gabungan yang memungkinkan bilangan rasional/irasional, besaran-
besaran geometri diperlakukan sebagai objek-objek aljabar.
GEOMETRI 87
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Penelitian al-Khawarizmi memungkinkan dilakukannya aplikasi
sistematis dari aljabar. Sebagai contoh, aplikasi aritmetika ke aljabar
dan sebaliknya, aljabar terhadap trigonometri dan sebaliknya, aljabar
terhadap teori bilangan, aljabar terhadap geometri dan sebaliknya.
Penelitian-penelitian ini mendasari terciptanya aljabar polinom,
analisis kombinatorik, analisis numerik, solusi numerik dari
persamaan, teori bilangan, dan konstruksi geometri dari persamaan.
Konsep geometri dalam matematika yang diperkenalkan oleh al-
Khawarizmi juga sangat penting dalam bidang astronomi. Pasalnya
Astronomi merupakan ilmu yang mengkaji tentang bintang-bintang
termasuk kedudukan, pergerakan, dan penafsiran yang berkaitan
dengan bintang. Guna menghitung kedudukan bintang terhadap bumi
membutuhkan perhitungan geometri.
Ilmuwan Muslim lainnya yang berjasa mengembangkan geometri
adalah Thabit Ibnu Qurra. Matematikus Muslim yang dikenal dengan
panggilan Thebit itu juga merupakan salah seorang ilmuwan Muslim
terkemuka di bidang Geometri. Dia melakukan penemuan penting di
bidang matematika seperti kalkulus integral, trigonometri, geometri
analitik, maupun geometri non-Eucledian.
Salah satu karya Thabit yang fenomenal di bidang geometri adalah
bukunya yang berjudul The composition of Ratios ( Komposisi rasio).
Dalam buku tersebut, Thabit mengaplikasikan antara aritmatika
dengan rasio kuantitas geometri. Pemikiran ini, jauh melampaui
penemuan ilmuwan Yunani kuno dalam bidang geometri.
Sumbangan Thabit terhadap geometri lainnya yakni, pengembangan
geometri terhadap teori Pythagoras di mana dia mengembangkannya
dari segi tiga siku-siku khusus ke seluruh segi tiga siku-siku. Thabit
juga mempelajari geometri untuk mendukung penemuannya terhadap
kurva yang dibutuhkan untuk membentuk bayangan matahari.
Selain itu, ilmuwan Muslim lainnya yang berjasa mengembangkan
geometri adalah Ibnu al-Haitham. Dalam bidang geometri, Ibnu al-
Haitham mengembangkan analitis geometri yang menghubungkan
GEOMETRI 88
MATEMATIKA – MATEMATIKA
geometri dengan aljabar. Selain itu, dia juga memperkenalkan konsep
gerakan dan transformasi dalam geometri. Teori Ibnu al-Haitham
dalam bidang persegi merupakan teori yang pertama kali dalam
geometri eliptik dan geometri hiperbolis. Teori ini dianggap sebagai
tanda munculnya geometri non- Euclidean. Karya-karya Ibn al-
Haitham itu mempengaruhi karya para ahli geometri Persia seperti
Nasir al-Din al Tusi dan Omar Khayyam. Namun pengaruh Ibn al-
Haytham tidak hanya terhenti di wilayah Asia saja. Sejumlah ahli
geometri Eropa seperti Gersonides, Witelo, Giovanni Girolamo
Saccheri, serta John Wallis pun terpengaruh pemikiran al-Haitham.
Salah satu karyanya yang terkemuka dalam ilmu geometri adalah
Kitab al-Tahlil wa al'Tarkib.
Cendekiawan Muslim lainnya yang berjasa mengembangkan geometri
adalah Abu Nasr Mansur ibnu Ali ibnu Iraq atau biasa disebut Abu
Nasr Mansur. Ia merupakana salah satu ahli geometri yang
mendalami spherical geometri (geometri yang berhubungan dengan
astronomi). Spherical geometri ini sangat penting untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang sulit di dalam astonomi Islam.
Umat Islam perlu menentukan waktu yang tepat untuk shalat,
Ramadhan, serta hari raya baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Dengan
bantuan spherical geometri, kini umat Muslimbisa memperkirakan
waktu-waktu tersebut dengan mudah. Itulah salah satu warisan ilmu
Abu Nasr Mansur bagi kita saat ini.
GEOMETRI 89
MATEMATIKA – MATEMATIKA
aksioma atau postulat, dan akhirnya pada teorema atau dalil. Gambaran
hubungan antara unsur-unsur yang tidak terdefinisikan, unsur-unsur yang
didefinisikan, aksioma/postulat, dan teorema/dalil, dapat dilihat pada Gambar
2.3.1, diikuti selanjutnya oleh contoh beberapa hubungan antara konsep-
konsep tersebut.
unsur-unsur unsur-unsur
teorema/
yang tidak yang aksioma/ dalil-dalil
terdefinisi terdefinisi postulat
Konsep Ilustrasi
Titik
Unsur Pangkal yang Tak
Garis
Pada garis terdapat banyak titik, panjang tak
berbatas.
GEOMETRI 90
MATEMATIKA – MATEMATIKA
g
Melalui
Relasi Pangkal yang
garis g.
Antara
Titk Q antara P dan R.
g
Pada setiap garis g
Aksioma
GEOMETRI 91
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Gambar 2.3.2 Titik Garis dan Bidang
Beberapa istilah lain dalam geometri juga cukup diterima secara intuitif,
tetapi tidakdidefinisikan, seperti “terletak”, “di luar”, “kelurusan” suatu
garis, atau “datarnya” bidang.
Titik dapat dibayangkan seperti bola yang semakin mengecil sehingga
jari-jarinya nol. Karena tidak memiliki ukuran, maka titik dikatakan
berdimensi nol. Titik dapat ditentukan letaknya. Titik biasa
direpresentasikan sebagai noktah. Besar kecilnya noktak tidak
berpengaruh, tetap saja titik tidak memiliki ukuran.dan dinotasikan
dengan huruf kapital (misal: A, B ,T ). Garis dapat dibayangkan sebagai
jejak titik yang bergerak lurus. Garis memanjang ke dua arah. Dengan
demikian garis hanya memiliki panjang, tidak memiliki ketebalan
sehingga dikatakan garis berdimensi satu. Akibat dari hal ini adalah,
jarak dua titik pada suatu garis dapat ditentukan ukurannya. Garis
dinotasikan dengan huruf non kapital (misal garis l,h ,g ) atau dengan
⃡ ). Bidang dapat dibayangkan
menyebutkan dua titik yang dilalui (misal𝐴𝐵
sebagai jejak garis yang bergerak menyamping tanpa mengubah arah
garis. Bidang meluas ke segala arah tanpa batas. Dalam lukisan
geometris, bidang dapat dilukiskan sebagiannya dalam bentuk
jajargenjang. Bidangdinotasikan dengan huruf Yunani, atau tiga titik yang
dilaluinya (misal bidang α, bidang, bidang ABC).
GEOMETRI 92
MATEMATIKA – MATEMATIKA
2. Definisi, Aksioma, dan Teorema
1) Kolinear (segaris):
Tiga titik dikatakan kolinear (segaris) jika semua titik tersebut terletak
pada garis yang sama. Pada gambar limas T.ABCD di bawah, titik E
terletak di tengah AC, sehingga ketiga titik A, E, dan C segaris.
Sementara itu tiga titik A,C dan Ttak segaris (non kolinear).
2) Koplanar (sebidang):
Dua garis dikatakan koplanar jika keduanya terletak pada bidang
yang sama. Empat titik dikatakan koplanar jika keempat titik tersebut
terletak sebidang. Pada gambar di atas,garis AB dan BC koplanar,
GEOMETRI 93
MATEMATIKA – MATEMATIKA
sedang garis AB dan TC non koplanar. Empat titik T, A, B, C tak
sebidang karena tidak terletak di bidang yang memuat ABC
3) Ruas garis (segmen):
̅̅̅̅) merupakan himpunan titik A, B
Ruas garis (dilambangkan dengan𝐴𝐵
dan semua titikdi antara A dan B yang kolinear dengan garis melalui
kedua titik tersebut. Titik A dan B dalam hal ini disebut sebagai ujung-
̅̅̅̅dapat diartikan
ujung ruas garis. Dalam penulisan berikutnya, 𝐴𝐵
sebagai ruas garis AB, dapat juga diartikan sebagai panjang ruas
garis AB tergantung pada konteksnya.
4) Sinar Garis (Ray):
GEOMETRI 94
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Perhatikan bahwa:
(a) Istilah yang didefinisikan adalah “segitiga samakaki”.
(b) Posisisegitiga samakakai termasuk dalam himpunan “segitiga”.
(c) Hal yang membedakan segitiga samakaki dengan segitiga yang
lain adalah “memiliki dua sisi yang kongruen”.
(d) berlaku bolak balik, dimaksudkan sebagai berikut:
(1). “Jika suatu segitiga itu samakaki, maka ia memiliki dua kaki
yang kongruen”
(2). “Jika suatu segitiga memiliki dua sisi yang kongruen, maka ia
merupakan segitiga samakaki”.
GEOMETRI 95
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Teorema 1. Melalui satu garis dan sebuah titik di luar garis hanya
dapat dibuat satu bidang.
Bukti:
Misalkan diberikan garis , maka dap ditentukan dua titik berbeda dan
yang
terletak pada garis . Karena bidang melalui maka seluruh titik pada garis
itu terletak pada bidang (Aksioma 1). Sementara itu masih ada satu titik
lagi di luar garis, sehingga terdapat tiga titik yang tidak segaris. Menurut
aksioma 3, maka dapat dibuat tepat satu bidang. Jadi melalui satu garis
dan sebuah titik di luar garis hanya dapat dibuat satu bidang.
3. Pengertian Sudut
GEOMETRI 96
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Pada tiap sudutnya dipasangi lampu. Sandi yang bekerja sebagai
cleaning service di kantor tersebut mendapat tugas mengganti semua
lampunya. Ada berapakah lampu yang harus disediakan Sandi?
Sebelum menentukan jumlah lampu yang harus disediakan Sandi,
terlebih dahulu Sandi harus mengetahui jumlah sudut yang terbentuk
pada lahan kantornya itu, coba Anda perhatikan gambar lahan kantor
dimana Sandi bekerja. Pada lahan tersebut, terdapat tiga buah sudut
yaitu sudut A, B, dan C. Berarti jumlah lampu yang harus dibawa Sandi
ada 3 buah.
Gambar 2.3.6 Sudut ABC
GEOMETRI 97
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Pada gambar tersebut terlihat dua buah sinar garis OA dan OB berhimpit
di titik O. Daerah yang terbentuk di antara sinar garis OA dan OB disebut
sudut. Ingat, walaupun sinar garis memiliki panjang yang tak hingga, jika
pangkalnya berhimpit dengan pangkal sinar garis lain, pasti akan
membentuk sudut.
Sudut yang terbentuk pada gambar tersebut, dapat diberi nama dengan
tiga cara, yaitu sudut O disimbolkan dengan <O, atau sudut BOA
disimbolkan dengan<BOA atau juga sudut AOB disimbolkan dengan
<AOB. Sinar garis OA dan sinar garis OB dinamakan kaki sudut. Titik O
(titik pangkal) dinamakan titik sudut.
Gambar 2.3.8 Sudut 1
GEOMETRI 98
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Suatu sudut yang dibentuk oleh sinar garis OA dan OB dinotasikan AOB
atau BOA atau O. Sinar garis OA dan OB disebut kaki-kaki sudut dan
titik O disebut titik sudut.
Perhatikan sudut-sudut yang terbentuk pada perpotongan garis AC dan
BD gambar berikut.
Gambar 2.3.10 Perpotongan Garis AC dan BD
GEOMETRI 99
MATEMATIKA – MATEMATIKA
AOB = = 65
Contoh Soal
GEOMETRI 100
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Jawab:
Oleh karena sudut tersebut merupakan sudut refleks maka besar sudut
tersebut adalah 80˚ + 30˚ = 210˚
GEOMETRI 101
MATEMATIKA – MATEMATIKA
½ putaran = ½ keliling lingkaran = 180°
1 1
360
putaran = 360 keliling lingkaran = 1°
Setiap derajat dibagi dalam 60 menit dan setiap menit dibagi menjadi 60
detik. Menit dilambangkan dengan (') dan detik dilambangkan dengan ('').
Contoh
a. 20°50'40''
b. 25°30'
a. 120,4°
b. 54,72°
Jawab:
GEOMETRI 102
MATEMATIKA – MATEMATIKA
1. a. 20°50'40'' = 20° + 50' + 40''
1 ′
= 20° + 50' + [40 𝑥 (60) ]
40 ′
= 20° + 50' + (60)
2 ′
= 20° + 50' + (3)
2 ′
= 20° + (50 + 3)
152 ′
= 20° + ( 3
)
152
= 20° + ( 𝑥1′ )
3
152 1 ′
= 20° + [ 3
𝑥 (60
)]
152 ′
= 20° + [ 3
]
GEOMETRI 103
MATEMATIKA – MATEMATIKA
2). Satuan radian (rad)
GEOMETRI 104
MATEMATIKA – MATEMATIKA
1 rad adalah besarnya sudut pusat suatu lingkaran yang panjang busur
dihadapan sudut itu sama dengan panjang jari-jarinya.
Contoh:
GEOMETRI 105
MATEMATIKA – MATEMATIKA
c. Satuan Centisimal / gone / grade (g)
1
1g = keliling lingkaran sehingga 1 keliling lingkaran = 400g.
400
Contoh:
2
(ii) radian dalam derajat
3
GEOMETRI 106
MATEMATIKA – MATEMATIKA
1
(vi) radian ke satuan grade
5
Jawab:
30 1
(i) 30 = rad = rad
180 6
2 2
(ii) rad = .180 = 120
3 3
215
(iii) 57,215 = 57 + .60
1000
= 57 + 12,9
9
= 57 + 12 + .60
10
= 571254
50 24
(iv)655025 = 65 +
60 3600
= 65,84
45
(v) 45 = . 200g = 50g
180
1 1
(vi) rad = . 200g = 40g
5 5
g. Jenis-jenis Sudut
GEOMETRI 107
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Berdasarkan besarnya, sudut dapat dikelompokan menjadi beberapa
jenis, yaitu:
1) Sudut lancip
Sudut lancip adalah sudut yang besarnya antara 0° dan 90°.
2) Sudut siku-siku
Sudut siku-siku adalah sudut yang besarnya 90°.
Sudut siku-siku
3) Sudut tumpul
Sudut tumpul adalah sudut yang besarnya antara 90° dan
180°.
Sudut tumpul
4) Sudut pelurus
GEOMETRI 108
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Sudut pelurus adalah sudut yang besarnya 180°.
5) Sudut refleks
Sudut refleks adalah sudut yang besarnya antara 180° dan 360°.
Sudut refleks
Coba Anda perhatikan jarum penunjuk detik pada jam dinding. Jika Anda
lihat, jarum penunjuk detik berada pada angka 12. Kemudian, jarum
GEOMETRI 109
MATEMATIKA – MATEMATIKA
tersebut berputar kembali menuju angka 12. Berarti, jarum penunjuk detik
telah berputar sebanyak 1 putaran penuh atau berputar sebesar 360°.
Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh bahwa satu putaran penuh
besarnya adalah 360°. Oleh karena itu, dapat di analogikan
Contoh:
Jawab:
<AOB = 45°
GEOMETRI 110
MATEMATIKA – MATEMATIKA
b. Sudut AOD adalah sudut pelurus sehingga
<AOB = 65°
2) Sudut-sudut berpenyiku
Dua sudut dikatakan berpenyiku jika jumlah besar kedua sudut 90 . Satu
sudut merupakan penyiku (komplemen) bagi sudut yang lain.
3) Sudut-sudut berpelurus
Dua sudut dikatakan berpelurus jika jumlah besar kedua sudut 180 . Satu
sudut merupakan pelurus (suplemen) bagi sudut yang lain.
GEOMETRI 111
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Gambar 2.3.20 Sudut-Sudut Berpelurus
gambar di samping,
Pasangan sudut bertolak belakang: <1 dan <3, <2 dan <4
Pasangan sudut berdekatan: <1 dan <2, <2 dan <3, <3 dan <4, <1 dan
<4
Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan bahwa ??. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dua sudut yang bertolak belakang sama besar.
GEOMETRI 112
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Jika dua garis qdan rdipotong oleh garisp , seperti pada gambar, maka
dikatakantransversal pmemotong garis q dan r. Perhatikan istilah-istilah
yang digunakan.
Istilah-istilah sudut pada transversal.
GEOMETRI 113
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Sehingga, pada gambar di atas, garis r sejajarq dipotong garis p, maka
berlaku:
<1 =<5, <2 = <6. <3 =<7. Dan <4 =<8
Catatan: postulat merupakan pernyataan yang diterima kebenarannya tanpa
bukti.
Akibat-akibat yang muncul dari postulat sejajar adalah:
Jika dua garis sejajar dipotong oleh garis melintang, maka
Bukti:
<1 = <3 dan <2 = <4 (sudut bertolak belakang sama besar)
<3 = <7 dan <4 = <8 (sudut sehadap sama besar)
Sehingga <1 = <7 dan <2 = <8 , sudut luar berseberangan sama besar. (a
terbukti). Dengan cara serupa, pernyataan-pernyataan b, c, dan d dapat Anda
buktikan kebenarannya.
GEOMETRI 114
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Atau dapat juga dituliskan:
Misalkan garis j dan k dipotong oleh garis melintang, jika <2 = <6 maka j // k .
Dengan postulat 2 kesejajaran, dapat diturunkan teorema-teorema berikut.
1). Jika dua garis dipotong oleh garis melintang sehingga sudut dalam
berseberangan sama besar maka kedua garis tersebut sejajar.
Bukti:
2). Jika dua garis dipotong oleh garis melintang sehingga sudut luar
berseberangan samabesar maka kedua garis tersebut sejajar.
GEOMETRI 115
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Bukti:
3). Jika dua garis dipotong oleh garis melintang sehingga sudut dalamsepihak
saling berpelurus maka kedua garis tersebut sejajar.
Bukti:
Diketahui garis j dan k dipotong oleh garis l, dan dan <3 + <6 = <180o
GEOMETRI 116
MATEMATIKA – MATEMATIKA
<3 + <6 = <180o(diketahui)
j. Konstruksi Geometri
Peralatan yang sering digunakan dalam geometri adalah jangka yang
digunakan untuk melukis lingkaran dan bagian dari lingkaran yang
dinamakan busur.
Dengan jangka dan penggaris, berbagai konstruksi geometri dapat
dibuat. Pada bagian ini hanya diberikan langkah-langkah teknis melukis
konstruksi geometri. Sementara itu alasan/mengapa langkah-langkah
tersebut menghasilkan konstruksi yang diinginkan dapat dipelajari
setelah mempelajari sifat-sifat bangun datar.
1). Menyalin sudut
Diberikan <BAC akan dilukis <TSU yang besarnya sama dengan <BAC
Langkah-langkah :
GEOMETRI 117
MATEMATIKA – MATEMATIKA
1) Lukis busur 1 berpusat di 4, memotong kaki-kaki sudut di B dan C
(Gambar kiri atas).
2) Dengan jari-jari yang sama dengan busur 1, lukis busur 2 dengan
pusat di S (Gambar kiri bawah).
3) Lukis busur 3 berpusat di B, berjari-jari BC (Gambar tengahatas).
5) Lukis busur 4 dengan jari-jari sama dengan busur 3 dan berpusat di T
hinggamemotong busur 3 di titik V (Gambar tengah bawah).
6) Tarik sinar garis SU.Diperoleh <CAB = <TSU (Gambar kanan).
Melalui proses menyalin sudut dan berbekal postulat 2 kesejajaran, maka
dimungkinkanuntuk melukis garis sejajar melalui sebuah titik di luar garis
dengan cara sebagai berikut:
1) Diberikan sebuah garis MN dan sebuah titik P di luar garis.
2) Tarik garis melalui P memotong garis MN (misalkan memotong di titik
M).
3)Buat sudut RPQ yang besarnyasama dengan sudut PMN.
4) Tarik garis melalui PQ, diperoleh garis PQ sejajar garis MN
GEOMETRI 118
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Berikut ini langkah-langkah melukis garis bagi sudut dengan mistar dan
jangka.
1) Lukis busur 1 berpusat A di dan memotong kaki-kaki sudut di B dan C
.
2) Lukis busur 2 berpusat di B, jari-jari busur menyesuaikan besar sudut.
3) Dengan jari-jari sama dengan busur 2, lukis busur berpusat di C dan
memotong busur 2 di D.
4) Tarik garis melalui A dan D. Garis AD membagi <CAB menjadi dua
bagian sama besar, <CAD = <DAB.
Langkah-langkah:
1) Diberikan sebarang ruas garis AB.
2) Lukis busur berjari-jari r, berpusat di A.
3) Lukis busur berjari-jari r, berpusat di B.
4) Kedua busur beropotongan di C dan D .
5) Tarik garis CD, memotong AB di T, maka T merupakan titik tengah AB.
GEOMETRI 119
MATEMATIKA – MATEMATIKA
2) Dengan jari-jari busur yang sama, buat busur 1 berpusat di A dan
memotong AC di A1, busur 2 berpusat di A1 dan memotong garis AC di
A2, serta busur 3 berpusat di A2dan memotong garis AC di A3. 3) Tarik
garis melalui B dan A3.
4) Salin <CA3ke titik dan dengan garis sebagai salah satu kakinya.
5)Perpanjang kaki-kaki sudut yang lain hingga memotong AB di B1 dan
B2.
1
6) Diperoleh AB1 = B1B2 = B2B = AB
3
Cara 1.
GEOMETRI 120
MATEMATIKA – MATEMATIKA
2) Buat duabusur dengan jari-jari sama berpusat di A dan B sehingga
berpotongan di D (Gb. c dand).
3)Tarik garis dari A ke D. Diperoleh garis AD tegaklurus BC (Gb. e).
Cara 2.
Langkah-langkah melukis sudut siku-siku melalui titik diluar garis:
1) Lukis garis melalui P memotong garis yang diberikan di A dan
tentukan titiktengahnya.
2) Buat busur berdiameter AP sehingga memotong garis di C .
3) Tarikgaris melalui P dan C (gambar d), diperoleh PC tegak lurus AC .
Gambar 2.3.34 Melukis Sudut Siku-Siku melalui Titik di Luar Garis cara 2
GEOMETRI 121
MATEMATIKA – MATEMATIKA
k. Bangun Datar
Dalam ilmu ekonomi, dikenal berbagai bentuk perusahaan seperti firma,
perusahaan perorangan, Perseroan Terbatas (PT), dan lain sebagainya.
Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki ciri khusus masing -masing
yang tidak sama. Anda dapat mengatakan perusahaan tersebut termasuk
Perseroan Terbatas, perusahaan perorangan, atau firma setelah melihat
berbagai aspek seperti kepemilikan modalnya, peran, atau tanggung
jawab yang ditanggung oleh masing-masing individu.
Analogi dengan bentuk-bentuk perusahaan, dalam matematika, yaitu
geometri dikenal bentuk-bentuk bangun datar seperti persegipanjang,
trapesium, segitiga, persegi, dan sebagainya. Sama seperti bentuk-
bentuk perusahaan, setiap jenis bangun datar tersebut memiliki ciri-ciri
khas yang berbeda dari bangun lainnya. Anda dapat mengatakan apakah
bangun tersebut merupakan persegi, segitiga, atau trapesium dengan
melihat sisinya, sudutnya, simetri lipatnya, dan sifat lainnya.
Sebelum mempelajari sifat-sifat yang dimiliki bangun datar, pelajarilah
uraian berikut.
Diagonal adalah garis yang ditarik dari sudut di hadapannya.Perhatikan
Gambar 2.3.36
Gambar 2.3.36 Diagonal pada Bangun Datar
GEOMETRI 122
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Perhatikan Gambar 2.3.36 (a), (b), dan (c). Garis AC dan BD merupakan
diagonal pada bangun ABCD, garis FH dan EG merupakan diagonal
pada bangun EFGH, serta garis JL dan IK merupakan diagonal pada
bangun IJKL.
Pada bagian ini, Anda akan mempelajari beberapa bentuk bangun datar,
sifat - sifatnya, keliling, dan luasnya. Bentuk bangun datar yang akan
dipelajari pada Subbab ini adalah persegipanjang, persegi, segitiga,
jajargenjang, layang-layang, dan trapesium.
Di Singapura ada air mancur yang sangat terkenal bernama ‘Fountainof
Wealth’.
Air mancur tersebut banyak dikunjungi orang-orang dari seluruh dunia.
Kerangka air mancur tersebut dibuat dari perunggu yang berbentuk
lingkaran dengan keliling 66 m dan luas 1.683 m2.
Gambar 2.3.37 Air mancur di Singapura
Contoh 1:
Perhatikan bangun datar berikut.
GEOMETRI 123
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Gambar 2.3.38 Bangun Datar ABCDEF
K = (a + b + c ) satuan
GEOMETRI 124
MATEMATIKA – MATEMATIKA
persegi panjang dengan panjang p
K = 2 (l + p) satuan
K = 4 s satuan
𝟐𝟐
K = 2π r = 2 𝟕 rsatuan
Contoh :
Tentukan keliling daerah yang berbayang-bayang pada gambar berikut:
GEOMETRI 125
MATEMATIKA – MATEMATIKA
a) b)
Penyelesaian:
a) Keliling = ( 2+ 5 + 6 + 5 + 3 + 8 + 3 + 6 + 2 + 8 ) cm
= 48 cm.
= 28π
bangun berbayang-bayang = (28π + 28π) satuan
= 56 π satuan
22
Atau keliling bangun berbayang-bayang= 7
x 56 Satuan
= 176 satuan
Setelah Anda mempelajari keliling bangun datar, berikut ini anda
mempelajari luas bangun datar. Perhatikan dua bangun A dan B berikut.
Gambar 2.3.40 Bangun Datar A dan B
GEOMETRI 126
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Bangun A dan B memuat persegi kecil sama banyak. Berapakah banyak
persegi kecil dalam setiap bangun? Anda dapat mengatakan bahwa banyak
persegi kecil yang anda gunakan untuk menutup bangun A dan B sama
banyak. Hal ini dikatakan bahwa bangun A dan B mempunyai luas sama.
Luas daerah suatu bangun datar, yang selanjutnya disebut luas
adalahukuran yang menunjukkan banyak satuan untuk menutup permukaan
bangun datar tersebut. Jika luas suatu bangun datar dinyatakan dengan
L,marilah mengingat kembali rumus-rumus luas bangun datar yang
sudahpernah anda pelajari.
𝟏
𝑳= 𝒂𝒕𝑺𝒂𝒕𝒖𝒂𝒏
𝟐
GEOMETRI 127
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Gambar di samping adalah gambar
persegi panjang dengan panjang p
L = (l xp) satuan
L = s2satuan
L =𝝅 r2satuan
Contoh 3:
a) b)
GEOMETRI 128
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Penyelesaian:
a) L = (2 x 8) + (6 x 3) + (3
x 8)
= 16 + 18 + 24 = 58
Jadi luas bangun a) adalah 58 cm2 .
b) L = ½ x π x (28)2 = ½ x π x 784 =
392π
Jadi luas bangun b) adalah 392 π satuan.
Untuk menentukan luas bangun datar yang tidak beraturan, anda dapat
menggunakan bidang Cartesius, kemudian membilang banyak satuan
yang terdapat pada banguan tersebut.
Contoh 4.
GEOMETRI 129
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Berikut adalah kesimpulan dari keliling dan luas macam-macam Bangun
datar Beraturan
1. Segitiga
Berdasarkan sisinya segitiga dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1) Segitiga sembarang
2) Segitiga sama kaki
3) Segitiga sama sisi
Berdasarkan sudutnya segitiga dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1) Segitiga lancip
2) Segitiga tumpul
3) Segitiga siku-siku
Gambar 2.3.43 Ilustrasi Luas dan Keliling Segitiga
GEOMETRI 130
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Gambar 2.3.44 Ilustrasi Luas dan Keliling Bangun Datar
GEOMETRI 131
MATEMATIKA – MATEMATIKA
7. Trapesium
9. Segi-n Beraturan
n 2 360
Lsegi-n = r Sin
2 n
GEOMETRI 132
MATEMATIKA – MATEMATIKA
(n 2).180
n.s 2 .Sin 2
Lsegi-n = 2n
(n 2).180
2.Sin
n
Ada tiga aturan yang dipergunakan untuk mencari luas daerah bidang tak
beraturan .
a. Aturan Trapesoida
Bangun daerah bidang tak beraturan dibagi menjadi beberapa bagian yang
lebarnya sama. Masing-masing bagian disebut pias / partisi.
Perhatikan gambar berikut :
Gambar 2.3.46 Trapesoida
Satu bidang pias A1B1B2A2, luasnya mendekati trapezium dengan sisi sejajar
y1 dan y2 serta jaraknya d.
y1 y 2
Luas pias A1B1B2A2 .d
2
GEOMETRI 133
MATEMATIKA – MATEMATIKA
ordinatpertama ordinatterakhir
L lebar pias ordinatlai n
2
Ld
y1 y n
y 2 y3 y 4 ... y n1
2
Contoh:
Tentukan luas daerah pada gambar di bwah ini dengan aturan trapesoida !
Jawab:
y1 y 7
Ld y 2 y3 y 4 y5 y 6
2
0 0
1 5 8 10 8 5
2
36 satuan luas.
GEOMETRI 134
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Gambar 2.3.47 Mid Ordinat
Dan seterusnya.
AB CD CD EF EF GH
Jadi y1 = , y2 = , y3 = , dan seterusnya.
2 2 2
d (y1 + y2 + y3 + …)
Contoh:
Tentukan luas bangun pada gambar di bawah ini dengan aturan mid ordinat !
GEOMETRI 135
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Jawab:
8 ( 15 + 22 + 32 + 39 + 40 + 39 + 35 + 22 )
8 (244)
c. Aturan Simpson
Perhatikan gambar berikut !
GEOMETRI 136
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Untuk mencari luas daerah di bawah kurva y = f(x) dengan sumbu X di antara
x = a dan x = b, sebagai berikut :
Bagilah gambar tersebut menjadi n buah trapezium yang genap, dengan lebar
(s) sama dan tingginya y1, y2, y3, … , yn+1 dari interval [a,b].
s
L [(y1 + yn+1) + 4(y2 + y4 + …) + 2(y3 + y5 + …)] dengan n bilangan
3
genap
s
L [(F + L) + 4E + 2R
3
Jawab:
GEOMETRI 137
MATEMATIKA – MATEMATIKA
s = 1, F = 4, L = 36, E = 9 + 25 = 34, R = 16
Substitusi ke rumus
s
L [(F + L) + 4E + 2R
3
1
[(4 + 36) + 4(34) + 2(16)]
3
1 1
[40 + 136 + 32] (208) 69,3 satuan luas
3 3
- Pergeseran (Translasi)
- Pencerminan (Refleksi)
- Perputaran (Rotasi)
- Perkalian (Dilatasi)
Transformasi isometri adalah suatu transformasi yang menghasilkaan
bayangan yang kongruen dengan bangun aslinya. Misal : translasi, refleksi,
dan rotasi.
Catatan:
Jarak dan arah suatu pergeseran dapat ditentukan dengan : ruas garis
a
berarah, misal RS atau sebuah pasangan bilangan, misal .
b
Pencerminan ditentukan dengan suatu garis yang dianggap sebagai sumbu
pencerminannya.
Perputaran ditentukan dengan :
- pusat putaran.
- besar dan arah sudut putar, misalnya searah atau berlawanan arah jarum
jam.
GEOMETRI 138
MATEMATIKA – MATEMATIKA
1. Perkalian ditentukan dengan pusat dan factor skalanya. Misal [P,k]
merupakan dilatasi berpusat di P dan factor skala k.
1). Translasi (Pergeseran)
Pada gambar di atas ∆ABC ditranslasikan sejauh 5 pada arah positif sumbu x
dan sejauh 2 pada arah positif sumbu y. Perhatikan bahwa pada suatu
translasi tidak ada perubahan ukuran bangun.
GEOMETRI 139
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Suatu translasi yang memindahkan setiap titik “ a satuan ke kanan dan b
a
satuan ke atas ‘ dinyatakan dengan suatu pasngan bilangan bentuk kolom
b
.
a
Translasi T: memetakan setiap titik (x,y) ke titik (x,y) sehingga x = x + a
b
dan y = y + b.
x' x a x a
y' y b y b
Contoh 1:
Tentukan bayangan segi empat OABC dengan O(0,0), A(5,0), B(0,6) dan
1
C(5,6) sebagai hasil translasi !
3
Jawab:
1
3
O(0,0) O(1,3)
A(5,0) A(6,3)
B(0,6) B(1,9)
C(5,6) C(6,9)
GEOMETRI 140
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Cara lain :
O A B C O A B C
0 5 0 5 1 1 1 1 1 6 1 6
0 0 6 6 3 3 3 3 3 3 9 9
Contoh2 :
1
ditranslasi oleh T =
3
jawab :
T 1
titik O (0,0)
O’(0+1, 0+3) = O’(1,3)
3
T 1
titik A (3,0)
A’(3+1, 0+3) = A’(4,3)
3
T 1
titik B (3,5)
B’ (3+1, 5+3) = B’(4,8)
3
1
2. Bayangan persamaan lingkaran x2 + y2 = 25 oleh translasi T=
3
adalah….
1
Jawab : Karena translasi T = maka
3
x’ = x – 1 → x = x’ + 1.….(1)
GEOMETRI 141
MATEMATIKA – MATEMATIKA
y’ = y + 3 → y = y’ – 3…..(2)
(x + 1)2 + (y – 3)2 = 25
Contoh 3:
Penyelesaian:
GEOMETRI 142
MATEMATIKA – MATEMATIKA
2). Refleksi (Pencerminan)
Perhatikan bahwa pada suatu refleksi ukuran bangun tidak berubah dan titik
pada bangun yang terletak pada sumbu refleksi tidak berpindah letaknya.
Titik C pada gambar di atas berimpit dengan titik C’. Jadi titik C dan
bayangannya merupakan titik yang sama. Titik C disebut titikinvariant.
GEOMETRI 143
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Jika diketahui suatu bangun dan hasil refleksinya, maka anda dapat
menentukan sumbu refleksinya.
Gambar di bawah menunjukkan segmen garis AB dan bayangannya A’B’
dengan A, B, A’, B’ berturut-turut adalah titik (1, 3), (2, 6), (3, 1), dan (6, 2).
Untuk menentukan sumbu refleksinya ditempuh
Contoh :
Koordinat titik A dan B berturut-turut adalah (-2, 2) dan (1, 4). Garis yang
menghubungkan A dan B direfleksikan terhadap sumbu x untuk mendapatkan
A’ dan B’. Kemudian A’B’ direfleksikan terhadap garis x= 3 untuk memperoleh
A” dan B”. Tentukan koordinat A’, B’, A’, dan B’.
Penyelesaian:
GEOMETRI 144
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Refleksi adalah pencerminan.
1. Sumbu x
2. Sumbu y
3. x = m
4. y = n
5. y = x
6. y = -x
7. Titik pusat O(0,0)
GEOMETRI 145
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Berdasarkan gambar tersebut, jika bayangan titik P(x,y) adalah P’(x’,y’) maka
P’(x’, y’) = P’(x, -y) sehingga dalam bentuk matriks dapat ditulis sebagai
berikut :
x’ = x
y’ = -y
x' 1 0 x
y ' 0 1 y
1 0
Jadi adalah matriks pencerminan terhadap sumbu x.
0 1
Contoh :
jawab :
GEOMETRI 146
MATEMATIKA – MATEMATIKA
2. Bayangan garis 3x – 2y + 5 = 0 oleh refleksi terhadap sumbu x adalah
Jawab :
maka:
x = x’ dan y = -y’
disubstitusi ke kurva 3x – 2y + 5 = 0
diperoleh:3x’ – 2(-y’) + 5 = 0
3x’ + 2y’ + 5 = 0
Jadi bayangannya
adalah 3x + 2y + 5 = 0
GEOMETRI 147
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Berdasarkan gambar tersebut, jika bayangan titik P(x,y) adalah P’(x’,y’) maka
P’(x’,y’) = P’(-x,y), sehingga dalam bentuk matriks dapat ditulis sebagai
berikut :
x’ = -x
y’ = y
x' 1 0 x
y ' 0 1 y
1 0
jadi adalah matriks pencerminan terhadap sumbu y.
0 1
Contoh :
Jawab:
maka: x’ = -x → x = -x’
y’ = y → y = y’
y’ = (x’)2 + x’
Jadi bayangannya
GEOMETRI 148
MATEMATIKA – MATEMATIKA
adalah y = x2 + x
Berdasarkan gambar tersebut, jika bayangan titik P(x,y) adalah P’(x’,y’) maka
P’(x’,y’) = P’(2m-x,y).
Contoh :
garis x = 3.
Jawab:
y’ = y → y = y’
x = 6 – x’ dan y = y’ disubstitusi ke y2 = x - 5
(y’)2 = 1 – x’
Jadi bayangannya adalah y2 = 1 – x
GEOMETRI 149
MATEMATIKA – MATEMATIKA
4) Refleksi terhadap garis y = n
Berdasarkan gambar diatas, jika bayangan titik P(x,y) adalah P’(x’,y’) maka
P’(x’,y’) = P’(x,2n-y).
Contoh :
garis y = -3.
Jawab:
x’ = x
y’ = 2n - y
maka: x’ = x x = x’
y’ = 2n – y
y’ = 2(-3) – y
y’ = - 6 – y y = -y’ – 6
GEOMETRI 150
MATEMATIKA – MATEMATIKA
disubstitusi ke x2 + y2 = 4
Jadi bayangannya:
X2 + y2 + 12y + 32 = 0
x’ = y
y’ = x
x' 0 1 x
y ' 1 0 y
GEOMETRI 151
MATEMATIKA – MATEMATIKA
0 1
jadi
1 0 adalah matriks pencerminan terhadap garis y = x.
Contoh :
y = x adalah….
Pembahasan:
0 1
Matriks transformasi refleksi terhadap y = x adalah
1 0
Sehinggax’ = y dan y’ = x
disubstitusi ke 2x – y + 5 = 0
diperoleh: 2y’ – x ’ + 5 = 0
-x’ + 2y’ + 5 = 0
-x’ + 2y’ + 5 = 0
x – 2y + 5 = 0
GEOMETRI 152
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Berdasarkan gambar diatas, jika bayangan P(x,y) adalah P’(x’,y’) maka
P’(x’,y’) = P’(-y,-x), sehingga dalam bentuk matriks dapat ditulis sebagai
berikut :
x’ = -y
y’ = -x
x' 0 1 x
y ' 1 0 y
0 1
Jadi adalah matriks pencerminan terhadap garis y = -x.
1 0
Contoh :
Kemudian disubstitusikan ke
x2 + y2 – 8y + 7 = 0
(-y’)2 + (-x)2 – 8(-x) + 7 = 0
GEOMETRI 153
MATEMATIKA – MATEMATIKA
(y’)2 + (x’)2 + 8x + 7 = 0
(x’)2 + (y’)2 + 8x + 7 = 0
Jadi bayangannya adalah
X2 + y2 + 8x + 7 = 0
7) Rotasi (Perputaran)
Kejadian alam ada pula yang gerakannya berdasarkan rotasi, misal angin
puting beliung. Dapatkah anda mencari benda di sekeliling anda yang
gerakannya berdasarkan rotasi?Untuk melakukan rotasi diperlukan adanya
pusat rotasi dan sudut putar. Perhatikan gambar-gambar berikut.
Gambar 2.3.62 Rotasi ∆ABC
Gambar berikut menunjukkan suatu rotasi bendera FGHI dengan pusat rotasi
titik O sudut rotasi searah dengan arah jarum jam sebesar ß. Bayangan FGHI
oleh rotasi tersebut adalah bendera F’G’H’I’.
GEOMETRI 154
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Gambar 2.3.63 Rotasi Bendera FGHI
A (r, ) x = r Cos
y = r Sin
y = r Sin (+)
x = r Cos (+)
= x Cos - y Sin
GEOMETRI 155
MATEMATIKA – MATEMATIKA
y = r Sin (+)
= y Cos + x Sin
= x Sin + y Cos
Sudut rotasi positif jika berlawanan dengan arah perputaran jarum jam, dan
negative jika sesuai dengan arah perputaran jarum jam.
Titik P(x,y) dirotasi sebesar berlawanan arah jarum jam dengan pusat
O(0,0) dan diperoleh bayangan P’(x’,y’)
y’ = xsin + ycos
maka x’ = - y dan y’ = x
x' 0 1 x
y ' 1 0 y
0 1
Jadi R½π =
1 0
GEOMETRI 156
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Contoh 1:
Tentukan bayangan segi empat OABC dengan O(0,0), A(5,0), B(0,6) dan
C(5,6) sebagai hasil rotasi di O sejauh 30 berlawanan dengan arah jarum
jam !
Jawab:
O A B C O A B C
12 3 12 0 5 0 5 0 5
3 3 5
3 3
= 2 2
1 0 3 3
2
1
2 3 0 0 6 6
5
2 3 3 5
2
Jadi bayangannya OABC dengan O(0,0), A( 52 3, 52 ), B( 3,3 3 ), dan C(
5
2 3 3, 52 3 3 )
atau
Contoh 2:
Diketahui titik A(4,5), tentukan bayangannya akibat rotasi 90 dengan titik
pusat P(1.1) !
Jawab:
GEOMETRI 157
MATEMATIKA – MATEMATIKA
x'1 Cos90 Sin90 4 1
y '1 Sin90 Cos90 5 1
0 1 3 4
= =
1 0 4 3
x' 4 1 3
y' 3 1 4
Jadi, bayangan titik A(4,5) akibat rotasi 90 dengan titik pusat P(1.1) adalah
A(-3,4).
Contoh3 :
y’ = x → x = y’
y’ + (-x’) = 6
y’ – x’ = 6 → x’ – y’ = -6
Jadi bayangannya: x – y = -6
R-900 berarti:
x’ = xcos(-90) – ysin(-90)
GEOMETRI 158
MATEMATIKA – MATEMATIKA
y’ = xsin(-90) + ycos(-90)
x’ = 0 – y(-1) = y
y’ = x(-1) + 0 = -x’
x' 0 1 x
atau dengan matriks:
y ' 1 0 y
R-900 berarti: x’ = y → y = x’
y’ = -x → x = -y’
disubstitusi ke: 2x - y + 6 = 0
2(-y’) - x’ + 6 = 0
-2y’ – x’ + 6 = 0
x’ + 2y’ – 6 = 0
Jadi bayangannya: x + 2y – 6 = 0
maka x’ = - x dany’ = -y
x' 1 0 x
dalam bentuk matriks:
y ' 0 1 y
1 0
Jadi H =
0 1
Contoh 3 :
y’ = -y → y = -y’
GEOMETRI 159
MATEMATIKA – MATEMATIKA
disubstitusi ke: y = 3x2 – 6x + 1
Contoh 4:
Penyelesaian:
Dari gambar di samping anda dapat menentukan koordinat A1, B1, C1, A2, B2,
danC2yaitu:
C2(-4, 2).
4) Dilatasi (Perkalian)
GEOMETRI 160
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Gambar di samping menunjukkan alat pembesar yang merupakan alat
penting di laboratorium foto. Alat ini digunakan untuk memperbesar foto dari
negatifnya (klisenya). Dengan menggerakkan film di depan lensa,
memungkinkan untuk mengubah ukuran foto yang dihasilkan.
Untuk melakukan suatu dilatasi diperlukan pusat dilatasi dan faktor
dilatasi.
Gambar 2.3.66 Dilatasi pada Segitiga ABC
Berikut adalah dilatasi dengan pusat dilatasi E, yang berada dalam bangun
yang didilatasikan, dan faktor dilatasi k > 0.
Suatu dilatasi dengan pusat O dan factor skala k dinyatakan dengan [O,k].
Dilatasi [O,k] memetakan setiap titik (x,y) ke titik (x,y) sehingga x = kx dan y
= ky.
Ditulis [O,k] : (x,y) (x,y) = (kx,ky)
GEOMETRI 161
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Gambar 2.3.67 Dilatasi [O,k]
x = kx = k.x + 0.y
y = ky = 0.x + k.y
x' k .x 0. y k 0 x
y ' 0.x k . y 0 k y
k 0
Matriks [O,k] = disebut matriks operator dilatasi dengan pusat O dan
0 k
factor skala k.
Catatan:
Jika k>0 maka bangun asal dan bayangan letaknya sepihak terhadap pusat
dilatasi.
Jika k<0 maka bangun asal dan bayangan letaknya berlainan pihak
terhadap pusat dilatasi.
Jika 0<k<1 maka dilatasi merupakan pengecilan.
Jika k<-1 atau k>1 dilatasi merupakan pembesaran.
GEOMETRI 162
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Jika k = -1 maka dilatasi itu sama dengan pencerminan terhadap O dan
sama dengan rotasi 180 dengan pusat O.
Contoh 1:
Tentukan bayangan segi empat OABC dengan O(0,0), A(5,0), B(0,6) dan
C(5,6) sebagai hasil dilatasi [O,3] !
Jawab;
3 0
[O,3] =
0 3
O A B C O A B C
3 0 0 5 0 5 0 15 0 15
=
0 3 0 0 6 6 0 0 18 18
atau
x'a k 0 x a x a
k
y 'b 0 k y b y b
x' k ( x a ) a
y ' k ( y b) b
Contoh 2:
GEOMETRI 163
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Jawab:
Dilatasi [P,3]
x'2 5 2 3.2 2 11
3.
y '1 9 1 3.8 1 25
Contoh3:
Jawab :
garis 2x – 3y = 6 memotong sumbu X di A(3,0) memotong sumbu Y di B(0,2)
karena dilatasi [O,-2] maka,
A’(kx,ky)→ A’(-6,0) dan,
B’(kx,ky) → B’(0,-4)
Titik A’(-6,0), B’(0,-4) dan titik O(0,0) membentuk segitiga seperti pada
gambar:
=½x6x4
= 12
GEOMETRI 164
MATEMATIKA – MATEMATIKA
bayangannya adalah
x’ = k(x – a) + a dan
y’ = k(y – b) + b
Contoh 4:
Jawab :
x’ = k(x – a) + a
y’ = k(y – b) + b
x’ = ⅔(-5 – 1) + 1 = -3
Contoh 5:
Pada dilatasi ini bangun yang didilatasikan adalah segi-4 ABCD dengan pusat
dilatasi E, faktor dilatasi 2, dan bayangan atau hasil dilatasi segi-4 A’B’C’D’.
Hal ini dapat juga dikatakan bahwasegi-4 A’B’C’D’ didilatasikan dengan pusat
1
E, faktor dilatasi 2, menghasilkan segi-4 ABCD.
GEOMETRI 165
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Berikut disajikan suatu dilatasi dengan pusat dilatasi E, yang berada di luar
bangun yang didilatasikan, dan faktor dilatasi k < 0.
Contoh 6:
Dari Contoh 5 dan 6 anda dapat mengetahui bahwa: suatu dilatasi dapat
memperbesar atau memperkecil bangun. Bangun yang didilatasikan
sebangun dengan bayangannya.
GEOMETRI 166
MATEMATIKA – MATEMATIKA
x' ax by x' a b x
atau
y ' cx dy y ' c d y
Contoh:
(2,1) (5,1)
(0,1) (1,3)
a b
d
(2,1) (5,1)
c
(0,1) (1,3)
a b 2 5
2a + b =5
c d 1 1
2c + d = 1
a b 0 1
b = 1 ; d = 3
c d 1 3
Sehingga : a = 2 ; c = -1
2 1
Jadi matriks transformasinya
1 3
GEOMETRI 167
MATEMATIKA – MATEMATIKA
1 Identitas (x,y) (x,y) 1 0
0 1
3 Mx (x,y) (x,-y) 1 0
0 1
4 My (x,y) (-x,y) 1 0
0 1
7 Mo (x,y) (-x,-y) 1 0
0 1
Catatan:
GEOMETRI 168
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Untuk memperoleh matriks transformai tunggal dari beberapa matriks
transformasi, dapat dilakukan dengan mengalikan matriks-matriks
transformasi tersebut.
Contoh:
3 1
Jika T1 = dan T2 = menyatakan matriks translasi, maka tentukan
0 2
bayangan titik A(-3,1) oleh T2oT1 !
Jawab:
T2oT1 = T1 + T2
3 1 4
= + =
0 2 2
3 4 1
Sehingga : + =
1 2 3
Contoh:
Jawab:
1 0 1 0 1 0
Mx o My = =
0 1 0 1 0 1
1 0 2 2
0 1 5 5
GEOMETRI 169
MATEMATIKA – MATEMATIKA
maka dua transformasi berturut-turut tsb disebut Komposisi Transformasi dan
ditulis T2 o T1.
a b
Bila T1 dinyatakan dengan matriks dan T2 dengan matriks
c d
p q
maka dua transformasi berturut-turut mula-mula T1 dilanjutkan
r s
p q a b
dengan T2 ditulis T2 o T1 =
r s c d
Contoh :
1. Matriks yang bersesuaian dengan dilatasi dengan pusat (0,0) dan faktor skala
3 dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis y = x adalah…
Jawab :
3 0
M1= Matrik dilatasi skala 3 adalah
0 3
0 1
M2 = Matrik refleksi terhadap y = x adalah
1 0
Matriks yang bersesuaian dengan M1 dilanjutkan M2
0 1 3 0 0 3
ditulis M2 o M1 = =
1 0 0 3 3 0
0 3
Jadi matriknya adalah
3 0
GEOMETRI 170
MATEMATIKA – MATEMATIKA
2. Bayangan segitiga ABC, dengan A (2,1), B (6,1), C (5,3) karena refleksi
GEOMETRI 171
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Aktivitas Pembelajaran
1. Pengantar:
GEOMETRI 172
MATEMATIKA – MATEMATIKA
h. Teorema Pythagoras. Segitiga siku-siku memiliki sifat yang unik. Sifat ini
telah dikenal oleh bangsa Mesir dan Babilonia jauh sebelum Pythagoras
lahir. Pada bagian ini Anda diajak untuk membuktikan rumus Pythagoras
dan konversnya.
i. Lingkaran. Pada bagian ini akan dipelajari tentang unsur-unsur lingkaran,
nilai , keliling dan luas lingkaran, sudut-sudut pada lingkaran, dan garis
singgung lingkaran.
j. Geometri Transformasi. Berbagai ornamen berbagai daerah sebenarnya
dibuat berdasarkan prinsip-prinsip transformasi. Pada bagian ini dibahas
tentang transformasi yang berupa isometri dan dilatasi.
2. Aktifitas
LK 00
Jawaban:
GEOMETRI 173
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Aktifitas 1: Unsur Dasar Pembangun Geometri
Ketika seseorang yang masih awam dalam geometri diberitahu definisi sudut
sebagai dua sinar yang bersekutu di titik pangkalnya, maka akan muncul
pertanyaan lanjutan, apa yang dimaksud dengan sinar dan titik pangkal?
Ketika dijelaskan tentang definisi sinar sebagai bagian dari garis, akan
muncul pertanyaan lagi, apakah yang dimaksud dengan garis? Jika tuntutan
pendefinisian tersebut diteruskan, maka akan sampai kepada suatu istilah
yang tidak dapat didefinisikan lagi dengan kata-kata yang sudah dikenal.
Dalam aktifitas ini kita akan belajar tentang unsur dasar pembangun
geometri, yang meliputi unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, definisi, sifat,
dan teorema. Jika Anda kesulitan menjawab LEMBAR KERJA 01, disarankan
untuk membaca bahan bacaan 01.
1. Sebutkan tiga unsur dasar geometri yang tidak didefinisikan (undefined term).
2. Jelaskan mengapa “Suatu garis adalah seperti sisi dari suatu penggaris”
bukan merupakan definisi yang baik.
LK 01a
Jawaban:
GEOMETRI 174
MATEMATIKA – MATEMATIKA
LEMBAR KERJA 01b.
Melalui dua titik berbeda, ada berapa garis dapat dibuat melaluikedua titik
tersebut?
Dua titik berbeda A dan B terletak pada sebuah bidang. Bagaimana kedudukan
titik-titik pada garis AB terhadap bidang?
Diberikan tiga titik tidak segaris. Ada berapa bidang dapat dibuat jika bidang
tersebut melalui ketiga titik yang diberikan?
Ketiga pertanyaan di atas mengantarkan kita ke sistem aksioma dalam geometri.
Tuliskan ketiga aksioma tersebut.
LK 01b
Jawaban:
GEOMETRI 175
MATEMATIKA – MATEMATIKA
LEMBAR KERJA 01c.
2. Buktikan bahwa melalui sebuah garis dan titik di luar garis dapat dibuat
sebuah bidang.
LK 01c
Jawaban:
LK 02a
Jawaban:
GEOMETRI 176
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Jika ada, sebutkan pasangan sudut yang saling
a. berpenyiku
b. berpelurus?
LK 02b
Jawaban:
GEOMETRI 177
MATEMATIKA – MATEMATIKA
LEMBAR KERJA 02c Sudut Sehadap dan Sudut Bersebrangan
Pada dua gambar di bawah, jika ada, sebutkan pasangan sudut sehadap dan
pasangan sudut berseberangan.
LK 02c
Jawaban:
GEOMETRI 178
MATEMATIKA – MATEMATIKA
LEMBAR KERJA 02c
LK 02c
Jawaban:
GEOMETRI 179
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Pada masa Yunani kuno, hanya ada dua alat yaitu jangka dan penggaris yang
digunakan untuk membuat konstruksi geometri. Jangka digunakan untuk
membuat lingkaran/busur lingkaran dan memberi tanda ruas-ruas garis dengan
panjang yang sama, sedangkan penggaris digunakan untuk menarik garis lurus
melalui dua titik (tanpa marka apapun).
LEMBAR KERJA 03
LK 03
Jawaban:
Aktifitas 4: Segitiga
GEOMETRI 180
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Penggunaan segitiga dapat di temukan di sekitar kita seperti pada kuda-kuda
atap rumah, penentuan posisi pusat gempa, dll.. Lebih lanjut tentang segitiga,
disarankan membaca bagian materi.
LK 04a
Jawaban:
GEOMETRI 181
MATEMATIKA – MATEMATIKA
a. Lukis segitiga dengan panjang sisi 3, 5, 6
b. Lukis segitiga dengan panjang sisi 4, 7, 2
c. Lukis segitiga dengan panjang sisi 7, 5, 2
LK 04b
Jawaban:
GEOMETRI 182
MATEMATIKA – MATEMATIKA
2. Buktikan bahwa jumlah sudut segitiga 180o .
LK 04c
Jawaban:
Pada setiap segitiga, dapat dilukis garis tinggi, garis berat, garis bagi sudut, garis
sumbu. Garis-garis tersebut memiliki sifat yang unik. Aktifitas berikut akan
menunjukkan keunikan sifat-sifat garis-garis tersebut.
GEOMETRI 183
MATEMATIKA – MATEMATIKA
LEMBAR KERJA 05a
Garis tinggi segitiga merupakan garis yang dilukis melalui titik sudut segitiga dan
tegak lurus terhadap sisi di depannya. Lukislah segitiga tumpul, segitiga siku-
siku, dan segitiga lancip. Pada masing-masing segitiga, lukis semua garis
tingginya. Sifat apa yang Anda temukan?
LK 05a
Jawaban:
Garis berat segitiga merupakan garis yang melalui titik sudut segitiga dan
membagi dua sama panjang sisi di depan sudut tersebut. Lukislah segitiga
tumpul, segitiga siku-siku, dan segitiga lancip. Pada masing-masing segitiga,
lukis semua garis beratnya. Sifat apa yang Anda temukan?
LK 05b
Jawaban:
GEOMETRI 184
MATEMATIKA – MATEMATIKA
LEMBAR KERJA 05c
Garis bagi sudut segitiga merupakan garis yang melalui titik sudut dan membagi
dua sudut tersebut. Lukislah segitiga tumpul, segitiga siku-siku dan segitiga
lancip. Pada masing-masing segitiga, lukis semua garis bagi sudut-nya. Sifat
apa yang Anda temukan?
LK 05c
Jawaban:
GEOMETRI 185
MATEMATIKA – MATEMATIKA
LEMBAR KERJA 05d
Pada suatu segitiga, misalkan titik potong garis-garis bagi sudut adalah. Lukis
garis melalui dan tegak lurus ketiga sisi segitiga. Namakan titik-titik sudut
tegak lurus ini, , dan. Lukis lingkaran berjari-jari. Apa yang dapat Anda
simpulkan?
LK 05d
Jawaban:
GEOMETRI 186
MATEMATIKA – MATEMATIKA
LEMBAR KERJA 05e
LK 05e
Jawaban:
GEOMETRI 187
MATEMATIKA – MATEMATIKA
LEMBAR KERJA 6. Kekongruenan.
GEOMETRI 188
MATEMATIKA – MATEMATIKA
3. Lukis ∆𝐴𝐵𝐶 dengan AB = 5, < 𝐴 = 40o, dan < 𝐵 = 60o. Bandingkan
hasilnya dengan pekerjaan teman Anda, apakah keduanya kongruen?
Tulislah syarat dua segitiga kongruen berdasar aktifitas di atas.
4. Lukis ∆𝐷𝐸𝐹 dengan DE = 5, < 𝐷 = 60o, dan𝐸𝐹 = 4. Bandingkan hasilnya
dengan pekerjaan teman Anda, apakah keduanya kongruen? Berdasarkan
aktifitas di atas, Tulislah syarat dua segitiga kongruen
5. Lukis sebuah ∆𝐺𝐻𝐼, dengan < 𝐺 = 30o, GH = 5, dan HI = 2,5. Ada berapa
kemungkinan segitiga yang dapat dibuat? Apa yang dapat Anda simpulkan?
LK 6
Jawaban:
Aktifitas 7: Segiempat
GEOMETRI 189
MATEMATIKA – MATEMATIKA
1. Cobalah mendefinisikan/menjelaskan pengertian segiempat dengan kata-
kata Anda sendiri. Diskusikan dengan teman sejawat untuk mendapatkan
pengertian segiempat yang terbaik.
a. Apakah yang dimaksud dengan jajargenjang?
1) Lukislah pasangan garis sejajar pada kertas bergaris, lukis juga dua
garis sejajar. menggunakan dua sisi mistar dengan posisi memotong
kedua garis sejajar mula-mula..
2) Bandingkansudut-sudut yang saling berhadapan. dan saling berdekatan
dengan cara menjiplak atau mengukur.
3) Bandingkan panjang sisi-sisi yang berhadapan.
4) Lukis kedua diagonal, kemudian selidiki posisi titik potongnya.
Berdasar aktifitas di atas, tuliskan sifat-sifat jajargenjang yang Anda
temukan.
LK 07a
Jawab:
GEOMETRI 190
MATEMATIKA – MATEMATIKA
LEMBAR KERJA 07b. Persegi Panjang
LK 07b
Jawab:
GEOMETRI 191
MATEMATIKA – MATEMATIKA
LEMBAR KERJA 07c. Belah Ketupat
LK 07c
Jawab:
GEOMETRI 192
MATEMATIKA – MATEMATIKA
LEMBAR KERJA 07d. Persegi
LK 07d
Jawab:
GEOMETRI 193
MATEMATIKA – MATEMATIKA
LEMBAR KERJA 08 .
GEOMETRI 194
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Berdasar data ini, Thales mendapatkan tinggi Piramida 480 kaki.
Jelaskan, prinsip apa dan bagaimana cara yang digunakan Thales untuk
mengukur tinggi Piramida tersebut.
LK 08
Jawab:
Masing-masing cat tembok memiliki daya sebar yang berbeda. Sebagai contoh,
cat merk “D” memiliki daya sebar 12m2 per liter, yang berarti dibutuhkan 1 liter
untuk mengecat 1 lapis permukaan seluas 12m2. Sementara itu, daya sebar cat
“V” hanya 9m2 per liter dengan harga yang lebih murah. Dari kasus tersebut,
selain informasi daya sebar dan harga masing-masing merk, tentu saja luas
permukaan yang harus dicat juga harus diperhitungkan. Pada bagian ini Anda
akan belajar tentang Luas dan keliling bangun bersisi datar. Sebagai tambahan
wawasan, Anda dapat membaca Bahan Bacaan 7 tentang Luas dan Keliling.
GEOMETRI 195
MATEMATIKA – MATEMATIKA
1. Jelaskan bagaimana Anda mendapatkan rumus luas persegipanjang dan
segitiga.
2. Jelaskan bagaimana Anda mendapatkan rumus keliling persegipanjang dan
segitiga
LK 09
Jawab:
Segitiga siku-siku memiliki sifat yang unik terkait dengan panjang sisi-sisinya.
Pada Tablet Babylonia (Plimpton 322) yang dibuat sekitar 1900 – 1600 SM
memuat tripel Pythagoras. Pythagoras sendiri hidup sekitar 580 – 500 SM.
Teorema Pythagoras berbunyi:
Pada segitiga siku-siku berlaku hubungan.
Kuadrat sisi miring suatu segitiga siku-siku sama dengan
jumlah kuadrat sisi-sisi yang lain.
GEOMETRI 196
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Konvers teorema Pythagoras menyatakan pada segitigadengan sisi a, b, dan
sisi terpanjang c, jika c2 = a2 + b2 maka segitiga ABC merupakan segitigasiku-
siku.
Konvers teorema Pythagoras ini dipercaya telah digunakan oleh bangsa Mesir
kuno untuk membuat segitiga siku-siku dengan cara merentangkan tali yang
memiliki simpul dengan jarak yang sama.
1. Buktikan bahwa pada segitiga siku-siku dengan sisi a,b , dan sisi terpanjang c
,berlaku c2 = a2 + b2.
2. Pada tahun 1927 telah diterbitkan buku The Pythagorean Proposition karya
Elisha Scott Loomis yang memuat ratusan bukti teorema Pythagoras. Buku
tersebut memuat lebih dari 200 bukti teorema Pythagoras, termasuk bukti dari
Pythagoras sendiri, Euclid, Leonardo da Vinci, dan Presiden Amerika Serikat
James Garfield. Cobalah Anda mencari satu pembuktian teorema Pythagoras
yang berbeda dengan bukti yang telah Anda tuliskan di LK 1.
LK 10
Jawaban:
GEOMETRI 197
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Aktivitas 11: Lingkaran
Lembar Kerja 11
3. Archimedes (287 – 212 SM) menyatakan bahwa luas suatu lingkaran sama
dengan luas segitiga yang panjang sisi siku-sikunya sama dengan jari-jari dan
keliling lingkaran. Benarkah pernyataan ini? Berikan penjelasannya.
GEOMETRI 198
MATEMATIKA – MATEMATIKA
4. Pada sebuah lingkaran besar sudut pusat adalah dua kali besar sudut keliling
yang menghadap busur yang sama. Buktikan pernyataan tersebut.
6. Ada berapa garis singgung lingkaran dapat dibuat melalui titik jika
a. di luar lingkaran
b. pada lingkaran
c. di dalam lingkaran
6. Lukis dua lingkaran sebarang yang tidak konsentris (tidak sepusat), lukislah
garis singgung persekutuan luar.
LK 11
Jawaban:
GEOMETRI 199
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Aktifitas 12: Geometri Transformasi
Gambar di bawah merupakan salah satu bentuk pengubinan karya MC. Escher
yang berjudul “Sea Horse”. Pola tersebut dibuat menggunakan transformasi
geometri. Pola-pola yang lain karya beliau dapat dilihat di
http://www.mcescher.com/ .
GEOMETRI 200
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Pada bagian ini, Anda akan belajar tentang transformasi geometri. Untuk
memperdalam pemahaman Anda dapat membaca bahan bacaan pada uraian
materi.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan isometri dan transformasi apa saja yang
termasuk di dalamnya?
3. Di manakah posisi titik-titik invarian pada translasi, rotasi, refleksi, dan dilatasi.
LK 12a
Jawaban:
LK 12b
Jawaban:
GEOMETRI 201
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Lembar Kerja 12c
Salah satu sifat pantulan bola pada meja bilyar adalah, sudut datang akan sama
dengan sudut pantul (<α = <). Bola 1 akan disodok sehingga setelah memantul
akan mengenai bola 2.
GEOMETRI 202
MATEMATIKA – MATEMATIKA
a. Bola 1 hanya memantul di a.
LK 12c
Jawaban:
LK 12d
Jawaban:
GEOMETRI 203
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Rangkuman
1. Pengertian Sudut
GEOMETRI 204
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Pada umumnya ukuran satuan sudut tergantung pada kepentingannya. Barang
atau alat apa yang sedang dipergunakan, maka satuan sudut tertentu pula yang
akan dipergunakan. Ada tiga (3) satuan sudut yang biasa digunakan saat ini,
yaitu :
a. Satuan Derajat ( … .° )
1° = 60¢
1¢ = 60 ²
Apabila busur AB sama dengan jari-jari lingkaran, maka dikatakan bahwa besar
suduttersebut satu radian.
GEOMETRI 205
MATEMATIKA – MATEMATIKA
𝐶𝐴𝐵 𝑟
Perbandingan = = 1, menunjukkan ukuran sudut AOB.
𝑂𝐴 𝑟
1
AB = keliling lingkaran, maka :
400
1 2
1 gon = 400. 200
.p rad = 1 p rad
GEOMETRI 206
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Mengubah radian ke derajat ( konversi 1 ) p rad = 180°
180o
, apabila p = 3,14 maka diperoleh
1 rad = p :
1 rad = 63,69 g
1° = 0,017 rad
Mengubah radian ke
derajat ( konversi 1 ) p
rad = 180°
180
1 rad = o
, apabila p = 3,14 maka diperoleh
GEOMETRI 207
MATEMATIKA – MATEMATIKA
p :
1 rad = 63,69 g
1° = 0,017 rad
1g = 0,016 rad
180
= 1,11
1° g
GEOMETRI 208
MATEMATIKA – MATEMATIKA
200
= 0,9
1g °
Untuk mencari luas bangun datar yang beraturan dapat dilihat pada uraian diatas
sesuai dengan jenis bangun datarnya. Adapun untuk bangun yang tak beraturan
dapat dilakukan dengan menggunakan :
4. Teorema Phytagoras
Dalam segitiga siku-siku berlaku teorema Pytagoras, yaitu : “
Kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi sikunya “.
5. Segitiga Istimewa
Suatu segitiga siku-siku sama kaki, jika sisi sikunya adalah x satuan maka sisi
miringnya adalah xÖ2 satuan.
c 2 = a2 + b 2maka : c= a2 + b 2
c = √𝑥 2 + 𝑦 2
c =√2𝑥 2
c = x√2
GEOMETRI 209
MATEMATIKA – MATEMATIKA
3. Rumus Keliling dan Luas Bidang
a. Segitiga
K = a+b+c
L = ½ . alas.tinggi
= √𝑠(𝑠 − 𝑎). (𝑠 − 𝑏). (𝑠 − 𝑐)
𝑎+𝑏+𝑐
Dimana s = 2
b. Persegi panjang
K=2.(p+l)L=p.l
c. Bujur sangkar K = 4. s
L = s . s = s2
d. Jajaran genjang
K = 2. (a + b )
GEOMETRI 210
MATEMATIKA – MATEMATIKA
L = a. t
e. Belah ketupat
K=4.s
L=½.a.b
f. f. Layang-layang
K = 2. (a + b)
L=½.p.q
dimana :
q = BD
p = AC
GEOMETRI 211
MATEMATIKA – MATEMATIKA
g. Trapesium
K=a+b+c+d
L = ½ .(a + b) . t
h. Lingkaran
K = 2.p . r
K = p . d … .. dimana 2.r = d
L = p . r 2......dimana 2.r = d
1
= .p.d2.......dimana r = ½ d
4
GEOMETRI 212
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Demikian seterusnya sehingga luas total merupakan jumlah masing-masing
pilah, maka luas total dirumuskan :
b. Aturan Mid-Ordinat
Aturan Simpson
Aturan ini biasanya dipergunakan untuk menghitung luas daerah di bawah kurva f(x)
dengan sumbu-x pada interval tertentu [a , b].
dimana :
GEOMETRI 213
MATEMATIKA – MATEMATIKA
A : Luas daerah
d : Lebar pilah
F : Ordinat pertama
L : Ordinat terakhir
Pengertian Transformasi
Jenis-jenis Transformasi
a. Translasi ( penggeseran )
b. Refleksi ( pencerminan )
c. Rotasi( perputaran )
d. Dilatasi ( perkalian )
No Transformasi Pemetaan
1 Identitas (x , y) (x , y)
2 Translasi (x , y) (x ’, y ’)
GEOMETRI 214
MATEMATIKA – MATEMATIKA
3 Pencerminan terhadap sumbu x (x , y) (x , -y)
GEOMETRI 215
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Tes Formatif
Tentukan keliling daerah yang berbayang-bayang pada gambar berikut:
GEOMETRI 216
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 217
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Kunci Jawaban
1. Keliling = ( 2+ 5 + 6 + 5 + 3 + 8 + 3 + 6 + 2 + 8 ) cm
= 48 cm.
2. L = (2 8) + (6 3) + (3 8) = 16 + 18 + 24 = 58
4. Dari gambar di bawah, anda dapat menentukan koordinat A’, B’, A’’, B’’,
berturut-turut adalah (-2, -2), (1, -4), (8, - 2) dan (5, -4).
GEOMETRI 218
MATEMATIKA – MATEMATIKA
5. Dari gambar di bawah anda dapat menentukan koordinat A1, B1, C1, A2, B2,
dan C2yaitu: A1(-2, 2), B1(-5, 4), C1(-2, 4), A2(2, -2), B2(-4, 5), dan C2(-4, 2).
6. Hasil dilatasi ? LMN dengan E sebagai pusat dilatasi dan faktor dilatasi ½
dapat dilihat pada gambar berikut.
GEOMETRI 219
MATEMATIKA – MATEMATIKA
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
Tujuan
Tujuan dari penulisan modul ini adalah:
1. Melalui penugasan peserta diklat dapat menentukan hubungan antar
unsur‐unsur dalam bangun ruangdengan cermat
2. Melalui diskusi peserta diklat dapat menerapkan konsep volume bangun
ruang dalam menyelesaikan maslah kejuruandengan teliti.
Uraian Materi
i. Unsur-unsur bangun ruang
Anda telah mempelajari berbagai bentuk bangun ruang, antara lain kubus,
balok, prisma, limas, dan bola. Sekarang anda akan mempelajari unsur-unsur
yang terdapat pada kubus dan balok. Untuk itu perhatikan kubus
ABCD.EFGH berikut.
GEOMETRI 220
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Gambar 2.4.1 Kubus ABCDEFGH
GEOMETRI 221
MATEMATIKA – MATEMATIKA
diagonal bidang yang terletak pada bidang DCGH. Ada berapa diagonal
bidang pada suatu kubus? Sebutkan semua diagonal bidang pada kubus
ABCD.EFGH.
Bila anda menghubungkan 2 titik berhadapan yang tidak sebidang anda
mendapatkan sebuah garis yang disebut diagonal ruang. Contoh CE adalah
diagonal ruang, karena titik C dan titik E adalah titik yang berhadapan, tetapi
mereka tidak sebidang. Titik C terletak pada bidang DCGH dan titik E terletak
pada bidang ABFE. Ada berapa diagonal ruang pada suatu kubus? Sebutkan
semua diagonal ruang pada kubus ABCD.EFGH.
Sekarang perhatikan titik C yang berhadapan dengan titik E dan titik B yang
berhadapan dengan titik H. Anda dapat membuat bidang yang memuat rusuk
BC dan HE, yaitu bidang BCHE. Bidang BCHE disebut bidang diagonal. Ada
berapa bidang diagonal dalam suatu kubus? Sebutkanlah bidang-bidang
diagonal pada kubus ABCD.EFGH.
Contoh:
a) namaunsureuntukgaris
Penyelesaian:
GEOMETRI 222
MATEMATIKA – MATEMATIKA
a) Garis AB adalah rusuk kubus
ABCD. EFGH.
b) Titik D dan titik F adalah titik yang tidak sebidang. Mereka adalah dua titik
yang berhadapan. Titik D dan titik G adalah titik yang sebidang, kedua titik
tersebut berhadapan.
ii. Jaring-jaring
Contoh 1:
GEOMETRI 223
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Gambar 2.4.2 Jaring-Jaring Kubus
Anda mengenal juga bangun ruang yang berbentuk prisma. Berikut ini adalah
gambar suatu prisma segienam beserta jaring-jaringnya.
GEOMETRI 224
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Prisma segienam Jaring-jaring prisma segienam
Contoh 2:
GEOMETRI 225
MATEMATIKA – MATEMATIKA
persegi. Tentunya anda masih ingat bahwa luas persegi yang sisinya s
adalah s2.
Karena permukaan kubus terdiri dari 6 persegi dan sisi persegi menjadi rusuk
kubus, maka luas permukaan kubus yang panjang rusuknya s adalah 6 s2.
Jika luas permukaan kubus dinyatakan sebagai A, maka:
A = 6 s2
Contoh:
Penyelesaian:
A = 6 s2 = 6x52= 150
Jadi luas permukaan kubus yang panjang rusuknya 5 cm adalah 150 cm2.
Luas permukaan suatu bangun ruang seringkali hanya dikatakan sebagai
luas permukaan bangun ruang yang bersangkutan.
GEOMETRI 226
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Pada Kegiatan Belajar 1, Anda telah mempelajari jaring-jaring balok. Jaring-
jaring balok tersebut dapat menolong Anda untuk menentukan luas
permukaan balok. Berikut ini adalah satu jaring-jaring balok. Dari jaring-jaring
ini Anda dapat mengetahui bahwa permukaan balok terdiri dari 2 persegi
panjang dengan panjang L (sebagai panjang balok), dan lebar H (sebagai
tinggi balok), 2 persegi panjang dengan panjang L dan lebar W (sebagai lebar
balok), serta 2 persegi panjang dengan panjang W dan lebar H . Tentunya
anda masih ingat bahwa luas persegi panjang yang panjangnya L dan
lebarnya H adalah L H.
Jika suatu balok dengan tinggi H, panjang L, lebar W, dan luasnya A, maka
A = 2 (L x W + H x L + H x W)
Contoh 2:
Suatu kotak perhiasan berbentuk balok dengan panjang 20 cm, lebar, 10 cm,
dan tinggi 5 cm. Tentukan lebar kain minimal yang dapat digunakan untuk
melapisi seluruh permukaan kotak perhiasan tersebut.
Penyelesaian:
GEOMETRI 227
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Pada Kegiatan Belajar 1 telah mengetahui jaring-jaring prisma segienam.
Misal A menyatakan luas permukaan prisma, H menyatakan tinggi prisma,
dan panjang sisi-sisi alasnya adalah L1, L2, L3, L4, L5, dan L6.
Jaring-jaring prisma ditunjukkan di sebelah kanan. Garis putus-putus
menyatakan lipatan.
Contoh 3:
Penyelesaian:
GEOMETRI 228
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Luas alas = ( ½ x 12x16)= 96
Keliling alas = 12 + 16 + 20 = 48
Jadi luas prisma = { 48 x 9 + 2 (96) } cm2 = 624 cm2.
Gambar (a) berikut menunjukkan dua lingkaran yang berjari-jari sama, r, dan
persegi panjang dengan lebar h dan panjang 2 r, yang merupakan keliling
lingkaran. Untuk membentuk silinder atau tabung di gambar (b), anda dapat
menggulung persegi panjang sehingga sisi AB dan CD berimpit. Kedua
lingkaran yang berjari-jari sama menjadi alas dan tutup tabung. Persegi
panjang tersebut menjadi selimut tabung.
GEOMETRI 229
MATEMATIKA – MATEMATIKA
A =2𝜋r ( h + r )
Contoh 4:
Diameter atau garis alas suatu silinder 14 cm. Sedangkan tinggi silinder 10
cm. Tentukan luas silinder.
Penyelesaian:
22
Pilih 𝜋 = 7
14
r = = 7 dan h = 10
7
22
A = 2𝜋 r ( h + r ) = { 2x 7
𝑥7( 10 + 7 ) } = 748
GEOMETRI 230
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Gambar 2.4.11 Selimut Kerucut
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔𝐵𝑢𝑠𝑢𝑟
Luas selimut kerucut = 𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑥𝐿𝑢𝑎𝑠𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
2𝜋𝑟
= 𝑥𝜋a2
2𝜋𝑎
=𝜋𝑟𝑎
A = 𝜋 R a +𝜋 R2
A=𝜋R(a+R)
R
=𝑎 𝑥360o
Contoh 5:
GEOMETRI 231
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Selimut sebuah kerucut yang telah dibuka berupa setengah lingkaran yang
berjari-jari 4 cm. Hitung luas kerucut.
Penyelesaian:
1
Keliling lingkaran alas = 2 𝑥2𝜋(4) = 4𝜋.
GEOMETRI 232
MATEMATIKA – MATEMATIKA
8. Luas Permukaan Limas
Contoh 6:
GEOMETRI 233
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Diketahui limas segiempat beraturan T.ABCD dengan rusuk AB = 12cm dan
tinggi limas 8 cm. Tentukan luas limas.
Penyelesaian:
AB = 12 cm
OF = EB = AB = 6 cm
TO = 8 cm.
TF = Tinggi ∆ BCT = √ { (OT)2+ (OF)2} cm
= √ ( 82 + 62 ) cm = 10 cm
Luas persegi ABCD = ( 12 × 12 ) cm2 = 144 cm2.
Luas ∆ABT = luas ∆CDT = luas ∆ADT
= luas ∆BCT = ½ BC x TF = ½ x 12 x 10
= 60 cm2
Luas limas T. ABCD = luas alas + luas seluruh sisi tegak
=( 144 + 4 x ½ x12x 10 ) cm2 = 384 cm2.
A = 4𝜋 R2
Contoh 7:
GEOMETRI 234
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Penyelesaian:
22
Pilih 𝜋 = 7
Contoh 8:
= 4 𝜋102
= 400𝜋
Perhatikan contoh 7 dan 8. Dari kedua contoh tersebut, Anda dapat
22
melihat bahwa Anda dapat memilih 𝜋 sebagai jika jari-jari bola
7
GEOMETRI 235
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Tahukah Anda bahwa tujuannya adalah memperkirakan volume tanah yang
diambil dari areal tersebut?
a. Volume Balok
5 cm3.
GEOMETRI 236
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Dari beberapa balok di atas, Anda dapat menemukan volume balok dengan
mengalikan panjang, lebar, dan tinggi, yang bersatuan panjang sama. Karena
itu, volume, V, dari balok yang berpanjang L, berlebar W dan bertinggi H,
ditentukan dengan rumus berikut.
V = ( L × W × H ) satuan volume
Luas alas
Contoh 1:
Suatu balok yang panjangnya 9 cm dan lebarnya 7 cm mempunyai volume
315 cm3. Tentukan
a)Tinggi balok
b)Luas permukaan balok
Penyelesaian:
a) L = 9, W = 7, V = 315
V=L× W ×H
315 = 9 × 7 × H
H =315 =5
9 7
Jadi tinggi balok 5 cm.
b)A = 2 ( L × W + H × L + H × W )
= 2 (9 × 7 + 5 × 9 + 5 × 7 ) = 286 Jadi
luas balok = 286 cm2.
GEOMETRI 237
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Contoh 2:
Tentukan volume kayu yang digunakan untuk membuat kotak terbuka, yang
berbentuk balok, dengan ketebalan 2 cm, jika diketahui ukuran bagian dalam
kotak adalah panjang 54 cm, lebar 46 cm, dan kedalaman 18 cm.
Penyelesaian:
= 13.288 cm3.
b. Volume Kubus
Kubus merupakan kejadian khusus dari balok, artinya kubus adalah balok
dengan panjang, lebar, dan tinggi sama. Misal panjang, lebar, dan tinggi
kubus adalah s . Dengan kata lain panjang rusuk kubus adalah s.
Jika volume kubus dinyatakan dengan V dan rusuknya s, maka V = s3
Contoh 3:
Nyatakan:
b) 1 m3 dalam cm3.
Penyelesaian:
GEOMETRI 238
MATEMATIKA – MATEMATIKA
a)Karena 1 cm = 10 mm, berarti kubus dengan rusuk 10 mm mempunyai
volume 1cm3.
Jadi 1 cm3 = (10 × 10 × 10) mm3 = 1.000 mm3 .
Untuk menentukan volume suatu cairan digunakan satuan khusus. Satuan ini
adalah mililiter (ml), liter (l), dan kiloliter (Kl). Biasanya Anda membeli susu
atau bensin dengan satuan liter dan obat dengan satuan mililiter.
1 ml = 1 cm3
1 = 1.000 ml = 1.000
l cm3
1
k
l = 1.000 l = 1m3
Contoh 4:
Sebuah kontainer berbentuk balok dengan panjang 20 cm, lebar 3 cm, dan
tinggi 14 cm. Tentukan volume cairan, dalam l, yang dapat dimuat kontainer
tersebut (hal ini sering disebut sebagai kapasitas kontainer).
Penyelesaian:
Volume kontainer = (20 × 3 × 14) cm3 = 840 cm3
1.000 cm3 = 1l
Jadi volume cairan dalam kontainer = 0,84 l.
GEOMETRI 239
MATEMATIKA – MATEMATIKA
c. Volume Prisma
Volume prisma tegak persegi panjang atau balok = luas alas × tinggi
Begitu juga luas prisma tegak segitiga = luas alas × tingi
Secara umum , untuk prisma tegak yang volumenya dinyatakan dengan V,
didapat rumus
V=A×H
Contoh 5:
Penyelesaian:
= 36 cm2
GEOMETRI 240
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Jadi luas prisma = { 108 + 2 ( 36 ) } cm2 = 180 cm2.
Volume prisma = ( 36 × 4,5) cm3 = 162 cm3.
d. Volume Tabung
Gambar
Tabung
2.4.16
Alas tabung berbentuk lingkaran dan luas lingkaran yang berjari-jari r adalah 𝜋r2.
Jika volume tabung V, maka
V = 𝜋r2h
Contoh 6:
Penyelesaian:
14 22 2
r= 2
= 7, h = 10, V = 𝜋r2h = 7
x7 x10 = 1.540 cm2
Bayangkan sebuah silinder berjari-jari R dan tingginya h. Misal silinder lain yang
lebih kecil dengan jari-jari r (r<R) dengan tinggi sama, yaitu h, dimasukkan ke
GEOMETRI 241
MATEMATIKA – MATEMATIKA
dalam silinder yang berjari-jari R. Kejadian ini menghasilkan sebuah pipa, seperti
gambar berikut.
= 𝜋R2h -𝜋r2h
= 𝜋 h (R2 - r2)
Contoh 7:
Penyelesaian:
R = 2,5, r = 2,1, h =
12.Penampang pipa berupa
cincin.
Volume pipa = (1,84 × 3,34 × 12) cm3 = 76,7 cm3 (dibulatkan sampai 1 tempat
desimal).
Jadi volume logam yang digunakan untuk membuat pipa adalah 73,7 cm3
GEOMETRI 242
MATEMATIKA – MATEMATIKA
e. Volume Limas
Perhatikangambar kubus
ABCD.EFGH di samping ini.Titik
O merupakan perpotongan
diagonal ruang, sehingga kubus
terbagi menjadi 6 limas
segiempat, dengan alas persegi,
yang sama besar.
6
1
= 6 s3
1 1
=3 (2s) s2
1
= Luas alas x tinggi
3
Secara umum, suatu limas yang luas alasnya A dan tingginya h, dan volumenya
V, maka
𝟏
V =𝟑A.h
Contoh 8:
GEOMETRI 243
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Sebuah limas tegak dengan alas berbentuk persegi panjang yang panjangnya
5 dan lebarnya 4. jika tinggi limas 6, tentukan volume limas.
Penyelesaian:
f. Volume Kerucut
Kerucut adalah bentukkhusus dari limas. Kekhususannya terletak pada
bentuk alas. Alas kerucut berbentuk lingkaran. Jika suatu kerucut dengan
tinggi h dan jari-jari alas r dan volume V, maka
1
V = 3r2 h
Contoh 9:
Penyelesaian:
1
Volume kerucut = ( 3r2 h ) cm3
1
= ( 3 x 72 x 10) cm3
1
= 513 3cm3
g. Volume Bola
Contoh 10:
GEOMETRI 244
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Tentukan volume bola yang jari-jarinya 15 cm.
Penyelesaian:
4
𝑉= πR3
3
4
V = π153
3
V = 300 π
Bangun ruang apakah yang sering Anda jumpai dalam kehidupan sehari-
hari? Ya, balok adalah bangun ruang yang sering Anda jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Cobalah Anda amati ruang kelas Anda, kemasan-
kemasan yang Anda jumpai di toko, atau benda lain yang terdapat di
sekitar Anda. Pada umumnya benda-benda tersebut berbentuk balok.
Karena itulah untuk memahami letak titik, garis, dan bidang dalam ruang,
Anda dapat memulainya dengan memahami letak titik dan garis pada
balok. Untuk itu perhatikan balok ABCD.EFGH berikut.
Gambar 2.4.18 Balok ABCD.EFGH
GEOMETRI 245
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Tentunya anda masih ingat bahwa balok adalah suatu bangun ruang
yang dibatasi oleh 6 persegi panjang yang sepasang-sepasang
berukuran sama. Sisi-sisi yang berukuran sama adalah sisi-sisi yang
saling berhadapan.
Sisi ABCD berhadapan dengan sisi EFGH. Kedua sisi ini merupakan
persegi panjang yang berukuran sama, artinya panjang persegi
panjangABCDsama dengan panjang persegi panjang EFGH begitu juga
denganlebarnya. Dalam hal ini AB = EF dan BC = FG.
Sekarang perhatikanlah titik A. Titik A terletak pada garis AB dan juga
pada garis AD, tetapi titik A tidak terletak pada garis BC. Titik A adalah
titik yang terletak pada bidang ABFE dan tidak terletak pada
bidangEFGH. Hal ini dikatakan juga sebagai: bidang ABFE memuat titik
A atautitik A termuat pada bidang ABFE dan bidang EFGH tidak memuat
titik A atau titik A tidak termuat dalam bidang EFGH. Cobalah Anda cari
bidang lain yang juga memuat titik A.
Setelah itu perhatikan garisAB. Garis AB terletak pada bidangABCD,
tetapi tidak terletak pada bidang BCGF. Hal ini juga dikatakanbahwa:
garis AB termuat pada bidang ABCD dan tidak termuat pada bidang
BCGF atau bidang ABCD memuat garis AB dan bidang BCGF tidak
memuat garis AB. Cobalah Anda cari bidang lain yang memuat garis AB.
Beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari kegiatan di atas adalah
GEOMETRI 246
MATEMATIKA – MATEMATIKA
a. Garis g dan h terletak pada sebuah bidang, sehingga dapat terjadi :
garis g dan h berhimpit, g = h
garis g dan h berpotongan pada sebuah titik
garis g dan h sejajar
b. Garis g dan h tidak terletak pada sebuah bidang, atau garis g dan h
bersilangan, yaitu kedua garis tidak sejajar dan tidak berpotongan.
Contoh :
GEOMETRI 247
MATEMATIKA – MATEMATIKA
d. Garis yang berpotongan dengan BE
e. Garis yang bersilangan dengan FG
f. Bidang yang sejajar dengan bidang BDG
Jawab :
a. Titik D dan F
b. Titik A, D, F, G
c. DE
d. EA, EF, ED, EH
e. AB, DC, AE, DH
f. AFH
b. Hubungan antara garis dan bidang serta garis dan garis dalam
ruang
Setelah Anda mempelajari letak titik dan garis dalam ruang, sekarang
Anda mempelajari bagaimana hubungan antara garis dan bidang dalam
ruang. Untuk itu, perhatikan kubus berikut.
GEOMETRI 248
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Dari gambar di atas Anda dapat melihat bahwa garis BG dan FC terletak
pada bidang BCGF. Kedua garis ini (BG dan FC) sebidang dan
berpotongan di titik T. Tentunya Anda dengan mudah dapat memahami
bahwa sudut yang dibentuk oleh garis BG dan FC adalah sudut siku-siku
(besarnya 900).
Garis BG dan garis ED tidak sebidang, kedua garis tersebut dikatakan
bersilangan. Kedua garis ini (BG dan ED) tidak dapat berpotongan. Lebih
lanjut Anda dapat mengatakan bahwa BG dan ED adalah dua garis yang
bersilangan tegak lurus, karena ED //FC serta BG dan FC berpotongan
tegak lurus.
Contoh 1:
letak titik C?
Penyelesaian:
GEOMETRI 249
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Garis yang tegak lurus dengan garis DH adalah garis AD dan DC. Kembali
perhatikan kubus ABCD.EFGH berikut.
Garis FC dan garis ED juga dua garis yang sebidang, tetapi mereka tidak
berpotongan, karena kedua garis ini sejajar. Karena garis ED sejajar dengan
salah satu garis yang terletak pada bidang BCGF, maka dikatakan bahwa garis
ED sejajar dengan bidang BCGF.
Garis DC tegak lurus dengan garis
BC (mengapa?). Grais DC jugategak lurus garis CG (mengapa? Karena garis
DC tegak lurus pada garia BC dan CG yang berpotongan, maka garis BC tegak
lurus pada bidang yang memuat garis BC dan CG, yaitu bidang BCGF.
Perhatikanlah baik-baik bahwa untuk menentukan bahwa suatu garis tegak lurus
pada suatu bidang, Anda harus menunjukkan bahwa garis tersebut tegak lurus
pada dua garis berpotongan yang terletak pada bidang tersebut. Sedangkan
untuk menunjukkan bahwa suatu garis sejajar suatu bidang, Anda cukup
menunjukkan bahwa garis tersebut sejajar dengan satu garis yang terletak pada
bidang tersebut.
Contoh 2:
Tentukan:
Penyelesaian:
GEOMETRI 250
MATEMATIKA – MATEMATIKA
DCGH.
DH tegak lurus garis DC karena DCGH persegi panjang. DH tegak lurus garis
DA karena ADHE persegi panjang.
DH tegak lurus bidang yang memuat DC dan DA, yaitu bidang ABCD.
Contoh 1:
Garis DH adalah garis pada bidang DCGH. Garis AD adalah garis pada bidang
ABCD.
DH = DC, AD = DC, DC garis potong atau garis sekutu bidang DCGH dan
ABCD. < ADH adalah sudut tumpuan bidang DCGH dan ABCD. < ADH =900
(ADHE persegi panjang). Karena sudut tumpuan bidang DCGH dan
ABCD besarnya 900, maka bidang DCGH dan ABCD merupakan bidangyang
berpotongan tegak lurus.Sekali lagi perhatikan kubus ABCD.EFGH.
Bidang ADHE dan bidang BCGF adalah dua bidang yang sejajar, karena kedua
bidang tersebut tidak bersekutu pada satu titikpun.
Carilah bidang-bidang lain pada kubusABCD.EFGH yang saling sejajar.
GEOMETRI 251
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Dua bidang sejajar, bila kedua bidang tersebut masing-masing memuat dua
garis berpotongan yang sepasang-sepasang sejajar.
Contoh 2:
Tunjukkan bahwa bidang AFH dan bidang BDG pada kubus ABCD.EFGH
adalah dua bidang yang sejajar.
Bukti:
berturut-turut pada garis BD dan HF. Karena itu BD//HF....(2) Dari (1) dan (2)
didapat bidang AFH//bidang BDG.
GEOMETRI 252
MATEMATIKA – MATEMATIKA
berjalan dari Jakarta ke Surabaya. Jalan ini tentunya berbelok-belok,
mendaki, atau menurun. Dalam geometri jarak antara dua titik adalah
ruas garis penghubung kedua titik tersebut. Hal ini biasanya Anda
katakan sebagai panjang (ruas) garis.
Contoh:
Pada kubus ABCD yang rusuknya 5cm, panjang AH = 5v2 cm (cobalah Anda
hitung dengan teorema Pythagoras).
Anda dapat pula menentukan jarak dari suatu titik A ke suatu garis g. Untuk itu
buatlah garis tegak lurus dari titik A ke garis g, namakan garis ini garis d. d
memotong garis g di
titik P1.Panjang PP1 adalah jarak titik P ke garis g
.
Sekarang Anda akan menentukan jarak dari suatu titik P ke bidang α. Untuk itu,
proyeksikanlah titik P ke bidang α , hasilnya adalah titik P1.. Titik P1 disebut
proyeksi P pada bidang α. Jika Q sembarang titik pada bidang α , maka∆PP1Q
adalah segitiga siku-siku dengan <P1 sudut siku-siku dan PQ sisi miring. PP1
adalah jarak titik P ke bidang α .
Gambar 2.4.21 Proyeksi P pada bidang α
GEOMETRI 253
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Jika ada dua garis sejajar, bagaimanakah Anda menentukan jarak keduanya?
Pada gambar di samping, garis a dan b adalah dua garis sejajar. P sembarang
titik padapada garis a dan P1 proyeksi P pada b. Jarak antara garis a dan b
adalah panjang ruas garis PP1.
Contoh 7:
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 6cm.
Tentukan: jarak antara
a) titik C dan titik H,
b) titik B dan garis CF,
c) titik E dan bidang ADGF,
d) garis AB dan garis GH.
Jawab:
GEOMETRI 254
MATEMATIKA – MATEMATIKA
CH2 = v (CD2+ DH2 ) cm
= v (36 + 36) cm
= v 72 cm = 6v2 cm.
Dari beberapah hal tersebut din atas kita peroleh kesimpulan sebagai berikut:
GEOMETRI 255
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Jarak antara titik A dengan garis g adalah AB, karena AB tegak lurus dengan
garis g
Jarak titik A ke bidang H adalah AB, karena garis AB Tegak lurus dengan bidang
H
GEOMETRI 256
MATEMATIKA – MATEMATIKA
c. Jarak dua garis bersilangan adalah panjang ruas garis hubung yang letaknya
tegak lurus pada kedua garis bersilangan itu.
Jarak antara garis g dan Bidang H adalah AB, karena AB tegak lurus g dan
Bidang H.
Contoh :
GEOMETRI 257
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 10 cm. Hitunglah jarak
antara :
a. Titik A ke H
b. Titik A ke P (P adalah perpotongan diagonal ruang)
c. Titik A ke garis CE
d. Titik A ke bidang BCGF
e. Titik A ke bidang BDHF
f. Titik A ke bidang BDE
g. Garis AE ke garis CG
h. Garis AE ke garis CG
i. Bidang ABCD ke EFGH
Jawab :
a. Jarak titik A ke H = AH
AH = AD 2 DH 2 = 100 100
= 200
= 10 2 cm
b. Jarak titik A ke P = AP
= ½ AG
GEOMETRI 258
MATEMATIKA – MATEMATIKA
10
= 3 cm
2
c. Jarak A ke CE = AK
1
.10 2 .10 2 .10 3. AK
2
1
.10 2 .10
AK 2
1
.10 3
2
10 2
AK
3
10
AK 6
3
AR = ½ AC = ½ 10 2 = 5 2 cm
GEOMETRI 259
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Perhatikan persegi panjang ACGE di bawah :
ER = AR 2 AE 2
= 50 100
= 150
= 5 6 cm.
½. 5 2.10 = ½ . 5 6. AT
50 2 = 5 6. AT
50 2 10
AT = = 3 cm
5 6 3
Jarak AE ke CG = AC = 10 3
GEOMETRI 260
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Jarak ABCD dan EFGH = AC = 10 cm
Anda telah mempelajari jarak antara dua titik, jarak dari suatu titik ke suatu garis,
dan jarak titik ke bidang. Sekarang marilah kita mempelajari jarak antara dua
bidang sejajar.
Jarak antara dua bidang sejajar adalah panjang ruas garis yang
menghubungkan sebuah titik di salah satu bidang dengan proyeksinya di bidang
yang lain.
Gambar di samping menunjukkan bidang ∝ yang sejajar dengan bidang ß. P titik
sembarang pada bidang ∝ . P1 proyeksi P pada ß. Jarak antara bidang ∝ dan ß
adalah panjang ruas garis PP1.
Gambar 2.4.23 Jarak antara Dua Bidang
Anda tahu bahwa ada garis yang bersilangan. Bagaimanakah caranya, jika Anda
diminta untuk menentukan jarak antara dua garis yang bersilangan? Jarak
antara dua garis bersilangan adalah ruas garis yang memotong tegak lurus
kedua garis tersebut. Untuk itu, cermatilah cara untuk menentukan suatu garis
yang memotong tegak lurus kedua garis terebut.
Ada 2 cara yang dapat Anda lakukan untuk menentukan garis yang memotong
tegak lurus dua garis yang bersilangan. Kegunaan masing-masing cara dapat
Anda sesuaikan dengan ketentuan yang ada. Masing-masing cara diuraikan
pada uraian berikut ini.
Cara 1:
a) Buat garis b1 yang memotong
garis a dan sejajar garis b.
Gambar
Garis yang Memotong Garis Lain (1)
2.4.24
GEOMETRI 261
MATEMATIKA – MATEMATIKA
b) Buat bidang α yang melalui a dan b1. Bidang α adalah bidang yang sejajar
dengan garis b karena memuat garis b1 yang sejajar b.
c) Tentukan proyeksi garis b pada bidang α , namakan b2. Garis b2 sejajar
dengan garis b dan memotong garis a di titik A.
d) Melalui titik A buat garis yang tegak lurus pada bidang α . Garis ini
memotong garis b di titik B.
e) Ruas garis AB adalah garis yang memotong tegak lurus garis a di titik A
dan memotong tegak lurus garis b di titik B. Jadi panjang ruas garis AB
merupakan jarak antara garis a dan garis b.
Cara 2:
a) Buatbidangαyang
memotong tegak lurus garisa di
titik P.
b) Proyeksikangarisbke
bidang α , namakan garis b1.
c) Pada bidang α buat garis melalui P dan memotong tegak lurus garis b1di
titik Q.
GEOMETRI 262
MATEMATIKA – MATEMATIKA
d) Melalui titik Q buat garis tegak lurus bidang α dan memotong garis b di titik
B.
e) Melalui titik B buat garis sejajar QP yang memotong garis a di titik A.
f) Ruas garis A B merupakan ruas garis yang memotong tegak lurus garis a di
titik A dan memotong tegak lurus garis b di titik B. Jadi ruas garis AB
merupakan jarak antara garis a dengan garis b.
Jika garis a dan b bersilangan tegak lurus, maka cara 2 dapat disederhanakan
sebagi berikut:
Contoh:
Tentukan:
Jawab:
GEOMETRI 263
MATEMATIKA – MATEMATIKA
a) Bidang ABFEdan bidang
CDHG adalah 2 bidang yangsejajar.
Demikian jarak keduanya ditentukan
oleh jarak salah satu titik pada
bidang ABFE ke bidang CDHG.
Untuk itu, pilih titik A. Proyeksi titik A pada bidang CDHG adalah D. Dengan
demikian jarak antara bidang ABFE dan bidang CDHG adalah panjang ruas
garis AD, yang sama dengan panjang rusuk kubus. Jadi jarak antara kedua
bidang ABFE dan bidang CDHG adalah 12 cm.
b)Garis AE dan garis DF adalah dua garis yang bersilangan. Untuk menentukan
jarak antara kedua garis berarti harus ditentukan terlebih dahulu garis yang
memotong keduanya. Pilih bidang ABCD yang tegak lurus pada garis AE.
Proyeksikan DF ke bidang ABCD, hasilnya adalah garis DB. Melalui titik A pada
bidang ABCD buat garis yang memotong tegak lurus garis DB, namakan titik ini
titik P. Titik P adalah titik potong diagonal AC dengan DB Melalui titik P buat
garis sejajar AE yang memotong DF di titik N. Melalui N buat garis sejajar PA
yang memotong AE di titik M. Dengan demikian panjang garis MN adalah jarak
antara garis AE dengan garis DF.
MN = AP = ½ AC = 6v2 cm.
GEOMETRI 264
MATEMATIKA – MATEMATIKA
mempelajari sudut-sudut lain pada suatu
bangun ruang.
Ya, ∆EBG adalah segitiga samasisi, karena ketiga sisinya sama panjang (semua
sisi ? EBG adalah diagonal bidang pada kubus ABCD.EFGH). Jika penjang
rusuk kubus s, maka panjang sisi ? EBG adalah sv2
A
h
Sudut antara dua garis bersilangan
Sudut antara dua garis bersilangan ditentukan dengan membuat garis sejajar
salah satu garis bersilangan tadi dan memotong garis yang lain dan sudut yang
dimaksud adalah sudut antara dua garis berpotongan itu.
Gambar 2.4.29 Sudut antara dua garis bersilangan
GEOMETRI 265
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Garis g bersilangan dengan h
Garis h1 sejajar dengan h
Memotong g
Sudut antara g dan h sama dg
Sudut antara g dan h1
Sudut antara garis dan bidang hanya ada jika garis menembus bidang.
Sudut antara garis dan bidang adalah sudut antara garis dan proyeksinya pada
bidang itu.
Gambar 2.4.30 Sudut antara garis dan bidang
GEOMETRI 266
MATEMATIKA – MATEMATIKA
b. Tentukan sebarang garis pada bidang pertama yang tegak lurus garis potong
kdua bidang
c. Pada bidang kedua buat pula garis yang tegak lurus garis potong kedua
bidang dan berpotongan dengan garis pada bidang pertama tadi.
d. Sudut antara kedua bidang sama dengan sudut antara kedua garis tadi
Gambar 2.4.31 Sudut antara bidang dan bidang
(G,H)
Bidang G dan H berpotong pada garis (G,H). Garis g pada G tegak lurus gais
(G,H). Garis h pada H tegak lurus garis (G,H)
Sudut antara bidang G dan H sama dengan sudut antara garis g dan h
Contoh :
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 5 cm. Tentukan :
GEOMETRI 267
MATEMATIKA – MATEMATIKA
H G
E F
D C
A B
5 cm
6
=
3
GEOMETRI 268
MATEMATIKA – MATEMATIKA
f. Proyeksi
a. Proyeksi titik pada bidang
a. Jika sebuah garis tegak lurus pada bidang maka proyeksi garis ke bidang
itu berupa titik.
b. Jika garis sejajar bidang maka proyeksi garis ke bidang merupakan garis
yang sejajar dengan garis yang diproyeksikan.
Contoh :
Diketahui limas beraturan T. ABCD dengan AB = 5 cm dan TA = 8 cm.
Hitunglah panjang proyeksi :
a. TB pada bidang ABCD
GEOMETRI 269
MATEMATIKA – MATEMATIKA
b. TB pada bidang TAC
=½ AB 2 BC 2
=½ 25 25
=½ 5 2
5
= 2 cm
2
TO = TB 2 BO 2
25
= 64
2
103
=
2
1
= 206 cm
2
GEOMETRI 270
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Aktivitas Pembelajaran
1. Pengantar:
Dalam kegiatan ini Anda akan melakukan serangkaian kegiatan untuk
mencapai kompetensi berkaitan dengan Geometri. Kegiatan-kegiatan
tersebut akan terbagi dalam beberapa topik, di antaranya adalah:
a. Bangun Ruang, pada bagian ini dibahas tentang bangun ruang bersisi
datar yaitu balok, prisma, dan limas yang meliputi pengertian, unsur-
unsur, volum dan luas permukaannya. Dibahas juga bangun ruang sisi
lengkung yang meliputi tabung, kerucut, dan bola.
b. Jarak dan Sudut dalam Dimensi Tiga, pada bagian ini dibahas tentang
pengertian jarak dan sudut dalam ruang berdimensi tiga, cara
menentukan jarak antara obyek-obyek, dan cara menentukan besar
sudut antara dua obyek dalam ruang berdimensi tiga.
2. Aktifitas
GEOMETRI 271
MATEMATIKA – MATEMATIKA
LK 01a
Jawab:
GEOMETRI 272
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Dalam proses mendapatkan volume bangun-bangun ruang diperlukan
pemahaman yang baik tentang prinsip Cavalieri. Jelaskan bagaimana prinsip
Cavalieri tersebut.
LK 01b
Jawab:
GEOMETRI 273
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Jelaskan bagaimana cara mendapatkan rumus volum dan luas permukaan
balok, prisma, dan limas.
LK 01c
Jawab:
GEOMETRI 274
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Sebuah corong mesin penggiling padi terbuat dari plat stainless steel
berbentuk seperti pada gambar dengan penampang atas dan bawah
berbentuk persegi.
a. Jika berat bahan yang digunakan adalah 8 kg/m2, tentukan berat corong
tersebut.
b. Jika bagian tersebut berisi rata penuh dengan padi, tentukan volum padi
yang dapat ditampung.
LK 01d
Jawab:
GEOMETRI 275
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Aktifitas 2: Bangun Ruang Sisi Lengkung
LK 02a
Jawab:
GEOMETRI 276
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Di desa Sengir, Kec. Prambanan, Kab. Sleman, DIY, terdapat 71 rumah
dome yang bagian atapnya berbentuk kubah setengah bola berdiameter 7m.
Jika bagian kubah ini akan dicat, dan 1kg cat dapat digunakan untuk
mengecat 9m2, berapa kilogram cat yang diperlukan?
LK 02b
Jawab:
GEOMETRI 277
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Untuk mengenang jasa pahlawan kemerdekaan, sebuah tugu bambu
runcing akan dibangun dengan desain utama berbentuk tabung terpancung
terbuat dari beton dengan diameter luar 2m, tebal dinding 40cm, bagian
tertinggi 12m, bagian terrendah 10m. Tentukan volum beton monumen
tersebut.
LK 02c
Jawab:
GEOMETRI 278
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Sebuah corong mesin penggiling dengan bahan plat besi terdiri atas tabung
dan kerucut teriris, denan ukuran seperti pada gambar. Jika berat plat besi
adalah 23 kg/m2.
LK 02d
Jawab:
GEOMETRI 279
MATEMATIKA – MATEMATIKA
LEMBAR KERJA 03a
Titik pusat sebuah bola berjari-jari 10 cm terletak 1 m dari dinding. Jarak bola ke
dinding tersebut adalah ... cm.
LK 03a
Jawab:
GEOMETRI 280
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Garis g tegak lurus terhadap sebuah garis h yang terletak pada bidang α.
Apakah hal ini menjamin bahwa garis g tegak lurus terhadap bidang α?
Jelaskan!
LK 03b
Jawab:
GEOMETRI 281
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Jelaskan bagaimana langkah-langkah menentukan
LK 03c
Jawab:
GEOMETRI 282
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Pada ruang berbentuk kubus ABCD.EFGH, seekor cicak hendak merayap di
dinding dari titik A ke titik F. Berapa jarak terpendek yang dapat ditempuh
cicak?
LK 03d
Jawab:
GEOMETRI 283
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Pada kubus ABCD.EFGH, berapakah jarak antara bidang AFH dan bidang
BDG?
LK 03e
Jawab:
GEOMETRI 284
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Panjang setiap rusuk bidang empat beraturan T.ABC adalah 16 cm. Jika P
Pertengahan AT , dan Q pertengahan BC, tentukan panjang PQ adalah.
LK 03f
Jawab:
GEOMETRI 285
MATEMATIKA – MATEMATIKA
1. Dua garis berpotongan akan membentuk empat sudut. Dari keempat sudut
tersebut, yang digunakan untuk sudut antara dua garis adalah sudut
terkecilnya. Jelaskan bagaimana langkah-langkah menentukan sudut antara
5. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Jika sudut antara
diagonal AG dengan bidang alas adalah α, maka nilai sin α adalah …
GEOMETRI 286
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Rangkuman
1. Kedudukan Titik, Garis, Dan Bidang
GEOMETRI 287
MATEMATIKA – MATEMATIKA
2. Unsur-Unsur Bangun Ruang
DCHG, ADHE.
GEOMETRI 288
MATEMATIKA – MATEMATIKA
A = 2 (L x W + H x L + H x
W)Luas prisma adalah
A=2𝜋 r(h+r)
= 4 𝜋R2
V = ( L × W × H ) satuan volume
Luas alas
V = s3
V=A×H
Alas tabung berbentuk lingkaran dan luas lingkaran yang berjari-jari r adalah
GEOMETRI 289
MATEMATIKA – MATEMATIKA
π r2. Jika volume tabung V, maka
V = πr2h
Jika V volume silinder berlubang dengan jari-jari lingkaran luar R dan jari-jari
lingkaran dalam r, maka
V = π h (R2 - r2)
Jika suatu limas dengan luas alas A, tinggi h, dan volume V, maka
𝟏
V=𝟑Ah
Jika suatu kerucut dengan tinggi h, jari-jari alas r, dan volume V, maka
𝟏
V = 𝟑πr2 h
AE,
GEOMETRI 290
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Garis AB tegak lurus dengan bidang CBFG, karenaABtegak lurus dengandua
garis berpotongan pada bidang CBFG yaitu garis CB dan BF.
Bidang ABCD berpotongan dengan bidang DECF.
Jarak antara dua titik adalah ruas garis terpendek yang menghubungkandua
titik tersebut.
Jarak antara sebuah titik ke sebuah garis adalah panjang garis
yangmemproyeksikan titik ke garis. Begitu juga jarak titik ke bidang.
Jarak antara dua garis sejajar adalah jarak salah satu titik di salah satu garis
ke garis yang lain.
Jarak dua garis bersilangan adalah panjang ruas garis yang tegak luruspada
kedua garis tersebut.
Jarak antara dua bidang yang sejajar adalah jarak dari salah satu titikpada
bidang yang satu ke bidang yang lain.
Sudut antara garis dengan bidang adalah sudut antara garis tersebut dengan
proyeksinya pada bidang.
Sudut antara dua bidang adalah sudut tumpuan kedua bidang.
Sudut tumpuan dua bidang adalah sudut antara dua garis pada masing-
masing bidang di mana garis-garis tersebut masing-masing tegak lurus pada
garis potong kedua bidang.
Tes Formatif
Kerjakan soal-soal berikut dengan cermat.
1. Diketahui suatu balok ABCD.EFGH dengan panjang 8 cm, lebar 6 cm, dan
tinggi 5 cm. Tentukan panjang: diagonal bidang dan diagonal ruangnya.
2. Gambarlah jaring-jaring kubus yang panjang rusuknya 2 cm.
3. Gambarlah limas segilima. Sebutkan unsur-unsurnya.
GEOMETRI 291
MATEMATIKA – MATEMATIKA
4. Tentukan luas balok dengan panjang 24 mm, lebar 18 mm, dan tinggi 5 mm.
3. Tentukan luas kubus yang rusuknya 12.
Gambar di samping adalah gambar prisma tegak dengan alas persegi panjang
BCDE. Segitiga ABC merupakan saklah satu sisi tegaknya.
GEOMETRI 292
MATEMATIKA – MATEMATIKA
11. Melalui sebuah pipa dengan garis tengah atau diameter 56 mm
dialirkan air dengan kecepatan 3m/det. Berapa volume air, dalam liter, yang
dapat ditampung dalam pipa tersebut per 1 menit?
12. Tentukan volume dan luas permukaan bangun berikut, yang terdiri
dari dua balok.
14. Apakah bentuk proyeksi suatu garis pada suatu bidang? Jelaskan
jawaban Anda.
15. Pada balok ABCD.EFGH, apakah bidang AFH sejajar dengan bidang
BDG? Jelaskan jawaban Anda.
GEOMETRI 293
MATEMATIKA – MATEMATIKA
Kunci Jawaban
1. Penyelesaian: berikut adalah gambar balok ABCD.EFGH. Panjang = A B
= 8 cm
Lebar = BC = 6 cm Tinggi = AE = 5
cm Diagonal bidang = AC
= v (A B2 + BC2 ) = v ( 64 + 36 )
cm = 10 cm.
Diagonal ruang = CE
v (AC2 + AE2 )
v ( 102 + 52 ) cm
5v5 cm.
GEOMETRI 294
MATEMATIKA – MATEMATIKA
3. Berikut adalah gambar limas segilima.
Limas T.ABCDE mempunyai 10 rusuk, yaitu AB, BC, CD, DE, dan AE rusuk-
rusuk yang terletak pada bidang alas dan TA, TB, TC, TD, dan TE yang
merupakan rusuk tegak.
3. 1284 mm2.
4. 1728.
5. 75 cm2.
6. Tinggi setiap segitiga 3v3 cm. Luas setiap segitiga 9v3 cm2.
Jadi luas bidang empat 36v3 cm 2.
7. 1.056 cm2.
8. 4𝜋 m2.
9. 900 𝜋 cm2.
10. 2, 9 m.
11. 1.404 cm3.
12. r = 28 mm = 2,8 cm, h = 3 m = 300 cm.Volume air yang dapat dialirkan per detik
= 𝜋r2h
22
=( x2,8x2,8x300 ) cm3 = 7.392 cm3.
7
GEOMETRI 295
MATEMATIKA – MATEMATIKA
14. 1.056 cm3.
Jadi 443.5 liter air per menit dapat ditampung dalam pipa (tempat decimal).
c) < DFH
17. Proyeksi suatu garis pada suatu bidang berupa titik jika garis tersebut tegak lurus
pada bidang dan berupa garis jika garis tersebut tidak tegak lurus bidang.
18. Ya, karena masing-masing bidang memuat dua garis berpotongan yang
sepasang-sepasang saling sejajar.
10
19. 3
√3
10
20.
2
√6
GEOMETRI 296
MATEMATIKA – MATEMATIKA
BABIII
PENUTUP
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diklat berhak untuk mengikuti tes
untuk menguji kompetensi yang telah dipelajari. Apabila peserta diklat
dinyatakan memenuhi syarat kelulusan dari hasil evaluasi dalam modul ini,
maka peserta berhak untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya.
Mintalah pada widyaiswara untuk uji kompetensi dengan sistem penilaian
yang dilakukan langsung oleh pihak institusi atau asosiasi yang berkompeten
apabila peserta telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul,
maka hasil yang berupa nilai dari widyaiswara atau berupa portofolio dapat
dijadikan bahan verifikasi oleh pihak institusi atau asosiasi profesi.
Selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan sebagai penentu standar
pemenuhan kompetensi dan bila memenuhi syarat peserta berhak
mendapatkan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh institusi atau
asosiasi profesi.
GEOMETRI 297
MATEMATIKA – MATEMATIKA
UJI KOMPETENSI
1. Sebuah lukisan pada dinding kaca sebuah rumah
desainnya seperti gambar di samping. Keliling
bangun yang berbayang-bayang pada gambar
tersebut adalah....
A. 174
B. 175
C. 176
D. 177
GEOMETRI 298
MATEMATIKA – MATEMATIKA
B. 6√2
C. 6√3
D. 12
5. Sebuah kebun berbentuk segitiga ABC dengan koordinat titik A(2,0), B(0,-5)
dan C(-3,1). Koordinat bayangan segitiga ABC tersebut bila dicerminkan
terhadap sumbu x adalah.....
A. A’ (2,0) B’ (0,5) C’(-3,-1)
B. A’ (0,2) B’ (5,0) C’(-1,-3)
C. A’ (0,-2) B’ (-5,0) C’(-1,-3)
D. A’ (-2,0) B’ (0,5) C’(3,-1)
adalah...cm
A. 31,35
B. 31,30
C. 31,25
D. 31.20
7. Ada 500 kaleng berbentuk silinder tanpa tutup atas. Masing-masing dengan
diameter 8 cm dan tinggi 14 cm. Kaleng-kaleng ini dibuat darilempengan
seng. Bagian luar kaleng-kaleng ini dicat. luas seluruh bidang yang di cat
adalah ...m2
A. 20,096
B. 20,095
C. 20,094
D. 20,093
GEOMETRI 299
MATEMATIKA – MATEMATIKA
8. Berapa banyak kotak korek api yang berukuran 80 mm, 75 mm, dan 18 mm
yang dapat dimasukkan ke dalam sebuah kotak yang ukuran bagian
dalamnya 72 cm, 60 cm, dan 45 cm?
A. 1500
B. 1600
C. 1700
D. 1800
10. Suatu segiempat bertitik sudut (0, 0), (2, 1), (3, 2), dan (3, 5). Tentukan
bayangan segiempat tersebut terhadap geseran sejauh 5 pada arah positif
sumbu x dan sejauh 7 pada arah negatif sumbu y.
A. (5, -7), (7, -6), (8, -5), (8, -2).
B. (5, 7), (7, 6), (8, 5), (8, 2).
C. (-5, -7), (-7, -6), (-8, -5), (-8, -2).
D. (-5, 7), (-7, 6), (-8, 5), (-8, 2).
GEOMETRI 300
MATEMATIKA – MATEMATIKA
DAFTAR PUSTAKA
Lee Peng Yee, Fan Liang Huo, Teh Keng Seng, Looi Chin Keong. 2002. New
Syllabus
PTE LTD.
Lee Peng Yee, Teh Keng Seng, Looi Chin Keong. 1997. New Syllabus D
Mathematics 4.
Suwaji, U.T. dan Suharjana, A. (2015) Geometri dan Pengukuran. Bahan Belajar
Diklat Pasca
GEOMETRI 301
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GLOSARIUM
ISTILAH KETERANGAN
Diagonal
Garis penghubung dua titik sudut berhadapan yangsebidang.
bidang
GEOMETRI 302
MATEMATIKA – MATEMATIKA
ISTILAH KETERANGAN
GEOMETRI 303
MATEMATIKA – MATEMATIKA
GEOMETRI 304
MATEMATIKA – MATEMATIKA