Tari Berkelompok 2
Tari Berkelompok 2
Tari Gambang
Tari Gambang Berasal dari Semarang,
Jawa Tengah, Kesenian ini merupakan
perpaduan antara tari dengan diiringi
alat musik dari bilah-bilah kayu dan
gamelan jawa yang biasa disebut
“Gambang”, sehingga tari ini lebih
banyak disebit tari Gambang
Semarang.
Di Semarang Biasanya Taruan ini
Muncul pada event-event tertentu,
Misal : Festival Dugderan, Festifal Jajan Pasar.
Tari Gambang Semarang telah ada sejak tahun 1930 dengan bentuk paguyuban yang
anggotanya terdiri dari pribumi dan peranakan Cina dengan mengambil tempat
pertunjukan di gedung Pertemuan Bian Hian Tiong di Gang Pinggir.
Jenis alat musik yang dipakai adalah kendang, bonang, kempul, gong, suling, kecrek,
gambang serta alat musik gesek (konghayan/tohyan/biola). Disamping musik ada
penari dan penyanyinya.
Mari kita Pertahankan kesenian daerah ini dan juga yang lainnya sebagai wujud
kepedulian kita terhadap Kebudayaan Bangsa Indonesia.
Gambyong
Tari Angsa
Tari angsa ini melambangkan
keagungan seorang Dewi yang ditemani
dengan sekelompok penari angsa.
Tari angsa menjadi salah satu tarian
kebanggaan Jawa Tengah, sering
dipertunjukan untuk acara-acara
tertentu. Dizaman sekarang, tarian ini
sering ditarikan oleh siswa-siswa SD saat mereka mencapai kelulusan atau
perpindahan sekolah ke SMP.
Namun ternyata Tari Angsa tidak hanya ada di Indonesia, ada beberapa negara
yang mempunyai Tarian Tradisional seperti ini, hanya saja cerita latar belakang yang
berbeda.
Tari angsa biasanya ditarikan secara berpasangan, namun ada juga yang sendiri
hingga berlima. Alat musik pengiringnya pun gendang, gitar, dan degung. Namun
seiring dengan zaman, alat musik yang digunakan pun tidak setradisional zaman
dulu.
Tarian dari Jawa Timur
Reog Ponorogo
Reog ponorogo merupakan kesenian
dan tradisi dari Jawa Timur yang
merupakan seni tari yang dibawakan
oleh beberapa orang pemain dengan
penari inti menggunakan topeng
kepala singa yang diatasnya terdapat
makota bulu-bulu merak dengan berat
topeng bisa mencapai 50 kg. Yang
unik dari Topeng singa Reog Ponorogo
ini adalah bawa penari yang membawa
topeng seberat 50 kg tersebut
mengandalkan kekuatan gigi.
Seni Reog Ponorogo terdiri dari 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama
biasanya dibawakan oleh 6-8 pria dengan pakaian serba hitam, dengan muka
dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani.
Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada
reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian
wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang atau jathilan. Untuk sinopsis lengkap
tari daerah dari Jawa Timur ini, silahkan kunjungi halaman 6 Kesenian dan Tradisi
dari Jawa Timur.
Tari piring pada awalnya merupakan tarian ritual yang dilakukan oleh masyarakat
Solok sebagai rasa syukur kepada para dewa akan hasil panen yang melimpah
ruah. Tarian ini menggunakan media piring yang diisi dengan berbagai sesaji.
Namun ketika agama islam masuk ke Mingangkabau, tari piring tidak lagi menjadi
acara ritual, akan tetapi tarian ini berubah menjadi sara hiburan dan kesenian
daerah.
Tari Payung
Tari payung merupakan tarian tradisional dari Sumatera
Barat yang menggambarkan kasih sayang seorang kekasih
yang dilambangkan dengan melindungi kekasih tersebut
dengan payungnya.Tari payung memang merupakan tari
pergaulan muda-mudi sehingga dibawakan secara
berpasang-pasangan. Selain menggunakan payung sebagai alat bantu yang
dimainkan oleh penari pria, bisa juga ditambah dengan selendang untuk penari
wanita.Musik yang mengiringi tari payung ini sangat dinamis. Tari payung biasa
dibawakan untuk memeriahkan acara pesta, pameran, dan lain sebagainya.
Tari Indang
Tari Indang adalah salah satu kesenian anak
nagari wilayah Pesisir Minangkabau khususnya
di Pariaman yang sudah berkembang sejak
abad ke 13 seiring dengan masuknya agama
Islam ke Minangkabau. Awalnya Kesenian ini
dimainkan oleh 13 orang penari plus 1 orang
tukang dzikir dan syair yang berisi pujian
terhadap nabi (Shalawat Nabi), pemain
memainkan alat musik tambourin mini yang disebut dengan rapai. Tari indang pada
awalnya digunakan sebagi media dakwah yang biasanya dimainkan pada malam hari
dan pada peringatan hari-hari besar islam serta pada acara besar lainnya sepeti
penyambutan tamu, pengankatan pejabat dll.
Tokoh yang memperkenalkan sekaligus pembuat gerakan tari indang Rafa’i beliau
adalah salah seorang pengikut syaikh Burhanuddin seorang ulama dan tokoh
penyebaran islam daerah sumatera barat, Sejarah Tari Indang Tari indang tidak seperti
seni tari pada umumnya, tari Indang tidak menonjolkan gerakan tubuh yang penari
dalam pertunjukannya. Karena pada dasarnya tari Indang adalah salah satu bentuk
sastra lisan dan media dakwah yang dalam penyampaiaannya lebih mengedepankan
permainan rebana dan dendangan syair - syair yang biasanya bernafaskan Islam.
Tari Lilin
Tari Tempurung
Tari Tempurung adalah tarian yang menggunakan
tempurung sebagai properti tariannya, dikenal
sekitar tahun 1952 oleh Ali Muhammad, sekitar
tahun 1970 hingga 1980 tari Tempurung dikenal
sampai ke Nagari Ayei Dingin Padang Sibusuk,
tetapi pada tahun 1990 sampai sekarang
tari Tempurung sudah jarang ditarikan oleh masyarakat di Kanagarian Batu
Manjulur. Fungsi tari Tempurung sebagai hiburan bagi masyarakat Batu Manjulur
dan sebagai media komunikasi untuk mengumpulkan masyarakat Batu Manjulur.
Busana khas Minangkabau yang berwarna hitam digunakan sebagai tata busana
tari Tempurung. Tari Tempurung saat ini kurang eksis di masyarakat Kanagarian
Batu Manjulur, faktor penyebabnya adalah kurang minatnya generasi muda untuk
mempelajari tari tradisional karena tari Tempurung yang monoton dari segi gerak
dan musik pengiringnya.
Tari Randai
Randai adalah seni pertunjukan teater
khas Minangkabau yang merupakan
gabungan dari seni peran, seni tari, seni
musik dan seni beladiri.
Dalam pertunjukan Tari Kipas Pakarena biasanya ditampilkan oleh 5-7 orang penari
wanita. Dengan berbusana adat dan diiringi musik pengiring yang dimainkan dari alat
musik tradisional Sulawesi Selatan yang sering disebut dengan gondrong rinci.
Gondrong rinci ini merupakan musik tradisional yang terdiri dari gendrang dan
seruling. Musik pengiring ini biasanya dimaikan oleh 4-7 orang pemain musik. Salah
satu pemusik biasanya memainkan seruling dan yang lainnya memainkan gendrang
dengan cara yang berbeda-beda sehingga menghasilkan suara yang padu.
Tari Pattennung
Tari pattennung merupakan tari tradisional
dari Sulawesi Selatan. Tari Patenung
menggambarkan wanita-wanita asal
Sulawesi selatan yang sedang menenun.
Tarian Pattenung ini menggambarkan
pula kesabaran dan ketekunan serta
bagaimana gigihnya para perempuan
Toraja Sulawesi Selatan yang menenun
benang menjadi kain.
Adapun penari pattennung menggunakan pakaian adat khas Sulawesi Selatan yaitu
berupa baju bodo panjang, lipaq sabbe (sarung), curak lakba, serta hiasan bangkara,
rante ma’bule, pontoyang digunakan dalam tari pattenun. Adapun properti yang
digunakan berupa sarung lempar.
Tari Ma'gellu
Tari ma’gellu adalah tarian tradisional
Sulawesi Selatan. Tarian Ma’gellu
awalnya dikembangkan di Distrik
Pangalla’, sekitar 45 km ke arah Timur
dari kota Rantepao, Kabupaten Toraja
Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Tarian
ini biasanya dipentaskan pada upacara
adat khusus yang disebut Ma’Bua’, yang
berkaitan dengan upacara
pentasbihan Rumah adat
Toraja/Tongkonan, atau keluarga
penghuni tersebut telah melaksanakan upacara Rambu Solo’ yang sangat besar
(Rapasaan Sapu Randanan). Seiring perkembangannya, saat ini tarian Ma’gellu’ juga
dipertunjukkan di upacara kegembiraan seperti pesta perkawinan, syukuran panen,
dan acara penerimaan tamu terhormat.
Tarian Ma'gellu dilakukan oleh remaja putri berjumlah ganjil diiringi irama gendang
yang ditabuh oleh remaja putra yang berjumlah empat orang.