A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Tn. T
Umur : 76 tahun
Jenis kelamin : Laki laki
Suku bangsa : Jawa, Indonesia
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Alamat : Kaliasri 04/08
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Diagnosa medis : ISK + Colitis
DPJP : dr. A
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
klien mengatakan nyeri dibagian pinggang
e. Riwayat Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat maupun makanan
3. Data Psikososisal
a. Konsep Diri
Gambaran Diri : klien mengatakan dapat menerima penyakit yang dideritanya.
Harga Diri : klien mengatakan tidak malu dengan keadaannya saat ini.
Identitas Diri : klien dapat mengenali dirinya sendiri dan orang lain yang ada
disekitarnya.
Peran Diri :klien menjalankan perannnya sebagai kepala rumah
tangganamun saat sakit tidak dapat menjalankan perannya.
Ideal Diri : klien berharap akan dapat cepat sembuh.
b. Hubungan Sosial
klien dapat menjalin hubungan dengan baik terhadap orang bahkan lingkungan
disekitarnya.
c. Spiritual
klien menganut agama muslim dan saat sakit klien hanya berdoa ditempat tidur.
d. Kecemasan
klien merasa cemas dan gelisah dengan sakit yang dideritanya saat ini.
e. Kehilangan
-
4. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola Nutrisi
Di Rumah : klien mengatakan selama di rumah makan dengan teratur 3x/hari
dengan nasi, lauk-pauk, sayuran, dan minum air putih terkadang
teh. Saat sakit nafsu makan klien menurun.
d. Pola Aktivitas
Di Rumah : klien mengatakan dirumah px juga mengerjakan pekerjaan rumah
tangga dan merawat cucu
Di RS : klien mengatakan hanya merasa lemas dan hanya bisa terbaring
ditempat tidur.
e. Pola Istirahat/Tidur
Di Rumah klien mengatakan di rumah anak tidur siang pukul ±13.00-14.00,
tidur malam pukul 20.00-05.00 WIB, 3 hari sebelum di bawa ke
rumah sakit, klien susah tidur apalagi di pagi hari.
Di RS : klien mengatakan semenjak masuk rumah sakit, tidak dapat tidur
dengan nyenyak sering terbangun karena nyeri
b. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi : tidak tampak oedema pada wajah , bentuk kepala simetris, tidak
tampak adanya luka atau lecet, pertumbuhan rambut merata dan bentuk
rambut lurus, pasien dapat menggerakkan kepalanya kekiri dan
kekanan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau massa pada kepala.
c. Pemeriksaan Leher
Inspeksi persebaran warna kulit merata, tidak ada lecet/lesi.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, trakea
tepat berada ditengah dan tidak ada nyeri telan, tidak ada pembesaran
vena jugularis
d. Pemeriksaan Mata
Inspeksi : bentuk simetris, bola mata dapat di gerakkan kesegala arah,
konjungtiva tidak anemis,sclera tidak ikterius, ketajaman penglihatan
baik, dan tidak terdapat peradangan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba massa.
e. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, kebersihan hidung baik namun tampak adanya
kotoran dalam hidung, tidak ada kelainan pada hidung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada sinus sfenoidalis, frontalis, temporalis dan
maksilaris.
f. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi : bentuk simetris, pasien dapat mendengar dengan baik, tidak terdapat
serumen berlebih dalam telinga, tidak ada peradangan dan tidak ada
cairan yang keluar dari telinga.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada tragus
g. Pemeriksaan Mulut
Inspeksi : mukosa bibir tampak kering.
h. Pemeriksaan Thoraks
Inspeksi : pergerakan dinding dada tampak simetris, persebaran warna kulit
merata, tida ada bekas luka, bentuk dada normal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi
Perkusi : terdengar pekak di lapang paru kanan dan kiri, ICS 3-5 midclavicula
line sinistra terdengar pekak
Auskultasi : tidak terdapat suara nafas tambahan pada seluruh lapang paru.
Ronchi Wheezing
- - - -
-
-
- - - -
i. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : tidak tampak puncak ictus cordis, persebaran warna kulit merata,
tidak ada bekas luka.
Palpasi : teraba denyut ictus cordis pada ICS 5 midclavicula line sinistra tidak
lebih dari 1 cm
Perkusi : sepanjang ICS 3-5 midclavicula line sisistra terdengar suara pekak
Auskultasi :
- BJ I : terdengat “lup” di katub aorta ICS 2 sternal line dekstra
terdengar “lup” di katub mitralis ICS 3 midclavicula line
sinistra
- BJ II : terdengar “dup” di katub pulmonal ICS 3 sternal line
sinistra terdengar “dup” di katub trikuspidalis ICS 4 sternal line
sinistra
- BJ I dan BJ II terdengar tunggal
j. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Tidak tampak adanya luka / perdarahan, turgor abdomen jelek
(takkembali dalam 2 detik ),warna kulit merata, umbilikus tidak
menonjol
Palpasi : tidak terdapat pembesaran hepar dan tidak terasa nyeri ketik
dipalpasi, lien tidak teraba dan tidak terasa nyeri tekan ketika
dipalpasi, terdapat nyeri tekan pada perut bagian kanan bawah tembus
punggung
k. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Inspeksi : ekstremitas kanan dan kiri simetris, tidak tampak luka dan oedem,
terpasang infus asering 20 tetes/menit di ektremitas atas kiri
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada ekstremitas atas dan bawah.
Kekuatan otot Edema
5 5 0 0
5 5 0 0
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Darah Lengkap
Tanggal Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
13-09-2018
Darah Lengkap
Urine Lengkap
Ph
Berat Jenis 6,0 4,6 – 8,0
Protein 1,025 1’001 – 1’035
Glukosa 2+ <30 mg/dl
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Nirit Normal <1,0 EU/dl
Blood Negatif Negatif
Lekosit 3+ Negatif
Keton 25 Negatif
Sedimen Negatif <5mg/dl
Lekosit <5 LPB
Eritrosit 3-7 <5 LPB
Sel Epitel 1-5 Negatif
Silinder, Kristal, 0–3 Negatif
Bakteri Hyalin +1 70 -200 mg/dl
GULA DARAH
GDA 152 N (70-200mg/dl)
PEMERIKSAAN
FUNGSI GINJAL
Kreatinin N ( 0,5 - 1,5 mg/dl)
Urea (BUN) N (15 – 40 mg/dl)
Uric Acid N(1,0 – 6,0 mg/dl)
7. Terapi Obat
Nama dan Dosis Obat Pemberian Fungsi Obat
1. Infus Asering 20 tpm Untuk dehidrasi (keadaan
shock hipovolemik dan
asidosis), demam
berdarahdengue, trauma,
dehidrasi berat, luka bakar
dan shock hemoragik
DO:
Nyeri Akut
skala nyeri 6 ( dari
ekspresi wajah)
klien tampak meringis
kesakitan
klien tampak gelisah dan
cemas
Klien tampak memegangi
bagian pinggang yang
nyeri
WBC H 10,4 (N4.0-10
mg/dl)
Kamis, DS: Invasi Resiko
13-09-2018 Klien mengatakan mikroorganisme ke kekurangan
badanya lemas saluran kemih volume cairan
klien mengatakan mual
Inflamasi/kerusakan
dan muntah 1x
TU
Klien 1 hari minum
400cc/hari Iritasi pada ureter
DO:
Mukosa bibir kering Ureum kreatinn
1. 13-09-18 Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi dan infeksi kandung kemih
Edukasi Edukasi
5. Beri informasi mengenai 5. meningkatkan pengetahuan
nyeri seperti penyebab nyeri, klien tentang nyeri
berapa lama nyeri akan
dirasakan dan antisipasi dari
ketidak nyamanan akibat
prosedur
6. Ajarkan mengenai 6. Nafas dalam dapat
managemen nyeri (teknik menurunkan rasa nyeri
distraksi misalnya, napas
dalam)
Edukasi Edukasi
5. Anjurkan untuk 5. Mengganti cairan tubuh yang
mempertahankan intake hilang
peroral untuk penggantian
cairan
F. IMPLEMENTASI
Nama :Tn. T No. Register : P10965
Umur :76 tahun Dx Medis :ISK + Colitis
Tanggal Jam Implementasi TTD
13-09-2018 16 .00 Monitoring
Dx 1 1. mengobservasi reaksi non verbal ketidak
nyamanan nyeri
Tindakan Mandiri
16.10 1. melakukan pengkajian komprehensif mengenai
nyeri klien
2. meminimalkan factor yang meimbulkan nyeri
pada klien denagn memberikan posisi yang
nyaman
Tindakan kolaborasi
1. melakukan kolaborasii dengan tenaga kesehatan
17.10
profesional mengenai analgesik efektif untuk
pereda nyeri
Edukasi
1. memberikan informasi mengenai nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
dirasakan dan antisipasi dari ketidak nyamanan
akibat prosedur
04.30
Tanggal 04.35 Monitoring TTD
14-09-2018 1. mengobservasi reaksi non verbal ketidak
Dx 1 nyamanan nyeri
Tindakan Mandiri
05.10 1. melakukan pengkajian komprehensif mengenai
nyeri klien
2. meminimalkan factor yang meimbulkan nyeri
pada klien denagn memberikan posisi yang
nyaman
Tindakan kolaborasi
1. melakukan kolaborasii dengan tenaga kesehatan
profesional mengenai analgesik efektif untuk
pereda nyeri
Edukasi
1. mengajarkan mengenai managemen nyeri
(teknik distraksi misalnya, napas dalam)
2. menganjurkan untuk istirahat agar dapat
meminimalkan nyeri
Tanggal TTD
Monitoring
15-09-2018
1. mengobservasi reaksi non verbal ketidak
Dx 1 nyamanan nyeri
Tindakan Mandiri
1. melakukan pengkajian komprehensif mengenai
nyeri klien
2. meminimalkan factor yang meimbulkan nyeri
pada klien denagn memberikan posisi yang
nyaman
Tindakan kolaborasi
1. melakukan kolaborasii dengan tenaga kesehatan
profesional mengenai analgesik efektif untuk
pereda nyeri
Edukasi
1. mengajarkan mengenai managemen nyeri (teknik
distraksi misalnya, napas dalam)
2. menganjurkan untuk istirahat agar dapat
meminimalkan nyeri