Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup dominan di negara-negara
maju. Di Indonesia prevalensi untuk menderita hipertansi masih rendah
presentasinya.Walaupun demikian bukan berarti ancaman penyakit hipertensi diabaikan
begitu saja.Bagi masyarakaat golongan atas hipertensi benar-benar menjadi momok
yang menakutkan (Sri Rahayu : 2000).
Prevalensi penyakit hipertensi di negara maju seperti Amerika Serikat rata-rata 20
%.Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat. Di negara
Indonesia rata-rata 6-15 %.Presentasi ini mungkin masih tinggi karena jumlah anak
dibawah 15 tahun di negara Indonesia lebih kurang 15 % dari populasi (Rahayu :
2000).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budi Darmojo bahwa di Indonesia 1,8-
28,6 % penduduk yang berusia > 20 tahun adalah penderita Hipertensi dan pada
umumnya berkisar antara 6 – 10 % . Di provinsi Jawa Timur angka kesakitaan penyakit
hipertensi tahun 1998 –1999 : 12,42 % (Data Provil). Sedangkan dari laporan bulanan
puskesmas Mojo terhitung dari bulan Januari 1998 sampai bulan Desember tahun 1999
yang berkunjung ke Puskesmas Mojo adalah 19,13 % .dan tahun 2000 : 47,1%.
Mengamati data tersebut dapat memberikan gambaran bahwa masalah penyakit
hipertensi khususnya di puskesmas Mojo perlu mendapat pengamatan, pengawasan serta
perawatan yang komprehensip.
Hipertensi merupakan factor resiko, primer yang menyebabkan penyakit jantung dan
stroke.Hipertensi disebut juga sebagai The Shilent Disease karena tidak ditemukan tanda
–tanda fisik yang dapat dilihat (Gede Yasmin : 1991).
Banyak ahli beranggapan bahwa hipertensi lebih tepat disebut sebagai Heterogenus
Group of Disease dari pada single disease.Hipertensi yang tidak tekontrol akan
menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti otak, ginjal, mata dan jantung serta
kelumpuhan anggota gerak. Namun kerusakan yang paling sering adalah gagal jantung
dan stroke serta gagal ginjal (Susi Purwati : 2000).
Untuk menghindari hal tersebut perlu pengamatan secara dini. Hipertensi sering
ditemukan pada usia tua/lanjut kira-kira 65 tahun keatas (Sri Rahayu : 2000 : 7 ).
Untuk mencegah komplikasi diatas sangat diperlukan perawatan dan pengawasan
yang baik. Banyak kasus penderita dan kematian akibat penyakit kardiovaskuler dapat
dicegah jika seorang merubah perilaku kebiasaan yang kurang sehat dalam
mengkonsumsi makanan yang menyebabkan terjadinya hipertensi, selalu berolah raga

1
secara teratur serta merubah kebiasan hidup lainnya yang dapat mencetus terjadinya
penyakit hipertensi seperti merokok, minum-minuman beralkohol. Adapun factor dietik
dan kebiasaan makan yang mempengaruhi tekanan daran yang meliputi, cara
mempertahankan berat badan ideal, natrium klorid, Kalium, Kalsium, Magnesium,
lemak dan alcohol. (Dr. Wendra Ali 1996 : 3, 20, 21).
Apabila dalam satu keluarga ada anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi, maka mungkin dapat timbul beberapa masalah seperti :
1. Ketidak patuhan diit rendaah garam dan rendah lemak.
2. Resiko terjadinya komplikasi bagi penderita .
3. Sumber daya keluarga kurang .
4. Perubahan fisiologi (mudah marah dan tersinggung)
5. Keadaan ekonomi (bertambahnya pengeluaran dan berkurangnya
pendapatan. Keluarga).
Dalam pelaksanaan tugas–tugas kesehatan keluarga mempunyai peranan yang
sangat penting dalam pemeliharaan kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita
penyakit hipertensi. Freedmen (1981) membagi lima (5) peran yang dilakukan keluarga
yaitu : mengenal gejala hipertensi, mampu mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan yang tepat untuk menolong klien hipertensi, mampu memberikan asuhan
keperawatan pada anggota keluarga yang menderita hipertensi dalam mengatasi
masalahnya dan meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidup anggota keluarga, yang menderita penyakit hipertensi.
Untuk mencapai tujuan perawatan kesehataan keluarga yang optimal, sangatlah
penting peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Adapun peran perawat dalam membantu keluarga yang anggota keluarganya
menderita penyakit hipertensi antara lain : mampu mengenal asuhan keperawatan pada
keluarga yang menderita penyakit hipertensi, sebagai pengamat masalah dan
kebutuhan keluarga, sebagai koordinator pelayanan kesehatan, sebagai fasilitator,
sebagai pendidik kesehatan, sebagai penyuluh dan konsultan dalam asuhan perawatan
dasar pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :
1 Mengapa prevalensi penyakit hipertensi tiap tahun meningkat.
2 Bagaimana peran keluarga dalam membantu mengatasi masalah yang salah
satu anggotanya menderita penyakit hipertensi.
3 Bagaimana peran perawat puskesmas dalam mengarahkan dan membantu
keluarga yang anggotanya menderita penyakit hipertensi.
4 Bagaimana perawat membuat asuhan keperawatan pada keluarga yang

2
menderita penyakit hipertensi.

B. Batasan Masalah
Oleh karena begitu banyak aspek dan ruang lingkup yang dapat ditemukan dari
masalah diatas serta keterbatasan penulis dalam hal tenaga, kemampuan , pengalaman,
keterampilan, waktu dan pengetahuan, maka penulis membatasi permasalahannya hanya
pada “Bagaimana Asuhan Keperawatan yang baik dan benar pada keluarga yang salah satu
anggota keluarganya menderita penyakit hipertensi dengan masalah “Nutrisi“ melalui
proses pendekatan keperawatan .
Ruang lingkup pembahasan penulis terbatas pada :
1. Penulis hanya mengasuh pada satu keluarga saja.
2. Dalam asuhan keperawatan penulis hanya mengambil satu penyebab
masalah hipertensi yaitu : Masalah Nutrisi
3. Keluarga yang terpilih berdasarkan penunjukan kepala puskesmas Mojo.
4. Lebih menitikberatkan pada aspek keperawatan
Dengan pembatasan masalah tersebut penulis menyusun karya tulis ini dengan judul :
Asuhan Keperawatan Keluarga Tn IS yang anggota keluarganya menderita hipertensi
dengan masalah nutrisi di RT V, RW VI Kelurahan Mojo wilayah kerja puskesmas Mojo
Kota Madya Surabaya .

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan
keperawataan keluarga tuan IS. di RT V, RW VI dengan penyakit hipertensi yang
disebabkan oleh akibat nutrisi melalui pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ini agar penulis mampu :
a. Mengumpulkan data pada keluarga tuan IS.dengan penyakit hipertensi.
b. Menganalisa data yang telah dikumpulkan.
c. Merumuskan masalah kesehatan keluarga.
d. Menentukan prioritas masalah.
e. Menentukan diagnosa keperawatan .
f. Menentukan rencana tindakan keperawatan .
g. Melaksanakan tindakan keperawaatan.
h. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.
i. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan.

3
D. Metodelogi
Metode yang digunakan penulis dalam karya tulis ini adalah :
1. Metode penyusunan
Deskriptif
Metode yang digunakan yang mengungkapkan peristiwa dan bertujuan pada
pemecahan masalah yang dihadapi saat ini dan hasilnya dapat dievaluasi pada saat
ini juga.
a. Studi pustaka
Yaitu mencari imformasi-informasi melalui beberapa literature yang berasal
dari buku-buku ilmiah, majalah ilmiah serta media cetak lainnya yang ada
diperpustakaan untuk dijadikan landasan teori dalam memberikan pelayanan
maupun penulisan kaarya tulis ini.
b. Studi lapangan
Yaitu memberikan asuhan keperawatan secara nyata dilapangan untuk
memperoleh gambaran sebenarnya tentang perkembangan suatu subyek melalui
proses keperawatan (Teli zedahan Ndraha 1985 : 105).
2. Lokasi dan waktu
Lokasi yang digunakan sebagai sumber bahan karya tulis adalah diwilayah kerja
puskesmas Mojo. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 25 April sampai tanggal
30 Juni 2001.
3. Tehnik pengumpulan data
Dalam pengumpulan data dipakai tehnik sebagai berikut :
a.Oservasi
b. Wawancara
c.Pemeriksaan fisik
4. Jenis data
a. Data primer diperoleh dari wawancara dan observasi langsung.
b. Data sekunder.

E. Sistimatika penulisan.
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis menggunakan sistimatika sebagai
berikut:
Bab pertama pendahuluaan menguraikan tentang latar belakang masalah, tujuan
penulisan, batasan masalah ,metodelogi penulisan ,sistimatika penulisan.
Bab kedua tinjauan pustaka yang menguraikan tentang konsep dasar yang terdiri
dari keperawatan kesehatan, kesehatan keluarga, factor yang mempengaruhi sehat-
sakit,defenisi hipertensi, patofisiologi, nutrisi dan dampak masalah , keperawatan

4
kesehatan keluarga serta asuhan keperawatan yang terdiri dari: pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi .
Bab ketiga yaitu tinjauan kasus yang menguraikan tentang asuhan keperawatan
kesehatan keluarga dilapangan, mulai dari pengkajian sampai pada evaliasi.
Bab keempat pembahasaan yang menguraikan tentang kesenjangan antara bab
kedua dan bab ketiga dengan mengacu pada tujuan.
Bab kelima penutup yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran sebagai
hasil dari jawaban terhadap tujuan penulisan. Kemudian dilanjutkan dengan daftar
pustaka dan lampiran–lampiran.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A . Konsep Dasar
1. Keperawatan Kesehatan Keluarga
a. Defenisi keluarga
1) Menurut Depkes. RI. 1988
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ke tergantungan.
Menurut S .G . Bailon dan Aracelis Maglaya 1989
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yangtergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka
hidup bersama dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di
dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan ( Nasrul Effendi ,1998 : 33 ).
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :
1.1. Unit terkecil dari masyarakat.
1.2. Terdiri atas dua orang atau lebih.
1.3. Adanya ikatan perkawianan dan pertalian darah.
1.4. Hidup dalam satu rumah tangga.
1.5. Dibawah asuhan seorang kepala keluarga.
1.6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
1.7. Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-
masing.
1.8. Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan
2) Keperawaatan kesehatan keluarga
Menurut S.G. Bailon dan Aracelis Maglaya 1978
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit
atau kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan
sebagai sarana penyalur (Nasrul Effendi,1998:39)
b. Tipe keluarga
Terdiri dari :
1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu, anak-anak.
2) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakandan sebagainya .
3) Keluarga berantai (serial family) ialah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
4) Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
5) Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang
perkawinanya berpoligami dan hidup secara bersama–sama.
6) Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga .
c. Keluarga sebagai unit keperawatan
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan ( R.B freedman, 1981 ) adalah
sebagai berikut :
1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga
yang menyangkut kehidupan masyarakat .
2) Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah – masalah dalam kelompoknya
3) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan
apabila salah satu angota keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain.
4) Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu
( pasien ) keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan anggota keluarganya yang menderita hipertensi.
5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya
kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita sakit hipertensi.
d. Factor yang mempengaruhi sehat - sakit
Faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga menurut H.
L Bloom yaitu
1) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit hipertensi
adalah dengan cara menghindari adanya stres
2) Faktor social budaya
a). Factor social budaya yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
adalah :
(1) Kebiasaan merokok
(2) Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung garam
(3) Pola diet tidak teratur
(4) Bila sakit tidak segera berobat
b) Status social budaya yang dapat meningkatkan stasus kesehatan pada
kasus hipertensi adalah :
(1) Menghindari kebiasaan merokok.
(2) Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung
garam .
(3) Menjaga berat badan dan olah raga yang terratur
(4) Melakukan konril yang teratur
3) Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian akibat hipertensi
4) Faktor keturunan
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang bersifat genetic
e. Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
Menurut Freedman ( 1981) keluarga mempunyai lima (5 ) tugas
memelihara kesehatan keluarga khususnya keluarga yang anggotanya
menderita penyakit hipertensi yaitu :
1) Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarga tentang gejala hipertensi
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
terhadap angota keluarga yang menderita penyakit hpertensi
3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita
hipertensi
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepada anggota keluarganya
5) Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan
yang dapat mengatasi penyakit hipertensi.
f. Peran perawat dalam memberi asuhan keperawatan pada keluarga yang
menderita penyakit hipertensi.
Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit hipertensi maka
peran perawat diperlukan sebagai berikut :
1) Pengenal tentang gejala hipertensi
Perawat membatu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit
hipertensi .
2) Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi . Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi, perawat memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk mengembangkan kemampuam mereka dalam melaksanakan
perawatan dan memberikan demonstrasi kepada keluarga bagaimana
merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
3) Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita
penyakit hipertensi .
Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan kelurga yang
menderita penyakit hipertensi, sehingga dapat menilai, mengetahui masalah
dan kebutuhan keluarga serta mencari cara penyelesaian masalah penyakit
yang sedang dihadapi
4) Fasilitator
Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal masalah
pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi dan mencari alternatif
pemecahanya .
5) Pendidik kesehatan
Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga
dari perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah penyakit hipertensi
6) Penyuluh dan konsultasi
Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar
terhadap keluarga yang anggotanya mederita penyakit hipertensi.

2. Hipertensi
a. Pengertian
Hypertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan
sistolik dan diastolic serta merupakan suatu factor terjadinya
kompilikasi penyakitt kardiovaskuler (Soekarsohardi,1999 : 151)
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic
diatas standar dihubungkan dengan usia (Gede Yasmin,1993 : 191 ).
Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik
maupun diastolic diatas normal sesuai umur dan merupakan salah satu
factor resiko terjadinya kompilkasi penyakit kardiovaskuler.
b. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :
1) Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya
yang jelas.
Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab hipertensi
seperti berrtambahnya usia , factor psikologis , dan keturunan.
Sekitar 90 % hipertensi tidak diketahui penyebabnya .
2) Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti
stenosis arteri renalis, penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta.
Hiperaldosteron, pheochromositoma dan pemakaian oral kontrasepsi.
Adapun factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis
kelamin, umur, kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alcohol
dan social ekonomi (Susi Purwati , 2000 : 25 )
c. Patofisiologi.
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan
darah keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor
cardiac output dan tekanan peririfer. Pada keadaan normal untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh yang meningkat
diperlukan peningkatan cardiac output dan tekanan perifer
menurun .
Konsumsi sodium (garam ) yang berlebihan akan mengakibatkan
meningkatnya volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan
cardiac aouput . Dalam sistim Renin - Angiotensien - aldosteron pada
patogenesis hipertensi, , glandula supra renal juga menjadi factor
penyebab oleh karena faktor hormon
.Sistim Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian
angitensin I menjad angiotensin II oleh Angitensi Convertion
Ensym (ACE )
Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus
pereifer yang mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan
retensi vaskuler perifer meningkat . Disamping itu angiotensin II
mempunyai efek langsung terhadap vaskuler smoot untuk
vasokonstruksi renalis. Hal tersebut merangsang adrenal untuk
mengeluarkan aldosteron yang akan meningkatkan extra Fluid
volume melalui retensi air dan natrium. Hal ini semua akan
meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan cardiac output.
(Jurnlistik international cardiovaskuler,1999 )
d. Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi seperti ,
penyakit jntung koroner, gagal jantung ,gagal ginjal ,kerusakan mata,
dan kerusakan pembuluh darah otak ( Sri Rahayu, 2000 : 22,23 dan
patologi penyakit jantung RSUD.dr Soetomo,1997).
e. Perawatan pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
1) Pengaturan diit
2) Berolah raga
3) Obat-obatan penurun takanan darah antara lain : ga secara teratur
4) Menghilangkaan rasa takut
a) Diuretik : Hidrochlortiasid,Furosemid dll.
b) Betabloker :Proparnolol, dll.
c) Alfabloker : Prazosin dll.
d) Penghambat ACE : Kaptopril dll.
e) Antagonis Kalsium : Diltiasem dll.(farmakologi FKUI,1995)
f. Nutrisi
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada
beberapa factor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat
hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi
pada penderita hipertensi ,diperlukan pengetahuan tentang jumlah
kandungan natrium dalam bahan makanan. Makan biasa ( untuk orang
sehat rata-rata mengandung 2800 – 6000 mg per hari ). Sebagian besar
natrium berasal dari garam dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan
tekanan darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar
ada 4 (empat) macam diit untuk menanggulangi atau minimal
mempertahankan tekanan darah yaitu :
1) Diet rendah garam
Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan
mengkonsumsi
Makanan tanpa garam.Garam dapur mempunyai kandungan 40%
Natrium.
Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda
kue, baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat),Pengawet
makanan atau natrium bensoat biasanya terdapat dalam
saos,kecap,selai,jelli,makanan yang terbuat dari mentega.
Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang
garam memperhatikan hal sebagai berikut :
a) Jangan menggunakan garam dapur
b) Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega,
keju, trasi, petis, biscuit, ikan asin, sardensis, sosis dan lain-lain.
c) Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan
bahan makanan tambahan atau penyedap rasa seperti saos.
d) Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang
mengandung sodium.
e) Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta,
seperait
2) Diet rendah kolesterol / lemak.
Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida,
dan pospolipid. Sekitar 25 – 50 % kolesterol berasal dari makanan dapat
diarsorbsi oleh tubuh sisanya akan dibuang lewat faeces. Beberapa
makanan yang mengandung kolestero tinggi yaitu daging, jeroan, keju
keras, susu, kuning telur, ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet
rendah kolesterol adalah menurunkan kadar kolestero serta menurunkan
berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengatur nutrisi pada hypertensi adalah :
a) Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan
mentega.
b) Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.
c) Gunakan susu full cream.
d) Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per
minggu.
e) Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-
kacang lainnya.
f) Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti
sirup, dodol.
g) Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah – buahan.
3) Diet kalori bila kelebihan berat badan. Hypertensi tidak mengenal
usia dan bentuk tubuh seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan
berat badan akan beresiko tinggi terkena hypertensi. Salah satu cara
untuk menanggulanginya dengan melakukan diet rendah kalori, agar
berat badannya menurun hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu
diperhatikan hal berikut :
a) Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi
atau 500 kalori untuk penurunan 0,5 kg berat badab per minggu.
b) Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan
zat gizi.
c) Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
Contoh menu untuk penderita hypertensi :
1 piring nasi ( 100 gram ), 1 potong daging ( 50 gram ), 1 mangkok sup (
130 gram ), 1 potong tempe ( 50 gram ), 1 potong pepaya ( 100 gram ), (
Sri Rahayu, 2000 ).
e. Dampak masalah.
1) Terhadap individu.
a) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.
Hypertensi merupakan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya
oleh penderita. Kurangnya pengetahuan klien terhadap penyakit
hypertensi, sebagian besar timbul tanpa gejala yang khas.
b) Pola nutrisi dan metabolisme.
Pada penderita hypertensi sering mengalami keluhan kepala pusing
dan bila berlangsung lama disertai mual-mual dan muntah.
c) Psikologi.
Penderita hypertensi biasanya iritabel, mudah marah dan
tersinggung.
d) Pola tidur dan istirahat
Pada klien hypertensi mengalami gangguan tidur sering terbangun
karena sering sakit kepala dan tegang pada leher bagian belakang.
e) Pola persepsi dan pengetahuan.
Pada klien hipertensi sering terjadi kebosanan akan prosedur
pengobatan yang lama ,diet, olah raga, merokok, minuman
beralkohol.
f) Pada pola tata nilai dan kepercayaan
Klien akan merasa cemas akan kesembuhan penyakitnya dan merasa
tidak berdaya dengan keberadaan sekarang.
2) Terhadap keluarga
a) Merepotkan dalam memberikan perawatan ,pengaturan diet,
mengantar kontrol dan manambah beban biaya hidup yang terus
–menerus.
b) Produktifitas menurun. Apabila hipertensi mengena kepala
keluarga yang berperan sebagai pencari nafkah untuk kebutuhan
keluarga ,maka akan menghambat kegiatannya sehari-hari untuk
kegiatan seperti semula.
c) Psikologi .
Peran kepala akan diganti oleh anggoata keluarga yang lain.
3) Terhadap masyarakat
Dengan adanya klien hipertensi dimasyarakat
memungkinkan terjadi perubahan peran dalam masyarakat Selain
itu akan menimbulkan kecemasan terhadap masyarakat dan akan
terjadi ancaman kehilangan salah satu anggotanya. .
4) Pelayanan kesehatan
Mengamati prevalensi penyakit hipertensi yang semakin
meningkat,maka akan terjadi beban pelayanan kesehatan di masa
yang akan datang.
B. Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistimatis
untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga,melaksanakan asuhan keperawatan ,serta implementasi keperawatan
terhadap keluarga sesuai rencana yang telah direncanakan /dibuat serta
mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan .
1. Pengkajian
a. Penjajakan pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah yang
dihadapi oleh keluarga.
1) Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah
kesehatan ,status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam memberikan
perawatan pada anggota keluarga .
a) Struktur dan sifat anggota keluarga
1. Anggota –anggota keluarga dan hubungan dengan kepala
keluarga.
2. Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam
keluarga.
3. Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga,
4. Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat
berkumpul atau menyebar.
5. Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan
keputusan.
6. Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam
perselisihan yang nyata ataupun tidak nyata.
7. Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan
makan dan penggunaan waktu senggang
b) Faktor sosial budaya dan ekonomi
(1) Pekerjaan
(2) Penghasilan
(3) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer
(4) Jam kerja ayah dan ibu
(5) Siapa yng menentukan keuangan dan penggunaannya
c) Faktor lingkungan
(1) Perumahan
(a) Luas rumah
(b) Pengaturan dalam rumah
(c) Persediaan sumber air
(d) Adanya bahan kecelakaan
(e) Pembuangan sampah
(2) Macam lingkungan / daerah rumah
(3) Fasilitas social dan lingkungan
(4) Fasilitas transportasi dan kesehatan
d) Riwayat kesehatan
(1) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
(2) Upaya pencegahan terhadap penyakit
(3) Sumber pelayanan kesehatan
(4) Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas
kesehatan.
(5) Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
e) Cara pengumpulan data
(1) Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara
langsung.
(a) Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga.
(b) Komunikasi dari tiap anggota keluarga
(c) Peran dari tiap anggota keluarga
(d) Keadaan rumah dan lingkungan
(2) Wawancara
Dapat mengetahui hal-hal :
(a) Aspek fisik
(b) Aspek mental
(c) Sosial budaya
(d) Ekonomi
(e) Kebiasaan
(f) Lingkungan
(3) Studi dokumentasi antara lain
(a) Perkembangan kesehatan anak
(b) Kartu keluarga
(c) Catatan kesehatan lainnya
(4) Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan dan keperawatan antara lain :
(a) Tanda-tanda penyakit
(b) Kelainan organ tubuh
2. Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang
dialami oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan
Typologi masalah dalam family healt care.
Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :
b) Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan
terjadinya penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi
kesehatan.
Contoh :
(1) Riwayat penyakit keturunan dari
keluarga seperti hipertensi
(2) Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan
diet
c) Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan
kesehatan.
Contoh:
(1) Adakah didalam keluarga yang menderita
penyakit hipertensi
(2) Siapakah yang menderita penyakit hipertensi
d) Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari
indivdu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya
mereka.
Contoh :
Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi.
3. Penentuan prioritas masalah
Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga
menggunakan sistim scoring berdasarkan tipologi masalah dengan
pedoman sebagai berikut

K riteria Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 3
Krisis 1
2. Kemungikan masalah dapat diubah 2
Skala : Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensia masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus ditangani 2
Ada masalah tapi tidak perlu
segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

Skoring :
1.Tentukan skor untuk tiap kriteria
2.Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot

Skor X bobot
Angka tertinggi

3. Jumlahkanlah skor untuk semua criteria ,skor tertinggi 5 sama dengan


seluruh bobot
b. Penjajakan pada tahap kedua
Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat melaksanakan
tugas-tugas kesehatan yang berhubungan dengan ancaman
kesehatan,kurang /tidak sehat dan krisis yamg dialami oleh keluarga yang
didapat pada penjajakan tahap pertama.
Pada tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk
melaklasanakan tugas-tugas kesehatan serta cara pemecahan masalah yang
dihadapi .
Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas
kesehatan dan keperawatan,maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan
secara umum pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi antara lain :
1) Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi
berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
2) Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam
melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana
kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan kurang
pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana kesehatan
3) Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
hipertensi ,cara perawatan dan sifat penykit hipertensi .
4) Keitdaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan dengan tadak dapat
melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta
kitidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi.
5) Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat
guna memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
klien dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS.,dana sehat
dan tidak memahami manfaatnya.
Adapun diagnosa keperawatan yang berhubungan pengaturan diet pada klien
hipertensi adalah :
1) Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu
penyebab terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan cara pengaturaan diet yang benar.
2) Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam
pengaturan diet bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang cara pengaturan diet yang benar.
3) Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien hipertensi
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara
pengolahan makanan dalam jumlah yang tepat.
4) Ketidakmampuan meenyediakan makanan rendah garam bagi
penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan
kebiasaan sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung garam
5) Ketidaktahuan menggunakan manfaat tanaman obat keluarga
berhubungan dengan kurangnya pengetahan tentang manfaat tanaman
obat tersebut.
2 Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan yang
ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah
kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 )
Rencana tindakan dari masing –masing diagnosa keperawatan khusus diet pada
klien hipertensi adalah :
a. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu
penyebab terjadinya hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang cara pengaturan diet yang benar.
1) Tujuan
Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota keluarga
yang menderita penyakit hipertensi.
2) Kriteria hasil
a).Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batas pengaturan
diet bagi anggota kelurga yng menderita hipertensi.
b) Keluarga dapat memahami danmampu mengambil tindakan sesuai
anjuran.
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang
benar bagi penderita hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga ,bagaiman caranya
menyediakan makan-makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi .
4) Rasional
a)Dengan diberikan penjelasan diharapkan keluarga menimbulkan
peresepsi yang negatip sehingga dapat dijadikan motivasi untuk
mengenal masalah khususnya nutrisi untuk klieh hiperetensi
b)Dengan diberikan penjelasan keluarga mampu menyajikan
makanan yang rendah garam.
b.Ketidak mampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet
terhadap anggota keluarga yang menderita hipertensi berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan keluarga tentang manfaat dari pengaturan diet
1) Tujuan
Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk klien
hipertensi
2) Kriteria hasil
a) Keluarga mampu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet bagi
klien hiperetensi
b) Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien
hipertensi
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat pengaturan
diet untuk klien hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada keluarga jenis untuk
klien hipertensi.
4) Rasionalisasi
a) Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu
melaksanakan cara pengaturan diet untuk klien hipertensi
b) Keluarga diharapkan mengetahui jenis makanan untuk
penderita hipertensi.
c.Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita
hipertensi berhubungan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan
makanan dalam jumlah yang benar .
1) Tujuan
Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi.
2) Kriteria hasil
a) Kilen dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk
penderita hipertensi.
b) Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang
tepat bagi klien hipertensi.
3) Rencana tindakan
a) Beriakan penjelasan kepada klien dan keluarga cara
pengolahan makanan untuki klien hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan
yang dikonsumsi oleh klien hipertensi.
c) Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk
memnbuat makanan dengan jumlah yang tepat.
4) Rasionalisasi.
a) Dengan diberikan penjelasan diharapkanklien dan keluarga
dapat cara pengolahan makanan untuk klien hipertensi.
b) Diharapkan klien dapat mengkonsumsi makanan sesuai yang
dianjurkan.
c) Dengan diberikan contoh sederhana caara membuat makanan
dalam jumlah yang tepat kilen dan keluarga mampu menjalankan
/melaksanakaannya sendiri.
d. Ketidakmampuan menyediakan makanan rendah garam bagi
penderita hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan dan
kebiasaan sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung garam.
1)Tujuan
Seluruh anggota keluarga membiasakan diri setiap hari
mengkonsumsi makanan yang rendah garam.
2) Kriteria hasil
a) Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat
makanan yang rendah garam
b) Klien dan keluarga dapat menjelaskan jenis makanan
yang banyak mengandung garam.
c) Klien dan keluarga mau berubah kebiasaan dari
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam.
3) Rencana tindakan.
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang
pengaruh garan terhadap klien hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis
makana yang banyak mengandung garam.
c) Beri motivasi kepada klien dan keluarga
bahwamereka mampu untuk merubah kebiasaan yang kurang
baik tersebut yang didasari padea niat dan keinginan untuk
merubah.
4) Rasional
a) Diharapkan klien dan keluarga memahami dan
mengerti tentang pengaruh garam terhadap klien hipertensi
b) Diharapkan klien dan keluarga dapat menghindari
makanan yang banyak mengandung garam.
c) Dengan diberi motivasi diharapkan klien dan kelarga
mau merubah sikapnya dari yang tidak sehat menjadi sehat
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber pemanfaatan
tanaman obat keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan
guna dari tanaman obat keluarga.
1) Tujuan
Diharapkan klien dan keluarga mampu memanfaatkan sumber
tanaman obat keluarga.
2) Kriteria hasil
Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanaman obat yang dapat
membantu untuk pengobatan hipertensi
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat
Toga.
b) Beri penjelasan kepada klien keluarga macam dan
jenis tumbuhan /tanaman yang dapat membantu menurunkan
tekanan darah
c) Anjurkan kepada kepada klien dan keluarga agar
berusaha memiliki tanaman obat keluarga .
4) Rasional
a) Agar klien dan keluarga dapat memahami manfaat
Toga.
b) Klien dan keluarga dapat mengetahui jenis tanaman
yang dapat menurunkan tekanan darah.
c) Dengan memiliki Toga sendiri klien dapat
mengkonsumsi tanaman obat tersebut kapan saja diperlukan.
3 Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang
menderita hipertensi sesuai rencana yang telah disusun.
Pada peleksanaan asuhan keperawatan keluarga dapat dilaksanakan antara
lain :
a. Deteksi dini kasus baru.
b. Kerja sama lintas program dan lontas sektoral
c. Melakukan rujukan
d. Bimbingan dan penyuluhan. ( Pedoman Kerja Puskesmas, 1992 :6)
4 Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out put )
dan penilaian selalu berkaitan dengan tujuan.Evaluasi juga dapat meliputi
penilaian input dan porses.
Evaluasi sebagai suatu proses yang dipusatkan pada beberapa dimensi ;
a. Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita memperhatikan hasil dari
tindakan keperawatan.
b. Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan (effisiensi ),maka
dimensinya dapat dikaitkaan dengan biaya.,waktu,tenaga dan bahan.
c. Kecocokan (Apprioriatenes ) dari tindakan keperawatan adalah
kesanggupan dari tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah.
d. Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan (Family Healt
Care , 1989 : 97 )
DAFTAR PUSTAKA

Proses keperawatan pada klien dengan gangguan sistim kardiovasculer. Editor Ni Luh
Gede Yasmin SKp. Penerbit buku kedokteran EGC I 1993 Jakarta

Patologi hipertensi Lab. SMF. Penyakit jantung RSUD.Dr.Soetomo 1997 Surbaya

Jurnalistik Guedilines for the management hipertention 1997

Jurnalistik International of Cardiovasculer Medicine,Surgery and patology 1997

Farmakologi dan terapi .Edisi IV FKUI 1995 Jakarta

Nutrisi untuk klien hipertensi Ir.Sri Rahayu dkk.2000 Jakarta

Keperawatan Komunitas dan kesehatan rumah ,pengkajian intervensi dan penyuluhan


.Pengarang Marcia Stanhope dan Ruth N. Knollmueler.Penerbit buku
kedokteran EGC Jakarta 1997

Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas edisi II Nasrul Effendi editor Yasmin Asih
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta 1998

Masalah hipertensi Prof.Dr.Moerdono penerbit Bhrata Karya Aksara Jakarta. 1994

Anda mungkin juga menyukai