Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja merupakan masa dimana individu mengalami perubahan dalam aspek
kognitif, emosi, sosial, dan moral, diantara masa anak-anak menuju masa dewasa
(Kusmiran, 2014). Karakteristik umum perkembangan remaja yaitu memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi (high curiosty). Remaja cenderung ingin menjelajah,
berpetualang, dan mencoba sesuatu yang belum dialaminya (Ali, 2010). Selain itu
remaja juga didorong memiliki keinginan seperti orang dewasa sehingga remaja
ingin mencoba melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa baik
perilaku positif maupun negatif. Salah satu perilaku negatif yang ditiru remaja
yaitu merokok (Kurniawan, 2012).

Merokok merupakan suatu budaya yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
masyarakat, baik kaya, miskin, tua, muda, hampir semuanya mengkonsumsi rokok
(Pratikasari & Handoya, 2014). Merokok merupakan kegiatan yang masih
dilakukan oleh banyak orang. Kebiasaan ini seringkali sulit dihentikan karena
adanya dampak negatif yaitu efek ketergantungan yang ditimbulkan oleh zat
kimia yang terkandung dalam rokok diantaranya nikotin, karbon monoksida, dan
tar (Haustein & Groneberg, 2010).

Dampak dari merokok dapat mengakibatkan berbagai penyakit antara lain kanker
tenggorokan, kanker paru-paru, kanker lambung, penyakit jantung koroner,
pneumonia, gangguan sistem reproduksi dan lain-lain. Selain itu, dampak lain
yang ditimbulkan dari ketergantungan rokok, remaja dapat mengalami gangguan
seperti gelisah, berkeringat dingin, sakit perut. Walaupun rokok sudah diketahui
dampak negatif bagi kesehatan, masih banyak remaja yang mengabaikannya
(Syafrudin, 2011).
Jumlah perokok di seluruh dunia kini mencapai 1,2 milyar orang dan 800 juta di
antaranya berada di negara berkembang. Menurut WHO, Indonesia merupakan
Negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia, yang pertama yaitu China
mencapai 390 juta perokok, kedua India mencapai 144 juta perokok, dan ketiga
Indonesia mencapai 65 juta perokok (Depkes, 2013). Perokok di Indonesia
sebagian besar mulai merokok ketika mereka masih remaja dengan jumlah 34%
(Kemenkes, 2010). Jawa Tengah merupakan salah satu Provinsi dengan jumlah
perokok terbesar setelah Jawa Barat dan Jawa Timur. Prevalensi perokok di Jawa
Tengah pada tahun 2013 terbanyak adalah Kota Salatiga dengan jumlah perokok
94,9% (Riskesdas, 2013). Jumlah perokok remaja di Kabupaten Tegal sekitar
50,02% dikatakan sudah pernah mencoba merokok, presentase remaja yang
pernah merokok pada tahun 2013 mencapai 55% (Dinkes, 2013).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Global Youth Tobacco Survey (GTYS, 2009)
angka perokok pada kalangan remaja usia sekolah (13-15 tahun) pada tahun 2009
mencapai 7,7 yang telah mengalami peningkatan tiap tahunnya. Berdasarkan
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) proporsi penduduk umur kurang
dari 15 tahun yang merokok dan mengunyah tembakau cenderung meningkat,
pada tahun 2010 jumlah perokok remaja sebesar 34,7%, dan meningkat tahun
2013 sebesar 36,3%.

Menurut Amalia (2010), populasi merokok pada remaja yang tinggi disebabkan
beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu kurangnya
pendidikan kesehatan tentang dampak negatif merokok di kalangan sekolah.
Selain itu, kurangnya kesadaran yang dimiliki remaja mengakibatkan mereka
tidak memperhatikan dampak negatif dari merokok. Pendidikan kesehatan
merupakan kegiatan pendidikan yang dapat menggunakan metode pembelajaran
yang dilakukan dengan cara menyampaikan pesan, menanamkan keyakinan,
sehingga peserta tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Anwar,
2010). Metode pembelajaran merupakan salah satu penunjang keberhasilan dalam
tercapainya tujuan pendidikan, ada beberapa metode pembelajaran yang bisa
digunakan oleh peneliti sebagai penyampaian pendidikan kesehatan peneliti
kepada peserta salah satunya adalah metode active learning dengan strategi quiz
team (Samdani, 2009).

Metode active learning suatu metode pembelajaran yang memungkinkan siswa


untuk berperan aktif dalam proses belajar baik dalam bentuk interaksi antar
peserta maupun dengan peneliti (Silberman, 2009). Metode active learning
dengan strategi quiz team merupakan strategi pembelajaran yang akan
meningkatkan kerja sama antar kelompok dan sikap tanggung jawab peserta
dalam mempelajari suatu hal, melalui cara yang menyenangkan, dengan
menggunakan kuis. Metode ini diawali dengan peneliti menerangkan materi
pembelajaran, peserta dibagi tiga kelompok masing-masing mempunyai tanggung
jawab yang sama atas keberhasilan kelompoknya didalam memahami materi dan
menjawab soal (Hamruni, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2013) telah menggunakan active learning
dengan strategi quiz team, hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa pendidikan
kesehatan dengan strategi quiz team menunjukan adanya perbedaan sikap siswa
usia 6-12 tahun yang signifikan dalam pencegahan tuberkulosis paru. Sebesar 32
orang (76,2%) responden, telah diberkan pendidikan kesehatan dengan strategi
quiz team mengalami perubahan. Sikap yang positif berjumlah 32 orang dan
responden yang memiliki sikap cukup 10 orang (23,8%).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMP Negeri Bulakwaru 02 Tarub


Kabupaten Tegal, 11 dari 19 siswa mengakui bahwa dirinya merokok, dan mereka
telah mengetahui bahaya dan dampak merokok. Akan tetapi, mereka belum
memiliki kesadaran untuk berhenti merokok dan mengabaikannya. Hasil
wawancara yang dilakukan dengan guru BK, diketahui bahwa kenakalan yang
dilakukan oleh remaja hampir setiap hari terjadi. Hasil observasi guru BK
terhadap perilaku remaja di sekolah diketahui sebagian besar remaja merokok di
kantin bagian belakang pada jam istirahat, dan warung depan sekolah pada jam
bebas. Remaja yang ketahuan merokok di lingkungan sekolah mendapatkan
sanksi dari pihak sekolah, tetapi belum ada perubahan perilaku remaja untuk
berhenti merokok. Berdasarkan data yang didapatkan, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan
Strategi Quiz Team tentang Dampak Negatif Merokok terhadap Kesadaran
Berhenti Merokok pada Remaja di SMP Negeri Bulakwaru 02 Tarub Kabupaten
Tegal tahun 2018”.

1.2 Tujuan Penelitian


1.2.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan dengan strategi quiz
team tentang dampak negatif merokok terhadap kesadaran berhenti
merokok pada remaja siswa kelas VIII di SMP Negeri Bulakwaru 02
Tarub Kabupaten Tegal tahun 2018.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Menganalisis tingkat kesadaran remaja tentang dampak negatif merokok.
1.2.2.2 Menganalisis kesadaran remaja berhenti merokok.
1.2.2.3 Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan dengan strategi quiz team
tentang dampak negatif merokok terhadap kesadaran berhenti merokok
pada remaja.

1.3 Manfaat Penelitian


1.3.1 Manfaat Aplikatif
Dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang dampak negatif merokok
bagi kesehatan pada remaja siswa kelas VIII di SMP Negeri Bulakwaru 02
Tarub.

1.3.2 Manfaat Keilmuan


Memberikan informasi untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
mengenai dampak negatif merokok bagi kesehatan yang dialami perokok.
1.3.3 Manfaat Metodologi
Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian serupa yaitu dalam upaya menekan angka kenakalan remaja di
kalangan siswa khususnya perilaku merokok.

Anda mungkin juga menyukai