Bab I: Pendahuluan
Bab I: Pendahuluan
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
2. Klasifikasi
3. Epidemiologi
Perkiraan insiden adalah 100 kasus per 1 juta orang pertahun, dan
sekitar setengah dari kasus-kasus ini terjadi pada anak-anak. Insiden
PTI pada anak antara 4,0-5,3 per 100.000, PTI akut umumnya terjadi
4
pada anak-anak usia antara 2-6 tahun. 7-28% anak-anak dengan PTI
akut berkembang menjadi kronik 15-20%.Purpura trombositopenia
idiopatik (PTI) pada anak berkembang menjadi bentuk PTI kronik pada
beberapa kasus menyerupai PTI dewasa yang khas.Insidensi PTI kronis
pada anak diperkirakan 0.46 per 100.000 anak per tahun 3,4.
Insidensi PTI kronis dewasa adalah 58-66 kasus baru per satu juta
populasi pertahun (5,8-6,6 per 100.000) di Amerika dan serupa yang
ditemuakan di inggris. Purpura trombositopenia idiopatik (PTI) kronik
pada umumnya terdapat pada orang dewasa dengan median rata-rata
usia 40-45 tahun. Rasio antara perempuan dan laki-laki adalah 1:1 pada
pasien PTI akut sedangkan pada PTI kronik adalah 2-3:1.
Pasien PTI refrakter didefinisikan sebagai suatu PTI yang gagal
diterapi dengan kortikosteroid dosis standar dan splenektomi yang
selanjutnya mendapat terapi karena angka trombosit dibawah normal
atau ada perdarahan.Pasien PTI refrakter ditemukan kira-kira 25-30
persen dari jumlah pasien PTI.Kelompok ini mempunyai respon jelek
terhadap pemberian terapi dengan morbiditas yang cukup bermakna dan
mortalitas kira-kira 16%.
4. Etiologi
Aspirin
dipiridamol
5. Patofisiologi
patofisiologi ITP akut dan kronis, serta komponen yang terlibat dalam
regulasinya masih belum diketahui 4.
6. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala ITP dibagi menjadi dua kategori yaitu dry dan
wet purpura. Dry purpura (perdarahan kutaneus) tampak sebagai
bruising (memar) atau petekie, sedangkan wet purpura berhubungan
dengan perdahan pada membran mukosa termasuk saluran GI, mulut
hidung dan mata 1.
ITP awitan biasanya akut dan lebih sering dijumpai pada anak-
anak.Memar dan ruam petekie menyeluruh terjadi 1-4 minggu setelah
infeksi virus atau pada beberapa kasus tidak ada penyakit yang
mendahului.Perdarahan khas asimetris dan mungkin mencolok di
tungkai bawah.Perdarahan pada selaput lendir dapat mencolok, dengan
bula di gusi dan bibir.Perdarahan hidung mungkin hebat dan sukar
dikendalikan.Hati, limpa dan kelenjar limfe tidak membesar.Kecuali
tanda perdarahan akut, penderita tampak baik-baik secara klinis.Fase
akut penyakit disertai perdarahan spontan selama 1-2
minggu.Trombositopenia mungkin menetap, tetapi perdarahan
mukokutan spontan menyurut.Kadang-kadang awitan lebih perlahan-
lahan, dengan memar sedang dan sedikit petekie 3.
ITP pada dewasa biasanya kronis dengan onset tersembunyi tanpa
gejala prodromal.Pada sebagian kasus kematian berhubungan dengan
perdarahan intrakranial. Pada pasien simptomatik terdapat tanda dan
gejal antara lain petekie, hematom, perdarahan menetap setelah terjadi
injuri, perdarahan mukosa, epitaksis, perdarahan dari tempat lain
(perdarahan pada gusi dan menorraghia pada perempuan).
10
7. Diagnosis
b. Pemeriksaan Fisik
Bertujuan untuk mengevaluasi derajat perdarahan dan
mengeksklusi penyebab lain perdarahan. Temuan fisik
bermakna yang umum dijumpai:
Petekie biasanya muncul pada berbagai area
Bulla hemoragik pada membrane mukosa
Purpura
Perdarahan gusi
Tanda-tanda perdarahan saluran cerna
Menometroragia/menoragia
Perdarahan intracranial dengan atau tanpa gejala neurologis
8. Diagnosis Banding
9. Penatalaksanaan
a. Non Farmakologi
b. Farmakologi
Prednisone
Immunoglobulin Intravena
Splenektomi
Metilprednisolon
10. Komplikasi
11. Prognosis
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA