Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

Hemoroid dibedakan antara interna dan eksterna. Hemoroid interna


adalah pleksus vena hemoroidalis superior diatas garis mukokutan dan
ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini merupakan bantalan vaskular
didalam jaringan submukosa pada rektum sebelah bawah.

Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Faktor yang


memegang peranan kausal ialah mengedan pada waktu defekasi, konstipasi
menahun, kehamilan, dan obesitas.

Terapi hemoroid interna yang simptomatik harus ditetapkan secara


perorangan. Hemoroid merupakan suatu hal yang normal sehingga tujuan
terapi bukan untuk menghilangkan pleksus hemoroidal tetapi untuk
menghilangkan keluhan. Hemoroid interna yang mengalami prolaps karena
udem umunya dapat dimasukan kembali secara perlahan disusul dengan
istrahat baring dan juga kompres lokal untuk mengurangi pembengkakan.
Rendam duduk air hangat juga dapat meringankan nyeri.

Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat


dibuat menjadi asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya
diusahakan terlebih dahulu pada semua kasus. Hemoroidektomi pada
umumnya memberikan hasil yang baik. Sesudah terapi penderita harus
diajari untuk menghindari obstipasi dengan makan makanan serat agar dapat
mencegah timbulnya kembali gejala hemoroid.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. DEFINISI

Hemorid adalah jaringan normal yang terdapat pada semua orang


yang terdiri atas pleksus arteri-vena, berfungsi sebagai katup didalam
saluran anus untuk membantu sistem sfingter anus, mencegah
inkontinensia flatus dan cairan.1

Hemorhoid atau wasir merupakan vena varikosa pada kanalis ani,


hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan
aliran balik dari vena hemoroidalis.2

Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Faktor


yang memegang peranan kausal ialah mengedan pada waktu defekasi,
konstipasi menahun, kehamilan, dan obesitas.1

II. ANATOMI

Canalis analis panjangnya sekitar 4 cm dan berjalan ke bawah dan


belakang dari ampulla recti ke anus. Kecuali defekasi, dinding lateralnya
tetap teraposisi oleh m.levator ani dan sphincter ani.3

Canalis analis dibatasi pada bagian posterior oleh corpus


anococcygeale, yang merupakan massa jaringan fibrosa yang terletak
antara canalis analis dan os coccygis. Di lateral di batasi oleh fossa
ischiorectalis yang terisi lemak. Pada pria, di anterior dibatasi oleh corpus
perineale, diafragma urogenitalis, urethra pars membranacea, dan bulbus
penis. Pada wanita, di anterior dibatasi oleh corpus perineale, diafragma
urogenitalis dan bagian bawah vagina.3

Hemoroid dibedakan antara interna dan eksterna, hemoroid


interna adalah pleksus vena hemoroidalis superior diatas garis mukokutan
dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini merupakan bantalan
vaskular didalam jaringan submukosa pada rektum sebelah bawah.1

2
Hemoroid eksterna yang merupakan penonjolan dan pelebaran
pleksus hemoroid inferior terdapat disebelah distal garis mukokutan di
dalam jaringan di bawah epitel anus.1

Gambar.1.anatomi canalis analis 4

Tunica Mucosa atas canalis analis berasal dari ektoderm usus


belakang (hind gut). Gambaran anatomi yang penting adalah :3

1. Dibatasi oleh epitel selapis thoraks.


2. Mempuyai lipatan vertikal yang dinamakan collum analis yang
dihubungkan satu sama lain pada ujung bawahnya oleh plica
semilunaris yang dinamakan valvula analis (sisa membran
proctedeum.
3. Persarafannya sama seperti mukosa rectum dan berasal dari saraf
otonom pleksus hypogastricus. Mukosanya hanya peka terhadap
regangan.
4. Arteri yang memasok adalah arteri yang memasok usus belakang,
yaitu arteri rectalis superior, suatu cabang dari arteri mesenterica
inferior. Aliran darah vena terutama oleh vena rectalis superior,
suatu cabang v. Mesenterica inerior.
5. Aliran cairan limfe terutama ke atas sepanjang arteri rectalis superior
menuju nodi lympatici para rectalis dan akhirnya ke nodi lympatici
mesenterica inferior.

3
Tunica mukosa bawah canalis analis berasal dari ektoderm
proctodeum dengan struktur sebagai berikut :3

1. Dibatasi oleh epitel berlapis gepeng yang lambat laun bergabung


pada anus dengan epidermis perianal.
2. Tidak mempunyai collum analis
3. Persarafan berasal dari saraf somatis n. rectalis inferior sehingga
peka terhadap nyeri, suhu, raba, dan tekan.
4. Arteri yang memasok adalah a. rectalis inferior, suatu cabang a.
pudenda interna. Aliran vena oleh v. rectalis inferior, muara dari v.
pudenda interna, yang mengalirkan darah vena ke v. iliaca interna.
5. Aliran cairan limfe ke bawah menuju nodi lympatici inguinalis
superficialis medialis.
Canalis analis mempunyai musculus sphincter ani internus yang
bekerja secara involuntar dan musculus sphincter ani externus yang
bekerja secara voluntar.3

Pada perbatasan antara rectum dan canalis analis, penggabungan


spincter ani internus dengan pars profunda sphincter ani eksternus dan m.
Puborectalis memebentuk cincin yang nyata yan teraba pada pemeriksaaan
rectum, dinamakan cincin anorectal.3

III. ETIOLOGI

1. Penurunan aliran balik vena


Dengan diet rendah serat dapat menyebabkan feses menjadi
keras, sehingga ada usaha mengedan saat defekasi. Tekanan yang
meningkat menyebabkan kendurnya wasir, mungkin karena aliran
balik vena terganggu. Kehamilan dan peningkatan tekanan
abnormal dari otot sfingter internal dapat juga menyebakan
masalah hemoroid, mungkin maksud dari mekanismenya yang
sama, dimana akhirnya terjadi penurunan aliran balik vena. 5

4
2. Mengedan dan kontipasi
Mengedan dan konstipasi telah lama dianggap sebagai
penyebab dari pembentukan hemoroid. 5
3. Kehamilan
Kehamilan jelas merupakan predisposisi dari hemoroid,
meski penyebabnya belum diketahui, dipercaya karena adanya
perubahan hormon dan tekanan langsung saat melahirkan. 5
4. Hipertensi portal dan varises anorektal
Hipertensi portal sering dihubungkan dengan hemoroid,
namun tidak selamanya gejala yang ada di hemoroid berhubungan
dengan hipertensi portal, begitu pula sebaliknya. 5
Varises anorektal umunya didapatkan pada pasien dengan
hipertensi portal. Varises biasanya terjadi pada midrectum,
berhubungan antara sistem portal bagian medial dan inferior dari
pembuluh darah anus. 5

IV. PATOFISIOLOGI

Kebiasaan mengedan lama dan berlangsung kronik merupakan


salah satu risiko untuk terjadinya hemorrhoid. Peninggian tekanan
saluran anus sewaktu beristirahat akan menurunkan venous return
sehingga vena membesar dan merusak jar. ikat penunjang Kejadian
hemorrhoid diduga berhubungan dengan faktor endokrin dan usia. 5,6

Hubungan terjadinya hemorrhoid dengan seringnya seseorang


mengalami konstipasi, feses yang keras, multipara, riwayat hipertensi
dan kondisi yang menyebabkan vena-vena dilatasi hubungannya dengan
kejadian hemmorhoid masih belum jelas hubungannya. 5,6

Hemorhoid interna yang merupakan pelebaran cabang-cabang v.


rectalis superior (v. hemoroidalis) dan diliputi oleh mukosa. Cabang
vena yang terletak pada collum analis posisi jam 3,7, dan 11 bila dilihat
saat paien dalam posisi litotomi mudah sekali menjadi varises. Penyebab
hemoroid interna diduga kelemahan kongenital dinding vena karena

5
sering ditemukan pada anggota keluarga yang sama. Vena rectalis
superior merupakan bagian paling bergantung pada sirkulasi portal dan
tidak berkatup. Jadi berat kolom darah vena paling besar pada vena yang
terletak pada paruh atas canalis ani. Disini jaringan ikat longgar
submukosa sedikit memberi penyokong pada dinding vena. Selanjutnya
aliran balik darah vena dihambat oleh kontraksi lapisan otot dinding
rectum selama defekasi. Konstipasi kronik yang dikaitkan dengan
mengedan yang lama merupakan faktor predisposisi. Hemoroid
kehamilan sering terjadi akibat penekanan vena rectalis superior oleh
uterus gravid. Hipertensi portal akibat sirosis hati juga dapat
menyebabkan hemoroid. Kemungkinan kanker rectum juga menghambat
vena rectalis superior. 5,6

V. KLASIFIKASI

Hemoroid dibedakan antara yang interna dan eksterna. Hemoroid


interna adalah pleksus vena hemoroidalis superior di atas linea
dentata/garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini
merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rektum
sebelah bawah. Sering hemoroid terdapat pada tiga posisi primer, yaitu
kanan depan ( jam 7 ), kanan belakang (jam 11), dan kiri lateral (jam 3).
Hemoroid yang lebih kecil terdapat di antara ketiga letak primer
tesebut.1,5

Gambar.2. Hemorrhoid3

6
Hemoroid eksterna yang merupakan pelebaran dan penonjolan
pleksus hemoroid inferior terdapat di sebelah distal linea dentata/garis
mukokutan di dalam jaringan di bawah epitel anus. 1,5

Tabel.2.1 Klasifikasi Hemorrhoid Interna. 1,6

Classification Treatment Options

1st Degree – No rectal prolapsed  Diet


 Local & general drugs
 Sclerotherapy
 Infrared coagulation

2nd Degree – Rectal prolapse is  Sclerotherapy


spontaneously reducible  Infrared coagulation
 Banding [recurring banding
may require Procedure for
Prolapse and Hemorrhoids
(PPH)]

3rd Degree – Rectal prolapse is  Banding


manually reducible  Hemorrhoidectomy
 Procedure for Prolapse and
Hemorrhoids (PPH)

7
4th Degree – Rectal prolapse  Hemorrhoidectomy
irreducible  Procedure for Prolapse and
Hemorrhoids (PPH)

VI. GEJALA DAN TANDA

Perdarahan umunya merupakan tanda pertama hemoroid interna


akibat trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah
segar dan tidak bercampur dengan feses, dapat hanya berupa garis pada
feses sampai pada perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air
toilet menjadi merah. Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar
berwarna merah segar karena kaya akan zat asam. Kadang perdarahan
yang berulang dapat menyebabkan anemia berat. 1,5,6

A. Hemorrhoid Eksterna

Pada fase akut, hemorrhoid eksterna dapat menyebabkan nyeri,


biasanya berhubungan dengan adanya udem dan terjadi saat mobilisasi.

8
Hal ini muncul sebagai akibat dari trombosis dari v.hemorrhoid dan
terjadinya perdarahan ke jaringan sekitarnya. Beberapa hari setelah
timbul nyeri, kulit dapat mengalami nekrosis dan berkembang menjadi
ulkus., akibatnya dapat timbul perdarahan. 1,5,6

Pada beberapa minggu selanjutnya area yang mengalami


thrombus tadi dapat mengalami perbaikan dan meninggalkan kulit
berlebih yang dikenal sebagai skin tag. Akibatnya dapat timbul rasa
mengganjal, gatal dan iritasi. 1,5,6

B.Hemorrhoid Interna

Gejala yang biasa adalah protrusio, pendarahan, nyeri tumpul dan


pruritus. Trombosis atau prolapsus akut yang disertai edema atau
ulserasi luar biasa nyerinya. Hemoroid interna bersifat asimtomatik,
kecuali bila prolaps dan menjadi stangulata. Tanda satu-satunya yang
disebabkan oleh hemoroid interna adalah pendarahan darah segar tanpa
nyeri perrektum selama atau setelah defekasi. 1,5,6

Gejala yang muncul pada hemorrhoid interna dapat berupa: 1,5,6

1. Perdarahan

Merupakan gejala yang paling sering muncul; dan biasanya


merupakan awal dari penyakit ini. Perdarahan berupa darah segar dan
biasanya tampak setelah defekasi apalagi jika fesesnya keras.
Selanjutnya perdarahan dapat berlangsung lebih hebat, hal ini
disebabkan karena vascular cushion prolaps dan mengalami kongesti
oleh spincter ani.

2. Prolaps

Dapat dilihat adanya tonjolan keluar dari anus. Tonjolan ini dapat
masuk kembali secara spontan ataupun harus dimasukan kembali oleh
tangan.

9
3. Nyeri dan rasa tidak nyaman

Nyeri biasanya ditimbulkan oleh komplikasi yang terjadi (seperti


fisura, abses dll) hemorrhoid interna sendiri biasanya sedikit saja
yangmenimbulkan nyeri.Kondisi ini dapat pula terjadi karena terjepitnya
tonjolan hemorrhoid yang terjepit oleh spincter ani (strangulasi).

4. Keluarnya Sekret

Walaupun tidak selalu disertai keluarnya darah, secret yang


menjadi lembab sehingga rawan untuk terjadinya infeksi ditimbulkan
akan menganggu kenyamanan penderita dan menjadikan suasana di
daerah anus.

VII. DIAGNOSIS

A. Inspeksi
Dilihat kulit di sekitar perineum dan dilihat secara teliti adakah
jaringan atau tonjolan yang muncul keluar. Apabila hemoroid
mengalami prolaps, lapisan epitel penutup bagian yang menonjol
keluar ini mengeluarkan mukus yang dapat dilihat apabila penderita
di minta mengedan. 1,5,6

B. Palpasi

Diraba akan memberikan gambaran yang berat dan lokasi


nyeri dalam anal kanal. Dinilai juga tonus dari spincter ani. Bisanya
hemorrhoid sulit untuk diraba, kecuali jika ukurannya besar.
Pemeriksaan colok dubur diperlukan menyingkirkan adanya
karsinoma rectum. Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna
stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya
tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri.Hemoroid dapat diraba
apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir
akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat
dengan dasar yang lebar. 1,5,6

10
C. Anoskopi

Pada anoskopi dicari bentuk dan lokasi hemorrhoid, dengan


memasukan alat untuk membuka lapang pandang.Telusuri dari
dalam keluar di seluruh lingkaran anus.Tentukan ukuran, warna dan
lokasinya. 1,5,6

D. Proktosigmoidoskopi

Dilakukan untuk memastikan bahwa keluhan bukan


disebabkan oleh proses radang atau keganasan di tingkat yang lebih
tinggi, karena hemorrhoid merupakan keadaan yang fisiologis saja
ataukan ada tanda yang menyertai. 1,5,6

E. Pemeriksaan Feses

Dilakukan untuk negetahui adanya darah samar. 1,5,6

VIII. DIAGNOSIS BANDING

1. Karsinoma kolorektum

Karsinoma rectum dijadikan diagnosis banding didasarkan


pada benjolan yang keluar dari anus. Pemeriksaan penunjang seperti
kolonoskopi maupun anuskopi dapat dilakukan untuk mengetahui
letak benjolan tersebut. Diagnose Karsinoma kolorekti ini
disingkirkan karena pada pemeriksaan rectal touché tidak teraba
massa padat yang berbenjol-benjol serta pada anamnesa tidak
ditemukan darah bercampur dengan kotoran, feses seperti kotaran
kambing, tidak terjadi penurunan berat badan, tidak ada keluhan
nyeri didaerah umbilicus maupun di epigastrium. 1,5,6

2. Penyakit Divertikel Kolon

Penyakit divertikel dijadikan diagnosis banding didasarkan


pada benjolan yang keluar dari anus. Namun pada kasus ini
diagnosis tersebut disingkirkan karena pada pemeriksaan rectal

11
touché tidak ditemukan massa yang padat / keras, tidak ada keluhan
diare, serangan akut, maupun nyeri tekan local. 1,5,6

3. Polip

Polip dijadikan diagnosis banding didasarkan pada benjolan


yang keluar dari anus.Diagnosis ini disingkirkan karena pada
pemeriksaan rectal touche tidak ditemukannya bentukan tangkai
yang khas pada polip. 1,5,6

IX. PENATALAKSANAAN

1. Terapi non bedah

A. Terapi obat-obatan (medikamentosa) / diet

Kebanyakan penderita hemoroid derajat pertama dan derajat


kedua dapat ditolong dengan tindakan lokal sederhana disertai
nasehat tentang makan.Makanan sebaiknya terdiri atas makanan
berserat tinggi seperti sayur dan buah-buahan.Makanan ini membuat
gumpalan isi usus besar, namun lunak, sehingga mempermudah
defekasi dan mengurangi keharusan mengejan berlebihan. 1,7

Supositoria dan salep anus diketahui tidak mempunyai efek


yang bermakna kecuali efek anestetik dan astringen.Hemoroid
interna yang mengalami prolaps oleh karena udem umumnya dapat
dimasukkan kembali secara perlahan disusul dengan tirah baring dan
kompres lokal untuk mengurangi pembengkakan.Rendam duduk
dengan dengan cairan hangat juga dapat meringankan nyeri.1,7

B. Skleroterapi

Skleroterapi adalah penyuntikan larutan kimia yang


merangsang, misalnya 5% fenol dalam minyak nabati.Penyuntikan
diberikan ke submukosa dalam jaringan areolar yang longgar di
bawah hemoroid interna dengan tujuan menimbulkan peradangan

12
steril yang kemudian menjadi fibrotik dan meninggalkan
parut.Penyuntikan dilakukan di sebelah atas dari garis mukokutan
dengan jarum yang panjang melalui anoskop.Apabila penyuntikan
dilakukan pada tempat yang tepat maka tidak ada nyeri.Penyulit
penyuntikan termasuk infeksi, prostatitis akut jika masuk dalam
prostat, dan reaksi hipersensitivitas terhadap obat yang disuntikan. 1,7

Terapi suntikan bahan sklerotik bersama nasehat tentang


makanan merupakan terapi yang efektif untuk hemoroid interna
derajat I dan II, tidak tepat untuk hemoroid yang lebih parah atau
prolaps. 1,7

C. Ligasi dengan gelang karet

Hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps dapat


ditangani dengan ligasi gelang karet menurut Barron.Dengan
bantuan anoskop, mukosa di atas hemoroid yang menonjol dijepit
dan ditarik atau dihisap ke tabung ligator khusus.Gelang karet
didorong dari ligator dan ditempatkan secara rapat di sekeliling
mukosa pleksus hemoroidalis tersebut.Pada satu kali terapi hanya
diikat satu kompleks hemoroid, sedangkan ligasi berikutnya
dilakukan dalam jarak waktu 2 – 4 minggu. 1,7

Penyulit utama dari ligasi ini adalah timbulnya nyeri karena


terkenanya garis mukokutan.Untuk menghindari ini maka gelang
tersebut ditempatkan cukup jauh dari garis mukokutan.Nyeri yang
hebat dapat pula disebabkan infeksi.Perdarahan dapat terjadi waktu
hemoroid mengalami nekrosis, biasanya setelah 7 – 10 hari. 1,7

D. Krioterapi / bedah beku

Hemoroid dapat pula dibekukan dengan suhu yang rendah


sekali.Jika digunakan dengan cermat, dan hanya diberikan ke bagian
atas hemoroid pada sambungan anus rektum, maka krioterapi

13
mencapai hasil yang serupa dengan yang terlihat pada ligasi dengan
gelang karet dan tidak ada nyeri. Dingin diinduksi melalui sonde dari
mesin kecil yang dirancang bagi proses ini. Tindakan ini cepat dan
mudah dilakukan dalam tempat praktek atau klinik.Terapi ini tidak
dipakai secara luas karena mukosa yang nekrotik sukar ditentukan
luasnya. Krioterapi ini lebih cocok untuk terapi paliatif pada
karsinoma rektum yang ireponibel. 1,7

2. Terapi bedah

Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan


menahun dan pada penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah
juga dapat dilakukan dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak
dapat sembuh dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita
hemoroid derajat IV yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat dapat
ditolong segera dengan hemoroidektomi. 1,7

Gambar 3: close hemoroidectomi.7

Prinsip yang harus diperhatikan dalam hemoroidektomi adalah


eksisi yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar
berlebihan.Eksisi sehemat mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit
yang normal dengan tidak mengganggu sfingter anus. 1,7

14
Bedah Stapler

Teknik ini juga dikenal dengan nama Procedure for Prolapse


Hemorrhoids (PPH) atau Hemoroid Circular Stapler. Teknik ini mulai
diperkenalkan pada tahun 1993 oleh dokter berkebangsaan Italia yang
bernama Longo sehingga teknik ini juga sering disebut teknik Longo.Di
Indonesia sendiri alat ini diperkenalkan pada tahun 1999. Alat yang
digunakan sesuai dengan prinsip kerja stapler. Bentuk alat ini seperti senter,
terdiri dari lingkaran di depan dan pendorong di belakangnya. 1,7

Gambar 4: tahap-tahap bedah stepler.7

15
Pada dasarnya hemoroid merupakan jaringan alami yang terdapat di
saluran anus. Fungsinya adalah sebagai bantalan saat buang air besar.
Kerjasama jaringan hemoroid dan m. sfinter ani untuk melebar dan
mengerut menjamin kontrol keluarnya cairan dan kotoran dari dubur.
Teknik PPH ini mengurangi prolaps jaringan hemoroid dengan
mendorongnya ke atas garis mukokutan dan mengembalikan jaringan
hemoroid ini ke posisi anatominya semula karena jaringan hemoroid ini
masih diperlukan sebagai bantalan saat BAB, sehingga tidak perlu dibuang
semua. 1,7

Terapi lain

Keluhan dapat dikurangi dengan rendam duduk menggunakan larutan


hangat, salep yang mengandung analgesik untuk mengurangi nyeri atau
gesekan pada waktu berjalan, dan sedasi.Istirahat di tempat tidur dapat
membantu mempercepat berkurangnya pembengkakan. 1

Pasien yang datang sebelum 48 jam dapat ditolong dan berhasil baik
dengan cara segera mengeluarkan trombus atau melakukan eksisi lengkap
secara hemoroidektomi dengan anestesi lokal. Bila trombus sudah
dikeluarkan, kulit dieksisi berbentuk elips untuk mencegah bertautnya tepi
kulit dan pembentukan kembali trombus dibawahnya. Nyeri segera hilang
pada saat tindakan dan luka akan sembuh dalam waktu singkat sebab luka
berada di daerah yang kaya akan darah. 1

Trombus yang sudah terorganisasi tidak dapat dikeluarkan, dalam hal


ini terapi konservatif merupakan pilihan.Usaha untuk melakukan reposisi
hemoroid ekstern yang mengalami trombus tidak boleh dilakukan karena
kelainan ini terjadi pada struktur luar anus yang tidak dapat direposisi. 1

X. Prognosis

Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat


dibuat menjadi asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya
diusahakan terlebih dahulu pada semua kasus. Hemoroidektomi pada

16
umumnya memberikan hasil yang baik. Sesudah terapi penderita harus
diajari untuk menghindari obstipasi dengan makan makanan serat agar
dapat mencegah timbulnya kembali gejala hemoroid. 1

17
BAB III

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. S U
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Parigi
No. RM : 450721

B. ANAMNESIS
i. Keluhan utama : Benjolan yang keluar dari anus
ii. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RS Anutapura Palu dengan keluhan
benjolan yang keluar dari anus. Keluhan Benjolan tersebut mulai
dirasakan pasien sejak ±1 minggu yang lalu saat pasien BAB, pasien
mengaku sudah di rawat di RS Parigi selama 6 hari namun belum
ada kepuasan sehingga suami pasien meminta untuk di rujuk ke
Palu, obat yang diberikan yaitu obat anti nyeri, Ardium dan salep
Boraginol, awalnya memang benjolan tersebut sudah sering keluar
masuk dari 20 tahun yang lalu setelah pasien melahirkan anak
kelima, namun 1 minggu yang lalu benjolan tersebut sudah tidak
bisa masuk dan jika di paksa di dorong masuk menggunakan jari,
pasien merasa kesakitan. Pasien juga mengeluh kadang saat di
akhir BAB keras, keluar darah segar menetes dari anus.

iii. Riwayat Penyakit Dahulu :


- Pasien sudah mengalami keluhan ini dari 20 tahun yang lalu
namun masih dapat di dorong keatas
- Hipertensi (sudah di derita sekitar 3 tahun terakhir) minum
obat terkontrol
- DM disangkal

18
iv. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini.

v. Riwayat Sosial Ekonomi :


Biaya pengobatan ditanggung dinas

C. PEMERIKSAAN FISIK

Status present
- Status Generalisata
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis ; GCS 15 (E4V5M6)
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
HR : 84x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 36,50C

- Kepala : normocephal
- Mata : pupil isokor kiri/kanan, konjungtiva anemis (-/-),
- Telinga : discharge (-/-)
- Hidung : discharge (-/-), deviasi septum (-/-), nafas cuping
hidung (-/-)
- Mulut : sianosis (-)
- Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-), deviasi
trachea (-)

PF. Thorax
- Dada :
Inspeksi : pengembangan simetris bilateral

19
Palpasi : massa tumor (-)
Perkusi : sonor kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-)
- Abdomen :
Inspeksi : tampak cembung, asites (-), massa tumor (-)
Askultasi : peristaltik (+) kesan normal
Perkusi : tympani
Palpasi : nyerite tekan abdomen (-), organomegali (-),
massa tumor (-)

- Perianal
 Inspeksi : terlihat adanya benjolan dengan diameter kira-
kira 4x3 cm yang keluar dari anus yang dilapisi oleh
mukosa, berwarna coklat keunguan.
 Palpasi: nyeri tekan (+++), teraba lunak, Rectal toucher
bercak darah (-)

- Ekstremitas
Pemeriksaan superior inferior

20
edema -/- -/-
akral dingin -/- -/-
sianosis -/- -/-

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium:
Darah Lengkap

Parameter Hasil Satuan Range Normal

WBC 9,9 103/uL 4,8 – 10,8


RBC 4,2 10 /uL6
4,7 – 6,1
HGB 12,1 g/dL 14 – 18
HCT 34,1 % 42 – 52
MCV 80,8 fL 80 – 99
MCH 28,7 pg 27 – 31
MCHC 35,5 g/dL 33 – 37
PLT 300 10 /uL3
150 – 450
NEUT% 64,1 % 40 – 74
LYM % 33,6 % 14 – 53

GDS: 106 mg/dl (rujukan 80-199 mg/dl)

E. RESUME
Perempuan 60 tahun datang dengan benjolan di anus sejak 1
minggu terakhir, benjolan sudah tidak dapat di dorong ke dalam
anus, terasa nyeri, benjolan keluar dari anus sebenarnyanya sudah
di derita dari 20 tahun yang lalu, keluar setelah melahirkan anak
terakhir namun masih dapat di dorong masuk ke anus
menggunakan jari, kadang di akhir BAB keluar darah menetes dari
anus.

Pemeriksaan fisik:
Tekanan Darah : 130/90 mmHg

21
HR : 84x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 36,50C

Perianal:
 Inspeksi : terlihat adanya benjolan dengan diameter kira-
kira 4x3 cm yang keluar dari anus yang dilapisi oleh
mukosa, berwarna coklat keunguan.
 Palpasi: nyeri tekan (+), teraba lunak, Rectal toucher bercak
darah (-)

Pemeriksaan penunjang: dalam batas normal

F. DIAGNOSIS
Hemorrhoid interna grade IV

G. PENATALAKSANAAN
 Ivfd RL 20 tpm + as. Tranexamat
 Inj. Ceftriaxone 1gr /12 jm/iv
 Ini. Ketorolac amp/8 jm/iv
 Inj. Ranitidin amp/8 jm/iv
 Ardium 3x1
 Boraginol N salep 3x1

FOLLOW UP

22
Hari/tanggal Catatan perkembangan
Jumat S: nyeri pada anus, BAB belum ada
24 juni 2016 O: TD: 140/90mmhg, N: 80x/mnt, S: 36oC, P: 20x/m
A: Hemoroid Interna Grade IV
P:
- Ivfd RL 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
- Inj. Ketorolac amp/8 jam/IV
- Inj. Plasmin amp/8 jam/IV
- Rodium 3x1
- Boraginol salep
- Rendam air hangat
Sabtu S: nyeri pada anus, BAB belum ada
25 juni 2016 O: TD: 130/80mmhg, N: 78x/mnt, S: 36oC, P: 20x/m
A: Hemoroid Interna Grade IV
P:
- Ivfd RL 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
- Inj. Ketorolac amp/8 jam/IV
- Inj. Plasminex amp/8 jam/IV
- Rodium 3x1
- Boraginol salep
- Rendam air hangat
Minggu S: nyeri pada anus, BAB belum ada
26 juni 2016 O: TD: 130/80 mmhg, N: 80x/mnt, S: 36oC, P: 20x/m
A: Hemoroid Interna Grade IV
P:
- Ivfd RL 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
- Inj. Ketorolac amp/8 jam/IV
- Inj. Plasmin amp/8 jam/IV
- Rodium 3x1

23
- Boraginol salep
- Rendam air hangat
Senin S: nyeri pada anus berkurang, BAB belum ada
27 juni 2016 O: TD: 140/90mmhg, N: 80x/mnt, S: 36,7oC, P:
20x/m
A: Hemoroid Interna Grade IV
P:
- Ivfd RL 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
- Inj. Ketorolac amp/8 jam/IV
- Inj. Plasmin amp/8 jam/IV
- Rodium 3x1
- Boraginol salep
Selasa S: nyeri pada anus berkurang, BAB belum ada
28 juni 2016 O: TD: 130/90mmhg, N: 88x/mnt, S: 36,5oC, P:
20x/m, benjolan pada anus mengecil
A: Hemoroid Interna Grade IV
P:
- Ivfd RL 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
- Inj. Ketorolac amp/8 jam/IV
- Inj. Plasmin amp/8 jam/IV
- Rodium 3x1
- Boraginol salep
Rabu S: nyeri pada anus berkurang, BAB belum ada
29 juni 2016 O: TD: 130/80mmhg, N: 78x/mnt, S: 36,3oC, P:
20x/m, benjolan pada anus mengecil
A: Hemoroid Interna Grade IV
P:
- Ivfd RL 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
- Inj. Ketorolac amp/8 jam/IV

24
- Inj. Plasmin amp/8 jam/IV
- Rodium 3x1
- Boraginol salep
Kamis S: nyeri pada anus berkurang, BAB belum ada
30 juni 2016 O: TD: 140/80mmhg, N: 88x/mnt, S: 36,8oC, P:
20x/m, benjolan di anus mengecil
A: Hemoroid Interna Grade IV
P:
- Ivfd RL 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
- Inj. Ketorolac amp/8 jam/IV
- Inj. Plasmin amp/8 jam/IV
- Rodium 3x1
- Boraginol salep
- Rencana operasi hari sabtu

BAB IV

PEMBAHASAN

25
Hemoroid adalah jaringan normal yang terdapat pada semua orang,
yang terdiri atas pleksus arteri-vena, berfungsi sebagai katup di dalam
saluran anus untuk membantu sistem sfingter anus, mencegah
inkontinensia flatus dan cairan.

Hemoroid dibedakan antara interna dan eksterna, hemoroid interna


adalah pleksus vena hemoroidalis superior diatas garis mukokutan dan
ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini merupakan bantalan vaskular
didalam jaringan submukosa pada rektum sebelah bawah.

Hemoroid eksterna yang merupakan penonjolan dan pelebaran


pleksus hemoroid inferior terdapat disebelah distal garis mukokutan di
dalam jaringan di bawah epitel anus.

Gejala dan tanda awal dari hemoroid interna adalah adanya


perdarahan akibat trauma dari feses yang keras. Darah yang keluar
berwarna merah segar dan tidak bercampur dengan feses, dapat hanya
berupa garis pada feses atau sampai pada perdarahan yang terlihat menetes
atau mewarnai air toilet menjadi merah. Dari anamnesis yang didapatkan,
gejala dan tanda yang dialami oleh pasien berhubungan dengan teori yang
didapatkan dimana pasien mengeluh jika BAB keras di akhir defekasi
kadang keluar darah berwarna merah segar yang menetes. Walaupun
berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah segar karena kaya
akan zat asam. Kadang perdarahan hemoroid yang berulang dapat
menyebabkan anemia berat, namun pada pasien untungnya tidak sampai
mengalami anemia dilihat dari pemeriksaan konjungtiva yang tidak pucat
dan hasil darah lengkap HGB: 12,1 gr/dl.

Hemoroid interna dapat dikelompokkan dalam empat derajat. Pada


derajat pertama, hemoroid menyebabkan perdarahn merah segar tanpa
nyeri pada waktu defekasi. Pada stadium awal seperti ini tidak terdapat
prolaps, dan pada meneriksaan anoskopi terlihat hemoroid yang membesar
menonjol kedalam lumen. Hemoroid interna derajat dua menonjol melalui
kanalis analis pada saat mengedan ringan tetapi dapat masuk kembali

26
secara spontan. Pada derajat ketiga, hemoroid menonjol saat mengedan
dan harus di dorong kembali sesudah defekasi. Derajat keempat
merupakan hemorid yang menonjol keluar dan tidak dapat di dorong
masuk. Pada kasus ini, pasien awalnya menderita hemoroi derajat ketiga
namun 2 minggu terakhir sebelum masuk rumah sakit keluhan pasien
benjolan di anus sudah tidak dapat di dorong lagi ke dalam anus, ini
desebabkan karena telah terjadi prolapsmenetap, dan nyeri yang dirasakan
oleh penderita karena kemungkinan sudah terjadi trombosis yang luas
dengan udem dan radang.

Hemoroid interna yang mengalami prolaps karena udem umunya


dapat dimasukan kembali secara perlahan disusul dengan istrahat baring
dan juga kompres lokal untuk mengurangi pembengkakan. Rendam duduk
air hangat juga dapat meringankan nyeri. Supositoria dan salep anus
diketahui tidak mempunyai efek yang bermakna kecuali efek anastetik dan
astringen. Pada pasien diberikan terapi untuk menurunkan keluhan-
keluhannya, termasuk merendam hemoroid dengan air hangat.

DAFTAR PUSTAKA

27
1. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed.3,
Jakarta: EGC, 2013
2. Silvia A.P, Lorraine M.W, Hemoroid, 2005. Dalam: Konsep – konsep
Klinis Proses Penyakit, Edisi VI, Patofisiologi Vol.1. Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
3. Available from:
http://fitsweb.uchc.edu/student/selectives/Luzietti/Painful_anus_anorect
al_anatomy.htm
4. Snell R.S, Dalam: Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, Ed. 6,
Jakarta: EGC, 2006.
5. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/775407-
overview#a4
6. Available from: https://www.fascrs.org/patients/disease-
condition/hemorrhoids-expanded-version
7. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3296437/

28

Anda mungkin juga menyukai