Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Teknik PWK Volume 2 Nomor 3 2013

Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
__________________________________________________________________________________________________________________

ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR RUANG KAWASAN BERSEJARAH


KAMPUNG KAUMAN KOTA SEMARANG

Ester Theresiana¹ dan Santy Paulla Dewi²


1
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2
Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
email: theresiana.ester@gmail.com

Abstrak: Kampung Kauman Semarang merupakan sebuah pusat permukiman pertama di Semarang yang
tumbuh di sekitar Masjid Kauman dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Perkampungan ini tertata
rapi dan memiliki pola perkampungan yang unik sehingga menjadikan toponim bagi perkampungan-
perkampungan yang tersebar di kawasan ini sesuai dengan keadaan, sifat, maupun aktivitas masyarakat.
Berdasarkan kebijakan RTRW Kota Semarang tahun 2010-2030 kawasan Kampung Kauman termasuk dalam
Bagian Wilayah Kota I, yang diarahkan sebagai kawasan perkantoran, perdagangan jasa dan campuran. Hal
tersebut menyebakan kawasan ini berkembang dengan sangat pesat. Terjadi perubahan aktivitas disekitar
kawasan Kampung Kauman Semarang dari permukiman menjadi perdagangan dan jasa yang berdampak juga
pada penggunaan lahan di kawasan ini, lahan-lahan permukiman yang ada berubah fungsi menjadi tempat
usaha karena keterbatasan lahan di kawasan ini. Selain itu terdapat pula permasalahan banjir rob yang sering
menggenangi kawasan ini ketika air laut pasang atau saat musim penghujan, hal tesebut mendorong
masyarakat menciptakan hunian yang nyaman dengan menambah jumlah lantai bangunan. Dengan adanya
berbagai permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui perkembangan yang
terjadi di kawasan Kampung Kauman Kota Semarang pada tahun 2003 dan tahun 2013. Hasil dari analisis yang
telah dilakukan adalah adanya pengalihfungsian guna lahan oleh masyarakat dari permukiman menjadi
perdagangan jasa dikarenakan perubahan aktivitas yang terjadi, perluasan tempat usaha, penambahan jumlah
lantai bangunan pada tempat usaha yang digunakan sebagai tempat usaha sekaligus sebagai hunian, dan
penambahan jumlah lantai bangunan pada hunian untuk mengamankan harta benda dan keluarga dari
ancaman banjir rob. Penambahan jumlah lantai bangunan ini menyebabkan perkembangan bangunan
dikawasan ini secara vertikal atau berkembang ke atas. Kampung Kauman sebagai kawasan yang akan terus
berkembang memerlukan pengarahan perkembangan yang khusus agar siap menerima peningkatan aktivitas
yang sangat pesat. Rekomendasi yang diberikan antara lain penegasan izin pengendalian pembangunan baik
luasan lahan terbangun maupun jumlah lantai bangunan, pendataan jumlah bangunan yang diperuntukkan
sebagai perdagangan dan jasa secara berkala, serta pengoptimalan potensi ekomoni dan budaya.

Kata Kunci : Kawasan Bersejarah, Perkembangan Kota, Struktur Ruang, Kauman Semarang

Abstract: Kampung Kauman Semarang is a first residential center in Semarang which grew around the Mosque
Kauman with a Muslim majority. This village has a neat and unique pattern making the township for township
toponyms spread in the region in accordance with the circumstances, nature, and community activities. Based
on spatial policy years 2010-2030 Semarang area of Kampung Kauman included in Part I of the City, who
directed the office area, and a mixture of trade in services. This caused the region growing very rapidly. There
were changes in activity around the area of Kampung Semarang Kauman to trade and settlement services also
impact on land use in the region, land existing settlements turned into a place of business because of limited
land in the region. There are also problems that frequently inundate tidal flood this area when high tides or
during the rainy season, it encourages proficiency level comfortable residential community created by
increasing the number of floors of the building. Based on these problems, it is necessary to investigate the

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 851-862 | 851


ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR RUANG KAWASAN BERSEJARAH Ester Theresiana dan Santy Paulla Dewi

developments in the area of Kampung Kauman Semarang in 2003 and in 2013. The results of the analysis that
has been done is the conversion land use by the public of a trade settlement services that occur due to changes
in activity, expansion of businesses, increasing the number of floors in the building used as a place of business
place of business as well as residential, and increasing the number of floors in the building occupancy for
securing property and family from the threat of tidal flooding. Increasing the number of floors of this building
led to the development of this area of the building or growing vertically upwards. Kampung Kauman as an area
that will continue to evolve requiring the development of specific guidance to be ready to receive a very rapid
increase in activity. Recommendations are given among others discernment permit development control both
land area and number of floors of the building woke up, collection number of buildings designated as trading
and services on a regular basis, as well as the optimization potential ekomoni and culture.

Keywords: Historic Areas, Cities Development, Structure Spaces, Kauman Semarang

PENDAHULUAN
Kota merupakan suatu sistem jaringan ditinggalkan dengan membangun pusat-pusat
kehidupan yang ditandai dengan kepadatan aktivitas baru yang akhirnya memunculkan
penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan pusat kota baru pula. Hal inilah yang terjadi di
strata sosial ekonomi yang heterogen Kota Semarang dimana saat ini telah muncul
(Bintarto, 1983). Kota ibarat sebuah molekul pusat aktivitas baru dibagian Kota Semarang
yang selalu berkembang dari waku ke waktu yang menggantikan peran dan fungsi Kota
karena kota mengalami perkembangan baik Lama Semarang sebagai pusat Kota Semarang
secara fisik maupun non fisik. Kebutuhan kota dimasa lalu. Pergeseran pusat aktvitas ini
akan selalu meningkat dari waktu ke waktu secara tidak langsung telah menjadikan
dan tidak jarang terjamah oleh hal-hal yang kawasan lama Kota Semarang tersebut
baru. Perkembangan pembangunan suatu mengalami degradasi karena telah
kawasan akan berpengaruh pada berkurangnya aktivitas dan kualitas
meningkatnya kualitas dan kesejahteraan lingkungan.
penduduk. Keberadaan Kampung Kauman
Perkembangan kota didasari oleh Semarang menandai pola pembentukan
adanya aktivitas masyarakat yang selalu kawasan hunian yang berada di tengah kota.
berkembang dan tuntutan kebutuhan yang Permukiman sebagai salah satu hasil budaya
selalu meningkat. Tetapi, tidak dapat pada masa (kerajaan) Islam telah membentuk
disangkal perkembangan kota yang baik identitas lingkungan (district) yang turut
adalah perkembangan kota yang mampu memperkaya wajah kota secara keseluruhan.
memberikan kenangan tahapan Kondisi yang terjadi pada Kawasan Kauman
pembangunan masa lampau sebagai cerminan yang menurut sejarahnya adalah sebagai
budaya masyarakat dan pemberi tautan pusat permukiman Islami Kota Semarang
makna kultural pada generasi akan datang terbentuk sejalan dan erat hubungannya
(Budihardjo, 1997). dengan pertumbuhan Kota Semarang.
Sejarah perkembangan kota Pembentukan permukiman Kauman
menghasilkan peninggalan bersejarah baik merupakan tipologi sentral yang digariskan
peninggalan yang nampak (tangible heritage) oleh Kerajaan Islam Jawa sejak Demak sampai
maupun peninggalan yang tidak nampak Mataram. Kawasan ini mempunyai landmark
(intangible heritage). Peninggalan sejarah berupa masjid Agung Kauman yang beberapa
tersebut merupakan warisan budaya masa lalu kali mengalami kerusakan dan terakhir
yang harus dijaga. Kawasan kota lama disuatu dibangun kembali oleh Bupati R. Tumenggung
kota biasanya adalah cikal bakal terciptanya Cokrodiputro dengan bantuan arsitek Belanda,
kota tersebut yang memiliki karakteristik yang Ir. Garbier pada tahun 1899 dengan orientasi
khas. Namun demikian, ketika muncul proses masjid ke arah kiblat (Wijanarka, 2003).
modernisasi dan globalisasi, pembangunan Awalnya kawasan Kauman berkembang
kota sering kali kawasan kota lama sebagai kawasan permukiman santri yang

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 851-862 | 852


ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR RUANG KAWASAN BERSEJARAH Ester Theresiana dan Santy Paulla Dewi

tumbuh disekitar Masjid Agung Kauman.


Seiring dengan proses perkembangan Kota
Semarang, kawasan Kampung Kauman sebagai
embrio kota mulai mengalami perubahan
aktivitas dan fungsi kawasan. Kampung
Kauman Semarang yang berada pada
Kecamatan Semarang Selatan berdasarkan
kebijakan Bagian Wilayah Kota (BWK) yang
ada dalam RTRW Kota Semarang 2010-2030
termasuk kedalam BWK I yang dalam
konstelasi Kota Semarang memiliki prioritas
peruntukan serta kecenderungan sebagai Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2007
kawasan perdagangan dan jasa. Hal inilah GAMBAR 1
yang mendorong adanya pergeseran KAWASAN KAMPUNG KAUMAN SEMARANG
pemanfatan lahan di kawasan Kauman
Semarang. Sehingga yang semula kawasan ini KAJIAN LITERATUR
sebagai permukiman berkembang menjadi Kawasan Bersejarah
kawasan campuran antara permukiman Kawasan bersejarah berdasarkan Kamus
dengan perdagangan dan jasa, yang secara Penataan Ruang merupakan kawasan yang
tidak langsung juga berdampak pada memiliki kaitan dengan suatu kehidupan atau
kepadatan bangunan dan hunian yang kejadian masa lalu lebih dari 50 tahun dan
semakin meningkat, menggusur ruang-ruang bernilai sejarah; kawasan bangunan
terbuka yang penting bagi keseimbangan bersejarah dapat merupakan bangunan-
lingkungan, serta cenderung mengalami bangunan permukiman atau fasilitas umum
penurunan kualitas fisik dari tahun ke tahun lain yang digunakan secara kolektif.
sehingga menjadikan kawasan ini kurang
nyaman sebagai hunian (Suprapti, 1997). Struktur Tata Ruang Kota
Selain perubahan aktivitas yang memicu Struktur tata ruang kota berdasarkan
perubahan fungsi kawasan, kondisi penghuni Kamus Penataan Ruang adalah susunan pusat
kawasan pun telah mengalami perubahan. permukiman dan sistem jaringan sarana dan
Penghuni kawasan yang sebelumnya prasarana yang berfungsi sebagai pendukung
merupakan para santri sebagian besar telah kegiatan sosial, ekonomi masyarakat yang
memiliki profesi lain seperti pedagang, buruh, secara hierarki memiliki hubungan fungsional.
pedagang di sektor informal, sedangkan para Menurut Tarigan (2004) struktur ruang
tokoh agama sendiri dan para santri telah merupakan pembangkit berbagai aktivitas
pindah dari kawasan tersebut. Secara tidak didalam wilayah dan sangat berpengaruh
langsung, kawasan ini telah menjadi kawasan dalam menentukan arah penggunaan lahan
padat penghuni dan padat bangunan yang dimasa yang akan datang. Struktur ruang pada
kurang nyaman dari sisi huniannya. Disisi lain, penelitian ini dilihat dari:
faktor lingkungan disekitar kawasan Kauman 1. Penggunaan lahan
juga mempengaruhi kondisi kawasan dimana Lahan menurut Kamus Tata Ruang
pada beberapa bagian Kawasan Kauman telah adalah lahan/tanah terbuka yang
mengalami rob dan banjir. dihubungkan dengan arti atau fungsi sosio-
ekonominya bagi masyarakat yang dapat
berupa tanah/lahan terbuka, tanah/lahan
garapan, maupun tanah/lahan yang belum
diolah atau diusahakan.
Tata guna lahan menurut Shirvani
dalam Darmawan (2003) adalah

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 851-862 | 853


ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR RUANG KAWASAN BERSEJARAH Ester Theresiana dan Santy Paulla Dewi

pengaturan penggunaan lahan untuk merupakan salah satu jenis prasarana yang
menentukan pilihan yang terbaik dalam sangat berpengaruh terhadap
mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga pembangunan kawasan perkotaan.
secara umum dapat memberikan 3. Sistem aktivitas yang terdiri dari aktivitas
gambaran keseluruhan bagaimana daerah- perekonomian dan sistem sosial.
daerah pada suatu kawasan tersebut Sistem aktivitas merupakan salah satu
seharusnya berfungsi. Berdasarkan Kamus pendekatan non fisik dalam mengenali
Penataan Ruang tata guna lahan adalah suatu struktur ruang kota. Aktivitas dalam
kegiatan pemanfaatan tanah untuk konteks perkotaan, yaitu kegiatan-kegiatan
memberikan manfaat dan mewujudkan yang dilakukan oleh masyarakat dalam
struktur ruang dan pola ruang sesuai suatu wilayah kota yang mendukung
dengan rencana. Penggunaan lahan adalah perkembangan suatu kota. Aktivitas dalam
suatu proses yang berkelanjutan dalam suatu sistem perkotaan akan saling
pemanfaatan lahan bagi maksud-maksud mendukung dan mempengaruhi baik dari
pembangunan secara optimal dan efisien. proses maupun produk yang dihasilkan.
Penggunaan lahan merupakan cerminan Suatu sektor aktivitas tidak dapat berdiri
hubungan keterkaitan antara sirkulasi dan sendiri melainkan harus terkait dan
kepadatan aktivitas/fungsi dalam kawasan. didukung oleh sektor yang lain, dimana
Setiap kawasan memiliki karakteristik setiap sektor dalam suatu kota memiliki
penggunaan lahan yang berbeda, sesuai peran serta masing-masing dalam
dengan kemampuan daya tampungnya, perkembangannya. Keterkaitan antar
kemudahan pencapaian, kondisi fisik alam, sektor aktivitas dalam suatu kawasan
sistem transportasi dan kebutuhan perkotaan yang menunjang sistem
penggunaan lahan individual (Jayadinata, perkotaan inilah yang dipahami sebagai
1999:10). sistem aktivitas perkotaan.
Perubahan penggunaan lahan atau alih Perilaku manusia dapat diidentifikasi
fungsi lahan merupakan bagian dari suatu melalui aktivitas rutin yang dilakukan dari
proses perkembangan kota. Pengertian sistem-sistem kegiatan yang dilakukan baik
perubahan guna lahan secara umum perorangan, swasta maupun pemerintah.
menyangkut transformasi dalam Sehingga aktivitas penduduk dapat
pengalokasian sumber daya lahan dari satu digunakan untuk mengidentifikasi
penggunaan kepenggunaan lainnya. bagaimana pola struktur keruangan suatu
Perkembangan kota dengan berbagai jenis kawasan. Aktivitas yang terjadi dapat
aktivitas akan meningkatkan kebutuhan mendorong munculnya penggunaan lahan
lahan sebagai bentuk penyesuaian dari dan ruang disuatu kawasan, seperti
perkembangan kota. Hal ini sesuai dengan aktivitas pendidikan yang memunculkan
pandangan kota sebagai suatu sistem penggunaan lahan untuk pendidikan dan
keruangan atau sistem spasial yang selalu sebagainya.
mengalami penyesuaian penggunaan tata
guna lahan kota karena adanya keinginan METODE PENELITIAN
dan kebutuhan masyarakat yang Metode yang digunakan dalam
berkembang (Bintarto, 1983:69). penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif. Metode penelitian kualitatif
2. Jaringan jalan merupakan penelitian dengan penekanan
Pola jaringan jalan dalam suatu kota objek penelitinya terhadap keunikan manusia
merupakan salah satu unsur pembentuk atau gejala sosial yang tidak dapat di analisa
morfologi kota. Jaringan jalan pada suatu dengan metode statistik. Dalam melakukan
kota merupakan komponen yang penelitiannya, si peneliti menjadi alat
mendominasi dalam menentukan penelitian, yang harus mampu menangkap,
morfologi kota (Yunus, 2000). Jalan merekam dan menganalisa data-data

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 851-862 | 854


ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR RUANG KAWASAN BERSEJARAH Ester Theresiana dan Santy Paulla Dewi

tersembunyi yang diterimanya dari objek Hasil Pembahasan


penelitian dan lingkungannya, seperti bahasa 1. Identifikasi Struktur Ruang Kawasan
tubuh, bahasa tutur, perilaku ataupun Bersejarah Kampung Kauman Semarang
ungkapan-ungkapan yang berkembang dalam a. Penggunaan Lahan Kawasan Bersejarah
dunia dan lingkungan responden Kampung Kauman Kota Semarang
(Nurhidayani, 2013). Poerwandari (1998) Penggunaan lahan di kawasan Kampung
mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif Kauman Kota Semarang didomonasi
menghasilkan dan mengolah data yang sebagai permukiman, ada juga peruntukan
sifatnya deskriptif, seperti transkip penggunaan lahan sebagai permukiman
wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, dan perdagangan jasa atau campuran (mix
rekaman video, dan lain sebagainya. use).
Perkembangan struktur ruang di Permukiman di kawasan ini dibagi
Kawasan Kampung Kauman Kota Semarang, menjadi dua bagian oleh Jl. Kauman yang
pada mulanya adalah permukiman para santri, merupakan jalan utama yang ada di
seiring berjalannya waktu berdasarkan kawasan ini, yaitu bagian barat dan bagian
kebijakan Bagian Wilayah Kota (BWK) yang timur. Penggunaan lahan campuran (mix
ada dalam RTRW Kota Semarang, dimana use) yang ada di kawasan ini dipengaruhi
Kawasan Kampung Kauman berada pada BWK oleh adanya kebijakan pemerintah yang
I yaitu sebagai kawasan perdagangan dan jasa. mengarahkan kawasan ini menjadi
Hal ini tidak terlepas dari kebutuhan dari kawasan perdagangan dan jasa di Kota
masyarakat dalam mencari penghidupan. Semarang.
Adanya aktivitas sosial ekonomi tersebut Peluang dagang yang ada, menjadikan
secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas masyarakat berubah. Dampaknya
perubahan ruang di Kawasan Kampung banyak rumah yang awalnya hanya
Kauman Kota Semarang. Penelitian ini berfungsi tempat tinggal akhirnya
berusaha menjabarkan sejauh mana dikembangkan sekaligus juga menjadi
perkembangan tersebut terjadi, yang dilihat tempat usaha, atau bahkan ada yang
dari perkembangan fisik dan non fisik benar-benar berubah menjadi tempat
kawasan. usaha. Perubahan fungsi tersebut secara
Teknik pengambilan sampel yang langsung berpengaruh terhadap struktur
digunakan peneliti dalam penelitian ini ruang kawasan Kampung Kauman saat ini.
menggunakan teknik nonprobability sampling Peruntukan lahan campuran (mix use)
yaitu purposive sampling, dikarenakan berkembang pesat di sepanjang jalur
penelitian ini tidak dilakukan kepada seluruh transportasi utama kawasan ini yaitu di Jl.
populasi tetapi terfokus kepada target Kauman.
tertentu. Teknik nonprobability sampling ialah
metode sampling yang tidak memberikan
kesempatan (peluang) pada setiap anggota
populasi untuk dijadikan anggota sampel.
Teknik purposive sampling dikenal juga
dengan sampling pertimbangan, dimana
penetuan sampel mempertimbangkan
kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat
terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Penelitian dilakukan pada
narasumber yang mengetahui perkembangan
Kawasan Bersejarah Kampung Kauman Kota
Semarang selama beberapa tahun terakhir
(tahun 2003 dan tahun 2013).

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 851-862 | 855


ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR RUANG KAWASAN BERSEJARAH Ester Theresiana dan Santy Paulla Dewi

Permukiman di kawasan ini Masjid Agung


terbentuk secara teratur, bagian KEL. PANDANSARI
Kauman, merupakan

Jl. Alun-alun Barat


yang paling berkembang adalah pusat keagamaan.

Jl. Kp. Suromenggalan


pada jalur transportasi utama

Jl. Kp. Guntingan


yaitu Jl. Kauman karena memiliki
aksesibilitas tinggi.

Jl. Kp. Suroyudan


Zona permukiman

Jl. Bangunharjo Tengah


bagian barat,
berkembang

Jl. Grajen
Zona permukiman Jl. Pemuda
mengikuti Masjid

Jl. Patihan
bagian timur, Kp. Krendo

Jl. Kepatihan
berkembang Agung Kauman.

Jl. Kauman
Jl. Kepatihan Barat
mengikuti Masjid Kp. Mustaram
Agung Kauman. Kp. Glondong

Kp. Kauman Barat Kp. Butulan


Jl. Gajahmada

Kp. Pompa
Kp. Book
Kp. Getekan Kp. kemplongan

Jl. Kauman
Jl. KH. Wachid Hasyim
Jalan utama berkembang
menjadi pusat kegiatan
perdagangan dan jasa.

Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2013

Gambar 2
POLA PENGGUNAAN LAHAN KAMPUNG KAUMAN KOTA SEMARANG TAHUN 2013

b. Jaringan Jalan Kawasan Bersejarah sela-sela antar rumah dengan lebar ± 0,5
Kampung Kauman Kota Semarang meter dengan material tanah dan banyak
Dari observasi lapangan yang dilakukan, juga ditemui jalan-jalan buntu di kawasan
kondisi jalan jaringan Kampung Kauman atau yang sering disebut culdesac seperti
Semarang, tidak terdapat lubang atau jalan pada Jl. Kampung Glondong, Jl. Kampung
rusak, dengan perkerasan berupa aspal Kauman Barat, Jl. Kampung Book, Jl.
maupun paving. Pola jaringan jalan di Kampung Getekan dan Jl. Kampung
kawasan Kampung Kauman tidak teratur, Kemplongan
hal tersebut ditinjau dari segi lebar c. Sistem Aktivitas Kawasan Bersejarah
jalannya, jalan-jalan di kawasan Kampung Kampung Kauman Kota Semarang
Kauman memiliki lebar jalan yang Aktivitas yang ada di kawasan Kampung
bervariasi anatara 2-7 meter. Kauman sangat beragam, selain aktivitas
Pada ruas jalan utama yaitu Jl. Kauman permukiman sebagai aktivitas yang paling
memiliki lebar jalan ±7 meter, sementara dominan terdapat juga aktivitas lain yang
untuk jalan lingkungan (Jl. Kampung disebut sebagai aktivitas penunjang seperti
Glondong, Jl. Kampung Kauman Barat, Jl. akitivitas perdagangan jasa dan sosial
Kampung Book, Jl. Kampung Getekan, Jl. budaya. Perkembangan aktivitas, secara
Krendo, Jl. Kampung Mustaram, Jl. tidak langsung juga akan mempengaruhi
Buntulan, Jl. Kampung Pompo dan Jl. bentuk struktur ruang suatu kawasan.
Kemplongan) memiliki lebar jalan antara 2- Aktivitas perdagangan jasa yang
4 meter. Terdapat juga jalan lorong pada berkembang di kawasan ini, dipengaruhi

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 851-862 | 856


ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR RUANG KAWASAN BERSEJARAH Ester Theresiana dan Santy Paulla Dewi

oleh kebijakan pemerintah dalam RTRW Semakin banyaknya jumlah Santri yang
Kota Semarang 2010-2030 yang ingin mendalami agama Islam, memaksa
mengarahkan kawasan ini menjadi pihak pengelola yayasan untuk
kawasan perdagangan dan jasa. Aktivitas membangun pesantren baru untuk
sosial budaya masyarakat di kawasan menampung kegiatan para Santri,
Kampung Kauman umumnya memeluk berhubung kondisi kawasan yang sudah
agama Islam. Hal itu dipengaruhi oleh sangat padat kecenderungan
keberadaan Masjid Agung Kauman yang pembangunan yang dilakukan adalah
merupakan pusat dari perkampungan ini, pembangunan secara vertikal yaitu dengan
dahulunya penduduk yang tinggal di memperbanyak jumlah lantai bangunan
kawasan ini merupakan keturunan dari dan kebanyakan lahan dari pesantren yang
pengikut Raden Pandan Arang yang baru dibangun ini adalah bekas dari lahan
merupakan tokoh penyebar agama Islam di permukiman yang dibangun kembali
Kota Semarang yang juga mendirikan menjadi sebuah gedung.
masjid tersebut. Pada perkembangannya
mulai didirikan pesantren-pesantren untuk
menampung kegiatan keagamaan di
kawasan ini yang masih terus berkembang
hingga saat ini.

Pola jaringan jalan di kawasan


Kampung Kauman Semarang

Jl. Alun-alun Barat


KEL. PANDANSARI
Kp. Suromenggalan

tidak teratur.
Kp. Guntingan

Lebar tiap jalan berbeda-beda


antara 2-7m, dan terdapat
Kp. Suroyudan

banyak culdesac.
Kp. Bangunharjo Tengah
Kp. Grajen
Kp. Patihan

Jl. Pemuda
Jl. Kauman
Kp. Kepatihan

Kp. Krendo
Kp. Kepatihan Barat

Kp. Glondong
Kp. Mustaram

Kp. Kauman Barat Kp. Butulan

Kp. Book Kp. Pompa


Jl. Gajahmada

Kp. Getekan
Jl. Kauman

Kp. kemplongan
KEL. KRANGGAN
Jaringan
Jl. KH. Wachid Hasyim Jalan

Culdesac

Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2013


Gambar 3
POLA JARINGAN JALAN KAMPUNG KAUMAN KOTA SEMARANG TAHUN 2013

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 851-862 | 857


ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR RUANG KAWASAN BERSEJARAH Ester Theresiana dan Santy Paulla Dewi

2. Identifikasi Potensi dan Permasalahan perdagangan jasa dan lain-lain).


Kawasan Bersejarah Kampung Kauman - Masih terdapat bangunan dengan gaya
Kota Semarang tradisional, dengan tata masa bangunan
Terdapat berbagai potensi dan yang berdekatan, menimbulkan
permasalahan di kawasan ini yang ada di kekeluargaan dan kekerabatan yang kuat.
kawasan ini yang harus diselasaikan agar - Kental dengan nuansa Islam, adanya
dapat dikembangkan sehingga semakin beberapa pondok pesantren, madrasah
meningkatkan perekonomian masyarakat dan kelompok pengajian.
sekitar. - Aksesibilitas tinggi karena dekat dengan
 Potensi Kawasan Bersejarah Kampung pusat pemerintahan Kota Semarang,
Kauman Kota Semarang sehingga mudah dijangkau dari segala
- Terdapat Masjid Agung Semarang yang arah.
merupakan masjid tertua di Kota - Diarahkan sebagai kawasan perdagangan
Semarang, dapat dikembangkan menjadi di Kota Semarang, yang menyediakan
obyek wisata. berbagai macam kebutuhan barang dan
- Topografi datar (0-4%), sesuai untuk jasa.
segala jenis aktivitas (permukiman,

Permukiman merupakan penggunaan lahan yang paling dominan


Pesantren Tahhafudul Qur’an,
di kawasan Kawasan Kampung Kauman. sebagai sarana pendukung
pendidikan Islam.
Jl. Alun-alun Barat

Jl. Pemuda
Jl. Bangunharjo Tengah

Masjid Agung Kauman


sebagai landmark kawasan.
Jl. Kauman
Jl. Grajen

Kp. Krendo
Jl. Patihan

Rumah dengan gaya Merupakan masjid yang


bangunan tradisional. tertua di Kota Semarang.
Jl. Kepatihan Barat

Kp. Glondong Kp. Mustaram Permukiman Kampung


Kauman berkembang
Aksesibilitas tinggi, Kp. Butulan
Kp. Kauman Barat mengikuti keberadaan
dekat dengan kawasan masjid.
pusat pemerintahan Kp. Pompa
Kota Semarang. Dapat Kp. Book
dijangkau melalui Jl. Perkembangan perdaganag
Kp. Getekan
Pemuda, Jl. Kp. kemplongan dan jasa yang paling pesat
Gajahmada, Jl. KH.
berada pada koridor utama
Wachid Hasyim
Jl. Gajahmada

kawasan ini yaitu Jl. Kauman.

Jl. KH. Wachid Hasyim

Pesantren Raudhatul
Qur’an di Kp. Getekan,
sebagai sarana
pendukung pendidikan.

Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2013

Gambar 4
POTENSI KAMPUNG KAUMAN KOTA SEMARANG

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 851-862 | 858


ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR RUANG KAWASAN BERSEJARAH Ester Theresiana dan Santy Paulla Dewi

 Permasalahan Kawasan Bersejarah bangunan secara vertikal karena


Kampung Kauman Kota Semarang keterbatasan lahan, pengembangan
- Kepadatan bangunan tinggi, kondisi jalan rumah ini tidak disertai dengan kesadaran
permukiman sangat sempit dan tidak masyarakatnya untuk teteap menjaga ciri
adanya ruang publik atau ruang terbuka dari bangunan, sehingga bangunan
hijau sehingga anak-anak menggunakan dengan gaya tradisional mulai jarang
ruas-ruas jalan sebagai arena bermain ditemui.
yang mengganggu kenyaman saat - Perkembangan perdagangan jasa
beraktivitas terutama saat berkendara. menjadikan kawasan ini menjadi kawasan
- Banjir dan rob terutama pada saat musim yang sangat padat, sehingga keberadaan
penghujan ddengan ketinggian air hingga Masjid Agung Kauman tertutupi oleh
mencapai ± 50 cm. bangunan-bangunan yang ada disekitar
- Perkembangan perdagangan jasa masjid.
diwilayah ini mendorong perkembangan

Jl. Kauman Jl. Kp. Suromenggalan

Jl. Alun-alun Barat


Banjir di sekitar kawasan Kampung Kauman Semarang.
Jl. Kp. Guntingan

Salah satu pertokoan yang ada


di Kawasan Kampung Kauman
Jl. Kp. Suroyudan

Semarang, terdiri dari bangunan


Jl. Bangunharjo Tengah

berlantai 2.

Jl. Pemuda
Jl. Grajen

Kp. Krendo
Jl. Patihan
Jl. Kepatihan

Kp. Glondong
Kp. Mustaram
Jl. Kepatihan Barat

Kp. Butulan
Kp. Kauman Barat Masjid Agung Kauman
sebagai landmark kawasan.
Jl. Gajahmada

Kp. Pompa
Kp. Book Mulai tertutup oleh semakin
banyaknya bangunan yang
Kp. Getekan berkembang secara vertikal.
Kondisi penggunaan lahan di
Jl. Kauman

Kawasan Kampung Kauman


Semarang dilihat dari citra google Kp. kemplongan
earth meniliki kepadatan bangunan
yang tinggi.
Jl. KH. Wachid Hasyim

Perkembangan perdagangan
jasa terjadi khususnya pada Jl.
Kauman, rata-rata bangunan
yang diperuntukkan sebagai
perdagangan dan jasa di
kawasan ini terdiri dari
bangunan berlantai 2.

Anak-anak menggunakan ruas


Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2013 jalan sebagai lahan bermain.
Gambar 5
PERMASALAHAN KAMPUNG KAUMAN KOTA SEMARANG
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 851-862 | 859
ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR RUANG KAWASAN BERSEJARAH Ester Theresiana dan Santy Paulla Dewi

3. Analisis Perkembangan Struktur Ruang terbangun tetap tetapi ketinggian


Kawasan Bersejarah Kampung Kauman bangunan bertambah.
Kota Semarang Adanya perkembangan fisik bangunan
Perkembangan kawasan Kampung dapat dilihat dari perbandingan foto udara
Kauman dalam kurun waktu tahun 2003 kawasan Undip tahun 2003, 2007 dan
dan 2013 menunjukkan perkembangan. tahun 2013 berikut:
Jumlah luasan lahan terbangun di Kawasan
Kampung Kauman Semarang cenderung
tetap dari tahun ke tahun, namun
penggunaannya beberapa mengalami
perubahan fungsi, dari bangunan untuk
hunian menjadi bangunan untuk
pertokoan, ada juga bangunan dengan
fungsi tetap sebagai hunian namun terjadi
peningkatan kualitas hunian dengan
menambah jumlah lantai bangunan.
Hal lain yang juga mempengaruhi lahan
di Kawasan Kampung Kauman Semarang
adalah permasalahan banjir dan rob yang
sering terjadi di kawasan ini terutama saat
musim penghujan. Permasalahan rob dan
banjir mendesak masyarakat untuk
menciptakan sebuah hunian yang nyaman
dan aman untuk ditempati. Hal ini
mendorong masyarakat untuk menambah
jumlah lantai bangunan rumah mereka
agar dapat mengamankan harta benda dan
keluarga dari ancaman rob dan banjir.
Menurut Wijanarka (2001:44) bangunan
yang paling tinggi di kawasan ini pada
tahun 2000 adalah Masjid Agung Kauman
Semarang. Namun kondisi saat ini pada
tahun 2013 berdasarkan hasil temuan
survei lapangan telah banyak bangunan
yang mengalami kualitas peningakatan
bangunan dengan bertambahnya jumlah
lantai bangunan. Berdasarkan teori yang
dikemukakan oleh Zhand (2003) tentang
cara perkembangan dasar suatu kota dan
berdasarkan hasil temuan survei lapangan
tersebut, Kawasan Bersejarah Kampung
Kauman Kota Semarang mengalami
perkembangan secara vertikal.
Perkembangan secara vertikal terjadi
ketika kepadatan bangunan di suatu
kawasan sangat tinggi dan tidak terdapat
lahan kosong, sehingga mendesak
perkembangan mengarah ke atas, dimana Sumber: Citra Google Earth, 2013
daerah pembangunan dan kuantitas lahan
Gambar 6
PENGGUNAAN LAHAN KAMPUNG KAUMAN
KOTA SEMARANG
TAHUN 2003, 2007, 2013
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 851-862 | 860
ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR RUANG KAWASAN BERSEJARAH Ester Theresiana dan Santy Paulla Dewi

KESIMPULAN & REKOMENDASI dari beberapa hunian menjadi sebuah


Kesimpulan pesantren. Hal lain yang juga menjadi
Kampung Kauman Semarang pendorong perkembangan di kawasan ini
merupakan perkampungan yang tumbuh adalah kebijakan pemerintah yang
secara alami dan tidak direncanakan, mengarahkan kawasan Kampung Kauman
walaupun begitu perkampungan ini memiliki Semarang yang termasuk dalam BWK I dalam
pola yang tertata rapi. Perkampungan ini RTRW Kota Semarang tahun 2010-2030
tumbuh seiring dengan keberadaan Masjid sebagai kawasan perkantoran, perdagangan
Agung Kauman Semarang yang merupakan jasa dan canpuran permukiman perdagangan
pusat keagamaan yang ada di kawasan ini, jasa menyebabkan pengalihfungsian guna
pada tahun 2000 Masjid Agung Kauman lahan di kawasan ini dari permukiman menjadi
Semarang merupakan bangunan yang paling perdagangan dan jasa terutama di koridor Jl.
tinggi di kawasan ini (Wijanarka, 2001). Masjid Kauman yang memiliki aksesibilitas tinggi
ini beberapa kali mengalami pemindahan karena merupakan jalan utama di kawasan ini.
lokasi karena kerusakan-kerusakan yang Permasalahan banjir dan rob juga
terjadi dan terakhir berada pada lokasi yang memberikan pengaruh terhadap
kita ketahui sekarang ini yaitu berada pada perkembangan kawasan ini, dimana
Kelurahan Bangunharjo Kecamatan Semarang masyarakat menginginkan hunian yang lebih
Tengah. Pada proses pembangunan masjid nyaman maka mereka berinisiatif untuk
tersebut memerlukan dana yang sangat besar, menambah jumlah lantai bangunan agar
sehingga untuk menutupi segala kebutuhan dapat mengamankan harta benda dan
dana yang diperlukan dilakukan penjualan keluarga saat terjadi bajir rob. Jaringan jalan di
beberapa tanah masjid. Tanah-tanah yang ada kawasan ini tidak mengalami perubahan baik
di kawasan Kampung Kauman pada akhirnya pada tahun 2003 maupun tahun 2013 , karena
dikuasai oleh beberapa tuan tanah, salah kondisi penggunaan lahan dikawasan ini sudah
satunya adalah Tasripien, sehingga penduduk sangat padat, sehingga tidak memungkinkan
yang tinggal dikawasan ini hanya dapat untuk membangun jaringan jalan baru.
memanfaatkan bangunan yang sudah ada Berdasarkan hasil temuan studi dan
tanpa diperbolehkan untuk melakukan analisis, dapat disimpulkan penelitian ini
perubahan-perubahan terhadap bangunan menjawab tujuan dari penelitian, yaitu
yang ditinggali. Seiring dengan berjalannya menganalisis perkembangan struktur ruang
waktu, tanah-tanah di kawasan ini oleh kawasan bersejarah Kampung Kauman Kota
pemiliknya (keturunan Tasripien) mulai Semarang. Penelitian ini juga sudah mencapai
diperjual belikan, sedangkan untuk penduduk sasaran mengidentifikasi struktur ruang
asli mulai meninggalkan kawasan ini karena kawasan Kampung Kauman Semarang pada
alasan kenyamanan, pekerjaan atau menikah tahun 2003 dan tahun 2013, dan
dengan penduduk dari luar Kampung Kauman, mengidentifikasi potensi dan permasalahan di
hingga pada tahun 2010 seluruh tanah yang kawasan ini. Perkembangan tersebut dilihat
ada dikawasan ini sudah berstatus hak milik. dari variabel pendukung analisis yaitu
Semakin hari semakin banyak penggunaan lahan, jaringan jalan, dan sistem
masyarakat dari luar Kampung Kauman yang aktivitas berupa perekonomian dan sosial
ingin mendalami agama Islam dan menjadi budaya masyarakat di kawasan Kampung
Santri di kawasan ini. Hal itu juga mendorong Kauman Semarang. Perkembangan yang
perkembangan pesantren-pesantren yang ada terjadi antara lain berupa fisik bangunan yang
di kawasan ini, karena keterbatasan lahan berkembang secara vertikal baik sebagai
maka pesantren-pesantren yang ada di tempat usaha maupun sebagai hunian,
kawasan ini dibangun secara vertikal. perubahan bentuk bangunan yang semakin
Beberapa lahan yang dibangun menjadi luas, lahan kosong yang dibangun menjadi
pesantren adalah pengalihfungsian guna lahan tempat usaha, intensitas aktivitas
perdagangan dan jasa yang semakin

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 851-862 | 861


ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR RUANG KAWASAN BERSEJARAH Ester Theresiana dan Santy Paulla Dewi

meningkat, pengalihfungsian guna lahan DAFTAR PUSTAKA


hunian menjadi pesantren maupun tempat Anonim. 2009. Kamus Penataan Ruang Edisi 2.
usaha. Jakarta. Direktorat Jendral Penataan
Ruang DPU.
Rekomendasi Bintarto, R. 1983. Interaksi Kota-Desa dan
 Kampung Kauman Semarang merupakan Permasalahannya. Yogyakarta: Ghalia
kampung lama bersejarah dan masih Indonesia.
memiliki bukti sisa sejarah yaitu berupa Budiharjo, Eko. 1997. Tata Ruang dan
Masjid Agung, pesantren-pesantren dan Lingkungan Menuju Pembangunan Kota
rumah-rumah dengan ornamen-ornamen yang Berkelanjutan. Jakarta: Penerbit
tradisional jawa dengan atap rumah joglo, Jambatan.
limasan, kolonial dan perpaduan arsitektur Jayadinata, Johara T. 1999. Tata Guna Tanah
jawa dan kolonial dan permukiman dengan dalam Perencanaan Perdesaan
lorong-lorong sempit khas Kauman, untuk Perkotaan dan Wilayah. Bandung:
kedepannya perlu dilakukan penegasan izin Institut Teknologi Bandung.
pengendalian pembangunan bangunan Laporan Akhir Revisi Rencana Tata Ruang
untuk tetap mempertahankan kekhasan Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun
dari kawasan ini 2010-2030. Badan Perencanaan
 Penegasan izin pengendalian Pembangunan Kota Semarang, 2007.
pembangunan bangunan yang Nurhidayani, Yani. 2013. Metode Penelitian
diperuntukkan sebagai fungsi perdagangan Kualitatif, 12 April 2013. [Online].
dan jasa dan jumlah lantai bangunan agar Tersedia di:
tidak semakin menutupi keberadaan http://yaniqiute.wordpress.com/2013/0
Masjid Agung Kauman Semarang sehingga 4/12/metode-penelitian-kualitatif/.
kemudian perlu adanya tindakan yang Diakses pada 12 Juli 2013.
tegas bagi yang melanggar ketentuan yang Tarigan, Robinson. 2004. Perencanaan
telah ditetapkan. Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi
 Perlu adanya pendataan untuk Aksara.
perkembangan jumlah bangunan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11
khususnya jumlah bangunan yang Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
diperuntukkan sebagai perdagangan dan Wijanarka. 2003. Teori Desain Kawasan
jasa secara berkala. Selain untuk Bersejarah (Suatu Dasar Mewujudkan
memudahkan dalam mengontrol Desain Pelestarian dan Pembangunan
perkembangan yang terjadi juga Kawasan Bersejarah Semarang
memudahkan dalam mengeidentifikasi Semarang sebagai Obyek Kajian).
perkembangnya. Palangkaraya: Teknik Arsitektur
 Potensi-potensi yang ada seperti potensi Universitas Palangkaraya.
ekonomi dan sosial budaya yang sangat Wijanarka. 2007. Semarang Tempo Dulu
tinggi perlu dipertahankan agar tetap Ombak.Yogyakarta.
fungsional dan memiliki daya dukung yang Yunus, Hadi Sabari. 2000. Struktur Tata Ruang
baik bagi kehidupan masyarakat, dengan Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pengelolaan yang baik dan kerjasama
seluruh jajaran pemerintah terkait,
masyarakat, dan pihak swasta maka
diharapkan manfaat dan keuntungan yang
ada bisa dirasakan dalam jangka waktu
yang lama (berkelanjutan).

Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 851-862 | 862

Anda mungkin juga menyukai