PENDAHULUAN
Dalam sirkulasi darah didapatkan sel darah dan cairan yang disebut plasma.
Sel darah tersebut terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih),
trombosit (sel pembeku darah). Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang
bertujuan untuk mengetahui kelainan dari kuantitas dan kualitas sel darah merah, sel
darah putih dan trombosit serta menguji perubahan yang terjadi pada plasma yang
terutama berperan pada proses pembekuan darah.
1.2. Tujuan
Mengetahui kadar nilai hemologi pada darah kucing.
Mengetahui hasil pemeriksaan secara manual
Mampu menginterpretasi data hasil pemeriksaan hemologi darah kucing
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hematologi
Fungsi darah yaitu membawa nutrien yang telah disiapkan oleh saluran
pencernaan menuju ke jaringan tubuh, mengantarkan oksigen dari paru-paru ke
jaringan tubuh, mengangkut produk buang dari berbagai jaringan menuju ginjal
untuk di ekskresikan, mengangkut hasil sekresi kelenjar endokrin (hormon) dan
enzim dari organ ke organ, ikut berperan dalam mempertahankan keseimbangan air,
sistem buffer seperti bicarbonat di dalam darah membantu mempertahankan pH yang
konstan pada jaringan dan cairan tubuh, berperan penting dalam pengendalian suhu
tubuh dengan cara mengangkut panas dari struktur yang lebih dalam menuju ke
permukaan tubuh, Mengatur konsentrasi ion hydrogen dalam tubuh (keseimbangan
asam dan basa), Membantu pertahanan tubuh terhadap penyakit, pembekuan darah
pada luka mencegah terjadinya kehilangan darah yang berlebihan pada waktu luka
serta mengandung faktor-faktor penting untuk pertahanan tubuh terhadap penyakit
(Frandson, 1996)
Menurut Pearce (2002), darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian
yaitu plasma darah dan sel darah. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per
2
dua belas berat badan. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedangkan 45% sisanya
terdiri dari sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit yang tampak merah
karena kandungan hemoglobinnya, sel darah putih atau leukosit dan trombosit
(keping - keping darah) yang merupakan keping-kepingan halus sitoplasma.
2.2. Eritrosit
Sel darah merah atau eritrosit berbentuk cakram kecil bikonkaf, cekung pada
kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping tampak seperti dua buah bulan sabit
yang saling bertolak belakang. Dalam setiap mm3 darah terdapat 5.000.000 sel darah.
Bila dilihat satu per satu warnanya kuning pucat, etapi dalam jumlah besar kelihatan
merah dan memberi warna pada darah. Strukturnya terdiri atas pembungkus luar atau
stroma berisi masa hemoglobin. Sel darah merah terbentuk di dalam sumsum tulang
(Pearce, 2002).
Sel-sel darah merah atau eritrosit (erythrocytes) sejauh ini merupakan sel-sel
darah yang paling banyak. Setiap mikroliter (µL atau mm3) darah manusia
mengandung 5-6 juta sel-sel darah merah, dan ada sekitar 25 triliun sel-sel jenis ini di
dalam 5L darah di tubuh. Fungsi utamanya adalah transpor O2, dan strukturnya
terkait erat dengan fungsi tersebut. eritrosit-eritrosit manusia merupakan cakram kecil
(berdiameter 7-8µm) yang bikonkaf- lebih tipis di bagian tengah daripada di bagian
tepi. Bentuk ini memperbesar area permukaan, sehingga meningkatkan laju difusi O2
melintasi membran-membran plasmanya. Eritrosit-eritrosit mamalia dewasa tidak
memiliki nukleus. Karakteristik yang tak lazim ini menyiskana lebih banyak ruang
dalam sel-sel yang mungil ini untuk hemoglobin, protein yang mengandung besi dan
mentranspor O2. Eritrosit juga tidak memiliki mitokondria dan menghasilkan ATP
secara eksklusif melalui metabolisme anaerobik. Transpor oksigen akan kurang
efisien jika eritrosit-eritrosit bersiifat aerobik dan mengonsumsi sebagian O2 yang
dibawanya (Campbell, 2010).
3
Menurut Campbell (2010), menyatakan bahwasanya meskipun ukurannya
kecil, satu eritrosit mengandung sekitar 250 juta molekul hemoglobin. Karena setiap
molekul hemoglobin berikatan dengan empat molekul-molekul O2, satu eritrosit
dapat mentranspor sekitar satu miliar molekul-molekul O2. Saat eritrosit melewati
bantalan-bantalan kapiler paru-paru, insang, atau organ respirasi yang lain, O2 berfusi
kedalam eritrosit-eritrosit dan berikatan dengan hemoglobin. Di dalam kapiler-kapiler
sistemik, O2 berdisosiasi dari hemoglobin dan berdifusi ke dalam sel-sel
tubuh.Jangka hidup sel darah merah kira-kira 120 hari. Sel-sel darah merah yang
telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagositik yang terdapat dalam hati dan limpa
(Kimball, 1993).
2.3. Leukosit
Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih.
Jika dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai granula
spesifik (granulosit), mempunyai bentuk inti yang bervariasi dan yang tidak memiliki
granula (agranulosit) inti berbentuk bulat atau berbentuk ginjal. Leukosit mempunyai
peranan dalam pertahanan seluler dan humaral organisme terhadap zat-zat asing
(Hayati, 2015).
Darah mengandung lima tipe sel-sel darah putih, atau leukosit (luekocyte).
Fungsinya adalah untuk memerangi infeksi. Sebagian diantaranya bersifat fagositik,
4
menelan dan mencerna mikroorganisme. Mikroorganisme maupun sisa-sisa dari sel-
sel tubuh yang sudah mati (Campbell, 2010). Tidak seperti eritrosit, leukosit juga
ditemukan di luar sistem sirkulasi, berpatroli di dalam cairan interstial maupun sistem
limfatik (Campbell, 2010).
leukosit yang sangat tinggi (di atas 20.000/mm3) dapat disebabkan oleh
infeksi.
2.4. Trombosit
5
Trombosit mempunyai bentuk yang tidak tetap. Jumlah trombosit di dalam
tubuh sekitar 200.000-400.000/mm3, dibuat di dalam sumsum tulang (megakariosit).
Trombosit barperan dalam proses pembekuan darah. Saat terjadi luka, trombosit akan
pecah dan terbentuk trombokinase, dengan bantuan ion kalsium dan vitamin K,
trombokinase akan merubah protrombin (dalam plasma darah) menjadi trombin.
Trombin yang terbentuk akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin (benang-benang
halus) yang akan menutup luka sehingga pendarahan terhenti (Lestari et al., 2009).
6
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi
sebagai media transport oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan
membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Molekul hemoglobin
terdiri dari globin apoprotein dan empat gugus heme, sautu molekul organik dengan
satu atom besi. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah
berwarna merah. Bilakadar hemoglobin berkurang di bawah normal, maka akan
mengganggu aktivitas dalam tubuh. Suatu keadaan kadar hemoglobin lebih rendah
dari harga normal (13 gr%) disebut sebagai anemia (Ganong, 2002).
7
Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai trombosit pada beberapa hewan
adalah sebagai berikut:
Packet Cell Volume (PCV) atau Hematokrit (HCT) adalah persentasi sel
darah merah yang bersirkulasi dalam darah. Satuan dari PCV adalah %. Berdasarkan
8
2.7. Nilai Normal Hematologi Anjing dan Kucing
9
BAB III
METODOLOGI
pada hewan anjing, kucing, ruminansia kecil (domba dan kambing yang terukuran
kecil, jika ternak tersebut direbahkan). Biasanya darah diambil melalui Vena
Cephalica Antibrachii Anterior, pembuluh darah ini terletak pada bagian distal
Tusukan jarum syringe 3 ml (jarum 23G x 11/4) dengan sudut 300 ke arah
dibutuhkan. Jika darah tidak terhisap, artinya jarum belum masuk ke dalam
pembuluh darah maka spuit ditarik sedikit dan dimasukkan searah dengan
10
baiknya sebelum diberikan sedikit udara (dengan menarik sedikt spuit)
sebelum menusuk.
11
3.4. Penghitungan Jumlah Eritrosit
Membuat pengenceran dengan pipet eritrosit, pipetlah darah sampai tanda
0,5 serta encerkan dengan larutan pengencer sampai tanda 101 (pengencer
1 : 200). Homogenkan selama 3 menit.
Mengisi Kamar Hitung ( KH ). Kaca penutup KH diletakkan pada
tempatnya. KH harus dalam keadaan bersih dan kering. Isilah KH dengan
darah yang sudah diencerkan tadi dengan menggunakan pipet Pasteur.
Pengisian KH harus diulang bila terjadi hal-hal di bawah ini : Terlalu
banyak cairan yang masuk sehingga mengisi parit KH. Apabila KH tidak
sepenuhnya terisi, maka akan terdapat gelombang udara dalam KH. Bila
menggunakan pipet eritrosit sebelum pengisian KH buanglah 5 tetes
pertama dan letakkan ujung pipet pada KH tepat batas kaca penutup .
Isikan ke dalam KH tersebut pada tetesan yang keenam. Kamar hitung
setelah diisi dibiarkan selama 2 menit agar eritrosit mengendap, tetapi tidak
lebih lama dari 2 menit sebab mengeringnya larutan pada tepi kamar hitung
akan menimbulkan arus yang dapat menyebabkan pergerakan eritrosit yang
telah mengendap.
Menghitung Jumlah Eritrosit. Untuk hitung eritrosit, dihitung semua
eritrosit yang ada pada kelima bidang sedang yaitu A, B, C, D, dan E. Total
erytrosit = n×10.000.
3.5. Penghitungan Jumlah Leukosit
Membuat pengenceran dengan pipet lekosit darah diisap sampai tanda 0,5
, bila lebih letakkan ujung pipet pada bahan yang tidak meresap misal
plastik, sampai darah tepat pada tanda 0,5. Bersihkan bagian luar pipet
tersebut dari darah dengan tissue. Kemudian isaplah larutan pengencer
sampai tanda 11. (pengencer 1: 20). Peganglah pipet lekosit tersebut
sedemikian rupa sehingga kedua ujung pipet terletak diantara ibu jari dan
12
telunjuk tangan kanan. Homogenkan selama 3 menit agar semua eritrosit
hemolisis.
Mengisi Kamar Hitung ( KH ). Kaca penutup KH diletakkan pada
tempatnya. KH harus dalam keadaan bersih dan kering. Isilah KH dengan
darah yang sudah diencerkan tadi dengan menggunakan pipet Pasteur.
Pengisian KH harus diulang bila terjadi hal-hal di bawah ini : Terlalu
banyak cairan yang masuk sehingga mengisi parit KH. Apabila KH tidak
sepenuhnya terisi, maka akan terdapat gelombang udara dalam KH. Bila
menggunakan pipet eritrosit sebelum pengisian KH buanglah 5 tetes
pertama dan letakkan ujung pipet pada KH tepat batas kaca penutup .
Isikan ke dalam KH tersebut pada tetesan yang keenam. Kamar hitung
setelah diisi dibiarkan selama 3 menit.
Menghitung Jumlah Lekosit dengan meletakkan KH dengan hati-hati di
bawah mikroskop dalam keadaan rata air. Turunkan kondensor atau
kecilkan diafragma. Gunakanlah pembesaran kecil untuk mencari daerah
yang akan di hitung. Setelah itu penghitungan sel dilakukan dengan
menggunakan lensa objektif 10x dan lensa okuler 10x. Pada hitung lekosit
minimal sel yang dihitung dengan menghitung semua lekosit yang ada
pada kempat bidang 1,2,3 dan 4. Total leukosit = n × 50 (n = jumlah dari
keempat kotak yang di hitung.
13
Gambar 2. Lokasi Penghitungan eritrosit dan leukosit
*ket. A-E = Lokasi penghitungan eritrosit dan 1-4 = Lokasi penghitungan leukosit
14
darah tidak bolah terlalu tipis atau terlalu tebal, ketebalan ini dapat diatur
dengan mengubah sudut antara kedua kaca objek dan kecepatan
menggeser. Makin besar sudut atau makin cepat menggeser, maka makin
tipis apusan darah yang dihasilkan.
Apusan darah dibiarkan mengering di udara. Identitas pasien ditulis pada
bagian tebal apusan dengan pensil kaca.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANAMNESA : Napsu makan menurun, belum pernah diberi obat cacing dan
vaksinasi. Sistem pemeliharaan intensif di dalam rumah.
STATUS PRAESENS
Keadaan umum : Keliatan lesu dan BCS 2,5
Frekuensi nafas : 36/menit. Frek. Pulsus 124/menit. Suhu tubuh : 38,5 oC.
Kulit dan rambut : Sedikit rontok, turgor >2 detik
Selaput lendir : mukosa mata dan mulut berwarna pucat, cermin hidung
sedikit kering
Kelenjar limfe : Ln. Subparotidea, Ln. prescapularis, Ln. axillaris, Ln.
inguinalis tidak dapat terpalpasi atau tidak bengkak. Ln.
16
mandibularis dan Ln. poplitea dapat dipalpasi dan tidak
bengkak
Alat pernapasan : Pernapasan costoabdominal
Alat peredaran darah : Bunyi dari sistol dan distol dapat dibedakan
Alat pencernaan : Tidak ada lesi di rongga mulut, tidak ada karang gigi, tidak
hipersalivasi, inspeksi dan palpasi tidak menunjukkan
adanya pembesaran organ. Hewan tidak merasa sakit ketika
abdomen di tekan, juga terdengar suara peristaltik usus (gut
sound).
Kelamin dan perkencingan : Palpasi di area ginjal dan penis tidak adanya
pembengkakan maupun respon rasa sakit
Anggota gerak : Tidak ada kepincangan pada daerah kaki maupun tidak ada
pembengkakan di area persendian.
4.2. Hasil Pemeriksaan Berdasarkan Penghitungan Manual
17
4.3. Pembahasan Hasil Interpretasi Data
Pada pemeriksaan leukosit, kucing memiliki nilai leukosit yang normal yaitu
7,2×103 /mm3. Hal ini dapat dibuktikan dengan penghitungan nilai relative dan
absolute dari beberapa jenis komponen sel darah putih. Berdasarkan hasil pengamatan
dan penghitungan pada ulasan darah nilai dari limfosit, neutrofil, eosinofil, basofil
18
dan monosit tergolong normal. Hal ini dapat membuktikan bahwa kucing tidak
mengalami kondisi leukopenia maupun leukositosis.
19
BAB IV
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
Hayati, I. 2015. Gambaran Hitung Jenis Leukosit Siswa 1-3 SDN 03 Kayumanis
Selupu Rejang yang Terinfeksi Cacing Nematodda Usus. Jurnal Gradien. Vol.
11. No.1.
Kimball, J. W. 1993. Biologi. Jilid 2. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Kosasi, Laura, Fadil O., Ahmad Y. 2014. Hubungan Aktivitas Fisik Terhadap Kadar
Hemoglobin pada Mahasiswa Anggota UKM Pandekar Universitas
Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol. 3. No. 2.
Lestari, Endangsri, Kristinnah, Idun. 2009. Biologi dan Makhluk Hidup dan
Lingkungannya. Jakarta : Pusat Perbukuan Departmen Pendidikan Nasional.
Pearce, E. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia.
Scott, M.A., dan Stockham, S.L. 2000. Basophils and Mast Cell. Dalam: Feldman, B.,
Zinkl, J.G., dan Jain.N.C., (eds). Schalm’s Veterinary Hematology. Edisi ke 5.,
Williams & Wilkins, Lippicott. 308-313.
Williams, L. & Wilkins. 2000. Nilai Normal Hematologi Anjing dan Kucing.
21