NPM : 18334749
FARMAKOTERAPI
b. Riwayat pasien
1. Alasan datang
Alasan utama mengapa pasien datang ke pelayanan kesehatan, misalnya ada keluhan
atau hanya ingin memeriksakan kehamilannya.
2. Anamnesa
Keluhan utama
Keluhan utama untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan serta mengetahui diagnosa pasien dan tindakan selanjutnya yang harus
dilakukan bidan apabila ditemukan keadaan yang menyimpang dari pasien.
c. Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui gambaran klinik tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya
apakah pasien mengalami gangguan pada alat reproduksinya atau tidak.
Beberapa data yang dapat ditanyakan dalam riwayat menstruasi antara lain :
Menarche
Merupakan usia pertama kali ibu mengalami menstruasi. Usianya bisa 10-16 tahun,
tetapi rata-rata 12,5 tahun .
Lama
Merupakan lamanya darah menstruasi keluar .Biasanya antara 3-5 hari ,ada yang 1-5
hari diikuti darah sedikt-sedikit,dan ada yang sampai 7-8 hari .Pada setiap wanita
lama haidnya itu tetap .
Siklus
Merupakan jarak antara menstruasi yang lalu dengan yang sekarang . Panjang siklus
haid yang atau di anggap siklus haid yang klasik adalah 28 hari .Tetapi ada pula yang
25-32 hari .Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur,
biasanya siklus tidak berovulasi .
Volume
Merupakan banyak sedikitnya darah yang dikeluarkan pada saat menstruasi .Dalam
data ini bisa ditanyakan dalam beberapa pertanyaan seperti ; berapa kali ganti
pembalut dalam sehari .Data ini ditanyakan untuk mengetahui apakah pasien
mengalami gangguan pada menstruasinya.
Keluhan
Hal ini ditanyakan untuk mengetahui apakah ada kelainan pada saat menstruasi.
Keluhan tersebut seperti :
Disminore, merupakan suatu gejala nyeri pada saat keluarnya darah haid.
Premenstrual tension ( tegangan pra haid)
Merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai 1 minggu sampai beberapa hari
sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang-
kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.
Mastalgia merupakan rasa nyeri dan pembesaran mamma sebelum haid.
HPHT
Data ini ditanyakan untuk mengetahui umur kehamilan, perkiraan lahir serta apakah
kehamilan termasuk dalam aterm, posterm atau postmatur .
d. Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat ini ditanyakan karena untuk mengenai :
1. Berat badan sebelum hamil bahwanya untuk mengetahui berapa kenaikan berat
badan selama hamil.
2. Berapa kali ibu melakukan pemeriksaan ANC.
3. Berapa kali gerakan janin yang di rasakan ibu Gerakan janin. Pemeriksaan
gerakan janin, bisa dilakukan dengan cara dilihat, dirasakan atau diraba. Gerakan
janin mulai dirasakan ibu hamil primigravida pada usia kehamilan 18 minggu dan usia
kehamilan 16 minggu pada multigravida. Pada usia kehamilan 20 minggu, gerakan
janin diraba oleh pemeriksa. Gerakan janin minimal 10 kali dalam 12 jam.
4. Apakah ibu mengalami tanda bahaya dan penyulit,untuk mengetahui keluhan
yang dirasakan ibu.
5. Untuk mengetahui apakah ibu mengkonsumsi atau obat selain dari bidan
6. Untuk mengetahui apakah ibu sudah dan berapa kali di imunisasi TT
7. Untuk mengetahui kekhawatiran – kekhawatiran khusus yang dirasakan ibu.
8. Untuk mengetahui hari perkiraan lahir, sehingga ibu dapat mempersiapkan
persalinan.
Riwayat ini ditanyakan untuk mengetahui kehamilan, persalinan dan nifas ibu yang
lalu, apakah pada saat itu mengalami gangguan ataupun komplikasi–komplikasi
lainnya. Sehingga dapat membuat suatu perencanaan untuk kehamilan sekarang agar
tidak terjadi gangguan atau komplikasi yang pernah di alami .
# a Kehamilan sekarang
Penyuluhan yang sudah didapatkan: belum mendapat penyuluhan dari petugas
kesehatan.
f. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan yang lalu
Riwayat ini ditanyakan untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu yang lalu, data ini
didapat dari riwayat kesehatan ibu. Penyakit - penyakit yang ditanyakan dalam
riwayat kesehatan yang lalu :
Penyakit menurun
Penyakit jantung, hipertensi, Diabetes Melitus
Penyakit menular
Penyakit TBC, Hepatitis, Penyakit Menular Seksual(PMS), HIV/AIDS
2. Riwayat kesehatan sekarang
Data yang didapat dari riwayat kesehatan ibu, untuk mengetahui kondisi kesehatan
ibu sekarang apakah ibu mengalami penyakit antara lain:
Penyakit menurun
Penyakit jantung, hipertensi, Diabetes Melitus
Penyakit menular
Penyakit TBC, Hepatitis, Penyakit Menular Seksual(PMS), HIV/AIDS
g. Riwayat kesehatan keluarga
untuk mengetahui apakah dari keluarga ibu atau suami ada yang menderita penyakit-
penyakit menular, menurun dan penyakit menular seksual serta gemeli (keturunan
kembar)
h. Riwayat Sosial Ekonomi
1. Riwayat pernikahan
Untuk memberikan gambaran kepada bidan mengenai suasana rumah tangga pasien
yang dapat mempengaruhi psikis pada ibu hamil.
Usia menikah
Untuk mengetahui apakah pasien siap membina rumah tangga dan siap untuk
mempunyai anak.
Status pernikahan
Untuk mendapatkan adanya pengakuan dari pihak ayah apabila bayi lahir nanti
Lama pernikahan
Untuk mengetahui lamanya pasien membina rumah tangga
Frekuensi menikah
Untuk mengetahui kesehatan reproduksi pasien apabila pasien lebih dari 1x menikah
dan waspada akan PMS.
2. Dukungan
Untuk mengetahui apakah keluarga sudah menyiapkan dana untuk proses
persalinan
Untuk mengetahui apakah keluarga memberikan dukungan penuh dan merasa
senang dengan kehamilan ibu
Untuk mengetahui siapa mengambil keputusan pertama dan kedua pada
keluarga
3. Riwayat KB
Riwayat ini ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu pernah menjadi akseptor KB
jenis tertentu .Sehingga kita tahu apakah kehamilan ini diinginkan atau tidak. apabila
ibu pernah menjadi akseptor KB tanyakan jenis KB apa yang digunakan,misalnya KB
suntik,implan,spiral,dll. Berapa lama ibu menjadi akseptor KB, keluhan apa yang
muncul pada saat menjkadi akseptor KB misalnya badan menjadi gemuk,haid menjadi
tidak teratur,dll. Kemudian tanyakan pada ibu rencana ibu apabila KB tersebut tidak
sesuai.
2. istirahat
Untuk mengetahui kebiasaan istirahat dan hambatan apa saJa yang mungkin muncul
pada pasien.
Sebelum hamil
Untuk mengetahui berapa lama pola tidur ibu sebelum hamil .
Selama hamil
Untuk mengetahui berapa lama pola tidur ibu selama masa kehamilan
3. Aktifitas
Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh ibu
Sebelum hamil
Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan oleh ibu sebelum hamil, kegiatan
tersebut dsendiri atau dibantyu orang lain.
Selama hamil
Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan oleh ibu selama hamil, kegiatan
tersebut dsendiri atau dibantyu orang lain.
4. Hubungan seksual
Untuk mengetahui frekuensi dan keluhan dalam hubungan seksual.
Sebelum hamil
Untuk mengetahui frekuensi hubungan seksual ibu sebelum hamil.
Selama hamil
Untuk mengetahui frekuensi hubungan seksual ibu selama hamil dan agar bidan dapat
memberikan pendidikan kesehatan jika ibu ada keluhan dalam berhubungan seksual
selama hamil.
5. Personal hygine
Untuk mengetahui kebersihan ibu dalam kehidupan sehari-harinya.
Sebelum hamil
Untuk megetahui kebersihan pasien sebelum hamil, misalnya sebelum hamil ibu
kearamas berapa kali seminggu, mandi berapa kali sehari, gosok gigi berapa kali
sehari, serta berapa kali ganti celana dalam sehari.
Selama hamil
Untuk mengetahui kebersihan pasien selama hamil. selama hamil ibu kearamas
berapa kali seminggu, mandi berapa kali sehari, gosok gigi berapa kali sehari, serta
berapa kali ganti celana dalam sehari.
Pola hidup sehari-hari (sebelum dan sesudah hamil)
pola nutrisi dan cairan
sebelum hamil:
makan dengan menu gizi seimbang sehari tiga kali.
Minum air putih sehari 8 gelas
Minum kuah sayur, air kacang hijau.
Selama hamil:
Saat hamil muda nafsu makan tidak ada
Ngidam makan makanan yang masam-masam
Sekarang nafsu makan bisa dengan menu gizi seimbang 3-4 kali/hari
Minum air putih sehari 8 gelas
Minum kuah sayur, air kacang hijau,susu
j. Rencana persalinan
Untuk megetahui rencana ibu dan keluarga dimana tempat persalinannya dan siapa
yang membantu dalam proses persalinannya nanti.
2 Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen
Varney pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui hasil
observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium /
pemeriksaan diagnostic lain. Catatan medic dan informasi dari keluarga atau orang
lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini. Data ini akan memberikan bukti gejala
klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.
a. Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui keadaan pasien secara umum seperti :
1) KU, yaitu berupa keadaan pasien secara keseluruhan
2) Kesadaran, yaitu untuk menciptakan gambaran tentang kesadaran pasien (
melakukan pengkajian derajat kesadaran dari composmentis sampai koma.
3) TTV, yaitu untuk mengetahui keadaan tanda – tanda vital dari pasien apakah
normal atau tidak.tanda – tanda vital tersebut berupa :
Tekanan darah: dengan mengukur tekanan darah diharapkan supaya dapat
mengetahui apakah pasien tersebut mengalami hipertensiyang ditandai dengan
tekanan darah > 140/90 mmHg dan hipotensi < 90/60 mmHg dan tekanan darah
normal 120/80 mmHg.
Nadi: untuk mengetahui frekuensi nadi pasien yang normalnya 80 – 100 x/mnt.
Respiration rate: untuk mengetahui frekuensi nafas pasien yang normalnya 16 –
24x/ mnt
Suhu: untuk mengetahui suhu tubuh pasien apakah terjadi infeksi atau tidak.
Suhu normal 36,5 – 37,5 oC
4) Berat Badan, yaitu berupa penimbangan berat badan ibu apakah berat badan ibu
masih dalam kenaikan normal atau mengalami penurunan selama hamil.
5) Tinggi badan, yaitu dalam pengukuran tinggi badan dilakukan karena untuk
mengetahui apakah ibu tergolong dalam ibu hamil dengan resiko atau tidak. Dimana
tinggi badan minimal normalnya 145 cm.
6) Lila, yaitu pengukuran lengan atas yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana
status gizi ibu apakah sudah cukup atau kurang. Lila normal yaitu 23,5 cm, apabila
kurang dari 23,5 cm dapat dikatakan ibu tersebut mengalami KEK (Kekurangan
Energi Kronik)
b. Pemeriksaan Fisik
Dalam pengkajian ini dilakukan pemeriksaan secara inspeksi, perkusi alkustasi dan
palpasi yang dilakukan secara berurutan
1. Inspeksi
Muka
Untuk melihat keadaan muka ibu apakah terlihat pucat atau tidak,oedem atau
tidak,dan ada cloasma gravidarum atau tidak
Mata
Untuk mengetahui keadaan ibu apakah konjungtiva atau tidak dan skera kuning atau
tidak.pemeriksak’an ini jiga bisa untuk menentukan apakah ibu mengalami anemia
atau tidak
Leher
Untuk mengetahui keadaan leher ibu apakah ada pembesaran kelenjar teroid dan
kelenjar parotis atau tidak.
Payudara
Untuk mengetahui keadaan payudara ibu membesar atau tidak, areola menghitam atau
tidak, puting menonjol atau tidak, terdapat massa atau tidak.
Aksila
Untuk mengetahui ada tidak nya pembesaran kelenjar limfe
Abdomen
Ada tidaknya strae gravidarum
Ekstrimitas
Untuk mengetahui adakah oedem atau tidak yang bisa menandakan bahwa mengalami
pre eklamsi.
2. Palpasi
Leopold I : untuk mengetahuin TFU dan bagian apa yang teraba pada bagian
fundus.
Leupold II : untuk mengetahui batas kanan kiri perut ibu,dan bagian apa yang
teraba padasebelah kanna dan kiri ibu.
Leupold III :untuk mngetahui bagian terbawah perut ibu,dan apakah sudah
masuk kepintu atas panggul atau belum.
Leupold IV:untuk mengethui seberapa bagian kepala janin yang sudah masuk
kedalam panggul.
TFU MC.DONALD:untuk mengetahui tinggi fundus uteri yang di ukur dengan
matline.
TBJ:untuk mengetahui tafsiran berat janin apakah sudah sesuai dengan umur
kehamilan nya.
3. Auskustasi
DJJ
Untuk meengetahui ada nya denyut jangtung janin dan berapa jumlah nya.serta
frekuensi nya.selain itu DJJ juga bisa untuk mengetahui apakah janin mengalami
gawat janin atau tidak.
Punctum maksimum
Untuk mengetahui letak terkeras denyut jantung janin.
4. Perkusi
Reflek patela untuk mengetahui apakah ada reflek patela pada ibu.selain itu
pemeriksaan ini pun untuk mendeteksi dini adanya komplikasi kehamilan,tetapi
pemeriksaan ini dilakukan apabila ada indikasi tertentu.
Selain pemeriksaan diatas juga bias melakukan pemeriksaan penunjang yang lain
seperti dibawah ini :
1. Pemeriksaan panggul
Indikasi pemeriksaan ukuran panggul adalah pada ibu-ibu hamil yang diduga panggul
sempit, yaitu: pada primigravida kepala belum masuk panggul pada 4 minggu
terakhir, pada multipara dengan riwayat obstetri jelek, pada ibu hamil dengan
kelainan letak pada 4 minggu terakhir dan pada ibu hamil dengan kiposis, skoliosis,
kaki pincang atau cebol.
2. Pemeriksaan laboratorium
Beberapa pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada ibu hamil, adalah
pemeriksaan sampel urin pada ibu hamil antara lain untuk keperluan pemeriksaan tes
kehamilan (PPTest), warna urin, bau, kejernihan, protein urin dan glukose urin.
Pemeriksaan darah ibu hamil, antara lain bertujuan untuk memriksa hemoglobin,
golongan darah, hematokrit darah, faktor resus,rubella, VDRL/RPR dan HIV.
Pemeriksaan HIV harus dilakuan dengan persetujuan ibu hamil.
Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium : Hb 11 g%
2. Darah : golongan darah A
3. Urine : Albumin urine negatif ,reduksi negatif, Hbs Ag negatif
3. ASESSMENT
Untuk mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan kerangka
masalah pasien,selain itu juga untuk menentukan perencanaan yang akan dilakukan
kepada pasien.
4. PENATALAKSANAAN
Untuk merencanakan asuhan yang menyeluruh yang berdasarkan diagnosa atau
assesment masalah yang timbul pada saat pemeriksaan dan semua perencanaan yang
dibuat harus bedasarkan pertimbangan yang tepat meliputi perkembangan teori yang
terbaru serta di validasikan dengan asuhan mengenai apa yang di inginkan dan tidak
di inginkan pasien.
1. Kepala
Rambut
Muka
Mata
Telinga
Hidung
Mulut dan gigi
2. Leher
3. Dada dan payudara
Dada
a. Bentuk
b. Bunyi jantung
c. Bunyi paru-paru
Payudara
a. Bentuk
b. Keadaan
c. Puting susu
d. Benjolan
e. Pengeluaran
f. Rasa nyeri
4. Abdomen
a. Inspeksi
b. Palpasi
5. Punggung dan pinggang
6. Ekstremitas
7. Genitalia
8. Anus
B. Data Penunjang
Laboratorium
III. ASSESMENT
Diagnosa
a. Tanda-tanda vital
b. TFU 2 jari bawah pusat
c. Kontraksi uterus baik
d. Perdarahan normal
IV. PLANNING
1. Memberitahukan hasil emeriksaan kepada ibu
2. Memeriksa TFU dan memastikan kembali uterus berkontraksi dengan baik.
3. Memastikan kandung kemih dalam keadaan kosong dan mendeteksi adanya
perdarahan primer dan mengajarkan ibu teknik massase, yaitu meletakan tangan
diatas perut ibu kemudian memutarnya secara sirkuler.
4. Mengajarkan ibu melakukan ambulasi dini, yaitu dengan cara bangun dari
tempat tidur dan belajar ke kamar mandi sendiri atau dengan bantuan keluarga,
bila ingin BAK atau BAB.
5. Melakukan konseling tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, yaitu:
a. Uterus teraba lembek / tidak berkontraksi
b. Perdarahan pervaginaam > 500 cc
c. Sakit kepala berat
d. Rasa sakit/panas waktu BAK
e. Penglihaatan kabur
f. Pengeluaran cairan pervaginam berbau busuk
g. Demam tinggi dimana suhu tubuh ibu >380C
6. Melakukan konseling tentang perawatan luka jahitan pada perineum, yaitu
menganjurkan ibu untuk memebersihkannya menggunakan sabun dan air dingin
jangan air hangat, kemudian mengeringkannnya dengan handuk bersih. Selain itu,
menganjurkan ibu untuk mengganti pembalutnya minimal 3x/hari atau jika sudah
tidak merasa nyaman.
7. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan, karena
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, dapat memberikan perlindungan
terhadap infeksi, dan merupakan nutrisi yang baik pada bayi untuk tumbuh
kembangnya dan menganjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin.
8. Memberikan penkes tentang nutrisi dan hidrasi yaitu mendukung ibu untuk
terus makan teratur 3x/hari dan mengkonsumsi makanan bergizi seperti lauk pauk,
buah dan sayuran, serta memperbanyak minum yaitu 9-10 gelas / hari agar
pencernaan ibu dan produksi ASI lancar.
9. Mengenjurkan ibu untuk istiraahat daan tidur yang cukup, yaitu tidur siang 2
jam dan tidur malam 8 jam, serta menjelaskan kepada ibu tentang mungkin
terganggunya pola tidur karena adanya bayi, jadi ibu bisa ikut tidur apabila bayi
sedang tidur agar stamina dan kesehatan ibu terjaga.
10. Mengajakrkan ibu cara menyusui yang baik dan benar,yaitu perut ibu dan perut
bayi menempel berhadapan, posisi ibu duduk dengan punggung rendah pada kursi
ataau berbaring santai, masukan puting ke mulut bayi sehingga atas dan bawah
terbuka daan bayi menghisap, menyendawakan bayi setelah menyusu, untuk
mengeluarkan udara lambung.
11. Melakukan konseling perawatan bayi sehari-hari terutama cara mencegah bayi
hipotermi yaitu dengan tetap menjaga kehangatan bayi diantaranya dengan
menempatkan bayi di tempat yang hangat, segera mengganti kain bayi yang basah
dengan yang kering dan bersih, serta selalu memakaikan topi pada bayi. Selain itu,
mengajarkan ibu mengenai perawatan tali pusat yaitu jangan membungkus putung tali
pusat atau perut bayi atau mengoleskan caairan atu bahan apapun ke putung tali pusat,
melipat popok di bawah tali pusat, dan jika putung taali pusat kotor, bersihkan hati-
hati dengan air DTT dan sabun dan segera keringkan dengan menggunakan handuk
bersih.
12. Mengajarkan ibu cara merawat payudara (Breast Care), yaitu sebelum
menyusui, ibu terlebih dahulu memebersihkan payudaranya dengan menggunakan
baby oil, lalu melakukan pijatan lembut secara memutar ke arah puting susu,
kemudian memompresnya sengan air hangat selama 3 menit, air dingin 2 menit, daan
aair hangat lagi 3 menit, lalu bersihkan dan keringkan.
13. Mengajurkan ibu untuk ber KB pasca salin seperti pil, suntik, IUD, implan atau
jika ibu sudah tidak mengiginkan punya anak lagi, ibu bisa melakukan MOW.
14. Menganjurkan ibu meminum vitamin A. Minum vitamin A 1 tablet segera
setelah melahirkan dan kapsul kedua dimuinum setelah 24 jam vitamin A yang
pertama.
2. Alasan Datang
Merupakan alasan dari orang tua untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
anaknya.
3. Keluhan Utama
Untuk mengetahui apa yang sedang dikeluhkan terhadap anak dan untuk mengetahui
apakah anak mengalami permasalahan kesehatan yang mengganggu dalam tumbuh
kembang anak.
5. Riwayat kehamilan
Untuk mengetahui apakah pada saat hamil ibu mengalami komplikasi kehamilan atau
tidak, karena apabila ibu mengalami komplikasi pada saat hamil akan mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
6. Riwayat persalinan
Menguraikan tentang riwayat persalinan ibu, terdiri atas :
jenis persalinan apakah ibu mendapatkan penanganan persalinan khusus
seperti SC, Vacum dan Forcep.,
penolong, apakah ibu ditolong oleh bidan dukun, dan dokter.
tempat persalinan, apakah ibu bersalin di rumah, BPS atau di Rumah sakit
komplikasi, Apakah ibu mengalami komplikasi dalam proses persalinan
BB, untuk mengetahui BB bayi saat lahir
PB, untuk mengetahui PB bayi saat lahir,
LK Untuk mengetahui LK bayi saat lahir,
kelainan, untuk mengetahui apakah bayi mengalami kelainan saat lahit seperti
kelainan kongenetal.
sehingga dapat mengetahui riwayat kelahiran anak yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan saat ini.
7. Riwayat imunisasi
Untuk mengetahui imunisasi yang pernah didapati anak, sehingga dapat mengetahui
resiko penyakit yang mungkin terkena pada anak yang dapat mempengaruhi
kekebalan tubuh anak dan tumbuh kembang anak.
BAK
Frekuensi : Untuk mengetahui berapa banyak anak BAK dalam sehari, sehingga
dapat menggetahui apakah anak ada komplikasi atau tidak, apabila BAK kurang dari
4X dapat dikarenakan anak kekurangan cairan.
Jenis : Untuk mengetahui bagaimana jenis dan Warnanya untuk mengetahui
apakah anak ada komplikasi atau tidak, apabila warna keruh atau kecoklatan dapat
dikarenakan Anak mengalami hepatitis.
1. Pola Istirahat
Siang
untuk mengetahui berapa lama anak tidur siang hari normalnya 2 jam,
sehingga dapat mengetahui anak cukup dalam tidur atau tidak karena masa
pertumbuhan anak-anak terjadi pada saat tidur.
Malam
untuk mengetahui berapa lama anak tidur malam hari normalnya 8 jam.
sehingga dapat mengetahui anak cukup dalam tidur atau tidak karena masa
pertumbuhan anak-anak terjadi pada saat tidur.
2. Personal Hygiene
Mandi : Untuk mengetahui berapa kali anak mandi dalam sehari
karena untuk mengetahui kebersihan anak tersebut
Gosok gigi : Untuk mengetahui berapa kali anak Gosok gigi dalam sehari
karena untuk menilai kebersihan gigi
Keramas : Untuk mengetahui berapa kali anak Keramas dalam sehari
karena untuk menilai kebersihan rambut
Ganti baju : Untuk mengetahui berapa kali anak Ganti baju dalam sehari
karena untuk menilai tingkat kebersihan dan perawatan ibu terhadap anaknya
9. Riwayat Pertumbuhan
Menguraikan tentang riwayat pertumbuhan anak, dengan tujuan untuk mengetahui
pertumbuhan terdiri dari pertumbuhan Berat badan, tinggi badan.
C. Data Obyektif
Data ini diperoleh melalui pemeriksaan umum,yaitu tinggi badan,berat badan,nadi,
suhu,pernafasan,dan melalui pemeriksaan fisik.
1) Pemeriksaan Umum
Pengukuran tinggi badan
pengukuran tinggi badan dilakukan tiap kali kunjungan pemeriksaan anak,untuk
mengetahui pertambahan tinggi anak.
Berat badan
ditimbang tiap kali kunjungan pemeriksaan anak, untuk mengetahui perkembangan
pertambahan berat badan anak,menilai keadaan gizi baik yang akut maupun kronis,
tumbuh kembang dan kesehatan. (dr. Soetjiningsih, 1995:38)
Nadi
Untuk mengetahui kerja jantung anak, normalnya 120-160 x/menit. Jika kurang dari
120-160 x/menit atau lebih dari itu maka anak mengalami gangguan kardiovaskuler
Suhu
Suhu tubuh yang normal adalah 36,5- 37,5 C, jika suhu tubuh lebih dari 37,5 C perlu
diwaspadai adanya infeksi.
Pernapasan
Untuk mengetahui fungsi sistem pernapasan. Normalnya 30-60 x/menit, jika
pernapasan lebih dari 30 x/menit dengan disertai batuk perlu diwaspadai adanya
gangguan sistem pernapasan, atau tidak disertai batuk perlu diwaspadai adanya
pneumonia. (MTBS,2002:45)
2). PemeriksaanFisik
Pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kepada anak dimulai dari ujung
rambut sampai ujung kaki.
Kepala
pemeriksaan dilakukan untuk menilai warna rambut hitam maka asupan gizi anak
terpenuhi dan apabila warna rambut anak berwarna merah maka kebutuhan gizi anak
kurang terpenuhi dan bisa juga dinilai dengan apakah rambut rontok atau tidak dengan
melihat bentuk kepala anak,untuk mengetahui apakah di kepala anak ada benjolan
atau tidak.
Muka
Pemeriksaan dilakukan dengan melihat muka anak.
Apabila muka anak terlihat Pucat bisa dikarenakan anak mengalami anemia.
Mata
Memeriksa apakah konjungtiva pucat atau atau merah muda, ini untuk mengetahui
keadaan anak apakah anemia atau tidak. melihat bagian sclera untuk memeriksa
apakah bagian sclera kuning atau tidak, ini untuk mengetahui keadaan anak apakah
anak megalami ikterik atau tidak.
Hidung
Untuk memeriksa Kondisi hidung, Pemeriksaan meliputi kebersihan karena untuk
menilai fungsi pernafasan seperti apabila adanya retraksi dinding dada dapat terjadi
sesak nafas.
Telinga
Untuk pemeriksaan telinga Apakah bersih, tidak ada serumen,ini untuk menilai
kebersihan dan fungsi sistem pendengaran jika adanya serumen dapat juga
mempengaruhi kepekaan pendengaran.
Mulut
Untuk mengetahui kondisi mulut apakah bersih atau tidak. Pada anak biasanya akan
tumbuhan gigi pertama kali pada usia 7 bulan. Menilai ada atau tidak nya caries gigi
untuk mengetahui adanya defisiensi kalsium
Leher
Untuk menilai keadaan leher, apakah terlihat ada pembesaran kelenjar paratiroid atau
tidak, apabila terjadi pembengkakan dapat mengarah adanya defisiensi yodium.
Dada
Untuk peemeriksaan Dada yaitu memeriksa dengan melihat apakah dada simetris dan
dengan memeriksa pada pernapasan,apakah normal,dan ada atau tidaknya retraksi
dinding dada yang merupakan tanda pneumonia.
Perut
Untuk pemeriksaan perut yaitu dengan memeriksa apakah perut pengalami
pembesaran hepar, atau tidak yang ditandai dengan buncitnya perut karena defisiensi
gizi.
Genetalia
Untuk pemeriksaan Genetalia, Pada laki-laki apakah testis sudah turun atau belum,
Pada perempuan apakah labia mayor sudah terbentuk, dan menilai apakah
kebersihanya terjaga atau terdapat tidakkah kelainan kelamin ganda (hermaprodit).
Anus
Untuk pemeriksaan Anus, yaitu memeriksa bagian anus anak, untuk menilai apakah
terdapat hemoroid atau tidak.
Ekstremitas
Untuk pemeriksaan Ekstremitas anak, yaitu memeriksa bagaimana gerak anak, apakah
jari-jari lengkap atau tidak, apakah ada kelainan atau cacat, dan menilai apakah kuku
pucat atau tidak yang mempengaruhi anemia, dan apakah oedem atau tidak..
D. Assesment
Untuk Menentukan diagnosa yaitu dengan menggunakan analisa data yaitu
kemampuan menguraikan, mengaitkan dan menghubungkan data tersebut dengan
konsep,teori,dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dan menentukan
masalah kesehatan (Effendi N, 1995:24)
Yaitu : a. Siapa nama anak
b. Apa jenis kelaminnya
c. Berapa umur anak
d. Penilaian pertumbuhan atau status gizi
e. Penilaian perkembangan
E. Planning
Untuk melakukan tindakan yang direncanakn sesuai dengan assesment
1. Membangun hubungan baik dengan pasien
Rasional : dapat terjalin hubungan yang baik antara petugas dengan anak atau ibu.
2. Menganjurkan ibu untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya
dan apabila ditemui salah satu yang menyimpang dari perkembangan seperti berat
badan dibawah garis merah atau anak nafsu makan kurang,sering muntah,
panas/kejang untuk segera memeriksa ke tenaga kesehatan.
Rasional : untuk mengetahui keadaan anak serta pertumbuhan dan perkembangan
anak.
3. Menganjurkan ibu untuk memberikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga
3 kali sehari yang terdiri dari nasi,lauk pauk,sayur dan buah,dan juga berikan
makanan bergizi sebagai selingan 2x sehari,seperti :
- Bubur kacang hijau
- Biskuit
- Nagasari
rasional : untuk mengetahui asupan makanan yang dikonsumsi anak
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan anak dengan cara memandikan
2x sehari, keramas minimal 3x seminggu serta mengganti baju anak jika kotor.
Rasional : untuk menjaga kebersihan anak.
5. Menentukan jadwal kunjungan berikutnya yaitu penimbangan pada posyandu
tiap bulan walaupun imunisasi anak sudah lengkap.
6. Rasional : untuk memantau tumbuh kembang anak.
Sistem pendukung
Status Kesehatan
KELUHAN UTAMA
Indeks Katz
Nutrisi
Eliminasi
Aktifitas
Istirahat & tidur
Personal Hygeine
Sexual
Rekreasi
Psikologis :
a) Persepsi klien
b) Konsep diri
c) Emosi
d) Adaptasi
e) Mekanisme pertahanan diri
Tinjauan Sistem
Keadaan umum
Tingkat kesadaran
GCS
Tanda vital
1) Sistem kardiovaskuler
2) Sistem pernafasan
3) Sistem integumen : kulit keriput, warna sawo matang tidak ditemukan
kelainan.
4) Sistem muskuloskeletal
5) Sistem endokrin
6) Sistem gastrointestinal
7) Sistem persyarapan
8) Sistem pengecapan
9) Sistem penciuman
DATA OBYEKTIF
Data ini diperoleh melalui pemeriksaan umum,yaitu tinggi badan,berat badan,nadi,
suhu,pernafasan,dan melalui pemeriksaan fisik.
1) Pemeriksaan Umum
Pengukuran tinggi badan
Berat badan
Nadi
Suhu
Pernapasan
2). PemeriksaanFisik
Kepala
Muka
Mata
Hidung
Untuk memeriksa Kondisi hidung, Pemeriksaan meliputi kebersihan karena untuk
menilai fungsi pernafasan seperti apabila adanya retraksi dinding dada dapat terjadi
sesak nafas.
Telinga
Untuk pemeriksaan telinga Apakah bersih, tidak ada serumen,ini untuk menilai
kebersihan dan fungsi sistem pendengaran jika adanya serumen dapat juga
mempengaruhi kepekaan pendengaran.
Mulut
Leher
Untuk menilai keadaan leher, apakah terlihat ada pembesaran kelenjar paratiroid atau
tidak, apabila terjadi pembengkakan dapat mengarah adanya defisiensi yodium.
Dada
Untuk peemeriksaan Dada yaitu memeriksa dengan melihat apakah dada simetris dan
dengan memeriksa pada pernapasan,apakah normal,dan ada atau tidaknya retraksi
dinding dada yang merupakan tanda pneumonia.
Perut
Untuk pemeriksaan perut yaitu dengan memeriksa apakah perut pengalami
pembesaran hepar, atau tidak yang ditandai dengan buncitnya perut karena defisiensi
gizi.
Perubahan nutrisi
ASSESMENT
Untuk Menentukan diagnosa yaitu dengan menggunakan analisa data yaitu
kemampuan menguraikan, mengaitkan dan menghubungkan data tersebut dengan
konsep,teori,dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dan menentukan
masalah kesehatan
1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan
menurun, penurunan masukan oral
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, destruksi
sendi.
PLANNING
1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan
menurun yang ditandai dengan setiap makan tidak habis 1 porsi
Tujuan : Setelah tindakan keperawatan selama 1 minggu kebutuhan nutrisi klien
terpenuhi secara adekuat
Kriteria : - nafsu makan klien meningkat
- porsi yang disediakan habis
- klien makan 3 kali dengan kalori yang cukup
- Dalam waktu 1 minggu ada peningkatan BB
Intervensi :
a. Kaji pengetahuan klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
R/ sebagai indikator dalam memberikan HE tentang Nutrisi
b. Beri penjelasan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat bagi tubuh terutama
pada lansia
R/ Pengetahuan yang benar tentang nutrisi dapat memotivasi gairah makan klien.
c. Anjurkan klien makan sedikit sedikit tapi sering
R/ meningkatkan asupan makanan sekaligus mencegah rasa mual / muntah
d. Anjurkan klien membiasakan makan pagi
R/ pola yang baik meningkatkan asupan makanan disamping menghindari
kekosongan lambung
e. Ajarkan jenis-jenis makanan yang harus dikonsumsi oleh usila dan pentingnya
tinggi serat bagi tubuh
R/ dengan mengetahui makanan yang dikonsumsi serta pentingnya serat akan
memperbaiki pencernaan usus / proses asorbsi
f. Ciptakan lingkungan tempat makan yang bersih dan nyaman
R/ lingkungan yang bersih dan nyaman akan meningkatkan selera makan.
g. Dampingi klien saat makan
R/ Mendeteksi sekaligus mengevaluasi perkembangan selera makan klien
h. Pantau berat badan klien setiap 1 minggu sekali
R/ dengan pemantauan BB diketahui peningkatan atau penurunan BB
i. Kerjasama dengan petugas panti untuk menberikan menu klien lansia yang
adekuat
R/ Sebagai upaya perbaikan menu agar meningkatkan nafsu makan
j. Membiarkan klien mengambil posisi yang nyaman pada waktu istirahat
ataupun tidur
k. Menganjurkan klien mandi air hangat, sediakan waslap untuk kompres sendi
l. Memberikan masase lembut
2. TATALAKSANA
Dokter yang menangani pasien geriatri lazimnya tidak bekerja sendiri karena
kompleksitas masalah medik dan non medik yang ada. Beberapa dokter dan tenaga
kesehatan lain akan bekerja bersama dan sebaiknya di dalam sebuah tim terpadu yang
bekerja dengan prinsip interdisiplin dan bukan sekadar multidisiplin apalagi
paradisiplin. Kelebihan sistem interdisiplin ini antara lain adalah memungkinkannya
pemantauan terus menerus jumlah dan jenis obat yang diberikan sehingga berbagai
pihak akan secara otomatis mempunyai kecenderungan saling mengingatkan.
Pencapaian tujuan bersama sangat memungkinkan terjalinnya kerja sama yang baik
demi kepentingan pasien. Saling keterlibatan yang intens dari masing-masing
disiplin akan memperbesar peluang rejimen pengobatan yang lebih efisien
sehingga pada gilirannya akan mampu menekan polifarmasi. Setiap dokter yang
terlibat senantiasa dituntut untuk mengevaluasi pengobatannya secara rutin; obat yang
sudah tidak diprioritaskan akan diganti dengan obat lain yang lebih utama atau dapat
dihilangkan dari daftar obat manakala masalah lain menjadi lebih tinggi skala
prioritasnya. Dengan demikian maka efektivitas dan keamanan pengobatan bagi setiap
pasien akan lebih terjamin .
Beberapa langkah praktis berikut ini mungkin dapat lebih memudahkan bagi setiap
dokter dan tenaga kesehatan lain yang terlibat:
- Mencatat semua obat yang dipakai saat ini (resep dan non- resep, termasuk jamu)
- Mengenali nama generik dan golongan obat
- Mengenali indikasi klinik untuk setiap obat
- Mengetahui profil efek samping setiap obat
- Mengenali faktor risiko sesuatu efek yang tak terduga (misalnya interaksi)
- Menyederhanakan rejimen pengobatan
- Menghentikan pemberian obat tanpa manfaat penyembuhan
- Menghentikan pemberian obat tanpa indikasi klinik
- Mengganti dengan obat yang lebih aman, bila perlu
- Tidak menangani efek tak terduga suatu obat dengan obat lagi
- Menggunakan obat tunggal bila cara pemberiannya tidak sering
- Membiasakan untuk melakukan evaluasi daftar obat secara berkala
Setiap dokter (internis, psikiater atau anggota tim lain) harus mampu menekan
arogansi disiplin masing-masing dan bersedia menghentikan obat yang
diresepkannya apabila obatnya sudah bukan lagi merupakan prioritas untuk diberikan
Pedoman Telaah Ulang Rejimen Obat
Tujuan:
Kriteria pasien yang mendapat prioritas untuk dilakukan telaah ulang rejimen obat:
a. Mendapat 5 macam obat atau lebih, atau 12 dosis atau lebih dalam sehari
b. Mendapat obat dengan rejimen yang kompleks, dan atau obat yang berisiko tinggi
untuk mengalami efek samping yang serius
c. Menderita tiga penyakit atau lebih
d. Mengalami gangguan kognitif, atau tinggal sendiri
e. Tidak patuh dalam mengikuti rejimen pengobatan
f. Akan pulang dari perawatan di rumah sakit
g. Berobat pada banyak dokter
Mengalami efek samping yang serius, alergi
Tujuan:
Pasien mendapatkan obat yang tepat dengan mutu baik, dosis yang tepat, pada waktu yang
tepat dan untuk durasi yang tepat.
Pasien pediatri sesuai dengan kondisi penyakitnya dapat diberikan pelayanan sebagai
berikut :
a. Pelayanan Rawat Jalan untuk pencegahan penyakit, pencegahan keracunan
dan imunisasi serta penanganan penyakit ringan atau penyakit yang berat yang
sudah dalam fase pemeliharaan atau penyakit kronis.
b. Pelayanan Rawat Darurat untuk penanganan pasien dengan kondisi emergensi
yang memerlukan penanganan cepat dan mengancam jiwa.
c. Pelayanan Rawat Inap untuk penanganan pasien dengan kondisi penyakit atau
gangguan yang memerlukan perawatan, pengobatan dan pemantauan yang
khusus. Pada kondisi pasien yang memerlukan perlakuan dengan pemantauan
terus menerus dan menggunakan peralatan khusus diberikan pelayanan rawat
intensif. Untuk pelayanan rawat intensif pada neonatus dilaksanakan di
Neonatic Intensive Care Unit (NICU) sedangkan untuk pediatri, dilaksanakan
di Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Apabila pasien sudah mulai stabil,
dapat dipindahkan ke pelayanan rawat inap biasa dan bila memungkinkan
melalui pelayanan rawat inap antara (intermediate/ high care) untuk
penyesuaian.
Rute rektal merupakan alternatif terhadap rute oral yang berguna bagi pasien yang
tidak dapat meminum obat karena mual atau karena pingsan. Pemberian melalui
rektal juga bermanfaat untuk pasien yang memerlukan absorpsi secara cepat,
misalnya pada penggunaan diazepam untuk mengontrol kekejangan (seizure).
Rute inhalasi, Bayi yang berusia kurang dari 2 tahun paling sesuai untuk
menggunakan nebulizer. Alat ini memungkinkan pemberian dosis yang besar
dalam waktu singkat, walaupun beberapa obat perlu diencerkan sebelum
diberikan. Penggunaan alat “spacer” memungkinkan anak yang berusia lebih dari
2 tahun untuk menggunakan terapi inhaler tanpa kesulitan pengkoordinasikan.
Rute intravena pada kondisi yang serius. Kecepatan penyuntikan obat dan tempat
penyuntikan bervariasi luas pada pasien pediatri. Konsentrasi serum efektif
diharapkan cepat tercapai setelah pemberian obat infus. Pemantauan obat
sebaiknya dilaksanakan secara rutin untuk mengantisipasi konsentrasi serum yang
kurang akurat atau bahkan berpotensi untuk menimbulkan bahaya.
b. Permintaan Dosis
Permintaan dosis umumnya berdasarkan pada berat badan neonatus, bayi dan
anak-anak; misalnya miligram per kg berat badan untuk diberikan pada satu atau
lebih dosis pemberian dalam sehari. Obat seperti antineoplastik dapat diberikan
berdasarkan luas permukaan tubuh; misalnya miligram per meter persegi untuk
diberikan pada satu atau lebih dosis pemberian dalam sehari. Pada kasus yang lain;
jumlah total berat badan atau luas permukaan tubuh setiap individu atau dosis
harian pada pasien pediatri khususnya pada pasien remaja, harus tidak melebihi
dosis yang diindikasikan untuk pasien dewasa.
c. Interaksi Obat
Penelitian tentang interaksi obat pada pasien pediatri masih sangat sedikit.
Perhatian khusus harus diberikan untuk pasien yang beranjak dewasa yang
mungkin mengkonsumsi obat yang diresepkan dokter atau obat non resep lain.
Apabila ketiga alternatif tindakan tersebut tidak bisa dilakukan maka sisa obat
tidak bisa digunakan kembali.
Obat yang disediakan melalui pencampuran intra vena seharusnya memperhatikan
i.v push, minibag, dosis intramuskular dan subkutan, injeksi volume besar, obat
neoplastik, cairan nutrisi parenteral, produk oftalmik, larutan dialisis peritonial dan
cairan irigasi. Pengetahuan tentang kebutuhan cairan untuk pediatri, batas-
batasnya, teknik pemakaian obat dan peralatannya dan volume injeksi
intramuskular yang dibutuhkan adalah sangat penting. Perlu diperhatikan saat
membuat cairan untuk memaksimalkan konsentrasi produk obat (termasuk
keamanannya) untuk pasien yang sensitif terhadap cairan, termasuk untuk
meminimalkan larutan hipoosmolar yang mungkin dapat menyebabkan kerusakan
pada pembuluh darah atau pada neonatus mungkin menyebabkan pendarahan.
Pengetahuan tentang produk yang mengandung benzil alkohol dan risiko
penggunaannya pada neonatus adalah penting dalam pelayanan pencampuran
sediaan intra vena pada pediatri.
Obat-obat kanker memerlukan penanganan yang lebih ketat karena selain harus
memperhatikan faktor stabilitas sediaan juga adanya faktor potensial
menimbulkan toksisitas bagi pelaksana . Untuk penanganan obat kanker
(handling cytotoxic) diperlukan fasilitas dan peralatan khusus.
Pasien pediatri yang memerlukan nutrisi parenteral dan tidak tersedia dalam
bentuk sediaan jadi maka apoteker harus melakukan dispensing nutrisi parenteral
berdasarkan permintaan dokter. Sebelum melakukan penyiapan, apoteker harus
menentukan status nutrisi pasien dan kebutuhan cairan perhari. Apoteker harus
memahami dan mampu menghitung kebutuhan nutrisi sesuai dengan usia, jenis
kelamin, jenis penyakit, gangguan cairan dan keseimbangan elektrolit. Apoteker
dapat mengintepretasikan permintaan dokter kedalam pemilihan komposisi bahan-
bahan nutrisi parenteral yang akan disiapkan.
Kebutuhan nutrisi akan meningkat selama adanya gangguan metabolisme dan
katabolisme. Energi yang utama diambil dari karbohidrat dalam hal ini
glukosa. Dosis glukosa ditingkatkan secara bertahap untuk memungkinkan
insulin endogen disekresi dan mengurangi risiko hyperglikemia dan
glikosuria. Kebutuhan energi sangat tergantung dari faktor aktifitas.
Kebutuhan asam amino pasien pediatri berbeda dengan dewasa. Histidine,
cystine, cystein dan alanine adalah asam amino essensial yang harus ada
dalam nutrisi parenteral untuk bayi.
Penambahan lemak pada nutrisi parenteral harus hati-hati. Lemak dibutuhkan
untuk transportasi vitamin yang larut dalam lemak dan hormon.
Pada bayi baru lahir nutrisi parenteral paling lambat dimulai pada hari ketiga
dan dapat diberikan secara intravena perifer maupun sentral.
Komponen nutrisi parenteral yang lain adalah vitamin dan mineral.
Kompatibiltas obat intravena dengan nutrisi parenteral dan efek samping
pemberiannya perlu dimonitoring secara ketat .
Selain dispensing sediaan khusus sering kali dibutuhkan pembuatan sediaan yang
tidak tersedia di pasaran dalam bentuk sediaan obat jadi, misalnya ekstrak alergen,
triple dye, zink sulfat syrup, cairan untuk malnutrisi (resomal).