Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ( TAK )

DI RUANG FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

MAHASISWA SEMESTER V
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SOETOMO

Nama :
1. Musdalifah Rahmah P27820116042
2. Firli Ramadhana P27820116048
3. Nizar Zulmi B. P27820116066
4. Yusnia Firda Nur Aini P27820116072

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SOETOMO
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain
(Gail W. Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu yang menarik diri,
yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain (Rowlins, 1993). Dimana
individu yang mempunyai mekanisme koping adaptif, maka peningkatan sosialisasi lebih
mudah dilakukan. Sedangkan individu yang mempunyai mekanisme koping maladaptif
(skizofrenia), bila tidak segera mendapatkan terapi atau penanganan yang baik akan
menimbulkan masalah-masalah yang lebih banyak dan lebih buruk. (Keliat dan Akemat,
2005) menjelaskan bahwa untuk peningkatan sosialisasi pada pada pasien skizofrenia bisa
dilakukan dengan pemberian terapi aktifitas kelompok sosialisasi. Namun kenyataannya pada
saat ini di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya pengaruh TAK sosialisasi masih diragukan, hal
ini disebabkan karena jumlah pasien dengan riwayat menarik diri masih relatif banyak
meskipun TAK sosialisasi sudah dilakukan.
Hampir diseluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11%) orang yang mengalami skizofrenia
(ringan sampai berat) (WHO, 2006). Hasil survey kesehatan Mental Rumah Tangga di
Indonesia menyatakan bahwa 185 orang per 1000 penduduk di Indonesia mengalami
skizofrenia (ringan sampai berat). Berdasarkan survey di rumah sakit jiwa, masalah
keperawatan yang paling banyak ditemukan adalah menarik diri(17,91 %), halusinasi (26,37
%), perilaku kekerasan (17,41 %), dan harga diri rendah(16,92%) (Pikiran Rakyat Bandung,
2007).
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik diri pada pasien skizofrenia adalah;
1)Kerusakan komunikasi verbal dan non verbal, 2) Gangguan hubungan interpersonal, 3)
Gangguan interaksi sosial, 4) resiko perubahan persepsi sensori(halusinasi). Bila pasien
menarik diri tidak cepat teratasi maka akan dapat membahayakan keselamatan diri sendiri
maupun orang lain (Budi Anna Keliat, 2006).
Penatalaksanaan pasien dengan riwayat menarik diri dapat dilakukan salah satunya dengan
pemberian intervensi Terapi Aktifitas Kelompok Sosialisasi, yang merupakan salah satu
terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas secara kolektif dalam rangka
pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien. Dalam
kegiatan aktifitas kelompok, tujuan ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan dan masalah yang
dihadapi oleh sebagian besar peserta.Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah
upaya memfasilitasi kemampuan pasien dalam meningkatkan sosialisasi. Dari latar belakang
tersebut diatas penulis tertarik membuat melaksanakan Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
sosialisasi pada pasien skizofrenia dengan riwayat menarik diri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud terapi aktivitas kelompok sosialisasi ?
2. Bagaimana proses keperawatan terapi aktivitas kelompok sosialisasi ?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui terapi aktivitas kelompok sosialisasi
2. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui proses keperawatan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi
D. Manfaat
1. Mahasiswa :
Untuk mengetahui terapi aktivitas kelompok sosialisasi dalam mengembangkan ilmu
yang sudah diperoleh diperkuliahan
2. Pembaca :
Agar pembaca mengetahui terapi aktivitas kelompok sosialisasi dengan benar
3. Institusi :
Untuk menambah refrensi tentang terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
4. Rumah Sakit Jiwa
Membantu proses terapi pada klien dengan gangguan jiwa isolasi sosial
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi


2.1.1 Pengertian TAKS
Kelompok merupakan sekumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain, saling bergantung dan memiliki norma yang sama (Stuart, 2006)
Terapi aktivitas kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien
bersama – sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh
seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih. Terapi kelompok adalah terapi
psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan stimulasi bagi pasien dengan
gangguan interpersonal (Yosep, 2009)
Sosialisasi adalah proses interaksi social melalui mana kita mengenal cara – cara berpikir,
berperasaan dan berperilaku, sehingga dapat berperan serta secara efektif dalam masyarakat.
(Ihromi, 2004)
Terapi Aktifitas Kelompok Sosialisasi, yang merupakan salah satu terapi modalitas
keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas secara kolektif dalam rangka pencapaian
penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien, sebagai upaya
memfasilitasi kemampuan pasien dalam meningkatkan sosialisasi.
2.1.2 Tujuan TAKS
1. Tujuan Umum
Meningkatnya kemampuan pasien dalam membina hubungan sosial dalam kelompok
secara bertahap.
2. Tujuan Khusus
a. Pasien mampu memperkenalkan diri
b. Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d. Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
e. Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang
lain
2.1.3 Pengorganisasian TAKS
1.Terapis peran dan fungsi :
a. Pemimpin (leader)
Tugas :
1) Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal)
2) Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
3) Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan, mengajukan
pendapat, dan memberikan umpan balik.
4) Sebagai “role model”
5) Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat dan
memberikan umpan balik.
b. Pembantu pemimpin (co-leader)
Tugas :
1) Mendampingi leader.
2) Menyampaikan informasi dan fasilitator ke leader tentang aktifitas pasien.
3) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang
telah dibuat.
4) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam proses
terapi.
c. Observer
Tugas :
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan dan semua respons pasien.
2) Mengamati serta mencatat prilaku Verbal dan Non-verbal pasien selama
kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia).
3) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persisapan, proses,
hingga penutupan.
4) Memberikan umpan balik pada kelompok.
d. Fasilitator
Tugas :
1) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi.
2) Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
3) Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
4) Memfokuskan kegiatan.
5) Membantu mengoordinasi anggota kelompok.
2. Seleksi pasien
a. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok
b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
c. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
3. Kriteria pasien
a. Pasien dengan isolasi sosial menarik diri dengan kondisi mulai menunjukkan
kemampuan untuk melakukan interaksi interpersonal
b. Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan
stimulus yang diberikan
4. Nama pasien yang ikut
No. Nama Masalah Keperawatan

1.

2.

3.

4.

5.

2.1.4 Antisipasi Masalah


a. Penanganan pasien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
1) Memanggil pasien.
2) Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab sapaan perawat
atau pasien yang lain.
b. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit
1) Panggil nama pasien.
2) Tanya alasan pasien meninggalkan permainan.
3) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada
pasien bahwa pasien dapat melaksanakan keperluannya setelahitu pasien boleh
kembali lagi.
c. Bila ada pasien lain ingin ikut
1) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada pasien yang telah
dipilih.
2) Katakan pada pasien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat
diikuti oleh pasien tersebut.
3) Jika pasien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
peran pada permainan tersebut.

2.1.5 Proses Keperawatan TAKS


TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI SESI I – VII
SESI 1 : TAKS
A. Pengertian
Terapi yang berupaya memfasilitasi kemampuan sejumlah klien dengan masalah
hubungan sosial (Purwaningsih& Karlina, 2010: 77-79)
B. Tujuan
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama lengkap, nama
panggilan, asal, dan hobi
C. Setting
1. Klien dan terapis berkumpul bersama.
2. Ruangan nyaman dan tenang
D. Alat
1. Buku catatan dan pulpen
2. Jadwal kegiatan harian klien
E. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran / simulasi
F. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu : isolasi social
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik : salam dari terapis
b. Evaluasi / validasi : menyanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak :
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri.
 Menjelaskan aturan main berikut.
 Klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu aturan permainan “ular naga” pasien berbaris, saling
memegang bahu temannya, kemudian menyanyikan lagu ular naga sambil
berjalan melewati terapis yang berperan sebagai “jembatannya”
b. Pada saat lagu ular naga selesai, klien yang sedang melewati “jembatan” akan
ditangkap dan mendapatkan giliran untuk menyebutkan : salam, nama lengkap,
nama panggilan, hobi, dan asal, dimulai oleh terapis sebagai contoh.
c. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
 Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
 Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri kepada
orang lain di kehidupan sehari – hari.
 Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian
klien.
c. Kontrak yang akan dating
 Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok
 Menyepakati waktu dan tempat
G. Evaluasi dan Dokumen
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAKS berlangsung, khususnya pada tahap
kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAKS. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS Sesi 1, dievaluasi
kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal dengan menggunakan
formulir evaluasi berikut.
Sesi 1 : TAKS
Kemampuan Memperkenalkan Diri
a. Kemampuan Verbal
No. Aspek yang Nama Pasien
Dinilai

1. Menyebutkan
nama
lengkap

2. Menyebutkan
Nama
panggilan

3. Menyebutkan
nama asal

4. Menyebutkan
hobi

Jumlah

b. Kemampuan non verbal


No. Aspek yang Nama Pasien
Dinilai

1. Kontak mata

2. Duduk tegak

3. Menggunakan
bahasa tubuh
yang sesuai

4. Mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir

Jumlah

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai denga memberi tanda (√) jika ditemukan pada
klien atau tanda (-) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan jika nilai
0,1, atau 2 klien belum mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika mengikuti TAKS pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti Sesi 1 TAKS, klien
mampu memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal, dianjurkan klien
memperkenalkan diri pada klien lain di ruang rawat (buat jadwal).
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan
klien dalam melakukan interaksi social maupun berperan dalam lingkungan social yang
bertujuan untuk mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok.
Berkomunikasi, saling memperhatikan, memberi tanggapan terhadap orang lain,
mengekspresikan ide serta menerima stimulasi eksternal.
B. Saran
Kita harus mengerti, tahu dan memahami apa itu terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
Agar tindakan serta penanganan terhadap masalah ini dapat tercapai sesuai dengan
keinginan.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2014. Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.

Yusuf, AH. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

Ihromi.(2004). Bunga Rumpai Sosiologi.Jakarta :Yogyakarta Obor Indonesia

Stuart, D. (2006).Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa. Bandung : PT. Refika Aditama


PENGORGANISASIAN

1. Pemimpin (leader)
Evy Eka Indriyanti
2. Pembantu pemimpin (co-leader)
Mutiara Dumalangga S.
3. Observer
Anissya Risnariane
4. Fasilitator
Elis Masrucha
5. Operator
Berro Niatun N.
6. Waktu
10.00 – 11.00 WIB
7. Tempat
Ruang Makan Puri Anggrek RSJ Menur Surabaya

Setting tempat :

L CL
o P

P P

P F

F P

P P
P F

OP

Keterangan :
L : Leader
CL : Co-Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
OP : Operator

Alat – alat
a. Laptop
b. Musik/lagu
c. Bola Tennis
d. Buku catatan dan bolpoin
e. Kartu kwartet
f. Jadwal kegiatan pasien

Proses TAK :
A. Pengertian
Terapi yang berupaya memfasilitasi kemampuan sejumlah klien dengan masalah
hubungan sosial (Purwaningsih& Karlina, 2010: 77-79)
B. Tujuan
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama lengkap, nama
panggilan, asal, dan hobi
C. Setting
3. Klien dan terapis berkumpul bersama.
4. Ruangan nyaman dan tenang
D. Alat
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan harian klien
E. Metode
4. Dinamika kelompok
5. Diskusi dan Tanya jawab
6. Bermain peran / simulasi
F. Langkah Kegiatan
5. Persiapan
d. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu : isolasi social
e. Membuat kontrak dengan klien
f. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
6. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
d. Memberi salam terapeutik : salam dari terapis
e. Evaluasi / validasi : menyanyakan perasaan klien saat ini.
f. Kontrak :
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri.
 Menjelaskan aturan main berikut.
 Klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
7. Tahap kerja
d. Jelaskan kegiatan, yaitu aturan permainan “ular naga” pasien berbaris, saling
memegang bahu temannya, kemudian menyanyikan lagu ular naga sambil
berjalan melewati terapis yang berperan sebagai “jembatannya”
e. Pada saat lagu ular naga selesai, klien yang sedang melewati “jembatan” akan
ditangkap dan mendapatkan giliran untuk menyebutkan : salam, nama lengkap,
nama panggilan, hobi, dan asal, dimulai oleh terapis sebagai contoh.
f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan.
8. Tahap terminasi
d. Evaluasi
 Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
 Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
e. Rencana tindak lanjut
 Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri kepada
orang lain di kehidupan sehari – hari.
 Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian
klien.
f. Kontrak yang akan dating
 Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok
 Menyepakati waktu dan tempat
G. Evaluasi dan Dokumen
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAKS berlangsung, khususnya pada tahap
kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAKS. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS Sesi 1, dievaluasi
kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal dengan menggunakan
formulir evaluasi berikut.
Sesi 1 : TAKS
Kemampuan Memperkenalkan Diri
c. Kemampuan Verbal
No. Aspek yang Nama Pasien
Dinilai

1. Menyebutkan
nama
lengkap
2. Menyebutkan
Nama
panggilan

3. Menyebutkan
nama asal

4. Menyebutkan
hobi

Jumlah

d. Kemampuan non verbal


No. Aspek yang Nama Pasien
Dinilai

1. Kontak mata

2. Duduk tegak

3. Menggunakan
bahasa tubuh
yang sesuai

4. Mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk :
4. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS
5. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai denga memberi tanda (√) jika ditemukan pada
klien atau tanda (-) jika tidak ditemukan.
6. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan jika nilai
0,1, atau 2 klien belum mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika mengikuti TAKS pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti Sesi 1 TAKS, klien
mampu memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal, dianjurkan klien
memperkenalkan diri pada klien lain di ruang rawat (buat jadwal).

Anda mungkin juga menyukai