Antioxidant and Atibacterial Activities of Nipah (Nypa fruticans) against Vibrio sp.
Isolated From Mud Crab (Scylla sp.)
1
Imra*, Kustiariyah Tarman1,2, Desniar1
1
Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Jalan Agatis, Bogor 16680 Jawa Barat
Telepon (0251) 8622909-8622906, Faks. (0251) 8622915
2
Divisi Bioteknologi Kelautan, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor,
Kampus IPB Baranangsiang, Bogor 16680, Telepon (0251) 8374726, Faks. (0251) 8374839
*Korespodensi: imranmomo@gmail.com
Diterima: 02 Oktober 2016/ Review: 28 November 2016/ Disetujui: 15 Desember 2016
Cara sitasi: Imra, Kustiariyah, Desniar. 2016. Aktivitas antioksidan dan antibakteri nipah (Nypa fruticans)
terhadap Vibrio sp. isolat kepiting bakau (Scylla sp.). Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 19(3):
241-250.
Abstrak
Nipah (Nypa fruticans) potensial sebagai sumber senyawa aktif antioksidan dan antibakteri. Tanaman
ini banyak tersebar di pesisir pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Penelitian ini
bertujuan menentukan aktivitas antioksidan dan antibakteri dari nipah buah dan daun yang diekstraksi
dengan metanol serta toksisitas dan komponen aktif yang terkandung di dalamnya. Metode difusi dan
DPPH digunakan masing-masing pada pengujian antibakteri dan antikosidan ekstrak nipah. Aktivitas
antioksidan ekstrak daun nipah lebih efektif (22,50 µg/mL) dibandingkan dengan ekstrak buah (415,00 µg/
mL) dan diklasifikasikan sebagai antioksidan yang sangat kuat (IC50 <50 µg/mL). Ekstrak daun memiliki
aktivitas antibakteri lebih tinggi dengan zona penghambatan bakteri Vibrio sp. (8,75 mm) dibandingkan
dengan buah (5,25 mm) pada ekstrak 2 mg. Ekstrak kasar terpilih daun nipah memiliki toksisitas yaitu
663,598 µg/mL dan termasuk kategori toksik. Ekstrak kasar terpilih daun nipah mengandung senyawa
flavonoid, steroid, tanin, saponin, dan fenol hidroquinon.
Abstract
Nipah (Nypa fruticans) is the potential plant for source of active compound such as antioksidant and
antibacterial substances. The plants are dispersed in Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku and Papua
Island. The aim of this research were determine the antioxidant and antibacterial activity from of nipah (fruit
and leaf) that it extraction with methanol, and than determine toxicity and active compound contained in
this extract. Diffusion agar and DPPH method were use for antibacterial and antioxsidant assay, respectively.
Antioxsidant activity from nipah’s leaf extract was more effective (22,5 µg/mL) than nipah’s fruit extract (415
µg/mL). This activity to be classified to the strong antioxidant activity (IC50<50 µg/mL). The antibacterial
activity from leaf extract was strong to inhibited Vibrio sp. with inhibition zone 8,75 mm. The crude extract
of nipah’s leaf was toxic with toxicity value is 663,598 µg/mL. Flavonoids, steroids, tanin, saponin and phenol
hidroquinon were the active compounds contained in the extract of nipah’s leaf.
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Scylla sp. memiliki nilai ekonomis tinggi dan
Papua. Nipah telah banyak dimanfaatkan oleh banyak diminati di pasaran baik di dalam
masyarakat diantaranya untuk membuat atap maupun luar negeri. Selama ini kebutuhan
rumah, berbagai kerajinan, kayu bakar dan konsumen akan kepiting bakau sebagian
sapu lidi, serta beberapa produk misalnya gula besar masih dari hasil penangkapan di alam
nira, tepung dan makanan olahan. Bagian yakni di kawasan mangrove dengan substrat
tanaman nipah juga telah dimanfaatkan berlumpur, yang memungkinkan terjadinya
sebagai bahan obat tradisional diantaranya kontaminasi mikroorganisme dari lingkungan
obat sakit perut, diabetes dan obat penurun habitatnya. Aftabuddin et al. (2014)
panas dalam oleh masyarakat pesisir perairan mengemukakan spesies mikroorganisme
Banyuasin Sumatera Selatan. Masyarakat yang disolasi dari kepiting Scylla sp. yakni
pesisir Aceh mempercayai air rebusan daun dari jenis Vibrio diantaranya V. cholerae,
nipah berkhasiat sebagai obat sariawan V. harveyi, V. fluvialis, V. parahaemolyticus
dan sakit gigi. Air rebusan arang akar dan dan V. mimicus. V. harveyi adalah spesies
daun nipah di Kalimantan digunakan yang dominan terisolasi. Ashofa et al. (2014)
sebagai obat sakit gigi dan sakit kepala menyatakan Vibrio merupakan patogen yang
(Mangrove Information Center 2009). mengakibatkan kematian kepiting bakau di
Penelitian sebelumnya diketahui lingkungan perairan.
tanaman nipah memiliki kandungan senyawa Nypa fruticans mampu menghasilkan
bahan aktif antioksidan dan antibakteri. senyawa antimikroba dan antioksidan yang
Putri et al. (2013) menunjukkan bahwa turut berperan mengendalikan populasi
ekstrak kasar daun nipah dengan pelarut mikroorganisme dan kerusakan bahan
polar metanol 1:5 (b/v) memiliki nilai IC50 sehingga diharapkan penggunaan N. fruticans
17,72 ppm. Effendi dan Suhardi (1998) dapat menjadi alternatif untuk mengatasi
menyebutkan bahwa Nypa fruticans memiliki kontaminan kepiting bakau oleh Vibrio sp.
aktivitas antibakteri terhadap Vibrio harveyi dan dapat mempertahankan kelangsungan
pada udang windu (Penaeus monodon). hidup kepiting bakau tersebut. Kajian tentang
Lestari et al. (2016) mendapatkan adanya senyawa antibakteri untuk menanggulangi
zona penghambatan fraksi etil asetat ekstrak infeksi bakteri yang menginfeksi Scylla sp.
daun nipah terhadap bakteri Eschericia coli sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan
(9,39 mm) dan Bacillus cereus (9,01 mm) untuk menentukan aktivitas antioksidan
pada kosentrasi 1000 ppm. Senyawa-senyawa dan antibakteri N. fruticans terhadap bakteri
aktif yang umumnya berperan dalam aktivitas Vibrio sp. isolat kepiting bakau (Scylla sp.)
antioksidan yaitu tanin, flavonoid, fenolik, serta menentukan toksisitas ekstrak dan
saponin, dan terpenoid. Margaretta et al. komponen dari fraksi senyawa aktif.
(2011) menyatakan senyawa fenolik memiliki
gugus hidroksil pada struktur molekulnya BAHAN DAN METODE
yang mempunyai aktivitas penangkap radikal Bahan dan Alat
bebas dan apabila gugus hidroksilnya lebih Bahan utama yang digunakan adalah
dari satu maka aktivitas antioksidannya buah dan daun N. fruticans serta bakteri
semakin kuat. Ajizat (2004) mengatakan Vibrio sp. isolat kepiting bakau (Scylla sp.).
senyawa flavonoid, saponin, terpenoid, fenolik Bahan-bahan lain yang digunakan meliputi
dan tanin juga merupakan senyawa aktif yang bahan kimia untuk ekstraksi dan fraksinasi
berfungsi sebagai senyawa antimikroba. Nypa senyawa aktif, analisis kimia (kadar air
fruticans diduga mengandung komponen dan kadar abu), pengujian antioksidan,
yang memiliki aktivitas antioksidan dan fitokimia dan toksisitas. Peralatan utama
antibakteri. yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kepiting bakau (Scylla sp.) merupakan shaker, vaccum rotary evaporator IKA RV 05
salah satu komoditas perikanan yang hidup basic, Spektrofotometer UV-Vis mini 1240,
di perairan pantai khususnya di hutan bakau. kromatografi lapis tipis (KLT), dan kolom
kromatografi (Merck).
komponen senyawa aktif dari suatu bahan dengan demikian pelarut metanol mampu
campuran dan dapat dilakukan menggunakan untuk menghancurkan dinding sel dan
pelarut. Putri et al. (2013) melaporkan bahwa menyebabkan komponen-komponen dalam
dimana ekstrak daun nipah dengan pelarut sel hancur dan larut dalam pelarut metanol.
metanol memiliki rendemen ekstrak terbesar
yakni 6,6% terbaik dibandingkan pelarut Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar
lain. Hasil ekstraksi daun dan buah nipah Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan
didapatkan rendemen ekstrak pada buah dengan metode 1,1-difenil-2 pikrilhidrazil
dan daun masing-masing sebesar 2,67% (DPPH). Antioksidan asam askorbat
dan 7,62%. Danata dan Yamindago (2014) digunakan sebagai pembanding dan kontrol
melaporkan daun mangrove Avicennia marina positif. Parameter yang umum digunakan
yang diekstrak dengan pelarut metanol untuk menginterpretasikan hasil pengujian
mendapatkan rendemen ekstrak sebesar DPPH adalah nilai IC50. Hasil analisis nilai
5,38%. Trianto et al. (2004) menyebutkan aktivitas antioksidan asam askorbat, ekstrak
daun mangrove Aegiceras corniculatum yang kasar daun dan buah nipah dapat dilihat pada
di ekstrak dengan metanol didapat rendemen Tabel 1.
ekstrak sebesar 13,25%. Trianto et al. (2004) Tabel 1 menunjukkan bahwa ekstrak kasar
menyebutkan daun mangrove Aegiceras daun memiliki aktivitas antioksidan yang
corniculatum yang di ekstrak dengan metanol sangat kuat yaitu dengan nilai IC50 22,5 µg/mL,
didapat rendemen ekstrak sebesar 13,25%. sedangkan ekstrak buah memiliki aktivitas
Harbone (1984) menyatakan hasil ekstrak antioksidan yang lemah dengan nilai IC50 415
akan sangat bergantung pada beberapa µg/mL. Molyneux (2004) menyatakan Nilai
faktor, yaitu jenis pelarut, metode ekstraksi IC50 merupakan konsentrasi larutan sampel
yang digunakan, ukuran partikel sampel, yang dibutuhkan untuk mereduksi DPPH
kondisi dan waktu penyimpanan, lama waktu sebesar 50%. Semakin kecil nilai IC50 berarti
ekstraksi, serta perbandingan jumlah pelarut aktivitas antioksidannya semakin tinggi, suatu
terhadap jumlah sampel. Harbone (1987) senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat
menyatakan hasil ekstrak yang diperoleh kuat apabila nilai IC50 kurang dari 50 µg/mL,
akan sangat bergantung pada beberapa kuat apabila nilai IC50 antara 50-100 µg/mL,
faktor, yaitu jenis pelarut, metode ekstraksi sedang apabila nilai IC50 berkisar 100-150
yang digunakan, ukuran partikel sampel, µg/mL, dan lemah apabila nilai IC50 berkisar
lama waktu ekstraksi, serta perbandingan antara 150-200 µg/mL.
jumlah pelarut terhadap jumlah sampel. Hasil yang tertera pada tabel 1
Harbone (1987) juga menyatakan bahwa menunjukkan ekstrak daun dan asam askorbat
metanol merupakan pelarut dari golongan memiliki nilai IC50 >50. Ekstrak daun dan asam
alkohol yang baik digunakan untuk ekstraksi askorbat memiliki aktivitas antioksidan yang
karena dapat mengekstraksi habis komponen sangat kuat. Ekstrak daun memiliki aktivitas
aktif. Menurut Lapornik et al. (2005) pelarut mendekati asam askorbat. Putri et al. (2013)
metanol mampu mengekstrak komponen juga menyatakan bahwa aktivitas antioksidan
yang berasal dari golongan alkaloid, fenolik, yang kuat pada ekstrak daun nipah dengan
karotenoid, tanin, asam amino dan glikosida, pelarut bertingkat metanol dengan nilai IC50
selain itu pelarut metanol juga memiliki 17,72 µg/mL. Beberapa vegetasi mangrove
sifat kurang polar dibandingkan dengan air, juga diketahui memiliki aktivitas antioksidan
Tabel 1 Nilai IC50 ekstrak nipah dan standar asam askorbat dengan metode DPPH
Sampel Garis linear IC50 ( µg/mL) Antioxidan
Ekstrak Kasar
Daun y=0,040x + 49,1 22,50 Sangat kuat
Buah y=0,049x - 6,78 415,00 sangat lemah
Asam askorbat y=4,101x+5,033 10,97 sangat kuat
Tabel 2 Diameter hambat ekstrak daun dan buah nipah terhadap Vibrio sp.
Diameter zona hambat (mm)
(Ekstrak kasar)
2 mg 1 mg 0,5 mg (+) (-)
Daun nipah 8,75 7,50 6,50 25,00 0,00
Buah nipah 5,50 1,63 1,00 22,50 0,00
yang sangat kuat. Sudirman et al. (2014) hambat bakteri Vibrio alginolyticus sebesar
melaporkan ekstrak kasar buah bakau berdaun 5,48 mm. Saptiani et al. (2012) menyebutkan
besar (Bruguiera gymnorrhiza) memiliki ekstrak daun jeruji dengan pelarut metanol
IC50 pada buah tua dan muda masing- dapat menghambat bakteri Vibrio harveyi
masing yakni 13,46 µg/mL dan 81,60 µg/mL. dengan zona hambat sebesar (7,00-7,67 mm)
Nurjanah et al. (2015) mendapatkan IC50 pada konsentrasi 50-800 µg/mL.
yaitu 56,93 µg/mL pada ekstrak metanol kulit Hasil pengamatan pada Gambar 2
batang (B. gymnorrhiza). Haq et al. (2014) menunjukkan penghambatan pertumbuhan
melaporkan ekstrak metanol kulit batang Vibrio sp. sangat dipengaruhi oleh konsentarasi
Sonneratia alba memiliki IC50 yaitu 38 µg/mL zat aktif yang terlarut dalam ekstrak daun dan
ppm. buah nipah. Zona hambat semakin tinggi
sejalan dengan meningkatnya kosentrasi
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kasar ekstrak. Ajizat (2004) menyatakan bahwa
Hasil pengujian aktivitas antibakteri aktivitas antibakteri dari suatu ekstrak sangat
dengan metode difusi agar menunjukkan tergantung pada kosentrasi dan komponen
bahwa ekstrak kasar daun nipah menghasilkan yang terkandung dalam ekstrak. Ekstrak daun
penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri mempunyai daya hambat terhadap bakteri
Vibrio sp. yang diisolasi dari kepiting bakau Vibrio sp., sehingga dapat dikembangkan
(Scylla sp.) pada Gambar 2 dan Tabel 2. untuk fungsi aktivitas yang lainnya.
Tabel 2 menunjukkan bahwa aktivitas Vibrio sp. digunakan untuk uji potensi
ekstrak kasar daun dan buah menggunakan antibakteri ekstrak daun dan buah nipah,
pelarut metanol terjadi penghambatan karena bakteri ini yang paling sering
pertumbuhan bakteri Vibrio sp. Aktivitas menimbulkan penyakit pada budidaya di
antibakteri dari ekstrak daun dan buah tambak. Menurut Saptiani et al. (2012), Vibrio
tergolong sedang pada konsentrasi ekstrak adalah golongan bakteri gram negatif yang ada
2 mg yakni 8,75 mm pada ekstrak daun dan di perairan laut yang menyebabkan penyakit
5,5 pada ekstrak buah nipah. Davis dan Stout serius pada budidaya.
(1971) menyatakan bahwa diameter zona
hambat >10 mm termasuk kuat, 5-10 mm Komponen Aktif Ekstrak Terpilih
termasuk kategori sedang dan lemah jika <5 Uji fitokimia dilakukan terhadap sampel
mm. Hasil penelitian lain dimana Danata yang menunjukkan hasil terbaik pada uji
dan Yamindago (2014) melaporkan ekstrak antioksidan dan antibakteri. Berdasarkan
metanol daun Avicennia marina memiliki zona kedua pengujian tersebut, ekstrak daun
Gambar 2 Uji antibakteri ekstrak daun (a) dan buah (b) nipah terhadap bakteri Vibrio sp.
nipah merupakan ekstrak terbaik yang membutuhkan ekstrak dalam jumlah sedikit
memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri (Pisutthanan et al. 2004). Uji toksisitas ekstrak
dibandingkan dengan ekstrak buah nipah. kasar terpilih daun nipah dengan metode
Penentuan komponen aktif pada ekstrak daun BSLT termasuk dalam kategori toksik dengan
nipah dilakukan melalui uji fitokimia. Uji nilai LC50 663,60 µg/mL. Suatu zat dikatakan
fitokimia yang dilakukan meliputi uji alkaloid, aktif atau toksik bila nilai LC50 30-1000 µg/mL
steroid, flavonoid, saponin, fenol hidrokuinon, untuk ekstrak (Carballo et al. 2002). Toksisitas
dan tanin. Hasil skrining fitokimia ekstrak tanaman berkaitan erat dengan senyawa-
daun nipah dapat dilihat pada Tabel 3. senyawa metabolit sekunder yang ada
Berdasarkan uji fitokimia (Tabel 3) didalamnya. Hasil uji fitokimia sebelumnya
menunjukkan bahwa ekstrak daun nipah menunjukkan bahwa pada ekstrak daun
mengandung senyawa kimia aktif antara lain; nipah positif mengandung senyawa aktif
flavonoid, tanin, fenol hidrokuinon, diterpen, flavonoid, steroid, tanin, saponin dan
steroid dan saponin. Senyawa-senyawa aktif terpenoid. Senyawa-senyawa aktif tersebut
yang umumnya berperan dalam antioksidan diduga toksik pada kadar-kadar tertentu.
dan antibakteri yakni tanin, flavonoid, Harbone (1987) menyatakan senyawa saponin
saponin dan steroid. Ajizat (2004) menyatakan merupakan salah satu senyawa yang bersifat
bahwa senyawa flavonoid, saponin, toksik dapat menyebabkan iritasi pada selaput
terpenoid, fenolik dan tanin juga merupakan lendir, bersifat toksis pada binatang berdarah
senyawa aktif yang berfungsi sebagai bahan dingin termasuk A. salina yang digunakan
antimikroba. Mekanisme kerja bahan aktif sebagai hewan percobaan pada uji toksisitas.
dalam mematikan bakteri dilakukan dengan Tomayahu et al. (2013) menyatakan bahwa
cara mendenaturasi protein dan merusak metabolit sekunder dari tumbuhan dapat
membran sel bakteri dengan cara melarutkan digunakan untuk mengobati berbagai macam
lemak yang terdapat pada dinding sel. penyakit pada manusia dan senyawa aktif
umumnya bersifat toksik pada dosis tinggi.
Toksisitas Ekstrak Terpilih
BSLT adalah suatu metode yang Senyawa Aktif Fraksi
digunakan untuk menentukan toksisitas Pemisahan senyawa ekstrak kasar
suatu senyawa. Metode ini bersifat sederhana, terpilih daun nipah meliputi fraksinasi
mudah dilakukan, murah, cepat, dan ekstrak kasar dengan pelarut metanol
Tabel 4 Nilai Rf KLT dengan eluen heksana : diklorometana : etil asetat (3:1:3)
Bercak pada Jarak tempuh Jarak tempuh
Nilai Rf
KLT pelarut (cm) komponen (cm)
I 8 3,8 0,475
II 8 7,5 0,938
III 8 7,8 0,975
KESIMPULAN 1907-9931.
Ekstrak kasar daun nipah memiliki Darsana IGO, Besung INK, Mahatmi H.
aktivitas antioksidan dan antibakteri terhadap 2012. Potensi daun binahong (Anredera
Vibrio sp. isolat kepiting bakau (Scylla sp.) cordifolia) dalam menghambat
lebih tinggi dibandingkan ekstrak kasar buah, pertumbuhan bakteri Escherichia coli
tetapi aktivitas antibakteri keduanya termasuk secara In Vitro. Indonesia Medicus
dalam aktivitas sedang. Ekstrak terpilih Veterinus 1(3): 337-351.
daun nipah mengandung senyawa flavonoid, Davis WW, Stout TR. 1971. Disc plate method
steroid, tanin, saponin, fenol hidroquinon of microbiologial antibiotic assay. Journal
dan diterpen serta memiliki toksisitas kuat. Applied Microbiology 18(3): 403-414.
Fraksi hasil pemisahan memiliki aktivitas Dinas Kehutanan [Dishut]. Potensi hutan
antioksidan yang sangat kuat dimana fraksi nipah Indonesia. Jakarta: Dinas
II memiliki aktivitas antioksidan paling kuat Kehutanan.
(IC50 8,42 µg/mL) dibandingkan fraksi I (IC50 Effendi I, Suhardi. 1998. Studi pendahuluan
23,75 8,42 µg/mL) dan III (IC50 18,18 µg/mL). tumbuhan mangrove sebagai antibakteri
terhadap bakteri penyakit udang V.
DAFTAR PUSTAKA parahaemolyticus dan V. harveyi.
Aftabuddin S, Sikder MNA, Rahman MA, Prosiding, Seminar VI Ekosistem
Zafar M. 2014. Antibiotic resistance Mangrove, Pekanbaru 15-18 September
of Vibrio bacteria isolated from mud 1998.
crab Scylla serrata of Chakoria Coast, Haq I, Hosain ABMS, Khandaker MM,
Bangladesh. Journal Pharmaceutical, Merican AF, Faruq G, Boyce N, Azirun
Biological and Chemical Scineces 4(3): MS. 2014. Antioxidant and antibacterial
325. activities of different extracts and
Ajizat A. 2004. Sensitivitas Salmonella fractions of mangrove plant Sonneratia
typhirium terhadap ekstrak daun Psidium alba. Journal International of Agriculture
Guajava. Journal Bioscientive 1: 31-38. and Biology 16(4): 707-714.
Association of Official Analytical chemist Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Edisi
[AOAC]. 2005. Official Method of The kedua. Padmawinata K, Soediro I,
Association Official Agriculture Chemist. penerjemah. Bandung: ITB. Terjemahan
Washington DC: AOAC. dari : Phytochemical Methods.
Ashofa EA, Sarjito, Prayitno SB. 2014. Heriyanto NM, Subiandono E, Karlina E.
Identifikasi bakteri Vibrio yang 2011. Potensi dan sebaran Nipah (Nypa
berasosiasi dengan penyakit bakterial fructicans (Thunb.) Wurmb) sebagai
pada kepiting bakau (Scylla serrata) sumberdaya pangan. Jurnal Penelitian
yang berasal dari Rembang. Journal of dan Konservasi Alam 8 (4): 327-337.
Aquaculture Management and Technology Herman, Rusli R, Ilimu E, Hamid R,
3(2): 118-125. Haeruddin. 2011. Analisis kadar mineral
Carballo JL. Hernandez-Inda ZL, Perez P, dalam abu buah nipa (Nypa fruticans)
Garcia Gravalos MD. 2002. A comparison Kaliwanggu Teluk Kendari Sulawesi
between two brine shrimp assay to detect Tenggara. Jurnal Tropical Pharmacy
in vitro cytotoxicity in marine natural Chem 1(2) : 107-113.
product. Journal Bioorganic and Medicinal Lapornik B, Prosek, Wondra AG. 2005.
Chemistry Biotechnology 2: 17. Comparison of extract prepared from
Danata RH, YAmindago A. 2014. Analisis plant by – product using different solvents
aktivitas antibakteri ekstrak daun and extraction time. Journal of Food
mangrove Avicennia marina dari Engineering 71(2): 214-222.
Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Mangrove Information Center [MIC]. 2009.
Pasuruan terhadap pertumbuhan Nypa fruticans. Bali. Denpasar. www.
Staphylococcus aureus dan Vibrio mangrovecenter.or.id
alginolyticus. Jurnal Kelautan 7(1). ISSN: Margaretta S dan Handayani SD. 2011.
Ekstraksi senyawa phenolik Pandanus Putri IJ, Fauziyah, Elfita. 2013. Aktivitas
amaryllifolius ROXB sebagai antioksidan antioksidan daun dan biji buah nipah
alami. Jurnal Widya Teknik 10: 21-30. (Nypa fruticans) asal pesisir Banyuasin
Mayer BN, Ferrigni NR, Putnam JE, Jacobsen Sumatera Selatan dengan metode DPPH.
LB, Nichols DE, Mclauchlin JL. 1982. Maspari Journal 5(1): 16-21.
Brine Shrimp: a convenient general Rahman AK, Sudarto Y. 1991. Nipah Sumber
bioassay for active plant constituets. Pemanis Baru. Yogyakarta: Kanisius.
Journal of Medical Plants Research 45:31 Ristiana L, Wijana S, Putri WI. 2012.
– 34. Studi proses pengolahan koktail dari
Molyneux P. 2004. The use of stable free tanaman nipah (Nypa fruticans). Jurnal
radical diphenylpicrylhydrazil (DPPH) Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
for estimating antioksidan activity. Brawijaya.
Songklanakarin Journal Science Saptiani G, Prayitno SB. Anggoro S.
Technology 26(2): 211-219. 2012. Aktivitas antibakteri ekstrak
Moorthy K, Srinivasan K, Subramanian C, Jeruju (Acanthus ilicifolius) terhadap
Palaniswamy M. 2007. Phytochemical pertumbuhan Vibrio harveyi secara in
screening and antibacterial evaluation vitro. Journal Vetriner 13(3): 257-262.
of stem bark of Mallotus philippinensis Sudirman S, Nurjanah, Jacoeb. AM. 2014.
var. Tomentosus. African Journal of Proximate compositions, bioactive
Biotechnology 6(3): 1521-1523. compounds and antioxidant activity
Nurjanah N, Jacoeb AM, Hidayat T, Shylina from large-leafed mangrove (Bruguiera
A. 2015. Bioactive compuonds and gymnorrhiza) fruit. Journal International
antioxidant activities of Lindur Stem Food Research 21(6): 2387-2391.
Bark (Bruguiera gmnorrhiza). Journal Tomayahu R, Bialang N. Salimi YK. 2014.
International of Plant Science and Ecology Identifikasi senyawa aktif dan uji
1(5): 182-189. toksisitas ekstrak daun binahong
Pokorny, Jan, Yanishlieva, Nedyalka dan (Anredera cordifilia) dengan metode
Gordon, MIchael. 2001. Antioxidants in BSLT. Jurnal Fakultas MIPA. Universitas
Food Practical Applications. New York: Negeri Gorontalo.
CRC Press. Trianto A, Wibowo E, Suryono, Sapta RS.
Pisutthanan S, Plianbangchang, Ruanruay S, 2004. Ekstrak daun mangrove Aegiceras
Muanrit O. 2004. Brine shrimp lethality corniculatum sebagai antibakteri Vibrio
activity of Thai Medicinal plants in the harveyi dan Vibrio parahaemolyticus.
family Meliaceae. Naresuan University Jurnal Ilmu Kelautan 9(4): 186-189.
Journal 12(2): 13-8. .