Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM SIFAT PERIODISITAS SPESIES (LANJUTAN)

KIMIA ANORGANIK I

Kelompok : 1 (satu)
Anggota : 1. Indah Lestari (06101181621060)
2. Febi Triwenita (06101181621009)
3. Izzati (06101281621018)
4. Maya Lestari (06101181621052)
5. Fathul Arifin (06101181621001)

Dosen Pembimbing : Drs. M. Hadeli, L. M.Si


Maefa Eka Haryani, S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI KIMIA PALEMBANG
2018
I. Nomor Percobaan : 2 (dua)
II. Nama Percobaan : Sifat Periodisitas Spesies (Lanjutan)
III. Tujuan Percobaan :
A. Tujuan Umum :
Mahasiswa memahami adanya kemiripan atau keteraturan sifat-sifat
spesies.
B. Tujuan Khusus :
Setelah melakukan kegiatan laboratories, mahasiswa dapat menentukan
kemiripan sifat-sifat kelarutan senyawa halida perak.
IV. Dasar Teori
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar
dari larutan. berupa kristal (kristalin) atau koloid, dan dapat dikeluarkan dari
larutan dengan penyaringan atau pemusingan (centrifuge). Endapan terbentuk
jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan (s)
suatu endapan, menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari
larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi, seperti suhu,
tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan pada komposisi
pelarutnya. Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang
larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil ini disebut
larutan jenuh. Pada larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara proses
pelarutan dan oroses pengkristalan kembali. Jika salah satu proses bersifat
endoterm, maka proses sebaliknya bersifat eksoterm.
Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi zat-zat lain, terutama
ion-ion, dalam campuran itu. Ada perbedaan yang mencolok antara efek dari
apa yang disebut ion sekutu dan ion asing. Ion sekutu adalah suatu ion yang
juga merupakan salah satu bahan endapan, contohnya adalah ion perak dan
ion klorida dan semua ion lainnya adalah ion asing. Umumnya dapat
dikatakan, bahwa kelarutan suatu endapan berkurang banyak sekali jika salah
satu ion sekutu terdapat dengan berlebihan, meskipun efek ini diimbangi
dengan pembentukan suatu kompleks yang dapat larut dengan ion sekutu yang
berlebihan.
Sementara dengan adanya ion asing, kelarutan endapan bertambah, tetapi
pertambahan ini umumnya sedikit, kecuali bila terjadi reaksi kimia (seperti
pembentukan kompleks atau reaksi asam-basa) antara endapan dengan ion
asing, pada makna pertambahan kelarutan lebih menyolok.
Hubungan hasil kali kelarutan menjelaskan fakta, bahwa kelarutan suatu
zat sangat banyak berkurang jika ditambahkan reagensia yang mengandung
ion sekutu dengan zat itu. Karena konsentrasi ion sekutu ini tinggi,
konsentrasi ion lainnya harus menjadi rendah dalam larutan jenuh zat itu:
maka kelebihan zat itu akan diendapkan. Jadi jika salah satu ion harus
dikeluarkan dari larutan dengan pengendapan, reagensia harus dipakai dengan
berlebihan. Namun reagensia yang terlalu berlebihan lebih banyak buruknya
daripada baiknya, karena ia mungkin akan memperbesar kelarutan endapan
karena pembentukan kompleks. Efek ion asing terhadap kelarutan endapan-
endapan adalah tepat kebalikannya, kelarutan bertambah sedikit dengan
adanya ion-ion asing.
Kelarutan kebanyakan klorida larut dalam air, namun AgCl sangat sedikit
larut dalam air, tetapi mudah larut dalam air mendidih. Namun AgCl ini larut
dalam larutan ammonia encer dan dalam larutan – larutan kalium sianida serta
dalam larutan tiosulfat, AgCl ini tidak larut dalam ammonia pekat. Endapan
seperti dadih yang berwarna kuning-pucat, perak bromida, AgBr, yang sangat
sedikit larut dalam larutan amonia encer, tetapi mudah larut dalam larutan
ammonia pekat. Endapan juga larut dalam larutan kalium sianida dan natrium
tiosulfat, tetapi tidak larut dalam asam nitrat encer. Sementara perak iodida,
AgI, yang mudah larut dalam larutan kalium sianida dan dalam larutan
natrium tiosulfat, sangat sedikit larut dalam larutan ammonia pekat, dan tak
larut dalam asam nitrat encer.
Unsur halogen bersifat toksik dan sangat reaktif. Toksivitas dan
reaktivitas halogen menurun dari fluor dampai iod, jari-jari atom meningkat.
Akibatnya, interaksi antaratom semakin kuat, sehingga titik didih dan titik
leleh meningkat. Dalam keaadaan standar, fluor adalah gas berwarna
kekuningan. Energi ionisasi menurun dalam satu golongan, demikian hanya
keelektronegatifan dan potensial standar reduksi, ini berarti fluor paling
mudah terduksi (oksidator kuat), sedangkan iod paling sulit tereduksi
(oksidator lemah). Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain
jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperatur, dan tekanan. Zat-zat dengan
struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik,
sedangkan zat-zay yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat
bercampur. Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut
polar, sedangkan senyawa non polar akan mudah larut dalam pelarut non
polar.

V. Alat dan Bahan :


1. sentrifuga 6. Larutan kalium iodida 0,1 M
2. Tabung reaksi 7. Larutan ammonium pekat 2 M
3. Larutan perak nitrat 0,1 M
4. Larutan kalium klorida 0,1 M
5. Larutan kalium bromida 0,1 M

VI. Prosedur percobaan


1. Buatlah endapan perak klorida dengan mencampurkan 5 ml larutan
perak nitrat 0,1 M dengan 0,5 ml larutan kalium klorida 1,0 M dalam
sebuah tabung sentrifuga. Diamkan tabung itu selama satu menit,
kemudian pusingkan. Buanglah cairan yang berada di atas endapan,
kemudian tambahkan kepada endapan tersebut larutan ammonia pekat
tetes demi tetes hingga tidak ada lagi perubahan yang nyata.
2. Lakukan seperti halnya (1) tetapi sebagai ganti larutan Kalium klorida
gunakan larutan kalium halide lainnya.

VII.Hasil Pengamatan

No. Perlakuan Hasil pengamatan


1 1. AgNO3(aq) + KCl(aq)  AgCl(s) + Ketika dicampurkan larutan
KNO3(aq) menjadi berwarna putih dan
2. Setelah didiamkan selama satu berendapan. Setelah
menit, larutan dipusingkan. dipusingkan endapan terpisah
dari larutan serta warna
3. Setelah, larutan di buang, dan
lautan tidak berwarna. Ketika
tinggal endapan, endapan
diambil sebagian serta endapan ditetesi amonia tetes
dimasukkan kedalam tabung demi tetes, endapan tidak
reaksi yang baru, sehingga larut. Sementara ketika
terdapat dua tabung reaksi ditetesi air tetes demi tetes,
berisi endapan. Endapan di endapan tidak larut juga.
tabung reaksi pertama
ditambahkan air sebanyak 1
ml, sedangkan tabung reaksi
yang kedua ditambahkan
larutan amonia pekat sebanyak
1 ml.
2 1. AgNO3(aq) + KBr(aq)  AgBr(s) + Ketika dicampurkan larutan
KNO3(aq) menjadi berwarna putih
2. Setelah didiamkan selama satu kekuningan dan berendapan.
menit, larutan dipusingkan. Setelah dipusingkan endapan
membeku, dan terpisah dari
3. Setelah, larutan di buang, dan
larutan serta warna larutan
tinggal endapan, endapan
menjadi tidak berwarna.
diambil sebagian serta
Setelah endapan yang
dimasukkan kedalam tabung
berwarna abu-abu ini ditetesi
reaksi yang baru, sehingga
amonia tetes demi tetes,
terdapat dua tabung reaksi
endapan sedikit larut.
berisi endapan. Endapan di
Sementara endapan yang
tabung reaksi pertama
ditetesi air tetes demi tetes
ditambahkan air sebanyak 1
sedikit larut juga.
ml, sedangkan tabung reaksi
yang kedua ditambahkan
larutan amonia pekat sebanyak
1 ml.
3 1. AgNO3(aq) + KI(aq)  AgI(s) + Ketika dicampurkan larutan
KNO3(aq) menjadi berwarna
2. Setelah didiamkan selama satu kekuningan dan berendapan.
menit, larutan dipusingkan. Setelah dipusingkan endapan
membeku, dan terpisah dari
3. Setelah, larutan di buang, dan
larutan. Larutan ini berwarna
tinggal endapan, endapan
tidak berwarna. Ketika
diambil sebagian serta
endapan ditetesi amonia tetes
dimasukkan kedalam tabung
demi tetes, endapan sedikit
reaksi yang baru, sehingga
larut . Sementara endapan
terdapat dua tabung reaksi
yang ditetesi air tetes demi
berisi endapan. Endapan di
tetes, endapan tidak larut.
tabung reaksi pertama
ditambahkan air sebanyak 1
ml, sedangkan tabung reaksi
yang kedua ditambahkan
larutan amonia pekat sebanyak
1 ml.
VIII. Persamaan Reaksi

A. AgNO3(aq) + KCl(aq)  AgCl(s) + KNO3(aq)

AgCl(s) + 2 NH3(aq)  Ag[(NH3)2](aq) + Cl-(aq)

AgCl(s) + H2O(aq)  Ag[OH] (s)+ HCl(aq)

B. AgNO3(aq) + KBr(aq)  AgBr(s) + KNO3(aq)

AgBr(s) + 2 NH3(aq)  Ag[(NH3)2] (aq) + Br-(aq)

AgBr(s) + H2O(aq)  Ag[OH] (s) + HBr (aq)

C. AgNO3(aq) + KI(aq)  AgI(s) + KNO3(aq)

AgI(s) + 2 NH3(aq)  Ag[(NH3)2](aq) + I-(aq)


AgI(s) + H2O(aq)  Ag[OH](s) + HI(aq)

IX. Pembahasan

Pada percobaan ini bahan yang digunakan antara lain larutan Perak Nitrat
0,1 M, larutan Kalium Klorida 0,1 M, larutan Kalium Bromida 0,1 M, Larutan
Kalium Iodida 0,1 M serta dengan pelarut air (aquadest). Dalam melakukan
percobaan dibutuhkan tabung sentrifuge yang berfungsi untuk memisahkan
bahan-bahan berdasarkan perbedaan berat jenis. Cara kerja dari alat ini adalah
memutar sampel dengan kecepatan tinggi.

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan untuk campuran larutan perak


nitrat 0,1 M sebanyak 5 ml dengan larutan Kalium Klorida 1 M sebanyak 0,5
ml. Endapan yang terbentuk setelah dipusingkan menggunakan sentrifuge
ditetesi dengan air kelarutan halida perak yang teramati adalah larutannya
bening dan kelarutannya kecil terbentuk endapan. Untuk campuran larutan
Perak Nitrat 0,1 M sebanyak 5 ml dengan larutan Kalium Bromida 1 M
sebanyak 0,5 ml. Kelarutan halida perak yang teramati adalah larutannya
bening dan kelarutannya sangat kecil serta terbentuk endapan. Untuk
campuran larutan Perak Nitrat 0,1 M sebanyak 5 ml dengan larutan Kalium
Iodida 1 M sebanyak 0,5 ml, kelarutan halida perak yang teramati adalah
larutannya sedikit keruh dan kelarutannya kecil serta terbentuk endapan.
Kemudian digunakan larutan perak nitrat 0,1 M, larutan Kalium Klorida 0,1
M, larutan Kalium Bromida 0,1 M, Larutan Kalium Iodida 0,1 M serta larutan
Ammonia pekat dengan konsentrasi sebesar 2 M. Untuk kelarutan halida
perak dengan menggunakan pelarut ammonia dilakukan tiga kali percobaan
yaitu menggunakan larutan KCl, KBr,dan KI, yang pertama dilakukan adalah
mencampurkan 5 ml larutan Perak Nitrat 0,1 M dengan 0,5 ml larutan Kalium
Klorida 1 M. Setelah larutan dipusingkan dengan menggunakan sentrifuge
selama 5 menit terlihat perbedaan sampel antara larutan dan endapan yang
terbentuk. Cairan yang berada di atas endapan dibuang hal ini bertujuan untuk
memberikan hasil endapan dengan pelarut yaitu ammonia pekat 2 M, setelah
ditambahkan tetes demi tetes Ammonia pekat 2 M kelarutan halida perak yang
teramati adalah larutannya bening dan kelarutannya kecil serta terbentuk
endapan.

Campuran larutan Perak Nitrat 0,1 M sebanyak 5 ml dengan larutan


Kalium Bromida 1 M sebanyak 0,5 ml, endapan yang terbentuk setelah
dipusingkan menggunakan sentrifuge ditetesi dengan Ammonia pekat 2 M
kelarutan halida perak yang teramati adalah larutannya bening dan
kelarutannya kecil serta terbentuk endapan. Untuk campuran larutan Perak
Nitrat 0,1 M sebanyak 5 ml dengan larutan Kalium Iodida 1 M sebanyak 0,5
ml. Endapan yang terbentuk setelah dipusingkan menggunakan sentrifuge
ditetesi dengan Ammonia pekat 2 M kelarutan halida perak yang teramati
adalah larutannya sangat keruh dan kelarutannya besar serta terbentuk
endapan.

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan didapatkan hasil


pengamatan yang tidak sesuai dengan teori, berupa endapan AgCl, AgBr, dan
AgI yang tidak larut dalam larutan amonia pekat dan tidak juga larut dalam
air, beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya telah terkontaminasinya
larutan amonia pekat sehingga tidak mampu melarutkan endapan AgCl, selain
itu juga karena tidak sesuainya perbandingan antara jumlah zat terlarut serta
pelarutnya sehingga membuat endapan yang ditambahkan larutan amonia
pekat ini mudah mencapai larutan jenuh. Berdasarkan percobaan di atas dan
dibandingkan dengan teori yang ada, seharusnya bahwa, kelarutan AgCl >
AgBr > AgI terhadap larutan amonia pekat dan terhadap air. Hal ini, karena
periodisitas golongan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi, diantaranya
sebagai berikut:
1. Kereaktifan

Kereaktifan pada unsur halogen ini dapat diamati melalui kelarutan


endapan terhadap larutan amonia pekat dan air. Selain itu juga melalui
perubahan warna larutan saat endapan ditambahkan larutan amonia pekat dan
ditambahkan air. Hasil percobaan yang diperoleh adalah AgI adalah endapan
yang paling sukar dilarutkan, hal ini ditunjukan dari masih utuhnya endapan
serta warna larutan yang tidak berwarna. Sementara AgCl yang mengandung
ion Cl- (berada paling atas di golongan VIIA dibandingkan Br dan I) paling
mudah dilarutkan oleh ammonia dan juga air karena mudah dalam
menangkap elektron, sehingga mudah untuk bereaksi dan terlarut.

2. Afinitas Elektron

Kereaktifan clor lebih besar dari brom dan iodin, hal ini menunjukan
afinitas elektron atau kemampuan suatu atom clor untuk menarik elektron dari
luar yang besar dibandingkan brom dan iodin. Unsur yang mempunyai afinitas
elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap
elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Semakin
negatif nilai afinitas elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap
elktron. Kemampuan suatu atom dalam menangkap 1 elektron dari luar juga
dipengaruhi oleh gaya tarik antara inti atom terhadap elektron dengan jari-jari
atom, semakin dekat jarak antara inti atom dengan elektron maka akan
semakin kuat ikatannya, dan akan semakin mudah juga suatu atom untuk
menangkap elektron dari luar.

3. Energi ionisasi

Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah makin


kecil, karena elektron terluar makin jauh dari inti (gaya tarik inti makin
lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan. Bisa kita lihat di
tabel periodik bahwa Iodin (I) terletak paling bawah di golongan VIIA
dibandingkan Cl dan Br. Sehingga I memiliki energi ionisasi yang paling
kecil.

4. Keelektronegatifan

Unsur-unsur yang segolongan : keelektronegatifan makin ke bawah


makin kecil, karena gaya tarik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur
bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron. Di
golongan VIIA, Iodin berada paling bawah, karena itu ion I - paling susah
menarik ion Ag+, sehingga paling sukar untuk dilarutkan.
X. Kesimpulan

1. Dalam satu golongan halogen, semakin ke bawah semakin kecil kelarutan


yang dimiliki unsur halogen.

2. Kelarutan AgCl > AgBr > AgI terhadap larutan amonia pekat dan terhadap
air.

3. Dalam satu golongan, semakin ke bawah semakin besar jari-jari atom


unsur halogen, sehingga kemampuan inti atom dalam mengikat elektron
dalam atom juga semakin lemah, dan kemampuan untuk menangkap
eletron dari luar semakin lemah (afinitas elektron semakin kecil).

4. Dalam satu golongan, semakin ke bawah semakin kecil energi yang


diperlukan atom untuk melepaskan elektron ke luar atom, atau energi
ionisasinya semakin kecil

5. Dalam satu golongan, semakin ke bawah kereaktifan dan


keelektronegatifan semakin kecil.

DAFTAR PUSTAKA
Fauzi,M..2011. Pengaruh Kecenderungan Sifat Periodik. http://mylife-
diechemie.blogspot.com. (Diakses tanggal 14 September 2018).

Hamzah,T. 2014. Faktor-Faktor Kelarutan. Jakarta : Erlangga.

Joni, E. 2011. Sifat-sifat Periodik Unsur. Jakarta : Erlangga.

Maulida.2006.Tabel Periodik (Kecenderungan Periodisitas Dalam


Golongan). . http://id.wikipedia.org/wiki/. (Diakses tanggal 14
September 2018).

LAMPIRAN
AgI + NH3 pekat AgCl + NH3 pekat AgBr+ NH3 pekat

AgI + H2O dingin AgCl + H2O dingin AgBr + H2O dingin

Setelah dipusingkan di dalam centrifuge

Anda mungkin juga menyukai