Anda di halaman 1dari 5

SUMBER KESALAHAN DALAM PENILAIAN DAN PENDEKATAN DIETARY UNTUK

MEMINIMALKAN MEREKA Tidak ada metode yang bebas dari kesalahan teknis dan tidak
ada yang dapat mencerminkan secara akurat, untuk setiap jangka waktu, variasi biologis
yang sebenarnya dari asupan makanan individu yang hidup bebas. Tidak ada satu pun
metode yang muncul secara konsisten menguntungkan atas semua yang lain, dan itu harus
diserahkan kepada penyelidik untuk memutuskan apa pengorbanan yang paling relevan
dengan tujuan mereka. Kesalahan adalah sumber varians apa pun yang berfungsi untuk
mengurangi akurasi dan keandalan data individual dan rerata grup. Ada dua jenis kesalahan
dalam penilaian diet, yaitu: kesalahan acak dan kesalahan sistematik. Arah dan tingkat
kesalahan ini dapat bervariasi dengan metode yang digunakan dan populasi dan nutrisi
yang dipelajari. Kedua jenis kesalahan dapat diminimalkan dengan memasukkan prosedur
jaminan kualitas selama setiap tahap dari proses pengukuran. Kesalahan pengukuran acak
mempengaruhi reproduktifitas metode. Mereka dapat dikurangi dengan meningkatkan
jumlah observasi tetapi tidak dapat sepenuhnya dihilangkan. Sebaliknya, kesalahan
pengukuran sistematis tidak dapat diminimalisir dengan memperluas jumlah observasi,
tetapi dapat diminimalkan hingga taraf tertentu baik dengan: a) mengulangi pengukuran
asupan makanan pada subjek yang sama dari waktu ke waktu atau b) dengan peningkatan
penggunaan validasi / kalibrasi belajar. Kesalahan pengukuran dalam penilaian diet: °
Kesalahan pengukuran acak: I Ini dapat terjadi pada semua subjek dan semua hari. Saya
Menghasilkan penyimpangan dari I Lead yang benar untuk pengukuran yang tidak tepat
dalam cara yang tak terduga, menghasilkan

kesimpulan kurang pasti 'I Mengurangi ketepatan pengukuran dengan meningkatkan


variabilitas tentang mean I Tidak mempengaruhi mean atau median I Dapat diproduksi oleh
variasi dalam proses pengukuran dan pencatatan I Dapat diminimalkan dengan
menggunakan teknik pengukuran standar dan personel terlatih dan dengan meningkatkan
jumlah pengamatan tetapi TIDAK BISA sepenuhnya dihilangkan

Gizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang di konsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat
yang tidak di gunakan lagi. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi, di bedakan antara gizi kurang, baik, dan lebih berkaitan juga dengan keadaan
akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi
tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh. Dalam penilaian
status gizi terbagi menjadi dua bagian yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi
dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. Dalam penilaian
status gizi salah satunya yaitu dengan metode pemeriksaan secara klinis.

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat.
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Penilaian status gizi perlu dipertimbangkan dalam memilih metode penilaian
status gizi yang meliputi tujuan, unit sampel yang diukur, jenis informasi yang dibutuhkan, tingkat
reliabilitas, dan akurasi yang dibutuhkan. Dalam penentuan status gizi secara klinis terdapat
pembagian pemeriksaan yaitu riwayat medis dan juga pemeriksaan fisik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan penilaian status gizi secara klinis?

2. Apakah factor-faktor yang mempengaruhi status gizi?

3. Bagaimana tanda dan gejala akibat kekurangan gizi?

4. Apa saja kelemahan dan kelebihan dalam penilaian gizi klinis?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian penilaian status gizi secara klinis.

2. Mengetahui apa saja factor-faktor yang mempengaruhi status gizi

3. Mengetahui tanda dan gejala beberapa gangguan akibat kekurangan gizi.

4. Mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam penilaian gizi klinis.

Zona Pembelajar
ZONA PENCARI ILMU, MELAKUKAN PEMBELAJARAN DEMI MENCERDASAN BANGSA

Beranda About Us Contact Us Disclaimer Ketentuan Pengiriman Artikel ▼

Monday, June 15, 2015

Gizi Manusia dan Epidemiologi Gizi


Gizi Manusia dan Epidemiologi Gizi - Gizi manusia menggambarkan proses-proses pada sel, jaringan,
organ dan tubuh secara keseluruhan dalam mendapatkan dan menggunakan substansi esensial untuk
mempertahanka struktural dan integritas fungsionalnya. Gizi manusia didasarkan pada suatu
pemahaman dari efek keseimbangan antara suplai dan kebutuhan dari subtrat dan kofaktor
(contohnya zat gizi) yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi optimal (termasuk pertumbuhan,
kehamilan, laktasi, pencegahan penyakit dan lain-lain).
Lihat juga Perkembangan Epidemiologi Gizi.

Gizi manusia berupaya untuk memahami kerumitan dari efek faktor sosial dan biologis pada
bagaimana individu dan populasi mencoba mempertahankan fungsi normal. Dalam penelitian
epidemiologi gizi, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi apa yang
terjadi terhadap makanan ketika makanan tersebut telah dimakan. Penelitian epidemiologi mencoba
untuk mengambil sudut pandang yag lebih luas mengenai bagaimana diet mempengaruhi atau
memelihara kesehatan pada tingkat individu dan populasi.
Penelitian epidemiologi juga dimaksudka untuk memastikan bahwa informasi yang mendasari
penyusunan kebijakan kesehatan masyarakat sangat berkualitas. Epidemiologi gizi adalah landasan
ilmiah untuk penyusunan kebijakan gizi kesehatan masyarakat (public health nutrition) – gizi
kesehatan masyarakat difokuskan pada peningkatan kesehatan melalui gizi serta pencegahan primer
atas diet yang berkaitan dengan penyakit pada populasi.

Fakta ilmiah yang mendasari peningkatan kesehatan, termasuk penghindaran dari penyakit terkait
gizi, memerlukan penelitian yang dirancang dengan baik. Singkatnya, epidemiologi gizi menyediakan
informasi yang dibutuhkan untuk meneruskan pesan dan upaya promosi kesehatan terkait gizi kepada
individu dan populasi secara lebih baik.

Untuk mencapai tujuan ini, apa yang hendak dijawab melalui penelitian (pertanyaan penelitian) yang
jelas perlu dijawab oleh penelitia yang dirancang dengan baik. Penelitian yang dirancang dengan buruk
hanya membuang waktu dan uang, juga tidak etis.
Dari perspektif metodologis, Riboli dkk (1996) telah mencatat empat keterbatasan utama dari
epidemiologi gizi, terutama untuk kanker dan juga untuk penyakit lain sebagai berikut:
1. Pengukuran diet kurang akurat dan kurang spesifik, terutama untuk memperkirakan konsumsi
pangan.

2. Asupan zat gizi berkorelasi kuat, dan pengatributan penyebab terhadap satu zat gizi dapat
menimbulkan salah kaprah.

3. Efek biologis zat gizi dalam jaringan dapat tidak akurat dan tidak meyakinkan. Hal ini merefleksikan
asupan makanan karena pengaturan biologis dari efek tersebut bersifat rumit dan dapat dipengaruhi
oleh kadar zat gizi lain.

4. Sebagian besar penelitian tidak memperhitungkan atau mempertimbangkan efek karakteristik fisik
pangan (misalnya jeruk sebagai suatu kesatuan buah atau sebagai jus, bagaimana pangan diolah atau
disiapkan) pada aktivitas metabolik dari komponen penyusun pangan.

Untuk menilai efek paparan makanan, diperlukan pengukuran asupan makanan. Pengukuran asupan
makanan merupakan hal yang rumit. Suatu hal yang tidak dapat dihindarkan bahwa ukuran yang
diperoleh bukan gambaran dari asupan yang sebenarnya. Tingkat kesalahan pengukuran, konsistensi
dari subjek yang satu terhadap subjek yang lain dalam penelitian, dan efeknya pada kekuatan statistik
(statistical power), serta interpretasi hasil merupakan perhatian utama epidemiologi gizi.

Norell (1995) menganjurkan tiga tahap dalam upaya mengatasi kesalahan dalam penelitian
epidemiologi, yaitu:
1. Mengidentifikasi sumber pokok kesalahan.

2. Mengeksplorasi dampak kesalahan ini pada hasil.

3. Merancang penelitian yang akan menghindari dan mengendalikan kesalahan tersebut.

Meskipunn jika memungkinkan mengukur asupan makanan dengan keakuratan absolut, namun
mengaitkan asupan dengan penyebab timbulnya suatu penyakit membutuhkan pemahaman tahapan
yang melaluinya, yaitu apakah makanan yang dimaka dapat menyebabkan atau menghindari
timbulnya penyakit.

Pendekatan epidemiologi tidak mungkin untuk menguji setiap tahap dalam lintas sebab-akibat (causal
pathway), dan karenanya perlu diketahui kaitan erat antara faktor-faktor yang terlibat dalam
eksperimen yang mengeksplorasi proses metabolik.
Lihat juga Tujuan Epidemiologi Gizi.

Itulah penjelasan mengenai Gizi Manusia dan Epidemiologi Gizi dari berbagai sumber. Semoga
bermanfaat.
Coffee Break at 11:29 PM
Share

No comments:
Post a Comment



Home

View web version


About Me

Coffee Break
View my complete profile
Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai