OLEH KELOMPOK 5 :
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga” ini tepat pada waktunya. Adapun makalah ini
merupakan salah satu tugas dari Keperawatan Keluarga.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak dan sumber. Karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua pihak yang
telah memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku-buku dan beberapa sumber lainnya
sehingga tugas ini bias terwujud. Oleh karena itu, melalui media ini kami sampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami miliki. Maka
itu kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat memotivasi saya
agar dapat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................................3
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga....................................................................3
2.1.1 Pengertian......................................................................................................................3
2.1.2 Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga.........................................................................4
2.1.3 Sasaran Asuhan Keperawatan Keluarga........................................................................4
2.1.4 Ruang Lingkup Asuhan Keperawatan Keluarga............................................................5
2.1.5 Kegiatan Pokok Asuhan Keperawatan Keluarga...........................................................6
2.1.6 Peran Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga.............................7
2.2 Tahap-Tahapan Dalam Proses Keperawatan Keluarga........................................................9
2.2.1 Pengkajian......................................................................................................................9
2.2.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................................16
2.2.3 Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga..................................................................17
BAB III..........................................................................................................................................20
PENUTUP.....................................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................20
3.2 Saran..................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini keluarga sudah menjadi hal yang fenomenal dalam kehidupan seseorang.
Menurut Mubarak (2011), suatu kumpulan beberapa individu baik dua atau lebih yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain serta masing-masing berperan dalam
unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan
bermasyarakat (Mubarak & Chayatin, 2011). Keluarga bisa sebagai kelompok yang dapat
dalam kelompoknya sendiri. Oleh sebab itu, ketika keluarga menghadapi masalah tersebut
adalah indivdu yang berperan penting dalam keluarga disamping dengan bantuan dari
individu lain yang memiliki profesi dalam berperan mengatasi masalah contohnya
penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien
secara komprehensif. Perawat keluarga juga memiliki peran untuk memandirikan keluarga
dan merawat anggota keluarganya, sehingga keluarga mampu menjalakan fungsi dan tugas
kesehatan.
1
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan
keperawatan yang dapat dilaksanakan di masyarakat. Pelayanan keperawatan keluarga
yang saat ini dikembangkan merupakan bagian dari pelayanan keperawatan
masyarakat (Perkesmas) yaitu salah satu program pemerintah dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat (Keputusan Menteri Kesehatan No. 908 tentang
Pelayanan Keperawatan Keluarga).
Asuhan keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan,
merencanakan asuhan keperawatan, dan melaksanakan intervensi keperawatan
terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan
mengevaluasi mutuhasil asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan
pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai
anggota keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan dalam praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai anggota keluarga, pada tatanan
komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar
keperawatan, berlandaskan pada etika dan etiket keperawatan dalam lingkup
wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Harmako, 2012).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yang di laksanakan oleh perawat yang di berikan di rumah atau tempat
tinggal klien.bagi klien beserta keluarga sehingga klien dan keluarga tetap memiliki
otonomi untuk memutuskan hal-hal yang berkaitan dangan masalah kesehatan yang di
hadpinya. Perawat yang melakukan asuhan bertanggung jawab terhadap peningkatan
kemampuan keluarga dalam mencegah timbulnya penyakit, meningkatan dan
memelihara kesehatan, serta mengatasi masalah kesehatan.
3
2.1.2 Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga
Secara umum tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah mengoptimalkan
fungsi dan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dan
mempertahankan status kesehatan anggotanya. Sedangkan tujuan khusus yang ingin
dicapai adalah peningkatan kemampuan keluarga dalam :
1. Keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan
menangani masalah kesehatan meliputi :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Memutuskan tindakan yang cepat dan tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
keluarga
c. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga
yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan/atau keluarga yang
membutuhkan bantuan sesuai dengan kemampuan keluarga
d. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis dan sosial)
sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat untuk memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan keluarga
2. Keluarga memperoleh pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan
3. Keluarga mampu berfungsi optimal dalam memelihara hidup sehat anggota
keluarganya (Keputusan Menteri Kesehatan No. 908 tentang Pelayanan
Keperawatan Keluarga).
4
perdarahan,infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga
dengan neonatus BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan
kasus percobaan bunuh diri.
4. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
5
2.1.5 Kegiatan Pokok Asuhan Keperawatan Keluarga
Berdasarkan dengan lingkup asuhan keperawtan keluarga, maka kegiatan
pelayanan keperawatan yang dilakukan mencakup :
1. Melaksanakan tindakan keperawatan (nursing treatment) sesuai kebutuhan
perkembangan keluarga.
2. Melakukan tindakan kolaborasi dengan tim kesehatan terkait, seperti tim medik,
gizi, fisioterapi, dan lain-lain.
3. Melakukan observasi (pengamatan) dan pemantauan status kesehatan seluruh
anggota keluarga.
4. Melakukan tindakan kedaruratan dalam pelayanan keperawatan keluarga.
5. Melakukan kontrol infeksi (infection control) dirumah.
6. Melakukan konseling baik yang bersifat dorongan maupun kritikal.
7. Melibatkaan keluarga dalam penanganan masalah kesehatan anggotanya dan
pemantauaan keteraturan atau kepatuhan klien dan keluarga melaksanakan
intervensi keperawatan dan pengoban.
8. Memfasilitasi pemanfaatan sumber-sumber dikomunitas guna menunjang
penanganaan masalah kesehatan anggota keluarga.
9. Melakukan rujukan terutama kasus kontak serumah.
10. Melakukan perawatan tindak lanjut (follow up care) serta penilaian hasil.
11. Melakukan kolaborasi lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan
pelayanan keperawatan keluarga.
12. Melakukan keperawatan kesehatan dirumah (home health nursing).
13. Melakukan pendokumentasian pelayanan dan asuhan keperawatan keluarga.
(Keputusan Menteri Kesehatan No. 908 tentang Pelayanan Keperawatan
Keluarga).
6
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi
tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal
yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya
diberikan dukungan emosional dan intelektual.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase
pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan
kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan
strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran
dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
c. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada keluargatentang bagaimana tata cara hidup sehat
yang dapat ditiru dan dicontoh oleh anggota keluarga
d. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui
pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah
pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa
yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi
hak-hak klien (Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya.
Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus
dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi
dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan keluargadiharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
7
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses
pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.
Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan (Mubarak, 2005).
g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat
diberikan kepada keluarga yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
keluargayang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang
timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
observasi dan pengumpulan data.
8
Membantu keluarga menghadapi kendala dengan memfasilitasi kebutuhan
keluargayang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Tahap-tahap dalam proses keperawatan bergantung satu sama yang lainnya dan
bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis untuk mengambarkan dari tahap yang satu ke
tahap yang lain, dengan tahap-tahap sebagai berikut:
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan tahapan terpenting dalam proses keperawatan,
mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data-data
yang ada pada keluarga (Setiawati, 2008). Pengkajian adalah suatu tahapan dimana
seorang perawat mengambil informasi atau data secara terus-menerus terhadap
anggota keluarga yang dibinanya (Murwani, 2008).
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian
merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan individu. Oleh karena itu pengkajian yang benar, akurat, lengkap dan
sesuai dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosis
keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dari American
Nursing Assosiation (ANA). Ada tiga metode yang digunakan dalam pengumpulan
data pada tahap pengkajian, yaitu :
1. Komunikasi
Interaksi perawat dengan klien harus berdasarkan komunikasi. Istilah
komunikasi terapeutik adalah suatu tehnik dimana usaha mengajak klien dan
keluarga untuk menukar pikiran dan perasaan.
2. Observasi
Tahap kedua pengumpulan data adalah dengan observasi.Observasi adalah
mengamati perilaku, keadaan klien dan lingkungan.
3. Pemeriksaan fisik
Empat tehnik dalam pemeriksaan fisik, yaitu antara lain :
9
a. Inspeksi, yaitu suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematik.
Observasi dilaksanakan dengan menggunakan indra penglihatan,dan penciuman
sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data.
b. Palpasi, yaitu suatu tehnik menggunakan indra peraba.Tangan dan jari adalah
suatu instrument yang sensitif yang digunakan untuk mengumpulkan data
tentang : temperatur, tugor, bentuk, kelembaban, vibrasi, dan ukuran.
c. Perkusi, yaitu suatu pemeriksaandengan jalan mengetuk untuk membandingkan
kiri kanan pada setiap permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara.
d. Auskultasi, yaitu pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan
Keperawatn Keluarga. Hal-hal yang perlu digali dalam pengkajian antara lain :
A. Pengumpulan data
a. Data umum
1) Nama KK, Alamat dan telpon
2) Komposisi keluarga (dilengkapi genogram 3 generasi)
3) Tipe keluarga, menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta
kendala atau masalah yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut.
4) Suku bangsa, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan.
5) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
6) Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi ditentukan oleh
pendapatan baik kepala keluarga maupun anggota keluarga
lainnya.Selain itu status ekonomi keluarga ditentukan oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.
7) Aktivitas rekreasi keluarga, rekreasi keluarga tidak hanya dilihat
kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat
10
rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengar radio
juga merupakan aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga tertinggi saat ini dicapai oleh keluarga,
misalnya anggota keluarga terdiri dari lansia, remaja, balita, maka
tahap perkembangan keluarga saat ini adalah lansia (bila lansia ikut
dengan keluarga) tetapi bila tidak maka tahapannya adalah keluarga
dengan remaja.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala.
3) Riwayat keluarga inti, menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, pencegahan penyakit,
pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya, meliputi data-data tentang riwayat
orang tua dari pihak suami maupun isteri. Lingkungan
5) Karateristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,
peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank
dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah
rumah.
6) Karateristik tetangga dan komunitas RT, menjelaskan mengenai
karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat.
7) Mobilitas geografis keluarga, mobilitas geografis keluarga ditentukan
dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
8) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
11
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga berinteraksi dengan masyarakat.
9) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga
untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik,
fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas
sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
c. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi, menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar
anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga, kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
4) Nilai dan norma keluarga, meliputi data tentang nilai-nilai, norma
yang dianut keluarga, misalnya keluarga menerapkan aturan agar
setiap anggota keluarga sudah berada dirumah sebelum magrib.
d. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Gambaran anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
2. Fungsi sosialis
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya dan perilaku.
3. Fungsi keperawatan kesehatan
12
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.Sejauhmana
pengetahuan keluarga mengenai konsep sehat-sakit. Kesanggupan
keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat
dari kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas kesehatan
keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,
mengambilkeputusan untuk melakukan tindakan, melakukan
perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang
dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.
4. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi keluarga berapa jumlah anak, bagaimana keluarga
merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan
keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5. Fungsi ekonomi
Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan, sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
e. Stres dan koping keluarga
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah, hal yang perlu
dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
3. Strategi koping, strategi apa yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
13
4. Strategi adaptasi disfungsional, dijelaskan mengenai strategi adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga apabila menghadapi
permasalahan.
f. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.
g. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
B. Analisa Data
Analisa data merupakan kegiatan pemilahan data dalam rangka proses klarifikasi
dan validasi informasi untuk mendukung penegakkan diagnosa keperawatan
keluarga yang akurat.
1. Perumusan Masalah
Sebagaimana pada asuhan keperawatan individu, asuhan keperawatan pada
tingkat keluarga dinyatakan dalam bentuk rumusan :
14
normal. Penyimpangan atau kesenjangan yang didapatkan dinyatakan sebagai
masalah (Problem/P).
Masalah akan dirumuskan sedemikian rupa dan diungkapkan dalam
bentuk “Pernyataan” yang menggambarkan respon klien terhadap masalah
kesehatannya, berupa gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Masalah
tersebut memungkinkan tenaga keperawatan dapat membantu penyelesaiannya.
Apabila hal tersebut tidak dapat diselesaikan dengan tindakan lanjutan
keperawatannya, maka kemungkinan besar diagnosis keperawatan tersebut
belum benar, dan perlu diteliti kembali perumusannya.
15
keperawatan aktual memberikan gambaran tanda dan gejala yang jelas yang
mendukung bahwa masalah benar-benar terjadi, masalah resiko ditunjukkan dengan
data yang mengarah pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera ditangani,
dan masalah potensial/sejahtera adalah merupakan status kesehatan berada pada
kondisi sehat dan ingin meningkatkan lebih optimal (Setiawati, 2008). Diagnosis
keperawatan menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi
Keperawatan Konsep dan Praktik dapat dibedakan menjadi 5 kategori yaitu :
1. Aktual yaitu menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan.
2. Risiko yaitu menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak
dilakukan intervensi.
3. Potensial yaitu menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk
memastikan masalah keperawatan kemungkinan. Pada keadaan ini masalah dan
faktor pendukung belum ada tapi sudah ada faktor yang dapat menimbulkan
masalah.
4. Diagnosis keperawatan (Wellness) adalah keputusan klinis tentang keadaan
individu, keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera yang lebih
tinggi.
5. Diagnosis keperawatan (Syndrome) adalah diagnosis yang terdiri dari kelompok
diagnosis keperawatan aktual dan risiko tinggi yang diperkirakan akan muncul
atau timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
16
b. Kemungkinan masalah untuk diubah
1) Mudah dengan nilai = 2
2) Sebagian dengan nilai = 1
3) Tidak dapat dengan nilai = 0
Pembenaran mengacu pada: masalah, sumber daya keluarga, sumber daya perawat
dan sumber daya lingkungan.
c. Potensial masalah untuk dicegah:
1) Tinggi dengan nilai = 3
2) Cukup dengan nilai = 2
3) Rendah dengan nilai = 1
Pembenaran mengacu pada berat ringannya masalah, jangka waktu terjadi
masalah, tindakan yang akan dilakukan, kelompok resiko tinggi yang bisa dicegah.
d. Menonjolnya masalah
1) Segera diatasi dengan nilai = 2
2) Tidak segera diatasi dengan nilai = 1
3) Tidak dirasakan ada masalah dengan nilai = 0.
Pembenaran mengacu kepada: kurang pengetahuan keluarga terhadap masalah.
2. Bobot
1) Sifat masalah dengan bobot = 1
2) Kemungkinan masalah untuk diubah dengan bobot = 2
3) Potensial masalah untuk dicegah dengan bobot = 1
4) Menonjolnya masalah dengan bobot = 1.
3. Pembenaran
1) Alasan untuk menentukan sub kriteria
2) Dampak terhadap kesehatan keluarga
3) Ditunjang dari data hasil pengkajian.
Tabel 2
Sistem Skoring
NO KRITERIA NILAI BOBOT PEMBENARAN
1. Sifat Masalah Mengacu pada masalah yang
Skala:
sedang terjadi dengan
3
- Aktual
menunjukan tanda dan
17
- Resiko tinggi 2 1 gejala atau bahkan dalam
1
- Potensial kondisi sehat.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah Mengacu pada masalah,
Skala:
sumberdaya keluarga,
2
- Mudah
1 2 semberdaya perawat dan
- Sebagian 0
sumberdaya lingkungan.
- Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah Mengacu pada berat
Skala :
ringannya masalah, jangka
3
- Tinggi
2 1 waktu terjadinya masalah,
- Cukup 1
tindakan yang akan
- Rendah
dilakukan, kelompok resiko
tinggi yang bisa dicegah.
4. Menonjol masalah Mengacu pada kurang
Skala:
pegetahun keluarga terhadap
2
- Segera diatasi
1 1 masalah.
- Tidak segera diatasi 0
- Tidak dirasakan ada masalah
Sumber : Santun Setiawati (2008).
A. Skoring
Menurut Effendy (1998), system scoring untuk menentukan prioritas masalah sebagai
berikut:
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan
Skor
x bobot
Angka tertinggi
Jumlahkan skor untuk semua kriteria
3. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk semua bobot.
.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis
untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan, merencanakan asuhan
keperawatan, dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan
rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutuhasil asuhan keperawatan yang dilakukan
terhadap keluarga. Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga yang pertama keluarga mampu
melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan menangani masalah kesehatan.
Kedua keluarga memperoleh pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan. Serta keluarga
mampu berfungsi optimal dalam memelihara hidup sehat anggota keluarganya. Sasaran
asuhan keperawatan keluarga adalah: keluarga sehat, keluarga yang belum terjangkau
pelayanan kesehatan, Keluarga dengan resiko tinggi mengalami masalah kesehatan. peranan
yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan keluarga yaitu sebagai penyedia pelayanan,
sebagai Pendidik dan konsultan, Sebagai Panutan, sebagai pembela, sebagai Manajer kasus,
kolaborator, perencana tindakan lanjut, sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan,
koordinator pelayanan Kesehatan, Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin , dan
Fasilitator
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini kami selaku penulis sangat berharap kepada seluruh
mahasiswa agar mampu memahami dan mengetahui tentang Konsep Dasar Asuhan
Keperawatan Keluarga. Semoga dengan adanya makalah ini dapat membawa pengaruh yang
baik dan bermanfaat bagi kita semua.
19
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K. (2010). Aplikasi Praktek Perkesmas Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. CV.
Sagung Seto.
APD Salvari, G , (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. TIM.
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC
Mubarak, Wahit Iqbal. 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta : CV Sagung Seto.
Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2008). Proses Dan Dokumentasi Keperawatan Konsep Dan Praktik, Edisi 2. Jakarta :
Salemba Medika
20