Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PENCEGAHAN

DAN PENANGANAN
KEBAKARAN

RUMAH SAKIT MITRA SEHAT


Desa Curah Jeru RT II RW XI Kec. Panji,
Kab. Situbondo, Jawa Timur 68323
Mobile | +62 82333282112
No. Telp/Fax | (0338) 678141
Email | rumahsakitmitrasehatsitubondo@yahoo.com
Website |http://www.rsmitrasehatsitubondo.com
PANDUAN PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN KEBAKARAN

LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RUMAH SAKIT MITRA SEHAT


Panduan Pencegahan dan Penanganan Kebakaran

KETERANGAN TANDA TANGAN TANGGAL

Milkhatun, S.KM Pembuat Dokumen

Gaguk Guntoro, S.E. Authorized Person

dr. Divi Mardiana Direktur

i
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT MITRA SEHAT
NOMOR: /Per/RSMS/II/2017

TENTANG

PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEBAKARAN


RUMAH SAKIT MITRA SEHAT

DIREKTUR RUMAH SAKIT MITRA SEHAT,


Menimbang : a. Bahwa bencana kebakaran adalah setiap kedaruratan yang merusak fungsi
masyarakat normal yang membangkitkan tanggapan atas keamanan
masyarakat termasuk nyawa dan kepemilikan sehingga menimbulkan
kerugian harta benda, cacat bahkan korban jiwa, sehingga perlu dilakukan
tindakan kewaspadaan dan penanggulangan bencana kebakaran;
b. Bahwa dalam rangka melindungi individu, masyarakat dan lingkungan
terhadap bencana kebakaran, Rumah Sakit Mitra Sehat perlu menetapkan
Panduan Pencegahan dan Penanganan Kebakaran;
c. Bahwa penetapan dan pemberlakuan Panduan tersebut perlu ditetapkan
dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Mitra Sehat
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomer 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
4. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomer 448/Menkes/SK/VI/1993
tentang Pembentukan Tim Kesehatan Penanggulangan Korban Bencana
disetiap Rumah Sakit
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomer 29/Menkes/SK/I/1995 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Umum Penanggulangan Medik Korban Bencana
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomer 205/Menkes/SK/II/1999 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Permintaan dan Pengiriman Bantuan Medik dari
Rumah Sakit Rujukan saat Bencana
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomer 979/Menkes/SK/IX/2001 tentang
Prosedur Tetap Pelayanan Kesehatan Penanggulangan Bencana dan
Penanganan Pengungsi.
9. Peraturan Ketua Pengurus Yayasan Mitra Sehat Situbondo Nomor
01/Per/Peng/YMSS/I/2017 tentang Peraturan Internal Rumah Sakit Mitra
Sehat;
10. Peraturan Ketua Pengurus Yayasan Mitra Sehat Situbondo Nomor
02/Per/Peng/YMSS/I/2017 tentang Penetapan Struktur Organisasi Rumah
Sakit Mitra Sehat;
11. Keputusan Ketua Pengurus Yayasan Mitra Sehat Situbondo Nomor
01/Kep/Peng/YMSS/I/2017 tentang Pengangkatan dr. Divi Mardiana
sebagai Direktur Rumah Sakit Mitra Sehat.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MITRA SEHAT TENTANG PANDUAN
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEBAKARAN DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

ii
MITRA SEHAT
KEDUA : Panduan Pencegahan dan Penanganan Kebakaran di Lingkungan Rumah Sakit
Mitra Sehat sebagaimana terlampir dalam Peraturan ini.
KETIGA : Panduan Pencegahan dan Penanganan Kebakaran di Lingkungan Rumah Sakit
Mitra Sehat digunakan dalam pengelolaan risiko yang dapat terjadi terhadap staf,
pasien, keluarga, dan pengunjung di Rumah Sakit Mitra Sehat.
KEEMPAT : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Situbondo
Pada tanggal : 1 Februari 2017

Rumah Sakit Mitra Sehat


Direktur,

dr. Divi Mardiana

iii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. iv


BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................... 1
A. TUJUAN ....................................................................................................................................................................... 1
B. DEFINISI ..................................................................................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ..................................................................................................................... 2
A. IDENTIFIKASI AREA BERISIKO ........................................................................................................................ 2
B. PENANGGUNG JAWAB ......................................................................................................................................... 2
C. KOORDINASI UNIT TERKAIT (INTERNAL & EKSTERNAL) .................................................................. 2
D. FASILITAS DAN PERALATAN............................................................................................................................ 2
E. KLASIFIKASI JENIS KEBAKARAN DAN PENANGANAN .......................................................................... 2
BAB III TATA LAKSANA ..................................................................................................................... 4
A. TATA LAKSANA IDENTIFIKASI AREA BERISIKO ...................................................................................... 4
B. TATA LAKSANA PENCEGAHAN ........................................................................................................................ 4
C. TATA LAKSANA DETEKSI DINI KEBAKARAN ............................................................................................ 4
D. TATA LAKSANA PENGHENTIAN/SUPRESI ATAU PENGENDALIAN................................................. 5
E. TATA LAKSANA EVAKUASI ................................................................................................................................ 5
F. TATA LAKSANA PENANGANAN KORBAN KEBAKARAN ........................................................................ 5
G. TATA LAKSANA PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN STAF .................................................. 6
H. TATA LAKSANA INSPEKSI DAN UJI COBA ................................................................................................... 6
I. TATA LAKSANA KOORDINASI FASILITAS INDEPENDENT .................................................................... 6
BAB IV DOKUMENTASI....................................................................................................................... 7
A. DOKUMENTASI MENGHADAPI KEBAKARAN ............................................................................................ 7
B. DOKUMENTASI PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN ALAT KEBAKARAN ......................................... 7
C. DOKUMENTASI EVALUASI ................................................................................................................................. 7

iv
Lampiran
Direktur Rumah Sakit Mitra Sehat
Nomor : /Per/RSMS/II/2017
Tanggal : 1 Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN

A. TUJUAN
Tujuan Umum
Memberikan panduan bagi staf dan seluruh komponen yang berada di lingkungan Rumah
Sakit untuk mengetahui, memahami dan dapat mengimplementasikan penanganan bencana
kebakaran, pengurangan risiko, deteksi dini, dan tindakan evakuasi serta memberikan
pendidikan kepada staf untuk menyelamatkan pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
Tujuan Khusus
1. Melakukan identifikasi area-area berisiko terjadinya kebakaran yang bertujuan untuk
melakukan tindakan preventif dan penanggulangan secepat mungkin.
2. Memberikan informasi dan prosedur tentang bahaya kebakaran kepada seluruh staf dan
komponen di lingkungan Rumah Sakit .
3. Menetapkan dan menyusun langkah-langkah yang perlu dilakukan bila terjadi bencana
kebakaran di lingkungan Rumah Sakit .
4. Memahami dan dapat mengaplikasikan/uji coba tindakan nyata secara berkala sesuai
prosedur untuk menjaga segala kemungkinan bila terjadi kebakaran.

B. DEFINISI
1. Kebakaran adalah suatu peristiwa yang disebabkan dari api yang tidak dapat
dikendalikan atau dikuasai baik besar maupun kecil, disengaja atau tidak dan
menimbulkan kerugian harta benda, cacat bahkan korban jiwa.
2. Titik berkumpul adalah lokasi yang ditetapkan sebagai area yang aman bagi proses
evakuasi bila terjadinya kebakaran dan keadaan darurat lainnya.
3. Penanggulangan kebakaran adalah segala upaya untuk mencegah timbulnya kebakaran
dengan berbagai upaya atau pengendalian setiap perwujudan energi, pengadaan sarana,
proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan serta pembentukan organisasi tanggap
darurat untuk menanggulangi bahaya kebakaran.
4. Pos Komando kebakaran adalah tempat/ area yang menjadi pusat komando penanganan
bila terjadinya kebakaran
5. Peringatan dini kebakaran adalah proses memonitor situasi-situasi dalam ruangan
bangunan gedung yang rentan terhadap bahaya kebakaran yang direfleksikan dengan
adanya indikator panas atau asap.
6. Sistim alarm kebakaran otomatik (smoke detector dan alarm) adalah sistim atau
rangkaian elektronik yang terhubungan dengan seperangkat alat detector panas,
detector asap yang dapat mendeteksi apabila dikenai zat berupa gas menghasilkan suatu
alarm/tanda peringatan secara cepat.
7. Sistem penghentian Chemical suppressants dan springkler adalah suatu sistem
pemadaman/penghentian kobaran api melalui bahan/larutan yang dikeluarkan oleh
sistem pemdaman yang bersifat kimia atau air.
8. Hydrant adalah seperangkat alat penyemprot air terdiri dari slang dan alat pompa yang
mempunyai tekanan tinggi karena dihubungkan dengan generator listrik yang terpompa
secara cepat dan menghasilkan tekanan air yang keluar sangat kuat
9. APAR adalah alat pemadam api ringan, yang terdiri dari beberapa macam bahan untuk
menghilangkan api tergantung dari sumber api yang hadapinya.

1
BAB II RUANG LINGKUP

A. IDENTIFIKASI AREA BERISIKO


1. Internal
a. Dapur / gizi
b. Tempat/area yang mudah terjadinya kebakaran misal incinerator, boiler, steam, gas
medis dsb
c. Tempat penyimpanan tabung gas (LPG).
d. Logistic, farmasi, radiologi dsb
2. Eksternal
a. Bangunan dan gedung yang berdekatan area Rumah Sakit
b. Pipa gas dan saluran listrik milik Negara, dsb

B. PENANGGUNG JAWAB
1. Staf unit terkait
2. Seluruh staf dan karyawan Rumah Sakit
3. Petugas Pemadam Kebakaran

C. KOORDINASI UNIT TERKAIT (INTERNAL & EKSTERNAL)


1. Internal
a. Patroli kebakaran (fire marshall)
b. Petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPS)
c. IGD
d. Keperawatan
e. Farmasi dan logistik
2. Eksternal
a. Petugas pemadam kebakaran
b. Polisi
c. Dinas dan institusi terkait

D. FASILITAS DAN PERALATAN


1. Sistem deteksi asap (smoke detector), alarm kebakaran
2. APAR
3. Sprinkler dan supresan kimia (chemical suppressants)
4. Hydrant

E. KLASIFIKASI JENIS KEBAKARAN DAN PENANGANAN

Klasifikas
No Jenis Bahan Terbakar Penanganan Keterangan
i
1 A Benda padat meliputi : a. Pasir,
Kertas, plastic, kayu, b. Tanah,
kain c. Lumpur,
d. Tepung pemadam -
(dry powder)
e. Busa (foam),
f. Air
2 B Benda cair / gas a. Tepung pemadam
meliputi : (dry powder)
Preminum (bensin), b. Busa (foam), -
solar, kerosene, c. Air dalam bentuk
LPG/LNG, minyak spray atau kabut

2
Klasifikas
No Jenis Bahan Terbakar Penanganan Keterangan
i
goring halus
3 C Instalasi listrik a. Carbondioxyda (CO2) Dilarang
bertegangan meliputi : b. Tepung kering (dry menggunakan
Alat-alat rumah tangga chemical) air
yang menggunakan
listrik
4 D Benda logam padat a. Pasir halus dan
meliputi : kering
-
Magnesium, aluminium, b. Dry powder khusus
natrium, kalium, dsb
5 E Peralatan elektronik a. Clean agent Terjadi
hubungan
arus pendek.
Dilarang
menggunaka
n dry powder
6 K Bahan konsentrasi a. Tepung pemadam Biasanya
lemak yang tinggi (dry powder) terjadi
b. Busa (foam), didapur
c. Air dalam bentuk
spray atau kabut
halus

3
BAB III TATA LAKSANA

A. TATA LAKSANA IDENTIFIKASI AREA BERISIKO


1. Melakukan identifikasi area/lokasi yang berisiko
2. Melakukan inventarisasi bahan dan sumber yang berisiko terjadinya kebakaran
dimasing-masing unit Rumah Sakit .
3. Melakukan mapping (denah) area berdasarkan kategori dan jenis/tingkat risiko bahaya
kebakaran.
4. Memberikan tanda dan symbol tempat serta bahan yang mengandung risiko kebakaran
5. Melakukan sosialisasi ke staf dan pengunjung tentang sumber risiko bila terjadi
kebakaran

B. TATA LAKSANA PENCEGAHAN


1. Memberikan informasi dan edukasi kepada staf, pasien, pengunjung tentang bahaya
kebakaran.
2. Memberikan pendidikan, pelatihan dan aplikasi/uji coba yang nyata kepada staf tentang
kebakaran secara berkala
3. Mengidentifikasi pemakaian, penggunaan dan penempatan bahan-bahan/sumber-
sumber/peralatan yang mengakibatkan kebakaran.
4. Menetapkan lokasi-lokasi yang dapat menyebabkan risiko kebakaran, baik risiko
kebakaran kecil maupun besar
5. Melakukan kontrol/inspeksi, perbaikan dan penggantian secara berkala
peralatan/fasilitas yang rusak atau sudah waktunya dilakukan pembaharuan.
6. Menjauhkan peralatan dan fasilitas yang berisiko terbakar dengan sumber/bahan yang
mudah terbakar.
7. Menempatkan alat pemadam kebakaran di area-area/titik-titik tertentu yang dapat
mudah dijangkau oleh semua orang.
8. Memasang label, symbol dan tanda peringatan pada lokasi-lokasi yang berisiko
terjadinya kebakaran.
9. Mengatur/mendesain bangunan, peralatan dan sumber-sumber risiko kebakaran sesuai
dengan jarak aman yang diperkenankan.
10. Melakukan pengawasan setiap pembangunan didalam atau berdekatan dengan
bangunan yang dihuni pasien

C. TATA LAKSANA DETEKSI DINI KEBAKARAN


1. Deteksi asap (smoke detector) dan alarm kebakaran
a. Penempatan peralatan disesuaikan dengan fungsi dan area berisiko (public area)
b. Pastikan terlebih dahulu lokasi/area alarm kebakaran atau deteksi asap yang
bunyi/mendeteksi kebakaran.
c. Lakukan penanganan secepatnya bila sistem deteksi mengetahui adanya tanda-tanda
kebakaran dengan menuju lokasi terjadinya kebakaran.
d. Ambil peralatan kebakaran yang tersedia/terjangkau sekitar area/lokasi kebakaran
dan melakukan tindakan penyelamatan.
e. Pemeliharaan sistem/komponen deteksi kebakaran yang dilakukan secara berkala
f. Dilakukan uji coba/simulasi terhadap peralatan dalam periode tertentu untuk
memastikan fungsi dan kegunaan alat.
2. Patroli kebakaran
a. Penetapan/penunjukkan staf sebagai petugas patroli kebakaran
b. Adanya prosedur pengawasan yang menjadi prosedur baku yang ditetapkan sebagai
langkah control yang ada.
c. Adanya rute/jadwal ronda secara berkala untuk melakukan pemantauan area/lokasi
dan tempat/fasilitas yang berisiko terjadinya kebakaran

4
d. Adanya sistem/kategori tingkat pengawasan lokasi/fasilitas dan area public yang
menimbulkan bahaya kebakaran besar, sedang dan kecil.

D. TATA LAKSANA PENGHENTIAN/SUPRESI ATAU PENGENDALIAN


1. Memastikan sistem penghentian/supresi pemadam kebakaran dapat berjalan dengan
baik dengan melakukan inspeksi dan uji coba secara berkala atas fungsi alat.
2. Penggunaan dan penempatan peralatan disesuaikan dengan jenis bahan pada lokasi
yang mudah terjadinya kebakaran dan besarnya risiko yang terjadi (supresan kimia dan
springkler)
3. Gunakan sistem pemadaman sesuai dengan jenis/bahan yang terbakar, sistem isolasi,
sistem pendinginan dan sistem urai untuk mengurangi serta membatasi api.
4. Memastikan petugas patroli kebakaran, staf dan pengunjung dapat menggunakan
peralatan pemadam kebakaran dengan baik dan tepat sasaran sebagai fungsi
pengendalian tingkat pertama sebelum terjadinya kebakaran yang lebih besar lagi.
5. Memastikan ketersediaan APAR dan hydrant pada area/lokasi terdekat atau pada titik
rawan risiko terjadinya kebakaran

E. TATA LAKSANA EVAKUASI


1. Pasien
a. Informasikan terjadinya kebakaran dengan membunyikan alarm/sirene tanda
bahaya kebakaran
b. Kepala ruangan/kepala unit yang terkait dengan pelayanan pasien melakukan
instruksi untuk melakukan pengosongan ruangan dengan cara memindahkan pasien
ke ruangan yang lebih aman/titik kumpul.
c. Kepala ruangan/kepala unit bekerjasama dengan kepala unit perawatan dan
perawat yang ada untuk mengevakuasi pasien dengan terlebih dahulu
menginformasikan alasan dilakukannya evakuasi.
d. Kepala ruangan/kepala unit dapat bekerjasama dengan keluarga dan pengunjung
yang berada dilokasi/ruangan untuk mempercepat jalannya evakuasi pasien.
e. Lakukan evakuasi pada pasien yang mempunyai kondisi/keadaan yang lebih stabil
(dapat berjalan/menggunakan kursi roda), selanjutnya evakuasi pasien yang
berikutnya.
2. Karyawan & Tamu/keluarga
a. Informasikan terjadinya kebakaran dengan membunyikan alarm/sirene tanda
bahaya kebakaran
b. melakukan evakuasi terhadap staf/tamu/pengunjung yang berada dilokasi atau
dekat dengan lokasi kebakaran (pengosongan area atau gedung).
c. Mengarahkan dan memandu staf/tamu/pengunjung ke area yang aman (titik
kumpul) dari jangkauan kebakaran.
d. Mengamankan lokasi sekitar dari staf/tamu/pengunjung dan bantu kelancaran jalur
evakuasi petugas pemadam menuju area kebakaran
e. Lakukan pemadaman listrik instalasi yang terdekat dengan area/lokasi kebakaran
atau bahan-bahan/sumber yang dapat menimbulkan terjadinya kebakaran yang
lebih hebat.

F. TATA LAKSANA PENANGANAN KORBAN KEBAKARAN


1. Proses penanganan korban dilakukan secepatnya untuk mencegah risiko kecacatan dan
atau kematian
2. Menentukan prioritas penanganan terhadap korban dan penempatan korban sesuai hasil
triage
3. Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman dan layak untuk dapat dilakukan
pertolongan
4. Melakukan stabilisasi atau tindakan dasar (basic live support) pada korban

5
5. Memberikan tindakan definitive sesuai kondisi kegawatan dan bila diperlukan tindakan
perawatan lanjutan
6. melakukan rujukan bila diperlukan ke rumah sakit terdekat karena pertimbangan medis
maupun tempat perawatan yang ada.

G. TATA LAKSANA PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN STAF


1. Pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan staf wajib dilakukan khususnya untuk
program penanggulangan kebakaran dan kondisi kedaruratan lainnya.
2. Menunjuk staf yang berkompeten dan sesuai dengan ruang lingkup tugasnya.
3. Bekerjasama dengan institusi yang berwenang, negeri maupun swasta dalam pengadaan
pendidikan dan pelatihan.
4. Pelatihan dapat diimplementasikan oleh staf terkait dengan seluruh staf, jajarannya
termasuk unit independence yang berada di lingkungan Rumah Sakit , dilaksanakan
secara periodic 1 (satu) tahun sekali.
5. Melakukan evaluasi dan respon balik terhadap hasil pelatihan kepada para staf untuk
dijadikan tolak ukur keberhasilan staf dalam menjalankan/melakukan tindakan
pencegahan kebakaran secara dini.

H. TATA LAKSANA INSPEKSI DAN UJI COBA


1. Melakukan inspeksi dan uji coba seluruh fasilitas, peralatan dan SDM yang terkait
dengan penanganan bila terjadi kebakaran
2. Inspeksi dan uji coba fasilitas,
a. Khususnya alat deteksi kebakaran (smoke detector, alarm kebakaran), alat pemadam
kebakaran (springkler, hydrant, APAR, chemical suppression) dilakukan setiap 3 (tiga)
bulan sekali oleh tenaga yang berpengalaman/ distributor alat.
b. Bila terjadi kerusakan atau ketidakfungsian alat, dapat dilakukan perbaikan
secepatnya.
c. Proses uji coba terhadap kondisi kebakaran dilakukan minimal 12 (dua belas) bulan
sekali secara berkala oleh tim internal rumah sakit, bila diperlukan dengan teknisi
dari distributor alat.

I. TATA LAKSANA KOORDINASI FASILITAS INDEPENDENT


1. Staf dan fasilitas dari badan independent yang berada dilingkungan Rumah Sakit wajib
mentaati segala peraturan dan kebijakan yang bersifat umum (universal) khususnya
dalam hal yang mengutamakan kepentingan dan keselamatan bersama.
2. Staf independent bila terjadinya kebakaran berkoordinasi dengan bagianhumas dan
dibawah kendali langsung pimpinan Rumah Sakit .
3. Staf mengetahui dan memahami apabila terjadinya kondisi kebakaran dan risiko yang
dihadapinya.
4. Staf dapat melaksanakan dan mengimplementasikan prosedur dan tata cara
penanganan, pencegahan, evakuasi dan penghentian kebakaran.
5. Tata laksana dan prosedur penanggulangan bahaya kebakaran termasuk dalam salah
satu butir kesepakatan antara Rumah Sakit dengan Badan Independent.

6
BAB IV DOKUMENTASI

A. DOKUMENTASI MENGHADAPI KEBAKARAN


1. Dokumentasi hasil inspeksi alat pemadam kebakaran
2. Dokumentasi hasil uji coba rutin/berkala menghadapi kebakaran

B. DOKUMENTASI PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN ALAT KEBAKARAN

C. DOKUMENTASI EVALUASI
1. Evaluasi pelaksanaan ujicoba/berkala menghadapi kebakaran
2. Evaluasi perbaikan dan penggantian alat kebakaran

Rumah Sakit Mitra Sehat


Direktur,

dr. Divi Mardiana

Anda mungkin juga menyukai