LAPORAN KASUS
1
disangkal, mual dan muntah disangkal. Pasien mengaku mulas sejak 1 hari.
Pasien mengaku keluar lendir darah, namun keluar air-air disangkal. Gerak
janin tidak dirasa sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien sempat
berobat ke RS Yadika 2 hari sebelum masuk rumah sakit dan mendapat obat
anti kejang, namun pasien pulang paksa.
d) Riwayat Kehamilan Saat ini
HPHT = lupa
Usia Kehamilan = 31 minggu
e) Riwayat Menstruasi
Menarche usia 12 tahun, siklus 28 hari, durasi 7-8 hari, 3-4 kali ganti pembalut,
nyeri saat haid tidak ada.
f) Riwayat Pernikahan
Menikah 1 kali pada tahun 2003 saat usia 25 tahun
g) Riwayat Obstetri
G5P4A0
1. Anak pertama, perempuan, usia 13 tahun, normal, sehat, berat lahir 2000
gram
2. Anak kedua, laki-laki, usia 11 tahun, normal, sehat, berat lahir 3200 gram
3. Anak ketiga, laki-laki, usia 8 tahun, normal, sehat, berat lahir 3100 gram
4. Anak keempat, laki-laki, meninggal dalam kandungan pada tahun 2017,
berat lahir 1600 gram
5. Hamil saat ini
h) Riwayat Penyakit Dahulu
Tekanan darah tinggi sejak hamil. Saat hamil ke-4, tekanan darah juga tinggi.
DM disangkal. Asma disangkal. Penyakit jantung disangkal.
i) Riwayat Penyakit Keluarga
HT (-) DM (-) Asma (-) Penyakit jantung (-)
j) Riwayat Sosial Ekonomi
Suami Buruh (tamat SMP) , Istri Ibu Rumah Tangga (tamat SMP)
k) Riwayat KB
2
Belum pernah menggunakan KB
l) Riwayat Alergi
Riwayat alergi makanan dan obat disangkal
3
o Palpasi:
Leopold I: TFU = 23 cm, Teraba struktur bulat dan lunak
Leopold II: Teraba struktur yang rata di kiri, dan teraba struktur
keras bulat melenting di kanan
Leopold III: Teraba struktur keras bulat melenting
Leopold IV: Bagian terendah janin belum masuk PAP
o Auskultasi: DJJ tidak ditemukan
Genital
o Inspeksi: vulva/uretra tenang, tidak ada perdarahan aktif
o Io: Portio licin, OUE terbuka 1 cm, Fluksus (+), Fluor (+)
o VT: Portio lunak, posterior, tebal 2 cm, lebar 1 cm
4
I.4 Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium
04-10-2018
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
DARAH PERIFER
LENGKAP
Hb 13,6 12,0-14,0 g/dL
Ht 38,7 37,0-43,0 %
Eritrosit 5.22 H 4,00-5,00 juta/uL
Leukosit 12060 H 5000-10000 /uL
Trombosit 179.000 150.000-400.000 /uL
MCV 74,1 L 82-92 fL
MCH 26,1 L 27-31 g/dL
MCHC 35,1 32-36 g/dL
KIMIA KLINIS
SGOT 36 H
SGPT 44
Albumin 3.50
5
Ureum Darah 13 L
Kreatinin Darah 0.6
GDS 116
URINALISA
Urin Lengkap
Warna Kuning Muda
Kejernihan Jernih
Sedimen
Leukosit 1-3/LPB
Eritrosit 0-1/LPB
Silinder Negatif
Sel Epitel 1+
Kristal Negatif
Bakteri Negatif
Berat Jenis 1.025
pH 7.0
Albumin 3+ (H)
Glukosa Negatif
Keton Negatif
Darah/Hb Negatif
Bilirubin Negatif
Urobilinogen 3.4
Nitrit Negatif
Leukosit Esterase Negatif
6
b) Pemeriksaan USG
Janin presentasi kepala tunggal, IUFD, plasenta di anterior, tidak
tampak hematoma, retroplasenta, DJJ negatif
I.5 Diagnosis
Preeklampsia with severe feature pada kehamilan G5P4A0 hamil 31
minggu, janin presentasi kepala tunggal, IUFD, oligohidramnion, cervix belum
matang, belum inpartu.
I.6 Penatalaksanaan
Observasi keadaan umum, tanda vital, kontraksi.
Observasi tanda perburukan preeclampsia berat
Cek lab darah lengkap, urin lengkap, gula darah sewaktu, SGOT,
SGPT, ureum darah, kreatinin darah, albumin, urinalisa
Nifedipin 10 mg titrasi
MgSO4 dosis awal 4 gram, dosis maintenance 1gram/jam
Rencana terminasi kehamilan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pendahuluan
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu
bersalin. Di Indonesia, mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga
masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh etiologi yang tidak jelas, juga oleh
perawatan dalam persalinan yang masih ditangani petugas non-medis dan sistem
rujukan yang belum sempurna. (Angsar, 2016)
Kelainan hipertensi dalam kehamilan, termasuk didalamnya preeklampsia,
merupakan penyulit hingga 10% pada kehamilan di seluruh dunia, dan merupakan
salah satu penyebab terbesar dari morbiditas dan mortalitas baik maternal maupun
perinatal di seluruh dunia. (ACOG, 2013)
II.2 Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari hipertensi pada kehamilan di Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. Hipertensi Kronik
2. Preeklampsia-eklampsia
3. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
4. Hipertensi Gestasional
8
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik ≥ 140/90 mmHg.
Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam pada
pasien yang sedang dalam kondisi istirahat.
II.2.3 Preeklampsia
Preeklampsia merupakan hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria. Proteinuria disini adalah adanya 300 mg protein dalam
urin 24 jam atau sama dengan ≥ 1+ dipstick.
Preeklampsia dibagi menjadi 2 bagian, yakni preeklampsia ringan dan
preeklampsia berat.
9
curah jantung. Hal ini berarti pula meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital.
Penambahan aliran darah ke ginjal akan meningkatkan filtrasi glomeruli dan
meningkatkan diuresis. Diuresis akan meningkatkan ekskresi natrium, menurunkan
reaktivitas kardiovaskular, sehingga mengurangi vasospasme. Peningkatan curah
jantung akan meningkatkan pula aliran darah rahim, menambah oksigenasi plasenta,
dan memperbaiki kondisi janin dalam rahim.
Ibu hamil dengan preeklampsia ringan harus dirawat di rumah sakit bila tidak
ada perbaikan tekanan darah dan proteinuria dalam waktu 2 minggu, atau terdapat
satu atau lebih tanda-tanda preeklampsia berat.
Diagnosis preeklampsia berat ditegakkan bila terdapat satu atau lebih gejala
berikut ini:
10
Preeklampsia berat dibagi menjadi dua: preeklampsia tanpa impending
eclampsia dan preeklampsia dengan impending eclampsia. Disebut impending
eclampsia bila preeklampsia berat disertai gejala-gejala subyektif seperti nyeri kepala
hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium, dan kenaikan progresif
dari tekanan darah.
Selain diberikan koreksi cairan seperti di atas, dapat juga diberikan obat anti
kejang seperti Diazepam, Fenitoin, dan MgSO4.
Selain diberikan koreksi cairan dan obat anti kejang, penderita preeklampsia
juga diberikan obat antihipertensi seperti:
11
II.2.4 Eklampsia
Manajemen dari eklampsia yang pertama adalah stabilisasi fungsi vital, yaitu
dengan memperhatikan dan menyelamatkan Airway, Breathing, Circulation (ABC).
Kemudian setelah itu mengatasi kejang, mengendalikan tekanan darah, dan
melahirkan janin pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat.
12
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien seorang wanita berusia 40 tahun datang dengan keluhan tekanan darah
tinggi sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Selama hamil rutin kontrol ke Klinik
Bunda sebanyak 4 kali. Selama hamil, tekanan darah tinggi. Nyeri kepala disangkal,
pandangan mata kabur disangkal, nyeri ulu hati disangkal, mual dan muntah
disangkal. Tekanan darah tinggi sejak hamil. Saat hamil ke-4, tekanan darah juga
tinggi.
13
Edema paru
Trombositopenia (trombosit < 100.000/mikroliter)
Gangguan fungsi hepar
14
DAFTAR PUSTAKA
Angsar, MD. 2016, Hipertensi dalam Kehamilan (dalam Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo Edisi 4). PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
Powe, et al. 2011, Preeclampsia, a Disease of the Maternal Endothelium: The Role of
Antiangiogenic Factors and Implications for Later Cardiovascular Disease.
10.1161/CIRCULATIONAHA.109.853127. Available at:
http://circ.ahajournals.org
15