Anda di halaman 1dari 4

Menyelesaikan Problematika Bangsa,

Melalui Pendidikan Kewarganegaraan


.

dakwatuna.com – Setiap bangsa pasti


menginginkan harkat dan martabat negaranya bisa terangkat dan tercium manis oleh
setiap negara di dunia. Banyak di antara negara-negara maju maupun berkembang
sedang berlomba-lomba dalam hal ini. Namun terkadang kondisi dan perilaku
masyarakatlah yang mengakibatkan turunnya kualitas moral sebuah bangsa sebagai
akibat dari apa yang telah mereka lakukan. Tercermin dari setiap masalah-masalah
yang ada di dalam kehidupan sehari-hari mereka dan sudah bisa dipastikan hal inilah
yang menjadi salah satu faktor mengapa harkat dan martabat sebuah bangsa bisa
terjadi penurunan.

Sangat ironis memang kalau kita melihat perilaku masyarakat kita yang sudah bisa
dibilang jauh dari norma-norma yang ada. Perilaku mereka sangat-sangat
menghawatirkan. Pencurian yang dulu ruang lingkupnya hanya sebagian kecil orang
saja, yakni hanya orang-orang yang kurang mendapatkan asupan pendidikan dan
tingkat ekonominya pun berada pada posisi menegah kebawah. Kini sudah berevolusi
menjadi wakil-wakil rakyat yang berada di kursi-kursi birokrasi. Dan yang lebih
ironisnya lagi mereka terlahir dari kalangan terpelajar.

Selanjutnya, rasa benci dan upaya untuk memerangi musuh yang bisa jadi akibat
fanatisme di antara para supporter persepakbolaan tanah air juga menjadi sesuatu
yang sangat menghawatirkan. Tawuran yang terjadi di antara dua kubu suportter
sudah menjadi hal yang wajar,akibatnya banyak di antara mereka yang kehilangan
nyawa. Tetapi sekali lagi berita seperti ini seolah-olah adalah hal yang biasa dan tak
asing lagi untuk dilihat maupun di dengar.

Maraknya Perlakuan-perlakuan Premanisme di sekitar kita juga merupakan salah satu


faktor yang menyebabkan turunya Harkat dan Martabat sebuah Bangsa. Pemalakan
dan Pemerasan liar yang di bumbuhi sebuah ancaman keselamatan adalah jurus yang
paling jitu agar dapat mengisi kantong-kantong kosong para preman tersebut.

Bukan hanya pencuri-pencuri yang berevolusi dan Permusuhan sebangsa dan


senegara saja yang kemudian dilanjutkan dengan Prilaku-prilaku Premanisme, masih
banyak Prilaku-prilaku tidak wajar dan yang jauh dari nilai-nilai moral yang berlaku
dimasyarakat kita seperti seks bebas, perdagangan manusia, penggunaan narkoba,
KDRT, dll.

Sebagaimana halnya seks bebas, banyak di kalangan anak-anak remaja maupun orang
dewasa terutama di wilayah Ibukota sudah pernah melakukan hubungan di luar nikah
ini. Persentasenya pun sangat-sangat mengejutkan, yakni sudah diatas angka 50%.
Sehingga sudah tidak mengherankan lagi tatkala kita mendengar berita mengenai
bayi-bayi yang di aborsi dan yang di buang setelah lahir baik itu di tempat sampah
maupun di sungai dengan alasan untuk menutupi rasa malu sang ibu dan ayah dari
bayi tersebut. Namun terkadang pejabat-pejabat pemerintahan rupanya mungkin
senang juga mencontohkan perilaku-perilaku tak bermoral ini, buktinya beberapa hari
yang lalu saya melihat sebuah acara yang menayangkan bagaimana seorang anggota
legislatif tingkat DPRD tertangkap basah oleh Polisi setempat bersama para Pekerja
Seks Komersial (PSK) yang kemudian akhirnya diseret menuju kantor kepolisian.

Kemudian juga Praktek Perdagangan Manusia atau sering kita sebut sebagai Human
Trafficking dengan modus yang bermacam-macam seperti iming-iming akan
mendapatkan pekerjaan dengan upah yang sangat menggiurkan dan menjadi orang
yang terkenal telah banyak kita temui terutama di daerah-daerah pedesaan yang mana
kebanyakan korbanya adalah kaum hawa muda dengan paras yang cantik namun
awam akan pendidikan dan informasi. Sehingga tak perlu upaya yang begitu ekstra
bagi para penyalur-penyalur Human Trafficking untuk bisa menjalankan misinya ini.

Dan tak lupa juga, Berita tentang penggunaan narkoba yang sedang marak-maraknya
dilakukan oleh banyak kalangan. Mulai dari Pelajar, Artis, Atlet, Musisi, dll. Telah
banyak kita temukan di berbagai media. Sehingga sebagai imbasnya, secara perlahan
cara berfikir generasi-generasi muda penerus bangsa ini akan semakin rusak dan tidak
bisa untuk berfikir secara jernih. Akibatnya, sikap-sikap yang mereka ekspresikan
akan jauh dari nilai-nilai kebenaran. Apalagi sebagai seorang laki-laki yang
merangkap menjadi seorang suami pastinya perlakuan-perlakuan kekerasan terhadap
istri dan anak-anaknya akan mungkin saja terjadi.

Berbicara tentang perilaku dan moral sebuah bangsa tentu perhatian kita akan
mengarah pada sebuah pertanyaan “Akankah kondisi seperti ini terus berlanjut
menghinggapi bangsa ini dengan berbagai macam persoalan yang tiada henti-
hentinya?”.Tentunya kita sebagai manusia yang di anugerahkan kemampuan akal
yang sehat pasti akan berusaha untuk bagaimana mengubah ini semua.
Hal inilah sebenarnya yang harus menjadi “PR” kita bersama apalagi kita sebagai
sebuah bangsa yang menjunjung tinggi sikap kemanusiaan yang beradab dan nilai
persatuan dan kesatuan agar bagaimana sikap dan perilaku bangsa ini bisa kita rubah.
Tentunya bukan hanya satu orang saja yang bekerja namun semuanya haruslah ikut
andil dalam proses perubahan ini. Karena perubahan itu sejatinya bukan hanya
mengorbankan darah satu orang pejuang melainkan haruslah ada sebuah Tim impian.

Upaya peningkatan moral bangsapun haruslah dilakukan melalui berbagai jalur, salah
satunya pendidikan, karena memang ini adalah suatu jalan diantara sekian banyak
jalan yang ada demi tercapainya cita-cita tersebut. Maka hal inilah yang harus
diperhatikan oleh pemerintah kita dengan menuangkan ide-ide serta gagasan mereka
untuk bagaimana mutu pendidikan moral ini bisa berhasil dan sesuai seperti apa yang
diharapkan.

Pastinya kita semua menyadari, bahwa hanya melalui pendidikan bangsa kita menjadi
maju dan dapat mengejar ketertinggalan dari bangsa lain,baik dalam bidang sains dan
teknologi maupun ekonomi. Peran pendidikan penting juga dalam membangun
peradaban bangsa yang berdasarkan atas jati diri dan karakter bangsa.Apapun
persoalan bangsa yang dihadapi komitmen kita untuk melaksanakan pembangunan
pendidikan sesuai dengan amanat konstitusi dan berbagai peraturan perundangan-
undangan yang berlaku tetap dipegang.

Terlepas dari masalah-masalah diatas tentunya kita semua mengetahui bahwa


Pendidikan kewarganegaraan memiliki andil yang kuat dalam perubahan sikap dan
prilaku bangsa ini karena Pendidikan Kewarganegaraan adalah wahana untuk
mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab, sehingga dengan inilah insan-insan berkarakter akan terlahir
dengan sendirinya.

Indikator karakter yang terwujud dalam perilaku insan berkarakter adalah iman dan
takwa, pengendalian diri, sabar, disiplin, kerja keras, ulet, bertanggung jawab, jujur,
membela kebenaran, kepatutan, kesopanan, kesantunan, taat pada peraturan, loyal,
demokratis, sikap kebersamaan, musyawarah, gotong royong, toleran, tertib, damai,
anti kekerasan,saling menasihati, hemat, dan konsisten. Semua ini tentunya akan
terwujud apabila nilai-nilai yang terdapat didalam materi pendidikan
kewarganegaraan dapat di terapkan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan
demikian tentunya sikap-sikap inilah yang dapat mengatasi masalah-masalah yang
menghinggapi bangsa ini.

Sehingga setelah adanya penerapan nilai-nilai kewarganegaraan, kejadian-kejadian


yang menjadi masalah kita sehari-hari dan mungkin juga sudah menjadi makanan
sehari-hari bangsa ini akan perlahan-lahan menghilang dengan sendirinya. Tentunya
harus ada komitmen yang kuat dari seluruh masyarakat indonesia dan komitmen ini
haruslah kita jalankan untuk selamanya. Dengan demikian impian untuk menjadi
negara yang dipenuhi dan dihiasi oleh nilai-nilai pancasila akan mungkin untuk
terwujud sebagaimana mestinya.

Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa pencurian, korupsi, fanatisme yang berlebihan,
premanisme, seks bebas, human trafficking, penggunaan narkoba, KDRT, dll. Adalah
sebuah kombinasi yang sempurna untuk menjelaskan keadaan bangsa Indonesia saat
ini. Dan sudah selayaknya kita sebagai manusia yang dianugerahkan kemampuan akal
pikiran yang sehat untuk bahu-membahu dalam menyelesaikan masalah-masalah ini.
Tentunya dari diri kita terlebih dahulu dengan mempraktekan semua nilai-nilai yang
telah kita pelajari di dalam pendidikan kewarganegaraan. Sehingga harapan untuk
menjadi insan yang berkarakter dapat terwujud dengan semestinya. Dan impian untuk
menjadi negara yang bisa terangkat harkat dan martabatnya bisa kita gapai dengan
sendirinya.

Anda mungkin juga menyukai