Seorang laki-laki 60 th datang ke IGD RS Haji Surabaya (00:07 WIB)
dengan keadaan sadar dan sudah terpasang kateter. Pasien datang dengan keluhan mual, muntah (5x sehari, encer dan terdapat sisa-sisa makanan), dan lemas. Sekitar 2 bulan yang lalu, pasien dilakukan pengangkatan kandung kemih karena terdapat tumor. Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan ataupun obat. Pada Airway pasien tidak terdapat gangguan. Pada Breathing pasien mengeluh sesak dan terpasang O2 (Nasal, 3Lpm) dengan SPO2 99%. Pada Circulation, irama jantung reguler, Akral HKM, membran mukosa normal,, turgor kulit baik, tidak ada edema ataupun perdarahan, pasien terpasang kateter urin (Produksi Urin : 800 ml). Pada kepala dan leher tidak ada pembesaran kelenjar, tidak ada lesi, tidak ada sianosis, namun terdapat dyspnea dan pernapasan pursed lip. Pada Thoraks tidak ada gangguan. Pada abdomen bentuk perut pasien buncit, terdapat mass pada abdomen bawah. Pada Genitourinaria terpasang kateter, tidak ada distensi. Pada sistem Muskuloskeletal pergerakan px bebas. TTV pasien TD : 100/70 mmHg, HR : 156x/m, RR : 30x/m, S : 36. Pemeriksaan Diagnostik yang dilakukan pasien adalah pemeriksaan darah lengkap, kimia klinik, dan EKG. Pada pemeriksaan darah lengkap Leukosit pasien tinggi (hasil :18.300 mm3), Trombosit tinggi (hasil :583.000 mm3). Pada pemeriksaan kimia klinik, GDA px tinggi (hasil :422mg/dl), BUN (hasil :40 mg/dl), Creatin (hasil :2,2). Pada hasil EKG pasien didapatkan Supraventikuler Takikardi. Pemberian terapi medis pada pasien adalah Ondansentron dengan dosis 4mg/2ml melalui IV, dan Ranitidine dengan dosis 50 mg. Saya melakukan pengkajian pada pukul 00.10. pada analisa data yang saya dapatkan masalah keperawatan yang timbul adalah Pola napas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru dengan data px mengatakan sesak napas, px terlihat menggunakan otot bantu pernapasa, penapasan pursed lip frekuensi napas 30x/m, terlihat gelisah. Masalah keperawatan yang kedua adala Nausea b.d gangguan biokimiawi dengan data px mengeluh mual, merasa ingin muntah dan tidak minat untuk makan. Px terlihat pucat, nadi:156x/m. Tindakan yang saya berikan adalah pada pukul 00:10 saya memberkan O2 melalui nasal kanul 3Lpm. Kemudian pada 00:25 saya melakukan pemasangan infus (diberi cairan RL), melakukan pengambilan darah untuk pengecakan DL dan kimia klinik, serta memberikan obat ranitidine (50mg) dan ondansentron (4mg). Kemudian pada 00:45 saya melakukan EKG dengan hasil Supraventikuler takikardi. Evaluasi yang saya dapat pada masalah keperawatan pola napas tidak efektif, px mengatakan sesak napas berkurang, px terlihat tidak gelisah, frek, napas 20x/m, n: 119x/m, Spo2 : 98%. Masalah teratasi sebagian, pertahankan intervensi (obs ttv) Pada masalah keperawatan Nausea px mengatakan masih mual, px terlihat lemah , frek, napas 20x/m, n: 119x/m, Spo2 : 98%, s :36,5. Masalah belum teratasi, pertahankan intervensi. Tindak lanjut yang diberikan adalah px MRS pada pukul 03.30 dengan diagnosa utama obs. Vomiting dan diagnosa sekunder S. Ileus Obstruktif.