Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah yang menyangkut seluruh

aspek kehidupan manusia, baik fisik, biologik, psikologik, dan sosial. Mengingat

dampak penyalahgunaan narkoba yang sangat merugikan, mencakup kematian

dini, kecacatan fisik, dan kerugian sosial ekonomi masyarakat, maka sangat

diperlukan tindakan pencegahan penyalahgunaan narkoba tersebut. Upaya

pencegahan dapat mencakup pencegahan primer (untuk tidak mencoba narkoba),

pencegahan sekunder (mencegah bagi mereka yang telah memakai narkoba untuk

tidak menjadi adiksi) dan pencegahan tersier (melakukan pemulihan bagi mereka

yang telah mengalami adiksi).

Telah dikenali pula bahwa penyalahgunaan narkoba dimulai rata-rata di

usia remaja dan berlanjut pada dewasa muda. Pada umumnya anak remaja akhir

dan dewasa muda akan berkegiatan diseputar sekolah atau tempat kerja. Salah

satu tempat sekolah adalah universitas. Agar kita tidak terpengaruh narkoba maka

sangat dibutuh pengetahuan tentang apa itu narkoba, jenis-jenis narkoba, apa

efeknya terhadap tubuh kita.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakanag masalah yang dipaparkan sebelumnya, maka

didapatkan rumusan masalah sebagai berikut

1. Apa itu Narkoba ?

2. Bagaimanakah sejarah awal Narkoba ?

1
3. Apa sajakah jeni-jenis Narkoba ?

4. Bagaimana ciri-ciri orang yang menggunakan narkoba ?

5. Bagaimana cara menanggulangi narkoba ?

I.3 Tujuan

a. Tujuan Umum

Dibuat berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA agara

dapat dimengerti dan menambah pengetahuan siswa.

b. Tujuan Khusus

agar dapat mengetahui :

1. Apa itu Narkoba

2. Sejarah awal narkoba

3. Jenis-jenis narkoba

4. Ciri-ciri orang yang menggunakan narkoba

5. Cara menanggulangi narkoba

II. Narkoba

II.1 Pengertian Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.

Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen

Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari

Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

2
Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada

kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya.

Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa

psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau

obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan

akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

II. Narkoba

II.1 Pengertian Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.

Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen

Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari

Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada

kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya.

Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa

psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau

obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan

akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

II.2 Sejarah Singkat Narkoba

Istilah Narkotik atau narkotika sendiri merupakan dari bahasa Yunani

yang artinya Klenger (Teler). Di Sumeria pada tahun 2000 SM, telah

3
dikenal serbuk sari bunga Opion (Opium)atau candu atau biasa di sebut “Hul

Gill” yang artinya Obat Yang Menggembirakanyang oleh masyarakat Sumeria.

Hul Gill ini banyak tumbuh didaerah pegunungan dan dataran tinggi. Pada saat

itu, serbuk sari ini sudah diketahui memiliki fungsi sebagai obat tidur atau obat

penghilang rasa sakit saat dihirup. Orang zaman dahulu pun menggunakan serbuk

sari ini sebagai obat bius bagi seseorang yang mengalami luka serius agar dia

tidak merasa sakit saat di obati dan juga digunakan sebagai obat tidur. Selain itu,

serbuk sari bunga Opion ini digunakan sebagai racun untuk berburu karena bisa

membuat sang mangsa tertidur.

Opium inilah yang merupakan bahan dasar dari pembuatan narkotika.

Pada zaman dahulu, ahli medis Hippocrates, Plinius, Theophratus, dan

Dioscrorides menggunakan opium untuk kebutuhan medis terutama bagian

pembedahan. Pada tahun 1805, morfin diperkenalkan sebagai pengganti dari

opium yang merupakan candu mentah. Penggunaan candu yang berlebihan akan

mengakibatkan ketagihan dan sesak. Hampir 100 tahun orang eropa barat

menyebut candu ini sebagai barang haram. Namun, candu mentah atau opium ini

hanya digunakan untuk pengobatan hingga Ratu Elizabeth 1 menyadari kelebihan

opium dan membawanya ke Inggris. Di India dan Persia, candu diperkenalkan

oleh Alexander The Great pada 330 SM. Candu ini digunakan untuk bumbu

masakan yang bertujuan untuk relaksasi.

Pada tahun 1680, seorang ahli farmasi bernama Thomas Sydenham mulai

memperkenalkan Sydenham’s Laudanum yaitu penggunakan morfin dengan di

campur oleh Herba dan Anggur. Ditahun yang sama, Belanda mempopulerkan

4
menggunaan pipa tembakau untuk menghisap morfin. Penggunaan jarum suntik

diperkenalkan oleh Dr. Alexander Wood, penggunaan jarum suntik diyakini lebih

mudah dan juga efek biusnya lebih cepat 3x lipat karena morfin langsung menuju

ke darah. Pada 1874, peneliti C.R. Wright mulai mengubah struktur molekul

morfin dan mengubahnya menjadi obat yang kurang menyebabkan ketagihan

yang kini kita sebut Sintesis Heroin (Putaw) dengan cara memanaskan morfin.

Peredaran opium pada abad 19 ini sangatlah berkembang di negara

Amerika dan Eropa. Pengekspor opium terbesar ke Amerika adalah Turki. Selain

karena penggunaannya yang serampangan di dunia medis, opium sangat mudah di

temukan di Amerika dalam bentuk Tonikum atau vitamin cair. Celaka, saat itu

opium ini sudah termasuk jenis obat yang sudah di patenkan sehingga menjadi

legal. Ironisnya para pecandu morfin ini kebanyakan adalah tentara-tentara yang

terluka saat perang dunia 1.

Pada tahun 1878, kerajaan Inggris mengeluarkan undang-undang untuk

mengerem atau menghentikan penjualan candu karena efek dari kecanduannya itu.

Pada tahun 1906, Amerika pun turut serta dalam membuat undang-undang yang

meminta farmasi memberikan label yang jelas untuk setiap kandungan dari obat

yang mereka produksi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya kadar

opium dalam obat tersebut. Karena peraturan tersebut sama sekali tidak mempan,

maka St. James Society menawarkan sample cuma-cuma untuk para pecandu

dengan tujuan menghilangkan ketagihan dan mengurangi jumlah pecandu heroin

yang tak terbendung. Pada tahun 1914, dibuatlah peraturan dimana setiap pemakai

dan dan penjual narkoba diwajiban untuk membayar pajak, mengatur regulasi

5
penjualan narkotika, melarang memberikan narkotika pada pecandu yang tak

ingin sembuh, menahan paramedis dan menutup tempat rehabilitasi. Pada 1923,

Amerika melarang penjualan segala bentuk narkotika terutama heroin, namun

para pecandu masih bisa membelinya di pasar gelap. Pasar gelap yang pertama

dibangun adalah di Chinatown, New york.

II.3 Jenis-Jenis Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.

Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen

Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari

Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Maka narkoba dikelompokkan menjadi

narkotika, psitropika, zat adiktif.

II.3.1 Narkotika

Narkotika berasal dari bahasa Inggris "narcotics" yang artinya obat bius.

Narkotika adalah bahan yang berasal dari 3 jenis tanaman Papaper Somniferum

(Candu), Erythroxyion coca (kokain), dan cannabis sativa (ganja) baik murni

maupun bentuk campuran. Cara kerjanya mempengaruhi susunan syaraf yang

dapat membuat kita tidak merasakan apa-apa, bahkan bila bagian tubuh kita

disakiti sekalipun.

II.3.1.1 Ganja

Ganja ( Cannabis sativa ) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat,

6
namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya,

tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat

pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).

Tanaman ganja biasanya dibuat menjadi rokok mariyuana.

Tanaman semusim ini tingginya dapat mencapai 2 meter. Berdaun menjari

dengan bunga jantan dan betina ada di tanaman berbeda (berumah dua). Bunganya

kecil-kecil dalam dompolan di ujung ranting. Ganja hanya tumbuh di pegunungan

tropis dengan ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan laut.

Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika

Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas.

Selain itu ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan

terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara

berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva

menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan

dengan cara menghisap hashish melalui pipa chilam/chillum, dan dengan

meminum bhang.

Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti

bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang

jenis lain yang menggunakan bahan-bahan sintetik atau semi sintetik dan merusak

sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat manusia. Di antara

pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euforia (rasa gembira)

yang berlebihan serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para

7
pengguna tertentu. Efek negatif secara umum adalah pengguna akan menjadi

malas dan otak akan lamban dalam berfikir.

II.3.1.2 Opium

Opium, apiun, atau adalah getah bahan baku narkotika yang diperoleh dari

buah candu (Papaver somniferum) yang belum matang. Opium merupakan

tanaman semusim yang hanya bisa dibudidayakan di pegunungan kawasan

subtropis. Tinggi tanaman hanya sekitar satu meter. Daunnya jorong dengan tepi

bergerigi. Bunga opium bertangkai panjang dan keluar dari ujung ranting. Satu

tangkai hanya terdiri dari satu bunga dnegan kuntum bermahkota putih, ungu,

dengan pangkal putih serta merah cerah. Bunga opium sangat indah hingga

beberapa spesies Papaver lazim dijadikan tanaman hias. Buah opium berupa

bulatan sebesar bola pingpong bewarna hijau.Istilah untuk candu yang telah

dimasak dan siap untuk dihisap adalah madat.

Buah opium yang dilukai dengan pisau sadap akan mengeluarkan getah

kental berwarna putih. Setelah kering dan berubah warna menjadi cokelat, getah

ini dipungut dan dipasarkan sebagai opium mentah.

Opium mentah ini bisa diproses secara sederhana hingga menjadi candu siap

konsumsi. Kalau getah ini diekstrak lagi, akan dihasilkan morfin. Morfin yang

diekstrak lebih lanjut akan menghasilkan heroin. Limbah ekstrasi ini kalau diolah

lagi akan menjadi narkotik murah seperti sabu.

Tanaman opium yang berasal dari kawasan pegunungan Eropa Tenggara

ini sekarang telah menyebar sampai ke Afganistan dan segitiga emas perbatasan

8
Myanmar, Thailand, dan Laos.Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, Afganistan

saat ini merupakan penghasil opium terbesar di dunia dengan 87%. Laos juga

merupakan salah satu penghasil terbesar. Di Indonesia, bunga poppy yang tidak

menghasilkan narkotik banyak ditanam di kawasan pegunungan seperti Cipanas,

Bandungan, Batu, dan Ijen.

II.3.1.3 Kokain

Kokaina adalah senyawa sintesis yang memicu metabolisme sel menjadi

sangat cepat.Kokaina merupakan alkaloid yang didapatkan dari tumbuhan koka

Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan. Daunnya biasa dikunyah

oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan. Saat ini kokaina

masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata,

hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu.

Kokaina diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfina dan

heroina karena efek adiktif.

II.3.2 Psitropika

Psitropika dalah obat baik alamiah atau sintetis yang bersifat psikoaktif

yang melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan

perubahan khas pada aktifis mental dan perilaku. Bahan ini dapat menimbulkan

depresi mental, merangsang (stimulasi) gangguan syaraf dan menimbulkan

halusinasi atau daya khayalan tentang kindahan yang luar biasa. Jenis jenis

9
psikotropika yang populer dan banyak beredar di masyarakat serta dikonsumsi

oleh para remaja adalah ekstasi, metamfetamina, megadon, demerol.

II.3.2.1 Ekstasi

Ekstasi dikenal dengan XTC yang nama kimianya adalah 3-4 Methylene

Dioxy Vethil Amphetainine. Seseorang mengkonsumsi barang ini seluruh

tubuhnya terasa melayang-layang dan menghilangkan perasaan malu,sehingga

berani tampil percaya diri. Resiko penggunaannya adalah dehidrasi ketika

penggunanya lupa minum air. Hal sebaliknya juga dapat terjadi, di mana

seseorang minum terlalu banyak air.

II.3.2.1 Metamfetamina

Metamfetamina dikenal di Indonesia sebagai sabu-sabu adalah obat

psikostimulansia dan simpatomimetik. Dipasarkan untuk kasus parah gangguan

hiperaktivitas kekurangan perhatian atau narkolepsi dengan nama dagang

Desoxyn, juga disalahgunakan sebagai narkotika. "Crystal meth" adalah bentuk

kristal yang dapat dihisap lewat pipa. Metamfetamina pertama dibuat dari efedrina

di Jepang pada 1893 oleh Nagai Nagayoshi.

II.3.3 Zat Aditif

Zat aditif adalah zat yang dapat menimbulkan ketagihan bila dikomsumsi

secara rutin.

10
11

Anda mungkin juga menyukai