Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kayu bukan hal yang asing di telinga kita. Kayu telah dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Berbagai pemanfatannya telahmembantu
kehidupan sehari-hari. Sebagai mahasiswa teknik sipil,kayu adalah material yang
umum dingunakan dalam konstruksi bangunan.Sebagai bahan alam,terdapat
kelebihan-kelebihan sendiri yang dimiliki oleh kayu dan tidak dapat ditemukan
pada material lain.Hal ini yang menjadi nilia tersendiri untuk kayu dan
menjadikan kayu sebagai pilihan dalam struktural bangunan.Karena kayu masih
Penggunaan kayu untuk suatu tujuan tertentu tergantung dari sift- sifat kayu yang
bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan,yang mengarah ke jenis
kayu yang akan di pilih.Misalkan : untuk konstruksi(yang harus
kuat,keras,mempunyai keawetan alat yang tinggi) dapat dipilih
jati,balau,bungur,bangkirai dll.Untuk lantai(yang harus bersifat keras,tahan
asam,daya abrasi tinggi)dapat dipilih jati,bungur dll.Berbagai macam jenis kayu
yang ada dan secara teknis mengguntungkan.Selain itu kayu memiliki nilai
estetika tersendiri yang dapat menjadi pertimbangan. Oleh karena itu penting bagi
kita untuk mempelajari lebih dalam tentang karakteristik,sifat dan jenis kayu.Kita
juga tak boleh mengabaikan kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh
kayu,sehingga kita dapat memanfaatkan potensi kayu secara maksimal dalam
berbagai penggunaannya.Baik secara material maupun metode
konstrusi,mengingat kita berada dalam lingkup teknik sipil.Dengan
mempelajarinya,nantinya dapat membatu pemahaman tentang kayu pada mata
kuliah yang bersangkutan nantinya.

1
1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian kayu?

2. Bagaimana struktur dari kayu?

3. Bagaimana sifat kayu

4. Bagaimana keawetan pada kayu?

5. Bagaiman pengenalan pada kayu?

6. Bagaimana pula mettode pengenalan kayu?

7. Sebutkan beberapa contoh aplikasi kayu dalam bidang konstruksi!

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan penulian dari makalah ini:

1. Membantu memahami karakteristik,sifat dan jenis kayu

2. Membantu memahami tentang kayu dalam konstruksi bangunan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KAYU

Kayu adalah bagian keras tanaman yang digolongkan kepada pohon dan semak
belukar. Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak,
membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap),
bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-
hiasan rumah tangga dan sebagainya. Kayu merupakan produk organisme hidup,
oleh karena itu kayu mempunyai sifat-sifat alami yang sangat unik dan setiap jenis
kayu mempunyai penampilan yang karakteristik. Sifat-sifat kayu yang unik itu
inherent dalam struktur anatomi sel-sel penyusunnya (Bodig dan Jayne

1982; Haygreen dan Bowyer 1986). Dalam ilmu kayu, kayu tersusun atas
beberapa bagian utama yaitu selulosa dan lignin.

2.2 STRUKTUR KAYU

Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya sejajar
dengan sumbu panjang batabg. Sel-sel ini tersusun atas selulosa yang dan di ikat
menjadi satu oleh bahan penyemen yang disebut lignin. Arah sumbu panjang ini
diacu sebagai arah serat kayu dan penting untuk di kenal, karena sifat kayu yang
sejajar serat sangat berbeda dengan yang tegak lurus terhadap serat. Penampang
pohon yang dipotong melintang dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a Kulit luar (outer bark)

Bagian ini kering dan bersiat sebagai pelindung

b. Kulit dalam (bast)


Bagian ini lunak dan basah mengangkut bahan makanan dari daun ke
bagian dari tumbuhan.

3
c. Kambium
Berada didalam kulit dalam. Bagian ini yang membuat sel-sel
kulit dan sel-sel kayu.
d. Kayu Gobal (sapwood)
Biasanya berwarna keputih-putihan. Bagian ini mengangkut air dan zat
makanan dari tanah ke daun.
e. Kayu teras (heart wood)
Bagian ini warnanya lebih gelap dari kayu gubal.kayu teras
sebelumnya adalah kayu gubal.perubahanya menjadi kayu teras
terjadi secara perlahan-lahan. Dibandingkan kayu gubal, kayu teras
umumnya lebih tahan terhadap serangan serangga, bubuk kayu, jamur, dan
sebagainya.
f. Hati ( pith)
Bagian lingkaran kecil yang berada paling tengah dari batang kayu
g. Jari-jari teras (rays)

2.3 SIFAT KAYU

Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat


dipergunakan untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat
kasar atau sifat makroskopis) dan sifat struktur (disebut juga sifat
mikroskopis). Secara obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat
diandalkan dari pada sifat fisik atau makroskopis dalam mengenal atau
menentukan suatu jenis kayu. Namun untuk mendapatkan hasil yang
lebih dapat dipercaya, akan lebih baik bila kedua sifat ini dapat
dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan mendukung sifat
struktur dalam menentukan jenis.

Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara
jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan, pen-ciuman, perabaan dan
sebagainya tanpa menggunakan alat bantu. Sifat-sifat kayu yang termasuk
dalam sifat kasar antara lain adalah :

4
a. warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras,

b. tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,

c. arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,

d. gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial

e. berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis

f. kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,

g. lingkaran tumbuh,

h. bau, dan sebagainya.

Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan


mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar (loupe) dengan
pembesaran 10 kali. Sifat struktur yang diamati adalah :

a. Pori (vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah


longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang,pori terlihat
sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukurankecil maupun besar. Pori
dapat dibedakan berdasarkan

penyebaran, susunan, isi, ukuran, jumlah dan bidang perforasi).

b. Parenkim (Parenchyma) adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu
bata dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang
lintang, parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai warna yang lebih cerah
dibanding dengan warna sel sekelilingnya. Parenkim dapat dibedakan berdasarkan
atas hubungannya dengan pori, yaitu parenkim paratrakeal (berhubungan dengan
pori) dan apotrakeral (tidak berhubungan dengan pori).

c. Jari-jari (Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal. Dengan


mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti garis-garis

5
yang sejajar dengan warna yang lebih cerah dibanding warna sekelilingnya. Jari-
jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran

lebarnya dan keseragaman ukurannya.

d. Saluran interseluler adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang
berfungsi sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada pada
setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu, misalnya
beberapa jenis kayu dalam famili Dipterocarpaceae, antara lain meranti (Shorea
spp), kapur (Dryobalanops spp), keruing (Dipterocarpus spp), mersawa
(Anisoptera spp), dan sebagainya. Berdasarkan arahnya, saluran interseluler
dibedakan atas saluran interseluler aksial (arah longitudinal) dan saluran
interseluler radial (arah sejajar jari-jari). Pada bidang lintang, dengan
mempergunakan loupe, pada umumnya saluran interseluler aksial terlihat sebagai
lubang-lubang yang terletak diantara sel-sel kayu dengan ukuran yang jauh lebih
kecil.

e. Saluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan bentuknya
seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi
hanya terdapat pada kayu-kayu tertentu, misalnya jelutung (Dyera spp.)

f. Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat- tingkat dan
biasanya terlihat pada bidang tangensial. Tanda kerinyut juga tidak selalu
dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya pada jenis-jenis tertentu seperti
kempas (Koompasia malaccensis) dan sonokembang (Pterocarpus indicus).

g. Gelam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara kayu, yang
terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit. Gelam
tersisip juga tidak selalu ada pada setiap jenis kayu. Jenis-jenis kayu yang sering
memiliki gelam tersisip adalah karas (Aquilaria spp), jati (Tectona grandis) dan
api-api (Avicennia spp). Terdapat perbedaan yang mendasar antara sifat struktur
kayu daun lebar dan sifat struktur kayu daun jarum. Kayu-kayu daun jarum tidak
mempunyai pori-pori kayu seperti halnya kayu-kayu daun lebar

6
2.4 KEAWETAN KAYU

Sebagaimana diketahui bahwa kelas keawetan kayu adalah tingkat ketahanan


(keawetan) dari suatu jenis kayu terhadap organisme perusak kayu seperti jamur,
serangga daan binatang penggerek dilaut. Suatu jenis kayu yang awet terhadap
serangan jamur belum tentu akan tahan terhadap serangan rayap atau penggerek
kayu di laut, begitupun sebaliknya. Dan ada anggapan mengatakan bahwa
semakin besar berat jenis yang dipunyai suatu jenis kayu tersebut, maka
mempunyai ketahanan alami akan tinggi juga Da Costa, Rudman dan Gay, 1985;
Backer, 1975). Tetapi dari beberapa hasil penelitian yang telah dilaksanakan,
menunjukkan bahwa faktor utama yang menentukan ketahanan alami kayu yaitu
adanya zat ekstraktif yang bersifat sebagai fungisida dalam kayu, insektisida atau
zat lain yang sifatnya racun. Zat ekstraktif yang sifatnya racun terhadap salah satu
organisme perusak belum tentu bersifat racun terhadap organisme perusak
lainnya. Maka ketahan alami kayu cenderung bersifat relatif, tergantung kepada
organisme yang menyerangnya, biasanya tergantung dimana kayu tersebut akan
dipergunakan.

Keawetan kayu berhubungan erat dengan pemakain. Kayu dikatakan awet apabila
mempunyai umur pakai lama dan manpu menahan berbagai faktor perusak kayu.
Dengan kata lain keawetan kayu adalah daya tahan suatu jenis kayu terhadap
faktor-faktor perusak dari luar kayu itu (Dumanauw, 1990). Nilai suatu jenis kayu
sangat ditentukan oleh keawetannya, karena bagaimana pun kuatnya suatu jenis
kayu tersebut, penggunaan sebagai bahan bangunan tidak akan berarti jika
keawetannya rendah.

Pengetahuan tentang keawetan kayu serta faktor-faktor yang mempengaruhinya


merupaka hal yang sangat penting diketahui, mengingat kaitannya dengan
pengawetan. Keawetan kayu dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor
karakteristik kayu dan lingkungan. Faktor karakteristik kayu yaitu kandungan zat
ekstraktif, umur pohon, bagian kayu dalam batang (gubal dan teras), dan

7
kecepatan tempat tumbuh. Sedangkan faktor lingkungan yaitu tempat dimana
kayu tersebut dipakai, jenis organisme penyerang, keadaan suhu, kelembaban
udara

dan lain-lainnya.

Ketahanan kayu terhadap serangga dan perusak kayu khususnya yang bersentuhan
dengan laut disebabkan oleh kandungan zat ekstraktifnya. Zat ekstraktif dalam
kayu berfungsi sebagai racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak
tersebut tidak bisa masuk dan tingga dalam kayu tersebut (Panshin dan de Zeeuw,
1980).

Material ini sangat umum, mudah didapatkan di banyak tempat dan paling banyak
dipergunakan dalam pembangunan sebuah rumah tinggal. Material ini pun
memiliki beragam jenis dengan kelebihan masing-masing. Penggunaan kayu pada
suatu bangunan (rumah) di masyarakat kita sudah turun-temurun dan agaknya
merupakan suatu kecintaan pula. Urat kayu yang indah sudah begitu memesona
kita, bahkan jauh sebelum masyarakat luas mengenal berbagai variasi finishing
yang membuat lebi hindah tampilan kayu, semisal kusen dan perangkat
perlengkapan rumah lainnya.

Sebagian jenis kayu sangat rapuh dan mudah dimakan rayap, sebagian lainnya
cukup keras dan dihindarkan rayap. Berbagai jenis kayu yang sering diolah
menjadi perlengkapan sebuah rumah (rangka atrocap, kusen, daun pintu-jendela,
lantai parket dan furnitur) adalah jati, bayam,meranti, merbau, nyatoh, dan
kamper.

Jati termasuk jenis kayu yang keras dan awet sehingga sangat baik dipergunakan
sebagai kusen. Selain itu, tampilan uratnya begitu menawan sehingga kayu jenis
ini pun banyak diolah menjadi perangkat furnitur. Sedangkan kayu jenis bayam
yang cukup keras, namun tidak memiliki penampilan (urat) yang indah, sering
dipakai sebagai rangka atap saja. Ada sejenis kayu yang sangat keras, yakni kayu
ulin. Saking kerasnya, jenis kayu yang banyak terdapat di daerah Sumatera bagian
selatan ini disebut juga kayu besi.

8
Kayu mindi atau geringging yang banyak ditanam di daerah tropis dan sub tropis,
tergolong kelas kuat III-II, setara dengan mahoni, sungkai, meranti merah dan
kelas awet IV. Kayu ini berwarna merah kecoklatan Kayu mindi sudah terbukti
baik sebagai bahan baku mebel dan parket. Jenis lain yang juga cukup keras ialah
kayu hitam yang sohor di dunia dengan nama kayu ebony. Kayu ebony yang
banyak terdapat di bagian timur wilayah Indonesia adalah primadonanya kayu dan
banyak diekspor ke mancanegara sehingga harganya pun melonjak tinggi.

Kayu yang telah diolah menjadi papan serat (multipleks) biasanya dibuat menjadi
lemari atau perangkat furnitur lainnya. Multipleks adalah produk industri yang
dibuat dari lempengan-lempengan kayu yang dipres dan disatukan membentuk
lembaran besar dan diberi lapisan lembaran halus di kedua sisinya dengan sistem
perekatan. Ideal untuk furnitur karena dapat diselesaikan dengan berbagai sistem
pengecatan warna-warni bervariasi.

Parket ialah lembaran kayu berbentuk persegi yang juga disebut ubin kayu, karena
berfungsi sama seperti ubin/keramik lantai (juga dalam berbagai ukuran). Produk
ini berupa lempengan-lempengan papan kecil yang disatukan melalui sistem
penyambungan yang akurat, perekatan yang kuat. Dipasang sebagai ubin lantai
dengan bantuan perekat khusus dan penyelesaiannya berupa laminasi melamin
yang mengilap. Untuk lantai parket umumnya dipergunakan kayu yang berserat
halus dengan tampilan guratan urat kayu yang indah. Karena itu, lantai parket
memerlukan penyelesaian melamin yang tepat untuk menonjolkan ciri khas utama
material kayu ini. Material kayu sangat membutuhkan perhatian dan perawatan
yang baik dan tepat dan sebaiknya dihindarkan dari kelembaban dan air (basah).

2.5 PENGENALAN JENIS KAYU

Kegiatan penentuan jenis kayu (identifikasi jenis kayu) merupakan salah satu
bagian dari rangkaian kegiatan pengujian dalam arti luas yaitu menentukan jenis
kayu, mengukur dimensi kayu untuk mendapatkan volume serta menetapkan
mutu. Penentuan jenis kayu pada hakekatnya bukan hanya sekedar untuk
memenuhi persyaratan dalam pelaksanaan pengujian saja, namun amat penting

9
artinya bagi semua pihak baik bagi pemerintah, pihak produsen maupun pihak
konsumen.

Terkait dengan kepentingan pemerintah, penentuan jenis kayuberperan penting


dalam menentukan besarnya pungutan negara (PSDH dan DR) yang dikenakan.
Pungutan pemerintah tersebut selain didasarkan atas wilayah asal kayu, juga
didasarkan atas jenis kayu.

Disamping secara langsung terkait dengan kepentingan pemerintah, penentuan


jenis kayu memegang peranan penting dalam upaya ikut serta mencegah
penyimpangan dimana suatu jenis kayu yang dilarang untuk ditebang/dipasarkan,
diperdagangkan secara bebas dengan

menggunakan nama lain.

Di pihak produsen, selain untuk memenuhi kewajiban dalam membayar pungutan


yang dibebankan pemerintah, kepastian suatu jenis kayu juga penting artinya
dalam proses produksi dan pemasaran. Setiap jenis kayu mempunyai sifat dan
karakteristik yang berbeda sehingga dalam pengolahannyapun memerlukan
penanganan yang berbeda pula. Sedangkan bagi konsumen, dengan adanya
kepastian jenis kayu, akan lebih memudahkan untuk memilih kayu-kayu yang
cocok untuk kepentingannya.

2.6 METODE PENGENALAN JENIS KAYU

Untuk mengenal/menentukan suatu jenis kayu, tidak selalu dilakukan dengan cara
memeriksa kayu dalam bentuk log (kayu bundar), tetapi dapat dilakukan dengan
memeriksa sepotong kecil kayu. Penentuan jenis kayu dalam bentuk log, pada
umumnya dengan cara memperhatikan sifat-sifat kayu yang mudah dilihat seperti
penampakan kulit, warna kayu teras, arah serat, ada tidaknya getah dan
sebagainya.

Penentuan beberapa jenis kayu dalam bentuk olahan (kayu gergajian, moulding,
dan sebagainya) masih mudah dilakukan dengan hanya memperhatikan sifat-sifat
kasar yang mudah dilihat. Sebagai contoh, kayu jati (Tectona grandis) memiliki

10
gambar lingkaran tumbuh yang jelas). Namun apabila kayu tersebut diamati
dalam bentuk barang jadi dimana sifat-sifat fisik asli tidak dapat dikenali lagi
karena sudah dilapisi dengan cat, maka satu-satunya cara yang dapat
dipergunakan untuk menentukan jenisnya adalah dengan cara memeriksa sifat
anatomi/strukturnya. Demikian juga untuk kebanyakan kayu di Indonesia, dimana
antar jenis kayu sukar untuk dibedakan, cara yang lebih lazim dipakai dalam
penentuan jenis kayu adalah dengan memeriksa sifat anatominya (sifat struktur).

Untuk menentukan jenis sepotong kayu, kegiatan pertama yang harus dilakukan
adalah memeriksa kayu tersebut dengan memeriksa sifat kasarnya. Apabila
dengan cara tersebut belum dapat ditetapkan jeniskayunya, maka terhadap kayu
tersebut dilakukan pemeriksaan sifat strukturnya dengan mempergunakan loupe.

Untuk memudahkan dalam menentukan suatu jenis kayu, kita dapat


mempergunakan kunci pengenalan jenis kayu. Kunci pengenalan jenis kayu pada
dasarnya merupakan suatu kumpulan keterangan tentang sifat-sifat kayu yang
telah dikenal, baik sifat struktur maupun sifat kasarnya. Sifat-sifat tersebut
kemudian didokumentasikan dalam bentuk kartu (sistim kartu) atau dalam bentuk
percabangan dua (sistem dikotom).

Pada sistem kartu, dibuat kartu dengan ukuran tertentu (misalnya ukuran kartu
pos). Disekeliling kartu tersebut dicantunkan keterangan sifat-sifat kayu, dan pada
bagian tengahnya tertera nama jenis kayu. Sebagai contoh, kayu yang akan
ditentukan jenisnya, diperiksa sifat- sifatnya. Berdasarkan sifat-sifati tersebut,
sifat kayu yang tertulis pada kartu ditusuk dengan sebatang kawat dan digoyang
sampai ada kartu yang jatuh. Apabila kartu yang jatuh lebih dari satu kartu,
dengan cara yang sama kartu-kartu itu kemudian ditusuk pada sifat lain sesuai
dengan hasil pemeriksaan sampai akhirnya tersisa satu kartu. Sebagai hasilnya,
nama jenis yang tertera pada kartu terakhir tersebut merupakan nama jenis kayu
yang diidentifikasi.

Dikotom berarti percabangan, pembagian atau pengelompokan dua-dua atas dasar


persamaan sifat-sifat kayu yang diamati. Kayu yang akan ditentukan jenisnya

11
diperiksa sifat-sifatnya, dan kemudian dengan mempergunakan kunci dikotom,
dilakukan penelusuran sesuai dengan sifat yang diamati sampai diperolehnya
nama jenis kayu yang dimaksud.

Kunci cara pengenalan jenis kayu di atas, baik sistem kartu maupun dengan
sistem dikotom, keduanya mempunyai kelemahan. Kesulitan tersebut adalah
apabila kayu yang akan ditentukan jenisnya tidak termasuk ke dalam koleksi.
Walaupun sistem kartu ataupun sistem dikotom digunakan untuk menetapkan
jenis kayu, keduanya tidak akan dapat membantu mendapatkan nama jenis kayu
yang dimaksud.

Dengan demikian, semakin banyak koleksi kayu yang dimiliki disertai dengan
pengumpulan mengumpulkan sifat-sifatnya ke dalam sistem kartu atau sistem
dikotom, akan semakin mudah dalam menentukan suatu jenis kayu.

2.7 APLIKASI KAYU DALAM BIDANG KONSTRUKSI

A. Percantik lantai rumah dengan elemen kayu

Di jaman modern seperti saat ini yang sarat dengan teknologi, banyak orang yang
lebih memilih desain rumah sederhana, minimalis namun tetap sehat dan nyaman.
Bagi sebagian masyarakat Indonesia penggunaan lantai kayu bukan sesuatu yang
baru bahkan sudah menjadi sebuah identitas rumah-rumah tradisional di berbagai
daerah. Namun, kini Anda juga dapat mempercantik rumah Anda dengan

12
menambahkan elemen kayu pada lantai, dinding, konstruksi bangunan dan atap
sirap.

Dari segi penampilan, kayu tidak kalah dengan bahan bangunan lain. Oleh sebab
itulah, berbagai gaya rancangan seperti gaya kontemporer modern, etnik atau
klasik sangat cocok menggunakan lantai kayu karena fungsi dan penampilannya
sangat fleksibel. Karakteristik kayu sebagai bahan bangunan juga menjadi alasan
utama dalam pemakaian kayu antara lain mudah dibentuk, cukup kuat dan mampu
menampilkan sosok yang menarik baik dari bentuk warna maupun teksturnya.

Selain itu, penggunaan lantai kayu pada rancangan modern berfungsi untuk
“melembutkan atau “melunakkan’ kesan keras” bangunan modern yang biasanya
selalu menggunakan bahan teknologi tinggi seperti kaca, baja, metal dan
aluminium. Dengan penggunaan lantai kayu juga dapat memberikan kehangatan
pada seluruh ruang. Menggunakan lantai kayu di dalam rumah atau bangunan lain
tidak akan membosankan karena kayu menyeimbangkan suhu ruang dan terasa
nyaman di telapak kaki karena kayu memiliki serat dan pola yang halus.

Ada beberapa jenis kayu seperti kayu balam, hevea, mindi, bangkirai, kempas dan
merbau. Untuk jenis kayu impor biasanya menggunakan kayu beech, walnut, oak,
maple, iroko, cherry dan sebagainya yang masing-masing memiliki penampilan
serat dan warna yang berbeda.Dibawah ini ada beberapa spesifikasi bahan lantai
kayu yang dapat dikenali sebagai berikut:

1. KAYU KAMPER

Sejenis kayu damar laut yang sangat kuat daya tahan pemakaiannya. Oleh sebab
itu jenis kayu ini kerap digunakan untuk penutup lantai bahkan untuk konstruksi.

2. KAYU JATI

Jenis kayu keras yang sangat tahan terhadap cuaca dan temperatur tinggi. Kayu
jati banyak dipakai sebagai bahan dasar konstruksi bangunan di negara-negara
Timur termasuk Indonesia

13
3. KAYU NYATOH

Sangat kuat dan tahan lama untuk jangka waktu panjang. Bisa dipotong menurut
alur urat kayunya tetapi tidak mudah dikerjakan atau dipahat. Urat kayunya kasar
dan cukup empuk. Berwarna cokelat kemerah-merahan.

4. KAYU MAHOGANY

Berwarna gelap lantai dengan ciri warna kayu keras tropis yang memiliki urat
kayu teratur. Daya tahan alami terhadap ngengat, kuat dan mudah dipahat. Saat ini
mahogany masih banyak diminati sebagai penutup lantai.

5. KAYU SUNGKAI

Merupakan jenis kayu yang sangat popular dalam rancangan kontemporer dan
sangat baik untuk melapisi permukaan khususnya pada lantai. Alur urat kayunya
beraturan, warnanya terang dan ketahanannya bisa dibuktikan.

B. PAGAR KAYU DAN BESI

Pagar yang terbuat dari besi dan kayu merupakan kombinasi yang biasa
digunakan pada rumah-rumah tinggal. Seperti pada rumah tinggal yangcantik ini.
Desain pagar dibuat dari kayu yang disusun vertikal membentuk garis-garis nan

14
menawan. Disamping fungsinya sebagai penghalang pandangan yang memiliki
kesan transparan, pagar ini juga membentuk citra keindahan dari garis-garis
tersebut, yang bisa dipadankan dengan baik dengan gaya arsitektur rumah tinggal
seperti gaya minimalis atau modern.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan untuk
mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau sifat makroskopis)
dan sifat struktur (disebut juga sifat mikroskopis). Secara obyektif, sifat struktur
atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada sifat fisik atau makroskopis
dalam mengenal atau menentukan suatu jenis kayu. Namun untuk mendapatkan
hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik bila kedua sifat ini dapat
dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan mendukung sifat
struktur dalam menentukan jenis.

Kegiatan untuk menentukan suatu jenis kayu, secara teknis menjadi sangat
penting dalam rangka menentukan rencana penggunaannya, serta untuk
kepentingan transaksi jual-beli atau

perdagangan kayu.

Secara teoritis, metoda pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu mudah


dipelajari sebagai suatu pengetahuan. Namun demikian, keterampilan teknis
pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu hanya akan diperoleh melalui proses
latihan yang rutin, berulang-ulang dan terus menerus.

Kelengkapan koleksi kayu akan sangat membantu proses peningkatan


kemampuan dan ketrampilan dalam pengenalan jenis kayu.

3.2 Saran

Kayu memiliki sifat dekoratif menarik karena memiliki corak yang indah pada
bidang tangensialnya,oleh karena itu cocok untuk tujuan dekoratif, selain itu
beberapa jenis kayu juga memiliki kemampuan untuk dipergunakan dalam bidang
konstruksi bangunan

16
DAFTAR PUSTAKA

 Bodig, J. and B.A. Jayne. 1982. Mechanics of Wood andWood Composites. Van
Nostrand Reinhold Company. New York, Toronto, London, Melborne.

 Haygreen, J.G. dan J.L. Bowyer. 1986. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu.
(terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

 Pandit, I.K.N. 2002. Anatomi Kayu : Pengantar Sifat Kayu Sebagai Bahan
Baku. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

 Www. Astudio. Id.or.id

 www.wikipedia bahasa indonesia.ensiklopedia bebas.co.id

17

Anda mungkin juga menyukai