Anda di halaman 1dari 13

Keterampilan dasar dalam mengajar siswa sangat diperlukan oleh guru agar interaksi antara guru dan

siswa bisa berjalan dengan baik dan siswa tidak merasa tertekan saat belajar sehingga pelajaran dapat
ditangkap secara maksimal. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar tidak hanya ditentukan oleh
faktor-faktor yang berhubungan dengan proses pembelajaran saja, melainkan juga ditentukan oleh
keterampilan pengelolaan kelas yang dikuasainya. Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan
guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan Mengelola kelas terbagi menjadi dua jenis
keterampilan yaitu: Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang
optimal. Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Untuk melatih kemampuan seorang guru
dalam mengelola kelas dapat melalui dua cara, yaitu melalui pengalaman dan melalui belajar. Oleh
karena itu, makalah ini dibuat agra kita memahami dan mampu mengelola kelas dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Apakah pengertian pengelolaan kelas ?

Apa tujuan dari pengelolaan kelas ?

Apa saja komponen-komponen dalam keterampilan mengelola kelas?

Apa saja prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas?

Apa saja pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan kelas ?

Bagaimana peran guru dalam pengelolaan kelas ?

Apa kelebihan dan kekurangan dari pengelolaan kelas ?

C. Tujuan Makalah

Mengetahui pengertian pengelolaan kelas.

Mengetahui tujuan dari pengelolaan kelas.

Mengetahui komponen-komponen yang ada dalam keterampilan mengelola kelas.

Mengetahui prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas.

Mengetahui macam- macam pendekatan dalam pengelolaan kelas.

Mengetahui peran guru dalam pengelolaan kelas.


Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pengelolaan kelas.

Mengetahui cara mengelola kelas.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas secara umum adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan pengelolaan
pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Sedangkan pengertian pengelolaan kelas (classroom
management) berdasarkan pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

Berdasarkan pendekatan otoriter (authority approach), pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk
mengontrol tingkah laku siswa. Guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui
penerapan disiplin secara ketat. Otoritas guru tidak sepenuhnya, guru memang mempunyai hak
kekuasaan, namun ada pemegang kekuasaan di atas guru misalnya kepala sekolah, dan lain-lain.

Berdasarkan pendekatan permisif (permissive approach), pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan
oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa dalam melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan
apa yang mereka inginkan. Fungsi guru adalah menciptakan kondisi siswa agar merasa aman untuk
melakukan aktifitas di dalam kelas.

Berdasarkan pendekatan modifikasi tingkah laku, pengelolaan kelas adalah upaya untuk
mengembangkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang bersifat positif dari siswa dan berusaha
semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki perilaku negatif yang dilakukan oleh
siswa.

Tidak ada pendekatan-pendekatan yang paling baik, tetapi pendekatan-pendekatan ini akan menjadi
pendekatan paling baik pada saat situasi yang tepat.

B. Tujuan Pengelolaan Kelas

Menurut Ahmad (1995:2), tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:

Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar
yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.

Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.

Menyediakan dan mengatur fasilitas serta peralatan belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa
belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada hakikatnya terkandung
dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah:

Penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual dalam kelas.

Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja.

Terciptanya suasana yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual,


emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.

Sedangkan Arikunto (dalam Djamarah 2006:178) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah
agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara
efektif dan efisien.

C. Komponen Katerampilan Mengelola Kelas

Keterampilan mengelola kelas dikelompokkan menjadi dua yaitu:

Preventif, keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal.

Represif, keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.

Pada keterampilan preventif, berkaitan dengan kemampuan guru didalam mengambil inisiatif dan
mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut yaitu:

a. menunjukkan sikap tanggap

Keterampilan ini menggambarkan tingkah laku guru yang telah memperhatikan siswanya sehingga siswa
merasa bahwa guru hadir bersama mereka. Cara yang dilakukan dalam menunjukkan sikap tanggap ini
dengan cara memandang secara seksama, gerak mendekati, memberikan pernyataan, memberikan
reaksi terhadap gangguan atau ketakacuhan siswa.

b. membagi perhatian

Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya kepada beberapa
kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Cara yang digunakan dalam membagi perhatian
yaitu melalui visual dan verbal.

c. memusatkan perhatian kelompok

Seorang guru harus mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang diberikan sehingga siswa
tetap terlibat dalam kegiatan belajar. Cara yang dilakukan yaitu dengan menyiagakan siswa atau
memusatkan pada suatu topic dan menuntut tanggung jawab siswa untuk memperagakan alat atau
melaporkan hasil diskusi.

d. memberikan petunjuk yang jelas

Petunjuk yang jelas sangat diperlukan oleh siswa sehingga siswa tidak mengalami kebingungan dalam
mengerjakan tugas atau perintah.

e. menegur

Siswa yang telah mengganggu proses pembelajaran dapat diberi teguran. Teguran harus tegas dan jelas
namun menghindari perkataan kasar atau menghina. Namun teguran ini dapat disepakati bentuknya saat
membuat aturan-aturan tertentu antara siswa dan guru. Guru harus lebih berhati-hati dalam menasehati
siswa terhadap kelas maupun perorangan.

f. memberikan penguatan

segala tingkah laku hendaknya diberi penguatan baik itu penguatan positif maupun negatif dan teguran
pada perilaku siswa yang telah menyimpang.

Pada keterampilan represif, berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan
dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kodisi belajar
yang optimal. Strategi yang dapat dilakukan yaitu:

a. modifikasi tingkah laku

Guru harus menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan memodivikasi
tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.

b. pengelolaan kelompok

Guru dapat menggunakan alternatif lain dalam mengatasi masalah pengelolaan kelas antara lain dengan
menerapkan pendekatan pemecahan masalah kelompok. Ada dua jenis keterampilan yang diperlukan
yaitu memperlancar tugas-tugas dan memelihara kegiatan-kegiatan kelompok.

c. menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah

Kadang-kadang perilaku siswa yang mengganggu kegiatan di kelas akan menyebabkan proses
pembelajaran yang kurang optimal maka seorang guru harus mampu meningkatkan kesadaran siswa
akan tindakannya dengan cara memindahkan benda-benda yang bersifat mengganggu, menghilangkan
ketegangan dengan humor, memindahkan penyebab gangguan, pengekangan fisik, dan pengasingan

D. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas


Dalam melaksanakan komponen keterampilan pengelolaan kelas , perlu diperhatikan pinsip-prinsip dasar
pengelolaan kelas sebagai berikut:

1. Kehangatan dan keantusiasan

Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan
sehingga dapat mewujudkan kegiatan belajar yang optimal. Guru yang bersikap hangat dan akrab serta
secara ajek menunjukkan antusiasmenya terhadap tugas-tugas, kegiatan-kegiatan, atau siswanya akan
lebih mudah melaksanakan komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas.

2. Tantangan

Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa
untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. Selain itu
perhatian dan minat siswa akan tetap terpelihara. Diusahakan, saat guru memberi tantangan, soal
dimulai dari yang mudah dan semua siswa bisa menjawab sebagai motivasi untuk menjawab selanjutnya.

3. Bervariasi

Penggunaan variasi dalam media, gaya dan interaksi belajar mengajar merupakan kunci pengelolaan
kelas untuk menghindari kejenuhan serta pengulangan aktivitas yang menyebabkan menurunnya
kegiatan belajar dan tingkah laku positif siswa. Jika terdapat banyak variasi maka kejenuhan akan
berkurang dan siswa akan cenderung meningkatkan keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan
menunggu temannya.

4. Keluwesan

Selama proses belajar mengajar, terdapat kemungkinan munculnya ganggua-gangguan dari siswa. Untuk
mencegah gangguan tersebut diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubah strategi
mengajarnya mengajarnya dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan mengajar yang lain.

5. Penekanan pada Hal-Hal yang Positif

Cara guru memelihara suasana yang positif diantaranya adalah dengan:

a. Memberi aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan menghindari celaan terhadap
tingkah laku yang kurang wajar.

b. Menyadari akan kemungkinan kesalahan yang dapat dibuatnya sehingga akan mengganggu
kelancaran dan kecepatan belajar siswa.

6. Penanaman disiplin diri

Siswa dapat mengembangkan diri sendiri merupakan tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Untuk
mencapai tujuan ini guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini
akan lebih berhasil jika guru sendiri menjadi contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan
pelaksanaan tanggung jawab.
E. Pendekatan-Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

Dalam mengelola kelas, kita telah dihadapkan pada siswa yang bersifat individual atau kelompok,
sehingga kita perlu berhati-hati dalam menanganinya. Biasanya teknik yang digunakan antara lain:
nasihat, teguran, larangan, ancaman, teladan, hukuman dan sebagainya.

Menurut James Cooper dkk. mengemukakan tiga pendekatan dalam pengelolaan kelas yang didalamnya
terdapat teknik-teknik yaitu:

a. Pendekatan Alodifikasi Perilaku

Pendekatan ini bertolak dari psikalogi behavioral dengan anggapan dasar bahwa tingkah manusia yang
baik maupun yang buruk dalam batas-batas tertentu merupakan hasil belajar. Pendekatan ini
memanfaatkan hasil penelitian tentang bagaimana tingkah laku manusia terbentuk melalui hubungan
manusia dengan lingkungan guna merumuskan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam membina
siswa, yaitu:

1) Penguatan negatif yaitu: pengurangan hingga penghilangan suatu stimulus yang tidak menyenangkan
untuk mendorong terulang kembali suatu tingkah laku yang timbul sebagai akibat dari pengurangan dan
penghilangan tersebut.

Contoh: misalnya guru ingin agar siswa berani mengeluarkan pendapat, guru selalu menunjuk langsung
siswa yang tidak berani mengeluarkan pendapat agar mengeluarkan pendapat (stimulus yang tidak
menyenangkan). Bila suatu saat siswa berani mengeluarkan pendapat tanpa menunggu ditunjuk guru
maka guru mulai mengurangi secara berangsur-angsur cara menunjuk langsung (penguatan negatif).
Pengurangan itu semakin meningkat sejalan dengan semakin seringnya,siswa mengeluarkan pendapat
tanpa ditunjuk guru hingga akhirnya ditiadakan bila siswa telah terbiasa mengeluarkan pendapat.

Hal-hal yang perlu dihindarkan dalam penggunaan penguatan negatif:

a) Hindarkan pemberian stimulus yang menyakitkan

b) Sasaranya jelas

c) Pemberian penguatan dengan segera

d) Penyajian stimulus yang bervariasi

e) Keantusiasan.

2) Penghapusan yaitu: usaha mengubah tingkah laku siswa dengan cara menghentikan pemberian
respons terhadap suatu tingkah laku siswa yang semula dikuatkan dengan respons tersebut.Sebagai
contoh, seorang siswa yang selalu mengomentari penjelasan guru saat guru sedang menerangkan,
misalnya, mungkin karena setiap kali siswa mengomentari penjelasan guru, guru selalu memberikan
respons yang memberikan kesan pada siswa bahwa guru tidak berkeberatan dengan komentar komentar
seperti itu (padahal guru sebenarnya tidak mengharapkan komentar seperti itu). Untuk mengurangi
artau menghilangkan kebiasaan seperti tersebut, salah satu teknik yang dapat digunakan adalah
penghapusan, yaitu dengan menghentikan pemberian respons yang memberikan kesan pada siswa
bahwa guru tidak berkebertaan terhadap kebiasan siswa tersebut. Contoh lain yaitu pada siswa yang
sering menjawab maka guru berkata “Yang sudah menjawab tolong berikan kesempatan pada yang lain
ya…!”

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan penghapusan, yaitu:

a) Untuk mengurangi kekecewaan siswa sebagai akibat ditiadakannya pengukuh yang diharapkan,
sebaiknya teknik ini dikombinasikan dengan teknik lain, khususnya teknik penguatan positif, bila ternyata
ada hal-hal yang dilakukan oleh siswa.

b) Bila guru sulit menemukan penguatan yang membentuk tingkah laku siswa, lalu setelah mencoba-
coba beberapa pengukuh ternyata gagal, sebaiknya digunakan teknik lain agar siswa tidak terlalu larut
dalam tingkah laku yang hendak dihapus tersebut.

c) Dibutuhkan waktu yang relatif lama dalam menghilangkan tingkah laku siswa yang menyimpang bila
menggunakan teknik penghapusan. Sementara penghapusan berlangsung dan siswa melakukan tindakan
yang sangat mengganggu kelancaran proses pembelajaran, misal menyebabkan siswa sekelas tertawa
berkepanjangan, sebaiknya teknik ini tidak dilanjutkan pemakaiannya dan diganti dengan teknik lain.

d) Bila suatu penguatan telah ditetapkan untuk tidak diberikan kepada siswa, maka sedapat mungkin
penguatan tersebut tidak diberikan.Untuk itu perlu ada koordinasi antar staf pengajar agar tidak terjadi
ada guru tidak memberikan penguatan, dipihak lain ada guru yang tetap memberikan.Bila hal demikian
terjadi akan semakin sulit menghapus tingkah laku siswa yang menyimpang tersebut.

3) Hukuman.

Penyajian stimulus yang tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera tingkah laku siswa
yang tidak dikehendaki.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hukuman:

a) Sedapat mungkin aturan hukuman diciptakan bersama antara guru dengan siswa atau minimal
disepakati oleh siswa dan lebih baik dikatakan pada awal pertemuan. Dengan demikian siswa lebih ikhlas
bila dihukum.

b) Hukuman hendaknya diberikan segera setelah pelanggaran terjadi sehingga siswa memiliki kesan yang
kuat tentang kaitan antara pelanggaran dan hukuman.

c) Sedapat mungkin hukuman dikombinasikan dengan teknik lain terutama teknik penguatan positif, bila
ada haI-hal positif pada diri siswa.

d) Setelah menghukum siswa, guru hendaknya bersikap wajar seperti semula agar hubungan yang
mungkin terganggu sebagai akibat pemberian hukuman dapat pulih kembali.
e) Bentuk-bentuk hukukman yang digunakan bervariasi agar siswa tidak menjadi jenuh atau kebal
dengan sesuatu bentuk hukuman.

b. Pendekatan Sosial Emosional

Pendekatan ini bertolak dari psikologi klinis dan konseling, dengan anggapan dasar bahwa proses
pembelajaran yang efektif dan efisien mempersyaratkan hubungan sosial emosional yang baik antara
guru dengan siswa dan antarsiswa. Selanjutnya guru dipandang memegang peranan penting dalam
menciptakan hubungan baik tersebut. Pengalaman dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan pada kita
bahwa bila hubungan kita dengan partner kerja baik, berbagai kegiatan kejasama dapat berlangsung
dengan lancar. Dan bila terjadi kesalahpahaman mudah dicari jalan keluarnya. Demikian halnya dengan
proses pembelajaran di sekolah, bila hubungan antara guru dengan siswa baik, maka proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar, kesalahpahaman yang timbul dapat diatasi dengan
mudah.

Berikut ini adalah sikap-sikap yang diperlukan oleh guru dalam mengatasi kenakalan siswa:

1) Sikap umum,

Yaitu terbuka, menerima dan menghargai siswa sebagai manusia, empati, membicarakan situasi
pelanggaran dan bukan pelakunya, demokratis (melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan yang
menyangkut kepentingannya).

2) Sikap khusus.

Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel mengelompokkan tingkah laku siswa yang biasanya mengganggu proses
pembelajaran menjadi empat macam yaitu:

a) Siswa yang memiliki tingkah laku menarik perhatian akan selalu berusaha memakai berbagai cara
untuk menarik perhatian guru. la mungkin tertawa lebih keras dibanding dengan teman-temannya,
sering menggoda teman disebelahnya, pura-pura sakit, pura-pura tidak mengerti sehingga bertanya
terus dan sebagainya. Hal yang demikian sebaiknya dibiarkan saja.

b) Siswa yang memiliki tingkah laku menguasai akan selalu berusaha mengalahkan orang lain. Bila tidak
dapat secara wajar, ia akan marah dan melakukan tindakan agresif, atau sebaliknya menarik diri sama
sekali dan tidak mau melaksanakan kewajibannya. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan tugas untuk
memimpin yang membutuhkan keberanian atau kekuatan fisik.

c) Siswa yang memiliki tingkah laku membalas dendam akan selalu melakukan tindakan yang menyakiti
orang lain baik secara fisik maupun psikis. Hal ini sebaiknya diserahkan pada psikolog dan guru hanya
membantu pelaksanaanya di kelas.

d) Siswa yang memiliki tingkah laku merasa tidak mampu akan selalu mengatakan bahwa ia tidak mampu
mengerjakan tugas. Karena biasanya ia yakin akan gagal atau merasa gagal sebelum mulai. Hal ini jangan
disalahkan langsung melainkan berikan dorongan dan bimbingan.
c.Pendekatan Proses kelompok

Pendekatan ini bertolak dari psikologi dan dinamika kelompok, dengan anggapan dasar bahwa proses
pembelajaran yang efektif dan efisien berlangsung dalam konteks kelompok, yaitu kelompok kelas. Oleh
karena itu, peranan guru dalam rangka pengelolaan kelas adalah menciptakan kelompok kelas yang
mempunyai ikatan yang kuat serta dapat bekerja secara efektif dan efisien. Pada awal pelajaran, para
siswa biasanya masih merupakan kerumunan orang dengan tujuan, pikiran, perasaan yang sangat
berbeda. Tugas guru adalah memadu kepentingan-kepentingan perseorangan tersebut menjadi
kepentingan kelompok, kemudian membentuk kerumunan tersebut menjadi satu kelompok dengan
ikatan yang kuat dan mampu bekerja sama secara produktif. Untuk mengikat kerumunan siswa menjadi
satu kelompok yang mempunyai ikatan yang kuat, ada sejumlah unsur yang diperlukan.Unsur-unsur
penting yang amat diperlukan adalah tujuan, aturan, dan pemimpin.

1) Tujuan Kelompok.

Siswa biasanya hadir di kelas dengan tujuan yang berbeda, maka tugas guru yang pertama adalah
mengarahkan para siswa ke tujuan kelas, khususnya indikator. Tujuan yang dapat mendorong usaha
untuk mencapainnya antara lain adalah tujuan yang jelas dan realistis. Oleh sebab itu, guru perlu
merumuskan tujuan yang realistis serta mengkomunikasikannya secara jelas kepada siswa.

2) Aturan.

Aturan yang mampu mengikat siswa menjadi kelompok yang padu adalah aturan yang dapat dibuat
bersama antara guru dan siswa atau minimal disetujui oleh siswa. Bila ada siswa yang tidak menyetujui
aturan dalam kelompok akan mengurangi daya ikat aturan tersebut.

3) Pemimpin.

Seorang guru dengan sendirinya akan menjadi pemimpin kelompok siswa di kelas saat mengajar. Sebagai
pemimpin hal pertama yang harus dilaksanakan adalah menjelaskan tujuan kelompok dan membentuk
aturan kelompok. Selain itu dalam menciptakan dan memelihara suasana kerja kelompok yang sehat ada
beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu mendorong dan memeratakan partisipasi, mengurangi
ketegangan, memperjelas komunikasi, mengatasi pertentangan antarpribadi atau antarkelompok dan
menunjukkan kehadiran serta menerapkan sangsi.

F. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas

Secara umum peran guru dalam mengelola kelas yaitu:

a. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.

b. Membangun pemahaman siswa agar mengerti dan menyesuaikan tingkah lakunya dengan tata tertib
kelas.
c. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta tingkah laku yang sesuai dengan
aktivitas kelas.

Menurut Darmadi (2010:6-7) ada beberapa peran guru dalam pengelolaan kelas yaitu:

a) memelihara lingkungan fisik kelas

b) mengarahkan atau membimbing proses intelektual dan sosial siswa dalam kelas

c) mampu memimpin kegiatan pembelajaran yang efektif dan efesien.

Dalam mengelola kelas sering ditemui kendala-kendala yang dapat menghambat terjadinya proses
pembelajaran yang efesien dan efektif. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif selain
menerapkan prinsip-prinsip pengelola juga kiat-kiat untuk mengatasi kendala tersebut yaitu:

a) guru tidak boleh campur tangan yang berlebihan terhadap siswa

b) guru jangan sampai kehilangan konsentrasi yang dapat menimbulkan kesenyapan atau pembicaraan
terhenti tiba-tiba

c) menghindari ketidaktepatan menandai dan mengakhiri suatu kegiatan atau guru harus tepat waktu

d) guru harus dapat mengelola waktu karena berkaitan dengan disiplin diri siswa.

e) memberikan penjelasan yang jelas, sederhana, sistematis dan tidak bertele-tele.

Manajemen pembelajaran yang efektif dapat terwujud dengan melaksanakan langkah-langkah sebagai
berikut.

1. Menetapkan aturan kelas (class routine)

Kita mengetahui bahwa kebiasaan tiap siswa berbeda. Seorang guru tidak boleh menyalahkan atau
membenci siswa karena kebiasaan mereka karena kebiasaan baik dan buruk diperoleh dari pengalaman
di jenjang pendidikan sebelumnya dan lingkungan siswa berada. Sehingga untuk membentuk kebiasaan-
kebiasaan yang baik dengan melalui pemberian aturan saat proses pembelajaran terutama pada awal
pertemuan pembelajaran sehingga terjadi kesepakatan antara siswa dan guru.

2. Memulai kegiatan tepat waktu (getting started)

Dalam memulai suatu materi pembelajaran diperlukan ketepatan waktu bagi guru maupun siswa
(masalah keterlambatan telah diatur pada saat menetapkan aturan kelas) sehingga pembelajaran efektif
dan tidak ada waktu yang terbuang banyak.

3. Mengatur pelajaran (managing the lesson)

Proses pembelajaran yang efektif, guru harus mengatur dan menjaga agar proses kegiatan berjalan
lancer dan tidak mengalami gangguan atau hambatan. Guru harus mengoptimalkan keikutsertaan siswa,
kesempatan melakukan, penggunaan peralatan, serta mengorganisir pembagian kelompok, tidak terlalu
banyak ceramah sehingga siswa tidak jenuh.

4. Mengelompokkan siswa (grouping the student)

Pada saat meembahas materi tertentu, diperlukan juga siswa harus berkelompok agar mereka dapat
bekerja sama dan tidak individualis. Kadang-kadang diperlukan adanya ketua kelompok sehingga ketua
tersebut dapat memanage dirinya sendiri dan teman-temannya.

5. Mengakhiri pelajaran (ending the lesson)

Pada akhir pelajaran diharapkan siswa memiliki kesan yang baik selama kegiatan berlangsung sehingga
siswa selalu mengingat hal-hal yang berupa pengalaman selama kegiatan. Maka dari itu, seorang guru
harus membuat klimaks naik pada saat pertemuan sehingga siswa berharap adanya kegiatan lanjut yang
lebih menarik pada pertemuan berikutnya.

G. Kelebihan dan Kekurangan dalam Pengelolaan Kelas

Setiap keterampilan pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan ini akan muncul jika seorang guru
mampu membawa suasana dan terampil dalam mengelola kelas. Namun kekuarangan atau kejelekan
pengelolaan kelas ini akan muncul atau guru merasa kewalahan bila belum memahami langkah
memahami keterampilan ini.

a. Kekurangan

Susah diterapkan

Biasanya hanya diterapkan pada tingkat SMP ke atas

Perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru

Senantiasa fokus pada kelas dan segala permasalahannya

b. Kelebihan

Sangat efektif dalam pembelajaran

Siswa menjadi sangat nyaman bila ini sukses dilakukan

Menjadi pembelajaran yang nyaman

Siswa menjadi cepat menanggapi setiap pembelajaran yang ada

Guru menjadi enak dalam melanjutkan materi selanjutnya

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengelolaan kelas adalah pengadaan kelas oleh guru dengan cara-cara atau pendekatan-pendekatan
tertentu sehingga siswa merasa nyaman dan optimal selama pembelajaran.

Pengelolaan kelas bertujuan untuk:

mengembangkan kemampuan siswa semaksimal mungkin baik secara individual maupun kelompok

membantu mengatasi hambatan siswa

membantu siswa belajar sesuai dengan tingkat emosional dan intelektualnya di dalam kelas dengan
penyediaan fasilitas sebaik mungkin

membina dan membimbing siswa sesuai dengan keadaan dan latar belakang siswa

menciptakan suasana sosial yang berimbang, disiplin, tertib, perkembangan intelektual, emosional,
sikap, dan apresiasi siswa sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif.

Sebagai guru memang perlu mengerti bagaimana cara mengelola kelas. Mengasah kemampuan dalam
mengelola kelas dapat melalui dua cara yaitu melalui pengalaman dan melalui belajar. Maksud dari
melalui belajar yaitu menyadari kekurangan dalam mengelola kelas dan merasa untuk belajar kembali,
misalnya belajar dari guru lain, membaca referensi mengenai kiat-kiat mengajar, mengikuti pelatihan,
dan mengembangkan keterampilan.

Ada tiga pendekatan dalam pengelolaan kelas yaitu pendekatan alodifikasi perilaku, pendekatan sosial
emosional, dan pendekatan proses kelompok. Pendekatan alodifikasi perilaku menjelaskan bahwa
tingkah laku positif maupun negatif dalam batas-batas tertentu merupakan hasil belajar maka teknik-
teknik yang digunakan untuk membina siswa yaitu melalui penguatan negatif, penghapusan, dan
hukuman. Pada pendekatan sosial emosional menjelaskan bahwa syarat pembelajaran yang efektif dan
efisien adalah hubungan emosional yang baik antara guru dan siswa dan antarsiswa. Ada dua sikap
dalam mengatasinya yaitu sikap umum (terbuka) dan sikap khusus (menyesuaikan perilaku yang kurang
negatif tersebut). Sedangkan pendekatan terakhir adalah pendekatan proses kelompok. Pendekatan ini
menjelaskan pembelajaran yang efektif dan efisien berlangsung dalam konteks kelompok besar (kelas).
Untuk membentuk suatu kelompok tersebut diperlukan menyepakati tujuan, aturan, dan pemimpin
(guru bertindak sebagai pemimpin).

Ada beberapa langkah dalam mengelola kelas misalnya menetapkan aturan kelas, memulai kegiatan
tepat waktu, mengatur pelajaran, mengelompokkan siswa, dan mengakhiri pelajaran.

Setiap keterampilan pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari keterampilan ini adalah sangat
efektif dalam pembelajaran, siswa menjadi sangat nyaman bila sukses dilakukan, menjadi pembelajaran
yang nyaman, siswa menjadi cepat menanggapi setiap pembelajaran yang ada, guru menjadi enak dalam
melanjutkan materi selanjutnya. Sementara kekurangan dari keterampilan ini adalah susah diterapkan,
biasanya hanya diterapkan pada tingkat SMP ke atas, perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru, dan
senantiasa fokus pada kelas dan segala permasalahannya.

DAFTAR PUSTAKA

Maarif, Samsul. 2010. 8 Keterampilan Mengelola Kelas, (Online),


(http://pintamins.blogspot.com/2010/06/keterampilan-mengelola-kelas.html), diakses 14 Agustus 2011.

Tamwifi, Irfan. 2011. Ketrampilan Mengelola Kelas, (Online), (http://www.unjabisnis.net/2010/11/8-


keterampilan-mengelola-kelas.html), diakses 14 Agustus 2011.

Wahidin, Dadan. 2008. Keterampilan Mengelola Kelas, (Online),


(http://makalahkumakalahmu.wordpress.com), diakses 14 Agustus 2011.

Wartono.2003.Keterampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruhan Malang.

Anda mungkin juga menyukai