Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN IDENTIFIKASI RESIKO INFEKSI - ICRA

(INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT)


PERLUASAN RUANG PERAWAT RUHAMA
RUMAH SAKIT ISLAM YOGYAKARTA PDHI

A. PENDAHULUAN
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di
RS perlu dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Program dan
Pencegahan Infeksi RS. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit Islam Yogyakarta turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan
dalam pencegahan dan pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan,
proses sampai dengan finising bangunan dengan melampirkan kajian
Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA (Infection Control Risk Assessment) yang
dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan melaksanakan konstruksi/renovasi
bangunan.

B. TUJUAN
1. Untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya HAI’s (Healthcare
Associated Infection) pada pasien, petugas dan pengunjung di rumah sakit
2. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat ditindak lanjuti
berdasarkan hasil penilaian skala prioritas.

C. PERENCANAAN
1. Tanggal : 20 februari 2017 s/d 12 maret 2017
2. Lokasi : Bangsal Ruhama
3. Kegiatan : Perluasan ruang perawat bangsal ruhama

D. Analisis ICRA
Langkah 1
Identifikasi tipe aktivitas proyek konstruksi (Tipe A-D)
1. Membongkar kamar mandi umum sebelah selatan termasuk dinding barat
untuk akses keluar masuk material dan petugas
2. Membongkar dinding depan ruang perawat
3. Membongkar pintu depan ruang perawat
4. Membongkar kamar mandi perawat dan isinya

Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI 1


5. Memasang pintu geser di samping kamar mandi dan ruang perawat
Hasil kajian langkah 1 :
Renovasi ruang perawat ruhama termasuk : Tipe C

Langkah 2
Identifikasi kelompok risiko pasien yang akan terkena dampak
Resiko Rendah Resiko Sedang Resiko Tinggi Resiko Paling Tinggi
- - - Ruang perawatan -
kelas 3 dewasa

Hasil kajian langkah 2 :


Renovasi ruang gelap radiologi termasuk kelompok: Resiko Tinggi

Langkah 3
Matrix pengendalian infeksi untuk menentukan kelas kewaspadaan dari proyek
bangunan dengan pasien yang beresiko
Kelompok Pasien resiko TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
Kelp. resiko RENDAH I II II III/IV
Kelp. resiko SEDANG I II III IV
Kelp. resiko TINGGI I II III/IV IV
Kelp. resiko PALING TINGGI II III/IV III/IV IV
Hasil kajian langkah 3 :
Berdasarkan matrix diatas, maka renovasi ruang perawat ruhama termasuk dalam
: LEVEL III/IV

Deskripsi Kewaspadaan Pengendalian Infeksi yang dibutuhkan berdasarkan Kelas


A. Sebelum Melakukan Renovasi :
1. Pindahkan ruang perawat ke ruang pasien kamar 1, 2, 9 dan 10
2. Tempatkan pasien yang beresiko tinggi di ruang paling timur yang jaiur
dari area renovasi (bising)
3. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari
aktivitas konstruksi.
4. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir
paparan debu.

Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI 2


5. Melakukan metode yang aktif (basahi permukaan kerja dengan air)untuk
mencegah debu beterbangan dari tempatnya ke udara.

B. Selama Renovasi:
1. Pasang penghalang debu menggunakan terpal dan triplek untuk menutup
area kerja dengan area non kerja sebelum melakukan konstruksi.
2. Pasang papan pemberitahuan di area renovasi.
3. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung
kaki/sepatu.
4. Semprotkan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu pada saat
pembongkaran dinding.
5. Buang material renovasi dalam wadah tertutup rapat sebelum
dipindahkan, bila perlu semprot denfan air untuk meminimalisasi debu.
6. Tutup lubang, pipa-pipa, sambungan-sambungan listrik dengan benar.
7. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang
selesai telah diinspeksi oleh K3RS dan PPIRS.
8. Sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan, petugas renovasi melakukan
cuci tangan dan membersihkan diri (mandi).

C. Sesudah Renovasi :
1. Area renovasi dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan.
2. Lepaskan penutup area renovasi (terpal) secara hati-hati untuk
meminimalkan penyebaran debu, kotoran dan puing-puing
bangunan.

Langkah 4
Identifikasi area di sekitar area proyek untuk mengkaji pengaruh potensial terhadap
lingkungan sekitar :

No Lokasi Unit Nama Unit Potensi ResikoInfeksi


.

1. Bawah - -

2. Atas - -

3. Samping Kanan Bangsal perawatan Debu, Bising


(menghadap utara)

Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI 3


4. Samping Kiri Jalan, ismail Debu, Bising

5. Depan Ruang Perawat Debu, Bising


sementara

6. Belakang Area proyek 5 lantai Debu, Bising

E. KESIMPULAN
Renovasi perluasan ruang perawat bangsal ruhama bisa dilakukan dengan tetap
memperhatikan Potensi Risiko Infeksi dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan
Kerja) bagi pekerja renovasi, petugas RS, pasien dan lingkungan RS

F. PENUTUP
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi – ICRA (Infection Control Risk
Assessment) sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum
dilakukan renovasi/pembangunan.

Yogyakarta, 15 Februari 2017

IPCN Tim Fisik, Kepala Ruang Ruhama

(Rabiyatun, Amd., Kep.) (H. Muhammad Sutadi, SH) (Kasih Nursanti, Amd., Kep)
..

Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI 4


Lampiran :

IJIN KONSTRUKSI PENGENDALIAN INFEKSI

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DALAM RENOVASI


BANGUNAN
PERLUASAN RUANG PERAWAT RUHAMA NO IJIN :
Tanggal mulai Proyek:
Lokasi Renovasi: Bangsal Ruhama 20 Februari 2017
Perkiraan lama Proyek : 3
Koordinator Proyek : minggu
Kontraktor yang melakukan proyek : Tim Swa Kelola Ijin Tanggal Kadaluarsa :
20 Maret 2017
Supervisor: Telephon :
KELOMPOK
RESIKO
YA TIDAK AKTIVITAS RENOVASI YA TIDAK INFEKSI
- - TIPE A : Inspeksi, Kegiatan Non – - - Kelp. 1 :
invasive Resiko
Rendah
- - TIPE B : Skala kecil, Durasi pendek, - - Kelp. 2 :
Level Sedang sampai tingkat Tinggi Resiko Sedang

√ - TIPE C : Kegiatan menghasilkan debu, √ - Kelp. 3:


membutuhkan lebih dari 1 shift kerja untuk Resiko Tinggi
penyelesaian, Level Sedang sampai tingkat
tinggi
- - TIPE D : Kegiatan konstruksi besar, - - Kelp.4 :Resiko
membutuhkan penyelesain durasi kerja Tinggi Sekali
lama dan mewajibkan shift kerja berturut-
turut
LEVEL I 1. Melaksanakan pekerjaan dengan metode yang meminimalkan debu dari
- lokasi konstruksi.
2. Mengganti plafon yang dilepaskan untuk inspeksi visual sesegera

Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI 5


mungkin.

LEVEL II 1. Menyediakan sarana aktif untuk mencegah debu terbang ke udara.


2. Segel pintu yang tidak terpakai dengan lakban.
- 3. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat
sebelum dipindahkan.
4. Pel basah dan/atau vakum dengan alat vacuum dengan filter HEPA.
5. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan diganti
atau dibersihkan ketika sudah tidak efektif.
6. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan.
7. Pembersihan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian
proyek.
LEVEL III 1. Lengkapi semua barier konstruksi sebelum konstruksi dimulai.
2. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari
- aktivitas konstruksi.
3. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir
paparan debu, sarung tangan rumah tangga untuk mencegah cedera
akibat goresan keramik atau pisau pemotong keramik.

TANGGAL : 4. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari
tempatnya ke udara.

TTD : 5. Jangan melepas barier/ penutup plastik (terpal) dari area kerja sampai
proyek selesai dibersihkan secara menyeluruh.
6. Pel basah atau vakum dua kali per 8 jam pada kegiatan konstruksi, atau
sebagaimana diharuskan untuk meminimalkan paparan debu.
7. Buang material bangunan dengan hati-hati dalam wadah yang tertutup
rapat untuk meminimalkan penyebaran debu, kotoran & bekas puing-
puing bangunan. Penutup area renovasi bangunan harus dibersihkan
dengan lap basah, divacum A atau disemprot air sebelum dibuang.
8. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat
sebelum dipindahkan
9. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan diganti
atau dibersihkan ketika sudah tidak efektif.
10. Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian
proyek.

Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI 6


LEVEL IV 1. Mendapatkan Izin dari Tim PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
RS) sebelum konstruksi dimulai.
2. Pasang penghalang debu menggunakan terpal dan triplek untuk
menutup area kerja dengan area non kerja sebelum melakukan

Ѵ konstruksi.
3. Pasang papan pemberitahuan di area renovasi.
4. Petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung
kaki/sepatu.
5. Semprotkan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu pada saat
pembongkaran dinding.
6. Buang material renovasi dalam wadah tertutup rapat sebelum
TANGGAL : dipindahkan, bila perlu semprot denfan air untuk meminimalisasi debu.
15/02/2017 7. Tutup lubang, pipa-pipa, sambungan-sambungan listrik dengan tepat.
TTD : 8. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang
selesai telah diinspeksi oleh K3RS dan PPIRS.
9. Sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan, petugas renovasi
melakukan cuci tangan dan membersihkan diri (mandi).
10. Bersihkan area dengan kain pel yang dibasahi dengan disinfektan.
11. Lepaskan penutup area secara hati-hati untuk meminimalkan
penyebaran debu kotoran dan puing-puing setelah renovasi selesai
12. Tutup rapat wadah/ tempat limbah transportasi (gerobak).
13. Setelah selesai, mengembalikan sistem HVAC seperti semula (jika ada)
Persyaratan tambahan:
Pimpinan Proyek : Komite PPI/IPCN : Rabiyatun, Amd., Kep
Tanggal 15 Februari Tanggal 15 Februari 2017
TTD TTD
Pengecualian / Penambahan izin ini
dicatat oleh memorandum terlampir
Permintaan ijin oleh : M. Sutadi, SH Ijin resmi oleh : dr. Uji Asiah, MSc, Sp.A
Tanggal : 13 Februari 2017 Tanggal : 15 Februari 2017

Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI 7

Anda mungkin juga menyukai