Disusun Oleh :
JURUSAN KESEHATAN
2014-2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai seorang muslim yang ingin mendekatkan diri, atau setidaknya berusaha untuk
taat kepada Allah Sang Maha Pencipta, tentulah kita harus menjalankan ibadah kepada Allah,
baik itu yang wajib maupun yang sunnah agar Allah ridho kepada kita. Namun ada hal lain
yang tak boleh kita abaikan dalam usaha memperoleh ridho Allah, yaitu makanan.
Apabila makanan kita terjaga dari makanan yang diharamkan Allah, atau dengan kata
lain kita hanya makan makanan yang dihalalkan Allah, niscaya ridho Allah itu tidak mustahil
kita peroleh jika kita taat kepada-Nya. Tetapi sebaliknya, meskipun kita taat, namun kita
makan dari makanan yang haram yang bukan karena terpaksa, maka akan sia-sialah usaha
kita.
Untuk itu dalam makalah ini kami mencoba mengupas masalah makanan yang halal
dan yang haram serta hikmahnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Halal zatnya
Makanan yang halal menurut zatnya adalah makanan yang dari dasarnya halal untuk
di konsumsi. Dan telah di tetapkan kehalalannya dalam kitab suci al-qur’an dan al-hadist.
Centoh makanan yang halal atas zatnya adalah daging sapi, ayam, kambing, buah-buahan
seperti apel, kurma, anggur, dan lain sebagainya.
Minuman :
Segala jenis minuman apa saja yang ada di dunia ini halal untuk diminum kecuali ada
larangan yang mengharamkan dari Allah dan Nabi Muhammad SAW.
2.3 Ciri - Ciri Makanan dan Minuman Halal Menurut Agama Islam
Semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani dan
tidak merusak akal, moral, dan aqidah.
Semua minuman yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani dan
tidak merusak akal, moral, dan aqidah.
Minuman :
Jus, air putih, susu, madu, minyak samin , teh , kopi dan lain-lain
Makanan :
Makanan haram adalah makanan yang memudaratkan kesehatan jasmani dan rohani.
Banyak terjadi salah sangka dari masyarakat bahwa menjari rezeki yang haram saja sulit,
apalagi yang halal. Hal itu malah memicu banyak kesalahapahaman tentang halal dan haram
suatu rezeki. Akhirnya, banyak masyarakat menghalalkan segala cara untuk mencari rezeki,
padahal belum tentu halal. Kita sebagai orang bertaqwa hendaknya menghindari hal itu
dengan banyak mempelajari Al Qur’an dan Hadist tentang pengertian halal dan haram.
b) Haram sababi, ditinjau dari hasil usaha yang tidak dihalalkan olah agama. Haram sababi
banyak macamnya, yaitu :
1) Makanan haram yang diperoleh dari usaha dengan cara dhalim, seperti mencuri, korupsi,
menipu, merampok, dll.
2) Makanan haram yang diperoleh dari hasil judi, undian harapan, taruhan, menang togel, dll.
3) Hasil haram karena menjual makanan dan minuman haram seperti daging babi, , miras,
kemudian dibelikan makanan dan minuman.
4) Hasil haram karena telah membungakan dengan riba, yaitu menggandakan uang.
5) Hasil memakan harta anak yatim dengan boros / tidak benar.
Minuman :
Pada prinsipnya segala minuman apa saja halal untuk diminum selama tidak ada ayat
Al Qur”an dan Hadist yang mengharamkannya. Bila haram, namun masih dikonsumsi dan
dilakukan, maka niscaya tidak barokah, malah membuat penyakit di badan.
Makanan :
Merusakkan kewarasan akal.
Memudaratkan kesehatan.
Binatang disembelih tanpa menyebut nama Allah.
Berbahaya
- Makan melebihi batas / berlebihan
- Racun
- Barang-barang yang diketahui berbahaya baik melalui penelitian, pengalaman, dan dokter
Najis
- Seperti bangkai, darah haid, kotoran manusia, air kencing
- Semua benda najis pasti haram, tapi sesuatu yang haram belum tentu najis
Memabukkan
- Setiap yang memabukkan adalah khomr dan setiap khomr hukumnya haram (HR. Muslim :
5336)
Milik Orang Lain
- Memakan harta orang lain tanpa izin, baik dengan mencuri, memeras, menipu, dsb.
Minuman :
Pada prinsipnya segala minuman apa saja halal untuk diminum selama tidak ada ayat
Al Qur”an dan Hadist yang mengharamkannya. Bila haram, namun masih dikonsumsi dan
dilakukan, maka niscaya tidak barokah, malah membuat penyakit di badan.
Minuman yang haram secara garis besar, yakni :
a) Berupa hewani yang haramnya suatu minuman dari hewan, seperti darah sapi, darah kerbau,
bahkan darah untuk obat seperti darah ular, darah anjing, dan lain-lain.
b) Berupa nabati atau tumbuhan seperti tuak dari buah aren, candu, morfin, air tape bertuak dari
bahan ubi, anggur telah bertuak, dan lain sebagainya.
c) Berupa berasal dari perut bumi yaitu : haram diminum sepeti solar, bensin, spiritus, dan
lainnya yang membahayakan.
3. Al-Mutaroddiyah, yaitu hewan yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi.
4. An-Nathihah, yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh hewan lainnya.
Janin yang berada dalam perut hewan yang disembelih. Maksudnya jika hewan yang
disembelih sedang hamil, maka janin yang ada dalam perutnya halal untuk dimakan
tanpa harus disembelih ulang.
b) Darah
Darah yang mengalir dari binatang atau manusia haram dikonsumsi, baik secara
langsung maupun dicampurkan pada bahan makanan karena dinilai najis, kotor, menjijikkan,
dan dapat mengganggu kesehatan. Demikian juga darah yang sudah membeku yang lazim
disebut maros atau didih.
Sekalipun darah haram, namun ada pengecualian yaitu :
Hati dan limpa berdasarkan hadits Ibnu Umar
Sisa-sisa darah yang menempel pada daging, tulang / leher setelah disembelih
c) Daging Babi
Ulama sepakat, daging babi haram dikonsumsi. Demikian pula lemak babi yang
dipergunakan dalam industri makanan yang dikenal dengan istilah shortening, serta semua
zat yang berasal dari babi yang biasanya dijadikan bahan campuran makanan. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah memungkinkan manusia memproduksi bahan
campuran makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika dalam bentuk gelatin, lemak,
pepsin, dan lain-lain. Kebanyakan sumber gelatin adalah hewan yang banyak digunakan di
dunia Barat adalah babi. Gelatin tidak hanya digunakan untuk memproduksi makanan, tetapi
juga manisan, obat-obatan dan produk-produk lainnya.
Seluruh makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika yang mengandung unsur babi
dalam bentuk apapun haram dikonsumsi.
d) Binatang Buas
Binatang buas yang memiliki gigi taring atau burung yang mempunyai kuku
mencengkeram adalah haram dimakan dagingnya, misalnya: harimau, anjing, kera, gajah, dan
kucing.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk dimakan sampai ada dalil
yang melarangnya. Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh
jadi makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa
mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di
hari kiamat dengan api neraka.
Ada banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang makanan halal dan makanan haram,
namun tentu saja tidak dapat kami tampilkan semua, di antaranya sebagaimana yang telah
kami uraian dalam pembahasan di atas.
Makanan yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu sangat berguna
bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani.. Hasil dari makanan minuman yang halal
sangat membawa berkah, barakah meskipun jumlahnya sedikit. Makanan dan minuman
haram, selain dilarang oleh Allah, juga mengandung lebih banyak mudharat (kejelekan)
daripada kebaikannya. Hasil haram meskipun banyak, namun tidak barokah atau cepat habis
dibandingkan yang halal dan barokah.
3.2 Saran
Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, namun kami berharap makalah
ini tetap dapat memberikan manfaat meskipun sedikit. Selain itu kami juga berharap pembaca
berkenan memberikan masukan bbaik berupa kritik maupun saran.
DAFTAR PUSTAKA
Thobib Al-Asyhar. 2003. Bahaya Makanan Haram Bagi Kesehatan Jasmani dan Rohani.
Jakarat: Al-Mawadi Prima
http://ukhuwahislah.blogspot.com/2013/06/makalah-makanan-halal-dan-makanan-
haram.html
http://moslemsunnah.wordpress.com/2013/03/24/hukum-makan-bekicot-halal-atau-haram/
http://firmanazka.blogspot.com/2009/11/hukum-islam-tentang-makanan-dan-minuman.html