Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN ASPEK EPIDEMIOLOGI SKABIES PADA MANUSIA

Sri Chusniah,Muhammad Ali Sodik


Stikes Surya Mitra Husada

srichusniah94@gmail.com,alisodik2012@gmail.com

Abstrak. Tahun 2013 penyakit kulit infeksi menduduki posisi keempat dari sepuluh besar
penyakit dengan jumlah 136.035 kasus di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Skabies atau kudis
merupakan salah satu jenis penyakit kulit infeksi,disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabie.
Kejadian skabies sering di jumpai di daerah tropis pada masyarakat yang tinggal di daerah
dengan tingkat higiene, sanitasi dan ekonomi rendah. Tulisan ini merupakan kajian pustaka
yang tersusun berdasarkan studi kepustakaan dan browsing internet berupa artikel ilmiah
hasil penelitian dan artikel ilmiah populer yang ditulis dalam majalah/jurnal ilmiah atau
ilmiah populer, laporan hasil penelitian dan survei dan buku teks yang terkait dengan skabies
(epidemiologi dan pengendaliannya). Di Indonesia prevalensi skabies tiap daerah bervariasi.
Di Pulau Jawa skabies di temukan pada daerah kumuh dan pondok pesantren sedangkan di
Nusa Tenggara di temukan di keluarga miskin dan lembaga permasyarakatan. Penularan
terjadi melalui kontak langsung dan tidak langung melalui alas tempat tidur dan pakaian
penderita dan juga dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Pencegahan dapat dilakukan
dengan penyuluhan tentang skabies, penemuan dan pengobatan penderita serta menjaga
sanitasi lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat.

Kata Kunci : Epidemiologi, Skabies, Manusia


1. Latar Belakang atau tidak langsung melalui alas tempat
Skabies merupakan penyakit kulit yang tidur dan pakaian.
endemis diwilayah beriklim tropis dan dan Infestasi tungau ini mudah menyebar
subtropis, merupakan penyakit kulit dari orang ke orang melalui kontak fisik
menular.Skabies dalam bahasa Indonesia dan sering menyerang seluruh penghuni
sering disebut kudis, orang jawa dalam satu rumah. Tungau betina membuat
menyebutnya gudig, sedangkan orang terowongan di bawah lapisan kulit paling
sunda menyebutnya budug. Penyakit ini atas dan menyimpan telurnya dalam
juga sering disebut dengan kutu badan, lubang. Beberapa hari kemudian akan
budukan, gatas agogo,3,4yang disebabkan menetas tungau muda (larva). Infeksi
oleh Sarcoptes scabiei varian hominis menyebabkan gatal-gatal hebat,
(sejenis kutu, tungau), ditandai dengan mungkinan merupakan suatu reaksi alergi
keluhan gatal, terutama pada malam hari terhadap tungau.
dan ditularkan melalui kontak langsung
Bentuk telur berbentuk oval dengan komplokasi yang berbahaya. Skabies
stadium nimpa dan dewasa mempunyai menimbulkan ketidaknyamanan karena
panjang 0,10–0,15mm.Stadium larva menimbulkan lesi yang sangat gatal
pasang kaki. Tungau dewasa berukuran sehingga penyakit ini merupakan salah satu
mempunyai 3 pasang kaki sedangkan 0,30- penyakit yang sangat mengganggu aktivitas
0,45 mm, bentuk bulat, pipih, hidup dan kerja sehari-hari. Menurut
berwarnaputih keabu-abuan. Tungau betina Zulfah, 2008 salah satu faktor pendukung
berukuran 2 kali tungau jantan, jenis terjadinya penyakit skabies adalah sanitasi
kelamin dapat dibedakan dengan melihat yang buruk dan dapat menyerang manusia
ujung-ujung kaki. yang hidup berkelompok, tinggal di
Tungau betina memiliki bulu cambuk pada asrama, barak-barak tentara, rumah tahanan
pasangan kaki ke-3 dan ke-4, sedang dan pesantren maupun panti asuhan serta
cambuk pada tungau jantan hanya dijumpai tempat-tempat yang lembab dan kurang
pada pasangan kaki ke-3. Permukaan badan mendapat sinar matahari. Menurut
atas bergaris-garis melintang, di bagian Notobroto, 2005 dalam Astriyanti, 2010
tengahnya terdapat deretan duri-duri menyatakan bahwa faktor yang berperan
pendek yang mengarah ke belakang. dalam penyakit kulit adalah sosial ekonomi
Bagian-bagian mulut terletak di ujung yang rendah,hygiene perorangan yang
depan badan, seperti bentuk kerucut. Ciri jelek, lingkungan yang tidak saniter, dan
khas dari skabies adalah gatal-gatal hebat, perilaku yang tidak mendukung kesehatan.
yang biasanya semakin memburuk pada Di beberapa negara termasuk Indonesia
malam hari. Lubang tungau tampak sebagai penyakit skabies yang hampir
garis bergelombang dengan panjang sampai teratasicenderung mulai bangkit dan
2,5 cm, kadang pada ujungnya terdapat merebak kembali. Laporan dari dinas
berukuran kecil. Lubang/ terowongan kesehatan dan dokter praktek
tungau dan gatal - gatal paling sering mengidikasikan bahwa penyakit skabies
ditemukan dan dirasakan di sela-sela jari telah meningkat di beberapa daerah.
tangan, pada pergelangan tangan, sikut,
ketiak, di sekitar puting payudara wanita, 2. Kasus Masalah
alat kelamin pria ( penis dan kantung
Distibusi kasus Skabies di Indonesia
zakar ), di sepanjang garis ikat pinggang
Kejadian skabies sering di jumpai di daerah
dan bokong bagian bawah. Infeksi jarang
tropis terutam pada anak-anak dari
mengenai wajah, kecuali pada anak-anak masyarakat yang tinggal di daerah dengan
dimana lesinya muncul sebagai lepuhan tingkat higiene, sanitasi dan ekonomi yang
berisi air. relatif rendah. Skabies di Indonesia
Kejadian skabies di negara berkembang menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit
termasuk Indonesia terkait dengan kulit tersering. Kasus skabies cepat menular
kemiskinan dengan tingkat kebersihan yang dari anak-anak hingga dewasa pada zaman
rendah, keterbatasan akses air bersih, penjajahan Jepang yang diakibatkan karena
kepadatan hunian dan kontak fisik antar kesulitan penduduk untuk memperoleh
individu memudahkan transmisi dan makanan, pakaian dan sarana pembersih
infentasi tungau skabies. Skabies sering tubuh. Perbandingan penderita skabies laki-
diabaikan, dianggap biasa saja dan lumrah laki lebih besar dibandingkan dengan
terjadi pada masyarakat di Indonesia, perempuan yakni 83,7% : 18,3%. Pada
karena tidak menimbulkan kematian tahun 2003 prevalensi skabies di 12 pondok
sehingga penaganannya tidak menjadi pesantren Kabupaten Lamongan sebesar
prioritas utama, padahal jika tidak ditangani 48,8%.14Pada tahun 2005 dilaporkan kasus
dengan baik skabies dapat menimbulkan skabies dari keluarga miskin di sebuah desa
di Provinsi Nusa Tenggara Barat.7Tahun
2008 prevalensi skabies di Pondok Faktor-faktor Penyebab skabies
Pesantren An-Najach sebesar 43%. Banyak faktor yang menunjang
Tahun 2011 dan 2012 di Pamekasan perkembangan penyakit skabies, antara lain
terdapat kasus rabies sebnyak 567 orang : keadaan sosial ekonomi yang rendah,
dan 317 orang yang berumur 8-20 tahun, hiegenitas yang buruk, hubungan seksual
berdasarkan sensus penduduk, di yang sifatnya promiskuitas (tidak memilih-
Puskesmas Magelang juga dilaporkan milih), dan perkembangan demografik serta
terjadi peningkatan kasus skabies tahun ekologi yang buruk merupakan hal-hal
2012 sebesar 15% dari 13,8% dari jumlah yang erat kaitannya dengan perkembangan
pengunjung pada tahun 2011. Hasil penyakit ini.
penelitian Lestari di salah satu pondok Faktor yang menyebabkan skabies adalah
pesantern di Sleman Yogyakarta keterkaitan antara faktor sosio demografi
menemukan kejadian skabies sebesar dengan lingkungan,
30,23%. Badan Pusat Statistik di Propinsi a. Faktor sosio demografi
Nusa Tenggara Timur penyakit kulit infeksi Faktor sosio demografi antara lain
pada tahun 2013 menduduki posisi keempat kemiskinan, malnutrisi, personal
dari sepuluh besar penyakit dengan jumlah hygiene yang buruk, rendahnya
kasus 136.035 kasus. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dan kepadatan penduduk Di
Provinsi NusaTenggara Barat skabies di
3. Tinjauan Pustaka
sebabkan karena kontak dengan hewan
Kejadian Skabies erat hubungannya yang terkena skabies.
dengan perilaku hidup bersih dan sehat b. Faktor lingkungan
terutama dalam hal personal hygiene dan Faktor lingkungan meliputi kelembaban
sanitasi yang buruk. Menurut Pawening yang tinggi dan sanitasi yang rendah
terutama di daerah kumuh. di luar kulit
(2009) faktor utama manusia terinfeksi
tungau dapat bertahan hidup 2 sampai 3
tugau Sarcoptes scabiei adalah personal hari pada suhu kamar dengan
hygiene dan sanitasi lingkungan yang kelembaban 40% sampai 80%.
burukdapat meningkatkan infeksi skabies
pada manusia tanpa memandang umur, ras, 4. PEMBAHASAN
jenis kelamin, status sosial. Gejala penyakit skabies pada kulit
Penyakit ini menular dari hewan ke adalah warna merah, iritasi, gelembung
manusia (zoonosis), manusia ke hewan berair, dan gatal pada malam hari di bagian
bahkan dari manusia ke manusia. Cara kulit yang tipis seperti sela-sela jari tangan
penularannya melalui kontak langsung dan kaki, siku, selangkangan dan sekitar
maupun kontak tak langsung. Penyebaran kelamin, lipatan paha, perut bagian bawah,
tungau skabies melalui kontak langsung pantat, dan pinggang. Keluhan utama pada
dengan penderita skabies secara terus penderita skabies (gudik) adalah rasa gatal
menerus, bisa juga menular melalui terutama waktu malam hari, tonjolan kulit
penggunaan handuk bersamaan, sprei (lesi) berwarna putih keabu-abuan
tempat tidur, dan segala hal yang dimiliki sepanjang sekitar 1 cm dan kadang disertai
pasien skabies. nanah karena infeksi kuman akibat
Skabies menyerang semua usia, garukan.Gejala klinis yang sering
semua etnis, semua tingkatan sosial menyertai penderita adalah gatal yang
ekonomi, dan pada segala jenis kelamin. hebat terutama pada malam hari sebelum
Masa inkubasi berlangsung 2 sampai 6 tidur, adanya tanda : papula (bintil), pustula
minggu sebelum serangan gatal muncul (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas
pada orang yang sebelumnya belum pernah garukan), bekas-bekas lesi yang berwarna
terpajan. Orang yang sebelumnya pernah hitam dan dengan bantuan loup (kaca
menderita skabies maka gejala akan pembesar), bisa dilihat adanya kunikulus
muncul 1 – 4 hari setelah infeksi ulang.
atau lorong di atas papula (vesikel atau perawatan dan pengawasan secara insentif
plenthing/pustula) serta pendapatkan pengobatan skabies
Menurut Daili, 2005 Penyakit misalnya pemberian salep/krim dan obat
skabies mempunyai 4 gejala klinis utama lainnya sesuai dosis dan cara penggunaan
(tanda kardinal) meliputi 1) gatal pada yang tepat agar skabies dapat disembuhkan
malam hari (pruritus nocturna), 2) secara tuntas.
menyerang manusia
secara berkelompok, 3) ditemukan 5. KESIMPULAN
terowongan (kunikulus) dan 4) ditemukan Skabies adalah penyakit kulit yang
tungau pada pemeriksaan kerokan kulit disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
secara mikroskopis merupakan diagnosis terhadap Sarcoptes scabiei phylum
pasti penyakit ini. Diagnosis penyakit Arthopoda kelas Arachinida ordo Acarina
skabies dapat ditentukan dengan family Srcoptidae genus Sarcopes,
menemukan 2 dari 4 gejala klinis utama. Penularannya dengan dua cara kontak
Diagnosis dapat ditegakan dengan langsung yakni kontak kulit langsung yang
menemukan S. Scabiei yang ditemukan terus menerus dengan penderita
pada korekan kulit atau biopsi. Diagnosis skabiesmaupun hewan yang tertular skabies
diferensial dari skabies adalah prugio yang dan kontak tak langsung dengan penderita
mempunyai predileksi yang sama. melalui penggunaan handuk bersamaan,
sprei tempat tidur, dan segala hal yang
Penularan skabies berhubungan erat
dengan kedekatan dan sering kontak dimiliki penderita skabies. Penyakit ini
langsung dengan penderita. Penelitian ditemukan di kampung-kampung, rumah
Handayani (2007) menyatakan ada penjara, asrama dan panti asuhan dengan
hubungan yang segnifikan antara kebiasaan sanitasi lingkungan yang jelek. Penyakit
pemakaian sambun mandi bersama, skabies dapat terjadi pada satu keluarga,
berganti pakaian bersama, tidur bersama, tetangga yang berdekatan, bahkan bisa
pemakaian bersama selimut tidur dan terjadi di seluruh kampung. Tindakan
mencuci pakaian bersama dengan penderita preventif seperti penyuluhan tentang
skabies. salah satu faktor yang sngat efektif skabies, penemuan dan pengobatan
dalam penularan skabies. Hasil penelitian penderita serta menjaga personal hygiene
yang sama tentang kepadatan hunian dan sanitasi rumah dan lingkungan sangat
menunjukan ada hubungan yang bermakna diperlukan dalam pencegahan penularan
antara kepadatan hunian dan kejadian skabies.
skabies. Hasil penelitian Titiek L, 2014
mengemukakan bahwa penyediaan air
6. DAFTAR PUSTAKA
bersih berperan dalam penularan skabies
karena skabies merupakan penyakit 1. Steer AC, Jenney AWJ, Kado J,
berbasis pada persyaratan air bersih. Selain Batzloff MR, Vincent SL,
itu kelembaban ruangan yang kurang WaqatakirewaL, et all. High burden of
memadai berperan dalam penularan skabies impetigo and skabies in a tropical
dimana Tungau dapat hidup selama 24-36 country. Plos Negl Trop Dis. 2009; 3 :
jam pada suhu kamar dengan kelembaban 467.
40-80%.18
2. Baker F. Skabies Mangement. Paediatr
Intervensi yang dilakukan terhadap
Child Health. 2010; 6 : 775.
lingkungan adalah memberi penyuluhan
3. Soemirat J. Kesehatan Lingkungan.
mengenai skabies (gejala, penatalaksanaan,
Revisi. Gadjah Mada University Press.
penyebaran penyakit, dan pencegahannya)
2011
terhadap warga masyarakat dalam satu
4. Safar R. Parasitologi Kedokteran,
rukun warga. Selain itu, penemuan kasus
Protozologi Helmitologi Entomologi,
skabies pada lingkungan telah dilaporkan
Yrama Widya Bandung, 2009.
kepada Puskesmas setempat agar mendapat
5. Currie, B.J., Mc. Carthy, J.S.
Permethrin and Ivermectrin for
Skabies. N Engl J Med. 2010:362:717-
25.
6. Wardhana,A.H., Manurung, J.,
Iskandar,T. Skabies : Tantangan
Penyakit Zoonosis Masa Kini dan
Masa Datang. Wartazoa
2006;16(1):40-52.
7. Johnstone P, Strong M. Skabies. BMJ.
2008 ; 8 :1707
8. Ratnasari AF, Sungkar S. Prevalensi
Skabies dan Faktor-faktor yang
berhubungan di Pesantren X, Jakarta
Timur. E-Journal Kedokteran
Indonesia, April 2014; 2 (1) : 251-256.
9. Saad. Pengaruh Higiene perorangan
terhadap kejadian skebies di Pesantren
An-Najach Magelang. Skripsi.
Universitas Diponegoro.2008.
10. Soedarto, Penyakit Menular Di
Indonesia, Sagung Seto, Jakarta, 2009
11. Baur B, Sarkar J, Manna N,
Bandyopadhyay. The Patten of
Dermatological Disorders among
Patiens Attending the skin O.P.D od A
Tertiary Care Hospital in Kolkata,
India. Journal of Dental and Medical
Sciences 3 :1-6
12. Ma’rufi I, Keman S, Notobroto HB.
Faktor Sanitasi Lingkungan yang
berperan terhadap prevalensi penyakit
Skabies. Jurnal Universitas Airlangga.
2005; 2(1).
13. Rahmawati N. Pengaruh pendidikan
kesehatan tentang penyakit skabies
terhadap perubahansikap penderita
dalam pencegahan penularan penyakit
skabies pada santridi pondok pesantren

Anda mungkin juga menyukai