Anda di halaman 1dari 5

A.

Pertumbuhan dan perkembangan anak usia toddler

1. Pertumbuhan anak usia toddler

Pertumbuhan pada tahun ke dua pada anak akan mengalami beberapa perlambatan pertumbuhan
fisik dimana pada tahun kedua anak akan mengalami kenaikan berat badan 1,5-2,5 kg dan
panjang badan 6-10 cm. Pertumbuhan otak juga akan mengalami perlambatan yaitu kenaikan
lingkar kepala hanya 2 cm untuk pertumbuhan gigi susu termasuk gigi graham pertama, dan gigi
taring sehingga seluruhnya berjumlah 14-16 buah (Hidayat, 2005).

2. Perkembangan anak usia toddler

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1998, & Tanuwijaya, S. 2003). Perkembangan
anak usia toddler menurut beberapa teori perkembangan sebagai berikut :

a. Perkembangan kognitif menurut Piaget


1. Tahap sensori motor, umur 0-2 tahun dengan perkembangan kemampuan dalam
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi dengan cara melihat, mendengar,
menyentuh, dan aktifitas motorik
2. Tahap pra operasional, umur 2-7 tahun dengan perkembangan kemampuan
meoperasionalkan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak,
perkembangan anak masih bersifat egosentrik ( Hidayat 2005).

b. Teori perkembangan psikosexsual anak menurut freud


Tahap anal, terjadi pada umur 1-3 tahun dengan perkembangan, kepuasan pada fase ini
adalah pengeluaran tinja, anak akan menunjukan keakuanya, sikapnya sangat narsistik
yaitu cinta terhadap diri sendiri dan egoistik, mulai mempelajari struktur tubuhnya. Pada
fase ini tugas yang dapat dilaksanakan anak dapat latihan kebersihan (Hidayat, 2005).

c. Perkembangan psikososial anak menurut Erikson

Tahap kemandirian, rasa malu dan rasa ragu, terjadi pada umur 1-3 tahun dengan
perkembangan mulai mencoba mandiri dalam tugas tumbuh kembang seperti motorik dan
bahasanya.
3. Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak Menurut Soetjiningsih
(1998), ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak, antara lain
sebagai berikut :

a. Gizi ibu pada waktu hamil

Gizi ibu yang jelek sebelum kehamilan atau pada saat kehamilan sering menghasilkan
berat bayi lahir rendah (BBLR), disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan otak
janin yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi.

b. Status gizi

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan
makan anak berbeda dengan kebutuhan orang dewasa. Status gizi yang kurang akan
mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik anak.

c. Stimulasi

Stimulasi merupakan hal penting dalam hal tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat
stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih mudah berkembang terutama dalam
perkembangan motorik, seperti berjalan, berlari dan melompat.

d. Pengetahuan ibu

Faktor pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi faktor perilaku ibu dalam
tumbuh kembang anak. Terbatasnya pengetahuan ibu memungkinkan terhambatnya
perkembangan anak. Pengetahuan ibu mempunyai pengaruh terhadap perkembangan
motorik anak pada periode tertentu.

B. Masalah-masalah kesehatan yang timbul pada anak usia Toddler

1. Diare Gastroenterologi)

Agen pembawa : Bakteri dan virus.


Sumber : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
Masa Inkubasi : Bayi : BAB 3x / 24 jam
Anak : BAB 3x / 24 jam
Manifestasi Klinis : Bayi dan anak menjadi cenggeng, gelisah, suhu tubuh meninggi,
BAB cair dan mungkin disertai dengan lendir atau darah.

Komplikasi : Dehidrasi, Renjatan hipovelemik, Hypocalanta, Intoleransi laktosa


sekunder, Kejang, Malnutrisi energi protein.
Obat : Anti sekresi, Anti spasmolitik, Pengeras tinja, Anti biotika,
Memberikan cairan diatelik (pemberian makanan).
2. Variacela (cacar air)

Agen pembawa : Variacell Zooster


Sumber : Sekresi primer saluran pernafasan dan organ terinfeksi, pada
tingkatan lesi kulit yang lebih rendah.
Transmisi : Kontak langsung terkonta minasi oleh objek penularan.
Masa Inkubasi : 2-3 minggu biasanya 13- 17 hari.
Masa Penularan : Biasanya 1 hari setelah erupsi lesi (masa awal) sampai 6 hari setelah
banyak muncul vesikel ketika kerak kulit terbentuk.
Manifestasi Klinis : Biasanya tidak ada, agent anti viral (ocyclovir) untuk resiko tinggi
anak terinfeksi Varicella Zooster immunoglobin (VZIG) setelah
pembukaan pada anak yang beresiko tinggi.
Obat : Diphenhidramin hydrokhlorida atau anti histamin untuk
menghilangkan gatak, perawatan kulit untuk mencegah infeksi
bakteri kedua.
3. Difhteria

Manifestasi Klinis : Bervariasi menurut lokasi anatomi Pseudomembran.


Nasal : Menyerupai flu, nasal mengeluarkan serosanguineous mukous
purulent tanpa gejala-gejala pokok: tampak seperti epistaksis.
Tonsilar / pharyingeal : Malaise, anorexia, tenggorokan sakit, sedikit demam, pulse
meningkat.
Obat : Antitoksin (biasanya melalui intravena diawali dengan test kulit
dan konjungtiva untuk mengetes sensitifitas terhadap serum,
Antibiotik (penisillin atau erythromycin, Bedrest total
(pencegahan miokarditis), Tracheostomy untuk penghambatan
jalan udara, Perawatan carrier dan kontak terhadap orang yang
terinfeksi.
Komplikasi : Miokarditis (minggu kedua) Neuritis.

4. Rubeola (campak)

Agent pembawa : Virus


Sumber : Sekresi saluran nafas, darah dan urine dari orang yang terinfeksi.
Transmisi : Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Masa inkubasi : 10-20 hari.
Periode penularan : Dari 4- 5 hari setelah ruam-ruam muncul tetapi terutama
selama tahapan awal (catharal).

Manifestasi klinis :
a. Fase prodromal : Tidak dijumpai pada anak-anak, namun dijumpai pada orang remaja
dan dewasa yang ditandai dengan demam ringan, sakit kepala,
malaise, anorexia, konjungtivitis ringan, coryza, sakit kerongkongan,
batuk dan limfadenopaty. Paling sedikit 1-5 hari, menghilang 1 hari
setelah terjadinya ruam. Ruam : Tidak ada perawatan lain yang perlu
kecuali antipiretik untuk demam dan analgesik untuk nyeri.
Komplikasi : Jarang terjadi (arthtritis, enchepalitis, atau purpura); penyakit-penyakit
menular yang sering dijumpai pada masa anak-anak; bahaya terbesar
adalah efek teratogenik pada janin.

Yakinkan orangtua bahwa vesikel-vesikel adalah suatu proses


penyakit yang alami pada anak-anak yang terinfeksi. Gunakan
sentuhan lembut jika diperlukan. Jauhkan anak dari wanita hamil.
Pertama kali muncul di wajah dan dengan segera menyebar keleher,
lengan batang tubuh dan kaki. Diakhiri hari pertama ditutupi dengan
bercak- bercak kemerahan makulo pupalar, biasanya hilang pada hari
ketiga.
Tanda dan gejala : Demam ringan yang muncul kadang-kadang, sakit kepala, malaise
dan limfadenopaty.

5. Pertusis
Agent : Bordettela pertusis
Sumber : Masuknya dari saluran pernafasan dari seseorang yang terinfeksi.
Penularan : Kontak langsung dan droplet.
Masa inkubasi : 5-21 hari biasanya 10 hari.
Perkembangan : Yang paling besar selama catharal (radang selaput lendir) sebelum
munculnya (kambuhnya kembali dan menghilang pada minggu ke 4
setelah munculnya kembali gejala penyakit).
Manifestasi klinik : Stadium kataralis, Batuk ringan pada malam hari, anorexia, Stadium
spasmodik. Batuk bertambah berat dan terjadi paroximal berupa
batuk-batuk khas, keringat, dilatasi pembuluh darah leher
Obat : Pemberian antibiotik Eythromycin, ampisillin, kotrimaxazol,
khloramfenikol, expextoransia dan mukolitik.
Komplikasi : Otitis media, bronkitis, bronkop neumonia, ateletaksis, emfisema,
muntah-muntah berat, emasiasi, prolapsus rectum, kongesti dan
edema otak.
Perawatan : Anjurkan untuk bedrest, Berikan kompres panas dan dingin, Berikan
diet makanan cair dan lunak.

6. Parasitis intestinal Askariasis

Agent : Askaris lumbricoides.


Sumber : Feses
Masa Inkubasi : 2-3 minggu

Manifestasi Klinis : Infeksi ringan, asimptomatik infeksi berat, anorexia, iritabilitas,


ketakutan, perut besar, penurunan berat badan, demam dan kolik.
Infeksi parah; gangguan usus, usus buntu, perforasi usus dengan
peritonitis, gangguan empedu, paru dan pneumonitis.
Obat : Piperazin sitrat (antepar), Hexilresorsinol, Oleumkenopodii,
Santonin, Pirantel pamoat (combantrin), Papain (fellardon),
Memberikan penyuluhan pada orangtua pentingnya menjaga higienis
dan sanitasi lingkungan.

Sumber :

http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/17/jhptump-a-adityapand-835-2-babii.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3587/3/keperawatan-siti%20zahara.pdf.txt

Anda mungkin juga menyukai