Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelembaban merupakan Jumlah uap air yang terkandung di udara. Besar kecilnya
kelembaban tergantung pada jumlah uap air di udara. banyak kegiatan yang sangat
tergantung pada faktor kelembaban, baik untuk industri, laboratorium, atau budidaya
tanaman. Seperti halnya alat ukur suhu, alat ini berfungsi baik hanya sebagai
monitoring, maupun sebagai bagian proses kontrol. Namun dalam kehidupan nyata,
kelembaban tidak terlepas dari faktor suhu, hal ini disebabkan karena kelembaban
bergantung pada faktor banyaknya uap air, tekanan parsial uap air, dan tentunya faktor
ini dapat disebabkan adanya faktor suhu. Sehingga dalam pembuatan alat ukur
kelembaban, alat tersebut selalu disertai dengan alat ukur suhu juga.
Alat ukur kelembaban dan suhu yang umum digunakan adalah Higrometer analog
dan termometer raksa, yang mana alat tersebut memiliki beberapa kelemahan yaitu
respon yang lambat, akurasi yang kecil, besar kemungkinan terjadinya kesalahan
pembacaan skala, dan juga bergantung pada sifat material higroskopis. Sehingga tidak
cocok jika digunakan pada suatu kegiatan yang membutuhkan faktor-faktor tersebut.
Padahal dengan mementingkan factor tersebut mampu mengurangi kesalahan yang
diakibatkan oleh manusia yang berdampak pada hasil pengukuran.
Oleh sebab itu, tema makalah ini adalah “Kelembaban Udara” dimana kita akan
mengetahui terkait materi tentang Kelembaban Udara.

1.2 Tujuan Penulisan


Agar penulis dapat mengetahui penjelasan tentang kelembaban udara dengan baik.
Sehingga penulis dapat pula memahami dengan baik tentang pengertian kelembaban
serta hubungannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta tujuan dari penulisan laporan Ini
diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Pratikum Fisika Jurusan Farmasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
PERCOBAAN H – 3 KELEMBABAN UDARA

2.1 JUDUL PERCOBAAN : KELEMBABAN NISBI UDARA DAN KELEMBABAN MUTLAK

UDARA.

2.2 KODE PERCOBAAN :H–3

2.3 TUJUAN PERCOBAAN : Menentukankelembaban nisbi udara dan kelembaban

mutlak udara.

2.4 TEORI SINGKAT :

Di dalam udara terdapat berbagai jenis molekul gas, seperti oxygen, hydrogen
carbon dioxide dan lain – lain, juga terdapat uap air.

Kelembapan udara adalah banyaknya uap air yang terkandung di udara. Semakin
besar kelembapan udara semakin banyak uap air yang terkandung di dalamnya. Ada
dua macam kelembapan udara, yaitu kelembapan mutlak atau absolut dan kelembapan
relatif. Kelembapan mutlak adalah banyaknya uap air di udara dalam satu kubik udara.
Adapun kelembapan relatif adalah bilangan yang menunjukkan berapa persen
perbandingan antara jumlah uap air yang ada di udara dengan jumlah uap air yang
dapat ditampung oleh udara. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelembaban

1. Evaporasi : penguapan menyebabkan perubahan kelembaban udara. Jika evaporasi


tinggi maka kelembaban nisbi, kelembaban udara juga akan semakin besar.
2. Tekanan udara : tekanan udar yang tinggi meningkatkan udara semakin tinggi. Hal
ini dikarenakan kapasitas tamping udara rendah.
3. Radiasi matahari : adanya radiasi matahari menyebabkan terjadinya penguapan air
udar semakin tinggi sehingga kelembaban udara semakin besar
4. Angin : angin memudahkan uap air dari laut ke udara. Jika sudah berkumpul maka
kelembaban udar tinggi sehingga merubah uap air diatas udara untuk membentuk
awan

Untuk mengetahui berapa bagian uap air yang dikandung oleh udara atau kita Sebut
dengan kelembaban nisbi udara, dapat kita gunakan suatu hygrometer.

2
Untuk mengetahui berapa banyak uap air yang dikandung oleh udara atau kita bisa
sebut dengan kelembaban mutlak udara, dapat kita gunakan suatu psychometer.

Untuk itu berlaku rumus :

F = f – ab (t – t)
f : massa uap air jenuh pada suhu t

t : Suhu thermometer kering

t : Suhu thermometer basah

a : Konstanta, untuk t di atas 00 C maka a = 0.0008

dan untuk t di bawah 00 C maka a = 0.00068

Kecepatan aliran udara anta 1.0 – 1.5 m/detik .

2.5 Jawaban Tugas Pendahuluan


1. Gravitasi bumi menyebabkan kerapatan molekul – molekul yang berada di udara tidak
merata ; dimanakah terdapat udara yang rapat (padat) dan dimana pula terdapat udara
paling renggang (tipis : hampa) ?

Jawab :

Semakin tinggi suatu tempat, lapisan udaranya semakin tipis dan semakin renggang,
akibatnya tekanan udara semakin rendah.Tekanan udara di suatu tempat pada umumnya
dipengaruhi oleh penyinaran matahari. Daerah yang banyak mendapat sinar matahari
mempunyai tekanan udara rendah dan daerah yang sedikit mendapat sinar matahari
mempunyai tekanan udara tinggi. Kerapatan udara berkaitan dengan suhu dimana
apabila kerapatan udara pada daerah tertentu rapat maka kelembabanya
tinggi.Sedangkan apabila kerapatan udara di suatu daerah renggang maka tinggkat
kelembabannya juga rendah.Diketahui pula antara kerapatan,suhu,dan ketinggian
tempat juga saling berkaitan.

Jadi kesimpulannya adalah udara yang rapat (padat) terdapat di daerah-daerah


dataran rendah dan untuk udara yang renggang (tipis ; Hampa) terdapat di daerah –
daerah dataran tinggi.

2. Dimanakah terdapat uap air yang lebih banyak ; di daerah pantai ataukah di daerah
pegunungan ?

Jawab : Daerah Pantai adalah tempat dimana lebih banyak terdapat uap air.

3
3. Dimanakah terdapat tekanan udara yang lebih besar ; di daerah pantai ataukah di daerah
pegunungan ? Mengapa ?

Jawab :

Tekanan Udara yang lebih besar antara pantai atau pegunungan dimiliki oleh Pantai.
Kita ketahui bahwa tekanan udara di dataran rendah lebih tinggi dibanding tekanan
udara di daerah dataran tinggi atau pegunungan. Hal ini karena tekanan udara di
pegunungan lebih rendah. semakin tinggi daerah suatu daerah ( dataran tinggi ) maka
semakin lebih rendah tekanan udara yang diimiliki, dan sebaliknya semakin rendah suatu
daerah suatu tempat ( daerah dataran rendah) maka tekanan udara yang dimiliki pun
semakin lebih besar. Penurunan tekanan diakibatkan posisi gunung yang berada jauh
lebih tinggi dari dataran rendah. Berikut dari persamaan gas ideal,

PV = mRT

m = PV/RT

4. Buatlah diagram P – T yang menunjukan tiga stadium , yaiut padat, cair, dan gas. Garis
apakah yang membatasi stadium cair dan gas itu ? Ada berapakah cara untuk mengubah
suatu zat dari stadium gas ke stadium cair ? Sebutkanlah dan terangkanlah dengan
menggunakan diagram P – T.

Jawab :

4
Diagram P-T untuk zat murni secara umum dapat dilihat dalam gambar berikut ini.
Diagram ini sering juga disebut dengan diagram fasa zat karena menunjukkan ketiga jenis
fasa zat yang dipisahkan oleh garis, yaitu :

1. Garis Sublimation line (garis sublim) memisahkan daerah uap (vapor) dengan daerah
beku (solid).
2. Garis vaporization line (garis penguapan) memisahkan daerah cair dari daerah uap.
3. Garis melting line (garis leleh) memisahkan daerah beku dari daerah cair.

Pada gambar itu, terlihat dua lokasi untuk garis melting line yang dibedakan dengan
jenis garis. Garis putus-putus melting line merupakan garis melting line untuk zat yang
memuai saat beku, sementara untuk zat yang menyusut saat beku garis melting line nya
berupa garis biasa.

Dari gambar di atas terlihat bahwa kondisi liquid (cair) hanya dapat terjadi pada
tekanan diatas tekanan triple point.

Untuk zat yang menyusut saat beku, kondisi liquid ini juga harus memenuhi syarat,
bahwa suhunya haruslah berada diatas suhu triple point. Bila suhunya dibawah suhu
triple point, maka zat tersebut sudah dapat dipastikan berada dalam keadaan beku.

Untuk zat yang memuai saat beku seperti air, kondisi liquid dapat terjadi pada suhu
dibawah suhu triple point apabila tekanannya jauh lebih tinggi dari tekanan triple point.
Sebagai contoh, air akan berada dalam bentuk es pada tekanan 1 atm dan suhu dibawah
0 °C. Tetapi, bila tekanannya jauh lebih tinggi dari 1 atm (0,1 Mpa) katakanlah misalnya
pada tekanan 200 MPa, maka pada suhu -20 °C air tidak berada dalam bentuk es,
melainkan dalam bentuk cair.

5
Proses perubahan wujud zat dari beku ke uap. Gambar berikut lebih memperjelas
bidang cair dari 2 jenis zat, yakni:

1. Bidang a – b – d merupakan bidang cair dari zat yang memuai saat beku. Artinya,
semua kombinasi Tekanan dan Suhu dari zat yang berada di bidang ini berada pada
keadaan cair.
2. Bidang c – b – d merupakan bidang cair dari zat yang menyusut saat beku.

Proses perubahan wujud zat dari beku menjadi uap dapat terjadi melalui dua
mekanisme. Pada proses yang ditandai dengan panah merah disamping, merupakan
proses yang lazim dan telah dibicarakan dalam bahasan kita sebelum ini, yakni zat dari
keadaan beku berubah menjadi cair kemudian berubah menjadi uap.

Sementara pada proses yang ditandai dengan panah biru, perubahan dari bentuk
beku (padat) menjadi uap terjadi tanpa melalui proses pelelehan (mencair). Bila anda
mau membayangkannya, bayangkanlah batu es yang berubah menjadi uap air tanpa
mencair terlebih dahulu.

Proses ini disebut dengan menyublim. Dan dapat terjadi pada tekanan dan suhu
dibawah tekanan dan suhu triple point.

Cara mengubah suatu zat dari stadium gas menjadi ke stadium cair, yaitu dengan
cara pengembunan.

5. Bila di dalam suatu bejana terdapat suatu zat cair, apakah yang berada tepat di atas
permukaan zat cair itu ? Apakah yang terjadi bila lapisan itu dihilangkan, misalkan dengan
jalan meniupkan udara? Apakah yang terjadi bila lapisan permukaan zat cair sebagai
akibat kehilangan lapisan tersebut di atas ?
Jawab :
Bila di dala suatu bejana terdapat suatu zat cair maka yang berada tepat di atas
permukaan zat cair uap air/titik-titik air.

6. Apakah syarat suatu molekul Zat cair untuk dapat melepaskan diri ( dengan perkataan
lain menguap ) dari zat cair itu ?
Jawab :
Syarat suatu molekul dapat melepaskan diri ( dengan perkataan lain menguap )
apabila pada tekanan udara luar 1 atm, penguapan dapat terjadi pada suhu antara 0 °C –
100 °C dengan kondisi tekanan parsial air lebih kecil dari tekanan uap jenuh, dan tekanan
uap jenuh pada suhu yang bersesuaian lebih kecil dari tekanan udara luar.
Apabila Tekanan uap jenuh naik secara logaritmik terhadap kenaikan suhu. Besarnya
tekanan uap jenuh berkorelasi dengan banyaknya molekul yang mempunyai energi
kinetik yang cukup untuk melepaskan diri dari permukaan cairan dan memasuki fase uap.

6
Tekanan uap jenuh yang lebih besar berarti lebih banyak molekul gas yang dimungkinkan
berada di atas permukaan zat cair . Jadi kenaikan suhu dapat memperbesar tekanan uap
jenuh, dan semakin tinggi uap jenuh akan memperbesar kemungkinan penguapan. Inilah
alasan mengapa menaikkan suhu merupakan salah satu syarat mempercepat
penguapan.
Serta apabila memiliki energi kinetik yang lebih besar dari energi kinetik rata-rata
suatu zat cair mampu ”melepaskan diri” dari ikatan antarmolekul dan menjadi uap.
Hanya molekul yang mempunyai energi kinetik di atas nilai tertentu yang dapat
melepaskan diri dari gaya tarik-menarik antar molekul zat cair dan kemudian melarikan
diri ke fase gas [2]. Proses ”melepaskan diri” inilah yang dinamakan dengan penguapan.

7. Bila tidak ada proses pemanasan, dari manakah kalor yang diperoleh suatu molekul dapat
diambil ? Apakah akibat dari pengambilan kalor ini ?
Jawab :
Apabila tidak ada proses pemanasan maka kalor yang diperoleh suatu molekul dapat
diambil atau diperoleh dari sumber kalor alam yaitu seperti matahari. Namun terdapat
akibat yang akan ditimbulkan dari pengambilan sumber kalor/ panas dari matahari ini
yaitu tidak dapat terkontrolnya banyak / sedikitnya kalor yang terserap. Hal ini
dikarenakan sumber kalor dari alam yaitu seperti matahari kita tidak dapat mengontrol
atau mengatur secara lebih akurat seperti apa yang kita inginkankan. Berbeda apabila
kalor yang kita peroleh berasal dari kalor buatan seperti pemanasan dengan alat, maka
banyak sedikitnya kalor yang kita gunakan daat diatur seperti keinginan kita.

8. Berilah definisi untuk kelembaban nisbi udara


Jawab :
Definisi dari kelembaban nisbi udara adalah perbandingan antara uap air di udara
pada suhu yang sama, dengan jumlah uap air maksimum yang dikandung udara dan
dinyatakan dengan persen. Pada suhu udara yang semakin naik maka kelembaban relatif
akan semakin kecil. Kelembaban relatif paling besar adalah 100%. Pada saat itu terjadi
titik pengembunan, artinya pendinginan terus berlangsung dan terjadilah kondensasi
yaitu uap air menjadi titik air dan jika melampaui titik beku terjadilah kristal es atau salju.
Definisi dari kelembaban mutlak adalah banyak sedikitnya uap air dalam gram pada
1 cm3 atau jumlah uap air yang dikandung udara pada suatu daerah tertentu yang
dinyatakan dalam gram uap air tiap m3 udara. Kelembaban absolut tergantung pada
suhu yang mempengaruhi kekuatan udara untuk memuat uap air.

9. Sebutkanlah alat-alat yang dibutuhkan untuk percobaan ini ?


Jawab :
Termometer, Beaker Glass, Hygrometer, Psychometer, kipas

7
2.6 Alat – Alat yang Digunakan
a. Alat – Alat :

1. Termometer

2. Beaker Glass

3. Hygrometer

4. Psychrometer

5. Kipas

b. Bahan – Bahan :

1. Eter

2. Air ( H2O )

2.7 Langkah – Langkah Percobaan


Langkah-langkah dalam percobaan kelembaban nisbi udara dan kelembaban mutlak
udara adalah sebai berikut :

A. Percobaan Kelembaban Nisbi Udara ( Hygrometer)


1. Siapkan semua peralatan-peralatan yang dibutuhkan.
2. Isi hygrometer kira-kira sepertiga-nya dengan ether.
3. Lalu pasang tutup (sumbat) bejana dengan sedemikian rupa, sehingga pipa udara
masukan dan pipa udara keluaran idak tercelup kedalam ether.
4. Sedangkan bola perasa thermometer tercelup di dalam ether.
5. Lalu pompakan udara lambat-lambat kedalam bejana sambil memperhatikan
pelat nikel , sudahkah suram oleh embun atau belum.
6. Bila Pelat Nikel sudah menjadi suam, hentikan memompa dan mencatat suhu
yang ditunjukan oleh thermometer.
7. Untuk sementara waktu jangan melanjutkan memompa, sambil memperhatikan
pelat nikel. Apabila sudah tidak suram lagi maka catat suhu yang ditunjukan oleh
thermmeter dan pompa kembali sampai terulang 3 kali.
8. Hal yang perlu diingat yaitu ; hindakan untuk bernafas dengan mengarah ke plat
nikel , serta jangan menggosok-gosok pelat nikel selama percobaan berlangsung.

8
B. Percobaan Kelembaban Mutlak Udara ( Psycometer )
1. Siapkan semua peralatan-peralatan yang diperlukan dalam melakukan percobaan
ini.
2. Pasanglah ke-2 thermometer pada tempat yang telah di sediakan tersebut.
3. Lalu isi bejana dengan air (H2O) dan letakan tepat dibawah bola perasa
thermometer.
4. Pada bola perasa thermometer yang terpasang di atas bejana yang telah
dibelitkan kain kasa sedemikian rupa, sehingga kain kasa tersebut berhubungan
dengan air di dalam bejana dan tetap basah, sedangkan bola perasa
thermometer tidak terkena air yang berada di dalama bejana.
5. Lalu biarkan kedua thermometer tersebut sesaat, dan akan terlihat bahwa
terdapat selisih penunjukan kedua thermometer itu, lalu catat kedua pembacaan
ini sebagai awal percobaan.
6. Kipaskanlah thermometer basah lambat-lambat , sehingga terdapat udara
mengalir. Penunjukan thermometer basah ini akan turun sampai titik tertentu
7. Dan perlu diperhatikan bahwa jangan terlalu kipas terlalu kuat. Karena
penunjukan thermometer basah ini akan turun terus dan hal ini tidak
dikehendaki.
8. Lalu ulangi hal serupa sampai 3 kali.
9. Dan catat suhu setiap kali percobaan.

2.8 Hasil Pengamatan


Keadaan Ruang : Sebelum Praktikum Sesudah Praktikum

Suhu : 29 0 C 30 0 C

Tekanan Udara : 73.88 cmHg 73.88 cmHg

Kelembaban : 90% 84 %

A. HYGROMETER

Pelat Nikel Pelat Nikel


No. Mulai Suram Kesuraman Hilang
(0 C) (0 C)

1 16 22

2 18 20

3 17 19
4 15 21

9
B. PSYCHORMETER

TK (0 C) TB (0 C)
Koreksi
No.
Termometer Termometer (0 C)
Kering Basah
1 30 28 2

2 29 27 2

3 28 27 1
4 29 28 1

2.9 Perhitungan Hasil Pengamatan


1. Kelembaban nisbi yang diperoleh dari pecobaan dengan menggunakan :

A. Hygrometer

Pelat Nikel Trata2

Mulai Kesuraman PH Suhu PR e = PH x100%


(1) + (2) (mmHg) Ruangan (mmHg) PR
suram Hilang
2 (4) (5) (6) (%)
(0 C) (0 C)
(3)
(1) (2)

16 22 19 21.96 29 30.02 73.16

18 20 19 21.96 29 30.02 73.16

17 19 18 20.63 29 30.02 68.72


Catatan : e = Kelembaban nis

10
Psychrometer

TK (0 C) TB (0 C)
e
∆t ( TK - TB )
Termometer Termometer ( Diperoleh
(0 C)
Kering Basah dari tabel )

30 28 2 83

29 27 2 83
28 27 1 89

29 28 1 89

2. Kelembaban Mutlak yang Diperoleh dari Percobaan

Dengan menggunakan rumus :

F = f - ab (TK – TB)

Dimana :

F = Kelembaban Mutlak

a = 0.0008 bila t > 0 0C ( Kg /m3 atm 0C )

a = 0.00068 bila t < 0 0C ( Kg /m3 atm 0C )

b = Tekanan Udara pada suhu ruangan dalam satuan atm

TK = Temperatur Kering ( 0C )

TB = Temperatur Basah ( 0C )

𝑃𝑀
f= 𝑅𝑇
Keterangan :

P = Tekanan pada Hygrometer ( Nilai rata-rata PH) dalam atm

M = Massa molekul uap air : 18 x 10-3 Kg / gr.mole

R = 0.08207 x 10-3 m3 atm/gr. Mole 0K

T = Suhu Ruangan dalam 0K

11
Jadi , Kelembaban Mutlak-nya :

𝑘𝑔
𝑃𝑀 (21.5 𝑎𝑡𝑚).( 18 𝑥 10−3 )
𝑔𝑟.𝑚𝑜𝑙𝑒
f = = = 0.16 Kg/m3
𝑅𝑇 (0.0 8207 𝑥 10−3 𝑚3 𝑎𝑡𝑚/𝑔𝑟.𝑚𝑜𝑙𝑒 0𝐾 𝑥 291.7)

F = f – ab (TK – TB)

= (0.16 Kg/m3) – (0.0008 Kg/m3 atm 0K).(0.076 atm).(29 0K – 27.5 0K)

= 0.24Kg/m3

12
BAB III

ANALISA / KESIMPULAN

Kesimpulannya yang dapat kita ambil dari praktikum tentang kelembaban nisbi
udara dan kelembaban mutlak udara adalah :

1. Kelembaban udara adalah Jumlah uap air yang terkandung di udara. Besar kecilnya
kelembaban tergantung pada jumlah uap air di udara. Jenis kelembaban ada 2, yaitu
kelembaban mutlak dan kelembaban nisbi.
2. Definisi dari kelembaban nisbi udara adalah perbandingan antara uap air di udara
pada suhu yang sama, dengan jumlah uap air maksimum yang dikandung udara dan
dinyatakan dengan persen.
3. Definisi dari kelembaban mutlak adalah banyak sedikitnya uap air dalam gram pada
1 cm3 atau jumlah uap air yang dikandung udara pada suatu daerah tertentu yang
dinyatakan dalam gram uap air tiap m3 udara.
4. Pada tekanan udara luar 1 atm, penguapan dapat terjadi pada suhu antara 0 °C –
100°C dengan kondisi tekanan parsial air lebih kecil dari tekanan uap jenuh, dan
tekanan uap jenuh pada suhu yang bersesuaian lebih kecil dari tekanan udara luar .
5. Proses penguapan adalah proses di mana molekul zat cair (di permukaan zat cair)
yang memiliki energi kinetik yang lebih besar dari energi kinetik rata-rata mampu ”
melepaskan diri ” dari ikatan antarmolekul dan menjadi uap.
6. Zat cair dapat mendidih jika tekanan uap jenuhnya sama dengan tekanan udara luar
. Hal ini dicapai pada suatu kondisi suhu yang disebut dengan titik didih . Titik didih
ini bergantung pada tekanan udara luar. Jika suatu zat cair dikondisikan pada
tekanan udara luar yang semakin rendah (misalnya di lokasi yang jauh di atas
permukaan laut), maka titik didihnya juga akan semakin rendah.

13
DAFTAR PUSTAKA
WWW.matakristal.com/pengertian-kelembaban-udara/

WWW.kuliahitukeren.blogspot.com/.

WWW.andirizkiqhiqi.blogspot.com/.../kelembaban-relatif

WWW.kuliahitukeren.blogspot.com/.../kelembaban-udara

http://www.chemguide.co.uk/physical/phaseeqia/vapourpress.html#top .

Giancoli, Douglas C. 2006. Fisika, edisi kelima, Jilid 1,. Penerbit Erlangga, Jakarta.

http://www.answers.com/topic/antoine-equation

http://en.wikipedia.org/wiki/Antoine_equation

http://www.answerbag.com/q_view/58483

http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/Hbase/Kinetic/vappre.html

Anderson, Greg. 2005. Thermodynamics and Natural Systems. Cambridge University Press,
New York.

http://www.chemteam.info/Thermochem/Time-Temperature-Graph.html

14

Anda mungkin juga menyukai