PRAKTIKUM Fisika L - 4 Ditha New
PRAKTIKUM Fisika L - 4 Ditha New
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
PERCOBAAN H – 3 KELEMBABAN UDARA
UDARA.
mutlak udara.
Di dalam udara terdapat berbagai jenis molekul gas, seperti oxygen, hydrogen
carbon dioxide dan lain – lain, juga terdapat uap air.
Kelembapan udara adalah banyaknya uap air yang terkandung di udara. Semakin
besar kelembapan udara semakin banyak uap air yang terkandung di dalamnya. Ada
dua macam kelembapan udara, yaitu kelembapan mutlak atau absolut dan kelembapan
relatif. Kelembapan mutlak adalah banyaknya uap air di udara dalam satu kubik udara.
Adapun kelembapan relatif adalah bilangan yang menunjukkan berapa persen
perbandingan antara jumlah uap air yang ada di udara dengan jumlah uap air yang
dapat ditampung oleh udara. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelembaban
Untuk mengetahui berapa bagian uap air yang dikandung oleh udara atau kita Sebut
dengan kelembaban nisbi udara, dapat kita gunakan suatu hygrometer.
2
Untuk mengetahui berapa banyak uap air yang dikandung oleh udara atau kita bisa
sebut dengan kelembaban mutlak udara, dapat kita gunakan suatu psychometer.
F = f – ab (t – t)
f : massa uap air jenuh pada suhu t
Jawab :
Semakin tinggi suatu tempat, lapisan udaranya semakin tipis dan semakin renggang,
akibatnya tekanan udara semakin rendah.Tekanan udara di suatu tempat pada umumnya
dipengaruhi oleh penyinaran matahari. Daerah yang banyak mendapat sinar matahari
mempunyai tekanan udara rendah dan daerah yang sedikit mendapat sinar matahari
mempunyai tekanan udara tinggi. Kerapatan udara berkaitan dengan suhu dimana
apabila kerapatan udara pada daerah tertentu rapat maka kelembabanya
tinggi.Sedangkan apabila kerapatan udara di suatu daerah renggang maka tinggkat
kelembabannya juga rendah.Diketahui pula antara kerapatan,suhu,dan ketinggian
tempat juga saling berkaitan.
2. Dimanakah terdapat uap air yang lebih banyak ; di daerah pantai ataukah di daerah
pegunungan ?
Jawab : Daerah Pantai adalah tempat dimana lebih banyak terdapat uap air.
3
3. Dimanakah terdapat tekanan udara yang lebih besar ; di daerah pantai ataukah di daerah
pegunungan ? Mengapa ?
Jawab :
Tekanan Udara yang lebih besar antara pantai atau pegunungan dimiliki oleh Pantai.
Kita ketahui bahwa tekanan udara di dataran rendah lebih tinggi dibanding tekanan
udara di daerah dataran tinggi atau pegunungan. Hal ini karena tekanan udara di
pegunungan lebih rendah. semakin tinggi daerah suatu daerah ( dataran tinggi ) maka
semakin lebih rendah tekanan udara yang diimiliki, dan sebaliknya semakin rendah suatu
daerah suatu tempat ( daerah dataran rendah) maka tekanan udara yang dimiliki pun
semakin lebih besar. Penurunan tekanan diakibatkan posisi gunung yang berada jauh
lebih tinggi dari dataran rendah. Berikut dari persamaan gas ideal,
PV = mRT
m = PV/RT
4. Buatlah diagram P – T yang menunjukan tiga stadium , yaiut padat, cair, dan gas. Garis
apakah yang membatasi stadium cair dan gas itu ? Ada berapakah cara untuk mengubah
suatu zat dari stadium gas ke stadium cair ? Sebutkanlah dan terangkanlah dengan
menggunakan diagram P – T.
Jawab :
4
Diagram P-T untuk zat murni secara umum dapat dilihat dalam gambar berikut ini.
Diagram ini sering juga disebut dengan diagram fasa zat karena menunjukkan ketiga jenis
fasa zat yang dipisahkan oleh garis, yaitu :
1. Garis Sublimation line (garis sublim) memisahkan daerah uap (vapor) dengan daerah
beku (solid).
2. Garis vaporization line (garis penguapan) memisahkan daerah cair dari daerah uap.
3. Garis melting line (garis leleh) memisahkan daerah beku dari daerah cair.
Pada gambar itu, terlihat dua lokasi untuk garis melting line yang dibedakan dengan
jenis garis. Garis putus-putus melting line merupakan garis melting line untuk zat yang
memuai saat beku, sementara untuk zat yang menyusut saat beku garis melting line nya
berupa garis biasa.
Dari gambar di atas terlihat bahwa kondisi liquid (cair) hanya dapat terjadi pada
tekanan diatas tekanan triple point.
Untuk zat yang menyusut saat beku, kondisi liquid ini juga harus memenuhi syarat,
bahwa suhunya haruslah berada diatas suhu triple point. Bila suhunya dibawah suhu
triple point, maka zat tersebut sudah dapat dipastikan berada dalam keadaan beku.
Untuk zat yang memuai saat beku seperti air, kondisi liquid dapat terjadi pada suhu
dibawah suhu triple point apabila tekanannya jauh lebih tinggi dari tekanan triple point.
Sebagai contoh, air akan berada dalam bentuk es pada tekanan 1 atm dan suhu dibawah
0 °C. Tetapi, bila tekanannya jauh lebih tinggi dari 1 atm (0,1 Mpa) katakanlah misalnya
pada tekanan 200 MPa, maka pada suhu -20 °C air tidak berada dalam bentuk es,
melainkan dalam bentuk cair.
5
Proses perubahan wujud zat dari beku ke uap. Gambar berikut lebih memperjelas
bidang cair dari 2 jenis zat, yakni:
1. Bidang a – b – d merupakan bidang cair dari zat yang memuai saat beku. Artinya,
semua kombinasi Tekanan dan Suhu dari zat yang berada di bidang ini berada pada
keadaan cair.
2. Bidang c – b – d merupakan bidang cair dari zat yang menyusut saat beku.
Proses perubahan wujud zat dari beku menjadi uap dapat terjadi melalui dua
mekanisme. Pada proses yang ditandai dengan panah merah disamping, merupakan
proses yang lazim dan telah dibicarakan dalam bahasan kita sebelum ini, yakni zat dari
keadaan beku berubah menjadi cair kemudian berubah menjadi uap.
Sementara pada proses yang ditandai dengan panah biru, perubahan dari bentuk
beku (padat) menjadi uap terjadi tanpa melalui proses pelelehan (mencair). Bila anda
mau membayangkannya, bayangkanlah batu es yang berubah menjadi uap air tanpa
mencair terlebih dahulu.
Proses ini disebut dengan menyublim. Dan dapat terjadi pada tekanan dan suhu
dibawah tekanan dan suhu triple point.
Cara mengubah suatu zat dari stadium gas menjadi ke stadium cair, yaitu dengan
cara pengembunan.
5. Bila di dalam suatu bejana terdapat suatu zat cair, apakah yang berada tepat di atas
permukaan zat cair itu ? Apakah yang terjadi bila lapisan itu dihilangkan, misalkan dengan
jalan meniupkan udara? Apakah yang terjadi bila lapisan permukaan zat cair sebagai
akibat kehilangan lapisan tersebut di atas ?
Jawab :
Bila di dala suatu bejana terdapat suatu zat cair maka yang berada tepat di atas
permukaan zat cair uap air/titik-titik air.
6. Apakah syarat suatu molekul Zat cair untuk dapat melepaskan diri ( dengan perkataan
lain menguap ) dari zat cair itu ?
Jawab :
Syarat suatu molekul dapat melepaskan diri ( dengan perkataan lain menguap )
apabila pada tekanan udara luar 1 atm, penguapan dapat terjadi pada suhu antara 0 °C –
100 °C dengan kondisi tekanan parsial air lebih kecil dari tekanan uap jenuh, dan tekanan
uap jenuh pada suhu yang bersesuaian lebih kecil dari tekanan udara luar.
Apabila Tekanan uap jenuh naik secara logaritmik terhadap kenaikan suhu. Besarnya
tekanan uap jenuh berkorelasi dengan banyaknya molekul yang mempunyai energi
kinetik yang cukup untuk melepaskan diri dari permukaan cairan dan memasuki fase uap.
6
Tekanan uap jenuh yang lebih besar berarti lebih banyak molekul gas yang dimungkinkan
berada di atas permukaan zat cair . Jadi kenaikan suhu dapat memperbesar tekanan uap
jenuh, dan semakin tinggi uap jenuh akan memperbesar kemungkinan penguapan. Inilah
alasan mengapa menaikkan suhu merupakan salah satu syarat mempercepat
penguapan.
Serta apabila memiliki energi kinetik yang lebih besar dari energi kinetik rata-rata
suatu zat cair mampu ”melepaskan diri” dari ikatan antarmolekul dan menjadi uap.
Hanya molekul yang mempunyai energi kinetik di atas nilai tertentu yang dapat
melepaskan diri dari gaya tarik-menarik antar molekul zat cair dan kemudian melarikan
diri ke fase gas [2]. Proses ”melepaskan diri” inilah yang dinamakan dengan penguapan.
7. Bila tidak ada proses pemanasan, dari manakah kalor yang diperoleh suatu molekul dapat
diambil ? Apakah akibat dari pengambilan kalor ini ?
Jawab :
Apabila tidak ada proses pemanasan maka kalor yang diperoleh suatu molekul dapat
diambil atau diperoleh dari sumber kalor alam yaitu seperti matahari. Namun terdapat
akibat yang akan ditimbulkan dari pengambilan sumber kalor/ panas dari matahari ini
yaitu tidak dapat terkontrolnya banyak / sedikitnya kalor yang terserap. Hal ini
dikarenakan sumber kalor dari alam yaitu seperti matahari kita tidak dapat mengontrol
atau mengatur secara lebih akurat seperti apa yang kita inginkankan. Berbeda apabila
kalor yang kita peroleh berasal dari kalor buatan seperti pemanasan dengan alat, maka
banyak sedikitnya kalor yang kita gunakan daat diatur seperti keinginan kita.
7
2.6 Alat – Alat yang Digunakan
a. Alat – Alat :
1. Termometer
2. Beaker Glass
3. Hygrometer
4. Psychrometer
5. Kipas
b. Bahan – Bahan :
1. Eter
2. Air ( H2O )
8
B. Percobaan Kelembaban Mutlak Udara ( Psycometer )
1. Siapkan semua peralatan-peralatan yang diperlukan dalam melakukan percobaan
ini.
2. Pasanglah ke-2 thermometer pada tempat yang telah di sediakan tersebut.
3. Lalu isi bejana dengan air (H2O) dan letakan tepat dibawah bola perasa
thermometer.
4. Pada bola perasa thermometer yang terpasang di atas bejana yang telah
dibelitkan kain kasa sedemikian rupa, sehingga kain kasa tersebut berhubungan
dengan air di dalam bejana dan tetap basah, sedangkan bola perasa
thermometer tidak terkena air yang berada di dalama bejana.
5. Lalu biarkan kedua thermometer tersebut sesaat, dan akan terlihat bahwa
terdapat selisih penunjukan kedua thermometer itu, lalu catat kedua pembacaan
ini sebagai awal percobaan.
6. Kipaskanlah thermometer basah lambat-lambat , sehingga terdapat udara
mengalir. Penunjukan thermometer basah ini akan turun sampai titik tertentu
7. Dan perlu diperhatikan bahwa jangan terlalu kipas terlalu kuat. Karena
penunjukan thermometer basah ini akan turun terus dan hal ini tidak
dikehendaki.
8. Lalu ulangi hal serupa sampai 3 kali.
9. Dan catat suhu setiap kali percobaan.
Suhu : 29 0 C 30 0 C
Kelembaban : 90% 84 %
A. HYGROMETER
1 16 22
2 18 20
3 17 19
4 15 21
9
B. PSYCHORMETER
TK (0 C) TB (0 C)
Koreksi
No.
Termometer Termometer (0 C)
Kering Basah
1 30 28 2
2 29 27 2
3 28 27 1
4 29 28 1
A. Hygrometer
10
Psychrometer
TK (0 C) TB (0 C)
e
∆t ( TK - TB )
Termometer Termometer ( Diperoleh
(0 C)
Kering Basah dari tabel )
30 28 2 83
29 27 2 83
28 27 1 89
29 28 1 89
F = f - ab (TK – TB)
Dimana :
F = Kelembaban Mutlak
TK = Temperatur Kering ( 0C )
TB = Temperatur Basah ( 0C )
𝑃𝑀
f= 𝑅𝑇
Keterangan :
11
Jadi , Kelembaban Mutlak-nya :
𝑘𝑔
𝑃𝑀 (21.5 𝑎𝑡𝑚).( 18 𝑥 10−3 )
𝑔𝑟.𝑚𝑜𝑙𝑒
f = = = 0.16 Kg/m3
𝑅𝑇 (0.0 8207 𝑥 10−3 𝑚3 𝑎𝑡𝑚/𝑔𝑟.𝑚𝑜𝑙𝑒 0𝐾 𝑥 291.7)
F = f – ab (TK – TB)
= 0.24Kg/m3
12
BAB III
ANALISA / KESIMPULAN
Kesimpulannya yang dapat kita ambil dari praktikum tentang kelembaban nisbi
udara dan kelembaban mutlak udara adalah :
1. Kelembaban udara adalah Jumlah uap air yang terkandung di udara. Besar kecilnya
kelembaban tergantung pada jumlah uap air di udara. Jenis kelembaban ada 2, yaitu
kelembaban mutlak dan kelembaban nisbi.
2. Definisi dari kelembaban nisbi udara adalah perbandingan antara uap air di udara
pada suhu yang sama, dengan jumlah uap air maksimum yang dikandung udara dan
dinyatakan dengan persen.
3. Definisi dari kelembaban mutlak adalah banyak sedikitnya uap air dalam gram pada
1 cm3 atau jumlah uap air yang dikandung udara pada suatu daerah tertentu yang
dinyatakan dalam gram uap air tiap m3 udara.
4. Pada tekanan udara luar 1 atm, penguapan dapat terjadi pada suhu antara 0 °C –
100°C dengan kondisi tekanan parsial air lebih kecil dari tekanan uap jenuh, dan
tekanan uap jenuh pada suhu yang bersesuaian lebih kecil dari tekanan udara luar .
5. Proses penguapan adalah proses di mana molekul zat cair (di permukaan zat cair)
yang memiliki energi kinetik yang lebih besar dari energi kinetik rata-rata mampu ”
melepaskan diri ” dari ikatan antarmolekul dan menjadi uap.
6. Zat cair dapat mendidih jika tekanan uap jenuhnya sama dengan tekanan udara luar
. Hal ini dicapai pada suatu kondisi suhu yang disebut dengan titik didih . Titik didih
ini bergantung pada tekanan udara luar. Jika suatu zat cair dikondisikan pada
tekanan udara luar yang semakin rendah (misalnya di lokasi yang jauh di atas
permukaan laut), maka titik didihnya juga akan semakin rendah.
13
DAFTAR PUSTAKA
WWW.matakristal.com/pengertian-kelembaban-udara/
WWW.kuliahitukeren.blogspot.com/.
WWW.andirizkiqhiqi.blogspot.com/.../kelembaban-relatif
WWW.kuliahitukeren.blogspot.com/.../kelembaban-udara
http://www.chemguide.co.uk/physical/phaseeqia/vapourpress.html#top .
Giancoli, Douglas C. 2006. Fisika, edisi kelima, Jilid 1,. Penerbit Erlangga, Jakarta.
http://www.answers.com/topic/antoine-equation
http://en.wikipedia.org/wiki/Antoine_equation
http://www.answerbag.com/q_view/58483
http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/Hbase/Kinetic/vappre.html
Anderson, Greg. 2005. Thermodynamics and Natural Systems. Cambridge University Press,
New York.
http://www.chemteam.info/Thermochem/Time-Temperature-Graph.html
14