disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Praktik Pekerjaan Sosial bagi
dalam Bidang Industri
Dosen:
Drs. Suhendar, MP
Disusun Oleh:
Kelompok Satu
Kelas B Industri
1. Zhomah 16.04.057
2. Bhram Putra Astanto 16.04.060
3. Jurita Setiyani 16.04.274
4. Rizkiawan Budiarto 16.04.314
BANDUNG
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Guna mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia tersebut di atas, pemerintah
telah berupaya melakukan berbagai kegiatan, termasuk salah satu diantaranya adalah
mendorong laju perekonomian nasional. Pertumbuhan laju industri merupakan
andalan pemerintah dalam upaya meningkatkan perekonomian di Indonesia.
Perekonomian di Indonesia tidak akan berkembang tanpa dukungan dari peningkatan
perindustrian sebagai salah satu sektor perekonomian yang sangan dominan di
zaman sekarang.
3
BAB II
ISI
5
2.3 Dampak Industri
Indonesia sebagai negara yang banyak mengalami berbagai masalah industri seperti
lokasi industri yang berada di tengah pemukiman, menggeser lahan pertanian,
pencemaran lingkungan, dan pemutusan hubungan kerja, menyebabkan keberadaan
6
industri harus dikaji kembali jangan sampai masalah tersebut terus berlanjut, sehingga
bukan keuntungan yang diperoleh melainkan kerugian bagi negara, pengusaha dan
masyarakat. Karena itu, penanganan yang serius dari berbagai pihak perlu dilakukan
terutama dari pemerintah sendiri seperti amdal yang jelas, pengawasan yang terus
dilakukan, dan lokasi tidak menganggu lahan pertanian yang produktif, terutama lokasi
di pinggiran kota. Di samping itu, perlu juga meningkatkan dan melindungi industri
rakyat dalam bentuk industri kecil dan kerajinan sebagai warisan budaya bangsa, agar
jangan sampai diakui menjadi milik bangsa lain. Begitu pula produk industri
diprioritaskan untuk memenuhi ehidupan masyarakat banyak sebelum dilakukan ekspor,
sehingga tidak semata-mata keuntungan yang dicari melainkan keuntungan dan
kebutuhan masyarakat.
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang sangat sulit keluar dari berbagai
masalah yang berhubungan dengan industri, di satu sisi industri memberikan masukan
bagi pendapatan negara dan banyak menyerap tenaga kerja, di sisi lain nampaknya
belum bisa mengatasi pencemaran atau kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
industri, berarti terdapat dua sisi yang saling bertentangan, kita tinggal melihat sisi mana
yang paling dominan, apakah lebih banyak keuntungan atau lebih banyak hal yang
merugikan
Industri di Indonesia sangat beragam sekali, banyak industri yang menggunakan bahan
baku yang di impor dari negara lain, sehingga membuat industri tersebut menjadi
bergantung terhadap negara tersebut. Permasalahan industri tak sampai di situ saja,
banyak juga yang menyangkut hal lain, seperti lokasi industri yang tidak sesuai dengan
penempatanya, banyaknya industri yang di relokasi ke negara lainn akibat ekonomi
biaya tinggi bagi pegusaha, banyaknya hasil industri negara lain yang masuk ke
indonesia dengan harga yang sangat murah, dan sebagainya. Degan demikian, perlu
kiranya kita turut memikirkan dan menanggapi keberadaan industri di dalam negeri
sendiri untuk dapat menunjang kehidupan masyarakat dan perekonomian negara, untuk
itu diperlukan suatu kebijakan pemerintah secara menyeluruh mengenai industri ini yang
ditunjang oleh karyawan dan masyarakat sendiri.
7
Masalah dalam industri manufaktur nasional:
1. Kelemahan struktural
Basis ekspor & pasar masih sempitè walaupun Indonesia mempunyai banyak
sumber daya alam & TK, tapi produk & pasarnya masih terkonsentrasi:
1. Terbatas pada empat produk (kayu lapis, pakaian jadi, tekstil & alas kaki)
2. Pasar tekstil & pakaian jadi terbatas pada beberapa negara: USA,
Kanada, Turki & Norwegia, USA, Jepang & Singapura mengimpor 50% dari
total ekspor tekstil pakaian jadi dari Indonesia.
3. Produk penyumbang 80% dari ekspor manufaktur indonesia masih
mudah terpengaruh oleh perubahan permintaan produk di pasar terbatas
4. Banyak produk manufaktur terpilih padat karya mengalami
penurunan harga muncul pesaing baru seperti cina & vietman
5. Produk manufaktur tradisional menurun daya saingnya sbg akibat
factor internal seperti tuntutan kenaikan upah
8
pemasaran masih terbatas
Revolusi industri 4.0 dalah Prof Klaus Schwab, Ekonom terkenal dunia asal
Jerman, Pendiri dan Ketua Eksekutif World Economic Forum (WEF) yang mengenalkan
konsep Revolusi Industri 4.0. Dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial
Revolution”, Prof Schawab (2017) menjelaskan revolusi industri 4.0 telah mengubah
hidup dan kerja manusia secara fundamental. Berbeda dengan revolusi industri
sebelumnya, revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan
kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia
fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industri
dan pemerintah. Bidang-bidang yang mengalami terobosoan berkat kemajuan teknologi
baru diantaranya (1) robot kecerdasan buatan (artificial intelligence robotic), (2)
teknologi nano, (3) bioteknologi, dan (4) teknologi komputer kuantum, (5) blockchain
(seperti bitcoin), (6) teknologi berbasis internet, dan (7) printer 3D.
9
Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi
industri yang dimulai pada abad ke -18. Menurut Prof Schwab, dunia mengalami empat
revolusi industri. Revolusi industri 1.0 ditandai dengan penemuan mesin uap untuk
mendukung mesin produksi, kereta api dan kapal layar. Berbagai peralatan kerja yang
semula bergantung pada tenaga manusia dan hewan kemudian digantikan dengan tenaga
mesin uap. Dampaknya, produksi dapat dilipatgandakan dan didistribusikan ke berbagai
wilayah secara lebih masif. Namun demikian, revolusi industri ini juga menimbulkan
dampak negatif dalam bentuk pengangguran masal.
Ditemukannya enerji listrik dan konsep pembagian tenaga kerja untuk
menghasilkan produksi dalam jumlah besar pada awal abad 19 telah menandai lahirnya
revolusi industri 2.0. Enerji listrik mendorong para imuwan untuk menemukan berbagai
teknologi lainnya seperti lampu, mesin telegraf, dan teknologi ban berjalan. Puncaknya,
diperoleh efesiensi produksi hingga 300 persen.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada awal
abad 20 telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang dikendalikan
secara otomatis. Mesin industri tidak lagi dikendalikan oleh tenaga manusia tetapi
menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) atau sistem otomatisasi berbasis
komputer. Dampaknya, biaya produksi menjadi semakin murah. Teknologi informasi
juga semakin maju diantaranya teknologi kamera yang terintegrasi dengan mobile phone
dan semakin berkembangnya industri kreatif di dunia musik dengan ditemukannya
musik digital.
Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi
digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi
industri terkini atau generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua
proses aktivitas. Teknologi internet yang semakin masif tidak hanya menghubungkan
jutaan manusia di seluruh dunia tetapi juga telah menjadi basis bagi transaksi
perdagangan dan transportasi secara online. Munculnya bisnis transportasi online seperti
Gojek, Uber dan Grab menunjukkan integrasi aktivitas manusia dengan teknologi
informasi dan ekonomi menjadi semakin meningkat. Berkembangnya teknologi
autonomous vehicle (mobil tanpa supir), drone, aplikasi media sosial, bioteknologi dan
10
nanoteknologi semakin menegaskan bahwa dunia dan kehidupan manusia telah berubah
secara fundamental.
2.5.1 Tantangan
Revolusi industri generasi empat tidak hanya menyediakan peluang, tetapi juga
tantangan bagi generasi milineal. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
pemicu revolusi indutri juga diikuti dengan implikasi lain seperti pengangguran,
kompetisi manusia vs mesin, dan tuntutan kompetensi yang semakin tinggi.
Menurut Prof Dwikorita Karnawati (2017), revolusi industri 4.0 dalam lima
tahun mendatang akan menghapus 35 persen jenis pekerjaan. Dan bahkan pada 10 tahun
yang akan datang jenis pekerjaan yang akan hilang bertambah menjadi 75 persen. Hal
ini disebabkan pekerjaan yang diperankan oleh manusia setahap demi setahap digantikan
dengan teknologi digitalisasi program. Dampaknya, proses produksi menjadi lebih cepat
dikerjakan dan lebih mudah didistribusikan secara masif dengan keterlibatan manusia
yang minim. Di Amerika Serikat, misalnya, dengan berkembangnya sistem online
perbankan telah memudahkan proses transaksi layanan perbankan. Akibatnya, 48.000
teller bank harus menghadapi pemutusan hubungan kerja karena alasan efisiensi.
12
BAB III
13
"Mau tidak mau antar unit, ini saling suplai agar tidak dirumahkan. Kalau
dirumahkan yang pusing manajer lokal. Dengan ketidakpastian ini mereka
akhirnya saling pinjam, sambil nunggu kapalnya kapan masuk," ungkap dia.
Namun dia bersyukur pemerintah segera mengeluarkan kebijakan untuk
menyelesaikan permasalahan ini. Dengan demikian, industri bisa kembali
operasi secara normal.
"Tapi sudah ada kepastian suplai. Tadinya enggak ada kepastian suplai,
karena dari industri pengolah garam mereka bilang enggak bisa suplai sama
sekali," kata dia.
3.2 Solusi
1. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018
Pemerintah melakukan kebijakan dengan megimpor garam dari
luar. Awalnya kebijakan ini masih pro dan kontra terkait kebijakan
mengimpor garam. Namum Presiden Joko Widodo menekan peraturan
pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 2018 tentang cara pengendalian impor
komoditas Perikanan dan Komoditas Pengaraman sebagai Bahan Baku
dan Bahan Penolong Industri pada Tanggal 15 Maret 2018.
Melalui PP tersebut, kewenangan mengeluarkan rekomendasi
impor garam dari yang aemula ada pada Kementrian Kelautan dan
Perikanan (KKP) dialihkan ke Kementrian Perindustrian. Namun
Presiden Jokowi menginggatkan kepada Mentri Perindustrian agar
garam industri yang diimpor tidak bocor ke pasar sehingga
mengganggu penjualan petani garam.
2. Inovasi Tunnel di daerah Tegal
Budidaya garam yang dilakukan dengan model tertutup (Tunnel),
dengan garam tidak dijemur secara langsung. Caranya adalah
memasukkan air atau menandon dan ditutup dengan plastik geothermal.
Air yang dimasukkan di lahan berukuran 3 x 8 meter persegi. Dengan
cara ini budiaya garam kini tidak lagi bergantung dengan garam.
14
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Industrialisasi sebagai proses dan pembangunan industri berada pada satu jalur
kegiatan, yaitu pada hakekatnya berfungsi meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan rakyat. Industrialisasi tidaklah terlepas dari upaya peningkatan mutu
sumber daya manusia, dan pemanfaatan sumber daya alam.
Industrialisasi pada suatu masyarakat berarti pergantian teknik produksi dari cara
yang masih tradisional ke cara modern, yang terkandung dalam revolusi industri.
Industrialisasi memiliki beberapa dampak didalamnya yaitu dampak positif dan
dampak negatif. Pembangunan dan perubahan yang terjadi didalam indutrialisasi
membawa berbagai permasalahan yang tidak dapat dihindarkan dikerenakan
berbagai faktor seperti, permasalahan lokasi, kerugian negara, kerusakan lingkungan,
kebutuhan bahan industri yang bertambah menyebabkan impor bahan dari luar, dan
lain-lain.
Perkembangan industrialisasi terdapat Revolusi 4.0 yang merupakan industri 4.0
fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri yang dimulai pada abad ke -18.
Fase ini membawa perubahan hidup dan kerja manusia secara fundamental.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://hanifaturrizqiamalia.blogspot.com/2015/04/industrialisasi-diindonesia.html
Deny, Septisn. 2018.”Pelaku Industri Terpakasa Pinjam Garam agar bisa Beroperasi”.
Jakarta: Liputan6.com.
Glorya, Candy. 2011. “Indutrialisasi”.
https://candygloria.wordpress.com/2011/03/30/industrialisasi/
sekarang ini”.
http://darealekonomi.blogspot.com/2015/03/industrialisasi.html
Rosyadi, Slamet. “Revolusi Industri 4.0 : Peluang Dan Tantangan Bagi Alumni
Universitas Terbuka “.
16