TINJAUAN PUSTAKA
disebabkan oleh jamur Malassezia furfur, dan ditandai ciri khas tersendiri,
pada bagian atas.1 Tempat predikleksi dapat terjadi di mana saja dipermukaan
kulit, lipat paha, ketiak, leher, punggung, dada, lengan, wajah dan tempat-
Malassezia furfur yang berbentuk ragi atau spora dapat berubah menjadi
patogen dalam bentuk filamen atau hifa oleh faktor endogen maupun
Insidens terjadinya penyakit ini meningkat pada daerah tropis dimana suhu
udara dan kelembapan udara cukup tinggi.Di beberapa negara tropis termasuk
ini4.
1.2 Definisi
1
2
disebabkan oleh jamur Malassezia furfur, dan ditandai ciri khas tersendiri,
putih sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat
menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit
1.3 Sinonim
1.4 Epidemiologi
meningkat pada daerah tropis dimana suhu udara dan kelembapan udara
bahwa 40% dari keseluruhan populasi terkena penyakit ini4. Angka kejadian
tahun, saat aktivitas kelenjar lemak lebih tinggi7. Penyakit ini menyerang
3
1.5 Etiologi
normal kulit yang dikenal dalam genus Malassezia. Saat ini dikenal 13
1.6 Patogenesis
Malassezia furfur yang berbentuk ragi atau spora dapat berubah menjadi
4
patogen dalam bentuk filamen atau hifa oleh faktor endogen maupun
akumulasi makrofag dan sedikit sel B. Tanda dari akumulasi sel Langerhans
infeksi ini biasanya berada di lapisan atas dari stratum korneum, dan pada
mikroskop electron dapat terlihat bahwa infeksi ini tidak hanya menyerang
stratum korneum saja tetapi juga sel-sel keratin. Jumlah korneosit telah
menunjukkan peningkatan jumlah sel kulit pada kulit yang terkena. Ada
yang lebih kecil dari normal pada pitiriasis versikolor yang bertipe
pada lesi hipopigmentasi dan lapisan keratin lebih tebal pada lesi
hiperpigmentasi.1
perubahan warna pada lesi. Hipopigmentasi terjadi akibat: (1) pitiriasitrin dan
pitirialakton yang mampu menyerap sinar UV.8; (2) asam azaleat, asam
2. Lokasi lesi pada umumnya terdapat pada badan ( dada, punggung), leher,
muka.
6
skuama
skuama
1.8 Diagnosis
lesi kulit dengan lampu wood, dan sediaan langsung kerokan kulit dengan
KOH 20%.6
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Penunjang
KOH 20% atau campuran 9 bagian KOH dengan KOH 20% dengan
- Hasil positif: hifa pendek, lurus, bengkok (seperti huruf I,v, j) dan
spaghetti meatballs.
- Hasil negatif: bila tidak ada lagi hifa, maka berarti bukan pitiriasis
tersebut.2
A. Lesi Hiperpigmentasi
1. Pitiriasis Rosea
oval dan anular, diameter kira-kira 3cm. Ruam terdiri atas eeritema dan
2. Dermatitis seboroik
meningkat. Biasanya terjadi pada orang dewasa dan lebih sering pada
10
ditutupi oleh papula-papula miliar berbatas tak tegas, dan skuama halus
3. Tinea Korporis
kulit tak berambut pada wajah, badan, lengan, dan tungkai. Dengan
B. Lesi Hipopigmentasi
1. Pitiriasis alba
anak lokasi kelaianan pada muka (50-60%), paling sering disekitar mulut,
dagu, pipi serta dahi. Lesi dapat dijumpai pada ekstremitas dan badan.
Dapat simetris pada bokong, paha atas, punggung, dan ekstensor lengan
tanpa keluhan.6 Lesi dapat berupa makula berbentuk bulat, oval, kadang
2. Vitiligo
putuh yang semakin lama makin lebar hingga mencapai ukuran lentikular
sampai plakat. Biasanya tidak gatal atau nyeri. Lokasi terdapat pada kulit
jari tangan, fleksura pergelangan tangan, siku, daerah tulang kering, lutut,
berbatas jelas; jika dilihat dari tepi batasnya berbentuk konkaf. Disekitar
1.10 Penatalaksanaan
1. Obat topical (dapat digunakan bila lesi tidak terlalu luas). Obat topical
a. Krim mikonazole 2%, dioleskan sehari 2 kali sehari selama 3-4 minggu
menyebabkan iritasi, berbau tidak enak dan tidak boleh untuk daerah
e. Larutan propylene glycol 50% dalam air dioleskan seluruh tubuh sehari
kosmetik bagus, memberikan hasil bagus dan sangat kecil efek iritasi
kulitnya
minggu, diamkan 10 menit kemudian bilas. Hal ini juga efektif dalam
aplikasi tunggal semalam. Penggunaan satu kali atau dua kali per bulan
2. Obat sistemik digunakan bila lesi luas, resisten terhadap obat topical,
a. Ketokonazole
b. Itrakonazole
3. Mencegah kekambuhan
1.11 Prognosis
selama 3 hari berturut turut tiap bulan selama faktor predisposisi masih ada,
preparat coal tar Liquor Carbonas Detergen (LCD) 5% tiap malam hari
BAB 2
TINJAUAN KASUS
I. Identitas Penderita
Nama : Nn. AZ
Umur : 20 tahun
Pekerjaan : Mahasiswi
Agama : Islam
II. Anamnesis
Pasien datang ke poli kulit kelamin RSU Haji Surabaya dengan keluhan
bercak muncul diwajah kemudian menyebar dan muncul di punggung dan dada
bagian depan. Semakin hari bercak semakin banyak dan meluas. Bercak
Gatal dan timbul bercak berwarna putih dipunggung ±2 tahun yang lalu,
Riwayat Terapi:
Riwayat Sosial:
ketika berkeringat.
1. Status Generalis
2. Status Dermatologis
0,5-3cm.
0,2-1cm.
a. Lampu Wood
17
V. Resume
Wanita, 20 tahun, datang ke poli kulit dan kelamin RSU haji Surabaya
punggung sejak ± 2 bulan yang lalu, semakin hari bercak bertambah banyak
dan meluas. Bercak terasa gatal, terutama jika berkeringat. Bercak tidak
panas, tidak nyeri, tidak didapatkan rasa tebal pada daerah bercak.
18
sering berkeringat dan jarang mengganti pakaian dan kaos dalam ketika
setelah 2 atau 3 kali pakai. Penderita mandi sehari dua kali menggunakan
berwarna putih tetap dan bertambah banyak, keluhan lain (-). Dari
banyak, bentuk tidak teratur pada regio facialis, colli, thorax, dan punggung.
VI. Diagnosis
Pitiriasis Versikolor
VIII. Planning
a. Planning diagnosis : -
b. Planning terapi:
1. Medikamentosa
Topikal:
Sistemik:
d. Planning edukasi
IX. Prognosis
Baik bila terapi dilakukan secara adekuat, rajin dan konsisten serta
BAB 3
FOTO KASUS