Anda di halaman 1dari 20

LABORATORIUM HIDROLIKA

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

PERCOBAAN I

KEHILANGAN TINGGI TEKANAN PADA PIPA KASAR

A. Tujuan
1. Mengetahui besarnya debit yang keluar dari pipa kasar.
2. Mengetahui paremeter hidrolik pipa.
3. Mengetahui perhitungan angka reynold pada pipa kasar.
4. Mengetahui besarnya kehilangan tinggi tekanan pada pipa kasar.
5. Mengetahui koefisien gesekan padapipa kasar.

B. Alat Yang Digunakan


1. Pompa air.
2. Bak penampung.
3. Satu paket sistem jaringan pipa lengkap (fluid frection apparatus).
4. Stopwatch.
5. Satu set komputer

C. Teori Dasar
1. Debit
 Perhitungan Debit Keluar

Q = Vrata-rata / trata-rata ........................................................... (1.1)

Dimana :
Q = debit air (m3/detik)
Vrata-rata = volume air (m3)
t = waktu (detik)

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 1


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

 Perhitungan Perubahan Debit

ΔQ = Qm – Qk ........................................................................... (1.2)

Dimana :
ΔQ = perubahan debit (liter/jam)
Qm = debit masuk (liter/jam)
Qk = debit keluar (liter/jam)

 Perhitungan Presentase Perubahan Debit

ΔQ = ΔQ x 100% ....................................................................... (1.3)


Qm

Dimana :
ΔQ = presentase perubahan debit (liter/jam)
Qm = debit masuk (liter/jam)
Qk = debit keluar (liter/jam)

2. Parameter hidrolik pipa


 Perhitungan Luas Penampang Basah
Rumus :
𝜋.𝐷 2
A= ...................................................................................... (1.4)
4

Dengan :
A = luas penampang (m2)
B = diameter pipa (m)

 Perhitungan Keliling Basah


Rumus :
P = π.D ....................................................................................... (1.5)

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 2


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

Dengan :
P = keliling basah (m)
D = diameter (m)

 Perhitungan Jari-Jari Hidrolis


Rumus :
R = A/P ....................................................................................... (1.6)

Dengan :
R = jari-jari hidrolis (m)
A = luas penampang (m2)
P = keliling basah (m)

 Perhitungan Kecepatan Aliran


Rumus :
v = Q/A .................................................................... (1.7)
Dengan :
v = kecepatan aliran (m/det)
Q = debit aliran (m3/det)
A = luas penampang (m2)

3. Kehilanagan Energi Aliran Melalui Pipa


Pada zat cair yang mengalir di dalam bidang batas (pipa, saluran
terbuka atau bidang datar) akan terjadi tegangan geser dan gradien
kecepatan pada seluruh medan aliran karena adanya kekentalan
tegengan geser tersebut akan menyebabkan terjadinya kehilangan energi
selama pengaliran. Dalam hal ini ada beberapa jenis kehilangan energi
di dalam pipa yaitu kehilangan energi utama (mayor) dan kehilangan
energi sekunder (minor).

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 3


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

Kehilangan energi mayor (tegangan gesek)


Kehilangan energi mayor diakibatkan oleh adanya tengangan gesek
di dalam pipa. Tahanan gesek di dalam pipa tergantung pada faktor
kekasaran pipa. Ada beberapa rumus empiris yang telah dijabarkan
untuk kehilangan energi dalam pipa akiabat gesekan. Tapi yang akan
digunakan dalam peulisan ini adalah persamaan Darcy Weisbach untuk
aliran melalui pipa lingkaran dengan bentuk sebagai berikut :

𝐿𝑉 2
ℎ𝑓 = 𝑓 𝐷2𝑔................................................................................... (1.8)

Dimana:
ℎ𝑓 = kehilangan energi
𝑓 = konstanta kekasaran pipa (tergantung pada besarnya angka
reynolds)
L = panjang pipa
D = diameter pipa
V2/2g = tinggin kecepatan

64
Sedangakan koefisien gesekan (𝑓) = 𝑅𝑒

Dan f = 0,316/Re0,25 untuk (4000,Re<205)


Dimana Re = angka reynold

Angka reynold mempunyai bentuk sebagai berikut :

𝜌𝐷𝑉 𝑉𝐷
Re = atau ......................................................................... (1.9)
𝜇 ∪

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 4


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

Dimana :
P = rapat massa cair
μ = kekentalan zat cair
D = diameter pipa
V = kecepatan aliran
υ = kekentalan kinematik
Menurut osborne reynold, aliran melalui pipa akan teratur (laminar)
apabila R lebih kecil dari 2300 dan aliran akan tidak teratur (turbulen)
bila R lebih besar dari 1200.

D. Prosedur Percobaan
1. Mula-mula pompa dinyalakan dan air mengalir ke bak penampung
untuk diaminerkan, setelah aliran laminar dan penuh air akan mengalir
ke sistem jaringan melalui pipa inlet.
2. Semua katup pengatur (kran) yang ada pada jaringan dalam keadaan
terbuka.
3. Sebelum air masuk ke jaringan terlebih dahulu diukur debitnya (Qmasuk)
menggunakan flow meter.
4. Setelah tidak ada gelembung udara yang nampak pada tabung venturi
meter, maka alat elektronik sensor dipasang pada titik pipa (pipa kasar)
yang ditinjau dengan menghubungkannya pada komputer. Hasil
pembacaan data yang muncul pada tampilan software fluid frection
apppratus kemudian dicatat pada format isian untuk mengenalisis
perhitungan.
Catatan :
Data untuk percobaan dilaboratorium
 Lakukan pembacaan pada beberapa debit yang berbeda, degan
melakukan pengaturan kran pada hydraulic bench (pompa).
 Ukur debit yang keluar dari system pipa dengan menentukan
pembacaan pada volumetric tank (liter) dan waktu yang dibutuhkan

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 5


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

dengan stopwatch (detik) setiap 3-5 kali. (Jika menggunakan software


C6-304, pembacaan debit dapat dilakukan langsung).
 Lakukan pembacaan tinggi kehilangan pada manometer yang
terhubung denagn hand-held meter atau menggunakan portable
pressure meter.

Format Isian Data


Pipa Galvanis Kasar Diameter 17,2 mm
Panjang Pipa 100 cm
Debit masuk Debit keluar Q rata-rata Q rata-rata Tinggi tekanan
Waktu Volume
Qin Qout Qout Qout (m)
(liter/jam) (detik) (liter) (liter/detik) (liter/jam) (m3/detik) H1 H2

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 6


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

PERCOBAAN II
KEHILANGAN TIMGGI TEKANAN PADA PIPA HALUS

A. Tujuan
1. Mengetahui besarnya debit yang keluar dari pipa halus.
2. Mengetahui parameter hidrolik pipa.
3. Mengetahui perhitungan angka reynold pada pipa halus.
4. Mengetahui besarnya kehilangan tinggi tekanan pada pipa
halus.
5. Mengetahui koefisien gesekan pada pipa halus.

B. Alat Yang Digunakan


1. Pompa air
2. Bak penampung
3. Satu paket sistem jaringan pipa lengkap (Fluid Frection
Apparatus).
4. Stopwatch.
5. Satu set komputer

C. Teori Dasar
1. Debit
 Perhitungan Debit Keluar

Q = Vrata-rata / trata-rata ............................................. (2.1)

Dimana :
Q = Debit air (m3/detik)
Vrata-rata = Volume air (m3)
t = Waktu (detik)

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 7


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

 Perhitungan Perubahan Debit

ΔQ = Qm – Qk ............................................................. (2.2)

Dimana :
ΔQ = Perubahan debit (liter/jam)
Qm = Debit Masuk (liter/jam)
Qk = Debit Keluar (liter/jam)

 Perhitungan Presentase Perubahan Debit

∆𝑄
ΔQ = x 100% ....................................................... (2.3)
𝑄𝑚

Dimana :
ΔQ = Presentase perubahan debit (liter/jam)
Qm = Debit masuk (liter/jam)
Qk = Debit keluar (liter/jam)

2. Parameter Hidrolik Pipa


 Perhitungan Luas Penampang Basah
Rumus :
𝜋.𝐷 2
A= ....................................................................... (2.4)
4

Dengan :
A = Luas penampang (m2)
B = Diameter pipa (m)

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 8


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

 Perhitungan Keliling Basah

Rumus :
P = π.D ............................................................. (2.5)

Dengan :
P = Keliling basah (m)
D = Diameter (m)

 Perhitungan Jari-Jari Hidrolis


Rumus :
R = A/P ........................................................... (2.6)

Dengan :
R = Jari-jari hidrolis (m)
A = Luas penampang (m2)
P = Keliling basah (m)

 Perhitungan Kecepatan Aliran


Rumus :
v = Q/A ............................................................. (2.7)

Dengan :
V = Kecepatan aliran (m/det)
Q = Debit aliran (m3/det)
A = Luas penampang (m2)

3. Kehilanagan energi aliran melalui pipa


Pada zat cair yang mengalir di dalam bidang batas (pipa,
saluran terbuka atau bidang datar) akan terjadi tegangan geser
dan gradien kecepatan pada seluruh medan aliran karena adanya

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 9


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

kekentalan tegengan geser tersebut akan menyebabkan


terjadinya kehilangan energi selama pengaliran. Dalam hal ini
ada beberapa jenis kehilangan energi di dalam pipa yaitu
kehilangan energi utama (mayor) dan kehilangan energi
sekunder (minor).
Kehilangan energi mayor (tegangan gesek)
Kehilangan energi mayor diakibatkan oleh adanya
tengangan gesek di dalam pipa. Tahanan gesek di dalam pipa
tergantung pada faktor kekasaran pipa. Ada beberapa rumus
empiris yang telah dijabarkan untuk kehilangan energi dalam
pipa akiabat gesekan. Tapi yang akan digunakan dalam peulisan
ini adalah persamaan Darcy Weisbach untuk aliran melalui pipa
lingkaran dengan bentuk sebagai berikut :

𝐿𝑉 2
ℎ𝑓 = 𝑓 𝐷2𝑔 ....................................................................... (2.8)

Dimana :
ℎ𝑓 = kehilangan energi
𝑓 = konstanta kekasaran pipa (tergantung pada besarnya
angka reynolds)
L = panjang pipa
D = diameter pipa
V2/2g = tinggin kecepatan

64
Sedangakan koefisien gesekan (𝑓) = 𝑅𝑒

Dan f = 0,316/Re0,25 untuk (4000,Re<205)


Dimana Re = angka reynold

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 10


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

Angka reynold mempunyai bentuk sebagai berikut :

𝜌𝐷𝑉 𝑉𝐷
Re = atau ............................................................ (2.9)
𝜇 ∪

Dimana :
P = rapat massa cair
μ = kekentalan zat cair
D = diameter pipa
V = kecepatan aliran
υ = kekentalan kinematik
Menurut osborne reynold, aliran melalui pipa akan teratur
(laminar) apabila R lebih kecil dari 2300 dan aliran akan tidak
teratur (turbulen) bila R lebih besar dari 1200.

D. Prosedur Percobaan
1. Mula-mula pompa dinyalakan dan air mengalir ke bak
penampung untuk diaminerkan, setelah aliran laminar dan
penuh air akan mengalir ke sistem jaringan melalui pipa inlet.
2. Semua katup pengatur (kran) yang ada pada jaringan dalam
keadaan terbuka.
3. Sebelum air masuk ke jaringan terlebih dahulu diukur debitnya
(Qmasuk) menggunakan flow meter.
4. Setelah tidak ada gelembung udara yang nampak pada tabung
venturi meter, maka alat elektronik sensor dipasang pada titik
pipa (pipa kasar) yang ditinjau dengan menghubungkannya
pada komputer. Hasil pembacaan data yang muncul pada
tampilan software fluid frection apppratus kemudian dicatat
pada format isian untuk mengenalisis perhitungan.

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 11


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

Catatan :
Data untuk percobaan dilaboratorium
 Lakukan pembacaan pada beberapa debit yang berbeda, degan
melakukan pengaturan kran pada hydraulic bench (pompa).
 Ukur debit yang keluar dari system pipa dengan menentukan
pembacaan pada volumetric tank (liter) dan waktu yang
dibutuhkan dengan stopwatch (detik) setiap 3-5 kali. (Jika
menggunakan software C6-304, pembacaan debit dapat
dilakukan langsung).
 Lakukan pembacaan tinggi kehilangan pada manometer yang
terhubung denagn hand-held meter atau menggunakan portable
pressure meter.

Format Isian Data


Pipa Galvanis Kasar Diameter 17,2 mm
Panjang Pipa 100 cm
Debit masuk Debit keluar Q rata-rata Q rata-rata Tinggi tekanan
Waktu Volume
Qin Qout Qout Qout (m)
(liter/jam) (detik) (liter) (liter/detik) (liter/jam) (m3/detik) H1 H2

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 12


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

PERCOBAAN III
AMBANG LEBAR

A. Tujuan
Dapat mengetahui besar debit yang mengalir dan tinggi muka air pada
ambang lebar.

B. Alat Dan Bahan


1. Satu set alat saluran terbuka
2. Ambang lebar
3. Stopwatch

C. Dasar Teori
Peluap disebut ambang lebar apabila t > 0,66 H dengan t adalah tebal
peluap dan H adalah tinggi peluap. Dipandang peluang ambang lebar seperti
ditunjukkan dalam gambar 6.1. Titik A dan B adalah ujung hulu dan hilir
dari peluap. Tinggi air yang meluap dititik A adalah H2 dan pada titik B
adalah H3, √2. 𝑔 √(𝐻1 − ℎ3). ℎ22 − ℎ23 .

Gambar 3.1 Peluap Ambang Lebar


Aplikasi pada persamaan bernoully pada titik A dan B
𝑉2
0 + H2 + 0 = H3 + 2𝑔

Dengan V adalah kecepatan dengan aliran pada sisi hilir peluap. Dari
persamaan tersebut dapat ditentukan kecepatan aliran V.

V2/2.g = H2 - H3

Atau

V = √2𝑔 (𝐻2 − 𝐻3 )

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 13


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

Debit aliran :

𝑄 = 𝐶𝑑. 𝐻3 . 𝑉 = 𝐶𝑑. 𝑏. 𝐻3 . √2𝑔(𝐻2 − 𝐻3)

𝑄 = 𝐶𝑑. 𝑏√2. 𝑔. √𝐻2 . 𝐻32 − 𝐻33

Sehingga rumus koefisien debit :

𝑄
Cd =
𝑏√2.𝑔.√𝐻2. 𝐻32 .𝐻33

Dimana :

Q = Debit air (m3/detik)

H = Tinggi muka air yang meluap dititik H2 (m)

h = Tinggi muka air yang meluap dititik H3 (m)

Cd = koefisien debit

b = Lebar pelimpah (m) = 0,7

g = Percepatan gravitasi (9,81 m3/dtk)

D. Prosedur Percobaan
1. Memasang bendung pada saluran terbuka kemudian celah pintu peluap
diberikan lem denagan terlebih dahulu lebar peluap (B) dan tinggi (P)
diukur dengan menggunakan mistar sorong.
2. Menjalankan mesin pompa hingga terjadi peluapan diatas ambang
3. Mencatat volume air (V) dan waktu (t) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan nilai debit (Q).
4. Mengukur tinggi air (H) mulai dari H1, H2, H3, dan H4 yang melalui
ambang lebar tersebut.

Gambar 3.2 percobaan melalui ambang lebar

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 14


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

5. Mengulangi langkah no.1 hingga langkah no.3 sebanyak 3 kali


percobaan untuk mendapatkan ketinggian berikutnya.
6. Menghitung dan mentabelkan H, h, Q, dan Cd.
7. Memplot grafik hubungan antara Cd dan H, Q dan Cd.
Form isian data

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 15


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

PERCOBAAN IV

ALIRAN MELALUI AMBANG TAJAM

A. TUJUAN
Menentukan koefisien debit (Cw) dan mengamati profil muka air
perluapan di atas ambang tajam.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Ambang Tajam
2. Satu set model saluran terbuka
3. Stopwatch
4. Mistar ukur

C. DASAR TEORI
Jenis peluap ambang tajam ini merupakan salah satu konstruksi
pengukur debit yang banyak dijumpai disaluran-saluran irigasi
maupun laboratorium.
Debit aliran yang terjadi pada ambang tajam dihitung dengan
menggunakan formula sebagai berikut :

2
Q = * Cd * b * √2 ∗ 𝑔 ∗ ℎ13
3

𝑄
Cd =
2
𝑏 √2.𝑔.ℎ13
3

Dengan (h) adalah aliran tinggi muka air diatas ambang


Keterangan :
Q = debit aliram ( m3 / dtk)
H1 = tinggi peluapan

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 16


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

P = tinggi ambang ( m )
Cd = koefisien debit
B = lebar ambang (m )
G = percepatan gravitasi (9,81 m3/dtk )

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Memasang ambang tajam pada model saluran terbuka
2. Mengalirkan air kedalam model saluran terbuka
3. Menghitung volume
4. Mencatat harga h
5. Mengamati pengaliran yang terjadi
6. Mengulang percobaan untuk debit yang lain
7. Menggunakan rumus diatas untuk menentukan besarnya nilai
koefisien debit pada ambang tajam.

FORM ISIAN DATA

Volume
Waktu ( t/det ) Waktu Tinggi Air ( H )
(V)
No
Rata - H1 H2 H3 (mm H4
( ltr ) t1 t2 t3
rata (mm) (mm) ) (mm)
1 5 3,37 3,63 3,71 3,57 147 46 24 14
2 5 3,15 3,54 3,46 3,38 147,5 43,5 24 14
3 5 3,42 3,41 3,19 3,34 148 42 23,5 15

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 17


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

PERCOBAAN V

PINTU SORONG

A. TUJUAN
1. Mendemonstrasikan aliran melalui pintu sorong
2. Menunjukan bahwa pintu sorong dapat digunakan sebagai alat
ukur dan pengatur debit

B. ALAT DAN BAHAN


1. Mulit purpose teaching flume
2. Pintu sorong / sluice gate
3. Point gauge
4. Level gauge
5. Stopwatch
6. Mistar

C. DASAR TEORI
Pintu sorong merupakan salah satu konstruksi pengukur dan
pengatur debit. Pada pintu sorong ini prinsip konversi energi dan
momentum dapat diterapkan. Persamaan bernouli hanya dapat
diterapkan apabila kehilangan energi dapat diabaikan atau sudah
diketahui.

Keterangan :
Q = debit aliran
Yg = tinggi bukaan
H0 = tinggi tekanan total di hulu
Y0 = kedalaman air dihulu
H1 = tinggi tekanan total di hilir
Y1 = kedalaman air dihilir

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 18


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

Debit aliran yang terjadi pada pintu sorong pada kondisi aliran air
bebas dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :

Q = Cd . B.yg √2𝑔𝑦0
Keterangan :
Q = debit aliran
Cd = koefisien debit
B = lebar pintu
g = percepatan gravitasi ( 9,81 m3 / dtk )
yg = tinggi bukaan pintu
y0 = tinggi air di hulu pintu sorong

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pada model saluran terbuka pasanglah pintu sorong dan jagalh
agar kondisi ini tetap vertikal, kemudian beri pasltisin pada tepi
ambang agar air tidak melalui sisi ambang.
2. Atur tinggi bukaan pintu sorong 1,5 cm dari dasar saluran.
3. Pompa air dihidupkan sehingga mengalir kedalam saluran
4. Atur putaran 9 kali pada kran pengatur debit air.
5. Tunggulah sampai keadaan air menjadi stabil kemudian
ukurlah tinggi muka air sebelum ambang (Y1) tinggi muka air
diatas ambang (hw) dengan menggunakan point gauge
sedangkan tinggi muka air sesudah ambang diukur dengan
menggunakan level gauge.
6. Ukur tinggi muka air dengan jarak 5 cm dari depan ambang
hingga air stabil dengan point gauge serta tinggi muka air
sebelum loncatan hingga air stabil dengan menggunakan level
gauge
7. Ukur jarak dari depan ambang hingga sebelum loncatan (LI)
dan jarak antara sebelum loncatan dan stelah loncatan (L2).

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 19


LABORATORIUM HIDROLIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
Jl. Air Merah Kampung Tanama Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

8. Hitung volume air yang keluar dari saluran dengan waktu 1-2
detik umtuk setiap pengambilan volume ,pengambilan volume
dilakukan sebnyak 3 kali untu setiap 1 bukaan dan 1 putaran.
9. Ulang percobaan dengan mengubah putaran 11 dan 13 kali dari
point 4 sampai 8.
10. Ubah bukaan pintu sorong dengan variasi tinggi bukaan 1,8 dan
2,1 cm untuk masing – masinv putaran dari point 2 sampai 8

FORM ISIAN DATA

Kelompok 2 Praktikum Hidrolika Page | 20

Anda mungkin juga menyukai