Analisis Kasus TPT: A. Kronologis Kasus Pencurian Ternak Di Cisarua Dan Lembang
Analisis Kasus TPT: A. Kronologis Kasus Pencurian Ternak Di Cisarua Dan Lembang
Tindak pidana pencurian ini oleh pasal 362 KUHP dirumuskan sebagai: mengambil
barang, seluruhnya atau sebagian milik orang lain, dengan tujuan memilikinya secara
melanggar hukum.
Kemudian dalam pasal Pasal 363 KUHP
(1) Diancam dengan Pidana paling lama tujuh tahun:
Ke 1 : pencurian ternak
Ke 2 : Pencurian pada waktu terjadi kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi atau
gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal tedampar, kecelakaan kereta api,
huru-hara, pemberontakan atau bahaya perang,
Ke 3 : Pencurian pada waktu malam dalam sebuah rumah atau di pekarangan tertutup
yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada di situ tanpa diketahui atau
tanpa dikehendaki oleh yang berhak,
Ke 4 : Pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersama-sama,
Ke 5 : Pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan, atau untuk dapat
mengambil barang yang hendak dicuri itu, dilakukan dengan merusak, memotong atau
memanjat, atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian
jabatan palsu yaitu untuk dapat masuk ke tempat kejahatan atau untuk dapat
mengambil barang yang akan dicuri itu.
(2) Jika pencurian tersebut dalam nomor 3 disertai dengan salah satu hal dalam nomor
4 dan 5, maka dijatuhkan hukuman penjara selama-lamanya sembilan tahun.
Terkait dengan kasus pencurian ternak tersebut, terdapat ketentuan pasal dalam KUHP
mengenai pencurian ternak, yaitu pasal 101 KUHP yang mengatakan: perkataan ternak
berarti hewan yang berkuku satu, pemamah biak dan babi, atau dengan lain perkataan : kuda,
sapi atau kerbau dan babi.
Di satu pihak penentuan arti-kata ini bersifat memperluas, oleh karena biasanya kuda dan
babi tidak masuk istilah ternak, di lain pihak bersifat membatasi, oleh karena tidak termasuk
didalamnya : atau ayam. bebek dan sebagainya.
Di Negara Belanda pasal yang bersangkutan (pasal 311) menyebutkan, diefstal van vee uit de
weide” (pencurian ternak dari suatu padang rumput penggembalaan), dimana unsur weide itu
tegas ditambahkan, oleh karena unsur inilah yang justru merupakan alasan memberatkan
hukumam.
Oleh karena di Indonesia tidak ada tambahan dari padang rumput penggembalaan. maka
alasan memperberat, hukuman hanya terletak pada hal, bahwa ternak dianggap kekayaan
yang penting. Dan ini memang sesuai dengan istilah Jawa rojokoyo bagi ternak, istilah mana
berarti kekayaan besar.
Terkait kasus diatas, ketentuan yang seharusnya diterapkan pada kasus tersebuut yaitu pasal
363 KUHP diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Kemudian dengan
melihat ketentuan pasal 101 KUHP, untuk mengetahui hewan ternak apa saja yang termasuk
dalam pencurian ternak..
C. Daftar Pustaka
Prodjodikoro, Wirjono. 1980, Tindak Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia. Jakarta-
Bandung: PT.Eresco
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana