TUGAS AKHIR
Karya tulis yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik Program Studi Teknik Industri
Disusun oleh:
TATANG SOPANDI
1.03.07.029
TUGAS AKHIR
Karya tulis yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik Program Studi Teknik Industri
Disusun oleh:
TATANG SOPANDI
1.03.07.029
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Tatang Sopandi
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat, Tanggal Lahir : Subang, 24 Februari 1988
Kewarganegaraan : Indonesia
Status Perkawinan : Belum Menikah
Tinggi, Berat Badan : 168 Cm, 55 Kg
Kesehatan : Sangat Baik
Agama : Islam
Alamat Lengkap : Jl Letnan Joni No 121 Rt: 22 Rw: 05 Jatibarang-Indramayu
No Tlp/Hp : 081802320573
E-Mail : Tsopandi@Ymail.Com
PENDIDIKAN
1993-1999 : SDN 1 Pendowo V
1999-2002 : SMPN 3 Jatibarang
2002-2005 : SMAN 1 Sukagumiwang
2007-2011 : Program Sarjana (S-1) Teknik Industri Universitas Komputer
Indonesia, Bandung.
ABSTRAK
Tatang Sopandi
1.03.07.029
Suatu lingkup proyek memiliki berbagai proses yang menjadikan suatu proyek tersebut
terbentuk, adapun lingkup-lingkup yang memiliki andil besar dalam menjalankan suatu
proyek agar proyek dapat dinilai layak sebagaimana mestinya. Untuk mendapatkan hasil
pengerjaan atau output proyek yang lain dapat di laksanakan sesuai waktu yang di
harapkan dan berkualitas dengan biaya yang rendah (efisiensi dari pelaksanaan proyek),
maka dibutuhkan suatu perencanaan yang terstrukur serta pengendalian proyek dengan
mempersingkat waktu pengerjaan suatu proyek (cash program).
Penelitian ini menggunakan metode PDM dan Microsoft Project yang bertujuan untuk
merencanakan dan menjadwalkan proyek yang lebih efektif dan efisien. Dan dapat
dijadikan ukuran kinerja proyek yang lebih optimal serta perencanaan dan pelaksanaan
yang terstruktur dengan biaya yang rendah.
Dari penelitian yang dilakukan di Kementrian Pekerjaan Umum PPK-12 PAT dengan
menggunakan metode PDM dapat diketahui pada perencanaan dan penjadwalan proyek
telah terjadi pemendekan waktu selama 7 hari dari waktu pelaksanaan proyek dengan
durasi 20 hari dan biaya sebesar Rp64.732.525,78. Dan dengan Menggunakan Microsoft
Project dapat diketahui pada perencanaan dan penjadwalan proyek telah terjadi
pemendekan waktu selama 7 hari dari waktu pelaksanaan proyek dengan durasi 20 hari
dan biaya sebesar Rp66.473.055 yang artinya adanya penambahan biaya sebesar
Rp1.740.529,22. Maka usulan pengendalian proyek kepada perusahaan dapat
mengetahui metode yang lebih efektif dan efisien serta mampu melakukan perencanaan
dan pelaksanaan sesuai yang diharapkan.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kupanjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini. Shalawat serta salam semoga Allah SWT melimpahkan atas Nabi
Muhammad SAW, para sahabat, tabi’in dan para pengikutnya yang setia sampai
akhir zaman. Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penelitian menyadari bahwa
Laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan karena
keterbatasan ilmu yang dimiliki.
iii
8. Kepada kakek, nenek, mang adeng, bapa akum dan keluarga tercinta yang
banyak memberikan dorongan, motivasi & do’a.
9. Kepada pacar tercinta Titin Agustin yang selalu memberikan dukungan, do’a
dan semangat dalam pembuatan laporan tugas akhir.
10. Buat teman-teman dan sahabatku: khususnya teman-teman kosan yang selalu
menemani disaat susah dan gembira yaitu lismono, Eko, Mumuh, Agung,
Deni, Bhuluk (Praz), Angga, Anggi, Asmi, Boan Mbot (Aan) serta Wandi
yang selalu membuat kegembiraan di dalam kosan. Untuk akbar, angga, fitri
& daniel terimakasih atas partisipasinya yang selalu direpotkan dan Serta
teman-teman yang lain anak Ti-07yang tidak bisa disebutkan, tapi tidak
pernah terlupakan terima kasih udah bantuin, dan supotrnya.
11. Ucapan terima kasih terakhir untuk kampusku, terima kasih UNIKOM, terima
kasih Fakultas Teknik, terima kasih Jurusan Teknik Industri, disinilah
tempatku menyelesaikan program sarjana Strata Satu (S1), semoga ini menjadi
bekal awal untuk meniti karier menuju sukses. Amin....
Peneliti
iv
Bab 1
Pendahuluan
Bertitik tolak dari hal tersebut, suatu proyek yang dijalankan dapat dilihat pada
pelaksanaannya, pada saat proyek tersebut selesai. Suatu proyek tergantung dari
banyak faktor seperti modal, peralatan, tenaga kerja, waktu, dan faktor-faktor
lainnya.
Untuk Pekerjaan proyek rumah pompa yang sudah dilaksanakan sesuai jadwal
yang telah di tentukan selama 30 hari kalender dengan biaya sebesar
Rp64.732.525,78 dan anggaran Rp71.205.778,36 membutuhkan suatu pengelolaan
proyek yang terdiri dari perencanaan dan penjadwalan yang tepat agar proyek
yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Pada proyek ini tidak
hanya pada pembangunan rumah pompa tetapi ada pembangunan proyek yang
lain seperti pekerjaan jaringan irigasi air tanah, pekerjaan box pengukur (v-not),
pekerjaan box pembagi dan pekerjaan gorong-gorong dengan biaya sebesar
Rp447.137.613,7 dan anggaran Rp491.851.375,1.
Untuk mendapatkan hasil pengerjaan atau output proyek yang lain dapat di
laksanakan sesuai waktu yang di harapkan dan berkualitas dengan biaya yang
rendah (efisiensi dari pelaksanaan proyek), maka dibutuhkan suatu perencanaan
yang terstrukur serta pengendalian proyek dengan mempersingkat waktu
pengerjaan suatu proyek (cash program).
menjadi lebih sederhana dan hubungan overlapping yang berbeda dapat dibuat
tanpa menambah jumlah kegiatan.
Salah satu program/softwere yang digunakan untuk melaksanakan, menjadwalkan
dan mengendalikan proyek adalah Microsoft project. Microsoft Project
memberikan unsur-unsur manajeman proyek yang sempurna dengan memadukan
kemudahan penggunaan, kemampuan dan fleksibilitas sehingga dapat mengatur
proyek secara lebih efisien dan efektif. Keunggulan Microsoft Project adalah
kemampuannya menangani perencanaan suatu kegiatan, pengorganisasian dan
pengendalian waktu serta biaya yang mengubah input data menjadi sebuah output
data sesuai tujuannya.
Dalam bab ini akan di tinjau beberapa teori yang akan digunakan sebagai dasar
acuan untuk menganalisa persoalan yang dihadapi dalam menentukan langkah-
langkah pemecahannya. Adapun teori-teori yang akan diajukan dan digunakan
sebagai pendekatan dalam langkah-langkah pemecahan masalah akan diuraikan
berikut ini.
5
6
a. Dasar-dasar Manajemen
1. Adanya kerja sama di antara sekelompok orang dalam ikatan formal.
2. Adanya tujuan bersama serta kepentingan yang sama yang akan dicapai.
3. Adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab yang teratur.
4. Adanya hubungan formal dan ikatan tata tertib yang baik.
5. Adanya sekelompok orang dan pekerjaan yang akan dikerjakan.
6. Adanya human organization.
b. Tingkatan Manajemen
1. First Line Managers (Manajer Lini Pertama)
Tingkatan yang terendah dalam sebuah organisasi dimana seseorang
bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
2. Middle Line Managers (Manajer Menengah)
Mencakup lebih dari satu tingkatan atau jenjang dalam sebuah organisasi.
3. Top Managers (Manejer Puncak)
Sekelompok eksekutif yang termasuk kecil, bertanggung jawab atas
keseluruhan manajemen dari organisasi yang bersangkutan.
Metode dan teknik yang dimaksud adalah Analisis Jaringan Kerja, seperti Metode
jalur kritis (CPM), teknik pengkajian dan telaah (PERT), dan metode Preseden
Diagram (PDM).
2.Mengorganisir
Dibuat susunan organisasi yang memacu terselenggaranya arus kegiatan
horizontal maupun vertical, dengan tujuan dicapainya penggunaan sumber daya
secara optimal untuk mencapai target kerja yang sudah direncanakan. Suatu
catatan khusus mengenai arus horizontal, yaitu dasar pemikiran ini dimaksudkan
untuk memperlancar proses pelaksanaan pekerjaan yang sering kali melibatkan
sejumlah organisasi peserta proyek diluar dan didalam perusahaan.Yang dimaksud
dengan arus horizontal adalah pengelola proyek dalam hal ini para manajer,
tenaga ahli, pengawas dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan
pelaksanaan proyek dalam rangka melaksanakan tugasnya, membuka hubungan
satu dengan yang lain agar arus kegiatan dapat mengalir secara horizontal.
Sedangkan bila menggunakan arus vertical, diperlukan waktu yang lama karena
harus mengikuti prosedur birokrasi yang berlapis-lapis, yang semula dirancang
untuk pekerjaan rutin operasional. Dengan menggunakan arus horizontal
diharapkan pihak-pihak yang bersangkutan dapat langsung membicarakan
masalah yang dihadapi serta tindak lanjut yang diperlukan demi keberhasilan
pelaksanaan tugas yang diserahkan kepada mereka.
3.Memimpin
Pimpinan tunggal dari kelompok dan bagian organisasi yang diserahi tugas khusus
(pada suatu proyek adalah kepala proyek), ia memimpin team dalam bentuk
koordinasi dan integrasi yang arus kerjanya vertikal dan horizontal menyilangi lini
atau struktur yang telah ada sebelumnya.
4.Mengendalikan
Dalam kegiatan proyek, diperlukan adanya keterpaduan antara perencanaan dan
pengendalian yang relatif lebih erat dibandingkan dengan kegiatan yang bersifat
8
rutin. Untuk itu digunakan metode yang sensitif, artinya dapat mengungkapkan
atau mendeteksi penyimpangan sedikit mungkin. (Iman Soeharto1997:26).
A ng g a ra n
Jadwal M utu
W a ktu K in e r j a
Gambar 2.1. Sasaran Proyek yang juga merupakan tiga kendala (Triple Constraint) Iman
Suharto,1997:2
10
Seperti pada gambar 2.1 ini merupakan parameter penting bagi penyelenggara
proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek, yaitu:
1. Anggaran
Proyek harus diselesaikan dengan anggaran biaya yang telah ditetapkan. Untuk
proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal bertahun-
tahun, anggarannya bukan hanya ditentukan untuk total proyek tetapi diuraikan
kedalam komponen atau sub-unit yang telah ditentukan, dapat pula diuraikan per
periode tertentu (misalnya perkuartal) yang jumlahnya disesuaikan dengan
keperluan.
2. Jadwal
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah
ditentukan. Bila hasilnya produk baru maka penyerahannya tidak boleh melewati
batas waktu yang telah ditentukan.
3. Mutu
Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang
dipersyaratkan.
Dalam siklus proyek, kegiatan berlangsung mulai dari titik awal, kemudian jenis
dan intensitasnya meningkat sampai ke puncak (peak), turun, dan berakhir.
Kegiatan tersebut memerlukan sumber daya yang berupa jam-orang, dana,
material atau peralatan. Bila dibuat grafik dengan sumber daya pada sumbu
vertikal dan waktu pada sumbu horizontal, maka akan terlihat siklus proyek
sebagai garis lengkung dengan titik awal, puncak dan akhir, seperti Gambar
dibawah ini.
Gambar 2.2. Hubungan Keperluan Sumber daya terhadap waktu dalam siklus proyek
Iman Suharto,1997:6
Disamping itu turun naiknya intensitas kegiatan, terjadi pula perubahan dalam
aspek lain, seperti kualifikasi tenaga yang dibutuhkan. Misalnya, pada awal
proyek diperlukan ahli-ahli perencanaan dan engineering, sedangkan menjelang
akhir proyek lebih banyak memerlukan tenaga I lapangan. Berbeda dengan
kegiatan operasional rutin yang relative stabil, kegiatan proyek bersifat dinamis,
terus berubah-ubah. Untuk mencapai penggunaan sumber daya yang efisien, perlu
diusahakan agar tidak terjadi gejolak-gejolak yang tajam. Dengan demikian,
seluruh kegiatan dalam siklus proyek merupakan rangkaian yang
berkesinambungan menuju sasaran yang telah ditentukan. (Iman Soeharto1997:6).
mengkaji agar langkah kegiatan terbimbing sesuai rencana yang telah ditetapkan.
Disini terlihat hubungan antara fungsi perencanaan dan pengendalian.
Penjelasan selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Sasaran
Sasaran pokok proyek adalah menghasilkan produk dengan batasan lingkup
anggaran, jadwal, dan mutu yang telah ditentukan. Sasaran ini dihasilkan dari
satu perencanaan dasar dan merupakan tonggak tujuan dari kegiatan
pengendalian.
2. Standar dan Kriteria
Dalam mencapai sasaran secara efektif dan efisien, perlu disusun standar,
Kriteria atau spesifikasi yang dipakai sebagai salah satu tolok ukur untuk
membandingkan dan menganalisis hasil pekerjaan.seperti :
Berupa satuan uang, seperti SRK/satuan unit pekerjaan.
Berupa jadwal, misalnya waktu yang ditentukan untuk mencapai milestone.
Berupa standar mutu, kriteria, dan spesifikasi, misalnya yang berhubungan
dengan kualitas material, dan hasil uji coba peralatan.
3. Merancang sistem informasi
Pada pengendalian proyek sangat diperlukan suatu sistem informasi dan
pengumpulan data yang mampu memberikan keterangan yang cepat, tepat, dan
kaurat.
4. Mengumpulkan data dan informasi
Pengumpulan data dan informasi berguna pada saat pelaporan dan pemeriksaan
dari hasil pekerjaan agar dapat memperoleh gambaran yang realistis.
5. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan
Disini diasakan analisis tentang hasil yang diperoleh dengan standard an
criteria yang telah ditentukan dan sebagai landasan dasar untuk tindakan
pembetulan.
6. Mengadakan tindakan pembetulan
Apabila dari hasil analisis terdapat suatu penyimpangan maka perlu diadakan
langkah-langkah pembetulan.
13
Untuk itu dalam suatu pelaksanaan proyek selalu dibutuhkan suatu metoda
perencanaan dan pengendalian yang mampu mengendalikan kondisi-kondisi yang
ada serta mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. Sebelum Network Planning
diperkenalkan, tidak terdapat teknik atau prosedur yang cukup sistematis untuk
merencanakan dan mengendalikan proyek serta untuk menilai hasilnya.
P E R E N CA N A A N
Sasaran Proyek Standar dan Kriteria Rancangan Sistem
Informasi
Membuat produk dengan: -. Milestone
-. Anggaran -. Anggaran perpaket
-. Jadwal -. Jadwal/Paket -. manual
-. Mutu tertentu -. Standar Mutu -. Perangkat lunak
-. Perangkat Keras
-. Kinerja
-. Produktivitas -. Format dan frekuensi
PENGENDALIAN
Metode bagan balok oleh H.L. Gantt (1917) yang dialih bahasakan oleh Iman
Soeharto dalam bukunya Manajemen Proyek, dianggap belum pernah ada
prosedur yang sistematis dan analitis dalam aspek perencanaan dan pengendalian
proyek.
Bagan balok disusun dengan maksud mengidentifikasi unsur waktu dan urutan
dalam merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu
penyelesaian dan pada saat pelaporan. Dewasa ini bagan balok masih digunakan
secara luas, baik berdiri sendiri maupun dikombinasikan dengan metode lain. Hal
ini disebabkan karena bagan balok mudah dibuat dan dipahami sehingga amat
berguna sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.
1. Menyusun bagan balok
Bagan balok dapat dibuat dengan cara manual atau dengan menggunakan
computer, tersusun pada koordinat X dan Y. Disumbu tegak lurus Y, dicatat
pekerjaan atau elemen atau paket kerja dari hasil penguraian lingkup suatu
proyek, dan dilukiskan sebagai balok, sedangkan disumbu horizontal X, tertulis
satuan waktu misalnya hari, minggu atau bulan. Disini waktu mulai dan waktu
akhir masing-masing pekerjaan adalah ujung kiri dan kanan dari balok-balok
yang bersangkutan. Pada waktu pembuatan balok telah diperhatikan urutan
kegiatan, meskipun belum terlihat hubungan ketergantungan antara satu
dengan yang lainnya . format penyajian bagan balok yang lengkap berisi
perkiraan urutan kerja, skala, waktu dan analisis kemajuan pekerjaan pada saat
pelaporan.
2. Milestone dan Jadwal Induk
Bagan balok seringkali dipakai untuk meyusun jadwal induk suatu proyek.
Tergantung dari macam proyek, jadwal induk umumnya terdiri dari 20-30
milestone. Milestone atau tonggak kemajuan (TK) adalah event yang
mempunyai fungsi kunci dilihat dari pencapaian keberhasilan proyek dari segi
jadwal. TK menandai waktu mulai atau akhir dari suatu kegiatan penting, yang
bila terlambat akan mempunyai dampak negatif yang cukup besar. Beberapa
event yang sering merupakan milestone dalam proyek EMK adalah
16
Tabel 2.1. Perkiraan dari kenyataan waktu yang diperlukan untuk masing masing
elemen pekerjaan.
Jenis
Kegiatan
A
Tanggal Pelaporan
Hari
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
Rencana
Kenyataan
Gambar 2.4. Contoh Penyajian Perencanaan Proyek dengan metode Bagan Balok
Iman Suharto,1995:180
17
Metode jaringan kerja ini diperkenalkan menjelang akhir decade 1950-an, oleh
suatu tim engineer dan matematika dari perusahaan Du-Pont bekerja sama dengan
rent Corporation, dalam usaha mengembangkan suatu system control manajemen.
Sistem ini dimaksudkan untuk merencanakan dan mengendalikan sejumlah besar
kegiatan yang memiliki hubungan ketergantungan yang kompleks dalam masalah
desain engineering, konstruksi, dan pemeliharaan. Usaha-usaha ditekankan untuk
mencari metode yang dapat meminimalkan biaya, dalam hubungannya dengan
kurun waktu penyelesaian suatu kegiatan. Sistem tersebut kemudian dikenal
sebagai metode jalur kritis, (Critical Path Method-CPM).
Dengan demikian, suatu jaringan kerja yang tersusun dengan benar akan
memberikan suatu gambaran proyek, yang pada giliran selanjutnya merupakan
sarana komunikasi yang efektif bagi semua pihak yang berkaitan dengan
penyelenggara proyek disinilah letak hasil tidak langsung tetapi amat penting dari
penggunaan jaringan kerja sebagai metodelogi manajemen proyek.Metode
jaringan kerja memungkinkan aplikasi konsep Management By Exception, karena
metode tersebut dengan jelas mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang bersifat
kritis bagi proyek, terutama dalam aspek jadwal dan perencanaan. Umumnya
kegiatan tidak lebih dari 20 persen dari total kegiatan proyek, dan dengan telah
diketahuinya bagian ini maka pengelola dapat memberikan prioritas
perhatian.Sistematika lengkap dari proses menyusun jaringan kerja sebagai
berikut:
20
2 Menyusun komponen-komponen
kegiatan sesuai urutan logika
ketergantungan menjadi jaringan
kerja
1. Langkah Pertama
Mengkaji dan mengidentifikasi lingkup proyek, menguraikan atau
memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau kelompok kegiatan yang
merupakan komponen proyek.
2. Langkah Kedua
Menyusun kembali komponen-komponen tersebut pada butir 1, menjadi mata
rantai dengan urutan yang sesuai dengan logika ketergantungan. Urutan ini
dapat berbentuk seri atau parallel.
3. Langkah Ketiga
Memberikan perkiraan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang
dihasilkan dari penguraian lingkup proyek, seperti tersebut pada langkah
pertama. Terdapat perbedaan pokok dalam memperkirakan kurun waktu
kegiatan antara CPM dan PERT. Yang pertama menggunakan angka perkiraan
21
tersebut dapat dimulai, karena menurut aturan dasar jaringan kerja, suatu kegiatan
baru dapat dimulai bila kegiatan terdahulu telah selesai.
TL = L
Waktu paling akhir peristiwa boleh terjadi ( Latest allowable event), yaitu waktu
paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.
ES
Waktu mulai paling awal suatu kegiatan (Earliest Start Time).
EF
Waktu selesai paling awal suatu kegiatan (Earliest Finish Time). Bila hanya ada
satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu adalah ES kegiatan
berikutnya.
LS
Waktu paling akhir kegiatan boleh mulai (Latest Allowable Start Time). Adalah
waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek scr
keseluruhan.
LF
Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai ( Latest Allowable Finish Time ).
Hitungan Maju
Dalam mengidentifikasi jalur kritis dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju.
Pertama-tama kita harus mengingat aturan dalam menyusun jaringan kerja berikut
ini :
Aturan 1 :
Kecuali kegiatan awal, suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang
mendahuluinya (Predecessor) telah selesai. Berlaku pengertian bahwa waktu
paling awal peristiwa terjadi adalah 0 atau E(1) = 0. Aturan selanjutnya utk
hitungan maju adalah sebagai berikut
Aturan 2 :
Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling
awal, ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan,
EF = ES + D atau EF ( i- j ) = ES (i – j) + D (i-j)
23
Aturan 4:
Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama dengan waktu selesai paling
akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan, atau
LS = LF – D
Jadi, utk kegiatan 5 – 6 dihasilkan :
LS(5 – 6 ) = LF( 5 – 6 ) – D atau 16 – 3 = 13
Selanjutnya, bila kegiatan 5 – 6 dimulai pd hari ke 13, maka diartikan bahwa
kedua kegiatan Yang mendahuluinya harus diselesaikan pada hari ke 13 juga.
Oleh karena itu LF dari kegiatan 4 – 5 & 3 – 5 adalah sama dengan LS dari
kegiatan 5 – 6 , yaitu hari ke 13. Maka dapat dihasilkan angka- angka berikut ini :
Kegiatan 4 – 5 , LS (4 – 5 ) = LF ( 4 – 5) – D = 13 – 6 = 7.
Kegiatan 3 – 5 , LS (3 – 5 ) = LF ( 3 – 5 ) – D = 13 – 4 = 9.
Kegiatan 2 – 4 , LS ( 2 – 4 ) = LF ( 2 – 4 ) – D = 7 – 5 = 2.
Kegiatan 2 – 3 , LS (2 – 3 ) = LF ( 2 – 3 ) – D = 9 – 3 = 6.
Dengan meninjau peristiwa/ node 2, dimana terdapat kegiatan yang “ memecah”
menjadi dua Atau lebih, berlaku aturan berikut ini :
Aturan 5:
Bila suatu kegiatan memiliki (memecah menjadi) 2 atau lebih kegiatan – kegiatan
berikutnya (successor), maka waktu selesai paling akhir (LF) dari kegiatan adalah
adalah sama dengan waktu Mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang
terkecil.
Bila LS(b) < LS( c ) < LS(d) , maka LF(a) = LS(b).
Maka dihasilkan LF ( 1 – 2 ) = LS ( 2 – 4 ) = 2.
Kegiatan 1 – 2 , LS( 1 – 2 ) = LF ( 1 – 2 ) – D = 2 – 2 = 0.
25
Aturan dasar CPM mengatakan bahwa suatu aktivitas boleh dimulai setelah
pekerjaan terdahulu (Predecessor) selesai, maka untuk proyek dalam rangkaian
kegiatan yang tumpang tindih (overlapping) dan berulang-ulang akan
memerlukan garis dummy yang banyak sekali, sehingga tidak praktis dan
kompleks. (Iman Soeharto1999:279).
Kegiatan dan peristiwa pada PDM ditulis dalam node yang berbentuk kotak
segiempat. Definisi kegiatan dan peristiwa sama seperti pada CPM. Hanya perlu
ditekankan di sini bahwa dalam PDM kotak tersebut menandai suatu kegiatan,
dengan demikian harus dicantumkan identitas kegiatan dan kurun waktunya.
Adapun peristiwa merupakan ujung-ujung kegiatan. Setiap node mempunyai dua
peristiwa yaitu peristiwa awal dan peristiwa akhir. Ruang dalam node dibagi
menjadi kompartemen-kompartemen kecil yang berisi keterangan spesifik dari
kegiatan dan peristiwa yang bersangkutan dan dinamakan atribut. Pengaturan
denah (layout) kompartemen dan macam serta jumlah atribut yang hendak
dicantumkan bervariasi sesuai keperluan dan keinginan pemakai. Beberapa atribut
yang sering dicantumkan diantaranya adalah kurun waktu kegiatan (D), identitas
kegiatan (nomor dan nama), mulai selesainya kegiatan (ES, LS, EF, LF, dan lain-
lain).
Nomor Urut
ES Nama Kegiatan Kurun Waktu (D) EF
LS (tanggal) (tanggal) LF
26
FS(i-j)=a
2. Konstain Mulai ke Mulai – SS
Memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan
mulainya kegiatan terdahulu. Atau SS(i-j) = b yang berarti suatu kegiatan (j)
mulai setelah b hari kegiatan terdahulu (i) mulai. Konstain semacam ini terjadi
bila sebelum kegiatan terdahulu selesai 100 persen, maka kegiatan (j) boleh mulai
setelah bagian tertentu dari kegiatan (i) selesai. Besar angka b tidak boleh
melebihi angka kurun waktu kegiatan tedahulu, karena per definisi b adalah
sebagaian dari kurun waktu kegiatan tedahulu. Jadi, di sini terjadi kegiatan
tumpang tindih.
Kegiatan (i)
SS(i-j) = b
Kegiatan (j)
misalkan selesai nya kegiatan (i) terlambat, maka selesainya kegiatan (j) ikut
terlambat.
Kegiatan (i)
FF(i-j) = c
Kegiatan (j)
Kegiatan (j)
Kegiatan (i)
SF(i-j) = d
Kegiatan I Kegiatan II
Kegiatan III
Gambar 13-24a satu kegiatan mempunyai hubungan konstain dengan lebih dari satu
kegiatan yang berbeda.
Kegiatan I Kegiatan II
Jadi mulailah kegiatan yang satu tidak menunggu kegiatan yang lain selesai
100%.
0 4 10 17
Gambar 13-25b kegiatan tumpang tindih, penyelesaian proyek total = 17
Bila gambar 13c-6b disajikan dengan PDM/AON akan terlihat seperti gambar 13-
25c. Penyelesaian proyek total = 17 hari.
No. 1
No. 2
0 Mt 6 6
4 Mp 9 13
0 6
4 13 No. 3
10 Mk 7 17
SS(1-2)=4 SS(2-3)=6
10 17
Gambar 13-25c kegiatan seperti pada gambar 13-25a/b disusun menjadi PDM/AON.
Penyelesaian total=17
d. Identifikasi jalur kritis
Dengan adanya parameter yang bertambah banyak, perhitungan untuk
mengidentifikasi kegiatan dan jalur kritis akan lebih kompleks karena semakin
banyak faktor yang perlu diperhatikan. Untuk maksut tersebut, dikerjakan analisis
serupa dengan metode AOA/CPM, dengan memperhatikan konstrain yang terkai,
seperti terlihat pada gambar 13-26.
31
SS(i-j)
(i)
- Keterangan D(i) -
ES EF
(j)
FS(i-j)
- Keterangan D(i) -
ES EF
FF(i-j)
SF(i-j)
Hitungan maju
Berlaku dan ditujukan untuk hal-halsebagai berikut.
Menghasilkan ES, EF dan kurun waktu penyelesaian proyek.
Diambil angka ES terbesar bila lebih satu kegiatan bergabung.
Notasi (i) bagi kegiatan terdahulu (predecessor) dan (j) kegiatan yang sedang
ditinjau.
Waktu awal dianggap nol.
1. Waktu mulai paling awal dari kegiatan yang ditinjau ES(j), adalah sama
dengan angka terbesar dari jumlah angka kegiatan terdahulunya ES(i) atau
EF(j) ditambah konstrain yang besangkutan. Karena terdapat empat
konstrain,maka bila ditulis dengan rumus menjadi:
ES(j)= pilih angka terbesar dari ES(i)+ SS(i-j) atau
ES(i) + SF(i-j) atau
EF(i) + FS(i-j) atau EF(i) + FF(i-j)-D(j)
2. Angka waktu selesai paling awal kegiatan yang sedang ditinjau EF(j), adalah
sama dengan angka waktu mulai paling awal kegiatan tersebut ES(j), ditambah
kurun waktu kegiatan yang bersangkutan D(j). Atau ditulis dengan rumus,
menjadi:
EF(J) = ES(J) + D(j)
32
Hitung mundur
Berlaku dan ditujukan untuk hal-hal sebagai berikut:
Menentukan LS, LF dan kurun waktu float.
Bila lebih dari satu kegiatan bergabung diambil angka LS terkecil.
Notasi (i) bagi kegiatan yang sedang ditinjau sedangkan (j) adalah kegiatan
berikut nya.
i. Hitung LF(i),waktu selesai paling akhir kegiatan (i) yang sedang
ditinjau,yang merupakan angka terkecil dari jumlah kegiatan LS dan LF
plus konstrain yang bersangkutan.
ii. Waktu mulai paling akhir kegiatan yang sedang ditijau LS(i), adalah sama
dengan waktu selesai paling akhir kegiatan tersebut LF(i), dikurangi kurun
waktu yang bersangkutan.atau
LS(i) = LF(i) – D(i)
Tabel 13-16 Data proyek terdiri dari enam kegiatan yang diminta untuk disusun dalam
bentuk PDM.
No Nama Kegiatan Kurun Waktu Konstrain
(D)
1 A 5 -
2 B 6 SS(1-2) = 3
3 C 6 FS(1-3) = 2
FF(2-3) = 2
4 D 7 SF(2-4) = 11
5 E 6 FS(2-5) = 1
SF(3-5) = 9
SS(4-5) = 4
6 F 8 SS(5-6) = 5
Diminta menyusun jaringan PDM, menentukan jalur kritis dan kurun waktu
penyelesaian proyek.
Untuk menjawab soal diatas dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membuat denah node sesuai dengan jumlah kegiatan. Jadi, dalam hal ini akan
terdapat enam node, dengan kurun waktu yang bersangkutan.
2. Menghubungkan node-node tersebut dengan anak panah sesuai dengan
ketergantungan dan konstrain.
3. Menyelesaikan diagram PDM dengan melengkapi atribut dan simbul yang
diperlukan.
4. Menghitung ES, EF, LS, dan LF untuk mengidentifikasi kegiatan kritis, jalur
kritis, float, dan waktu penyelesaian proyek.
Kegiatan D
LF(4) = LS(5) – SS(4 - 5) + D(D) = 11 – 4 + 7 = 14
LS(4) = LF(4) – D(D) = 14 – 7 = 7
Kegiatan C
LF(3) = LF(5) – SF(3 -5) + D(C)= 17 – 9 + 6 = 14
LS(3) = LF(3) – D(C) = 14 – 6 = 8
Kegiatan B
LF(2) = LF(3) – FF(2 - 3) = 14 – 2 =12
LF(2) = LS(2) – FS(2 - 5) = 11 – 1 =10
LF(2) = LF(4) – SF(2 - 4) + D(B)= 14 – 11 + 6 = 9
Dipakai angka yang terkecil yaitu LF(2) = 9 LS(2) = LF(2) = D(B) = 9 – 6 = 3
Kegiatan A
LF (1) = LS(2) – SS(1 -2) + D(A) = 3 – 3 + 5 = 5
LF(1) = LS(3) – FS(1 - 3) = 8 – 2 = 6
Dipakai angka terkecil yaitu LF(1) = 5
LS(1) = LF(1) – D(A) = 5 – 5 = 0
Akhir nya, setelah angka-angka ES, EF, LS, dan EF dimasukkan kedalam node
yang bersangkutan, maka diperoleh diagram PDM yang lengkap seperti pada
gambar 13-30.
Jalur kritis dan float
Kegiatan C bukanlah kegiatan kritis karena LS tidak sama besar dengan ES,
demikian juga LF tidak sama besar dengan EF. Float kegiatan C = LF(3) LS – ES
= 14 – 13 = 8 -7 = 1.jalur kritis mengikuti rangkaian kegiatan dengan konstrain
sebagai berikut.
A SS(1-2) B SF(2-4)
0 +3 0 +11
D SS(4-5) E SS(5-6) F
-7 +4 0 +5 8= 24
Terlihat bahwa angka 24 hari lebih kecil dari pada angka masing-masing kegiatan
kritis bila dijumlahkan (5 + 6 + 7 + 6 + 8 = 32). Hal ini karena kegiatan-kegiatan
tersebut tumpang tindih.
36
Interupsi Kegiatan
Oleh karena alasan tertentu, dalam PDM kadang-kadang dijumpai suatu kegiatan
dihentikan dan pelaksanaan selanjutnya dari sisi kegiatan tersebut ditunda. Hal ini
dikenal sebagai splitting atau intrupsi. Contoh dibawah ini menjelaskan hal
tersebut.
Menggali tanah Meletakan Pipa
1 2 3
(Mp) (Mt)
Gambar 13-31a proyek terdiri dari dua kegiatan, yaitu menggali tanah dan meletakan
pipa.
Kedua kegiatan menggali tanah dan meletakkan pipa dikerjakan secara tumpang
tindih mengikuti konstrain antara keduanya. Penyajian denganPDM pada gambar
13-31b dan analisis selanjutnya dengan CPM/AOA pada gambar 13-31c, akan
mengungkapkan beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu adanya interupsi
pada pekerjaan memasang pipa 4-5-6. Ini disebabkan karena konstrain SS(1 - 2) =
3, sehingga pekerjaan meletakkan pipa harus dimulai 3 hari (bila dipakai hari
sebagai satuan waktu) setelah pekerjan menggali tanah mulai. Jadi, konstrain ini
menentukan kedudukan peristiwa E(4). Adapun konstrain lain, yaitu FF(1 - 2)
menentukan kedudukan E(6), dimana pekerjaan memasang pipa harus selesai 4
hari setelah pekerjaan menggali tanah selesai E(3). Sehingga peristiwa E(6) jatuh
pada hari ke- 15 (11 + 4), dan peristiwa E(5) yang waktunya sama dengan E(3),
haruslah terjadi pada hari ke-11. Akibatnya, memasang pipa 4-5-6 mengalami
penundaan atau berhenti selama 3 hari (15 – 5 – 4 – 3 = 3). Pada contoh diatas
jalur kritis adalah 1 – 2 – 3 – 5 – 6 dengan total waktu 15 hari.umum nya
dikatakan konterupsi terhadap kegiatan yang bersangkutan menghasilkan EF dan
ES atau LF dan LS, yang perbedaan nya melebihi kurun waktu kegiatan
tersebut.untuk contoh di atas, hal ini terlihat konstrain-konstrain FF(1 - 2)
menentukan EF dan SS(1 - 2) menentukan ES pekerjaan meletakkan pipa, dimana
angka EF – ES = 15 – 3 = 12 lebih besar dari kurun waktu pekerjaan yang
besangkutan (= 9). Dan ini mengakibatkan intrupsi selama 12 – 9 = 3 hari.
37
Mulai
Observasi
Studi Literatur
Perumusan Masalah
Analisis
Selesai
40
41
3.2.4. Analisis
Setelah melakukan pengolahan data, kemudian penulis melakukan analisis
terhadap data yang sudah diolah. Analisis dilakukan untuk mengetahui
aktivitasmana yang mengalami kenaikan biaya akibat pemendekan waktu dilihat
dari lintasan kritis, berdasarkan data yang telah didapat oleh penulis dari
perusahaan.
3.2.5. Kesimpulan dan Saran
Pada tahap ini penulis melakukan kesimpulan terhadap hasil pengolahan data dan
analisis, kemudian memberikan saran kepada perusahaan yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
Bab 4
Pengumpulan Dan Pengolahan Data
PPK.12 Pendayagunaan Air Tanah bergerak di bidang irigasi dan air tanah, untuk
penyediaan air irigasi dari air tanah yang semakin meningkat maka Pemerintah
dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Sumber Daya Air melalui
Proyek Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk – Cisanggarung Satker Pelaksana
Jaringan Pemanfaatan Air Cimanuk – Cisanggarung PPK.12 Pendayagunaan Air
Tanah sejak tahun 1989 mengusahakan peningkatan pemanfaatan dan
pengembangan air tanah.
Pemanfataan air tanah di PPK.12 Pendayagunaan Air Tanah ini terdiri dari 6
Kabupaten yang telah mengembangkan sistem irigasi air tanah serta telah
dimanfaatkan oleh petani. Dalam hal pengelolaannya oleh Pemerintah diserahkan
kepada P3AT (Perkumpulan Petani Pemakai Air Tanah). Pemanfaatan air tanah
untuk kebutuhan irigasi dan penyediaan air bersih untuk keperluan rumah tangga
di Propinsi Jawa Barat telah dikembangkan dengan tujuan meningkatkan
44
45
produktifitas pertanian pada lahan-lahan kering yang sulit terjangkau oleh irigasi
permukaan, khususnya pada musim kemarau. Pada lahan-lahan kering tersebut air
tanah adalah alternatif terbaik dibandingkan dengan sistem irigasi tadah hujan,
demikian pula penyediaan air bersih untuk keperluan rumah tangga.
BULAN
BOBOT APRIL
JENIS PEKERJAAN
% MINGGU
I II III IV
PEKERJAAN RUMAH POMPA
Galian tanah pondasi 0,58 0,58
Timbunan tanah kembali 0,32 0,32
Urugan pasir 0,59 0,59
Pasangan batu kali 1 Pc : 4 Ps 10,02 10,02
Pasangan beton bertulang 1 Pc : 2 Ps : 3
11,44 11,44
Kr
Timbunan tanah (halaman) dipadatkan 13,07 13,07
Pasangan beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr 3,47 3,47
Pasangan bata merah 1 Pc : 4 Ps 4,58 4,58
Plesteran Trasram 1 Pc : 2 Ps 5,14 5,14
Plesteran 1 Pc : 3 Ps 7,30 7,30
Pasang Rooster 2,60 2,60
Pasang rangka atap kayu kamper 0,20 0,20
Pasang atap seng gelombang (BJLS 30) 4,76 4,76
Pasang kusen pintu kayu kamper 3,05 3,05
Pasang daun pintu kayu kamper 9,59 9,59
Pasang engsel pintu 0,84 0,84
Pasang gerendel pintu 0,16 0,16
Pasang kunci tanam 0,69 0,69
Pasang kunci gembok 1,95 1,95
Pasang Lisplank ukr. 2/20 2,16 2,16
Pengecatan tembok 9,38 9,38
Pengecatan kayu 3,48 3,48
Pasang papan nama dari kayu kamper 3,24 3,24
tinngi 2.5 m ukr. (1.20x0.90) tebal 3 cm.
Pasang Tralis Pintu dan Tralis Roster 1,40 1,40
47
KODE
NO URAIAN PEKERJAAN
AKTIVITAS
A PEKERJAAN GALIAN TANAH
1 Galian Tanah Pondasi A1
2 Timbunan Tanah Kembali A2
3 Timbunan Tanah (Halaman) Dipadatkan A3
B PEKERJAAN PONDASI
1 Urugan Pasir B1
2 Pasangan Batu Kali 1 Pc : 4 Ps B2
C PEKERJAAN BETON BERTULANG
1 Pasangan Beton Bertulang 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr C1
2 Pasangan Beton Tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr C2
D PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
1 Pasangan Bata Merah 1 Pc : 4 Ps D1
2 Plesteran Trasram 1 Pc : 2 Ps D2
3 Plesteran 1 Pc : 3 Ps D3
E PEKERJAAN KUSEN
1 Pasang Rooster, Pasang Rangka Atap Kayu Kamper E1
7. Pekerjaan Finishing
a. Pasang Papan Nama Dari Kayu Kamper Tinggi 2.5 m Ukuran (1.20x0.90) Tebal
3 cm.
Harga Satuan
No Uraian Pekerjaan Satuan
(RP)
I Harga Upah
1 Pekerja Org/hr Rp32.000,00
2 Mandor Org/hr Rp50.000,00
Tukang Batu, Kayu, Besi, Cat,
3 Las Org/hr Rp42.000,00
4 Kepala Tukang Org/hr Rp45.000,00
II Harga Alat & Bahan
1 Batu Kali Rp115.740,00
2 Kerikil m3 Rp128.400,00
3 Pasir Beton m3 Rp137.624,00
4 Pasir Pasang m3 Rp120.000,00
5 Pasir Urug m3 Rp93.600,00
6 Tanah Urug m3 Rp45.577,00
7 Bata Merah buah Rp390,00
8 Semen Portland (PC) 50kg zak Rp57.000,00
9 Roster Merah Bakar buah Rp4.000,00
10 Kayu Kamper m3 Rp7.425.000,00
11 Plamur kg Rp21.000,00
12 Dempul kg Rp28.000,00
13 Ampelas lbr Rp3.500,00
14 Cat Tembok kg Rp18.000,00
15 Cat Kayu kg Rp42.000,00
16 Cat Meni kg Rp22.000,00
17 Minyak Cat kg Rp12.000,00
18 Kunci Gembok stel Rp87.000,00
19 Kunci Pintu Tanam stel Rp110.000,00
20 Grendel Pintu stel Rp8.000,00
21 Engsel Pintu stel Rp25.000,00
22 Paku kg Rp15.000,00
23 Paku Seng buah Rp600,00
24 Seng Gelombang (BJLS 30) lbr Rp41.000,00
25 Koas buah Rp9.000,00
26 Kranjang bh Rp15.000,00
27 Setamper unit/hari Rp200.000,00
52
KODE DURASI
NO URAIAN PEKERJAAN (HARI)
AKTIVITAS
A PEKERJAAN GALIAN TANAH
1 Galian Tanah Pondasi A1 3
2 Timbunan Tanah Kembali A2 2
3 Timbunan Tanah (Halaman) Dipadatkan A3 3
B PEKERJAAN PONDASI
1 Urugan Pasir B1 3
2 Pasangan Batu Kali 1 Pc : 4 Ps B2 2
C PEKERJAAN BETON BERTULANG
1 Pasangan Beton Bertulang 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr C1 3
2 Pasangan Beton Tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr C2 3
D PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
1 Pasangan Bata Merah 1 Pc : 4 Ps D1 3
2 Plesteran Trasram 1 Pc : 2 Ps D2 2
3 Plesteran 1 Pc : 3 Ps D3 2
E PEKERJAAN KUSEN
1 Pasang Rooster, Pasang Rangka Atap Kayu Kamper E1 1
Untuk menghitung waktu penyelesaian atau waktu tercepat dari jaringan kerja
menggunakan dua macam perhitungan maju dan perhitungan mundur dengan
simbol yang digunakan adalah sebagai berikut:
D : Durasi Kegiatan
EET : Waktu mulai paling cepat
LET : Waktu selesai paling akhir
TF : Total Float
FF : Free Float
Penyelesaian:
EETj = EETi+Durasi TF = LETi-Durasi-EETi
LETi= LETj-Durasi FF = EETj-Durasi
4.2.3.b. Gantt Chart Perencanaan Proyek Pembangunan Rumah Pompa Berbasis CPM
Tabel 4.9. Gantt Chart Perencanaan Proyek Pembangunan Rumah Pompa Berbasis CPM.
58
Untuk menghitung waktu penyelesaian atau waktu tercepat dari jaringan kerja
menggunakan dua macam perhitungan maju dan perhitungan mundur dengan
simbol yang digunakan adalah sebagai berikut:
D : Durasi Kegiatan
ES : Waktu mulai paling cepat
EF : Waktu selesai paling cepat
LS : Waktu mulai paling lambat
LF : Waktu selesai paling lambat
Penyelesaian :
a. Perhitungan maju
ESj= ESi+SSij
EFj= ESi+Dj
b. Peritungan mundur
LSi = LFi-Di
LFi = LSi-SSi+Di
Tabel 4.11. Contoh perhitungan pembuatan jaringan kerja dengan metode PDM.
ES= EF= LS= LF=
N DURASI AKT
KEG JENIS ESi+ ESi+ LFi- LS- LF-ES STATUS
O (HARI) PEND
SSij Di Di SSij+Di
1 A1 3 - - 0 3 0 3 3 KRITIS
2 A2 2 A1 SSA1.A2=2 2 4 2 4 2 KRITIS
A1, SSA1.A3=2,
3 A3 3 2 5 2 5 3 KRITIS
A2 SSA2.A3=0
4 B1 3 A3 SSA3.B1=2 4 7 4 7 3 KRITIS
5 B2 2 B1 SSB1.B2=1 5 7 5 7 2 KRITIS
6 C1 3 B2 SSB2.C1=1 6 9 6 9 3 KRITIS
7 C2 3 C1 SSC1.C2=2 8 11 8 11 3 KRITIS
8 D1 3 C2 SSC2.D1=2 10 13 10 13 3 KRITIS
9 D2 2 D1 SSD1.D2=2 12 14 12 14 2 KRITIS
10 D3 2 D2 SSD2.D3=1 13 15 13 15 2 KRITIS
11 E1 1 D3 SSD3.E1=1 14 15 14 15 1 KRITIS
12 E2 1 E1 SSE1.E2=1 15 16 15 16 1 KRITIS
13 E3 1 E2 SSE2.E3=1 16 17 16 17 1 KRITIS
14 F1 3 E3 SSE3.F1=1 17 20 17 20 3 KRITIS
E3, SSE3.F2=1,
15 F2 3 17 20 17 20 3 KRITIS
F1 SSF1.F2=0
F1, SSF1.G1=2,
16 G1 1 19 20 19 20 1 KRITIS
F2 SSF2.G1=2
LFj = LSi-SSi+Di
LFE1 = 15 - 1 + 1 = 15
Untuk menentukan kegiatan yang bersifat KRITIS dan kemudian menentukan JALUR
KRITIS ditandai oleh beberapa keadaan sebagai berikut:
Earlist Start (ES) = Latest Start (LS)
Earlist Finish (Ef) = Latest Finish (LF)
Latest Finish (LF) - Earlist Start (ES) = Duras Kegiatan
Hasil dari pengolahan data pada jaringan kerja PDM, JALUR KRITIS yang
diperoleh yaitu pada kegiatan No A1 s/d G1 yang artinya jalur ini terletak
kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan
keterlambatan proyek secara keseluruhan.
63
4.2.4.b. Gantt Chart Perencanaan Proyek Pembangunan Rumah Pompa Berbasis PDM
Tabel 4.12. Gantt Chart Perencanaan Proyek Pembangunan Rumah Pompa Berbasis Metode PDM.
64
4.2.4.c. Time schedule dan Kurva S Perencanaan Proyek Pembangunan Rumah Pompa
Tabel 4.13. Time schedule Perencanaan Proyek Pembangunan Rumah Pompa.
65
Page 1
A A1 A2
Start: 01/ 04/ 09 I D: 1 Start: 01/ 04/ 09 I D: 2 Start: 03/ 04/ 09 I D: 3
Finish: 06/ 04/ 09 Dur: 5 days Finish: 03/ 04/ 09 Dur: 3 days Finish: 04/ 04/ 09 Dur: 2 days
Comp: 0% Res: Pekerj a; Mandor Res: Pekerj a; Mandor
A3
Start: 03/ 04/ 09 I D: 4
Finish: 06/ 04/ 09 Dur: 3 days
Res: Pekerj a; Mandor; Tanah Urug[ 1
B B1 B2
Start: 06/ 04/ 09 I D: 5 Start: 06/ 04/ 09 I D: 6 Start: 07/ 04/ 09 I D: 7
Finish: 08/ 04/ 09 Dur: 3 days Finish: 08/ 04/ 09 Dur: 3 days Finish: 08/ 04/ 09 Dur: 2 days
Comp: 0% Res: Pekerj a; Mandor; Pasir Urug[ 1 m Res: Pekerj a; Tukang Batu; Kepala Tu
C C1
Start: 08/ 04/ 09 I D: 8 Start: 08/ 04/ 09 I D: 9
Finish: 13/ 04/ 09 Dur: 5 days Finish: 10/ 04/ 09 Dur: 3 days
Comp: 0% Res: Pekerj a; Tukang Kayu; Kepala Tu
D
Start: 13/ 04/ 09 I D: 11
Finish: 17/ 04/ 09 Dur: 5 days
Comp: 0%
E
Start: 17/ 04/ 09 I D: 15
Finish: 20/ 04/ 09 Dur: 3 days
Comp: 0%
F
Start: 21/ 04/ 09 I D: 19
Finish: 23/ 04/ 09 Dur: 3 days
Comp: 0%
G
Start: 23/ 04/ 09 I D: 22
Finish: 23/ 04/ 09 Dur: 1 day
Comp: 0%
Page 1
C2
Start: 10/ 04/ 09 I D: 10
Finish: 13/ 04/ 09 Dur: 3 days
Res: Pekerj a; Tukang Batu; Kepala Tu
D1 D2 D3
Start: 13/ 04/ 09 I D: 12 Start: 15/ 04/ 09 I D: 13 Start: 16/ 04/ 09 I D: 14
Finish: 15/ 04/ 09 Dur: 3 days Finish: 16/ 04/ 09 Dur: 2 days Finish: 17/ 04/ 09 Dur: 2 days
Res: Pekerj a; Tukang Batu; Kepala Tu Res: Pekerj a; Tukang Batu; Kepala Tu Res: Pekerj a; Tukang Batu; Kepala Tu
E1 E2 E3
Start: 17/ 04/ 09 I D: 16 Start: 18/ 04/ 09 I D: 17 Start: 20/ 04/ 09 I D: 18
Finish: 17/ 04/ 09 Dur: 1 day Finish: 18/ 04/ 09 Dur: 1 day Finish: 20/ 04/ 09 Dur: 1 day
Res: Pekerj a; Tukang Batu; Kepala Tu Res: Pekerj a; Tukang Kayu; Kepala Tu Res: Pekerj a; Tukang Kayu; Kepala Tu
Page 2
F1 F2
Start: 21/ 04/ 09 I D: 20 Start: 21/ 04/ 09 I D: 21
Finish: 23/ 04/ 09 Dur: 3 days Finish: 23/ 04/ 09 Dur: 3 days
Res: Pekerj a; Tukang Cat; Kepala Tuk Res: Pekerj a; Tukang Cat; Kepala Tuk
G1
Start: 23/ 04/ 09 I D: 23
Finish: 23/ 04/ 09 Dur: 1 day
Res: Pekerj a; Tukang Kayu; Kepala Tu
Page 3
Critical Critical Milestone Critical Summary Critical Inserted Critical Marked Critical External Project Summary Highlighted Noncritical
Project: PDM 100%
Date: Tue 16/08/11
Noncritical Milestone Summary Inserted Marked External Highlighted Critical
Page 4
PDM 100%
06 Apr '09 13 Apr '09 20 Apr '09
W T F S S M T W T F S S M T W T F S S M T W T
300%
250%
200%
150%
100%
50%
Peak Units: 100% 100% 300% 200% 200% 200% 300% 100% 200% 100% 200% 100% 200% 200% 200% 100% 100% 200% 200% 300%
Page 1
PDM 100%
06 Apr '09 13 Apr '09 20 Apr '09
W T F S S M T W T F S S M T W T F S S M T W T
300%
250%
200%
150%
100%
50%
Peak Units: 100% 100% 300% 200% 200% 200% 300% 100% 200% 100% 200% 100% 200% 200% 200% 100% 100% 200% 200% 300%
Page 1
PDM 100%
06 Apr '09 13 Apr '09 20 Apr '09
W T F S S M T W T F S S M T W T F S S M T W T
200%
180%
160%
140%
120%
100%
80%
60%
40%
20%
Peak Units: 100% 100% 100% 100% 200% 100% 200% 200% 200%
Page 1
PDM 100%
06 Apr '09 13 Apr '09 20 Apr '09
W T F S S M T W T F S S M T W T F S S M T W T
200%
180%
160%
140%
120%
100%
80%
60%
40%
20%
Page 1
PDM 100%
06 Apr '09 13 Apr '09 20 Apr '09
W T F S S M T W T F S S M T W T F S S M T W T
200%
180%
160%
140%
120%
100%
80%
60%
40%
20%
Page 1