Anda di halaman 1dari 7

PAPER

DASAR-DASAR ILMU TANAH

“Unsur Hara Mn”

Disusun Oleh:
Annisa Abdul Salam
E 321 17 327

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap tanaman memiliki kebutuhan unsur hara yang berbeda-beda. Unsur
hara ini terbagi menjadi dua yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur
hara makro terdiri dari Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca),
Magnesium (Mg), Belerang (S), yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah
besar. Sedangkan unsur hara mikro terdiri dari Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B),
Molibdenum (Mo), Tembaga/cuprum (Cu), Seng (Zn) danKlor (Cl), Natrium (Na),
Cobalt (Co), Silicon (Si), Nikel (Ni) yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
sedikit. Walaupun unsur hara mikro dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun
keberadaannya harus tetap ada dan mempengaruhi pertumbuhan tanama jika tidak
tersedia bagi tanaman.
Baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro keberadaannya tidak dapat
diganti dengan unsur hara lain sehingga keberadaannya harus tetap ada.
Kekurangan suatu unsur hara dapat berakibat buruk terhadap pertumbuhannya
sedangkan kelebihan unsur hara dapat mengakibatkan keracunan bagi tanaman.
Untuk menghindari kelebihan dan kekurangan unsur hara maka harus diketahui
gejala-gejala yang tampak secara visual dari tanaman tersebut, sehingga jika terjadi
masalah pada tanaman berupa kekurangan atau kelebihan unsur hara dapat diatasi
dengan baik dan benar.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui kadar Mn dalam tanah, apa saja jenis pupuk yang
mengandung unsur Mn, serta gejala kekurangan dan kelebihan unsur hara Mangan
(Mn),
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Unsur Hara Mangan (Mn)


Mangan merupakan unsur logam yang termasuk golongan VII, dengan
berat atom 54,93, titik lebur 1247ºC, dan titik didihnya 2032ºC. Mangan
merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu
banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai
koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme
nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat
reduktase sehingga tunbuhan yang mengalami kekurangan mangan memerlukan
sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan mangan dalam fotosintesis berkaitan
dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannya menjadi hidrogen dan
oksigen.
Mangan dapat diperoleh tanaman dalam beberapa bentuk dan cara:
1. Mineral pirolusit diserap dalam bentuk (MnO2)
2. Manganit diserap dalam bentuk (MnO(OH))
3. Braunit diserap dalam bentuk (MnSiO2)
4. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
Mangan diserap oleh tanaman sebagai ion Mn2+ bebas dari larutan tanah.
Mangan mudah menyatu dengan ion organik tanaman dan mikroba sintetis. Namun,
kompleks yang terbentuk dengan mikroba sintetis umumnya dianggap lebih lambat
diserap oleh akar dari kation bebas. Penyerapan mangan oleh akar dicirikan oleh
serapan bifase. Tahap awal dan cepat serapan adalah reversibel dan nonmetabolic,
dengan Mn2+ dan Ca2+ dipertukarkan secara bebas. Pada tahap awal, mangan
muncul untuk teradsorpsi oleh konstituen dinding sel-sel akar ruang apoplastic.
Tahap kedua adalah lambat; mangan kurang siap ditukar, dan serapan yang
tergantung pada metabolisme. Mangan diserap ke symplast selama fase ini lebih
lambat namun, ketergantungan persentase penyerapan mangan pada metabolisme
tidak jelas.
Serapan dari mangan tidak muncul untuk dikontrol ketat, tidak seperti nutrisi
utama ion. Percobaan kinetik telah memperkirakan penyerapan mangan berada di
tingkat 100 sampai 1000 kali lebih besar dari kebutuhan tanaman. Hal ini mungkin
karena kapasitas yang tinggi dan saluran pembawa ion dalam transportasi ion
mangan melalui membran plasma dengan kecepatan beberapa ratus hingga
beberapa juta ion per detik per molekul protein.

2. 2 Mn Dalam Tanah
1. Berupa mineral primer, lempung, oksida dan hidroksida
2. Larutan tanah: kelarutan Mn dikontrol oleh pH tanah, kondisi redoks dan
adsorpsi pada permukaan organik; sejumlah Mn2+ dijerap dalam bentuk
tertukar pada permukaan lempung; kebanyakan yang berada dalam larutan
tanah berbentuk khelat.
3. Kelarutan Mn: ditentukan oleh kelarutan MnO2, lebih terlarut pada pH
yang rendah dan potensi redoks rendah, MnO2 + 4H+ + 2e –> Mn2++ 2H2O,
kelarutan menurun 100 kali jika pH naik 1 unit, kenaikan pH meningkatkan
kompleksasi pada permukaan bahan organik padat.

2. 3 Kadar Mn dalam tanah


Sebagaimana dilaporkan oleh Swaine (1955) dalam Mengel dan Kirkby
(1982) bahwa kadar Mn dalam tanah pada umumnya berkisar antara 200 sampai
3.000 ppm (part per milion). Bentuk Mn dapat berupa Mn2+ atau mangaan oksida
baik bervalensi dua atau empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti
reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.
Mangan dibutuhkan dalam jumlah yang sangat sedikit (biasanya 50-250 ppm)
dan dapat meracun dalam konsentrasi yang berlebihan. Keracunan Mn Terjadi pada
tanah yang sangat masam. Hal ini dapat diatasi dengan pengapuran, untuk
mengurangi Mn yang tersedia. Tingginya kadar mangan dapat menurunkan kadar
auksin melalui aktivitas oksidasi IAA yang berlebihan.
2. 4 Jenis Pupuk Yang Mengandung Unsur Hara Mn
Jenis pupuk Daun yang mengandung unsur hara mikro (Mn) yaitu pupuk
daun. Jenis-jenis pupuk tersebut antara lain :
1. Pupuk Organik (di pasaran)
 Hi Grow Protect, Pupuk Lengkap Cair yang mengandung unsur hara essensial
baik unsur hara makro (N,P, K, Ca, Mg, S) maupun Mikro (Zn, Fe, Mn, Cu,
B, Mo, Cl) yang wajib dibutuhkan oleh tanaman apapun. BioIntra,
MultiTonik, Bayfolan, dll.
 Pupuk Super Bionik, merupakan pupuk organik cair alami berkualitas tinggi
dengan hasil ekstrasi berbagai limbah organik (limbah ternak, limbah
tanaman dan limbah alam lainnya) yang diproses berdasar teknologi
berwawasan lingkungan (bioteknologi). Super Bionik adalah terobosan
teknologi unggulan yg ramah lingkungan untuk meningkatkan dan
mempertahankan produktivitas.
 Pupuk Majemuk Lengkap Tablet (PMLT), merupakan pupuk majemuk yang
mengandung hara makro (N,P2O5, K2O, MgO, CaO, S) dan mikro (Fe, Mn,
B, Cu dan Zn) berbentuk tablet dengan formula spesifik lokasi atas dasar
kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman. Selain mengandung hara lengkap,
PMLT-Suburin bersifat lepas hara lambat dengan durasi kurang lebih 12
bulan, dll.
2. Pupuk Anorganik, contohnya : Gandasil B dan D, dll.

2. 5 Pengaruh Mn Terhadap Pertumbuhan Tanaman


Identifikasi Gejala defisiensi (kekurangan) mangan bersifat relatif, seringkali
defisiensi satu unsur hara bersamaan dengan kelebihan unsur hara lainnya. Gejala
dari defisiensi mangan memperlihatkan bintik nekrotik (jaringan mati) pada daun.
Kekurangan mangan ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara tulang-
tulang daun. Sedangkan tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian yang
menguning tersebut akan mati dan meninggalkan lubang-lubang berbentuk
memanjang. Kekurangan Mn sering terjadi sebagai akibat pemupukan Fe
berlebihan sehingga menyebabkan Mn menjadi tidak tersedia.
Gejala-gejala yang timbul bila kekurangan maupun kelebihan unsur Mn yaitu
sebagai berikut :
1. Gejala kekurangan unsur hara Mn bagi tanaman :
a. Mempengaruhi susunan kloroplasinaktivasi proses fotosintesis dalam
fotosistem II (Hill reaction)
b. Tanaman akan tumbuh kerdil
c. Pembentukan biji-bijian kurang baik
d. Perkembangan kuncup akan mengalami kegagalan.
e. Pada daun: pada daun tua akan terjadi klorosis, sedangkan pada daun muda
terdapat bercak keabu-abuan sampai kecoklatan, menguningnya daun
diantara tulang-tulang daun sedangkan daun tetap berwarna hijau. Terlihat
gejala berupa bintik nekrotik pada daun, jaringan-jaringan pada bagian daun
klorosis mati sehingga bagian tersebut mati,mengering, ada kalanya terus
mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi
 Pada tanaman berdaun lebar : klorosis pada daun mudanya mirip kekahatan
Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua.
 Pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-
garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda

Gambar 1. Gejala kekurangan unsur hara Mangan (Mn)


2. Gejala kelebihan unsur hara Mn bagi tanaman :
Pada dasarnya Mn dibutuhkan dalam jumlah sedikit, apabila kelebihan unsur
hara ini maka dapat menghambat proses sintesa klorofil.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Hara Mn merupakan hara mikro esensial bagi tanaman, karena walaupun
dibutuhkan dalam jumlah relatif sedikit, tetapi mutlak harus tersedia. Mangan
sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim.
Mangan berperan sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi
metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk
mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tunbuhan yang mengalami kekurangan
mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan mangan dalam
fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannya
menjadi hidrogen dan oksigen. Sumber Mangan diantaranya ada yang berasal dari
pelapukan batuan, melalui pemupukan, dan pelapukan bahan organik.
Kekurangan mangan ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara
tulang-tulang daun. Sedangkan tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian
yang menguning tersebut akan mati dan meninggalkan lubang-lubang berbentuk
memanjang. Sedangkan kelebihan unsur hara ini dapat menghambat proses sintesa
klorofil.

Anda mungkin juga menyukai