Pada penampilan luka yang meragukan, penemuan enzim amilase pada luka dapat
memastikan bahwa luka tersebut merupakan bekas gigitan. Sebagai tambahan, penelitian
terakhir menunjukkan bahwa saliva juga mengandung sel sel epitel dari permukaan dalam
bibir dan mukosa mulut, serta leukosit dari cairan atau jaringan gusi. Sel-sel ini dapat menjadi
sumber bukti DNA.
2. Fotografi
Bekas gigitan dan luka memar dan berubah dalam beberapa waktu, terutama pada
korban hidup, tetapi juga terjadi pada korban mati, sehingga penting untuk melakukan
fotografi serial tiap interval waktu tertentu.
Pada kasus yang melibatkan baik korban hidup maupun korban mati, suatu cetakan
akurat permukaan kulit dapat diperoleh dengan menggunakan bahan-bahan impresi gigi.
4. Pelepasan Jaringan
Pada kasus yang melibatkan korban meninggal, kulit korban dapat diambil dan
diawetkan. Hal ini sangat penting untuk mempertahakan kulit dalam bentuk anatomis aslinya
dan menghindari distorsi atau kerusakan pada pola bekas gigitan tersebut. Para dokter gigi
forensik, menyetujui bahwa penggunaan cincin acrylic yang dapat mempertahankan bentuk
anatomis tubuh pada area gigitan adalah metode terbaik untuk meminimalisasi pengerutan
dan distorsi kulit