Anda di halaman 1dari 9

DIAKNOSA KLINIK

TUGAS

NATASHA IMANUELLE
1609010029

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS KEDKOTERAN HEWAN
2018
Gambar Anjing Berdiri Tegak

Gambar Kucing berdiri Tegak


1. Fungsi Rangka Pada Hewan
Rangka pada hewan adalah susunan tulang-tulang yang saling bersambungan dan
membentuk tubuh hewan. Rangka hewan disebut endoskeleton dimana rangka terdapat di
dalam tubuh dan terbungkus otot (daging). Rangka tubuh tersusun atas tulang-tulang. Secara
umum, rangka mempunyai enam macam fungsi.
Keenam fungsi rangka itu adalah sebagai berikut.
1. Menegakkan tubuh dan memberi bentuk tubuh. Misalnya, tulang belakang dan tulang
kaki berfungsi menegakkan tubuh dan tulang-tulang tengkorak bagian depan berfungsi
menentukan bentuk wajah.
2. Pelindung alat-alat tubuh yang penting dan lunak. Misalnya, tulang-tulang penyusun
rongga dada berfungsi melindungi jantung dan paru-paru serta tulang-tulang tengkorak
berfungsi melindungi otak dan bola mata.
3. Tempat meletakat otot-otot. Tanpa rangka, otot-otot rangka tidak mempunyai tempat
melekat. Misalnya, otot bisep yang terdapat pada lengan, ujung atasnya melekat pada tulang
belikat dan tulang lengan atas, sedangkan ujung bawahnya melekat pada tulang pengumpil.
4. Tempat pembuatan sel-sel darah. Tempat pembuatan sel-sel darah merah dan sel-sel
darah putih, misalnya di dalam tulang-tulang pipih dan tulang-tulang pendek.
5. Tempat sumsum kuning. Tempat sumsum kuning yang mengandung sel-sel lemak,
misalnya di dalam tulang pipa tulang paha.
6. Sebagai alat gerak. Dengan meluruskan atau merapatkan anggota tubuh hewan dan
manusia dapat berpindah dan bergerak.

2. Fungsi Sendi
Sendi adalah Suatu struktus khusus seperti ruangan yang berfungsi sebagai penghubung
antartulang agar tulang dapat bergerak. Hubungan dua tulang tersebut dikenal dengan
artikulasi. Fungsi utama sendi adalah untuk memberikan fleksibilitas dan pergerakan pada
tempatnya, juga sebagai poros anggota gerak. Ada beberapa sendi dalam tubuh yang hanya
memberikan sedikit pergerakan, namun tetap saja sangat berfungsi untuk memberikan
kestabilan pada tubuh
3. Fungsi Otot
 Menggerakkan rangka (tulang)
 Menggerakkan organ – organ pencernaan
 Menggerakan jantung
 Menahan tekanan
4. Jenis Jenis Fraktur
Berdasarkan ada tidaknya hubungan dengan udara luar, fraktur dibedakan menjadi fraktur
tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur tertutup, apabila ujung tulang yang patah masih
tertutup oleh otot dan kulit, tidak ada hubungan dengan udara luar. Fraktur terbuka yaitu
apabila ujung tulang yang patah berhubungan dengan udara luar, di sini kulit terbuka
sehingga ujung tulang yang patah tampak dari luar. (Kumar, 1997).
Berdasarkan tingkat kerusakan tulang, fraktur dibedakan menjadi fraktur complete dan
fraktur incomplete. Fraktur complete adalah fraktur yang ditandai dengan adanya
kerusakan pada 2 fragmen dan perubahan letak dari fragmen tersebut. Sedangkan
fraktur incomplete adalah fraktur yang biasanya terjadi pada hewan muda dan ditandai
dengan hilangnya kontinuitas dan perubahan letaknya minimal, misalnya pada fraktur
greenstick dan fraktur fissura (Kumar, 1997).
Sedangkan berdasarkan arah patahan dan lokasi, fraktur dibagi menjadi tujuh yaitu
fraktur transversal jika arah patahannya tegak lurus dengan sumbu panjang tulang.
Apabila dilakukan reposisi atau reduksi, fragmen tulang tersebut mempunyai kedudukan
yang cukup stabil sehingga mempunyai pengaruh yang baik untuk kesembuhan.
Kemudian fraktur oblique (miring) adalah fraktur dengan arah patahan miring
membentuk sudut melintasi tulang yang bersangkutan, fraktur spiral jika arah patahannya
bentuk spiral disertai terpilinnya ekstremitas. Fraktur impaktive adalah fraktur dimana
salah satu ujung tulang masuk ke fragmen yang lain. Fraktur comminutive adalah fraktur
dimana tulang terpecah menjadi beberapa bagian. Fraktur epiphyseal adalah fraktur pada
titik pertemuan epiphysis pada batang tulang dan fraktur condyloid adalah fraktur dimana
bagian condylus yang patah terlepas dari bagian yang lain (Kumar, 1997).
5. Gambar Derfomitas
Varus
Valgus

Abductio

Aductio

6. Distemper
Patogenesis Penularan virus lewat udara (per inhalasi) menyebabkan infeksi ke
dalam sel makrofag alat pernafasan. Virus mulamula akan berkembang di dalam kelenjar
getah bening terdekat. Dalam waktu 1 minggu virus menjalani replikasi dan
menyebabkan viremia, yang selanjutnya virus tersebar ke berbagai organ limfoid,sumsum
tulang dan lamina propria dari epitel. Apabila respon jaringan retikuloendotelial
bagus,segera terbentuk antibodi yang cukup dan virus akan dinetralisasi hingga tubuh
bebas dari virus. Sebaliknya kalau antibodi tidak terbentuk, virus menyebar cepat. Suhu
tubuh saat itu akan naik , anoreksi, depresi dan sel-sel kelenjar di saluran pernafasan dan
mata menghasilkan sekretnya secara berlebihan. Batuk, dispnoea, disertai suara cairan
dari paru-paru segera terjadi. Rusaknya epitel saluran pencernaan menyrbabkan diare,
muntah dan nafsu makan tertekan. patogenesis canisne distemper.

Gejala klinis distemper sangat bervariasi baik dalam durasinya maupum


keseriusannya. Kenaikan suhu terjdi pada hari 1-3, diikuti penurunan selama beberapa
hari kemudian naik lagi selama 1 minggu atau lebih. Saat awal kejadian segera akan
diikuti dengan leukopenia dan limfopenia. Selanjutnya terjadi netrofilia selama beberapa
minggu. Gangguan pada saluran pernafasan berupa keluarnya leleran hidung kental,
mukopurulen dan leleran mata yang menigkat (epifora) yang lama-lama juga bersifat
mukopurulen . Anjing akan tampak lesu, depresi, batuk-batuk, anoreksi dan mungkin
diikuti diare dengan tinja yang berbau busuk. Telapak kaki akan mengeras krena
kekurangan cairan (hardpad disease). Anjing yang terserang menunjukkan bau yang khas.
Gejala dehidrasi sangat menonjol dan mungkin penderita mengalamimkematian dan
gagal ginjal akibat dehidrasi yang sangat. Penyakit distemper ini lama kelamaan daoat
menyerang bagian saraf dan gejalanya berlangsung selama beberapa minggu atau bulan.
Anjing tidak mampu mengontrol mikturisi (pengeluaran kemih). Pada stadium terminal,
moribund, terlihat adanya kejang dengan bola mata mengalami nystagmus.

SISTEM URINARIA
1. Posisi perkencingan hewan besar
2. pH darah anjing dan kucing

Anjing 7,32- 7,42 Kucing 7,24- 7,40

3. Apa yang dimaksud dengan urin


Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.

4. Kualitas Fisik Urin


Volume
5. Proses Terbentuknya Urin
Proses pembentukan urin
Menurut Rodrigues (2008), proses pembentukan urin adalah
a. Proses filtrasi, di glomerulus.
Terjadi penyerapan darah yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein.
Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air,
sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. Cairan yang disaring
disebut filtrat glomerulus.
b. Proses reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida
fosfat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi)
di tubulus proximal. Sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium
dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi
fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
c. Proses sekresi
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis
selanjutnya diteruskan ke luar
DAFTAR PUSTAKA

Speakman M. J. 2008. Lower Urinary Tract Symptom Suggestive of Benign Prostate


Hyperplasia (LUTS/BPH) . European : Dept. Urology
Frandson, R.D., 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
Fubini, S and Norm.D. 2004. Farm Animal Surgery. Elsevier. USA
Birchard, Stephen J and Sherding, Robert G. 2000. Saunders Manual of Small Animal Practice.
2nd ed. W.B. Saunders Company. Philadelphia Fossum T.W. et al. 2002. Small Animal Surgery.
2nd ed. China. Mosby

Anda mungkin juga menyukai