BAB I
LATAR BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
BAB II
BAB III
KESIMPULAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26
BAB I
Seperti telah kita ketahui bersama, bahwa hutan merupakan paru- paru bumi tempat
berbagai satwa hidup, hasil tambang dan berbagai sumberdaya lainnya yang bias kita dapatkan
dari hutan yang tak ternilai harganya bagi manusia.
Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan tropis tersebsar ketiga setelah Brazil
dan Zaire dan berfungsi sebagai paru-paru dunia. Fungsi hutan menurut Suparmoko (1997) di
antaranya adalah Mengatur tata air, mencegah dan membatasi banjir, erosi, serta memelihara
kesuburan tanah ; Menyediakan hasil hutan untuk keperluan masyarakat pada umumnya dan
khususnya untuk keperluan pembangunan industri dan ekspor sehingga menunjang
pembangunan ekonomi, Melindungi suasana iklim dan memberi daya pengaruh yang baik,
Memberikan keindahan alam pada umumnya dan khususnya dalam bentuk cagar alam, suaka
margasatwa, taman perburuan, dan taman wisata, serta sebagai laboratorium untuk ilmu
pengetahuan, pendidikan, dan pariwisata; serta Merupakan salah satu unsur strategi
pembangunan nasional. Namun hutan di Indonesai menghadapi permasalahan serius yaitu
degradasi hutan dan meluasnya lahan kritis. Pemerintah telah melakukan upaya untuk mengatasi
permasalahan tersebut yaitu dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mengelola
hutan melalui hutan rakyat.Salah satu pola rehabilitasi lahan kritis secara vegetasi adalah dengan
membangun hutan rakyat. Melalui pembangunan hutan rakyat akan terjadi peningkatan
produktivitas lahan serta menunjang konservasi tanah dan air (Andayani, 1995)
Pengembanganhutan rakyat telah lama dilakukan oleh masyarakat meski belum ada kebijakan
yang mengaturnya
Hutan adalah salah satu sumberdaya alam yang tidak ternilai harganya. Oleh karena itu
sudah selayaknya apabila sumberdaya hutan dikelola dan dimafaatkan secara lestari. Lebih lanjut
dapat disebutkan fungsi hutan yang mencakup beberapa aspek, antara lain fungsi ekologis, fungsi
ekonomis dan fungsi sosial.
Fungsi ekologis hutan adalah berupa perlindungan terhadap tata air, satwa dan plasma
nutfah. Salah satu akibat kerusakan huta adalah Hbitat orang utan mengalami kerusakan akibat
penebangan hutan serta kebakaran hutan yang makin sering terjadi akhir-akhir ini. Masalah juga
timbul akibat penjualan bayi-bayi orang utan dipasar gelap. Pelakunya biasanya membunuh
induk orang utan untuk mengambil bayi-bayi itu. Menurut data konservasi perlindungan orang
utan, jumlah orang utan pada periode 1980an masih sekitar 30.000 ekor. Pada tahun 2002,
populasinya merosot menjadi 14.000 ekor.
Fungsi ekonomis hutan adalah mencakup kebutuhan akan kayu dan hasil hutan non kayu.
Serta fungsi sosial yang meliputi pnyeapan tenaga kerja dan aksesibilitas atau keterbukaan
masyarakat sekitar hutan
BAB II
Hutan mengandung berbagai keanekaragaman hayati yang lebih besar daripada ekosistem
lainnya di bumi. Hanya sebagian kecil dari spesies yang ditemukan di hutan telah diperiksa dan
dipelajari. Sebuah pohon besar tunggal di hutan hujan Amazon dapat menjadi rumah bagi ribuan
spesies. Berbagai macam pohon dan tanaman yang ditemukan di hutan tropis terdiri dari
keanekaragaman hayati sangat intensif. Keanekaragaman hayati ini menjadi penting, apalagi tiap
spesies saling bergantung telah berevolusi selama jutaan tahun untuk berinteraksi dan
berkembang.
Hutan sebagai suatu ekosistem, tidak hanya terdiri atas komunitas tumbuhan dan hewan
semata tetapi juga meliputi keseluruhan interaksinya dengan faktor tempat tumbuh dan
lingkungan (Odum, 1988). Pembentukan dan perkembangan hutan akan terjadi melalui proses
yang disebut suksesi.
Keberadaan hutan, dalam hal ini daya dukung hutan terhadap segala aspek kehidupan
manusia,satwa dan tumbuhan sangat ditentukan pada tinggi rendahnya kesadaran manusia akan
arti penting hutan di dalam pemempaatan dan pengelolaan hutan. Hutan menjadi media
hubungan timbal balik antara manusia dan mahluk hidup lainya dengan faktor- faktor alam yang
terdiri dari proses ekologi dan merupakan satu kesatuan siklus yang dapat mendukung kehidupan
(Reksohadiprojo, 2000)
Kimmins dalam Sumardi dan Widyastuti (2004) mengatakan bahwa dalam proses yang
disebut suksesi terjadi proses perubahan dan pergantian antar penyusun hutan dan perubahan
faktor lingkungan yang terlibat. Dengan demikian akan terbentuk rangkaian komunitas biotik
secara berurutan yang satu menggantikan yang lain sesuai dengan lingkungan yang terjadi dan
berkembang. Laju perubahan komposisi biota dalam perkembangan hutan makin lama makin
lambat sampai pada tingkat perkembangan yang komposisi biotanya di dalam hutan tidak banyak
berubah. Kondisi ini disebut klimaks yang juga disebut sebagai kondisi komunitas yang
mencapai keseimbangan alam.
Adanya jalinan komplek yang terdapat di hutan akan membangun struktur yang
berkembang tinggi dan jenis beraneka ragam. Atribut struktural hutan terdiri dari komponen
komposisi jenis, stratifikasi tajuk, stratifikasi perakaran, diversitas, sebaran spatial dan lain-lain.
Kesemuanya merupakan mata rantai dan bila dirusak akan berdampak pada mata rantai lainnya.
Penebangan hutan, konversi hutan alam menjadi hutan tanaman, lahan perkebunan, lahan
tanaman semusim, lahan pertanian mengakibatkan keseimbangan alam dan ekosistem berubah.
Apabila dalam pemanfaatan hutan terjadi kecenderungan dominasi tumbuhan tertentu maka
hutan yang mempunyai fungsi utama sebagai perlindungan, perwakilan ekosistem, menjaga
satwa dan tumbuhan langka serta keanekaragaman hayati akan menimbulkan pengaruh atau
perubahan terhadap ekosistem aslinya. Dengan menurunnya komunitas dan keanekaragaman
maka mahluk hidup di dalamnya juga semakin berkurang.
Sumber keanekaragaman hayati sangat terkait dengan kehidupan manusia dalam agro
ekosistem, perikanan, perhutanan dan industri-industri lainnya. Tidak dapat dielakkan bahwa
jenis-jenis yang akan punah sebelum ditemukan karena rusaknya ekosistem alaminya.
Pengantisipasian hal-hal tersebut telah ditetapkan undang-undang untuk melindungi jeni-jenis
yang ada. Hasil Convention Biological Diversity di Rio De Jenairo dalam Biological Diversity
adalah variabilitas antar makhluk hidup dari semua sumber daya termasuk di daratan, ekosistem
perairan dan kompleks ekologis termasuk keanekaragaman spesies antar spesies dan
ekosistemnya (Marsono, 2004)
A. TIPE EKOSISTEM
Lingkungan abiotik dan komunitas yang hidup didalamnya akan menentukan tipe
(bentuk) ekosistem.brdasarkan tempatnya, ekosistem dapat dibagi menjadi 2 tipe, yaitu
ekosistem perairan (akuatik) dan ekosistem darat (terestrial).
A. Ekosistem perairan
Ekosistem perairan adalah ekosistem yang komponen abiotiknya sebagian besar
terdiri atas air. Ekosistem perairan dibedakan menjadi dua macam, yaitu
ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
B. Ekosistem Darat
Ekosistem darat meliputi area yang sangat luas yang di sebut bioma. Terdapat 7
macam bioma di bumi yaitu : hutan hujan tropis, savana, padang rumput,gurun,
hutan gugur, taiga, dan tundra.
2. Sabana
3. Padang Rumput
Gurun merupakan padang luas yang tandus karena hujan sangat jarang turun
didaerah tersebut. Contohnya gurun Gobi di Asia dean Gurun Sahara di
Afrika. Tumbuhan Gurun tergolong xerofit (tumbuhan yang hidup di habitat
kering) dengan cirri-ciri berakar panjang, menyimpan air (sukulen), dan
batang atau daunnya memiliki lapisan lilin, misalnya kaktus. Selain itu,
terdapat pula tumbuhan kurma dan semak belukar. Hewan yang hidup digurun
antara lain semut, kalajengking, kadal, ular, tikus, burung, dan unta.
5. Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat didaerah yang mengalami 4 musim (panas, semi, dingin,
gugur), misalnya di Amerika Serikat bagian timur, Chili, Eropa Barat, dan
Asia Timur. Curah hujan di bioma ini merata sepanjang tahun antara 75-100
cm/tahun. Tumbuhan yang hidup umumnya bardaun lebar misalnya elm,
beech , oak, dan maple, pada musim dingin, air membeku sehingga tidak
mampu diserap tumbuhan sehingga tumbuhan tidak dapat melakukan
fotosintesis. Akibatnya, daun berubah warna menjadi merah lalu cokelat, dan
akhirnya gugur. Sebaliknya , ketika musim panas tiba dan salju mencair,
tumbuhan akan menyerap air sehingga daun bersemi untuk melakukan
fotosintesis.
Pada musim dingin, beberapa hewan yang hidup di ekosistem hutan gugur
mengalami hibernasi (tidak aktif bergerak, dan tidak makan, hanya tidur),
misalnya hamster dan kelelawar. Beberapa hewan pemakan biji, seperti
leming, menyimpan cadangan makanan di lubang persembunyain. Ada pula
hewan yang membentuk lemak dibawah kulit, misalnya hewan pengerat.
Sementara itu, burung-burung melakukan migrasi ke daerah yang lebih
hangat.
6. Taiga
Taiga (hutan boreal) terdapat di daerah antara subtropis dan kutub, misalnya
Amerika Utara, Alaska, Semenanjung Skandinavia, dan Rusia. Di Bioma ini
juga terdapat di pegunungan beriklim dingin. Tumbuhan dominan berdaun
jarum (konifer) yang tampak hijau sepanjang tahun, misalnya spruce, birch,
alder, juniper, dan cemara. Hewan yang hidup di ekosistem taiga, antara lain
moose, ajak, beruang hitam, lynx, serigala, serangga dan burung.
7. Tundra
Tundra merupakan bioma yang paling dingin. Bioma tundra dibedakan atas
dua macam, yaitu tundra arktik dan tundra alpin. Tundra arktik terdapat di
daerah kutub utara (arktik), Rusia, Kanada, dan Finlandia. Tanahnya ditutupi
oleh salju yang mencair dimusim panas. Pada musim dingin, tidak ada cahaya
matahari yang berlangsung selama sekitar 9 bulan. Matahari baru bersinar di
musim panas yang hanya berlangsung sekitar 3 bulan. Vegetasi yang dominan
di bioma ini adalah lumut Sphagnum, lichen “reindeer”. Selain itu, terdapat
pula tumbuhan berbiji dan berukuran pendek, dengan masa perkembangan
yang singkat (sekitar 2 bulan). Pada musim panas tumbuhan tersebut segera
menghasilkan bunga dan biji, kemudian mengalami dormansi (tidak aktif) di
musim dingin, misalnya pohon willow dan birch. Hewan-hewan yang hidup di
bioma tundra, antara lain caribou, muskox, rubah, dan burung ptarmigan.
Tundra alpin terdapat dipuncak pegunungan yang tinggi, misalnya di
puncak gunung Jaya Wijaya, Papua,. Vegetasi tundra alpin didominasi oleh
rumput alang-alang, perdu, lumut daun, dan lichen.
PROSES KESEIMBANGAN DINAMIS PADA HUTAN
Keseimbangan dinamis pada hutan berkaitan dengan proses-proses yang berhubungan dengan:
1.Hidrologis
Hindrologis artinya hutan merupakan gudang penyimpanan air dan tempat menyerapnya
air hujan maupun embun yang pada akhirnya akan mengalirkannya ke sungai-sungai yang
memiliki mata air di tengah-tengah hutan secara teratur menurut irama alam.
2.iklim
Iklim artinya komponen ekosistem alam yang terdiri dari unsur-unsur hujan (air), sinar
matahari (suhu), angin dan kelembaban yang sangat mempengaruhi kehidupan yang ada di
permukaan bumi, terutama iklim makro maupun mikro.
Ekosistem adalah suatu kesatuan faktor biotik dan abiotik yang saling berinteraksi. Sesuai
dengan definisi diatas iklim yang merupakan faktor abiotik akan mempengaruhi faktor biotik
(mahluk hidup ). Menurut Smith (2000) Iklim hampir mempengaruhi semua aspek ekosistem
antara lain respon fisiologi dan perilaku mahluk hidup, kelahiran, kematian dan pertumbuhan
populasi, kemampuan kompetisi spesies, struktur komunitas, produktivitas dan siklus nutirisi.
3.Kesuburan tanah
Kesuburan tanah artinya tanah hutan merupakan pembentuk humus utama dan
penyimpan unsur-unsur mineral bagi tumbuhan lain.
4.Keanekaragam genetic
Keragaman genetic artinya hutan memiliki kekayaan dari berbagai jenis flora dan fauna.
Keanekaragaman genetic hutan alam yang luas merupakan harta yang tersembunyi, terbentuk
kompleks dan potensial. Salah satu sumberdaya genetik adalah tumbuhan obat, yang dapat
berperan penting untuk pengobatan dan untuk beribu ribu produk lainnya, misalnya farmasi,
melindungi hasil produk dan parfum. Pengelolaan tumbuhan obat sekarang secara umum adalah
kurang baik, bahkan mengkhawatirkan sebagai akibat langsung dan tidak langsung kegiatan-
kegiatan manusia, seperti tergambar dalam formula yang digunakan untuk menentukan nilai
ekonomi satu daerah, dan diabaikan dalam persaingan dengan kebutuhan lahan, produksi
makanan dan hasil intensif produksi kayu, misalnya melalui hutan tanaman cepat tumbuh
sebagai pengganti hutan alam. Salah satu dasar solusi untuk perlestarian pemanfaatan hutan alam
dengan konservasi sumberdaya genetik adalah rekonsiliasi yang melibatkan semua institusi
terkait, berbagai disiplin, dan kegiatan yang terpadu, saling berhubungan dan mendukung unsur-
unsur dasar strategi konservasi keanekaragaman genetik
Sumber daya alam artinya hutan mampu memberikan sumbangan hasil alam yang cukup besar
bagi devisa negara, terutama di bidang industri. Selain itu hutan juga memberikan fungsi kepada
masyarakat sekitar hutan sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
6.Wilayah wisata alam
Hutan digunakan sebagai tempat perburuan dan tempat wisata yang merupakan sumber
pendapatan daerah.artinya hutan mampu berfungsi sebagai sumber inspirasi,nilai estetika, etika
dan sebagainya.
1. Hutan Wisata
Hutan wisata adalah hutan yang dijadikan suaka alam yang ditujukan untuk
melindungi tumbuh-tumbuhan serta hewan / binatang langka agar tidak musnah / punah
di masa depan. Hutan suaka alam dilarang untuk ditebang dan diganggu dialih fungsi
sebagai buka hutan. Biasanya hutan wisata menjadi tempat rekreasi orang dan tempat
penelitian.
2. Hutan Cadangan
Hutan cadangan merupakan hutan yang dijadikan sebagai lahan pertanian dan
pemukiman penduduk. Di pulau jawa terdapat sekitar 20 juta hektar hutan cadangan.
Pengembangan Hutan Cadangan Pangan menganut kaidah kelestarian dimana pelaksanannya
harus memandang hutan sebagai satu kesatuan ekosistem, lengkap dengan keaneka ragaman
hayati yang dikandungnya.
Kegiatan yang dikembangkan tidak merombak hutan, namun diarahkan pada upaya
optimalisasi ruang melalui perbaikan struktur dan komposisi hutan.
3. Hutan Lindung
Hutan lindung adalah hutan yang difungsikan sebagai penjaga ketaraturan air dalam
tanah (fungsi hidrolisis), menjaga tanah agar tidak terjadi erosi serta untuk mengatur iklim
(fungsi klimatologis) sebagai penanggulang pencematan udara seperti C02 (karbon dioksida) dan
C0 (karbon monoksida). Hutan lindung sangat dilindungi dari perusakan penebangan hutan
membabibuta yang umumnya terdapat di sekitar lereng dan bibir pantai. Kawasan hutan
ditetapkan sebagai hutan lindung karena berfungsi sebagai penyedia cadangan air bersih,
penahan erosi, paru-paru kota atau fungsi-fungsi lainnya. Namun keberadaan hutan tersebut tidak
termasuk dalam kawasan hutan konservasi yang dikelola oleh pemerintah. Agar terhindar dari
kerusakan maka keberadaan hutan tersebut harus dilindungi.
Hutan lindung bisa berada di tengah-tengah lokasi hutan produksi, hutan adat, hutan
rakyat atau di daerah yang berbatasan dengan permukiman dan perkotaan. Pengelolaannya bisa
dilakukan pemerintah pusat, pemerintah daerah atau komunitas, seperti masyarakat adat.
Contoh hutan lindung yang dikelola masyarakat adat biasanya berwujud sebagai hutan larangan
atau hutan tutupan. Agar lebih kuat perlindungannya, status hukum hutan lindung bisa diajukan
untuk diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan.
Hutan produksi yaitu adalah hutan yang dapat dikelola untuk menghasilkan
sesuatu yang bernilai ekonomi. Hutan produksi dapat dikategorikan menjadi dua
golongan yakni hutan rimba dan hutan budidaya. Hutan rimba adalah hutan yang alami
sedangkan hutan budidaya adalah hutan yang sengaja dikelola manusia yang biasanya
terdiri dari satu jenis tanaman saja. Hutan rimba yang diusahakan manusia harus
menebang pohon denga sistem tebang pilih dengan memilih pohon yang cukup umur dan
ukuran saja agar yang masih kecil tidak ikut rusak.
Tipe-tipe hutan produksi
HP adalah hutan yang bisa dieksploitasi hasil hutannya dengan cara tebang
pilih maupun tebang habis. HP biasanya berupa kawasan hutan yang memiliki
kelerengan landai, tanah yang rendah erosi dan memiliki curah hujan yang kecil.
Faktor-faktor kelerengan, erosi dan curah hujan tersebut ditentukan dengan cara
menghitung indeksnya berdasarkan metode skoring. Areal hutan yang ditetapkan
sebagai HP harus memiliki skor dibawah 125, dan areal tersebut tidak termasuk
ke dalam kawasan lindung.
HPK yang bisa dikonversi adalah kawasan hutan yang dicadangkan untuk
digunakan dalam pembangunan diluar kehutanan. Terdapat dua kondisi yang bisa
dijadikan patokan untuk menetapkan jenis hutan ini. Pertama, hutan yang
memiliki skor kelerengan, erosi dan curah hujan di bawah 124. Kedua, kawasan
hutan yang dicadangkan untuk permukiman, transmigrasi, perkebunan dan
pertanian.
-
Berdasarkan letak geografisnya
PELESTARIAN HUTAN
- Reboisasi
2 Cagar Alam
3. Taman nasional
4. Merehabilitasi Satwa Langka
BAB III
1. Lingkungan hidup alamiah (semua benda, keadaan, makhluk hidup dan komponen-
komponen abiotik lainnya, dimana kondisinya masih serba alamiah dan tanpa atau
sedikit campur tangan manusia. Contoh : hutan primer, daerah aliran sungai (DAS),
hutan mangrove.
2. Lingkungan hidup buatan (lingkungan hidup alami yang sudah didominasi kehadiran
manusia). Jumlah penduduk yang makin meningkat memaksa manusia mengubah
lingkungan hidup alamiah. Lingkungan hidup binaan ini selalu ditandai oleh
timbulnya limbah yang membawa dampak bagi kehidupan manusia.
Bumi tidak statis, selalu berubah dan sampai saat ini perubahan itu masih
terus berlangsung. Misalnya, benua yang bergerak, gunung meletus, gempa bumi,
angin topan, terjadi penyimpangan musim antara musim hujan dengan kemarau.
Kejadian itu diluar pengaruh kegiatan manusia dan manusia pun tidak mampu
mencegahnya.
Masalah lingungan saat ini telah menjadi masalah global yang dirasakan
bukan hanya oleh Negara bersangkutan tetapi oleh Negara lain, seperti kebakaran
hutan di Indonesia asapnya sampai kenegara tetangga seperti Malaysia, singapura,
dan Brunai Darussalam. Beberapa kerusakan akibat ulah manusia antara lain ;
kebakaran hutan, pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah serta
kerusakan hutan.
Hakikat Pembangunan berkelanjutan
a. DAMPAK POSITIF
b. DAMPAK NEGATIF
Tanah secara umum merupakan suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-
komponen padat, cair, gas, dan mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik. Tanah merupakan
akumulasi tubuh alam yang bebas yang menduduki sebagian besar permukaan bumi dan
mempunyai sifat-sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan organisme yang bekerja pada batuan
induk pada relief tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Dari berbagai unsur yang
terkandung, tanah merupakan unsur yang penting dalam Geografi.
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi,
batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida
(NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan
pemanasan global). Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara,
setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar
fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya
kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah
pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan
logam.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2
tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi
peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari
(radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal
tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Emisi CH4
(metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak
dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas
rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi
yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan
tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan.
Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.
UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan
tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan
usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi
terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus
menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan
berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara
bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan
dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan
merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa
diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan
liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan.
Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya
menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan
lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan
hutan.
1. Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu,
tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat
melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan
sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen,
tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta
mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan
hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan
adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman
2. Dengan mengenali betul-betul sifat sebuah hutan, kita akan memperlakukan hutan secara
lebih tepat sehingga hutan dapat lestari, bahkan terus berkembang.