Anda di halaman 1dari 25

Daftar Isi

BAB I

LATAR BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1

BAB II

HUTAN BAGI KELANGSUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI. . . . . . . . . . . . . . . . .3

BAB III

HUBUNGAN AIR, UDARA, TANAH, HUTAN, DAN PEMBANGUNAN


BERKELANJUTAN BAGI KELANGSUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI. . . . . . . .18

KESIMPULAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26
BAB I

LATAR BELAKANG MASALAH

Seperti telah kita ketahui bersama, bahwa hutan merupakan paru- paru bumi tempat
berbagai satwa hidup, hasil tambang dan berbagai sumberdaya lainnya yang bias kita dapatkan
dari hutan yang tak ternilai harganya bagi manusia.

Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan tropis tersebsar ketiga setelah Brazil
dan Zaire dan berfungsi sebagai paru-paru dunia. Fungsi hutan menurut Suparmoko (1997) di
antaranya adalah Mengatur tata air, mencegah dan membatasi banjir, erosi, serta memelihara
kesuburan tanah ; Menyediakan hasil hutan untuk keperluan masyarakat pada umumnya dan
khususnya untuk keperluan pembangunan industri dan ekspor sehingga menunjang
pembangunan ekonomi, Melindungi suasana iklim dan memberi daya pengaruh yang baik,
Memberikan keindahan alam pada umumnya dan khususnya dalam bentuk cagar alam, suaka
margasatwa, taman perburuan, dan taman wisata, serta sebagai laboratorium untuk ilmu
pengetahuan, pendidikan, dan pariwisata; serta Merupakan salah satu unsur strategi
pembangunan nasional. Namun hutan di Indonesai menghadapi permasalahan serius yaitu
degradasi hutan dan meluasnya lahan kritis. Pemerintah telah melakukan upaya untuk mengatasi
permasalahan tersebut yaitu dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mengelola
hutan melalui hutan rakyat.Salah satu pola rehabilitasi lahan kritis secara vegetasi adalah dengan
membangun hutan rakyat. Melalui pembangunan hutan rakyat akan terjadi peningkatan
produktivitas lahan serta menunjang konservasi tanah dan air (Andayani, 1995)
Pengembanganhutan rakyat telah lama dilakukan oleh masyarakat meski belum ada kebijakan
yang mengaturnya
Hutan adalah salah satu sumberdaya alam yang tidak ternilai harganya. Oleh karena itu
sudah selayaknya apabila sumberdaya hutan dikelola dan dimafaatkan secara lestari. Lebih lanjut
dapat disebutkan fungsi hutan yang mencakup beberapa aspek, antara lain fungsi ekologis, fungsi
ekonomis dan fungsi sosial.
Fungsi ekologis hutan adalah berupa perlindungan terhadap tata air, satwa dan plasma
nutfah. Salah satu akibat kerusakan huta adalah Hbitat orang utan mengalami kerusakan akibat
penebangan hutan serta kebakaran hutan yang makin sering terjadi akhir-akhir ini. Masalah juga
timbul akibat penjualan bayi-bayi orang utan dipasar gelap. Pelakunya biasanya membunuh
induk orang utan untuk mengambil bayi-bayi itu. Menurut data konservasi perlindungan orang
utan, jumlah orang utan pada periode 1980an masih sekitar 30.000 ekor. Pada tahun 2002,
populasinya merosot menjadi 14.000 ekor.

Fungsi ekonomis hutan adalah mencakup kebutuhan akan kayu dan hasil hutan non kayu.
Serta fungsi sosial yang meliputi pnyeapan tenaga kerja dan aksesibilitas atau keterbukaan
masyarakat sekitar hutan
BAB II

HUTAN BAGI KELANGSUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman hayati terbentuk karena adanya keseragaman dan keberagaman sifat


makhlukh hidup. Didalam satu spesies makhlukh hidup juga dijumpai adanya perbedaan.
Perbedaan sifat dalam satu spesies disebut variasi.

Hutan mengandung berbagai keanekaragaman hayati yang lebih besar daripada ekosistem
lainnya di bumi. Hanya sebagian kecil dari spesies yang ditemukan di hutan telah diperiksa dan
dipelajari. Sebuah pohon besar tunggal di hutan hujan Amazon dapat menjadi rumah bagi ribuan
spesies. Berbagai macam pohon dan tanaman yang ditemukan di hutan tropis terdiri dari
keanekaragaman hayati sangat intensif. Keanekaragaman hayati ini menjadi penting, apalagi tiap
spesies saling bergantung telah berevolusi selama jutaan tahun untuk berinteraksi dan
berkembang.

Hutan sebagai suatu ekosistem, tidak hanya terdiri atas komunitas tumbuhan dan hewan
semata tetapi juga meliputi keseluruhan interaksinya dengan faktor tempat tumbuh dan
lingkungan (Odum, 1988). Pembentukan dan perkembangan hutan akan terjadi melalui proses
yang disebut suksesi.

Keberadaan hutan, dalam hal ini daya dukung hutan terhadap segala aspek kehidupan
manusia,satwa dan tumbuhan sangat ditentukan pada tinggi rendahnya kesadaran manusia akan
arti penting hutan di dalam pemempaatan dan pengelolaan hutan. Hutan menjadi media
hubungan timbal balik antara manusia dan mahluk hidup lainya dengan faktor- faktor alam yang
terdiri dari proses ekologi dan merupakan satu kesatuan siklus yang dapat mendukung kehidupan
(Reksohadiprojo, 2000)

Kimmins dalam Sumardi dan Widyastuti (2004) mengatakan bahwa dalam proses yang
disebut suksesi terjadi proses perubahan dan pergantian antar penyusun hutan dan perubahan
faktor lingkungan yang terlibat. Dengan demikian akan terbentuk rangkaian komunitas biotik
secara berurutan yang satu menggantikan yang lain sesuai dengan lingkungan yang terjadi dan
berkembang. Laju perubahan komposisi biota dalam perkembangan hutan makin lama makin
lambat sampai pada tingkat perkembangan yang komposisi biotanya di dalam hutan tidak banyak
berubah. Kondisi ini disebut klimaks yang juga disebut sebagai kondisi komunitas yang
mencapai keseimbangan alam.

Adanya jalinan komplek yang terdapat di hutan akan membangun struktur yang
berkembang tinggi dan jenis beraneka ragam. Atribut struktural hutan terdiri dari komponen
komposisi jenis, stratifikasi tajuk, stratifikasi perakaran, diversitas, sebaran spatial dan lain-lain.
Kesemuanya merupakan mata rantai dan bila dirusak akan berdampak pada mata rantai lainnya.
Penebangan hutan, konversi hutan alam menjadi hutan tanaman, lahan perkebunan, lahan
tanaman semusim, lahan pertanian mengakibatkan keseimbangan alam dan ekosistem berubah.
Apabila dalam pemanfaatan hutan terjadi kecenderungan dominasi tumbuhan tertentu maka
hutan yang mempunyai fungsi utama sebagai perlindungan, perwakilan ekosistem, menjaga
satwa dan tumbuhan langka serta keanekaragaman hayati akan menimbulkan pengaruh atau
perubahan terhadap ekosistem aslinya. Dengan menurunnya komunitas dan keanekaragaman
maka mahluk hidup di dalamnya juga semakin berkurang.

Krebs (1985) mengemukakan bahwa biodiversitas atau keanekaragaman hayati


merupakan keadaan yang menggambarkan tingkat keanekaragaman dan banyaknya jenis
organisme yang hidup dalam suatu komunitas. Dalam suatu komunitas terjadi interaksi yang
dicirikan adanya arus energi dari suatu organisme ke organisme yang lain. Arus energi
berlangsung dari tingkat tropik paling rendah ke tingkat tropik paling tinggi membentuk rantai
makanan yang saling berhubungan.

Sumber keanekaragaman hayati sangat terkait dengan kehidupan manusia dalam agro
ekosistem, perikanan, perhutanan dan industri-industri lainnya. Tidak dapat dielakkan bahwa
jenis-jenis yang akan punah sebelum ditemukan karena rusaknya ekosistem alaminya.
Pengantisipasian hal-hal tersebut telah ditetapkan undang-undang untuk melindungi jeni-jenis
yang ada. Hasil Convention Biological Diversity di Rio De Jenairo dalam Biological Diversity
adalah variabilitas antar makhluk hidup dari semua sumber daya termasuk di daratan, ekosistem
perairan dan kompleks ekologis termasuk keanekaragaman spesies antar spesies dan
ekosistemnya (Marsono, 2004)
A. TIPE EKOSISTEM

Lingkungan abiotik dan komunitas yang hidup didalamnya akan menentukan tipe
(bentuk) ekosistem.brdasarkan tempatnya, ekosistem dapat dibagi menjadi 2 tipe, yaitu
ekosistem perairan (akuatik) dan ekosistem darat (terestrial).

A. Ekosistem perairan
Ekosistem perairan adalah ekosistem yang komponen abiotiknya sebagian besar
terdiri atas air. Ekosistem perairan dibedakan menjadi dua macam, yaitu
ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.

B. Ekosistem Darat

Ekosistem darat meliputi area yang sangat luas yang di sebut bioma. Terdapat 7
macam bioma di bumi yaitu : hutan hujan tropis, savana, padang rumput,gurun,
hutan gugur, taiga, dan tundra.

1. Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis terdapat diwilayah khatulistiwa, misalnya dilembah sungai


amazon, lembah sungai kongo, Amerika selatan, dan Asia tenggara
(Indonesia, Thailand, Malaysia).

Hutan huajan tropis memiliki cirri-ciri abiotik sebagai berikut :

- Curah hujan sangat tinggi, antara 200-450 cm/tahun


- Matahari bersinar sepanjang tahun dengan suhu lingkungan antara 21-
30°C

Pohon-pohon dihutan hujan tropis tumbuh tinggi mencapai 55m dan


membentuk kanopi. Pada area dibawah kanopi terbentuk iklim mikro, dimana
kelembaban sangat tinggi, cahaya matahari lebih sedikit dan suhunya lebih
rendah daripada diatas kanopi.
Sebagian besar hewan hidup di sekitar kanopi Karena mudah mendapatkan
makanan dan berpindah tempat. Banyak pula ditemukan hewanyang bias
terbang atau memanjar, misalnya burung, kelelawar, serangga, monyet, ular,
dan tupai. Sementara ditanah terdapat macan tutul, jaguar, dan babi hutan.

2. Sabana

Sabana (savanna) merupakan padang rumput yang diselingi pohon-pohon.


Sabana terdapat didaerah tropis, dengan curah hujan 90-150 cm/tahun,
misalnya di Kenya (Afrika), Australia utara, Nusa tenggara barat, dan Nusa
tenggara timur. Saban dibedakan menjadi dua macam, yaitu sabana murni
(satu jenis pohon) dan Sabana campuran (beberapa jenis pohon). Jenis
tumbuhan pembentuk bioma sabana yaitu rumput, Eucalyptus, Acacia, dan
Coryphautan (gebang), sedangkan jenis hewannya antara lain serangga, rayap,
kuda, gajah, kijang, zebra, macan tutul, dan singa.

3. Padang Rumput

Padang rumput terdapatdi daerah tropis hingga beriklim sedang, misalnya di


Amerika selatan, Australia, Hongaria, dan Rusia selatan. Di Indonesia, padang
rumput terdapat di Nusa Tenggara. Curah hujan rata-rata 25-50 cm/tahun (ada
yang mencapai 100 cm/tahun) dan hujan turun tidak teratur. Di daerah yang
bercurah hujan tinggi, rumput tumbuh subur hingga tingginya mencapai 3 m,
misalnya bluestem dan buffalo grasses. Hewan yang hidup dipadang rumput,
misalnya serangga, hewan pengerat, reptile, ular, burung, bison, kanguru,
zebra, jerapah, kijang, serigala, singa,jaguar, dan cheetah.
4. Gurun

Gurun merupakan padang luas yang tandus karena hujan sangat jarang turun
didaerah tersebut. Contohnya gurun Gobi di Asia dean Gurun Sahara di
Afrika. Tumbuhan Gurun tergolong xerofit (tumbuhan yang hidup di habitat
kering) dengan cirri-ciri berakar panjang, menyimpan air (sukulen), dan
batang atau daunnya memiliki lapisan lilin, misalnya kaktus. Selain itu,
terdapat pula tumbuhan kurma dan semak belukar. Hewan yang hidup digurun
antara lain semut, kalajengking, kadal, ular, tikus, burung, dan unta.

5. Hutan Gugur

Hutan gugur terdapat didaerah yang mengalami 4 musim (panas, semi, dingin,
gugur), misalnya di Amerika Serikat bagian timur, Chili, Eropa Barat, dan
Asia Timur. Curah hujan di bioma ini merata sepanjang tahun antara 75-100
cm/tahun. Tumbuhan yang hidup umumnya bardaun lebar misalnya elm,
beech , oak, dan maple, pada musim dingin, air membeku sehingga tidak
mampu diserap tumbuhan sehingga tumbuhan tidak dapat melakukan
fotosintesis. Akibatnya, daun berubah warna menjadi merah lalu cokelat, dan
akhirnya gugur. Sebaliknya , ketika musim panas tiba dan salju mencair,
tumbuhan akan menyerap air sehingga daun bersemi untuk melakukan
fotosintesis.

Pada musim dingin, beberapa hewan yang hidup di ekosistem hutan gugur
mengalami hibernasi (tidak aktif bergerak, dan tidak makan, hanya tidur),
misalnya hamster dan kelelawar. Beberapa hewan pemakan biji, seperti
leming, menyimpan cadangan makanan di lubang persembunyain. Ada pula
hewan yang membentuk lemak dibawah kulit, misalnya hewan pengerat.
Sementara itu, burung-burung melakukan migrasi ke daerah yang lebih
hangat.
6. Taiga
Taiga (hutan boreal) terdapat di daerah antara subtropis dan kutub, misalnya
Amerika Utara, Alaska, Semenanjung Skandinavia, dan Rusia. Di Bioma ini
juga terdapat di pegunungan beriklim dingin. Tumbuhan dominan berdaun
jarum (konifer) yang tampak hijau sepanjang tahun, misalnya spruce, birch,
alder, juniper, dan cemara. Hewan yang hidup di ekosistem taiga, antara lain
moose, ajak, beruang hitam, lynx, serigala, serangga dan burung.

7. Tundra

Tundra merupakan bioma yang paling dingin. Bioma tundra dibedakan atas
dua macam, yaitu tundra arktik dan tundra alpin. Tundra arktik terdapat di
daerah kutub utara (arktik), Rusia, Kanada, dan Finlandia. Tanahnya ditutupi
oleh salju yang mencair dimusim panas. Pada musim dingin, tidak ada cahaya
matahari yang berlangsung selama sekitar 9 bulan. Matahari baru bersinar di
musim panas yang hanya berlangsung sekitar 3 bulan. Vegetasi yang dominan
di bioma ini adalah lumut Sphagnum, lichen “reindeer”. Selain itu, terdapat
pula tumbuhan berbiji dan berukuran pendek, dengan masa perkembangan
yang singkat (sekitar 2 bulan). Pada musim panas tumbuhan tersebut segera
menghasilkan bunga dan biji, kemudian mengalami dormansi (tidak aktif) di
musim dingin, misalnya pohon willow dan birch. Hewan-hewan yang hidup di
bioma tundra, antara lain caribou, muskox, rubah, dan burung ptarmigan.
Tundra alpin terdapat dipuncak pegunungan yang tinggi, misalnya di
puncak gunung Jaya Wijaya, Papua,. Vegetasi tundra alpin didominasi oleh
rumput alang-alang, perdu, lumut daun, dan lichen.
PROSES KESEIMBANGAN DINAMIS PADA HUTAN

Keseimbangan dinamis pada hutan berkaitan dengan proses-proses yang berhubungan dengan:

1.Hidrologis

Hindrologis artinya hutan merupakan gudang penyimpanan air dan tempat menyerapnya
air hujan maupun embun yang pada akhirnya akan mengalirkannya ke sungai-sungai yang
memiliki mata air di tengah-tengah hutan secara teratur menurut irama alam.

2.iklim

Iklim artinya komponen ekosistem alam yang terdiri dari unsur-unsur hujan (air), sinar
matahari (suhu), angin dan kelembaban yang sangat mempengaruhi kehidupan yang ada di
permukaan bumi, terutama iklim makro maupun mikro.

Ekosistem adalah suatu kesatuan faktor biotik dan abiotik yang saling berinteraksi. Sesuai
dengan definisi diatas iklim yang merupakan faktor abiotik akan mempengaruhi faktor biotik
(mahluk hidup ). Menurut Smith (2000) Iklim hampir mempengaruhi semua aspek ekosistem
antara lain respon fisiologi dan perilaku mahluk hidup, kelahiran, kematian dan pertumbuhan
populasi, kemampuan kompetisi spesies, struktur komunitas, produktivitas dan siklus nutirisi.

Dampak terhadap Ekosistem Hutan Ekosistem hutan mengalami ancaman kebakaran


hutan yang terjadi akibat panjangnya musim kemarau. Jika kebakaran hutan terjadi secara terus
menerus, maka akan mengancam spesies flora dan fauna dan merusak sumber penghidupan
masyarakat.

3.Kesuburan tanah

Kesuburan tanah artinya tanah hutan merupakan pembentuk humus utama dan
penyimpan unsur-unsur mineral bagi tumbuhan lain.
4.Keanekaragam genetic

Keragaman genetic artinya hutan memiliki kekayaan dari berbagai jenis flora dan fauna.
Keanekaragaman genetic hutan alam yang luas merupakan harta yang tersembunyi, terbentuk
kompleks dan potensial. Salah satu sumberdaya genetik adalah tumbuhan obat, yang dapat
berperan penting untuk pengobatan dan untuk beribu ribu produk lainnya, misalnya farmasi,
melindungi hasil produk dan parfum. Pengelolaan tumbuhan obat sekarang secara umum adalah
kurang baik, bahkan mengkhawatirkan sebagai akibat langsung dan tidak langsung kegiatan-
kegiatan manusia, seperti tergambar dalam formula yang digunakan untuk menentukan nilai
ekonomi satu daerah, dan diabaikan dalam persaingan dengan kebutuhan lahan, produksi
makanan dan hasil intensif produksi kayu, misalnya melalui hutan tanaman cepat tumbuh
sebagai pengganti hutan alam. Salah satu dasar solusi untuk perlestarian pemanfaatan hutan alam
dengan konservasi sumberdaya genetik adalah rekonsiliasi yang melibatkan semua institusi
terkait, berbagai disiplin, dan kegiatan yang terpadu, saling berhubungan dan mendukung unsur-
unsur dasar strategi konservasi keanekaragaman genetik

5. Sumber daya alam

Hutan merupakan suatu kumpulan tetumbuhan, terutama pepohonan atau tumbuhan


berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas. Keunggulan yang lebih penting bagi
hutan dari sumberdaya alam lain adalah merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Sumber-sumber hutan tidak akan kunjung habis dan kering , ia akan selalu ada asalkan diurus
dan dijaga sebaik-baiknya. Pengelolaan sumber kehutanan modern berdasarkan sifat renewable
dan potensi serba guna bagi kesejahteraan rakyat sepanjang masa . (Mubyarto, 1985)

Sumber daya alam artinya hutan mampu memberikan sumbangan hasil alam yang cukup besar
bagi devisa negara, terutama di bidang industri. Selain itu hutan juga memberikan fungsi kepada
masyarakat sekitar hutan sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
6.Wilayah wisata alam

Hutan digunakan sebagai tempat perburuan dan tempat wisata yang merupakan sumber
pendapatan daerah.artinya hutan mampu berfungsi sebagai sumber inspirasi,nilai estetika, etika
dan sebagainya.

PEMBAGIAN HUTAN BERDASARKAN FUNGSINYA

Pembagian hutan berdasarkan fungsinya dapat di bagi menjadi 4 yaitu :

1. Hutan Wisata

Hutan wisata adalah hutan yang dijadikan suaka alam yang ditujukan untuk
melindungi tumbuh-tumbuhan serta hewan / binatang langka agar tidak musnah / punah
di masa depan. Hutan suaka alam dilarang untuk ditebang dan diganggu dialih fungsi
sebagai buka hutan. Biasanya hutan wisata menjadi tempat rekreasi orang dan tempat
penelitian.

2. Hutan Cadangan
Hutan cadangan merupakan hutan yang dijadikan sebagai lahan pertanian dan
pemukiman penduduk. Di pulau jawa terdapat sekitar 20 juta hektar hutan cadangan.
Pengembangan Hutan Cadangan Pangan menganut kaidah kelestarian dimana pelaksanannya
harus memandang hutan sebagai satu kesatuan ekosistem, lengkap dengan keaneka ragaman
hayati yang dikandungnya.
Kegiatan yang dikembangkan tidak merombak hutan, namun diarahkan pada upaya
optimalisasi ruang melalui perbaikan struktur dan komposisi hutan.

3. Hutan Lindung

Hutan lindung adalah hutan yang difungsikan sebagai penjaga ketaraturan air dalam
tanah (fungsi hidrolisis), menjaga tanah agar tidak terjadi erosi serta untuk mengatur iklim
(fungsi klimatologis) sebagai penanggulang pencematan udara seperti C02 (karbon dioksida) dan
C0 (karbon monoksida). Hutan lindung sangat dilindungi dari perusakan penebangan hutan
membabibuta yang umumnya terdapat di sekitar lereng dan bibir pantai. Kawasan hutan
ditetapkan sebagai hutan lindung karena berfungsi sebagai penyedia cadangan air bersih,
penahan erosi, paru-paru kota atau fungsi-fungsi lainnya. Namun keberadaan hutan tersebut tidak
termasuk dalam kawasan hutan konservasi yang dikelola oleh pemerintah. Agar terhindar dari
kerusakan maka keberadaan hutan tersebut harus dilindungi.

Hutan lindung bisa berada di tengah-tengah lokasi hutan produksi, hutan adat, hutan
rakyat atau di daerah yang berbatasan dengan permukiman dan perkotaan. Pengelolaannya bisa
dilakukan pemerintah pusat, pemerintah daerah atau komunitas, seperti masyarakat adat.
Contoh hutan lindung yang dikelola masyarakat adat biasanya berwujud sebagai hutan larangan
atau hutan tutupan. Agar lebih kuat perlindungannya, status hukum hutan lindung bisa diajukan
untuk diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan.

4. Hutan Produksi / Hutan Industri

Hutan produksi yaitu adalah hutan yang dapat dikelola untuk menghasilkan
sesuatu yang bernilai ekonomi. Hutan produksi dapat dikategorikan menjadi dua
golongan yakni hutan rimba dan hutan budidaya. Hutan rimba adalah hutan yang alami
sedangkan hutan budidaya adalah hutan yang sengaja dikelola manusia yang biasanya
terdiri dari satu jenis tanaman saja. Hutan rimba yang diusahakan manusia harus
menebang pohon denga sistem tebang pilih dengan memilih pohon yang cukup umur dan
ukuran saja agar yang masih kecil tidak ikut rusak.
Tipe-tipe hutan produksi

- Hutan Produksi Tetap (HP)

HP adalah hutan yang bisa dieksploitasi hasil hutannya dengan cara tebang
pilih maupun tebang habis. HP biasanya berupa kawasan hutan yang memiliki
kelerengan landai, tanah yang rendah erosi dan memiliki curah hujan yang kecil.
Faktor-faktor kelerengan, erosi dan curah hujan tersebut ditentukan dengan cara
menghitung indeksnya berdasarkan metode skoring. Areal hutan yang ditetapkan
sebagai HP harus memiliki skor dibawah 125, dan areal tersebut tidak termasuk
ke dalam kawasan lindung.

- Hutan Produksi Terbatas (HPT)

HPT merupakan hutan yang dialokasikan untuk dieksploitasi kayunya


dalam intensitas rendah. Penebangan kayu masih bisa dilakukan
dengan menggunakan metode tebang pilih. Hutan jenis ini umumnya berada di
wilayah pegunungan yang memiliki lereng-lereng curam. Areal yang bisa
ditetapkan sebagai HPT setidaknya memiliki skor 125-174, diluar kawasan
lindung seperti hutan konservasi atau hutan lindung.

- Hutan Produksi yang bisa dikonversi (HPK)

HPK yang bisa dikonversi adalah kawasan hutan yang dicadangkan untuk
digunakan dalam pembangunan diluar kehutanan. Terdapat dua kondisi yang bisa
dijadikan patokan untuk menetapkan jenis hutan ini. Pertama, hutan yang
memiliki skor kelerengan, erosi dan curah hujan di bawah 124. Kedua, kawasan
hutan yang dicadangkan untuk permukiman, transmigrasi, perkebunan dan
pertanian.

-
Berdasarkan letak geografisnya

- hutan tropika, yakni hutan-hutan di daerah katulistiwa

- hutan temperatur, hutan-hutan di daerah empat musim (antara garis lintang


23,5º – 66º)
- hutan boreal, hutan-hutan di daerah lingkar kutub.

PELESTARIAN HUTAN

Memelihara pelestarian hutan dapat dilakukan dengan cara :

- Reboisasi

yaitu menanami kembali hutan-hutan yang telah gundul. Contohnya


reboisasi di gunung kidul, reboisasi dilampung, reboisasi di lebak, dll.
Reboisasi mempunyai efek yang serupa seperti penghijauan yaitu, mengurangi
luas lahan yang dapat ditanami oleh petani dan pengurangan produksi oleh
naungan pohon. Jadi jelas dari segi ekologi manusia penghijauan dan reboisasi
sukar untuk berhasil selama usaha itu mempunyai efek menurunkan daya
dukung lingkungan dan menghilangkan atau mengurangi sumber pencaharian
penduduk.

- Melakukan tebang pilih

yaitu menebang pohon dengan kriteria-kriteria tertentu. Contohnya:


menebang pohon jati yang diameternya sudah 75 cm. Hal ini dapat
mengurangi penebangan hutan secara liar dan dalam jumlah besar –
besaran. Selain itu system ini juga berguna untuk masyarakat agar tidak
sembarang dalam melakukan penebangan hutan.
- Menerapkan Sistem Tebang – Tanam.

System ini sangat berguna bagi pelestarian hutan. Sistem penebangan


hutan yang kemudian diganti dengan menanam hutan yang telah ditebang
agar hutan tetap terjaga keberadaannya.

- Melakuakan Penebangan secara Konservatif.

Penebangan secara konservatif adalah penebangan dengan cara menebang


pohon yang sudah tidak berproduktif lagi. Jangan sampai pohon yang
masih muda dan produktif di tebang.

- Menerapkan Larangan Penebangan Hutan Secara Sewenang –


wenang dan Memberikan Sanksi yang Berat Bagi Pelakunya.

Selain masyarakat yang harus menjaga kelestarian hutan, pemerintah juga


harus ikut terlibat dalam pelestarian hutan. Pemerintah harus ikut turun
tangan dalam pelestarian hutan ini. Sebaiknya, pemerintah juga
memberikan sanksi yang berat bagi para pelakunya, yang bisa membuat
mereka jera dan tidak melakukan kesalahan mereka lagi.

- Menetapkan Daerah Perlindungan Alam


Contoh daerah perlindungan Alam di Indonesia :

1. Taman hutan raya dan hutan wisata

2 Cagar Alam
3. Taman nasional
4. Merehabilitasi Satwa Langka
BAB III

HUBUNGAN AIR, UDARA, TANAH, HUTAN, DAN PEMBANGUNAN


BERKELANJUTAN BAGI KELANGSUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Dalam melakukan pembangunan selama ini kita ketahui adanya berbagai


masalah kerusakan habitat alam baik oleh aktivitas manusia, kesalahan kebijakan dan
ketidakjelasan pengaturan dalam mengelola kawasan hutan dan laut maupun karena bencana
alam. Beberapa kerusakan tersebut antara lain hilangnya hutan dataran rendah Sumatra karena
penyusutannya lebih dari 2.5 % per tahun, konversi hutan untuk kelapa sawit, pertanian,
transmigrasi, pertambangan, perumahan dan adanya logging baik yang resmi maupun yang
ilegal. Selain itu juga kerusakan pada sungai, danau dan pesisir termasuk didalamnya kerusakan
sumber perikanan. Sementara itu dalam pembangunan berkelanjutan diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang. Maka dari itu
untuk dapat mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan diperlukan strategi-strategi dalam
konservasi keanekaragaman hayati dengan tetap memperhatikan peningkatan potensi produksi
dengan pengelolaan yang ramah lingkungan hidup serta menjamin terciptanya kesempatan yang
merata dan adil bagi semua orang Keanekaragaman hayati yang tinggi tersebut merupakan
kekayaan alam yang dapat memberikan manfaat serga guna, dan mempunyai manfaat yang vital
dan strategis, sebagai modal dasar pembangunan nasional, serta merupakan paru-paru dunia yang
mutlak dibutuhkan, baik di masa kini maupun yang akan datang. Maka dari itu konservasi
keanekaragaman hayati memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan
berkelanjutan mengingat Indonesia juga menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia
dan dikenal sebagai Negara mega-biodiversity.
Hakikat lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya
keadaan, makhlik hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (UU no.
4/1982/tentang pokok pengelolaan lingkungan hidup).
Lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang membentuk suatu wilayah (ekosistem),
didalamnya meliputi lingkungan alam hayati, non hayati dan buatan serta social. Lingkungan
hidup dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

1. Lingkungan hidup alamiah (semua benda, keadaan, makhluk hidup dan komponen-
komponen abiotik lainnya, dimana kondisinya masih serba alamiah dan tanpa atau
sedikit campur tangan manusia. Contoh : hutan primer, daerah aliran sungai (DAS),
hutan mangrove.
2. Lingkungan hidup buatan (lingkungan hidup alami yang sudah didominasi kehadiran
manusia). Jumlah penduduk yang makin meningkat memaksa manusia mengubah
lingkungan hidup alamiah. Lingkungan hidup binaan ini selalu ditandai oleh
timbulnya limbah yang membawa dampak bagi kehidupan manusia.

Bentuk kerusakan lingkungan

1. Kerusakan akibat proses alam

Bumi tidak statis, selalu berubah dan sampai saat ini perubahan itu masih
terus berlangsung. Misalnya, benua yang bergerak, gunung meletus, gempa bumi,
angin topan, terjadi penyimpangan musim antara musim hujan dengan kemarau.
Kejadian itu diluar pengaruh kegiatan manusia dan manusia pun tidak mampu
mencegahnya.

2. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia

Masalah lingungan saat ini telah menjadi masalah global yang dirasakan
bukan hanya oleh Negara bersangkutan tetapi oleh Negara lain, seperti kebakaran
hutan di Indonesia asapnya sampai kenegara tetangga seperti Malaysia, singapura,
dan Brunai Darussalam. Beberapa kerusakan akibat ulah manusia antara lain ;
kebakaran hutan, pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah serta
kerusakan hutan.
Hakikat Pembangunan berkelanjutan

Tujuan pembangunan antara lain meningkatkan kesejahteraan sekaligus martabat


manusia. Dengan demikian, pembangunan dapat dikatakan berhasil jika memenuhi beberapa
kondisi yang sesuai dengan indikator pembangunan. Beberapa indikator dari pembangunan
adalah :

a. Meningkatnya kesejahteraan hidup masyarakat.


b. Memiliki fungsi dan peruntukan yang tepat.
c. Memiliki dampak yang minimum terhadap kerusakan lingkungan.

Pembangunan berkelanjutan (Sustainable development) adalah pembangunan yang dalam


perencanaan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan memperhatikan Analisis mengenai dampak
lingkungan (AMDAL). Hal ini dimaksudkan agar generasi mendatang dapat pula menikmati
kualitas dan kuantitas sumberdaya alam sebagai mana yang kita nikmati sekarangsehingga kita
mewariskan pencemaran dan kerusakan pada generasi penerus kita.

Dasar hukum pelaksana AMDAL di Indonesia diatur dalam pasal 16 Undang-undang


lingkungan hidup tahun 1982 yang berbunyi : “Setiap rencana yang diperkirakan mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak
lingkungan yang pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah.”
Dampak pembangunan

a. DAMPAK POSITIF

- Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran


- Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh
masyarakat.
- Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah.
- Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
- Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.
- Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang
industri.

b. DAMPAK NEGATIF

- Limbah industry akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan udara


- Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.
- Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatang-
binatang,manusia dapat terkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan
lain-lain.
- Penurunan kualitas lingkungan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat serta dorongan pertumbuhan ekonomi telah
memacu kegiatan yang mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan.

Solusi dari dampak Pembangunan Berkelanjutan


Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan
tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan
usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing. Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi
rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun
program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan
lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia
secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan
dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan.

Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:


1. Menjamin pemerataan dan keadilan.
2. Menghargai keanekaragaman hayati.
3. Menggunakan pendekatan integratif.
4. Menggunakan pandangan jangka panjang.

DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP STRUKTUR TANAH

Tanah secara umum merupakan suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-
komponen padat, cair, gas, dan mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik. Tanah merupakan
akumulasi tubuh alam yang bebas yang menduduki sebagian besar permukaan bumi dan
mempunyai sifat-sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan organisme yang bekerja pada batuan
induk pada relief tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Dari berbagai unsur yang
terkandung, tanah merupakan unsur yang penting dalam Geografi.

Dampak Negatif Pembangunan Terhadap Struktur Tanah


1. Erosi.
2. Kekeruhan tanah
3. Hilangnya unsur hara
4. Terakumulasinya zat pencemar dalam tanah
5. Terganggunya kestabilan ekosistem alam dan permasalahan lingkungan
Dampak Terhadap Udara dan Iklim

Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi,
batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida
(NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan
pemanasan global). Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara,
setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar
fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya
kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah
pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan
logam.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2
tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi
peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari
(radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal
tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Emisi CH4
(metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak
dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas
rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.

Dampak Terhadap Perairan

Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi
yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan
tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan.
Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.
UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN

Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan
tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan
usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi
terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus
menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan
berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara
bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan
dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan
merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992.

Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian


lingkungan hidup antara lain:

a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)


Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan
masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut
erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari
permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan
tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus
berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya
pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau
penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan
atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan,
sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas
memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah
satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen
berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka
perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar,
dan sehat.

c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa
diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan
liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan.
Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya
menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan
lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan
hutan.

d. Pelestarian laut dan pantai


Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut
dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut,
pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian
laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah
hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran
ombak.
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat di ambil adalah :

1. Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu,
tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat
melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan
sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen,
tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta
mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan
hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan
adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman

2. Dengan mengenali betul-betul sifat sebuah hutan, kita akan memperlakukan hutan secara
lebih tepat sehingga hutan dapat lestari, bahkan terus berkembang.

Anda mungkin juga menyukai