Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KONSEP DASAR KEPERAWATAN (KDK)

MODERN NURSING

Disusun oleh :

1. Maya Nastica (2018200078/P 1 C)


2. Pinastika Dewanti (2018200079/P 1 C)
3. Ayu Suryaning P. (2018200080/P 1 C)
4. Lusiyana Tri M. (2018200081/P 1 C)
5. Dina Gustin P. (2018200082/P 1 C)
6. Yogi Irawan (2018200083/P 1 C)
7. Khosingatul F. (2018200084/P 1 C)

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH DI WONOSOBO

FAKULTAS ILMU KESEHATAN/D III KEPERAWATAN

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Biomedik Dasar (IBD) tentang Modern
Nursing dengan baik dan tepat pada waktunya. Walaupun dalam penyusunan makalah ada
sedikit hambatan, namun berkat kerja keras anggota kelompok kami, kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak atas bantuan, dukungan, dan doanya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam menambah wawasan
tentang perkembangan teori keperawatan modern. Makalah ini mungkin kurang sempurna,
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan makalah ini.

Wonosobo, 2 November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
i. Halaman Judul.......................................................................................................................
ii. Kata Pengantar.......................................................................................................................
iii. Daftar Isi................................................................................................................................
iv. BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Tujuan.............................................................................................................................
v. BAB II Pembahasan
A. Biografi Florence Nightingale........................................................................................
B. Teori Florence Nightingale.............................................................................................
C. Peran Perawat dalam Teori Florence Nightingale..........................................................
vi. BAB IV Penutup
A. Kesimpulan.....................................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................................
vii. Daftar Pustaka........................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Latar belakang dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Konsep Dasar
Keperawatan (KDK). Sejarah lahirnya keperawatan menjadi tolak ukur perkembangan ilmu
keperawatan. Sehingga manusia mulai menggagas teori tentang keperawatan yang dengan
teori-teori tersebut bisa untuk mengkaji gejala-gejala dan permasalahan dalam kehidupan
masyarakat. Sejalan dengan perkembangan kebudayaan, sosial, politik, ekonomi dan
teknologi umat manusia, teori – teori tersebut makin berkembang seperti apa yang telah kita
rasakan sekarang ini. Oleh karena itu, makalah ini membahas tentang Teori Florence
Nigthingale, yang didalamnya berisi tentang isi dari teori Nightingale, pembahasan teori, dan
contoh peran perawat berdasarkan teori Nightingale. Teori dari Florence nightingale sangatlah
bermanfaat bagi para perawat terutama pada saat kita merawat pasien. Florence memunculkan
teori keperawatan modern yang sampai saat ini kita pakai. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca, terutama perawat dalam merawat pasien.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Mengetahui biografi Florence Nightingale
2. Teori Florence Nightingale
3. Contoh peran perawat dalam teori Florence Nightingle

BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi
1. Masa kecil
Florence Nightingale lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12 Mei 1820 dan dibesarkan
dalam keluarga yang berada. Namanya diambil dari kota tempat ia dilahirkan. Nama
depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau
Florence dalam bahasa Inggris.
Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik
ayahnya, William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di Derbyshire,
London, Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan keluarga Nightingale
adalah keluarga terpandang. Florence Nightingale memiliki seorang saudara perempuan
bernama Parthenope.
Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang hidup sesuai dengan
martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu wanita ningrat, kaya, dan
berpendidikan aktivitasnya cenderung bersenang-senang saja dan malas, sementara
Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan.
2. Perjalanan ke Jerman
Pada tahun 1846 ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman, dan mengenal lebih jauh
tentang rumah sakit modern pionir yang dipelopori oleh Pendeta Theodor Fliedner dan
istrinya dan dikelola oleh biarawati Lutheran (Katolik). Di sana Florence Nightingale
terpesona akan komitmen dan kepedulian yang dipraktekkan oleh para biarawati kepada
pasien. Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, serta pulang ke Inggris dengan
membawa angan-angan tersebut.
3. Belajar merawat
Pada usia dewasa Florence mendapat banyak lamaran untuk menikah. Namun semua
itu ia tolak, karena Florence merasa terpanggil untuk mengurus hal-hal yang berkaitan
dengan kemanusiaan, ia sudah membulatkan tekad untuk mengabdikan dirinya pada
dunia keperawatan. Keinginan ini ditentang keras oleh ibunya dan kakaknya. Hal ini
dikarenakan pada masa itu di Inggris, perawat adalah pekerjaan hina dan sebuah rumah
sakit adalah tempat yang jorok. Banyak orang memanggil dokter untuk datang ke rumah
dan dirawat di rumah.
Perawat pada masa itu hina karena perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau
"buntut" (keluarga tentara yang miskin) yang mengikuti kemana tentara pergi. Profesi
perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka, sehingga
dianggap profesi ini bukan profesi sopan wanita baik-baik dan banyak pasien
memperlakukan wanita tidak berpendidikan yang berada di rumah sakit dengan tidak
senonoh. Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan
karena alasan-alasan tersebut di atas. Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai
tukang masak.
Florence beranggapan bahwa di Jerman perawatan bisa dilakukan dengan baik tanpa
merendahkan profesi perawat, karena saat itu di Jerman perawat/biarawati Katolik
disumpah untuk tidak menikah dan hal ini juga secara langsung melindungi mereka dari
perlakuan yang tidak hormat dari pasiennya. Ayahnya tidak setuju bila Florence menjadi
perawat di rumah sakit. Tetapi Florence berkeras dan tetap pergi ke Kaiserswerth, Jerman
untuk mendapatkan pelatihan bersama biarawati di sana. Selama empat bulan ia belajar di
Kaiserwerth, Jerman di bawah tekanan dari keluarganya yang takut akan implikasi sosial
yang timbul dari seorang gadis yang menjadi perawat dan latar belakang rumah sakit
yang Katolik sementara keluarga Florence adalah Kristen Protestan. Selain di Jerman,
Florence Nightingale juga pernah bekerja di rumah sakit untuk orang miskin di Perancis.
4. Kembali ke Inggris
Pada Agustus 1853-Oktober 1854, Nightingale kembali ke London dan mendapat
pekerjaan sebagai pengawas bagian keperawatan di Institute for the Care of Sick
Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil yang terletak di Upper Harley Street, London.
Di sini ia menentang Komite Rumah Sakit karena mereka menolak pasien yang
beragama Katolik. Florence mengancam akan mengundurkan diri, kecuali bila komite ini
mengubah peraturan tersebut dan memberinya izin tertulis bahwa; rumah sakit akan
menerima tidak hanya pasien yang beragama Katolik, tetapi juga Yahudi dan agama
lainnya, serta memperbolehkan mereka menerima kunjungan dari pendeta-pendeta
mereka, termasuk rabi, dan ulama untuk orang Islam. Komite Rumah Sakit pun
mengubah peraturan tersebut sesuai permintaan Florence.
5. Perang Krimea
Pada 1854 berkobarlah peperangan di Semenanjung Krimea, antara tentara Inggris
dan Perancis dengan tentara Rusia. Banyak prajurit yang gugur dalam pertempuran,
namun yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak adanya perawatan untuk para prajurit
yang sakit dan luka-luka.
Keadaan memuncak ketika seorang wartawan bernama William Russel pergi ke
Krimea. Dalam tulisannya untuk harian TIME ia menuliskan bagaimana prajurit-prajurit
yang luka bergelimpangan di tanah tanpa diberi perawatan sama sekali. Hati rakyat
Inggrispun tergugah oleh tulisan tersebut. Florence merasa masanya telah tiba, ia pun
menulis surat kepada menteri penerangan saat itu, Sidney Herbert, untuk menjadi
sukarelawan. Di Krimea prajurit-prajurit banyak yang mati bukan karena peluru dan bom,
namun karena tidak adanya perawatan, dan perawat pria jumlahnya tidak memadai.
Florence ditugaskan untuk memimpin gadis-gadis sukarelawan.
Pada tanggal 21 Oktober 1854 bersama 38 gadis sukarelawan yang dilatih oleh
Nightingale dan bibinya Mai Smith, berangkat ke Turki menumpang sebuah kapal.
November 1854 mereka mendarat di sebuah rumah sakit pinggir pantai di Scutari. Saat
tiba di sana kenyataan yang mereka hadapi lebih mengerikan dari apa yang mereka
bayangkan. Beberapa gadis sukarelawan terkejut dan tidak dapat langsung bekerja karena
cemas, semua ruangan penuh sesak dengan prajurit-prajurit yang terluka, dan beratus-
ratus prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa tempat berteduh dan tanpa ada yang
merawat. Dokter-dokter bekerja memotong tangan, kaki, dan mengamputasi apa saja
yang membahayakan hidup prajurit, tapi potongan-potongan tubuh tersebut ditumpuk
begitu saja diluar jendela dan tidak ada tenaga untuk membuangnya ke tempat lain. Bekas
tangan dan kaki yang berlumuran darah menggunung menjadi satu dan mengeluarkan bau
tak sedap.
Florence melakukan perubahan-perubahan penting. Ia mengatur tempat-tempat tidur
para penderita di dalam rumah sakit, dan menyusun tempat para penderita yang
bergelimpangan di luar rumah sakit. Ia mengusahakan agar penderita yang berada di luar
paling tidak bernaung di bawah pohon dan menugaskan pendirian tenda. Penjagaan
dilakukan secara teliti, perawatan dilakukan dengan cermat, Perban diganti secara
berkala, Obat diberikan pada waktunya, Lantai rumah sakit dipel setiap hari, Meja kursi
dibersihkan, Baju-baju kotor dicuci dengan mengerahkan tenaga bantuan dari penduduk
setempat. Akhirnya kondisi rumah sakit jauh lebih baik.
Para perawat sukarelawan bekerja tanpa kenal lelah hilir-mudik di bawah
pengawasan Florence Nightingale. Ia juga menangani perawat-perawat untuk
membuktikan pada orang tua mereka di tingkat ekonomi menengah, bahwa dengan
disiplin yang keras anak bisa dilindungi dari kemungkinan serangan seksual. Di Inggris
anak perempuan ditentang menjadi perawat, dan menyebabkan rumah sakit di Inggris
ketinggalan dibandingkan di benua Eropa lainnya dimana profesi keperawatan dilakukan
oleh biarawati.
Pada malam hari saat perawat lain beristirahat dan memulihkan diri, Florence
menuliskan pengalamannya dan cita-citanya tentang dunia keperawatan, dan obat-obatan
yang ia ketahui. Namun, kerja keras Florence membuat angka kematian malah meningkat
menjadi yang terbanyak dibandingkan rumah sakit lainnya di daerah tersebut. Pada masa
musim dingin 4077 prajurit meninggal dirumah sakit diakibatkan tipes, tifoid, kolera, dan
disentri. Kondisi di rumah sakit tersebut menjadi sangat fatal karena jumlah pasien
melimpah lebih banyak dari yang mungkin bisa ditampung, hal ini menyebabkan sistem
pembuangan limbah dan ventilasi udara memburuk.
Pada bulan bulan Maret 1855, komisi kebersihan Inggris datang dan memperbaiki
sistem pembuangan limbah dan sirkulasi udara, sejak saat itu tingkat kematian menurun
drastis. Florence juga beranggapan bahwa tingkat kematian disebabkan oleh nutrisi yang
kurang dari suplai makanan dan beratnya beban pekerjaan tentara. Pemikiran ini baru
berubah saat Florence kembali ke Inggris dan mengumpulkan bukti dihadapan Komisi
Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris (Royal Commission on the Health of the
Army), akhirnya ia diyakinkan bahwa saat itu para prajurit di rumah sakit meninggal
akibat kondisi rumah sakit yang kotor dan memprihatinkan. Sehingga ia gigih
mengkampanyekan kebersihan lingkungan.
Selama menjadi sukarelawan Florence dijuluki “Bidadari Berlampu” karena ssat
malam hari Florence berkeliling membawa lampu untuk mencari prajurit yang masih
hidup untuk disembuhkan.
6. Pulang ke Inggris
Florence Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada tanggal 7 Agustus
1857, semua orang tahu siapa Florence Nightingale dan apa yang ia lakukan ketika ia
berada di medan pertempuran Krimea, dan menurut BBC, ia merupakan salah satu tokoh
yang paling terkenal setelah Ratu Victoria. Nightingale pindah dari rumah keluarganya di
Middle Claydon, Buckinghamshire, ke Burlington Hotel di Piccadilly. Namun, ia terkena
demam, yang disebabkan oleh Bruselosis (demam Krimea) yang menyerangnya selama
perang Krimea.
Florence Nightingal menjadi pelopor dalam pendirian Komisi Kerajaan untuk
Kesehatan Tentara Inggris, dengan Sidney Herbert menjadi ketua. Ia menulis laporan
1.000 halaman lebih laporan statistik mendetail untuk pemeriksaan tentara militer
sehingga didirikan Sekolah Medis Angkatan Bersenjata dan sistem rekam medik angkatan
bersenjata.
7. Karier selanjutnya
Ketika ia masih di Turki, pada tanggal 29 November 1855, dari hasil kerjanya pada
perang didirikan Dana Nightingale untuk pelatihan perawat, di inggris Adipati Cambridge
menjadi ketua, badan tersebut berhasil mengumpulkan dana sebagai rasa terima kasih
orang-orang Inggris karena Florence Nightingale berhasil menyeamatkan banyak jiwa
dari kematian.
Florence menggunakan uang itu untuk membangun sebuah sekolah perawat
khusus untuk wanita yang pertama. Florence berargumen bahwa dengan adanya sekolah
perawat, maka profesi perawat akan menjadi lebih dihargai. Sekolah tersebut didirikan di
lingkungan rumah sakit St. Thomas Hospital, London. Sekolah itu dibuka tanggal 9 Juli
1860. Dunia kesehatan pun menyambut baik pembukaan sekolah perawat tersebut.
Perjuangan Florence di Semenanjung Krimea telah menghilangkan gambaran
lama tentang perempuan perawat. Dengan didirikannya sekolah perawat tersebut telah
diletakkan dasar baru tentang perawat terdidik dan dimulailah masa baru dalam dunia
perawatan orang sakit. Kini sekolah tersebut dinamakan Sekolah Perawat dan Kebidanan
Florence Nightingale (Florence Nightingale School of Nursing and Midwifery) dan
merupakan bagian dari Akademi King College London.
Perawat lulusan sekolah Florence pertama kali bekerja pada Rumah Sakit
Liverpool Workhouse Infirmary. Ia juga berkampanye dan menggalang dana untuk rumah
sakit Royal Buckinghamshire di Aylesbury dekat rumah tinggal keluarganya. Dengan
perawat-perawat terdidik, era baru perawatan secara modernpun diterapkan. Dunia
menjadi tergugah dan ingin meniru. Mereka mengirimkan gadis-gadis berbakat untuk
dididik di sekolah tersebut dan sesudah tamat mereka diharuskan mendirikan sekolah
serupa di negerinya masing-masing. Perawat-perawat yang lulus dari sekolah Florence
telah tumbuh dan mengembangkan pengaruh mereka pada awal-awal pengembangan
profesi keperawatan
Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang Keperawatan (Notes on
Nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan pada kurikulum di sekolah
Florence dan sekolah keperawatan lainnya. Pada tahun 1861 cetakan lanjutan buku ini
terbit dengan tambahan bagian tentang perawatan bayi. Pada tahun 1869, Nightingale dan
Elizabeth Blackwell mendirikan Universitas Medis Wanita.
Pada tahun 1883 Florence dianugrahkan medali Palang Merah Kerajaan (The
Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria. Pada tahun 1907, Raja Inggris menganugerahkan
Florence Nightingale sebagai The Order Of Merit. Pada tahun 1908 ia dianugrahkan
Honorary Freedom of the City dari kota London. Nightingale adalah seorang universalis
Kristen. Pada tanggal 7 Februari 1837 – tidak lama sebelum ulang tahunnya ke-17 – ia
menulis, "Tuhan berbicara padaku dan memanggilku untuk melayani-Nya."
8. Meninggal Dunia
Florence Nightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13 Agustus
1910. Keluarganya menolak untuk memakamkannya di Westminster Abbey, dan ia
dimakamkan di Gereja St. Margaret yang terletak di East Wellow, Hampshire, Inggris.

B. Teori Florence Nightngle


Florence nightingle yang kita kenal sebagai perawat yang membangun landasan bagi teori
keperawatan mengembangkan filosofi atau teori hubungan antara kesehatan dan keperawatan.
Teorinya tentang keperawatan meliputi peranan perawat dalam memenuhi kebutuhan klien,
mempertimbangkan pengaruh lingkungan pada asuhan keperawatan klien yang menderita
sakit, serta meningkatkan standar sekaligus penerimaan olehmasyarakat terhadap
keperawatan.
Ia juga mengembangkan suatu prinsip yang tepat mengenai pola pendidikan perawat dan
menunjukan asuhan keperawatan yang efisien dan berwawasan luas. Ia juga telah menetapkan
batas-batas pola kebijaksanaan umum mengenai pengasuhan orang lain berbasis, baik
pengetahuan maupun pada prinsip pengetahuan yang telah diterima secara luas dalam
masyarakat. Itulah sebabnya sebelum muncul teori keperawatan moderen pengetahuan
keperawatan tidak dapat berkembang dan terpecah-pecah. Setelah perang dunia wanita lebih
mandiri dan memiliki pendidikan keperawatan yang terpusat pada edukasi (profesi), pelatihan
( vokasi) , riset keperawatan dan publikasi.
Gagasan mengenahi keperawatan sebagai ilmu semakin dirasakan. Hal itu ditunjukan
dengan pemberianpelayanan yang efektif, berbasis pasien serta rasional. Para pakar
keperawatan menyadari perlunya dilakukan riset dari asuhan praktik keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat moderen . sebelumnyabanyak praktik
keperawatan berjalan atas dasar “ trial dan eror” . Tujuan dari teori –teori keperawatan
adalah untuk memebedakan perawat dari disiplin ilmu lainnya.

C. Peran Perawat dalam Teori Keperawatan Modern


Sebelum muncul teori keperawatan moderen peran perawat masih sebagai pembantu
yang membantu urusan-urusan yang bukan merupakan kopetensi perawat. Perlu diketahui
memang pekerjaan seorang perawat sangat kompleks, sehingga perlu kerja keras dan dedikasi
penuh dalam melakukan pelayanan.
Setelah muncul teori keperawatan yang dikembangkan Florence Nightingale, The
Mother Of Modern Nursing, tentang pentingnya pengaruh lingkungandan kebersihan dalam
memperbaiki kesehatan pasien dengan memperhatikan lima komponen berikut:
1. Udara yang alami
2. Air yang sehat
3. Drainase yang baik
4. Kebersihan lingkungan
5. Cahaya yang cukup
Aplikasi teori Florence Nightangel dalam praktik keperawatan untuk mengendalikan
penyakit dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien seperti :
1. Memilih dan mengatur ruangan
2. Menjaga kebersihan tempat tidur dan lingkungan pasien
3. Mengatur ventilasi
4. Mengatur pencahayaan ruangan
5. Mengtur kelancaran drainase
6. Mengurangi resiko penularan penyakit

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Modern nursing yang di cetuskan oleh Florence Nightangle menjadi dasar
pelaksanaan keperawatan sekarang ini. Berdasarkan pengalaman dan observasi yang
dilakukanya sehingga bisa meletakan teori-teori yang sangat berguna bagi dunia
keerawatan. Teori keperawatan modern yang dikemukakan Florence terfokus pada faktor
lingkungan yang mempengaruhi tingkat kesembuhan pasien. Perawat adalah suatu profesi
yang sangat diperlukan dalam dunia kesehatan. Sehingga perawat perlu memiliki
pendidikan yang profesional. 5 komponen dalam teori florence:
1. Udara yang alami
2. Air yang sehat
3. Drainase yang baik
4. Kebersihan lingkungan
5. Cahaya yang cukup

B. Saran

Demikian makalah ini kmi tulis dengan sebaik-baiknya semoga bisabermanfaat bagi
pembaca. Kami sadar dalam penulisan makalah ini tentu masih banyak kesalahan sehingga
diharapkan memberi kritikan dan saran kepada makalah ini untuk perbaikan selanjutnya.
Apabila ada yang baik itu mutlak pemberian Allah SWT namun apabila kekurangan itu murni
kesalahan kami. Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

https://books.google.co.id

Anda mungkin juga menyukai