1. Menulis Rumusan Masalah Sendiri. Jelaskan keadaan “ideal”. Ada banyak cara yang
berbeda untuk menulis rumusan masalah — beberapa sumber referensi merekomendasikan
untuk langsung membahas masalah itu sendiri, sementara sumber lainnya
merekomendasikan memberikan konteks latar belakang terlebih dahulu agar masalah (dan
solusinya) lebih mudah untuk dipahami oleh pembaca. Jika Anda begitu tidak yakin
bagaimana harus memulai, pilihlah opsi kedua. Walaupun keringkasan adalah sesuatu yang
harus ditujukan oleh setiap tulisan yang praktis, pemahaman yang baik lebih penting lagi.
Mulailah dengan menjelaskan bagaimana seharusnya hal-hal bekerja. Sebelum Anda
menyebutkan masalah Anda, jelaskan dalam beberapa kalimat bagaimana berlangsungnya
hal-hal jika tidak ada masalah.
2. Pertanggungjawabkan pernyataan Anda. Tidak peduli berapa banyak uang yang Anda
klaim dikuras masalah Anda terhadap perusahaan Anda, jika Anda tidak dapat
mempertanggungjawabkan klaim Anda dengan bukti yang masuk akal, Anda mungkin tidak
dianggap serius. Segera setelah Anda mulai membuat klaim spesifik tentang seberapa serius
masalah Anda, Anda harus mulai mendukung pernyataan Anda dengan bukti. Dalam beberapa
kasus, ini mungkin dari penelitian Anda sendiri, dari data dari penelitian atau proyek terkait,
atau bahkan dari sumber pihak ketiga terkemuka.
3. Usulkan solusi. Ketika Anda sudah menjelaskan apa masalahnya dan mengapa begitu
penting, lanjutkan menjelaskan bagaimana Anda mengusulkan untuk mengurusnya. Seperti
dengan pernyataan awal dari masalah Anda, penjelasan solusi Anda harus ditulis agar sejelas
dan seringkas mungkin. Tetaplah pada konsep-konsep besar, penting, konkret dan tinggalkan
rincian kecil untuk nanti — Anda akan memiliki banyak kesempatan untuk masuk ke setiap
aspek kecil dari solusi yang Anda usulkan dalam badan proposal Anda.
4. Jelaskan manfaat dari solusi. Sekali lagi, sekarang Anda sudah memberitahu pembaca
Anda apa yang harus dilakukan soal masalah ini, ide yang sangat baik adalah
menjelaskan mengapa solusi ini adalah ide yang baik. Karena bisnis selalu berusaha untuk
meningkatkan efisiensi dan mendapatkan lebih banyak uang, Anda akan ingin fokus terutama
pada dampak keuangan dari solusi Anda — biaya yang mana yang akan terkurangi, bentuk-
bentuk baru dari pendapatan yang bagaimana yang akan dihasilkan, dan sebagainya. Anda
juga bisa menjelaskan manfaat non-nyata, seperti kepuasan pelanggan yang meningkat, tetapi
penjelasan total tidak boleh lebih panjang dari beberapa kalimat untuk satu paragraf.
5. Simpulkan dengan meringkas masalah dan solusi. Setelah Anda telah
mempresentasikan visi ideal untuk perusahaan Anda, mengidentifikasi masalah yang
menhalangi Anda dari mencapai idealisme ini, dan menyarankan solusi, Anda hampir selesai.
Yang tersisa untuk dilakukan adalah menyimpulkan dengan ringkasan argumen utama Anda
yang memungkinkan Anda dengan mudah transisi ke dalam tubuh utama dari proposal Anda.
Tidak perlu untuk membuat kesimpulan ini lagi daripada yang seperlunya — cobalah untuk
menyatakan, hanya dalam beberapa kalimat, inti dasar dari apa yang telah dijelaskan dalam
pernyataan masalah Anda dan pendekatan yang Anda niatkan untuk diambil dalam badan
artikel.
6. Ingat “lima W”. Rumusan masalah harus seinformatif mungkin dengan kata-kata sesedikit
mungkin, tetapi tidak harus menyelidiki rincian kecil. Jika Anda pernah ragu-ragu tentang apa
yang harus disertakan dalam rumusan masalah Anda, ide yang cerdas adalah mencoba untuk
menjawab lima W (siapa/who, apa/what, di mana/where, kapan/when, dan mengapa/why),
plus bagaimana/how. Mengatasi lima W memberikan pembaca Anda pengetahuan tingkat
dasar yang baik untuk memahami masalah dan solusi tanpa merantau ke tingkat detail yang
tidak perlu.
7. Selalu mengoreksi kesalahan. Ini merupakan keharusan untuk semua bentuk tulisan yang
serius — tidak ada draft pertama sepanjang sejarah yang tidak bisa memperoleh keuntungan
dari mata yang hati-hati dan dari pengkoreksi yang baik. Setelah Anda menyelesaikan
rumusan masalah Anda, bacalah dengan cepat. Apakah “alurnya” tampak benar? Apakah
menyajikan ide-idenya dengan koheren? Apakah tampaknya teratur dengan logis? Jika tidak,
buat perubahan ini sekarang. Saat Anda akhirnya puas dengan struktur rumusan masalah
Anda, periksa ejaan, tata bahasa, dan kesalahan format.
1. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut.
2. Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
3. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
4. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
5. Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
6. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan
kepercayaan agama.
7. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
8. Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain.
9. Rumusan masalah harus mengandung unsure data yang mendukung pemecahan masalah
penelitian.
10. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara
(hipotesis).
11. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
Tokopedia ?
Tokopedia ?
4. Apakah kualitas informasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian online pada
Tokopedia ?
5. Apakah variabel yang memiliki pengaruh paling dominan terhadp keputusan pembelian
Kekurangan penelitian Cross Sectional yang dikutip dari Sayogo (2009) adalah sebagai berikut:
pertama, Sulit untuk menentukan sebab akibat karena pengambilan data resiko dan efek
dilakukan pada saat yang bersamaan (temporal relation tidak jelas).
kedua, Studi prevalens lebih banyak menjaring subjek jangka panjang dibanding jangka pendek.
ketiga, Dibutuhkan jumlah subjek yang cukup banyak, terutama bila variabel yang dipelajari
banyak.
keempat, Tidak praktis untuk meneliti kasus yang jarang terjadi.
Contoh Penelitian Cross Sectional
Contoh Penelitian Cross Sectional diambil dari penelitian oleh Ratih Suci Wijaya yang
berjudul Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah
Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi
penyakit anemia besi pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir (BBL),
Tahap kedua; penetapan ranah studi penelitian yang meliputi sampel dan populasinya.
Subjek penelitian disini adalah ibu-ibu yang baru melahirkan, namun perlu dibatasi dari daerah
mana mereka ini dapat hamil, apakah lingkup dirumah sakit umum, rumah sakit bersalin, atau rumah
bersalin. Demikian pula batas waktunya juga ditentukan. Kemudian, sampel yang akan diambil
menggunakan teknik random atau non random.
Tahap keempat; tahap pengolahan dan analisis data penelitian, dengan cara melakukan
perbandingan antara berat badan bayi lahir terhadap kadar Hb darah ibu. Dari hasil analisis, didapat
bukti adanya atau tidak adanya keterkaitan antara anemia terhadap berat badan bayi lahir.
Dikutip dari Budiarto (2004) pendekatan Cross Sectional bersifat analitik antara hubungan penyakit
anemia terhadap bobot kelahiran bayi. Ibu hamil yang akan melahirkan diperiksa Hb kemudian
setelah bayi lahir dilakukan pengukuran terhadap beratnya. Kriteria inklusi, persalinan ibu hamil
normal/fisiologis dengan waktu hamil cukup bulan. Batasan untuk anemia, Hb kurang dari 11gr%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 56 ibu hamil yang mengalami anemia, 19,6% melahirkan
bayi berat lahir rendah, sedangkan ibu yang tidak anemia 41 orang hanya 2,4% yang melahirkan
bayi berat lahir rendah. Analisis data yang dilakukan dengan uji Chi-Square. Uji Chi-Square
digunakan untuk menguji hubungan dua variabel nominal dan juga mengukur kuatnya hubungan
antarvariabel satu dengan variabel nominal lainnya (Wijayanto, 2009).
Kesimpulan dari penelitian, yaitu terdapat hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan
kejadian bayi berat lahir rendah dirumah sakit dengan p-value 0,026, dengan nilai OR=9,778
(Confidence Interval 95% = 1,208 - 79,128) dapat diartikan bahwa ibu hamil yang mengalami
anemia berpeluang resiko 9,778 kali melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dibandingkan
dengan ibu hamil yang tidak mengalami anemia. Metode Cross Sectional dilakukan karena data
dikumpulkan pada waktu yang hampir sama, dan bersifat analitis. Kekurangan penelitian ini adalah
tidak diketahui kapan anemia terjadi pada ibu hamil dan perbandingan terhadap kedua kelompok,
seperti tingkat pendidikan, asupan nutrisi, sosial ekonomi, dan lain-lain yang mungkin berpengaruh
terhadap terjadinya anemia.
Penelitian Longitudinal
Pengertian Penelitian Longitudinal
Penelitian Longitudinal (Longitudinal Research) merupakan jenis penelitian dibidang sosial
dengan cara membandingkan perubahan subjek penelitian dalam rentang waktu
tertentu. Termasuk dalam jenis penelitian jangka panjang karena memakan waktu pengamatan
yang lama.
Menurut Syukur Kholil (2006), penelitian Longitudinal adalah penelitian dengan tujuan untuk
perubahan atau pola sikap perilaku, pendapat, masyarakat dalam rentang waktu yang lama. Dalam
penelitian Longitudinal, data dikumpulkan sekurang-kurangnya dua kali, atau dipandang setara
dengan dua kali mengumpulkan data. Waktu penelitian adalah hasil penting dalam penelitian
Longitudinal.
Dalam penelitian Trend (time series), pengumpulan data dilakukan sekurangnya dua kali. Perubahan
data pendapat para calon pemilih pada masa kampanye diamati melalui penelitian Trend (time
series) ini. Sehingga hasil penelitian Trend (time series) ini dapat memprediksi kekuatan masing-
masing calon dari waktu ke waktu sesuai dengan pergeseran dan perubahan pendapat ditengah-
tengah masyarakat.
ABSTRAK,
Baru-baru ini, perhatian yang signifikan telah difokuskan pada kepuasan pelanggan. Namun, masih
sedikit studi yang menghubungkan kepuasan dengan kinerja, dan bahkan masih sedikit studi yang
menghubungkan tentang keduanya melalui penelitian data times-series.
Dalam studi ini, dilakukan analisis longitudinan kepuasan dan kinerja untuk rantai nasional
(national chain) restoran cepat saji. Dengan total 342.000 konsumen responden, 3009
pegawai responden, dan 12 bulan analisis kinerja restoran. Dimana terdapat hubungan positif dan
signifikan antara kepuasan konsumen dan kepuasan pegawai dalam suatu periode waktu
tertentu, tidak terdapat hubungan signifikan antara kepuasan konsumen dan kinerja, dan
kepuasan pegawai dan kinerja, yang ditemukan dalam cross-sectional analisis.
Namun, pada analisis time-series data (data periode waktu) mengungkapkan adanya hubungan
positif dan signifikan yang terdapat antara perubahan kepuasan konsumen (pelanggan) dan
perubahan pada kinerja perusahaan.
Hal itu berdampak pada peningkatan kepuasan konsumen terhadap keuntungan, meskipun hal ini
masih belum jelas untuk pengamatan jangka pendek karena berbagai faktor, namun ini memberikan
dampak positif untuk jangka panjang.
Kepuasan pelanggan,
Data diambil dari 742 restoran dimana data sampel (konsumen) yang didapat sebanyak 342.308
sampel. Survei dilakukan setiap bulan dengan 100 pertanyaan kuesioner per restoran. Data yang
dikoleksi dijaga dengan seksama dan diurutkan sesuai dengan periode waktu.
Metode sampling diambil untuk memastikan data mewakili jumlah proporsi perkiraan volume
penjualan.
Kepuasan karyawan,
Data diambil dari karyawan dilokasi restoran cepat saji yang dikumpulkan secara terpisah. Setiap
restoran dikirimi paket kuesioner, dan pihak manager diminta untuk mendistribusikan kepada
seluruh karyawan bersama-sama dengan ongkos yang dibayar kembali kedalam amplop yang
ditujukan kepada independen yang melakukan penelitian. Setiap data responden akan
diberlakukan secara anonim, sehingga setiap karyawan diminta untuk mengisi secara langsung.
Total dari 3099 kuesioner kembali dari 382 dari 472 restoran.
HASIL PENELITIAN
TIDAK TERDAPAT hubungan signifikan antara kepuasan konsumen dan kinerja, dan kepuasan
pegawai dan kinerja.
Hal itu berdampak pada peningkatan kepuasan konsumen terhadap keuntungan, meskipun hal ini
masih belum jelas untuk pengamatan jangka pendek karena berbagai faktor, namun ini memberikan
dampak positif untuk jangka panjang.
Kesimpulan
Penelitian Cross Sectional bertujuan untuk mendapatkan sebuah sampel dari populasi dalam suatu
waktu. Setelah itu, memeriksa status data-data yang diperoleh pada titik waktu yang sama dari
masing-masing individu dalam sampel tersebut. Artinya, tiap-tiap subjek yang diteliti hanya
dilakukan observasi satu kali saja dan proses pengukuran dilakukan terhadap status karakter
variabel subjek saat diperika.
Penelitian Longitudinal merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
perubahan sikap, perilaku ataupun pendapat sekelompok orang dari waktu ke waktu. Biasanya
dalam pengumpulan data dalam penelitian Longitudinal terbilang lama, karena pengumpulan data
dilakukan lebih dari 2 kali dalam penelitian. Namun demikian, penelitian Longitudinal mempunyai
dari beberapa hasil penelitian dengan metode yang lain, yaitu hasil penelitian yang diperoleh
menunjukkan hasil yang lebih spesifik terhadap topik penelitian yang sedang dipahami. Adapun
untuk kelemahan dari metode penelitian ini adalah pada proses pelaksanannya memerlukan tenaga,
waktu, serta dana yang lebih banyak.
Research Gap
Research gap adalah celah – celah atau senjang penelitian yang dapat dimasuki oleh seorang peneliti
berdasarkan pengalaman atau temuan peneliti – peneliti terdahulu. Penelitian ilmiah disasarkan untuk
mendapatkan sebuah jawaban baru terhadap sesuatu yang menjadi masalah. Oleh karena itu peneliti harus
berhadapan dengan sesuatu yang menjadi masalah didukung oleh pembenaran atau justifikasi penelitian
yang baik dan berupaya untuk mencari jawaban yang baru dari masalah yang memang penting untuk diteliti.
Ciri – ciri research gap :
1) Tatanan konseptual yang baik, tetapi belum ada pembuktian empirik,
2) Masalah penelitian yang belum berhasil dijawab atau hipotesis yang belum berhasil dibuktikan,
3) Temuan penelitian yang kontroversial terhadap penelitian sejenis lainnya,
4) Hasil penelitian yang menyisakan kelemahan.
Sumber research gap adalah dengan membaca dan menelaah hasil – hasil penelitian yang ada.
1. Buku pelajaran/text book, adalah bahan bacaan yang disiapkan secara khusus untuk tujuan proses
belajar mengajar.
2. Laporan penelitian yang tidak dipublikasikan.
3. Proceeding Temu Ilmiah bidang ilmu. Proceeding adalah kumpulan naskah – naskah ilmiah yang
disiapkan sebagai hasil dari sebuah pertemuan ilmiah bidang ilmu tertentu. Naskah semacam ini biasanya
dipublikasikan setelah melalui sebuah proses diskusi yang mendalam terhadap berbagai aspek penelitian
yang diliput dalam naskah tersebut.
4. Scientific Readings. Bacaan yang bukan merupakan buku pelajaran tetapi memuat eksplorasi yang
mendalam mengenai sebuah bidang ilmu atau ditulis dalam lintas bidang ilmu.
5. Tesis dan disertasi. Naskah ini adalah hasil penelitian yang digunakan seseorang untuk mendapat gelar
magister dan doktor dalam bidang ilmu tertentu.
6. Naskah Referal Journal dalam bidang ilmu. Naskah ini adalah naskah yang paling bergengsi sebagai
rujukan utama dari sebuah penelitian ilmiah.
Fenomena Gap
Fenomena gap merupakan perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dengan yang diharapkan. Pada
fenomena gap ini, terjadi ketimpangan antara sesuatu yang diharapkan (indikator) tidak sesuai dengan
kenyataan.
HARAPAN KENYATAAN
1. Secara keseluruhan, kompetensi semua pegawai
1. Kompetensi pegawai kurang ideal dilihat dari sisi
sesuai dengan tingkat paling ideal yang kepandaian cara berpikir dan melaksanakan
diharapkan untuk dicapai. pekerjaan;
2. DLL 2. dll
B. Research Gap
Research Gap merupakan perbedaan hasil penelitian antara peneliti2 terdahulu tehadap hipotesis yang kita
jadikan obyek penelitian.
Intellectual Capital dan Good Corporate Terdapat pergeseran kinerja bank-bank di
Governancetidak memberikan pengaruh kuat Indonesia dari tahun 2004, 2005 dan 2006
terhadap kinerja keuangan ditinjau dari perspektif Intellectual Capital. Dari
Wahyuni Agustina (2015) penelitian ini pula menunjukkan bahwa kinerja
perbankan yang diinjau dari aspek intellectual
capital dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan.
Ihyaul Ulum (2008)
A.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Sari Wahyuni & Sofyan, 2017) dengan
pembelian online di situs online fashion zalora.co.id” dengan menggunakan analisis regresi
variabel kepercayaan dapat dijadikan sebagai variable independen untuk setting penelitian
keputusan pembelian secara online studi pada pengguna situs jual beli online
tokobagus.com karena berperan besar dalam kaitannya dengan online shopping untuk di
uji kembali.
khusus seseorang dan penilaian tentang beberapa ide atau hal (Schiffman et al., 2000).
Penelitian terdahulu tentang kepercayaan (Jia & Eder, 2011) menunjukkan hasil bahwa
Menurut (Ryan & Natalie Ann, 2002) kepercayaan terbangun karena adanya harapan
bahwa pihak lain akan bertindak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, ketika
seseorang telah mempercayai pihak lain, maka mereka yakin bahwa harapan akan
(Morgan & Hunt, 1994). Semakin popular situs online shopping tersebut maka tingkat
kepercayaan pembeli terhadap situs tersebut semakin tinggi. Pelanggan pun akan semakin
penelitian (Ainur, 2007) dengan menggunakan metode Structural Equation Model (SEM)
keputusan pembelian secara online. Adanya pengaruh yang signifikan menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat kepercayaan konsumen maka keputusan pembelian secara online
seberapa besar teknologi komputer dirasakan relatif mudah untuk dipahami dan digunakan.
Faktor kemudahan ini terkait dengan bagaimana operasional bertransaksi secara online.
Kemudahan merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan oleh para penyedia atau
penjual online. Faktor kemudahan ini terkait dengan bagaimana operasional bertransaksi
secara online. Kemudahan merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan oleh para
penyedia atau penjual online agar para konsumen dapat dengan mudah mengakses dan
mengaplikasikan situs web online shop tersebut untuk berbelanja. Menurut penelitian
keyakinan akan kemudahan penggunaan, yaitu tingkatan dimana user percaya bahwa
teknologi/sistem tersebut dapat digunakan dengan mudah dan bebas dari masalah.
Intensitas penggunaan dan interaksi antara pengguna dengan sistem juga dapat
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Deavaj et al., n.d.), menyatakan
bahwa keputusan membeli secara online dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu efisiensi
untuk pencarian, value, dan interaksi. Efisiensi untuk pencarian dalam hal ini yang
dimaksud adalah waktu yang cepat, mudah dalam penggunaan dan usaha pencarian yang
waktu dan usaha dengan membuatnya mudah untuk menemukan penjual, mencari barang,
Berdasarkan kesimpulan diatas pula, dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa
keputusan pembelian online pada website Shopee secara signifikan dipengaruhi oleh
secara personal dari para konsumen pembelian pada Shopee dalam berinteraksi dengan e-
commerce dalam hal ini adalah website shopee disertai dengan kepercayaan dari para
kemudahan fasilitas yang diberikan oleh website pada shopee dapat meningkat keputusan
independen barang dan jasa untuk meyakinkan konsumen akan kualitas dari barang
dagangan yang dijual oleh penjual melalui situs atau secara online. Dan hal terakhir yang
Menurut (Sutrabi, 2012), kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal yaitu:
informasi harus akurat yang mencerminkan keadaan yang sebenarnya, tepat waktu
merupakan informasi yang dating kepada penerima tidak boleh terlambat dan relevan berarti
Menurut (Sutrabi, 2012) dalam (Yuniarti & Sri, 2015), informasi adalah data yang
telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses
pengambilan keputusan. Informasi adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar
untuk mengambil keputusan yang tepat. Pada prinsipnya, kualitas informasi bergantung pada
tiga hal yaitu, akurat, tepat waktu dan relevan. Semakin berkualitas informasi yang diberikan
kepada pembeli online, maka akan semakin tinggi minat pembeli online untuk membeli
produk tersebut.
berganda menyimpulkan bahwa kualitas informasi secara parsial berpengaruh positif dan
Sedangkan menurut Aimsyah (2013, p.316) nilai informasi ditentukan oleh empat
informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan dari 4 hal, yaitu: Akurat informasi, Tepat
sering kali di awali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan baik eksternal maupun
internal. Penelitian ini mengambil tiga faktor yaitu: kepercayaan, kemudahan, dan kualitas
dan kualitas informasi sebagai variabel independen, dan keputusan pembelian sebagai
variabel dependen.
Gambar II.I
Kerangka Pikir
Keterangan :
Pengaruh Simultan :
Pengaruh Parsial :