Anda di halaman 1dari 5

Aanwahyudhi-blog

 Kesehatan
 Inspirasi
 Materi Kuliah AB
 Berita

Kamis, 12 Desember 2013


Penyusunan Anggaran
Sistem Penganggaran BLUD-RSU Kota Tanjungpinang
Dalam Perspektif Administrasi Keuangan Publik

Perkembangan pengelolaan Rumah Sakit, baik dari aspek manajemen maupun operasional sangat
dipengaruhi oleh berbagai tuntutan dari lingkungan, yaitu antara lain bahwa Rumah Sakit dituntut untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan biaya pelayanan kesehatan terkendali sehingga
akan berujung pada kepuasan pasien. Tuntutan lainnya adalah pengendalian biaya, yang merupakan
masalah yang kompleks karena dipengaruhi oleh berbagai pihak yaitu mekanisme pasar, tindakan
ekonomis, sumber daya manusia yang dimiliki (profesionalitas) dan yang tidak kalah penting adalah
perkembangan teknologi dari rumah sakit itu sendiri.

Administrasi Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak bisa dilepaskan dalam sistem
administrasi keuangan publik, memiliki potensi penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan (diskresi).
Perencanaannya dapat di mark up, disembunyikan pada item yang banyak, alokasi yang tidak tepat dan
yang lebih berbahaya lagi adalah tidak matching-nya tujuan pencapaian anggaran dengan jumlah rupiah
yang harus dianggarkan (Sulistiadi, 2008:235). Oleh karena kompleksnya masalah dalam organisasi
Rumah Sakit, berbagai aktifitas yang terkait membutuhkan penanganan yang serius. Seluruh aktifitas di
Rumah Sakit sangat erat kaitannya dengan : keuangan-pelayanan-regulasi-kepuasan pasien-
manajemen, yang merupakan rangkaian aktifitas dalam ilmu administrasi publik.

Banyak Rumah Sakit dalam sistem penganggarannya masih berbasis input dan sedikit sekali sudah
berubah ke arah indikator proses. Bukan zamannya lagi berbasa-basi dengan performance budgeting,
akan tetapi dalam praktiknya tetap mengandalkan indikator input. Jika sistem penganggarannya telah
berbasis performance, maka indikator yang muncul adalah efektifitas, efisiensi,
transparansi, serta akuntabilitas.

A. Konsep Anggaran Pemerintah

Menurut Freeman (2003), anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor
publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak
terbatas (the process of allocating resources to unlimitied demands). Proses pembuatan anggaran dalam
organisasi sektor publik (pemerintah dalam hal ini), merupakan suatu proses yang sangat rumit dan
mengandung unsur politis yang cukup signifikan. Anggaran bukan saja rencana kerja tahunan, akan
tetapi sangat erat kaitannya dengan akuntabilitas pengelolaan dana publik yang dibebankan kepadanya
(Iswahyudi, dkk, 2007:20). Dewasa ini, proses penyusunan anggaran pemerintah secara umum terdiri
dari empat tahapan siklus, yaitu : 1) penyusunan rencana anggaran; 2) persetujuan legislatif; 3)
pelaksanaan anggaran; 4) pelaporan dan audit.
Beberapa prinsip penganggaran dilihat dari perspektif tradisional sudah lazim dengan sebutan three
E’s (ekonomis, efisien, efektif). Ekonomis berhubungan sangat erat dengan input, efisien berkaitan
antara output dan input, efektif hanya berkaitan dengan output. Dengan berkembangnya ilmu
administrasi keuangan publik, prinsip umum anggaran kini lebih baik, yaitu mencakup aspek ekonomis,
efisiensi, efektifitas, transparansi, akuntabilitas serta partisipasi.

B. Pendekatan Penyusunan Anggaran Pemerintah

Ada beberapa pendekatan dalam penyusunan anggaran pemerintah yang kesemuanya memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berikut ini beberapa contoh pendekatan sistem
penyusunan anggaran yang dimaksud, yaitu :

1. Line Item Budgeting

Tujuan utamanya adalah melakukan kontrol keuangan. Ada dua ciri utama dalam pendekatan ini,
yaitu : a) penyusunan anggaran berdasarkan pos-pos belanja; b) penggunaan
konsep incremental (kenaikan bertahap). Dalam praktiknya, sangat memungkinkan praktik menghabiskan
uang (disbursement) demi pencapaian penyerapan anggaran, sebagai salah satu indikator penting
mengukur keberhasilan organisasi publik. Konsep disbursement inilah yang terjadi dalam pemerintahan
kita, yaitu dalam pelaksanaan APBN/APBD selama ini. Dimana keberhasilan diukur dari tingkat capaian
penyerapan anggaran.

Metode ini sangat sering digunakan di Rumah Sakit, karena mudah menyusunnya, namun sangat
rentan terjadinya KKN. Kelemahan konsep incremental adalah menetapkan rencana anggaran dengan
cara menaikkan jumlah tertentu pada jumlah anggaran tahun lalu atau yang sedang berjalan. Akan tetapi,
analisis mendalam tentang tingkat keberhasilan program tidak dilakukan, akibatnya tidak tersedia
informasi yang rasional tentang alokasi anggaran tahun depan.

Pendekatan line item budgeting menitikberatkan pada upaya input (jumlah SDM, jumlah pasien, alat
medis-keperawatan yang digunakan). Rencana anggaran tahun yang akan datang dibuat dengan
menaikkan secara incremental dalam kisaran 5-10 persen bahkan lebih dari 10 persen, yang membuka
jalan terjadinya praktik KKN. (lihat Tabel 1)

Tabel 1. Contoh anggaran pendapatan RS dengan line item Budgeting per unit kerja

Unit Kerja 2013 (Rp) 2014 (Rp) Naik / Turun (%)

1. Rawat Jalan 200.000.000 210.000.000 5

2. IGD 500.000.000 550.000.000 10

3. Farmasi 800.000.000 880.000.000 10

4. Laboratorium 600.000.000 660.000.000 10

2. Planning, Programming, Budgeting System (PPBS) dan Zero Based Budgeting (ZBB)

Kelemahan pada penganggaran line item Budgeting berusaha di rasionalisasikan oleh PPBS dengan
menjabarkan rencana-rencana jangka panjang ke dalam program-program, sub program serta berbagai
proyek. Pemilihan berbagai alternatif program, sub program serta proyek dilakukan melalui cost and
benefit analysis, dimana dalam praktiknya sistem ini terlalu rasional dan mahal, sehingga sangat sulit
untuk dilaksanakan.
Konsep PPBS merupakan suatu konsep yang sangat luas, dimana dalam penyusunan anggaran
bukan merupakan bagian proses yang terpisah dan berdiri sendiri melainkan sebuah bagian integral dari
dari proses perencanaan, serta perumusan program kegiatan organisasi publik.

Sedangkan zero based budgeting lebih berorientasi pada rasionalisasi proses pembuatan anggaran
karena dalam ZBB muncul decision package yang menghasilkan berbagai paket alternatif anggaran
dengan tujuan organisasi publik lebih responsible terhadap kebutuhan pelanggan. Dalam praktiknya
terlihat jelas bahwa lebih rinci, dimulai dari program dijabarkan ke sub program, lalu sub program dirinci
lagi berdasarkan jenis layanan dan jenis kegiatan, sehingga memerlukan waktu yang cukup panjang dan
terlihat lebih menyulitkan tetapi keakuratan dan sifat keadilan lebih baik (lihat tabel 2)

Tabel 2. Contoh anggaran pendapatan program Kesehatan Ibu dengan zero based budgeting

Sub Program
Program Jenis Layanan Jenis Satuan Rencana Sub Total
Kegiatan (Rp) Capaian (Rp)
(Thn)

K.I.A Persalinan Persalinan 1.000.000 1.000 1.000.000.000


normal Pasien

Rawat Jalan Pemeriksaan 200.000 10.000 2.000.000.000


hamil Pasien

Emergency Persalinan dg 5.000.000 1.000 5.000.000.000


operasi Pasien

Promosi Home care 150.000 200 30.000.000


Pasien

3. Performance Budgeting (Penganggaran Berbasis Kinerja)

Konsep ini muncul sudah puluhan tahun yang lalu, dan populer pada tahun 1990-an. Dimana
karakteristik utamanya adalah reformasi anggaran yang keberadaannya dianggap mendukung reformasi
birokrasi / reformasi administrasi publik. Konsep ini merupakan sistimatika penganggaran yang produk
akhirnya menitikberatkan pada output organisasi yang berhubungan erat dengan visi, misi dan rencana
strategis organisasi. Selalu ada keterkaitan yang kuat antara biaya dan output (bahkan menjadi dokumen
wajib antara biaya dan output dalam berkas penyusunan anggaran).

Ada beberapa keuntungan jika Rumah Sakit menerapkan penganggaran berbasis kinerja. Salah
satunya adalah apa yang dikemukan oleh Osborn dan Gaebler (1993), what gets measured gets
done; Dimana manajemen Rumah Sakit dalam pelaksanaan pelayanan publik harus terlebih dahulu
menetapkan ukuran-ukuran kinerja pada setiap unit pelayanan fungsional sehingga akan berdampak
pada seluruh karyawan yang menyikapinya dengan tindakan positif untuk mencapai target kinerja yang
telah ditetapkan diawal tahun anggaran.

Performance budgeting mengalokasikan sumber daya pada program, bukan pada unit organisasi.
Konsekuensi yang harus ditanggung organisasi publik (dalam hal ini RS) adalah sistimatika
penganggaran tidak memiliki lagi pengategorian anggaran ke dalam anggaran rutin. Karena
orientasinya output, maka isu utamanya adalah pencapaian keberhasilan organisasi yang
menyangkut performance management yang lebih luas. Untuk memberikan pemahaman tentang
konsep performance budgeting, tabel 3 di bawah ini menggambarkan salah satu program dalam
meningkatkan pendapatan Rumah Sakit.
Tabel 3. Contoh anggaran pendapatan dengan performance budgeting

Program Indikator Output Rencana Vol Satuan Rencana Realisasi


Kinerja capaian (Rp) (Rp Jutaan) (Rp Jutaan)

Sectio 2% dari 300 Maksimal 700 7.000.000 2.100 4.900


caesaria Bumil High pasien 5% dari pasien
Risk Bumil
High Risk

Sistem performance budgeting bukanlah tanpa kendala. Kendala utamanya adalah pada
penetapan output measurement. Penetapan indikator ini amatlah sulit, tetapi bukan mustahil untuk
dilaksanakan. Tingkat kesulitannya terjadi di awal penetapan indikator output-nya, tetapi jika sudah ada,
kualitas keuangan RS akan menjadi lebih baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas
pelayanan publik, sesuai dengan konsep good governance yang dimensinya selalu menekankan prinsip
transparansi, akuntabilitas, empati, serta partisipasi.

C. SIMPULAN

Penganggaran berbasis kinerja (performance budgeting) sudah saatnya diterapkan dalam


pelayanan di Rumah Sakit. Karena substansinya lebih pada unsur pengendalian biaya. Tidak hanya
mengandung unsur line item budgeting, tetapi sistematika penganggarannya disusun dengan
orientasi output. Penganggaran berbasis kinerja membangun suatu sistem penganggaran yang dapat
memadukan perencanaan kinerja dengan anggaran tahunan yang akan terlihat adanya keterkaitan
antara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan.

Diposting oleh Aan Wahyudi di 20.23


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Inspirasi

1 komentar:

1.

AMISHA28 Oktober 2018 05.42

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya
bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar
lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-
orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati,
karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa
saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di
internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini
bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman
tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam
tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya
akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres.
Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email:
(Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika
memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan


bantuan atau informasi lebih lanjut
Balas

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Terjemahkan

Pilih Bahasa ▼

Blog Archive
 November 2013 (2)
 Desember 2013 (1)
 April 2014 (2)
 Mei 2014 (4)

Popular Posts
 Penyusunan Anggaran
 Ini Bukti BlackBerry Messenger Kalah Telak dari Aplikasi Lain
 KHUTBAH TERAKHIR NABI MUHAMMAD S.A.W. (9 Zulhijjah Tahun 10 Hijrah, Lembah Uranah,
Gunung Arafah - MAKKAH)
 Sistem Kesehatan Nasional (Kita)
 Kebanyakan Makan Garam Sebabkan Kantung Mata Bengkak?

Mengenai Saya

Aan Wahyudi
Lihat profil lengkapku

Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai