B. Komposisi Keluarga
Hubungan dg Status Status
No Nama Umur Sex Pendidikan Pekerjaan
KK imunisasi Kesehatan
1. W 40 Th P Istri SD IRT Sehat
Imunisasi tak Sehat
2. F 11 Th P Anak SLTP Pelajar
lengkap
Blm Imuisasi tak Tidak sehat
3. A 4 Th L Anak -
sekolah lengkap
Imunisasi tak Sehat
4. R 12 Th P Ponakan SLTP Pelajar
lengkap
C. Genogram
D. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.N merupakan keluarga dengan tipe keluarga Extended Family dimana terdiri dari
keluarga inti bapak, ibu dan anak ditambah keponakan dan adik dari ibu.
E. Struktur peran
o Tn. N berperan sebagai kepala rumah tangga yang bekerja sebagai buruh.
o Ny. W berperan sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengurus keluarga beserta anak-anaknya.
o An. F berperan sebagai anak dari pasangan Tn. N dan Ny. W yang merupakan anak pertama
berperan sebagai anak sekolah.
o An A merupakan anak kedua dari pasangan Tn. N dan Ny. W berperan sebagai anak pra sekolah.
o An. R berperan sebagai keponakan atau anak dari adik Ny. W yang saat ini diasuh oleh keluarga
Tn. N sejak kecil diasuh oleh Tn. N karena ayah dari An. R meninggal dunia karena menderita
TBC sejak An. R masih kanak-kanak dan ibunya bekerja sebagai TKW di Malaysia (terkadang
ibunya pulang dan tinggal dikeluarga Tn. N, biasanya pulang 6 bln-1 tahun sekali).
F. Suku Bangsa
Keluarga Tn. N termasuk dalam suku Jawa dan kewarganegaraan Indonesia.
G. Agama
Semua anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama Islam.
H. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahapan perkembangan dengan anak sekolah
dimana anak I Tn N berumur 11 thn dan sekolah SD. Tn. N bekerja sebagai buruh yang berangkat
pagi dan pulang sore hari.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum dipenuhi keluarga Tn. N adalah memenuhi kebutuhan
dasar keluarga yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga
(makan seadanya, mainan anak Cuma 3, pakaian kurang, alat sekolah, tidak ada fasilitas kamar
mandi dan WC, bila anak sakit terkadang hanya dibelikan obat apotik tanpa resep dokter,bila tak
sembuh baru diperiksakan ke Puskesmas).
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
o Ny. W menyatakan An. A mengidap batuk, pilek sudah 5 hari yang lalu dan sudah minum
obat beli di apotik.
o Ny. W mengatakan bila anak sakit, anak hanya dibelikan obat warung apabila tidak sembuh
kemudian baru diperiksakan ke Puskesmas terdekat.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Dalam keluargaTn. N ditemukan adanya penyakit menular TBC yang pernah diidap oleh adik dan
kakak dari Ny. W, serta adik ipar atau ibu dari An. R. Bahkan ayahnya An.R meninggal dunia
karena menderita penyakit TBC.
B. Kebutuhan Eliminasi
o Pola BAB : 1 kali sehari dan tidak ada penggunaan laksatif
o Pola BAK : 5 – 6 kali per hari dan tidak terjadi inkotinensia
C. Istirahat Tidur
o Waktu Tidur : Siang ½ jam dan malam 6 – 7 jam
o Waktu Bangun : bangun umumnya/seringnya jam 04.30 WIB
D. Kebersihan Diri
o Mandi : 2 kali sehari
o Gosok gigi : 2 kali sehari
o Keramas : 1 minggu 2 kali
o Potong kuku : 1 minggu 1 kali
E. Rekreasi/waktu senggang
Keluarga mempunyai kegiatan (aktifitas) rekreasi (melihat TV untuk hiburan keluarga).
V. FAKTOR LINGKUNGAN
A. Karakteristik rumah
1. Karakteristik Rumah
o Rumah bentuk permanen dengan atap dari genteng, dan seng, lantai sudah diplester, tetapi
dapur masih berlantai tanah.
o Ukuran rumah 6,5 x 8 m2 menghadap ke barat.
o Tiap kamar mempunyai jendela, namun sebagian tidak dibuka sehingga siang hari tampak
gelap ruangan yang lain tidak ada ventilasi (jendela).
o Penerangan sudah menggunakan listrik tetapi kurang terang.
o Barang yang tak terpakai,sepeda dll disimpan di gudang.
2. Persediaan air bersih
Persediaan air bersih untuk minum dan memasak diambil dari sumur. Air untuk minum dimasak
terlebih dahulu, mandi, mencuci selalu di sumur tetapi bila BAB disungai dengan jarak 12 meter
dari rumah.
3. Pembuangan sampah
Sampah yang terkumpul dibuang ke sungai.
4. Pembuanganair limbah
Keluarga Tn.N membuang di belakang rumah, air limbah yang dihasilkannya dan dibiarkan
meresap ke dalam tanah.
5. Lingkungan rumah
Lingkungan rumah cukup luas dengan perabotan yang cukup jendela dan meja kursi tampak
banyak debu. Halaman rumah dan ruangan selalu disapu. Banyak pakaian yang bergantungan di
kamar dan ruang makan (di tembok). Jendela kamar jarang dibuka, sehingga siang hari tampak
gelap. Tn. N mengatakan mereka nyaman dengan kondisi rumah yang sekarang. Kebiasaan Ny W
memasak dengan kayu bakar di dalam rumah dan asap pembakaran keluar lewat pintu.
6. Jamban keluarga
Keluarga Tn. N tidak memiliki jamban, sehingga bila BAB selalu di sungai (kali) yang tidak jauh
dari rumah sekitar 12 meter dari rumah.
B. Denah Rumah
8m
Dapur dan gudang R. Tamu dan R.Keluarga
Sumur R.makan
2m
12m
6,5m kamar tidur kamar tidur kamar tidur
gudang
T B
U
C. Karakteristik tetangga dan Komunitas
Sebagian tetangga bekerja sebagai buruh, ibu rumah tangga dan pedagang. Hubungan dengan
anggota masyarakat tidak ada masalah. Setiap bulan keluarga Tn. N mengikuti arisan yang diadakan
oleh RT dan setiap bulan sekali mengikuti rapat RT dan ronda malam seminggu sekali.
Ny.R yaitu tetangga (belakang rumah) Tn.N menderita penyakit TBC.
VI. PSIKOLOGIS
A. Status Emosi
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang.
a. Jangka Pendek
Sementara tidak mempunyai masalah berat.hanya an.A sedang batuk.
b. Jangka Panjang
Keluarga Tn. N. memikirkan masalah biaya untuk hidup dan keinginan untuk menyekolahkan
anak-anaknya setinggi-tingginya.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor.
Keluarga menganggap ujian atau masalah yang dihadapi adalah ujian/cobaan dari Tuhan.
3. Stressor koping yang digunakan.
Bila ada masalah Tn.N dengan Ny. W selalu membicarakan satu sama lain untuk mencari jalan
keluar.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi disfungsional meskipun dalam kondisi yang
parah.
B. Konsep Diri
o Body Image : Tn. N melihat dirinya sebagai kepala keluarga bagi Ny.W, An.
A, An F dan An. R. Persepsi dan perasaan Tn. terhadap bentuk
tubuh, postur tubuh, fungsi dan penampilan diri, Tn N merasa
lebih dari cukup terhadap gambaran dirinya.
o Personal Identity : Tn. N seorang kepala keluarga dengan 2 orang anak dan
mempunyai istri Ny.W, juga keponakan An.R
o Peran : Tn. N berperan sebagai kepala rumah tangga dari Ny. W dan
anaknya serta sebagai penanggungjawab dalam mencari nafkah
keluarga
Ny.W sebagai ibu rumah tangga dan istri dari Tn. N yang selalu
menyiapkan dan memenuhi kebutuhan keluarga, juga sebagai
pengelola keuangan keluarga.
An. F sebagai anak sulung dan sedang memasuki tahap
sekolah,sedang anak A memasuki tahap pra sekolah
An.R sebagai keponakan Tn.N sedang mengikuti tahap sekolah.
o Ideal Diri : Tn. N mengharapkan dan selalu berdoa kepada Allah SWT agar
diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi
ujian/masalah dan dikabulkan cita-citanya untuk dapat
menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya.
o Harga Diri : Tn. N menerima setiap ujian/masalah yang dihadapi
keluarganya dengan ikhlas.
C. Pola Komunikasi
Keluarga selalu menggunakan bahasa Jawa dalam melaksanakan komunikasi dan setiap ada masalah
selalu dibicarakan satu sama lain.
o Telinga
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Telinga
o Mulut
Keadaan lembab Lembab Lembab Lembab Lembab
Bibir
Keadaan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tdk ada Tdk ada
Gusi perdarahan perdarahan gusi perdarahan gusi perdarahan gusi perdarahan
gusi dan gigi dan gigi dan gigi dan gigi gusi dan gigi
Keadaan Tidak ada Tidak ada tanda Tidak ada tanda Tdk ada tanda Tdk ada tanda
Lidah tanda perdarahan perdarahan perdarahan perdarahan
perdarahan
o Leher
Tyroid Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tdk ada Tdk ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar tyroid kelenjar tyroid
tyroid
o Integumen
Kebersihan Klien tampak Klien tampak Klien tampak Klien tampak Klien tampak
Klien bersih bersih bersih bersih bersih
Turgor Turgor kulit Turgor kulit Turgor kulit baik Turgor kulit baik Turgor kulit
baik baik baik
Kelembaban Baik Baik Baik Baik Baik
o Pemeriksaan
Thorax
Inspeksi
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Thorax
Pernafasan Irama teratur Irama teratur dan Irama teratur, Irama teratur dan Irama teratur
dan tidak ada tidak ada suara ronchi basah (+) tak ada suara dan tak ada
suara tambahan tambahan suara tambahan
tambahan
o Pemeriksaan
Paru
Palpasi Getaran Getaran suara Getaran suara Getaran suara Getaran suara
suara terdengar dg terdengar dg terdengar teratur terdengar
terdengar teratur teratur teratur
dengan
teratur
Perkusi Bunyi resonan Bunyi resonan Bunyi resonan Bunyi resonan Bunyi resonan
Auskultasi Suara nafas Suara nafas Suara nafas Suara nafas Suara nafas
teratur teratur teratur teratur teratur
o Abdomen
Inspeksi
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Abdomen
Benjolan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tdk ada benjolan Tdk ada
benjolan benjolan benjolan benjolan
Palpasi
Tanda Tidak ada Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tdk ada nyeri Tdk ada nyeri
nyeri tekan nyeri tekan tekan tekan tekan tekan
Benjolan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tdk ada Tdk ada
o Muskuloskeletal
/Ekstremitas
Kesimetrisan Simetris Simetris Simetris Simetris simetris
Kekuatan Baik Baik Baik Baik Baik
Otot
X. ANALISA DATA
Data Obyektif:
o An. A batuk dan pilek
o Badan tak panas, suhu badan 36,5 ºC
o Tampak mengeluarkan ingus dari hidung
o Pada pemeriksaan auskultasi paru An.A
terdengar ronchi basah (+)
o RR 28 kali/menit
o Nadi 96 kali/menit
o BB 14 kg
o TB 97 cm
1. Sifat masalah aktual 3/3 x 1 1 An. A sudah 5 hari sakit batuk dan
(tidak sehat) pilek atau tidak sehat dan
memerlukan tindakan mencegah
komplikasi
3. Potensi masalah dapat dicegah 3/3 x 1 1 ISPA adalah penyakit yang dapat
(tinggi) dicegah dan diobati bila keluarga
mengetahui
5. Total Skore 4
2. Diagnosa II
Resiko terjadinya penyakit TBC berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan yang mendukung kesehatan
Setelah 1. Setelah dilaksanakan Respon verbal ISPA adalah penyakit saluran pernafasan o Gali pengetahuan tentang ISPA
dilaksanakan 2 kali tindakan keperawatan akut dengan batuk dan pilek. o Beri motivasi keluarga untuk
kunjungan ISPA selama 2 x 15 mnt Tn. Penyebab ISPA : mengemukakan pendapatnya
yang diderita An. A N dapat mengenal o Kurang gizi tentang ISPA.
sembuh dan jalan masalah kesehatan o Imunisasi tidak lengkap o Diskusikan bersama keluarga
nafas kembali dengan menjelaskan o Lingkungan yang tidak sehat mengenai pengertian penyebab dan
lancar. masalah kesehatan. Tanda dan gejala ISPA gejala ISPA.
o Batuk o Bimbing keluarga untuk
o Pilek menjelaskan ulang pengertian
o Demam penyebab tanda dan gejala ISPA.
o Nafas cepat o Beri re inforcement positif atas
o Suara Parau jawaban yang diberikan.
o Nyeri tenggorokan
Merawat anggota Psikomotor Cara membuat obat tradisional batuk dan o Demonstrasikan cara pembuatan
keluarga yang sakit pilek (Jeruk-Kecap): obat tradisional.
ISPA o Siapkan baki dan pengalas o Beri kesempatan keluarga untuk re
o Potong jeruk nipis, kemudian jeruk demonstrasi.
diperas dan ainya disaring.
o Ambil kecap sebanyak 1 sendok
makan, kemudian dituang kedalam
gelas.
o Ambil 1 sendok makan air jeruk nipis,
kemudian tuangkan kedalam gelas
berisi kecap.
o Aduk hingga merata
o Berikan pada anak untuk diminum
4. Keluarga mampu Verbal Pencegahan ISPA : o Diskusikan bersama keluarga
untuk memodifikasi o Menjauhkan rokok dari penderita tentang pencegahan ISPA.
lingkungan yang dapat batuk. o Berikan kesempatan klien tentang
mendukung kesehatan. o Jaga kebersihan lingkungan. pencegahan ISPAbertanya.
o Imunisasi lengkap o Tanyakan kembali hal-hal yang
o Berikan makanan yang bergizi. dijelaskan.
Psikomotor Kebersihan lingkungan: o Beri re inforcement positif atas
o Rumah dibersihkan jawaban yang diberikan keluarga.
o Pakaian dibereskan jangan digantung. o Praktekkan dan laksanakan
o Jendela dibuka. kebersihan lingkungan.
o Debu dibersihkan.
5. Keluarga mampu Respon verbal Fasilitas kesehatan untuk berobat ISPA: o Jelaskan pada keluarga tentang
memanfaatkan fasilitas o Puskesmas fasilitas kesehatan yang biasa
kesehatan. o Rumah sakit digunakan.
o Bidan o Motivasi keluarga untuk
o Dokter mengunjungi fasilitas kesehatan
yang dipilih.
o Beri re inforcement positif atas
keputusan keluarga.
o Beri kesempatan keluarga untuk
bertanya tentang hal-hal yang
belum diketahui.
o Beri re inforcement positif terhadap
jawaban dari pertanyaan yang
diberikan petugas.
2. Diagnosa Keperawatan II
Tujuan Jangka EVALUASI
Tujuan Jangka Pendek Intervensi
Panjang Kriteria Standar
o Gali pengetahuan tentang TBC
Resiko/komplikasi Setelah penyuluhan 1 x Respon verbal Tanda-tanda TBC o Beri motivasi keluarga untuk
dari TBC tidak 15 menit : o Batuk disertai darah. mengemukakan pendapatnya
terjadi. 1. Keluarga mengenal o Batuk berdahak lebih dari 3 minggu tentang TBC
tanda-tanda TBC o Sesak nafas o Diskusikan bersama keluarga
o Berkeringat pada malam hari mengenai pengertian penyebab dan
o BB turun gejala TBC
o Nafsu makan menurun o Bimbing keluarga untuk
o Nyeri dada menjelaskan ulang pengertian
penyebab tanda dan gejala TBC
o Beri re inforcement positif atas
jawaban yang diberikan.
.
Cara penularan TBC : o Diskusikan bersama keluarga
2. Cara penularan TBC Respon verbal Secara langsung : mengenai cara penularan dan cara
dan pencegahan TBC Melalui percikan ludah dan melalui udara pencegahan TBC.
o Bimbing keluarga untuk
Secara tidak langsung : menjelaskan ulang cara penularan
Hidup satu rumah dengan penderita TBC dan cara pencegahan TBC.
o Beri re inforcement positif atas
Cara pencegahan TBC : jawaban yang diberikan.
Menjemur kasur, sprei di bawah sinar .
matahari
Ventilasi rumah yang cukup
Menutup mulut saat bersin dan batuk
dengan menggunakan tissue
Tidak meludah di sembarang tempat
Imunisasi
Makanan bergizi
5. Setelah 1 x 15 menit Respon verbal Lingkungan yang mendukung kesembuhan : o Diskusikan tentang hal yang
pertemuan dapat o Sarana sanitasi yang memadai mendukung perawatan dan
memodifikasi o Udara lingkungan rumah yang bersih penyembuhan.
lingkungan. dari asap. o Beri kesempatan untuk bertanya
o Pengobatan dan perawatan yang baik. tentang hal-hal yang belum
o Ventilasi memadai dengan membuka diketahui.
jendela tiap hari. o Tanyakan kembali hal-hal yang
telah disampaikan.
6. Setelah 1 x 15 Respon verbal Menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat o Diskusikan terhadap keluarga
menit pertemuan menanganiTBC :Puskesmas, RS. tentang tempat pelayanan kesehatan
keluarga mampu untuk penanganan
memenfaatkan o Beri kesempatan kepada keluarga
fasilitas kesehatan untuk bertanya tentang hal-hal yang
dengan : telah didiskusikan.
o Mampu o Beri re inforcement atas jawaban
menyebutkan yang benar.
fasilitas kesehatan
: Puskesmas, RS.
XV. IMPLEMENTASI
NO
WAKTU TUK IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
E. Materi
o Pengertian ISPA
o Penyebab ISPA
o Tanda dan Gejala
o Penatalaksanaan ISPA
o Cara Pembuatan obat tradisional untuk ISPA (Jeruk-Kecap)
F. Media
o Tanya jawab
o Diskusi
o Booklet
o Leaflet
Latar belakang
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan
balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi.Setiap anak diperkirakan
mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya.40 % -60 % dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh
penyakit ISPA.Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %. Kematian yang
terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan .
Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984, dengan tujuan
berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya pada bayi dan anak balita yang
disebabkan oleh ISPA, namun kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi
seperti yang telah dilaporkan berdasarkan penelitian yang telah disebutkan di atas.
Definisi ISPA
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan
singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan
saluran pernapasan bagian bawah.
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan
saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ
disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak
memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi
paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung
kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila
terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko terutama
terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu
besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya
pemakaian antibiotik
Tanda-tanda bahaya
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejala-
gejala yang ringan.Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila
semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal.Bila sudah
dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian
mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang
sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.Tanda-tanda
bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda laboratoris.
Tanda-tanda klinis
Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak,
napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest.
Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung,
kejang dan coma.
Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
Penatalaksanaan ISPA
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit
ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta
mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup
pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang
penting bagi pederita ISPA. Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
Klasifikasi ISPA
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest
indrawing).
Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan
dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan
pneumonia.
Pengobatan
Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigendan sebagainya.
Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak mungkin diberi
kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat
dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk
dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang
merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun
panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan
didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher,
dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik
(penisilin) selama 10 hari.
Perawatan dirumah
Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita ISPA.
Mengatasi panas (demam)
Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan memberikan parasetamol atau
dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol
diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan
dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain
bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok
teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari
biasanya, lebih-lebih jika muntah.Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini
akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang
diderita.
Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada
anak dengan demam.Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan
dan menghindari komplikasi yang lebih parah.Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat
yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap.Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak
memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan.Untuk penderita
yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut
diberikan dengan benar selama 5 hari penuh.Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik,
usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang.
Pencegahan dan Pemberantasan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
Immunisasi.
Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan.
Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
Pemberantasan yang dilakukan adalah :
Penyuluhan kesehatan yang terutama di tujukan pada para ibu.
Pengelolaan kasus yang disempurnakan.
Immunisasi.
Kesimpulan
Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi dan anak-anak, penyebab
kematian dari ISPA yang terbanyak karena pneumonia. Klasifikasi penyakit ISPA tergantung kepada
pemeriksaan dan tanda-tanda bahaya yang diperlihatkan penderita, Penatalaksanaan dan pemberantasan
kasus ISPA diperlukan kerjasama semua pihak, yaitu peranserta masyarakat terutama ibu-ibu, dokter,
para medis dam kader kesehatan untuk menunjang keberhasilan menurunkan angka, kematian dan angka
kesakitan sesuai harapan pembangunan nasional.
1. Fase Persiapan
Mencuci Tangan
2. Fase Kerja/Persiapan Alat
o Siapkan baki dan pengalas
o Potong jeruk nipis, kemudian jeruk diperas dan ainya disaring.
o Ambil kecap sebanyak 1 sendok makan, kemudian dituang kedalam gelas.
o Ambil 1 sendok makan air jeruk nipis, kemudian tuangkan kedalam gelas berisi kecap.
o Aduk hingga merata
o Berikan pada anak untuk diminum
3. Berikan pada anak untuk diminumFase Terminasi
o Merapikan alat yang sudah digunakan
o Mencuci tangan
D. Materi
o Pengertian Demam
o Penyebab Demam
o Patofisiologi Demam
o Tanda dan Gejala
o Pendekatan Diagnostik
o Penatalaksanaan Demam
o Kesimpulan
E. Media
o Tanya jawab
o Diskusi
o Booklet
o Leaflet
Pengertian Demam
Demam adalah keadaan di mana terjadi kenaikan suhu tubuh hingga 38oC atau lebih. Ada juga
yang mengambil batasan lebih 37,8oC sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40oC disebut demam tinggi
(hiperpireksia) dan bila suhu tubuh kurang dari 36oC disebut hipotermi.Sejak dahulu demam merupakan
suatu petanda adanya gangguan kesehatan, sehingga pada anak sebanyak 10-15 % demam merupakan
alasan orang tua untuk membawa anak ke dokter. Bahkan sering orang tua menyamakan tingginya
demam dengan beratnya penyakit.Perlu diketahui bahwa demam hanyalah suatu keluhan dan bukan suatu
diagnosis. Sebagai suatu keluhan demam merupakan keluhan kedua terbanyak setelah keluhan nyeri., jadi
merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui lebih banyak tentang demam. Demam
umumnya tidak berbahaya tetapi bila demam tinggi dapat membahayakan anak.
Pengobatan demam tidak selalu menyenangkan, efektif dan berguna malahan mungkin
berbahaya. Untuk menurunkan demam dapat digunakan cara fisik dan pemberian antipiretik. Pengobatan
yang rasionil memerlukan pengertian yang baik tentang mekanisme pengaturan suhu tubuh, penyebab
demam serta pengetahuan tentang cara pengobatan yang dapat menurunkan suhu tubuh. Pengobatan yang
ditujukan terhadap penyakit yang menyebabkan demam tersebut tentu saja tetap merupakan prioritas
utama.
Penyebab Demam
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran panas., dan hampir selalu
diidentikkan dengan terjadi infeksi padahal cukup banyak keadaan yang dapat menimbulkan demam.
Demam yang berhubungan dengan infeksi kurang lebih hanya 29 - 52%, sedangkan 11-20 %
berhubungan dengan penyakit kolagen, 6 - 8 % dengan keganasan, 4 % dengan penyakit metabolik dan
11 - 12 % dengan penyakit lain. Penyakit infeksi yang terbanyak menimbulkan demam adalah infeksi
saluran napas akut (ISPA), demam berdarah dengue dan demam tifoid serta malaria (pada daerah
endemis). Demam yang terjadi tiba-tiba dan sangat tinggi biasanya disebabkan oleh virus.
Patofisiologi Demam
Manusia adalah makhluk yang dapat mempertahankan suhu tubuhnya walaupun suhu
disekitarnya berubah artinya suhu tubuh relatif tetap sekitar 37o C . Pengaturan suhu tubuh ada di susunan
saraf pusat yaitu "set-point" hipotalamus dimana terjadi keseimbangan antara pembentukan dan
pengeluaran panas. Di tempat dingin pembentukan panas bertambah dan pengeluaran panas berkurang.
Sebaliknya di tempat panas, pengeluaran panas akan ditingkatkan .
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set-point, tetapi ada peninggian suhu
tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set-point seperti pada
penderita gondok atau keracunan aspirin. Infeksi menimbulkan demam karena endotoksin bakteri
merangsang sel lekosit (PMN) membuat pirogen endogen (PE) yang bekerja di hipotalamus membentuk
prostaglandin yang akan meningkatkan set-point. Demam yang terjadi pada keganasan, infeksi virus,
penyakit darah, kolagen, gangguan metabolik, alergi, juga disebabkan pelepasan PE, tetapi sumber PE
bukan sel PMN.
Tanda dan Gejala
Ada beberapa hal yang dapat terjadi akibat demam itu sendiri:
o peningkatan denyut jantung, curah jantung
o malaise, perasaan tidak enak, kurang nafsu makan, tidak bisa tidur dan gelisah, kejang.
o pengeluaran panas melalui paru dan kulit berupa napas cepat dan berkeringat banyak
o kekurangan cairan dan elektrolit (dehidrasi).
Kerusakan jaringan biasanya terjadi bila suhu lebih tinggi dari 41,1oC. Jaringan yang paling
mudah terkena ialah susunan saraf pusat (otak) dan otot. Kerusakan otak bersifat menetap dan bila batang
otak rusak, termostat hipotalamus dapat terganggu dan dapat terjadi panas sentral yang tidak bisa diatasi
dengan obat penurun panas (antipiretik) berupa koma, kejang, kelumpuhan dan udem otak.
Terdapat perbedaan tingginya demam antara bayi kecil dan anak disebabkan karena kemampuan
meningkatkan set-point, dimana bayi berumur kurang dari 3 bulan jarang suhu tubuh sampai lebih dari
40oC. Bayi berumur kurang dari 2 bulan lebih sering menunjukkan demam minimal atau tidak demam
sama sekali pada saat menderita infeksi.
Pendekatan Diagnostik
Informasi orang tua/ pengasuh anak sangat penting untuk dikembangkan. Anak yang menangis
pada saat telinga disentuh mungkin menunjukkan infeksi telinga atau anak yang menutup mulutnya erat-
erat ketika diberi makan mungkin merasa sakit di sekitar mulutnya.Pengamatan yang cermat menempati
peranan penting dalam pemeriksaan anak, mungkin anak tidak perlu disentuh tetapi diperhatikan tingkah
lakunya pada saat ia duduk di pangkuan orang tuanya. Anak tidak dapat menentukan bagian tubuh mana
yang terasa sakit dan seringkali ia takut pada dokter.
Pada bayi umur kurang dari 3 bulan, misalnya infeksi serius oleh Streptococcus grup B dan
bakteri gram negatif, lebih ditunjukkan oleh penampakan yang lain dari biasanya misalnya tiba-tiba tidak
mau menetek,susah tidur, rewel, menangis terus dibandingkan peningkatan suhu. Pada anak umur lebih
dari 3 bulan makin tinggi suhu makin mungkin disebabkan infeksi serius misalnya oleh Haemophyllus
influenzae yang menyebabkan radang otak. Setelah anak berumur 3 tahun lebih jarang terjadi radang otak
karena ia telah mempunyai kekebalan alami dan pada usia ini demam sering disebabkan oleh infeksi
saluran napas akut , infeksi virus termasuk demam berdarah atau demam tifoid.
Penatalaksanaan Demam
Dalam penatalaksanaan demam diperlukan pengertian tentang mekanisme pengaturan suhu
tubuh. Apakah setiap demam perlu diobati? Tidak semua demam memerlukan terapi, misalnya pasca
imunisasi, mungkin hanya tindakan berupa kompres saja bahkan tidak perlu dengan air es, cukup air
biasa. Atau pertanyaan lain apakah peranan demam terhadap penyakit ? Menguntungkankah atau
merugikan?.Pada tingkat tertentu demam merupakan bagian dari pertahanan tubuh, sedangkan penurunan
suhu dengan obat-obatan justru dapat mengaburkan gejala. Pemberian obat yang relatif tidak aman lebih
berbahaya dari demamnya sendiri misalnya resiko alergi atau keracunan.
Tujuan pengobatan adalah membebaskan penderita dari keluhan demam dengan segala akibat
yang dapat ditimbulkan oleh demam itu sendiri. Dianjurkan pengobatan simptomatik demam untuk
mengurangi resiko demam tinggi dan kejang demam, mengurangi perasaan tidak enak dimana orang tua
juga pasti ikut cemas, mengurangi pemakaian energi pada pasien dengan kelainan kardiovaskular.
Penatalaksanaan demam pada anak dapat dilakukan secara fisik dan obat-obatan atau kombinasi
keduanya.
Secara fisik:
o Bukalah pakaian dan mantel yang berlebihan-lebihan.
o Memperhatikan aliran udara didalam ruangan
o Jalan napas harus terbuka
o Berikan cairan yang dingin melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya.
o Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
o Kompres dengan air hangat. Tidak dianjurkan dengan alkohol.
Antipiretik:
Antipiretik mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase
sehingga set-point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal, yang mana perintah
memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.
Petunjuk segera ke sarana kesehatan apabila:
o Demam > 2 hari.
o Demam yang disertai muntah hebat, sesak, kejang dan kaku kuduk
o Demam disertai sakit telinga dan keluar nanah.
o Demam disertai perdarahan
o Demam dengan kelainan bawaan
o Demam dan gizi buruk
Ringkasan
Dikatakan demam apabila suhu tubuh meningkat hingga 38oC atau lebih.Demam bukan suatu
diagnosis tetapi merupakan salah satu gejala dari suatu penyakit, oleh sebab itu penyakit utama yang
menyebabkan demam itulah yang harus ditangani.Demam umumnya tidak berbahaya tetapi bila demam
tinggi dapat membahayakan bagi anak. Penatalaksanaan demam dapat dilakukan secara fisik, dengan
obat-obatan atau kombinasi keduanya
1. Pengertian
Mengukur suhu badan dengan menggunakan thermometer yang ditempatkan diketiak.
2. Tujuan
Untuk mengetahui suhu badan anak
3. Persiapan Alat
o Termometer
o Tisu/Kain
4. Prosedur
o Siapkan alat
o Cuci tangan
o Bersihkan ujung thermometer sebelum digunakan dengan menggunakan tisu atau kain bersih
o Pencet tombol on/off pada thermometer
o Pasangkan thermometer pada ketiak anak hingga berbunyi
o Bila thermometer sudah berbunyi kemudian thermometer diambil dari ketiak anak dan dilakukan
pembacaan pada thermometer dengan melihat angka yang tertera di thermometer tersebut
o Angka yang tertera menunjukan suhu badan anak
o Setelah selesai pengukuran, matikan thermometer dengan memencet tombol on/off pada
thermometer
o Bersihkan thermometer dengan menggunakan tisu atau kain pada ujungnya
o Simpan kembali thermometer pada tempat yang aman dari jangkauan anak-anak