Askep Jantung Pada Kehamilan
Askep Jantung Pada Kehamilan
PENDAHULUAN
1
b) Tujuan khusus
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat membuat rumusan masalah
yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui tentang definisi kelainan jantung pada kehamilan
2. Mengetahui tentang anatomi fisiologi kelainan jantung pada kehamilan
3. Mengetahui tentang klasifikasi dan etiologi kelainan jantung pada kehamilan
4. Mengetahui tentang patofisiologi kelainan jantung pada kehamilan
5. Mengetahui tentang WOC kelainan jantung pada kehamilan
6. Mengetahui tentang manifestasi klinis kelainan jantung pada kehamilan
7. Mengetahui tentang pemeriksaan diagnostik kelainan jantung pada kehamilan
8. Mengetahui tentang penatalaksanaan kelainan jantung pada kehamilan
9. Mengetahui tentang komplikasi kelainan jantung pada kehamilan
10. Mengetahui pengkajian, diagnosa dan intervensi dar asuhan keperawatan pada
kelainan jantung pada kehamilan
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Kehamilan menyebabkan terjadinya sejumlah perubahan fisiologis dari sistem
kardiovaskuler yang akan dapat di tolerir dengan baik oleh wanita yang sehat, namun akan
menjadi ancaman yang berbahaya bagi ibu hamil yang mempunyai kelainan jantung sebelumnya
. tanpa diagnosis yang akurat dan pebanganan yang baik maka penyakit jantung dalam
kehamilan dapat menimbulkan mortalitas ibu yang signifikan.
Peningkatan estrogen dan progesteron menyebabkan perubahan pembuluh darah menjadi
lebih lebar. Serta terjadi peningkatan pembuluh darah sebesar 25 -30% dan peningkatan sel
darah sebanyak 20% dari jumlah sebelum hamil. Sel darah meningkat sampai 33% tetapi kerena
peningkatan volume plasma yang lebih besar dari pada eritrosit dalam darah sehingga
menyebabkan viskositas darah berkurang yang di sebut hemodilusi atau pengeceran darah.
Hemodilusi atau pseudenomia dapat menyababkan anemi fisiologis pada kehamilan.
Banyaknya perubahan fisiologis yang terjadi pada wanita hamil nampaknya mempersulit
diagnosis kelainan jantung, misalnya bising jantung fisiologis sering di temukan pada wanita
hamil normal, demikian pula dengan dyspnea dan edemcunninghem dkk menyatakan bahwa
diagnosis penyakit jantung pada kehamilan jangan di tegakkan bila tidak ada kelainan yang di
temukan sebaliknya jangan gagal dan terlambat menegakkan diagnosis bila memang ada
kelainan. Martin dkk(1999) melaporkan bahwa kelainan jantung merupakan penyebab kematian
ketiga terbanyak pada wanita usia 25 – 44 tahun.
Hemodinamik menggambarkan hubungan antara tekanan darah curah jantung dan resistensi
vaskuler . pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara tidak langsung dengan cara
auskultasi atau secara langsung dengan kateter intra-arterial. Curah jantung dapat diukur
dengan tekhnik pengeceran melalui vena sentral, tekhnik dopler, ekokardiografi dua dimensi
atau dengan impendansi elektrik.
Curah jantung merupakan hasil perkalian stroke volume dan denyut jantung. Denyut jantung
dan stroke volume meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamlan . setelah 32 minggu,
stroke volume menurun dan curah jantung sangat tergantung dengan denyut jantung.
Resistensi vaskuler menurun pada trimester pertama dan awal trimester kedua. Denyut jantung
tekanan darah, dan curah jantung akan meningkat pada saat ada kontraksi uterus. Jadi tiga
perubahan hemodinamik utama yang terjadi pada masa kehamilan: peningkatan curah jantung,
peningkatan denyut jantung, dan penurunan resistensi perifer.
3
Segera setelah persalinan darah dari uterus akan kembali ke sirkulasi sentral. Pada
kehamilan normal, mekanisme konpensasi ini akan melindungi ibu dari efek hemodinamik yang
terjadi akibat pendarahan postpartum , namun bila ada kelainan jantung maka sentralisasi darah
yang akut ini akan meningkatkan tekanan pulmonar dan terjadi kongesti paru. Dalam dua
minggu pertama postpartum terjadi mobilisasi cairan ekstra vaskuler dan diuresis. Pada wanita
dengan stenosis katup mitral dan kardiomiopati sering terjadi dekompensasi jantung pada masa
mobilisasi cairan postpartum. Curah jantung biasanya akan kembali normal setelah 2 minggu
postpartum.
Takikardi akan mengurangi pengisian ventrikel kiri, mengurangi perkusi pembuluh darah
koroner pada saat diastol dan secara simultan kemudian meningkatkan kebutuhaan oksigen
pada miokardium. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen akan memicu
terjadinya iskemia miokard. Tiga perubahan hemodinamik yang berhubungan dengan
penanganan penyakit jantung adalah: peningkatan curah jantung, peningkatan denyut jantung,
dan penurunan resistensi vaskuler.
Pada awal kehamilan terjadi ekspansi aliran darah ginjal dan peningkatan laju filtrasi
glomerulus. Natrium yang di filtrasi meningkat hampir 50%, meskipun perubahan perubahan
fisiologis ini akan meningkatkan pengeluaran natrium dan air tejadi pula peningkatan volume
darah sebesar 40-50%. Sistem renin angiotensin akan di aktifkan dan konsentrasi aldesteron
dalam plasma akan meningkat.
Penambahan volume plasma akan menyebabkan penurunan hematokrit dan merangsang
hematopoisis. Massa sel sel darah merah akan bertambah dari 18 % menjadi 25% tergantung
pada cadangan besi tiap individu. Keadaan “anemia fisiologis” ini biasanya tidak menyebabkan
komplikasi pada jantung ibu, namun anemia yang lebih berat akan meningkatkan kerja jantung
dan menyebabkan terjadinya takikardia. Mikrotisosia\s akibat defisiensi besi dapat
memperburuk perfusi pada sistem mikrosirkulasi penderita polisitemia yang berhubungan
dengan penyakit jantung sianotik sebab sel sel darah merah yang mikrositik sedikit yang di
rubah. Keadaan ini membutuhkan suplai besi dan asam folat.
Kadar albumin serum akan menurun 22% meskipun massa albumin intravaskuler
bertambah 20% akibatnya terjadi penurunan tekanan onkotik serum dari 22 mmHg menjadi 19
mmHg. Pada kehamilan normal balans cairan intravaskuler di pertahankan oleh penurunan
tekanan onkotik intertitial, namun bila terjadi peningkatan tekananpengisian ventrikel kiri atau
bila terjadi gangguan pada pembuluh darah paru maka
4
B. Klasifikasi
Klasifikasi penyakit jantung yang sifatnya fungisional dan berdasarkan keluhan keluhan yang
dahulu dan sekarang di alami oleh penderita – seperti telah di terima oleh new york heart
association – sangat praktis dalam penanggulangan dan penentuan prognosis penyakit jantung
dalam kehamilan. Klasifikasi itu ialah sebagai berikut:
Kelas I
Para penderita penyakit jantung tanpa pembatasan dalam kegiatan fisik, dan tanpa gejala –
gejala penyakit jantung apabila mereka melakukan kegiatan biasa.
Kelas II
Para penderita penyakit jantung dengan sedikit pembatasan dalam kegiatan fisik. Mereka
tidak mengeluh apa apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik biasa menimbulkan gejala
gejala insufiensi jantung, seperti kelelahan, jantung berdebar (palpitasi kordis), sesak nafas atau
angina pektoris.
Kelas III
Para penderita penyakit jantung dengan banyak pembatasan dalam kegiatan fisik. Mereka
tidak mengekuh apa apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisikyang kurang dari kegiatan
biasa sudah menimbulkan gejala gejal insufiensi jantung seperti di sebut dalam kelas II.
Kelas IV
Para penderita penyakit jantung yang tidak mampu melakukan kegiatan fisik apapun tanpa
menimbulkan keluhan. Waktu istirahat juga dapat timbul gejala gejala insufiensi jantung, yang
bertambah apabila mereka melakukan kegiatan fisik walaupun yang sangat ringan.
C. Etiologi
Lesi kongenital bertanggung jawab pada > 50 % penyakit jantung dalam kehamilan.
arteri koroner
hipertensi
peningkatan hormon
gaya hidup
terjadinya haemodelusi
disfungsi laroid
Hipervolumia : dimulai sejak kehamilan 28 minggu dan mencapai puncak pada 28-32
minggu, lalu menetap.
Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh pembesaran rahim.
5
D. Patofisiologi
Terjadi hidremia (hipervolemia) dalam kehamilan, yang sudah dimulai sejak umur kehamilan
10 minggu dan mencapai puncak pada usia 32-36 minggu. Uterus yang semakin besar
mendorong diafragma ke atas, kiri, dan depan sehingga pembuluh-pembuluh darah besar
dekat jantung mengalami lekukan dan putaran. Kemudian 12-24 jam pascapersalinan terjadi
peningkatan volume plasma akibat inhibisi cairan dari ekstravaskular ke dalam pembuluh
darah, kemudian diikuti periode diuresis pascapersalinan yang menyebabkan
hemokonsentrasi. Jadi penyakit jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil
dan melahirkan, bahkan dapat terjadi gagal jantung.
Terjadi hiporvolemia dalam kehamilan, yang sudah dimulai sejak umur kehamilan 10
minggu dan mencapai puncak pada usia 32-36 minggu uterus yang semakin besar
mendorong diafragma ke atas, kiri dan depan sehingga pembuluh-pembuluh dasar besar
dekat jantung mengalami lekukan dan putaran, kemudian 12-24 jam pascapersalinan terjadi
peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari ekstravaskuler ke dalam pembuluh
darah, kemudian diikuti periode diuresis pascapersalinan yang menyebabkan
hemokonsentrasi. Jadi penyakit jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil
dan melahirkan, bahkan dapat terjadi gagal jantung.
Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan
bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk
itu banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih berat.
Karena itu dalam kehamilan selalu terjadi perubahan dalam system kardiovaskuler yang
baisanya masih dalam batas-batas fisiologik. Perubahan-perubahan itu terutama disebabkan
karena :
1. Hidrenia (Hipervolemia), dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan puncaknya
pada UK 32-36 minggu
2. Uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma ke atas, ke kiri,
dan ke depan sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantung mengalami
lekukan dan putaran.
Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri, tetapi jantung yang sakit tidak. Oleh karena
itu dalam kehamilan frekuensi denyut jantung meningkat dan nadi rata-rata 88x/menit
dalam kehamilan 34-36 minggu. Dalam kehamilan lanjut prekordium mengalami pergeseran
ke kiri dan sering terdengar bising sistolik di daerah apeks dan katup pulmonal. Penyakit
jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat
terjadi decompensasi cordis.
6
E. Manifestasi Klinis
1. Gejala
a. Dispnea yang progresif atau orthopnhea
b. Batuk pada malam hari
c. Hemoptisis
d. Sinkop
e. Nyeri dada
2. Tanda tanda klinik
a. Sianosis
b. Clubbing pada jari jari
c. Distensi vena di daerah leher yang menetap
d. Bising sistolik derajat 3/6 atau lebih
e. Bising diastolik
f. Kardiomegali
g. Aritmia persisten
h. Terpisahnya bunyi jantung dua yang persisten
i. Adanya kriteria hipertensi pulmonal
F. Komplikasi
Prognosis penyakit jantung dalam kehamilan bagi ibu dan janin , yakni bergantung pada
beratnya penyakit, umur dan penyulit penyulit lain. Begitu ibu pengawasan pengobatan ,
pimpinan persalinan , dan kerja sama dengan penderita serta kepatuhan dalam mentaati
larangan, ikut menentukan prognosis. Angka kematian meternal secara keseluruhan 1 – 5 %,
angka kematian maternal bagi penderita berat : 15%, bagi janin bila penyakit jantung tidak
terlalu berat tidak begitu mempengaruhi kematian perinatal. Namunpada penyakit yang berat,
prognosis akan buruk karena akan tejadi gawat janin.
1. Anemia
2. Intrauterine Growth Restriction
3. Prematur yang tidak wajar (Preterm Labor)
4. Premature Rupture of Membranes5. Gestational Diabetes
5. Tekanan darah tinggi atau Pregnancy Induced Hypertension
6. Placenta Previa
7. Hidroamnios
7
8. Penyakit Rhesus
9. Kehamilan Post-Term
10. Kehamilan ganda
11. Kehamilan ektopik
12. Keguguran
13. Kelahiran mati
14. Pendarahan pasca melahirkan
G. Penatalaksanaan
Peranan bidan selama kehamilan ibu dengan penyakit jantung ini berlangsung sangatlah
penting :
Kelas I
Tidak memerlukan pengobatan tambahan
8
Kelas II
Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara
kehamilan 28 – 36 minggu.
Kelas III
Memerlukan digitalisasi atau obat tambahan, sebaiknya di rawat di rumah sakit sejak
kehamilan berusia 28 – 30 minggu.
Kelas IV
Harus di rawat di rumah sakit dan di berikan pengobatan, bekerja sama dengan kardiolog.
Mempertimbangkan penyakit jantung yang spesifiknya, kondisi ibu keseluruhan,
ketersediaan dan pengalaman ahli anestesi, serta fasilitas yang ada.
Penderita kelas I dan kelas II biasanya dapat meneruskan kehamilan , dan bersalin
pervaginam, namun dengan pengawasan yang baik serta kerja sama dengan ahli penyakit
dalam
Penderita kelas III dan IV tidak boleh hamil karena kehamilan akan membahayakan jiwanya.
Bila hamil,segera konsultasiakan ke dokter ahli sedini mungkin abortus buatan medikalis.
Pada kasustertentu tubektomi, bila tidak mau sterilisasi, di anjurkan memakai kontrasepsi
yang baik adalah IUD (AKDR). Penatalaksanaan kelas III dan IV pada penyakit yang tidak
terlalu parah, di anjurkan anelgesia epidural, kelahiran pervaginam di anjurkan pada
sebagian besar kasus yang ada indikasi obstetrinya, keputusan untuk SC juga harus di
pertimbangkan.
H. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik lanjut perlu di lakukan padawanita hamil yang mempunyai:
riwayat kelainan jantung , gejal yang melebihi kehamilan normal, bising patologi, tanda
kegagalan jantung pemeriksaan fisik atau desaturasi oksigen arteri tanpa kelainan paru.
Pemeriksaan yang tepat untuk menilai wanita hamil dengan dugaan kelainan jantung
adalah’’ ekokardiografi transtorasik’’. Pemeriksaan radiografi paru hanya bermanfaat pada
dugaan kegagalan jantung. Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) nampaknya tidak spesifik.
Bila ada gejala aritmia jantung yang menetap maka perlu dilakukan monitor EKG selam 24
jam. Kateterisasi jantung jarang di perlukan untuk membuat diagnosis penyakit jantung
9
kongenital atau kelainan katup jantung., namun pemeriksaan ini bermanfaat bila ada gejala
penyakit jantung koroner akut selama kehamilan sebab mempunyai paparan radiasi yang
kecil sehingga diagnosis dapat di tegakkan lebih dini dan dapat di lakukan evaskularisasi
untuk mencegah infark miokard
10
BAB III
ASKEP TEORITIS
A. Pengkajian
1. identitas
Nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, alamat, penanggung jawab tanggal masuk RS.
a. Umur : biasanya kelainan jantung pada kehamilan terjadi pada wanita hamil
berumur di bawah 20 tahun dan diatas 30 tahun .
2. Keluhan Utama
Penderita kelainan jantung pada kehamilan umumnya dada terasa berdebar debar
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. mengalami memar spontan
2. Takikardia
3. JVP meningkat
4. Edema
5. impuls ganda.
6. perdarahan lama
7. Peningkatan tekanan darah
8. Nadi mungkin menurun
9. Dapat mengalami edema ekstrimitas bawah
10. nyeri dada dengan atau tanpa aktivitas
b. Riwayat Kesehatan dahulu
Biasanya ada kelainan congenitial dari ibu, kutup iskemik dan kardiomiopati,
penyakit lain seperti hipertensi, anemia berat, dan lain-lain. Pengaruh
peningkatan hormon tubuh, terjadinya haemodelusi darah dengan
puncaknya pada kehamilan 28-32 minggu, kebutuhan janin untuk
pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim, kembalinya darah setelah
plasenta lahir karena kontraksi rahim dan berhentinya peredaran darah
plasenta, saat post partum sering terjadinya infeksi.
11
1. Riwayat hipertensi kronis
2. penyakit jantung kongenital
3. Obesitas
4. Diabetes melitus
5. riwayat IMA sebelumnya
6. penyakit arteri koroner
7. masalah tekanan darah
4. Pemeriksaan fisik
Kesadaran umum
a. Keadaan Umum : Biasanya baik
b. Tingkat kesadaran : Biasanya Composmentis
c. Tanda – tanda vital : Biasanya meningkat
Suhu meningkat
Respirasi cepat
Peningkatan tekanan darah
Nadi mungkin menurun
a. Sistem pernapasan
Inspeksi: biasanya pernafasan cuping hidung kadang terlihat, tidak
terlihat retraksi interkostae hidung, pergerakan dada simetris, sesak.
Palpas: biasaya vokal premitus teraba rate, tidak terdapa nyeri tekan
Perkusi: suara sonor
Auskultasi: terdapat bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi
tambahan ronchi, weezhing
b. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi: biasanya ictus cordis tidak tampak
12
Palpas: biasanya teraba pukulan jantung yangh meningkat, pembesaran
jantung,
Perkusi: pekak
Auskultasi: s1 dan s2 terdengar tunggal dan biasanya juga terdengar
suara jantung yang abnormal
c. Sistem pencernaan
Mulut: biasanya mukosa bibir kering
Tenggorokan: tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
Limfe: tidak ada pembesaran vena jugularis
Abnomen:
o I: simetris tidak ada benjolan
o P: tidak terdapat nyeri tekan
o P : suara redup
o A: tidak terdapat bising usus
d. Sistem eliminasi
13
Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga
d. Pola eliminasi
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik lanjut perlu di lakukan padawanita hamil yang mempunyai: riwayat
kelainan jantung , gejal yang melebihi kehamilan normal, bising patologi, tanda kegagalan
jantung pemeriksaan fisik atau desaturasi oksigen arteri tanpa kelainan paru. Pemeriksaan
yang tepat untuk menilai wanita hamil dengan dugaan kelainan jantung adalah’’
ekokardiografi transtorasik’’. Pemeriksaan radiografi paru hanya bermanfaat pada dugaan
kegagalan jantung. Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) nampaknya tidak spesifik. Bila ada
gejala aritmia jantung yang menetap maka perlu dilakukan monitor EKG selam 24 jam.
Kateterisasi jantung jarang di perlukan untuk membuat diagnosis penyakit jantung
kongenital atau kelainan katup jantung., namun pemeriksaan ini bermanfaat bila ada gejala
penyakit jantung koroner akut selama kehamilan sebab mempunyai paparan radiasi yang
kecil sehingga diagnosis dapat di tegakkan lebih dini dan dapat di lakukan evaskularisasi
untuk mencegah infark miokard
B. Diagnosa keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d peningkatan kerja jantung, kontraktilitas jantung
2. Penurunan perfusi jaringan b.d penurunan suplai darah
3. Perubahan nutrisi kurang dari keburuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan mual
4. Intoleransi aktifitas b.d imobilitas
5. Kurang pengetahuan
14
C. Intervensi keperawatan
N DX NOC NIC
O keperawatan
1. Penurunan KEEFEKTIFAN
curah
PERAWATAN CARDIAC
POMPA JANTUNG
Aktivitas :
jantung b.d Tekanan
peningkatan darah, Evaluasi nyeri dada (ex : intensitas,
hasil yang
kerja lokasi, penjalaran, durasi, dan faktor
diharapkan
jantung, penyebab dan faktor yang
kontraktilita mengurangi nyeri
Kecepatan
s jantung Melakukan penilaian yang
jantung yang
komprehensive terhadap sirkulasi
diharapkan
periferal (ex: periksa tekanan
periferal, edema, kapiler refill, warna,
Index jantung dan temperatur ekstremitas)
yang diharapkan
Dokumentasikan adanya kardiak
distrimia
Fraksi ejeksi yang
Catat tanda dan gejala penurunan
diharapkan
curah jantung
Monitor frekuensi tanda vital
Aktivitas
Monitor status kardiovaskuler
toleransi yang
Monitor distrimia kardiak, termasuk
diharapkan
gangguan kedua irama dan konduksi
Monitor status respirasi untuk gejala
Nadi perifer kuat
gagal jantung
Monitor abdomen untuk adanya
Ukuran jantung
indikasi penurunan perfusi
normal
Monitor keseimbangan cairan (ex:
intake/output dan berat badan setiap
Warna kulit
hari)
Monitor pacemaker yang berfungsi,
Distensi vena
jika diperlukan
leher tidak ada
15
Mengenali adanya perubahan tekanan
Disaritmia tidak darah
ada Mengenali efek psikologis yang
menekankan kondisi
Bunyi jantung Evaluasi respon pasien pada ektopi
abnormal tidak atau distrimia
ada Menyediakan terapi antiaritmia
berdasarkan unit kebijaksanaan (obat
Angina tidak ada antiaritmia, kardioversion/defibrilasi),
jika diperlukan
Edema peripheral Monitor respon pasien terhadap
tidak ada pengobatan antiaritmia
Instruksikan pasien dan keluarga pada
STATUS SIRKULASI
pembatasan aktivitas dan progresi
Indikator
Atur periode latihan dan istirahat
untuk menghindari kelelahan
Tekanan darah
Monitor toleransi aktivitas klien
sistolik
Monitor adanya dipsnea, kelelahan,
yang diharapkan
takipnea, dan ortopnea
Anjurkan untuk mengurangi stres
Tekanan darah
Bangun faktor pendukung yang
diastolik yang
berhubungan dengan pasien dan
diharapkan
keluarganya
Instruksikan pasien akan pentingnya
Tekanan nadi
melaporkan ketidaknyamanan pada
yang diharapkan
dada yang datang tiba-tiba
PERAWATAN SIRKULASI : ALAT
Rata-rata tekanan
BANTU NAFAS
darah yang
Aktivitas :
diharapkan
Melakukan penilaian sirkulasi
periperal yang koprehensif (ex: cek
Tekanan vena
tekanan periperal, edema, kapiler
central yang
refill, warna, dan temperatur
16
diharapkan ekstremitas)
Monitor kemampuan kognitif dan
Tekanan sensori
pulmonal paru Monitor derajat
yang diharapkan ketidaknyamanan/nyeri dada
Evaluasi tekanan arteri pulmonary ,
Hipotensi tekanan sistemik, kardiak output, dan
ortostatik tidak perlawanan sistem vaskuler
ada Bantu dengan insersi dan implantasi
alat
Kecepatan Observasi pada hemolisis,
jantung yang diindikasikan oleh darah dalam urine,
diharapkan hemolis spesimen darah, peningkatan
serum Hb setiap hari, pendarahan dan
Bunyi jantung hiperkalemia)
abnormal tidak Observasi kanula untuk adanya
ada ketegangan/tidak terhubung
Melakukan aktivasi penggumpalan
Angina tidak ada setiap jam
Administer
Gas darah yang antikoagulan/antithrombolitik
diharapkan Monitor pengaturan alat untuk
memastikan berfungsi dengan tepat
PERFUSI JARINGAN:
Monitor keluaran urine setiap jam
ORGAN ABDOMEN
Monitor elektrolit, BUN, dan level
Indikator
kreatinin setiap hari
Monitor berat badan setiap hari
Monitor deman dan leukosit
Tanda-tanda vital
Kumpulkan darah, urine, sputum, dan
kultur basah pada temperatur lebih
Produksi urin
dari 38⁰ C
Monitor intake dan output
Elektrolit dan
17
keseimbangan Administer total nutrisi parenteral
asam basa
Keseimbangan
cairan dan gas
Bunyi perut
Nafsu makan
Kehausan
abnormal tidak
ada
Nyeri abdomen
tidak ada
Defisiensi
malabsorpsi tidak
ada
Gastritis kronis
tidak ada
Distensi abdomen
tidak ada
18
perfusi Indikator : PERUBAHAN PERFUSI JARINGAN :
jaringan b.d Kecepatan PERIFER
penurunan pengisian Aktivitas :
suplai darah kapiler Manajemen Asam-Basa
Kekuatan denyut Pemantauan Asam-Basa
nadi perifer Uji Labor Bedside(sisi tempat
bawah tidur)
Kekuatan denyut Perawatan sirkulatori
nadi perifer atas
Perawatan sirkulatori :
Simetris denyut
nadi perifer Peralatan bantuan mekanis
distal
Tindakan pencegahan
Simetris denyut
nadi perifer sirkulatori
proksimal
Perawatan darurat
Kenormalan
tingkatan perasa Manajemen cairan/elektrolit
Kenormalan
warna kulit Manajemen cairan
Keutuhan fungsi Pemantauan cairan
otot Perawatan kaki
Keutuhan kulit Pengaturan hemodinamik
Kehangatan Manajemen hipovolemi
suhu Pemantauan TIK (tekanan
ekstremitas intra cranial)
Memar Pemantauan hemodinamik
ekstremitas
tidak tampak invasif
Udem perifer Interpretasi data laboratorium
tidak tampak
Nyeri Pemantauan neurologis/saraf
ekstremitas Manajemen nutrisi
terlokalisasi
tidak tampak Terapi oksigen
Manajemen sensasi perifer
Tindakan pencegahan turniket
pneumatik
Positioning/penempatan tubuh
Pencegahan penekanan
19
borok/bisul
Resusitasi (mempertahankan
fungsi tubuh yang vital)
Resusitasi : neonatus (BBL)
Manajemen syok
Manajemen syok : jantung
Manajemen syok : vasogenik
Pengamatan/pengawasan Kulit
Pemantauan tanda-tanda vital
Manajemen Cairan
20
Defenisi:
Meningkatkan keseimbangan cairan dan
mencegah komplikasi yang
menyebabkan ketidaknormalan atau
jumlah cairan yang tidak diinginkan
Aktivitas:
Timbang berat badan harian dan pantau
gejala yang terjadi
Hitung atau Timbang diaper
Pelihara keakuratn laporan jumlah intake
dan output cairan
Pasang kateter urin, jika diperlukan
Pantau status cairan (e.g. kelembaban
membrane mukosa, kecukupan
denyut nadi, dan tekanan darah
ortostatis), jika diperlukan
Pantau hasil laboratorium secara relevan
untuk menyimpan cairan (e.g.
meningkatkan grafik dengan spesifik,
meningkatkan BUN, pengurangan
hematocrit, peningkatan tingkat
osmolalitas urin)
Pantau status hemodinamis, meliputi
CVP,MAP, PAP, dan PCWP,, jika mungkin
Ukur tanda-tanda vital, jika perlu
Pantau indikasi cairan yang berlebihan
(e.g. peningkatan CVP tekanan pembuluh
darah kapileredema, vena di leher, dan
asites), jika diperlukan
Pantau perubahan berat badan pasien
sebelum dan setelah dialysis, jika
diperlukan
Perkirakan lokasi dan luas edema, jika
dianjurkan
21
Kontrol penyerapan makanan/cairan dan
Hitung intake kalori harian, jika
diperlukan
Lakukan terapi intravena, jika dianjurkan
Kontrol status nutrisi
Berikan cairan ,jika diperlukan
Berikan obat untuk melancarkan buang
air
Berikan cairan intravena pada suhu
ruangan
Tingkatkan intake oral (e.g. menyediakan
sedotan minuman, Berikan cairan di
antar makanan, dan mengganti air es
secara rutin
22
dalam respon yang dapat pasien lakukan, bukan
terhadap aktivitas pada ketidakmampuan.
EKG normal Membantu untuk mengidentifikasi
warna kulit dan memperoleh sumber daya yang
Pernapasan upaya dibutuhkan untuk aktivitas yang
dalam respon diinginkan
terhadap aktivitas Membantu untuk mendapatkan
DAYA TAHAN transportasi aktivitas, yang sesuai.
Kinerja rutin
Membantu pasien untuk
yang biasa
mengidentifikasi preferensi untuk
Aktivitas
aktivitas.
Penampilan
Membantu pasien untuk
istirahat
mengidentifikasi aktivitas yang
Konsentrasi berarti.
Kekuatan otot
Membantu pasien untuk
Kadar oksigen menjadwalkan periode waktu tertentu
darah untuk aktivitas pengalihan ke rutinitas
sehari-hari.
Membantu pasien/ keluarga untuk
mengidentifikasi defisit pada tingkat
aktivitas.
Anjurkan pasien/ keluarga tentang
peran aktivitas fisik, sosial, spiritual,
dan kognitif dalam fungsi menjaga
kesehatan.
Instruksikan pasien/ keluarga
bagaimana melakukan aktivitas yang
diinginkan atau yang dianjurkan.
Membantu pasien/ keluarga untuk
beradaptasi dengan lingkungan agar
mengakomodasi aktivitas yang
diinginkan.
Memberikan aktivitas untuk
23
meningkatkan rentang perhatian
dalam konsultasi dengan PL
Memfasilitasi substitusi aktivitas
ketika pasien telah terbatas dalam
waktu, energi, atau gerakan.
Rujuk ke pusat-pusat pelayanan
masyarakat atau program aktivitas
Membantu dengan aktivitas fisik
secara teratur (misalnya, ambulasi,
tranfers, berputar, dan perawatan
pribadi), yang diperlukan.
Memberikan aktivitas motorik kasar
bagi pasien hiperaktif
Buatlah lingkungan yang aman untuk
gerakan otot kontinu besar, seperti
yang ditunjukkan
MANAJEMEN ENERGI
Aktivitas:
Tentukan keterbatasan fisik pasien
Tentukan pasien/ yang lainnya yang
signifikan penyebab persepsi
kelelahan
Mendorong verbalisasi perasaan
tentang keterbatasan
Menentukan penyebab kelelahan
(misalnya, perawatan, nyeri, dan
obat-obatan)
Tentukan apa dan berapa banyak
aktivitas yang dibutuhkan untuk
membangun ketahanan
Memantau asupan nutrisi untuk
memastikan sumber energi yang
24
memadai
Konsultasikan dengan ahli gizi
tentang cara-cara untuk meningkatkan
asupan makanan berenergi tinggi
Memantau pasien untuk bukti dari
kelelahan fisik dan emosional yang
berlebihan
Memantau respons kardiorespirasi
terhadap aktivitas (misalnya,
takikardia, dysrhytmias lainnya,
dispnea, diaforesis, pucat, tekanan
hemodinamik, tingkat pernapasan).
Pola tidur. Monitor / catatan pasien
dan jumlah jam tidur
Memantau lokasi dan sifat
ketidaknyamanan atau nyeri selama
gerakan / aktivitas
ketidaknyamanan fisik yang dapat
mengganggu fungsi kognitif dan self-
monitoring / regulasi aktivitas
Tetapkan batas dengan hiperaktif bila
mengganggu orang lain atau dengan
pasien.
Batasi rangsangan lingkungan
(misalnya, cahaya dan kebisingan)
untuk memfasilitasi relaksasi
Batasi jumlah dan interupsi oleh
pengunjung, yang sesuai
Mempromosikan bedrest/aktivitas
limination (misalnya, meningkatkan
jumlah waktu istirahat).
JANTUNG PERAWATAN:
REHABILITASI
25
Aktivitas:
Memantau toleransi aktivitas pasien
Menjaga ambulasi jadwal, sebagai
ditoleransi
Mendorong harapan yang realistis
untuk pasien dan keluarga
Anjurkan pasien dan keluarga pada
obat yang diresepkan dan over-the-
counter yang sesuai
Anjurkan pasien dan keluarga pada
faktor risiko modifikasi jantung
(misalnya, merokok cessations, diet,
dan olahraga), yang sesuai.
Anjurkan pasien pada perawatan diri
nyeri dada (misalnya, mengambil
nitrogliserin sublingual setiap 5 menit
tiga kali, jika nyeri dada tak henti-
hentinya, mencari perawatan darurat
medis)
Anjurkan pasien dan keluarga pada
latihan, termasuk pemanasan, daya
tahan, dan pendinginan, yang sesuai
Anjurkan pasien dan keluarga pada
setiap mengangkat / mendorong batas
berat, jika sesuai.
Anjurkan pasien dan keluarga pada
setiap pertimbangan khusus dengan
aktivitas hidup sehari-hari (misalnya,
mengisolasi aktivitas dan
memungkinkan waktu istirahat), jika
sesuai.
Anjurkan pasien dan keluarga tentang
perawatan luka dan tindakan
26
(misalnya, sayatan sternum atau situs
kateterisasi), jika sesuai
27
penanganan
Dukung pasien untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang
tepat
Instruksikan pasien mengenai tanda
dan gejala untuk melaporkan pada
pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat
28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan penyakit
kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang dapat merugikan
kesempatan hidup wanita tersebut. Pada kehamilan dengan jantung normal, wanita dapat
menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan-perubahan secara fisiologis.
Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit :
a. Kelas I
Tidak memerlukan pengobatan tambahan.
b. Kelas II
Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara kehamilan
28-36 minggu.
c. Kelas III
Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilan 28-
30 minggu.
d. Kelas IV
Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerjasama dengan kardiolog.
29
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzzane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
30