Anda di halaman 1dari 7

Asuhan Keperawatan

 Pengkajian

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan
masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, psikal
assessment.
Pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :

 Identitas klien.
 Riwayat keperawatan.

 Awalan serangan : ,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul


diare.
 Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun
besar cekung,tonus dan turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan bibir
kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
 Riwayat kesehatan masa lalu.
Riwayat penyakit yang diderita,riwayat pemberian imunisasi.
 Riwayat psikososial keluarga.

Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan
meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,setelah
menyadari penyakit anaknya,mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa
bersalah.
 Kebutuhan dasar.
 Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali
sehari,BAK sedikit atau jarang.
 Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan penurunan
berat badan pasien.
 Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang
akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
 Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
 Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri
akibat distensi abdomen.

 Pemerikasaan fisik.

 Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran composmentis


sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan lemah,pernapasan agak cepat.
 Pemeriksaan sistematik :

 Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir


kering,berat badan menurun,anus kemerahan.
 Perkusi : adanya distensi abdomen.
 Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.
 Auskultasi : terdengarnya bising usus.

 Pemeriksaan tinglkat tumbuh kembang.

Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat
badan menurun.

 Pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan doodenum intubation yaitu untuk


mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.
 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual
dan muntah.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang
berlebihan.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit,prognosis dan pengobatan.

Diagnosa 1

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d output yang berlebihan ditandai
dengan klien berak cair lebih dari 3 sehari, mual, muntah, klien lemah, turgor kulit
menurun.

 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawan selama 3 x 24 jam diharapkan


keseimbangan cairan pasien kembali normal.
 Kriteria hasil :
- Intake dan output seimbang
- Diare berhenti.
- Turgor kulit baik
- Tidak mual dan muntah
- Mukosa bibir lembab
- Kadar elektrolit dalam batasan normal :
* Natrium = 3,5 –5,5 mEq/l
* Kalium = 135-145 mEq/l

 Rencana tindakan :
1. Lakukan pendekatan pada penderita.
R : memudahkan kerja sama antara perawat dan klien.
2. Catat frekuensi, jumlah dan konsistensi faces yang keluar.
R : memudahkan membuat asuhan keperawatan secara tepat untuk
intervensi selanjutnya.
3. Anjurkan penderita untuk minum banyak (sedikit-sedikit sering).
R : untuk mengganti caiaran yang hilang.
4. Kolaborasai dengan tim dokter dalam pemberian obat dan infus.
R : terapi yang tepat dan cepat dapat mempercepat kesembuhan dan
mencegah komplikasi secara dini.
5. Monitoring tanda-tanda dehidrasi.
R : mendeteksi secara dini tanda-tanda dehidrasi.
6. Anjurkan penderita untuk tidak makan makanan yang merangsang
timbulnya diare.
R : untuk mencegah diare lebih lama lagi.
Diagnosa 2

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d absorbsi yang tidak adekuat ditandai
dengan klien mengalami anorexia, nause dan vomiting, klien tidak menghabiskan porsi
makan yang disajikan

 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, diharapkan


kebutuhan nutrisi tubuh pasien dapat terpenuhi.
 Kriteria hasil :
- Intake nutrisi yang adekuat.
- Mual, muntah tidak ada.
- Klien dapat menghabiskan porsi makan yang disajikan.
- Hb dalam batas normal = 12-17 gr%
- Klien tidak terlihat anemis
 Rencana Tindakan
1. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga.
R : memudahkan kerja sama antara perawat dan klien.
2.Kaji tingkat nutrisi klien.
R : untuk mengetahui keadaan nutrisi klien.
3.Beri makanan dalam porsi kecil tetapi sering.
R : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
2. Hitung BB.
R: untuk mengetahui apakah ada penurunan berat badan selama perawatan.
3. Kolaborasi dengan tim medis (kokter) dalam pemberian terapi.
R: untuk mengetahui jenis obat yang dapat diberikan

Diagnosa 3

Gangguan istirahat – tidur b/d eliminasi yang sering dan tidak terkontrol serta kram
abdomen ditandai dengan klien sering terbangun, pucat, gelisah dan lemah.

 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 2 x 24 jam, diharapkan


pasien dapat istirahat – tidur dengan tenang.
 Kriteria Hasil:
- Dapat istirahat tidur dengan tenang.
- Kram abdomen tidak ada.
- Diare berhenti.
 Rencana Tindakan
1. Lakukan pendekatan pada penderita dan keluarganya.
R : memudahkan kerja sama antara perawat dan klien.
2. Berikan suasana lingkungan yang nyaman dan tenang.
R : dapat membantu kenyamanan dan ketenangan klien.
3. Kolaborasi dengan tim medis (dokter) untuk pemberian obat.
R : membantu proses kesembuhan.

Diagnosa 4

Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang


berlebihan.
 Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan
gangguan integritas kulit dapat teratasi.
 Kriteria hasil:

- Integritas kulit kembali normal.


- iritasi tidak ada.
- tanda-tanda infeksi tidak ada

 Intervensi:

Observasi bokong dan perineum dari infeksi. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian therafi antipungi sesuai indikasi.

Diagnosa 5.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang


penyakit,prognosis dan pengobatan.

 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit diharapkan


pengetahuan keluarga tentang penyakit meningkat.
 Kriteria hasil :

- Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah


tenang, keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit
klien.

 Intervensi :

- Kaji tingkat pendidikan keluarga klien. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang
proses penyakit klien. Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui
penkes. Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya.
Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.
- R: pemberian informasi mengenai kesehatan sangat bermanfaat bagi klien untuk
bisa menerapkan dalam kesehariannya.

 Evaluasi

1. Volume cairan dan elektrolit adekuat sesuai kebutuhan.


- Turgor kulit kembali baik
- Tidak terjadi dehidrasi
- Mukosa mulut dan bibir lembab
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.
- Nutrisi klien terpenuhi sesuai diet yang dianjurkan
- Intake nutrisi klien klien meningkat
- Tidak terjadi mual, muntah setelah makan
3. Integritas kulit kembali normal.
- Tidak ada iritasi pada kulit klien
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada kulit klien
4. Rasa aman nyaman terpenuhi.
- Tidak terjadi kejang akibat tidak bisa menahan rasa sakitnya
- Nyeri dapat berkurang / hilang
- Ekspresi wajah tenang
5. Pengetahuan kelurga meningkat.
- Klien mengerti tentang proses penyakitnya
- Mengerti tentang cara mempertahankan kesehatannya yang sekarang
- Mengerti tentang pencegahan penyakitnya

Anda mungkin juga menyukai