BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pembelajaran Matematika
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Hal ini
menjadi inti dari berpikir kritis sebagai suatu kemampuan kognitif, yaitu
seseorang boleh dipilih satu diantara beberapa aspek tersebut sesuai dengan
Maka dari itu penting bagi guru mengeksplorasi lebih jauh mengenai
Hal ini berdasarkan pandangan NCTM (2000: 11) yang menyatakan bahwa
bahwa aspek analysis merupakan aspek yang penting dalam berpikir kritis.
Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti hanya memilih satu di antara
enam aspek tersebut sebagai fokus yang akan dikaji dalam penelitian ini,
mereka buat sebagai hasil akhir dari pemecahan masalah yang mereka
(devising a plan); (c) melaksanakan rencana (carrying out the plan); dan (d)
memeriksa kembali (looking back). Akan tetapi dalam penelitian ini siswa
penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis ditinjau dari aspek analysis
dengan hal ini, proses berpikir reflektif dimungkinkan muncul sejalan pada
karena itu seorang pemikir kritis tidak langsung menerima suatu pendapat
begitu saja, tetapi juga tidak berarti seorang pemikir kritis juga selalu
menunjukkan bahwa 1 + 1 = 1
yang bertentangan dengan hal yang selama ini dipercayai sebagai suatu
seseorang atau siswa yang berpikir kritis akan terdorong untuk menelaah
proses pengerjaan menjadi salah. Jadi dalam proses berpikir kritis selalu
hal ini adalah penggunaan konsep yang salah dimana kedua ruas dibagi
Facione ini adalah aspek yang berlaku secara umum, artinya tidak secara
aspek berpikir kritis yang akan dikaji secara khusus adalah aspek
tersebut dinilai kurang relevan dengan penelitian ini. Begitu juga dengan
16
aspek inference yang juga memiliki indikator yang tidak relevan dengan
yang peneliti inginkan dalam penelitian ini yaitu querying evidence atau
meragukan informasi.
masalah. Aspek ini dinilai kurang relevan karena penelitian ini tidak
disajikan dalam bentuk argumen. Peneliti merasa aspek ini tidak perlu
dikaji secara khusus, karena aspek ini pasti akan muncul pada setiap
dan alasan orang tersebut untuk menahan diri mereka melakukan hal-hal
17
yang tidak beralasan. Ciri ini dirasa terlalu sulit diketahui dari seorang
Facione (1990: 13) menyebutkan bahwa aspek analysis ini terdiri dari
1) Memeriksa ide-ide
Untuk memeriksa ide-ide berupa informasi atau fakta yang
terdapat dalam masalah dan menguraikannya sehingga dapat
menentukan ide untuk menyelesaikan masalah.
Untuk menguraikan atau menggambarkan istilah
(menetapkan)
Membandingkan ide, konsep, atau komponen bagian
pernyataan.
Mengidentifikasi masalah dan menentukan masalah
mengidentifikasi konsep dengan masalah.
Contoh:
Mengidentifikasi fakta atau informasi dimaksudkan untuk memicu
respons emosional simpatik yang mungkin menyebabkan orang
lain setuju dengan pendapat; untuk memeriksa pekerjaan yang
terkait erat mengenai masalah diberikan untuk menentukan poin
dari kesamaan dan perbedaan; diberikan tugas yang rumit, untuk
menentukan bagaimana mungkin akan dipecah menjadi lebih kecil,
tugas yang lebih mudah dikelola; untuk menentukan cara yang
berguna untuk menyelesaikannya; untuk mendefinisikan sebuah
konsep abstrak.
2) Mengidentifikasi argumen
Untuk mengidentifikasi hubungan antara ide atau konsep
dan argumen sehingga dapat memberikan pernyataaan atau alasan
pendukung ide untuk menentukan penyelesaian masalah yang
tepat.
Contoh:
Contoh:
karena itu, dalam penelitian ini indikator aspek analysis yang akan
a. Memeriksa ide-ide
masalah.
b. Mengidentifikasi Argumen
3. Materi Peluang
a. Pengertian Peluang
Contoh :
N = 2
1 1
𝑃(𝐺) = ; 𝑃(𝐴) =
2 2
sama
terjadi
n(S).
n( A)
P(A) =
n( S )
Contoh:
munculnya “Angka” ?
Jawab:
n( A) 1
Jadi, P(A) = =
n( S ) 2
Contoh:
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} n(S) = 6
A = {1, 3, 5} n(A) = 3
n( A) 3 1
Jadi, P(A) = = =
n( S ) 6 2
Contoh:
Jawab:
n(As) = 4
n( As) 4 1
Jadi, P(As) = = =
n( S ) 52 13
n (K )
P (K) = 1
n (5)
kepastian.
Kemustahilan Kepastian
0 0 P (K) 1 1
n (K )
P (K) = 0
n (5)
Contoh :
peluangnya 0.
dan peluangnya 1.
sekali?
n (S) = 2
n (G ) 1
n (G) = 1 maka P (G) =
n (S) 2
23
c. Kejadian Majemuk
kejadian majemuk.
A dan B AB
A atau B AB
n (A B) = n (A) + n (B) – n (A B)
n (A B) n (A) n (B) n (A B)
n (S) n (S) n (S) n (S)
– P (B C) + P (A B C)
Contoh 1:
Penyelesaian :
n (S) = 6
P (A B) = P (A) + P (B) – P (A A B)
3 3 1
=
6 6 6
5
=
6
Contoh :
25
Penyelesaian :
P (M B) = P (M) + ( P (B) – P (M B)
28 22 10
=
45 45 45
30
=
45
6
=
7
3
bahasa Inggris adalah . Kejadian majemuk dapat dikelompokkan
4
sebagai berikut:
Jika A B = atau P (A B) = 0
Kesimpulan :
P (A B) = P(A) + P (B)
Contoh 1 :
Penyelesaian :
n(A B) =
4 4
=
52 52
2
=
13
2
Jadi peluang untuk mendapatkan kartu As atau king adalah .
13
mempengaruhi kejadian B. Jika dua buah dadu ditos, maka angka yang
muncul pada dadu pertama jika mempengaruhi angka yang muncul pada
dadu kedua. Dalam hal ini dikatakan kedua dadu saling bebas.
Dua kejadian atau lebih yang terjadi secara berurut dikatakan kejadian
Rumus :
𝐂𝐨𝐧𝐭𝐨𝐡 ∶
Didalam sebuah kotak terdapat 3 bola merah dan 4 bola putih. Dari
berwarna merah.
Pembahasan :
3 1 3 1
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐴)𝑥 𝑃(𝐵/𝐴)= 7 × 3 = =7
21
28