Oleh:
APRIYANTI
103017027224
JAKARTA
2010/2011
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang
menggenggam setiap kejadian, penyempurna setiap kebahagiaan, tempatku
bersandar dan bersyukur atas seluruh nikmat tanpa batas bilangan. Shalawat dan
salam senantiasa menyelimuti Rasulullah SAW tercinta beserta seluruh keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademis di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Matematika. Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun,
berkat kerja keras, doa, dan dukungan dari berbagai pihak untuk penyelesaian
skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Maifalinda Fatra, M. Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika sekaligus
pembimbing akademik.
3. Bapak Drs. H. M. Ali Hamzah, M. Pd., Dosen pembimbing I yang penuh
kesabaran dan keikhlasan membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Gelar Dwirahayu, M. Pd., Dosen pembimbing II yang dengan sabar dan
perhatian telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan
dan nasehat bagi penulis.
5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah bapak dan ibu
berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT. Amien…
6. Kepala sekolah MI Attaqwa 32 Bekasi Utara beserta staf-stafnya yang telah
memberikan izin dan kemudahan dalam proses penelitian skripsi ini.
iii
7. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, umi Jazilah dan bapak Kasmin yang
selalu penulis banggakan. Mereka tak henti-hentinya mendoakan,
melimpahkan kasih sayang, dan memberikan dukungan moril maupun materil
kepadaku. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya, semoga penulis dapat
memberikan yang terbaik untuk kalian.
8. Teristimewa untuk suami tercinta Abdul Khoir, terima kasih atas cinta, doa,
kesabaran dan dukungan yang tak terhingga dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Anakku tersayang Keisya Aulia inspirasi terbesar dan motivator
yang tak terhingga untuk penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini,
semoga kelak menjadi anak yang membanggakan bagi ayah dan bunda.
9. Sahabat-sahabatku, Eva, Teh Mimin, Atik, Thia, dan teman-teman
seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2003 kelas A dan B
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih kebersamaanya dalam
berjuang melewati hari-hari kuliah yang penuh suka duka semoga
persahabatan kita abadi.
Serta semua pihak dan para motivator yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, dan doa yang
telah diberikan menjadi pintu datangnya Ridho dan kasih sayang Allah SWT di
dunia dan akhirat. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya
penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...v
DAFTAR TABEL……………………………………………………………... vii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………………… 4
C. Pembatasan Masalah……………………………………………………... 5
D. Rumusan Masalah………………………………………………………... 5
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian…………………………………... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis………………………………………………………… 1
1. Hakikat Aktivitas Belajar………………………………………………. 1
a. Pengertian Aktivitas Belajar………………………………………… 1
b. Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar…………………………………. 9
2. Hakikat Motivasi Belajar……………………………………………... 11
a. Pengertian Motivasi Belajar……………………………………….. 11
b. Jenis-jenis Motivasi………………………………………………... 14
c. Fungsi Motivasi……………………………………………………. 18
d. Mengukur Motivasi Belajar………………………………………... 19
3. Hakikat Belajar Matematika………………………………………….. 20
4. Permainan Matematik……………………………………………….... 22
5. Operasi Hitung Bilangan……………………………………………… 27
6. Penelitian Yang Relevan……………………………………………… 27
B. Kerangka Berpikir………………………………………………………. 28
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………... 31
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian………………………………. 31
C. Subjek/ Partisipan Yang Terlibat Dalam Penelitian…………………….. 34
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian…………………………….. 34
E. Data dan Sumber Data………………………………………………… . 34
F. Instrument Pengumpulan Data………………………………………….. 35
G. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………… 36
H. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (Trusworthiness) Studi…………….. 36
I. Teknik Analisa Data…………………………………………………….. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan………………………………………. 41
1. Penelitian Pendahuluan………………………………………………. 41
2. Siklus I……………………………………………………………….. 43
3. Siklus II………………………………………………………………. 57
B. Pemeriksaan Keabsahan Data…………………………………………... 68
C. Interpretasi Hasil Penelitian…………………………………………….. 69
D. Hasil Temuan…………………………………………………………… 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………... 78
B. Saran…………………………………………………………………….. 78
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 80
LAMPIRAN – LAMPIRAN…………………………………………………... 82
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Hasil Penilaian Uji Validitas Isi Oleh Para Rater …………………………...37
Tabel 2 : Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Matematika………………………………..38
Tabel 3 : Perolehan Nilai Tes Pendahuluan……………………………………………..41
Tabel 4 : Rata rata Skor Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Matematika Siklus…….. 53
Tabel 5 : Perolehan Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I……………………………………54
Tabel 6 : Rata rata Skor Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Matematika Siklus II……65
Tabel 8 : Perolehan Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II……………...............................66
Tabel 7 : Peningkatan Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa …………………………..72
Tabel 9 : Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siklus I dan Siklus II……………………...…73
DAFTAR GAMBAR
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
UU SISDIKNAS RI No. 20 Th. 2003 Pasal 11 ayat (2) dalam http://www.inherent-
dikti.net/files/sisdiknas.pdf, 22 Desember 2010
2
3
Proses Belajar dan Mengajar Yang Menyenangkan, dalam
http://gamegratis.onlineterbaru.com/2008/04/cara-mengajar-yang-efektif.html, 22 Desember 2010
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas , terdapat beberapa
masalah yang dapat dikemukakan antara lain:
1. Persiapan siswa sangat kurang dalam menerima pelajaran
2. Aktivitas siswa masih belum nampak pada saat pembelajaran
3. Hasil belajar siswa untuk pembelajaran matematika masih rendah
4. Motivasi siswa untuk pembelajaran matematika siswa masih sangat
rendah.
5
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka
masalah penelitian hanya dibatasi pada tingkat upaya meningkatkan motivasi
belajar matematika melalui permainan matematik. Motivasi yang dimaksud
adalah motivasi belajar matematika siswa setelah permainan matematik
dilaksanakan.
Permainan matematik dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan yang
menggembirakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional
matematika. Tujuan ini dapat menyangkut aspek kognitif, psikomotorik, atau
afektif. Permainan matematik pada penelitian ini dibatasi hanya pada
permainan Kartu Samaan, KuKuKu (Ku Tebak, Ku Kejar, Ku Dapat) dan
scrabble.
Materi yang disajikan dalam penelitian tindakan ini adalah operasi
bilangan yang pada kurikulum KTSP Madrasah Ibtidaiyah Attaqwa 32
diberikan pada siswa kelas III semester ganjil. Materi-materi pokok pada
operasi bilangan ini antaranya membaca dan menulis lambang bilangan dan
nama bilangan, mengurutkan bilangan dan menentukan letaknya pada garis
bilangan, penjumlahan dengan tanpa menyimpan, penjumlahan dengan satu
kali menyimpan, penjumlahan dengan dua kali menyimpan, penjumlahan dua
bilangan atau lebih, pengurangan dengan tanpa meminjam, pengurangan
dengan satu kali meminjam, pengurangan dengan dua kali meminjam,
mengurangkan sebuah bilangan dengan dua atau lebih bilangan lainnya dan
memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan penjumlahan dan
pengurangan.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini adalah :
1. Bagaimanakah aktivitas belajar matematika siswa meningkat melalui
permainan matematik dalam proses pembelajaran?
2. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa meningkat melalui
permainan matematik dalam proses pembelajaran?
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
1. Hakikat Aktivitas Belajar
a. Pengertian Aktivitas Belajar
Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktivan”. Jadi segala sesuatu
yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun
non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Menurut Sriyono, aktivitas adalah
segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani.
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.1
Segala kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-
fisik, merupakan suatu aktivitas. Aktivitas dalam belajar merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan sehari-hari di dalam kelas/dalam istilah
kata proses belajar mengajar. Aktivitas dalam belajar dilakuakan bila
keduanya hadir, adanya guru dan siswa. Aktivitas itu sendiri berupa:
kehadiran, pembahasan materi pelajaran, adanya diskusi antara guru dan
siswa.
Menurut Montessori yang dikutip oleh Sardiman A. M.
menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk
berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidik akan berperan sebagai
pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak-anak
didiknya.2 Pernyataan ini menunjukkan bahwa yang lebih banyak
melakukan aktivitas pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang
1
Defriahmadchaniago, “Aktivitas Belajar”, dalam http://id.shvoong.com/social-
sciences/1961162-aktivitas-belajar/, Tanggal 6 Desember 2010
2
Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada,2007), h. 96.
8
3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. Ke-5, h. 136
4
Defriahmadchaniago, “Aktivitas Belajar”, dalam http://id.shvoong.com/social-
sciences/1961162-aktivitas-belajar/, Tanggal 6 Desember 2010
9
5
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar…., h.101
10
6
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta ; Bumi Aksara, 1995), cet. 1, h. 73.
7
Abu Ahmadi, psikologi umum,( Jakarta: Rineka Cipta, 2009), cet. 4 (Edisi Revisi), h.
137.
8
Oemar Malik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), cet. 11, h. 159.
9
Oemar Malik, Proses Belajar…………………, h. 159-160.
12
pendorong yang kuat yang timbul dalam diri seseorang untuk berbuat
sesuatu dan mempengaruhi penampilan dirinya, yang tampak dari
tingkah laku raganya (overt behavior).
Segala sesuatu yang berkaitan dengan timbul dan
berlangsungnya motiv disebut motivasi. Timbulnya motivasi adalah
suatu reaksi adanya kebutuhan yang dirasakan sehingga timbul
keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersebut secara memuaskan.
Motivasi dimaksudkan sebagai sesuatu yang dapat membangkitkan
organisme untuk bertindak atau bertahan serta memberikan arah untuk
suatu kegiatan yang telah membangkitkan semangat. Menurut kamus
besar bahasa Indonesia “motivasi adalah dorongan yang timbul dalam
diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan
suatu tujuan tertentu”.10
Berikut ini disampaikan pendapat dari beberapa pakar
mengenai pengertian motivasi:
Menurut MC Donald yang dikutip oleh Wasty Soemanto,
“motivasi adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri/ pribadi seseorang
yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi dalam usaha
mencapai tujuan”.11 Sedangkan menurut Muhibbin Syah, “motivasi
adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu”.12
Alisuf Sabri dalam bukunya pengantar psikologi umum dan
perkembangan memberikan pengertian “motivasi sebagai segala sesuatu
yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong
orang untuk memenuhi suatu kebutuhan”.13
10
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta :
Balai Pustaka, 2007, h. 756.
11
Wasty Soemanto, Psikilogi Pendidikan, Landasan Kerja Pimpinan Pendidikan,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1990), cet. III, h. 191.
12
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), h. 136.
13
H. M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 2006), cet. 4, h. 129.
13
14
Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada,2007), h. 83.
15
Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: Uhamka Press, 2003),
cet. IV, h. 92.
14
b. Jenis-jenis motivasi
Dalam masalah belajar motivasi merupakan salah satu faktor
yang sangat penting yang dapat menentukan tingkat keberhasilan belajar
16
Oemar Malik, Proses Belajar…………………, h. 166-168.
15
1. Motivasi instrinsik
Yaitu motivasi yang timbul dikarenakan orang tersebut senang
melakukannya.17 Misalnya siswa mempunyai keinginan dari dalam
dirinya untuk belajar matematika, bukan untuk mendapatkan hadiah atau
dipuji oleh orang tua melainkan atas dasar kebutuhan siswa.
Motivasi instrinsik adalah hal atau keadaan yang berasal dari
dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan
belajar. Termasuk dalam motivasi instrinsik siswa dalam menyenangi
materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk masa
depan kehidupan siswa yang bersangkutan.18
Menurut H. M. Alisuf Sabri, motivasi instrinsik adalah
motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang itu tidak usah
dirangsang dari luar. Misalnya ingin memahami suatu konsep, ingin
memperoleh suatu pengetahuan, ingin memperoleh suatu kemampuan
dan sebagainya.19 Sedangkan menurut Sardiman A. M, motivasi
instrinsik adalah motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak
berkait dengan aktivitas belajarnya.20
S. Nasution berpendapat bahwa, orang yang belajar dikatakan
memiliki motivasi instrinsik jika ia ingin mencapai tujuan yang
terkandung di dalam perbuatan itu. Misalnya siswa belajar karena ingin
menjadi orang yang terdidik atau karena ingin menjadi ahli dalam
17
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta:Rineka Cipta,2009), h. 90.
18
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan………………..,h. 137.
19
H. M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi…………….., h. 131.
20
Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007), h. 90.
16
bidang tertentu, maka untuk memenuhi semua itu hanya dapat dicapai
dengan cara belajar.21 Siswa yang termotivasi secara instrinsik dalam
proses pembelajaran dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun di dalam
mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa butuh dan ingin
mencapai tujuan belajar.
2. Motivasi ekstrinsik
Yaitu motivasi yang keberadaanya karena pengaruh rangsangan
dari luar. Motivasi ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau keinginan
yang sebenarnya ada dalam diri siswa melainkan karena adanya
dorongan dari luar. Sebagai contoh seseorang belajar matematika karena
esok akan ada ujian dengan harapan mendapat nilai yang baik. Menurut
Sardiman A. M, motivasi ekstrinsik dalam belajar adalah suatu aktivitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan
yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar itu sendiri.22
Muhibbin Syah mengartikan motivasi ekstrinsik adalah hal dan
keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya
untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan atau tata
tertib sekolah, suri teladan orangtua, guru dan seterusnya merupakan
contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa
belajar.23
Dari definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
motivasi ekstrinsik dalam belajar adalah daya penggerak yang
mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan belajar demi mencapai
suatu tujuan yang bukan berasal dari dalam dirinya.
21
S. Nasution, Didaktik Asas-asas…………………………., h. 77.
22
Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar …………,h. 91.
23
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan………………..,h. 137.
17
3. Motivasi spiritual
Yaitu dorongan fitrah manusia untuk memenuhi kebutuhan
rohaninya. Seperti mengharapkan keridhaan, kecintaan dan perjumpaan
dengan penciptanya zat yang maha pencipta yang telah menciptakan
dirinya dan kebutuhan-kebutuhan yang menunjang kehidupannya.
Firman-firman Allah SWT yang mengisyaratkan motivasi
spiritual dalam diri manusia, yakni antara lain:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku. (Q.S. adz-Dzariyat
[51]:58)
24
Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, Psikologi Kenabian, (Yogyakarta: Beranda Publishing,
2007), cet. I, h. 345-349.
19
c. Fungsi motivasi
Motivasi sangat diperlukan dalam kehidupan kita, terutama
dalam dunia pendidikan. Seorang pendidik hendaknya dapat
memberikan motivasi kepada anak didiknya karena motivasi sangat
berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Adapun fungsi
motivasi dalam belajar yaitu:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang akan dicapai.
Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan
yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya
3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan apa yang harus
dikerjakan guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan
yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.25
Dari beberapa uraian di atas, nampak jelas bahwa motivasi
berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan sekaligus sebagai penggerak
perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Guru merupakan factor
penting untuk mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi tersebut
dengan cara dan terutama memenuhi kebutuhan siswa. Guru sebagai
salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran mempunyai
andil yang besar dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Guru
harus mampu menggunakan metode pembelajaran yang dapat
melibatkan siswa secara aktif, dengan melibatkan siswa secara aktif
dalam suatu proses pembelajaran diharapkan dapat menumbuhkan minat
dan motivasi belajar siswa.
25
S. Nasution, Didaktik Asas-asas…………………………., h.76- 77.
20
26
Euis Nurmalasari, ”Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Melalui
Pemberian Kartu Skor Partisipasi” , Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 21,t. d.
27
Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran………………,h. 15-16.
28
Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran………………,h. 16.
29
Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran………………,h. 23.
22
4. Permainan matematik
30
Matematika, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika, 22 Desember 2010
23
31
Abdul Aziz El Quusy, Ilmu Jiwa, (Jakarta: Bulan Bintang,), h. 294.
32
Elizabeth . Hurlock, Perkembangan Anak, terjemahan Child Development,(Jakarta:
Erlanngga, 1978), edisi ke-1, h. 320.
33
Pengaruh Permainan Bagi Perkembangan Anak, dalam
http://forum.dudung.net/index.php?topic=15359.0. 22 Desember 2010
.
24
34
Elizabeth . Hurlock, Perkembangan Anak……………………., h. 323.
35
Sadiman Arif dkk, Media Pendidikan,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007), h. 78-
81.
25
36
Metode Pembelajaran Permainan matematik, dalam
http://fatkoer.co.cc/?p=79
26
A. Kartu Samaan
Kartu samaan adalah kartu yang dibuat oleh peneliti yang terdiri
dari 20 kartu berisi pertanyaan dalam bentuk penjumlahan atau
pengurangan, 20 kartu berisi jawaban dari kartu pertanyaan tersebut, dan
10 kartu pengecoh. Kartu samaan terbuat dari kertas karton yang dibuat
sedemikian rupa sehingga kartu tersebut terlihat menarik. Manfaat belajar
matematika dengan permainan kartu samaan adalah siswa jadi lebih
tertarik belajar matematika karena dengan permainan kartu samaan belajar
matematika jadi tidak membosankan tetapi justru menyenangkan dan
menantang, dimana matematika menjadi permainan bukan pekerjaan atau
tugas.
C. Scramble
Dalam permainan ini anak dapat menyusun sebuah kata atau
kalimat bermakna dari huruf-huruf yang diacak. Manfaat belajar
27
37
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan anak berkesulitan belajar, (Jakarta: Rineka cipta,
1999), h 253
29
B. Kerangka Berfikir
Belajar dan pembelajaran adalah aktivitas dimana guru dan siswa
saling berinteraksi. Dalam proses yang terjadi di kelas melibatkan siswa yang
beragam dengan latar belakang dan sifat pembawaan individu yang berbeda-
beda, keanekaragaman tersebut yang mengakibatkan adannya perbedaan
kecepatan dari setiap siswa dalam menerima dan memahami suatu materi
pembelajaran.
Oleh karena itu, perkembangan intelektual siswa sekolah dasar
pada umumnya berada pada tahap berpikir konkrit, dimana siswa pada usia 7-
12 tahun yang menghadapai kesulitan untuk menerapkan proses intelektual
formal menjadi simbol-simbol verbal dan ide-ide abstrak. Siswa sudah mulai
menggunakan intelek mereka untuk memanipulasi objek-objek konkrit. Cara
berpikir seperti ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan diantaranya struktur
dan organisasi. Pada periode ini di orientasikan keobjek-objek atau peristiwa
yang dialami langsung oleh siswa.
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan
dalam dunia pendidikan memegang peranan penting, karena banyak disiplin
ilmu lain yang tidak dapat terlepas dengan matematika, baik secara angka-
angka maupun secara pola pikir. Oleh sebab itu matematika sangat penting
untuk dapat dikuasai oleh siswa.
Namun pada kenyataannya banyak sekali siswa yang kurang
menyukai matematika, hal ini terlihat dari rendahnya aktivitas dan motivasi
belajar matematika siswa dan semakin meningkatnya jumlah angka
ketidaklulusan siswa. Untuk menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap
matematika tergantung pada metode pengajaran yang digunakan oleh guru
dan kepedulian guru terhadap emosi siswa. Maka ketika seorang guru kurang
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara,2007), cet. IV, h. 2
32
3. Observasi/ Pengamatan
Pada tahap ini, peneliti dan guru sebagai kolaborator melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal yang di perlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan
tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan
dianalisis bersama oleh peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui
apakah kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan
atau masih perlu adanya perbaikan. Refleksi ini dilakukan untuk
memperoleh masukan bagi rencana tindakan siklus berikutnya.
Berdasarkan analisis tersebut maka dapat ditentukan apakah siklus
selanjutnya perlu dilanjutkan atau tidak.
Penelitian akan diakhiri atau dihentikan dengan indikator
sebagai berikut:
a) Hasil pengamatan melalui lembar aktivitas siswa menunjukkan
bahwa siswa memiliki aktivitas yang tinggi dalam belajar
matematika dimana rata-rata persentase aktivitas siswa harus
mencapai ≥85% .
b) Tes yang diberikan disetiap akhir siklus menunjukkan bahwa nilai
rata-rata kelas ≥ 65,0 dan tidak ada lagi siswa yang mendapatkan
nilai tes hasil belajar < 60,0. Hal ini sesuai dengan standar
ketuntasan hasil belajar matematika yang ditetapkan oleh sekolah.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merujuk
pada desain yang dikemukakan oleh Suhardjono.2
2
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara,2007), Cet. IV, h.
74.
33
Masalah
Rendahnya Aktivitas Belajar
Rendahnya Hasil Belajar
Permasalahan
dari hasil Perencanaan Pelaksanaan
refleksi siklus I Siklus II Siklus II
Dilanjutkan
Permasalahan Permasalahan belum
ke siklus
Terselesaikan terselesaikan
berikutnya
Diagram 1.
Desain Penelitian Tindakan Kelas
34
6. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan data tentang peristiwa
yang terjadi dalam proses pembelajaran.
3
Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,(Bandung:
Alfabeta,2010), hal. 129.
4
Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif……………..), hal. 129.
38
1. Untuk soal no. 1, 6, 7, 8 dan 9 dua orang panelis memberikan nilai 3 artinya
soal sangat tepat mengukur indikator dan salah satu panelis memberikan nilai
2 artinya soal tepat mengukur indikator.
2. Untuk soal no. 2 dan 5 para panelis sepakat memberikan nilai 3 artinya soal
sangat tepat mengukur indikator.
3. Untuk soal no. 3 para panelis sepakat memberikan nilai 2 artinya soal tepat
mengukur indikator.
4. Untuk soal no. 4 dua orang panelis memberikan nilai 2 artinya soal tepat
mengukur indikator dan salah satu panelis memberikan nilai 3 artinya soal
sangat tepat mengukur indikator.
Dari hasil uji validitas isi instrument hasil belajar matematika siswa maka
kisi-kisi instrument penelitian dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 2.
Kisi-kisi instrument hasil belajar matematika siswa
Standar Indikator No Soal Jumlah
Kompetensi Soal
Melakukan Merubah dari bentuk bilangan ke 1 4
penjumlahan dan dalam bentuk kalimat
pengurangan Merubah dari bentuk kalimat ke 2 4
bilangan sampai dalam bentuk bilangan
5000 Mengurutkan bilangan yang belum 3 4
diketahui
Melakukan penjumlahan dengan 4 5
tanpa menyimpan
Melakukan penjumlahan dengan 5 8
menyimpan
Menemukan bilangan yang belum 6 2
diketahui sesuai dengan jawaban
yang telah diketahui
Melakukan penjumlahan dan 7 3
pengurangan tanpa meminjam
Melakukan operasi penjumlahan 8 6
dan pengurangan dengan meminjam
Memecahkan masalah sehari-hari 9 5
yang melibatkan konsep
penjumlahan dan pengurangan
39
Reliabilitas interrater
Koefisien reliabilitas interrater atau antar penilai ditentukan berdasarkan
hasil penilaian ketepatan butir mengukur indikator. Interrater atau penilai adalah
pakar substansi dalam pembelajaran matematika. Untuk mengetahui koefisien
reliabilitas instrumen tes hasil belajar matematika siswa, digunakan rumus sebagai
berikut:5
; ;
5
Djaali dan Puji Mulyono, Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan,
(Jakarta:Grasindo,2008), hal. 95.
40
belajar matematika, hasil angket motivasi belajar, hasil angket persepsi siswa
terhadap permainan matematik, hasil observasi, hasil wawancara dan catatan
lapangan.
Tahap menganalisa data dimulai dengan membaca keseluruhan
data yang ada dari berbagai sumber. Kemudian mengadakan reduksi data,
menyusunnya dalam satuan-satuan data yang diperoleh berupa kalimat-
kalimat dan aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna ilmiah.
Kriteria keberhasilan peningkatan aktivitas adalah terjadinya
peningkatan aktivitas belajar matematika siswa. Hal ini dapat terlihat dari
hasil pengamatan yang telah menunjukkan bahwa pelaksanan proses
pembelajaran sesuai rencana. Dan siswa memperlihatkan aktivitas yang
tinggi dalam belajar matematika. Nilai rata-rata hasil belajar siswa harus
mencapai lebih dari atau sama dengan 65 dan tidak ada siswa yang mendapat
nilai kurang dari 60.
41
BAB IV
Tabel 3.
Perolehan Nilai Tes Pendahuluan
Interval Nilai Frekuensi Presentase
15 – 27 2 6,67
28 – 40 4 13,33
41 – 53 9 30
54 – 66 7 23,33
67 – 79 4 13,33
80 – 92 3 10
93 – 105 1 3,33
42
2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan siklus I ini yaitu
menyiapkan rencana kegiatan belajar mengajar dan instrumen yang akan
digunakan pada penelitian yang terdiri dari rencana pembelajaran, Lembar
Tugas Siswa (LTS), soal tes akhir siklus I, lembar observasi siswa, lembar
wawancara, catatan lapangan, kartu samaan, media permainan KuKuKu
dan alat dokumentasi.
Rencana pembelajaran dibuat dan didiskusikan bersama dengan
guru kolaborator agar rencana pembelajaran yang ditetapkan sesuai dengan
kurikulum yang telah ditetapkan di Madrasah Ibtidaiyah Attaqwa 32 Bekasi
Utara. Materi pada siklus I ini diantaranya menulis dan membaca lambang
bilangan dengan angka dan kata-kata, mengurutkan dan menentukan letak
bilangan pada garis bilangan, penjumlahan tanpa menyimpan, penjumlahan
dengan satu kali menyimpan, penjumlahan dengan dua kali menyimpan dan
menjumlahkan dengan dua bilangan atau lebih. Lembar tugas siswa dan
soal tes akhir siklus dibuat untuk mengetahui perkembangan hasil belajar
siswa. Lembar observasi digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas
siswa pada setiap pertemuan. Pengamatan melalui lembar observasi
dilakukan oleh observer. Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui
pendapat siswa tentang permainan matematik selama proses pembelajaran.
Pada tahap ini peneliti ingin mengetahui apakah permainan
matematik dapat menumbuhkan semangat belajar matematika sehingga
aktivitas belajar siswa dapat meningkat. Target yang ingin dicapai pada
siklus ini yaitu siswa antusias dan semangat belajar dengan permainan
matematik dan dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan dengan baik
dan benar.
b. Tahap Pelaksanaan
Siklus ini terdiri dari empat kali pertemuan dengan pokok bahasan
menulis dan menbaca lambang bilangan dengan kata-kata dan angka dan
44
Gambar 2.
Aktivitas siswa pada saat permainan KuKuKu
ini ada 1 orang dengan alasan sakit. Materi yang diajarkan dalam
pertemuan kali ini adalah penjumlahan tanpa menyimpan dan penjumlahan
dengan satu kali menyimpan.
Gambar 3.
Aktivitas siswa pada saat permainan scrabble dan peneliti
sedang membantu kelompok yang membutuhkan bantuan
salah satu kartu pertanyaan yang ada pada setiap kelompok:”coba cari
kartu yang hasil penjumlahannya sama dengan 2500” peneliti memberikan
pertanyaan yang sama pada setiap kelompok sambil menunjukkan kartu
jawaban 2500. Kemudian setiap kelompok mulai menghitung kartu-kartu
pertanyaan yang ada pada mereka untuk mendapatkan satu kartu yang hasil
penjumlahannya 2500, “saya bu,” seorang siswa perempuan sebut saja F5
perwakilan dari kelompok 3 mengangkat tangannya sambil memegang
kartu pertanyaan” iya coba F5 sebutkan jawabannya” ”2.327 +173”. “iya
benar jawabannya 100 poin untuk kelompok 3” “ saya bu,” kali ini dua
orang siswa mengangkat tangan berbarengan E4 dari kelompok 4 dan D5
dari kelompok 5, “siapa duluan ni..?” peneliti bertanya “ saya duluan bu,
baru dia” jawab D5 sambil menunjuk kearah E4 “ngga bu…saya duluan”
jawab E4 membela diri. “ya udah sekarang coba D5 apa kartu pertanyaan
kamu?” “1.519 + 981” “ iya benar jawabannya…kalo E4 apa kartu
pertanyaan kamu..?” “1.150 + 1.350” “ iya jawabannya juga benar, karena
kalian jawabnya berbarengan dan jawabannya benar maka kelompok 5 dan
kelompok 4 dapat poinnya sama 80”. “saya bu,” kali ini seorang siswi dari
kelompok 1 sebut saja A2 “ 1.250 + 1. 750” “ sayang sekali jawabannya
masih salah coba cari lagi” “ 1.389 + 1. 111 ya bu..” teman sekelompok A2
menjawab dengan terburu-buru karena takut nilainya direbut kelompok 2
“iya benar, 60 poin untuk kelompok 1”. Kelompok 2 adalah kelompok
terakhir yang dapat menjawab dari soal pertama. Setelah semua kelompok
dapat menjawab pada soal pertama peneliti membagikan lagi 6 kartu
pertanyaan untuk soal yang kedua dan kejadian tersebut terus berlanjut
sampai kartu jawaban yang ada pada peneliti habis terbuka. Pada
permainan kartu samaan kelompok yang pertama kali dapat menemukan
kartu pertanyaan yang sesuai dengan kartu jawaban yang dibuka
mendapatkan nilai 100, kelompok kedua yang menjawab mendapatkan nilai
80 dan seterusnya sampai kelompok terakhir yang menjawab mendapat
nilai 20. Kelompok yang dapat mengumpulkan nilai paling banyak dialah
pemenangnya, dan kelompok yang mendapatkan nilai terkecil mendapatkan
52
Tabel 4.
Rata-rata Skor aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Matematika Siklus I
dengan baik yaitu standar nilai rata-rata minimal aktivitas yang dilakukan
siswa sebesar 85%.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan tiga
orang siswa yang dipilih berdasarkan prestasi dalam pelajaran matematika
dan dilihat dari hasil tes belajar pada waktu penelitian pendahuluan dan
hasil diskusi dengan guru kolaborator, semua siswa yang diwawancarai
menyatakan senang belajar matematika dengan menggunakan metode
permainan matematik, kebanyakan siswa mengatakan senang belajar
matematika karena pembelajaran matematika dilakukan melalui bermain
membuat mereka semangat dan menghilangkan kejenuhan dalam belajar
matematika.
Pada pertemuan keempat dilaksanakan tes akhir siklus I, siswa
mengerjakan soal sebanyak 18 soal isian yang harus dikaerjakan selama 60
menit (2 jam pelajaran). Semua siswa kelas IIIB mengikuti tes hasil belajar
pada saat diadakan tes akhir siklus I, siswa terlihat tekun dalam menjawab
soal. Berikut merupakan tabel tes hasil belajar matematika siswa pada
siklus I.
Tabel 5.
Perolehan Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I
Interval Frekuensi Persentase
50 – 54 4 13,33
55 – 60 3 10
61 – 66 2 6,67
67 – 73 8 26,67
74 – 79 8 26,67
80 – 84 0 0
85 – 89 5 16,67
55
Keterangan:
Nilai tertinggi : 88
Nilai terrendah : 50
Nilai rata- rata : 68,2
Jumlah siswa : 30
Dari tabel 5, terlihat nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa
yang diperoleh sebesar 68,2. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar
matematika siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata
siswa jauh lebih besar dibandingkan dengan tes hasil belajar matematika
pada penelitian pendahuluan yang hanya mendapatkan nilai rata-rata kelas
sebesar 54,7. Tetapi peningkatan tersebut belum menunjukkan indikator
keberhasilan penelitian belum tercapai, dimana rata-rata hasil belajar siswa
harus mencapai lebih dari atau sama dengan 65 dan tidak ada siswa yang
mendapat nilai kurang dari 60 (sesuai dengan KKM). Jadi walaupun nilai
rata-rata kelas sudah memenuhi indikator keberhasilan tetapi perlu
diadakan perbaikan pembelajaran lebih lanjut karena masih ada beberapa
siswa yang memperoleh nilai dibawah standar ketuntasan hasil belajar
matematika.
Hasil observasi terhadap guru yang mengajar cukup baik hanya
saja guru harus lebih meningkatkan pengelolaan kelas dan mengarahkan
siswa agar lebih aktif.
d. Tahap Refleksi
Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator setelah
melakukan analisis pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada lembar
observasi siswa dan guru, wawancara serta catatan lapangan ditemukan
beberapa permasalahan yang ada pada siklus I. Hasil refleksi tersebut
dijelaskan dalam tabel berikut:
56
Tabel 6.
Refleksi Tindakan Pembelajaran Pada Siklus I
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada siklus II pembelajaran yang dilakukan masih sama dengan
pembelajaran pada siklus I yaitu pembelajaran dengan cara berkelompok
tetapi pada siklus II tiap kelompok hanya terdiri dari tiga orang siswa. Hal
ini dilakukan agar tiap anak dalam satu kelompok mendapatkan tugas yang
sama, dalam artian tidak hanya anak tertentu yang mengerjakan tugas
sedangkan yang lainnya hanya diam menunggu jawaban, hal ini dilakukan
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
Materi yang akan dibahas pada siklus II ini adalah pengurangan
dengan tanpa meminjam, pengurangan dengan satu kali meminjam,
pengurangan dengan dua kali meminjam, mengurangkan sebuah bilangan
berturut-turut dengan dua bilangan atau lebih bilangan lainnya dan
memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penujumlahan dan
pengurangan. Metode yang digunakan oleh peneliti dalam menyampaikan
pelajaran pada siklus II ini adalah metode permainan matematik yang
terdiri dari permainan Kartu Samaan, KuKuKu (Ku Tebak, Ku Kejar, Ku
Dapat), dan Scrabble. Target pada siklus II ini adalah tidak ada siswa yang
mendapatkan nilai tes hasil belajar kurang dari 60 dan siswa semakin
menunjukkan aktivitas belajar matematika yang tinggi.
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran matematika pada siklus II dimulai pada hari
selasa, 20 Oktober 2009. Kegiatan pembelajaran siklus II ini terdiri dari 4
pertemuan, 3 kali pertemuan untuk tatap muka dan 1 kali pertemuan untuk
tes hasil belajar matematika siklus II. Pokok bahasan pada siklus II ini
terdiri dari pengurangan dengan tanpa meminjam dan dengan satu kali
meminjam, pengurangan dengan dua kali meminjam dan mengurangkan
sebuah bilangan berturut-turut dengan dua bilangan atau lebih, dan
memecahkan masalah sehari-hari dengan menggunakan penjumlahan dan
58
Gambar 4.
soal uraian) kepada seluruh siswa kelas 3B MI Attaqwa 32. Hal ini
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang telah diajarkan selama tiga kali pertemuan dan untuk
mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar matematika
dibandingkan dengan tes hasil belajar matematika siklus II. Tes hasil
belajar siklus I dilaksanakan selama 2 x 30 menit (2 jam pelajaran). Seluruh
siswa kelas IIIB hadir pada pelaksanaan tes akhir siklus II.
Hari kamis, 29 Oktober 2009 peneliti membagikan angket
motivasi belajar matematika dan angket persepsi siswa terhadap permainan
matematik pada siswa. Dan peneliti juga mengadakan wawancara dengan
beberapa siswa, siswa yang dipilih berdasarkan prestasi yang didapat dalam
pembelajaran matematika, yaitu siswa yang hasil belajarnya tinggi, sedang
dan rendah. Hal ini dilakukan agar informasi yang diperoleh dapat
mewakili siswa-siswa dalam kelas secara keseluruhan.
Tabel 7.
Keterangan:
Nilai tertinggi : 100
Nilai terrendah : 70
Nilai rata- rata : 89,8
Jumlah siswa : 30
Dari tabel 7, terlihat nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa
yang diperoleh sebesar 89,6. Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar
matematika siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata
siswa jauh lebih besar dibandingkan dengan tes hasil belajar matematika
pada siklus I yang hanya mendapatkan nilai rata-rata kelas sebesar 68,2.
Pada siklus II ini indikator pembelajaran sudah sepenuhnya tercapai dimana
nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai nilai lebih dari atau sama
dengan 65 dan tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 60 (sesuai
dengan KKM). Hal ini menunjukkan bahwa siswa termotivasi dengan
diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan metode permainan
matematik.
d. Tahap Refleksi
Pembelajaran matematika berjalan dengan baik, siswa secara aktif
terlibat dalam pembelajaran dan apabila mengalami kesulitan siswa tidak
merasa enggan untuk bertanya kepada guru maupun temannya. Ramainya
siswa pada saat pembelajaran dapat teratasi dengan diberikannya tepuk
diam dan pemberian bintang prestasi memotivasi siswa untuk lebih
berprestasi.
Berdasarkan pengamatan melalui lembar aktivitas siswa dengan
pembelajaran menggunakan metode permainan matematik diperoleh nilai
rata-rata persentase sebesar 89,21%,. Nilai rata-rata persentase ini sudah
menunjukkan bahwa aktivitas belajar matematika cukup tinggi dan sudah
memenuhi indikator aktivitas belajar yang baik. Nilai tes hasil belajar yang
diperoleh pada siklus II menunjukkan nilai rata-rata yang cukup tinggi yaitu
sebesar 89,6 dan semua siswa mendapatkan nilai diatas kriteria ketuntasan
68
minimal hasil belajar matematika yang ditetapkan sekolah yaitu ≥ 60. Pada
siklus II ini indikator keberhasilan pembelajaran matematika sudah
tercapai. Dengan adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa
dan indikator pembelajaran sudah tercapai maka penelitian ini dihentikan
pada siklus II sesuai dengan target yang telah direncanakan.
cukup besar dan semakin meningkat pada setiap siklus, hal ini menunjukkan
bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran cukup besar. Siswa
tidak bercanda dan mengobrol lagi pada saat guru memberikan penjelasan.
Aktivitas antusias dalam mengikuti permainan matematik. Rata-
rata persentase siswa melakukan aktivitas ini pada siklus I adalah 66,67%
dan siklus II 95,57%. Aktivitas ini juga didukung oleh hasil angket persepsi
siswa terhadap permainan matematik pada pernyataan apakah kamu
bersemangat belajar matematika dengan menggunakan permainan matematik
ini, siswa menjawab ya (100%). Berdasarkan data tersebut menunjukkan
adanya peningkatan dari setiap siklus. Hal ini berarti siswa termotivasi untuk
melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran matematika.
Aktivitas selanjutnya yang menunjukkan adanya peningkatan
adalah fokus dalam mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru pada
saat permainan matematik. Rata-rata persentase siswa yang melakukan
aktivitas ini pada siklus I adalah 43,33% dan siklus II 90%. Aktivitas ini juga
didukung oleh hasil angket pada pernyataan saya mengerjakan latihan yang
diberikan guru pada saat pelajaran matematika, siswa menjawab selalu
(47%), sering (33,33%), dan kadang-kadang (20%). Aktivitas ini juga
didukung oleh hasil angket persepsi siswa terhadap permainan matematik
pada pernyataan apakah kamu dapat mengerjakan latihan soal yang ada pada
permainan matematik ini, siswa menjawab ya (96,67%), dan siswa menjawab
tidak (3,33%). Persentase yang cukup besar dan semakin meningkat pada
setiap siklus, hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran cukup besar. Hal ini berarti siswa termotivasi untuk melakukan
aktivitas dalam proses pembelajaran matematika.
Aktivitas mengerjakan pekerjaan rumah juga mengalami
peningkatan. Rata-rata persentase siswa yang melakukan aktivitas ini pada
siklus I adalah 52,23% dan siklus II 68,9%. Aktivitas ini juga didukung oleh
hasil angket pada pernyataan saya mengerjakan PR matematika yang
diberikan oleh guru, siswa menjawab selalu (33,33%), sering (50%), dan
kadang-kadang (16,67%). Pernyataan lain yang mendukung aktivitas ini
72
adalah saya merasa tidak tenang jika tugas/ PR belum saya kerjakan, siswa
menjawab selalu (50%), sering (36,67%), kadang-kadang (10%), dan tidak
pernah (3,33%).
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa dari mulai siklus I-II
dapat dikemukakan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat. Siswa
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan aktivitas siswa tersebut
semakin meningkat.
Berikut ini disajikan tabel peningkatan rata-rata persentase
aktivitas siswa yang menunjukan bahwa aktivitas belajar matematika siswa
meningkat:
Tabel 9.
Peningkatan Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa
No Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II
1 Sudah berada di dalam kelas pada saat guru 83.33% 90%
memasuki kelas
2 Membawa peralatan belajar dan buku sumber 88.9% 95.57%
belajar matematika
3 Antusias dalam mengikuti permainan matematik 66.67% 95.57%
4 Memperhatikan penjelasan guru 51.1% 91.11%
5 Fokus dalam mengerjakan soal-soal latihan yang 43.33% 90%
diberikan guru pada saat permainan matematik
6 Mengumpulkan tugas tepat waktu 40% 93.33%
7 Mengerjakan pekerjaan rumah 52.23% 68.9%
Rata-rata Persentase 60.32% 89.21%
100
90
Rata-rata persentase 80
70
60
50
SIKLUSI
40
30 SIKLUSII
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7
Aktivitas siswa
Gambar 5.
Diagram Batang Rekapitulasi Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa
89,6
90 54,7
80 68,2
54,7
70 54,7
60
50
40
30
20
10
0
Pra Penelitian Siklus I Siklus II
Gambar 6.
Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Siswa
75
E. Hasil Temuan
1. Penggunaan metode permainan matematik dalam proses belajar
antara lain:
a. Meningkatkan motivasi belajar matematika siswa
Penggunaan metode permainan matematik dalam kegiatan
belajar pada pokok bahasan operasi hitung bilangan kepada siswa
dapat memberikan pengalaman yang baru. Suasana yang
menyenangkan, tidak adanya ketegangan, dan menekankan
keaktivan siswa dapat menumbuhkan semangat dan motivasi siswa
untuk belajar. Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, dan
catatan lapangan terlihat peningkatan motivasi belajar matematika
sangat baik dibandingkan dengan motivasi belajar siswa pada saat
sebelum penelitian.
b. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa
Pembelajaran dengan menggunakan metode permainan
matematik dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Hal
ini ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang
terlihat dari hasil tes pendahuluan yaitu 54,7, tes akhir siklus I 68,2
dan tes akhir siklus II 89,6 yang nilai rata-ratanya terus meningkat.
c. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode
permainan matematik dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan karena belajar matematika jadi tidak
membosankan tetapi justru menyenangkan dan menantang, dimana
matematika menjadi permainan bukan pekerjaan atau tugas. Siswa
juga jadi lebih tertarik karena dengan permainan siswa dapat
termotivasi untuk bersaing secara sehat terhadap teman-temannya
77
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan dapat hal-hal sebagai berikut:
B. Saran
1. Dalam proses pembelajaran di kelas perlu diciptakan suasana
kompetitif/ bersaing antar siswa agar dapat memberikan semangat
belajar
2. Penggunaan metode permainan matematik dalam proses belajar dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
3. Pendapat siswa terhadap penggunaan permainan matematik dalam
belajar matematika sangat baik. Berdasarkan angket dan wawancara
terhadap siswa mengenai penggunaan permainan matematik, siswa
merasa senang dan semangat dalam belajar dengan metode ini. Mereka
setuju bila guru menggunakan metode ini dalam mengajarkan
matematika. Hal ini berarti penggunaan permainan matematik bisa
menjadi alternatif metode pembelajaran yang dapat mendukung
motivasi siswa dalam belajar matematika.
80
DAFTAR PUSTAKA
El Quusy, Abdul Aziz , Ilmu Jiwa, Jilid II, Jakarta: Bulan Bintang, ,.
I. Standar Kompetensi
Melakukan penjumlahan dari pengurangan bilangan sampai 5000
III. Indikator
a. Membaca lambang bilangan dengan kata-kata
b. Membaca lambang bilangan dengan angka
c. Menulis lambang bilangan dengan kata-kata
d. Menulis lambang bilangan dengan angka
e. Mengurutkan dan menentukan letak bilangan pada garis bilangan
V. Metode
Ceramah, Tanya jawab, dan permainan matematika
83
VIII. Penilaian
a. Jenis tagihan : Tugas Individual
b. Bentuk instrumen : Uraian
c. Contoh instrumen : Terlampir
Apriyanti
85
I. Standar Kompetensi
Melakukan penjumlahan dari pengurangan bilangan sampai 5000
III. Indikator
a. Menjumlahkan dengan tanpa menyimpan
b. Menjumlahkan dengan satu kali menyimpan
V. Metode
Ceramah, Tanya jawab dan permainan matematika
VI. media, alat dan sumber
a. media : Whiteboard
b. Alat / Bahan : spidol
c. Sumber :
Gemar Berhitung Matematika 3A, Solo: Tiga Serangkai
Panduan Meraih Prestasi, Jakarta: PT Grasindo
86
VII. Langkah-langkah
A. Kegiatan Awal
1. Memberikan salam
2. Memberiksa daftar hadir
3. Mengumpulkan PR
4. Menulis sub pokok bahasan
5. Menjelaskan KBM
6. Permainan Matematika Scrabble
B. Kegiatan inti
1. Guru memberikan contoh soal kepada siswa mengenai penjumlahan
dengan tanpa menyimpan
2. Siswa diminta untuk meletakkan urutan bilangannya dengan benar
3. Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut
4. Guru memberikan contoh soal kepada siswa mengenai penjumlahan
dengan satu kali menyimpan
5. Siswa diminta untuk meletakkan urutannya dengan benar
6. Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut
7. Siswa diminta mengerjakan LKS permainan “menebak kata yang
tersembunyi” yang telah disiapkan secara berkelompok. Masing-
masing kelompok terdiri dari 6 orang siswa. Guru dan observer
membimbing siswa dalam mengerjakannya
8. Siswa diminta mengumpulkan latihan tersebut tepat waktu
9. Beberapa siswa diminta untuk maju mengerjakan soal latihan tersebut
dipapan tulis
10. Untuk mengetahui pemahaman siswa, guru membahas hasil dari tiap-
tiap kelompok
C. Kegaiatan akhir
1.Menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama
2.Memberikan PR
87
VIII. Penilaian
a. Jenis tagihan : Tugas kelompok
b. Bentuk instrumen : Uraian
c. Contoh instrumen : Terlampir
Apriyanti
88
I. Standar Kompetensi
Melakukan penjumlahan dari pengurangan bilangan sampai 5000
III. Indikator
a. Menjumlahkan dengan dua kali menyimpan
b. Menjumlahkan dua bilangan atau lebih
V. Metode
Ceramah, Tanya jawab dan permainan matematika
VII. Langkah-langkah
A. Kegiatan Awal
1. Memberikan salam
2. Memberiksa daftar hadir
3. Mengumpulkan PR
4. Menulis sub pokok bahasan
5. Menjelaskan KBM
6. Permainan matematika “kartu samaan” dan Scrable
B. Kegiatan inti
1. Guru memberikan contoh soal kepada siswa mengenai penjumlahan
dengan dua kali menyimpan
2. Siswa diminta untuk meletakkan urutan bilangannya dengan benar
3. Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut
4. Guru memberikan contoh soal kepada siswa mengenai penjumlahan
dua bilangan atau lebih
5. Siswa diminta untuk meletakkan urutannya dengan benar
6. Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut
7. Guru memberikan latihan soal kepada siswa
8. Siswa diminta mengumpulkan latihan tersebut tepat waktu
9. Beberapa siswa diminta untuk maju mengerjakan soal latihan tersebut
dipapan tulis
10. Sebelum permainan matematika dimulai, guru dibantu observer
membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari 6 orang siswa
11. Guru yang dibantu observer menjelaskan aturan permainannya
12. kelompok-kelompok yang kalah mendapatkan hukuman yaitu
bergoyang didepan kelas
90
C. Kegaiatan akhir
1. Menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama
2. Memberikan PR
VIII. Penilaian
a. Jenis tagihan : Tugas Kelompok
b. Bentuk instrumen : Uraian
c. Contoh instrumen : Terlampir
Apriyanti
91
I. Standar Kompetensi
Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 5000
II. Kompetensi Dasar
Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 5000
III. Indikator
a. mengurangkan dengan tanpa meminjam
b. mengurangkan dengan satu kali meminjam
V. Metode
Ceramah, Tanya jawab dan permainan matematika
VI. Media, alat dan sumber
1. media : Whiteboard
2. Alat / Bahan : spidol dan karton
3. Sumber :
Gemar Berhitung Matematika 3A, Solo: Tiga Serangkai
Panduan Meraih Prestasi, Jakarta: PT Grasindo
92
VII. Langkah-langkah
A. Kegiatan Awal
1. Memberikan salam
2. Memberiksa daftar hadir
3. Mengumpulkan PR
4. Menulis sub pokok bahasan
5. Menjelaskan KBM
6. Permainan Matematika “KuKuKu”
B. Kegiatan inti
1. Guru memberikan contoh soal kepada siswa mengenai pengurangan
tanpa meminjam. Siswa diminta untuk meletakkan bilangannya dengan
benar
2. Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut
3. Guru memberikan contoh soal kepada siswa mengenai pengurangan
dengan satu kali meminjam
4. Siswa diminta untuk meletakkan urutan bilangannya dengan benar
5. Guru memberikan contoh soal kepada siswa mengenai nama suatu
bilangan
6. Guru memberikan latihan soal kepada siswa
7. Siswa diminta mengumpulkan latihan tersebut tepat waktu
8. Beberapa siswa diminta untuk maju mengerjakan soal latihan tersebut
dipapan tulis
9. sebelum permainan matematika tersebut dimulai, guru yang dibantu
observer membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 3 orang siswa
10. Guru dan observer menjelaskan aturan permainannya
11. Kelompok-kelompok yang kalah mendapatkan hukuman yaitu
bergoyang didepan kelas
93
C. Kegaiatan akhir
1. Menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama
2. Memberikan PR
VIII. Penilaian
1. Jenis tagihan : Tugas kelompok
2. Bentuk instrumen : Uraian
3. Contoh instrumen : Terlampir
Apriyanti
94
I. Standar Kompetensi
Melakukan penjumlahan dari pengurangan bilangan sampai 5000
III. Indikator
a. mengurangkan dengan dua kali meminjam
b. mengurangkan sebuah bilangan berturut-turut dengan dua atau lebih
bilangan lainnya
V. Metode
Ceramah, Tanya jawab dan permainan matematika
VI. Media, alat dan sumber
1. media : Whiteboard
2. Alat / Bahan : spidol dan kartu samaan
3. Sumber :
Gemar Berhitung Matematika 3A, Solo: Tiga Serangkai
Panduan Meraih Prestasi, Jakarta: PT Grasindo
95
VII. Langkah-langkah
A. Kegiatan Awal
1. Memberikan salam
2. Memberiksa daftar hadir
3. Mengumpulkan PR
4. Menulis sub pokok bahasan
5. Menjelaskan KBM
6. Permainan matematika “Kartu Samaan”
B. Kegiatan inti
1. Guru memberikan contoh soal kepada siswa mengenai pengurangan
dengan dua kali meminjam
2. Siswa diminta untuk meletakkan urutan bilangannya dengan benar
3. Siswa diminta guru untuk membantu guru menyelasaikan soal tersebut
4. Guru memberikan contoh soal kepada siswa mengenai pengurangan
sebuah bilangan berturut-turut dengan dua atau lebih bilangan yang lain
5. Siswa diminta untuk meletakkan urutan bilangannya dengan benar
6. Siswa diminta membantu guru menyelasaikan soal tersebut
7. Sebelum permainan matematika tersebut dimulai, guru yang dibantu
observer membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 3 orang siswa
8. Guru dan observer menjelaskan aturan permainannya
9. Kelompok-kelompok yang kalah mendapatkan hukuman yaitu
bergoyang didepan kelas
C. Kegaiatan akhir
1. Menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama
2. Memberikan PR
96
VIII. Penilaian
1. Jenis tagihan : Tugas individual
2. Bentuk instrumen : Uraian
3. Contoh instrumen : Terlampir
Apriyanti
97
I. Standar Kompetensi
Melakukan penjumlahan dari pengurangan bilangan sampai 5000
III. Indikator
Memcahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan penjumlahan dan
pengurangan
V. Metode
Ceramah, Tanya jawab dan permainan matematika
VII. Langkah-langkah
A. Kegiatan Awal
1. Memberikan salam
2. Memberiksa daftar hadir
3. Mengumpulkan PR
4. Menulis sub pokok bahasan
5. Menjelaskan KBM
6. Permainan Matematika “Scrabble”
B. Kegiatan inti
1. Guru memberikan contoh soal kepada siswa mengenai gabungan proses
penjumlahan dan pengurangan dan mengaitkannya dengan masalah
sehari-hari
2. Siswa diminta untuk meletakkan urutan bilangannya dengan benar
3. Siswa diminta guru untuk membantu guru menyelasaikan soal tersebut
4. Guru memberikan latihan soal kepada
5. Siswa diminta mengumpulkan latihan tersebut tepat waktu
6. Beberapa siswa diminta untuk maju mengerjakan soal latihan tersebut
dipapan tulis
7. Siswa diminta mengerjakan LKS permainan “menebak kata yang
tersembunyi” yang telah disiapkan secara berkelompok. Masing-masing
kelompok terdiri dari 3 orang siswa. Guru dan observer membimbing
siswa dalam mengerjakannya
8. Siswa diminta mengumpulkan latihan tersebut tepat waktu
9. Beberapa siswa diminta untuk mengerjakan soal tersebut dipapan tulis
10. Untuk mengetahui pemahaman siswa, guru membahas hasil dari tiap-
tiap kelompok
C. Kegaiatan akhir
1. Menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama
2. Memberikan PR
99
VIII. Penilaian
1. Jenis tagihan : Tugas kelompok
2. Bentuk instrumen : Uraian
3. Contoh instrumen : Terlampir
Apriyanti
LEMBAR TUGAS SISWA I
A. Pasangkanlah lambang bilangan dengan nama bilangannya
Lembar Tugas Siswa 5
A. Selesaikanlah penjumlahan berikut dan temukanlah kata yang
terbentuk dengan mencocokkan jawabannya dengan huruf-huruf di
atasnya
S = 3.780 Y = 4.570
-
K = 1.079 N = 3.210
U = 1.862 G = 2.618
C = 1.554 I = 3.207
R = 2.940 M = 3.745
82 - 45 - 67-
Keterangan
C1 = Ingatan
C2 = Pemahaman
101
Petunjuk:
Nama :
Kelas :
d. Seribu Satu
4750 3500
C2 = Pemahaman
C3 = Aplikasi
104
12. Pada waktu panen jeruk, pak Husni dapat menjual 1.097
buah, pak Hadi menjual 1.366 buah, dan pak Hamid menjual
1.278 buah. Berapa buah jumlah jeruk yang mereka jual ?
15. Bapak Sandi mempunyai 3.567 ekor ikan lele dan 1.259
ekor ikan gurame. Dari sejumlah ikan tersebut dijual
kepasar sebanyak 1.350 ekor. Berapakah jumlah ikan yang
belum terjual ?
106
106
1 Disiplin 1 3 2
Jumlah 24
107
Kelas :
Petunjuk pengisian
1. Tulis nama dan kelas anda pada tempat yang telah disediakan
2. Berilah tanda silang ( x ) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan anda
3. Pilih salah satu jawaban yang terdapat pada kolom :
a. Selalu (SL)
b. Sering (SR)
c. Kadang-kadang (KK)
d. Tidak Pernah (TP)
4. Jawablah dengan jujur sesuai dengan apa yang anda rasakan
5. Jawaban yang anda berikan tidak mempengaruhi nilai anda
NO PERNYATAAN SL SR KK TP
1 Saya datang kekelas tepat waktu pada
saat pelajaran matematika
2 Saya membawa buku matematika dan
alat tulis pada waktu mengikuti
pelajaran matematika
3 Saya terlambat datang kesekolah pada
saat pelajaran matematika
4 Saya memperhatikan guru pada saat
menjelaskan pelajaran matematika
5 Saya mengobrol pada saat pelajaran
matematika
6 Saya mengantuk pada saat pelajaran
matematika
7 Saya bertanya kepada guru apabila ada
materi yang belum dimengerti
8 Saya menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru pada waktu pelajaran
matematika
9 Saya malas membawa buku/ LKS
matematika kesekolah
10 Saya mencatat materi pelajaran yang
diajarkan oleh guru
11 Saya mengerjakan latihan yang
diberikan guru pada saat pelajaran
matematika
12 saya mengumpulkan latihan tepat waktu
pada saat pelajaran matematika
108
Disiplin
No Pernyataan Positif SL SR KD TP Persenatase
10 33.33%
Saya datang ke kelas tepat waktu 19 63.33%
1
pada saat pelajaran Matematika 1 3,33%
Mengikuti pelajaran
No Pernyataan Positif SL SR KD TP Persenatase
15 50%
Saya memperhatikan guru pada saat 12 40%
4
menjelaskan pelajaran Matematika 2 6.67%
1 3%
14 47%
Saya mencatat materi pelajaran 12 40%
10
yang diajarkan oleh guru 3 10%
1 3.33%
No Pernyataan Negatif SL SR KD TP Persenatase
1 3.33%
Saya mengobrol pada saat pelajaran 2 6.67%
5
Matematika 13 43.33%
14 47%
_
Saya mengantuk pada saat 2 7%
6
pelajaran Matematika 4 13%
24 80%
111
Tanggung Jawab
No Pernyataan Positif SL SR KD TP Persenatase
Saya mengerjakan 14 47%
latihan yang 10 33.33%
11 diberikan guru pada
saat pelajaran 6 20%
Matematika _
Saya mengumpulkan 13 43.33%
latihan tepat waktu 12 40%
12
pada saat pelajaran 5 16.67%
Matematika _
10 33.33%
Saya mengerjakan 15 50%
13 PR Matematika yang
diberikan oleh guru 5 16.67%
_
disaat tidak masuk 13 43.33%
sekolah saya 12 40%
berusaha
20 menanyakan 4 13%
pelakaran yang
tertinggal kepada 1 3.33%
teman
Saya tetap 9 30%
mengerjakan tugas 11 36.67%
23 sampai selesai
walaupun walaupun 9 30%
saya merasa capek 1 3.33%
15 50%
Saya merasa tidak 11 36.67%
24 tenang jika tugas/PR
belum saya kerjakan 3 10%
1 3.33%
No Pernyataan Negatif SL SR KD TP Persenatase
_
Saya mencontek 5 16.67%
16 pekerjan teman
apabila ada PR/tugas 8 26.67%
17 56.67%
112
Saya malas
5 17%
15 mengerjakan soal
yang sulit 5 17%
20 67%
113
Menggunakan Waktu
No Pernyataan Positif SL SR KD TP Persenatase
Apabila ada ulangan 10 33.33%
Matematika malam
12 40%
14 harinya saya belajar
agar mendapat nilai 7 23.33%
yang baik 1 3.33%
Saya mengulang
pelajaran yang telah 23 76,67%
18
dibahas oleh guru 7 23,33%
dirumah
Angket
Persepsi Siswa Terhadap Permainan Matematika
Penjelasan
Angket ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap permainan
matematika
Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur dan sesuai dengan yang anda rasakan ketika
melaksanakan permainan matematika
Sebelum mengisi angket ini, anda diminta mengisi identitas terlebih dahulu
Nama :
Kelas :
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan apa yang kamu rasakan. Dengan memberi
tanda silang pada salah satu jawaban yang kamu pilih. Untuk pertanyaan no 5 jawaban
diserahkan kepada kamu secara terbuka sesuai dengan yang kamu rasakan.
6. Apakah kamu merasa tertantang dengan soal-soal yang ada pada permainan matematika
ini
a. ya b. tidak
7. Apakah kamu dapat mengerjakan latihan soal yang ada pada permainan matematika ini
a. ya b. tidak
8. Apakah kamu setuju, jika guru matematika menggunakan permainan matematika untuk
mengajarkan operasi bilangan
a. ya b. tidak
116
Banyaknya Siswa
No Pernyataan Menjawab
Ya Tidak
5
Apakah kamu merasa kesulitan dengan permainan 25
4
Matematika ini 83,33%
16,67%
Apakah kamu bisa menguasai materi operasi 29
1
5 bilangan dengan baik jika dengan permainan
3,33%
Matematika 96,67%
26
Apakah kamu merasa tertantang dengan soal-soal 4
6
yang ada pada permainan Matematika ini 13,33%
86,67%
29
Apakah kamu dapat mengerjakan latihan soal yang 1
7
ada pada permainan Matematika ini 3,33%
96.67%
Apakah kamu setuju jika guru Matematika 28
2
8 menggunakan permainan Matematika untuk
6,67%
mengajarkan operasi bilangan 93,33%
117
Nama :
Pertemuan/ Siklus ke :
Materi :
Tanggal :
Keterangan :
4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang Baik
Pengamat
( )
117
118
KUTIPAN WAWANCARA
Nama :
Pendidikan Terakhir :
Mengajar dikelas :
Lama Mengajar :
Nama Sekolah :
Pertanyaan :
………………………………………………………………………………
5. Bagaimana respon siswa selama pembelajaran matematika berlangsung?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
6. Langkah apa yang ibu/ bapak gunakan untuk menimbulkan minat siswa
terhadap pelajaran matematika?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
7. Bagaimana hasil belajar matematika siswa selama ini?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Irma Suryani
128
PERTANYAAN WAWANCARA
Nama :
Pendidikan Terakhir :
Mengajar dikelas :
Lama Mengajar :
Nama Sekolah :
Pertanyaan :
No Butir Nilai
A B C
1 3 3 2
2 3 3 3
3 2 2 2
4 3 2 2
5 3 3 3
6 3 3 2
7 3 3 2
8 3 3 2
9 3 3 2
Keterangan Rater:
B = Firdausi, S. Si., M. Pd
C = Otong Suhyanto, M. Si
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
No Nama Nilai
Pra Penelitian I II
1 A1 45 74 93
2 A2 65 76 97
3 A3 55 64 100
4 A4 45 70 87
5 A5 15 50 87
6 B1 60 74 93
7 B2 55 72 93
8 B3 45 72 87
9 B4 75 78 97
10 B5 35 52 70
11 C1 20 52 80
12 C2 45 68 83
13 C3 50 72 93
14 C4 45 56 80
15 C5 45 72 93
16 D1 30 52 70
17 D2 35 70 83
18 D3 90 88 100
19 D4 45 70 93
20 D5 90 88 100
21 E1 60 76 86
22 E2 75 78 93
23 E3 35 64 83
24 E4 85 88 100
25 E5 55 58 80
26 F1 75 86 100
27 F2 45 58 87
28 F3 70 76 87
29 F4 55 74 93
30 F5 95 88 100
Rata-rata 54,67 68,2 89,6
133
Kutipan wawancara
CATATAN LAPANGAN
Pertemuan ke : 1
Hari/ Tanggal : Selasa/ 6 Oktober 2009
Pendahuluan :
Kegiatan Inti :
Penutup :
CATATAN LAPANGAN
Pertemuan ke : 5
Hari/ Tanggal : Selasa/ 20 Oktober 2009
Pendahuluan :
Kegiatan Inti :
Penutup :