A. TUJUAN
Tujuan dari Acara V “Zat Warna Tanaman” antara lain adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh cara pemasakan, penambahan larutan
asam dan alkali terhadap zat tanaman.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh pemanasan dan larutan curing
terhadap zat warna daging.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran penting
dari golongan kacang- kacangan, karena mengandung nutrisi yang relatif lengkap
dan cukup tinggi, terutama protein nabati. Bagian tanaman kacang panjang yang
biasa diguna- kan sebagai sayuran adalah polong muda, biji, dan daun muda
(Riyadi, 2006). Zat warna pada kacang panjang dalah klorofil. Klorofil merupakan
zat hijau daun yang terdapat pada semua tumbuhan hijau yang berfotosintesis.
Berdasarkan penelitian, klorofil ternyata tidak hanya berperan sebagai pigmen
fotosintesis. Klorofil mempunyai manfaat antara lain, sebagai obat kanker otak,
paru-paru dan mulut. Klorofil juga dapat digunakan sebagai disinfektan, antibiotik
dan food suplemen (Hendriyani, 2009).
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Alat Pemanas elpiji/kompor
b. Aluminium foil
c. Gelas beker
d. Gelas ukur
e. Neraca / timbangan
f. Panci
g. Penjepit
h. pHmeter
i. Pipet
j. Pisau dan batang pengaduk
k. Stopwatch
l. Tabung-tabung
m. Tisue
2. Bahan
a. Air ledeng
b. Asam cuka
c. Bawang merah
d. Daging Ayam
e. Kacang panjang
f. Larutan 50 ppm
g. Larutan curing
h. Larutan MgCl2 50 ppm
i. NaHCO3 kristal
j. Wortel
3. Cara Kerja
a. Pengaruh Beberapa Perlakuan Terhadap Zat Warna Buah/Sayuran
Gambar 5.1 Diagram Alir Pengaruh Beberapa Perlakuan Terhadap Zat
Warna Buah/Sayuran
b. Zat Warna Pada Daging
1) Tanpa Curing
Gambar 5.2 Diagram Alir Zat Warna pada Daging Tanpa Curing
2) Dengan Curing
Gambar 5.3 Diagram Alir Zat Warna pada Daging Dengan Curing
Keterangan:
Larutan Curing I : 0,1 gr NaNO3 + 0,1 gr NaNO2 + 0,05 gr Vitamin C +
Aquades
Larutan Curing II : 0,2 gr NaNO3 + Aquades
Larutan Curing III: 0,2 gr NaNO2 + Aquades
Larutan Curing IV: 0,2 gr Vitamin C + Aquades
Berdasarkan tabel 5.3 hasil pengamatan zat warna hewan dengan curing
sampel yang digunakan adalah daging ayam yang diberi perlakuan yang berbeda
yaitu pemanasan dengan curing I, pemanasan dengan curing II, pemanasan dengan
curing III dan pemanasan dengan curing IV yang selanjutnya diamati setiap 5
menit selama 15 menit. Pada daging yang diberi perlakuan pemanasan dengan
curing I sebelum pemanasan pada menit ke-0, hingga ke-15 berturut-turut
warnanya adalah kemerahan, lebih kemerahan, lebih kemerahan, dan merah muda
segar. Sedangkan setelah pemanasan pada menit ke-0, hingga ke-15 berturut-turut
warnanya adalah merah muda segar, merah muda segar, merah keputihan, dan
merah muda keputihan. Pada daging yang diberi perlakuan pemanasan dengan
curing II sebelum pemanasan pada menit ke-0, hingga ke-15 berturut-turut
warnanya adalah merah pudar, merah pudar, merah pudar hampir putih, dan merah
muda agak pucat. Sedangkan setelah pemanasan pada menit ke-0, ke-15 berturut-
turut warnanya adalah merah muda pucat, merah muda pucat, putih kemerah
mudaan, dan putih kemerah mudaan. Pada daging yang diberi perlakuan
pemanasan dengan curing III sebelum pemanasan pada menit ke-0, hingga ke-15
berturut-turut warnanya adalah merah pudar, lebih merah, lebih merah, dan merah
muda. Sedangkan setelah pemanasan pada menit ke-0, hingga ke-15 berturut-turut
warnanya adalah merah muda, merah muda, putih oranye, dan putih oranye. Pada
daging yang diberi perlakuan pemanasan dengan curing IV sebelum pemanasan
pada menit ke-0, ke-15 berturut-turut warnanya adalah putih pucat, tambah pucat,
pucat hampir putih, dan putih pucat. Sedangkan setelah pemanasan pada menit ke-
0, ke-15 berturut-turut warnanya adalah putih pucat, putih kekuningan, putih
kekuningan, dan putih kekuningan.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum Acara V “Zat Warna Tanaman dan Hewan”
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sampel yang digunakan pada zat warna tanaman yaitu kacang panjang yang
memiliki zat warna klorofil, bawang merah yang memiliki zat warna antosianin
dan pada sampel wortel memiliki zat warna β-Karoten.
2. Zat warna pada tanaman dipengaruhi oleh suhu dan lama pemanasan
menyebabkan dekomposisi dan perubahan struktur sehingga terjadi pemucatan
atau pemudaran. Kestabilan zat warna antosianin dipengaruhi oleh pH, kadar
gula, suhu pemanasan dan lama pemanasan.
3. Zat warna daging adalah miglobin. Derajat atau nilai pH daging ayam dengan
nilai pH 6,50 merupakan pH akhir daging yang cukup tinggi. Jika pH akhir
daging tinggi, maka warna daging akan terlihat gelap daging memiliki zat
warna mioglobin yang utama
4. Curing daging adalah aplikasi menggunakan garam, memperbaiki warna bahan,
dan bumbu untuk memberikan sifat-sifat yang unik untuk produk akhir