Euthanasia Dalam Perspektif Filsafat
Euthanasia Dalam Perspektif Filsafat
Disusun oleh :
04031181320020
umum euthanasia berarti mengakhiri hidup dengan cara yang mudah tanpa rasa sakit.
Euthanasia sudah sering dikaji berbagai bidang, seperti agama, medis, hukum dan
psikologi. Namun sejauh ini hasilnya masih mengandung ketidakpuasan karena sulit
Karena euthanasia dilakukan oleh manusia yang berakal budi, maka tindakan
ini tidak bisa dilepaskan begitu saja dari tanggung jawab moral. Meski motif yang
euthanasia tidak bisa disalahkan atau dibenarkan, banyak sekali unsur yang harus
diperhatikan untuk menilai benar tidaknya tindakan tersebut. Dengan melihatnya dari
sudut pandang filsafat dan filsafat moral, penulis mencoba mengkaji problematika
pasien yang menderita sakit yang tidak dapat disembuhkan. Namun dalam praktiknya
dokter tidak mudah melakukan euthanasia, karena ada dua kendala. Pertama, dokter
penderitaan pasien Tapi di sisi lain, dokter menghilangkan nyawa orang lain yang
berarti melanggar kode etik kedokteran itu sendiri. Kedua, tindakan menghilangkan
nyawa orang lain merupakan tindak pidana di negara mana pun. Oleh karena itu,
melalui makalah ini saya mencoba berusaha mencari kebenaran mengenai apa
hakekatnya, bagaimana prosesnya, manfaat secara etika dan nilai estetikanya, dan
pengetahuan dan berakhir sebagai suatu ilmu (sains) yang ilmiah. Selain itu merujuk
pada dua aliran besar filsafat moral yaitu deontologisme dan teleology utilitarisme.
seseorang. Apakah baik tindakan tersebut, wajib atau tidak, bukan pada tujuan akhir
atau hasil akhir yang hendak dicapai, jadi bukan perbuatan atau prosesnya yang
dinilai.
PEMBAHASAN
ONTOLOGIS EUSTHANASIA
EPISTEMOLOGIS EUTHANASIA
dengan hakikat, teori dan ruang lingkup “bagaimana” proses menjadi ilmu. Meliputi
mendalam segenap proses yang terlibat dalam usaha untuk memperoleh ilmu
pengetahuan terutama yang berkaitan dengan metode keilmiahan dan sistematika isi
tindakan, pemikiran, pola kerja, cara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh ilmu
pengetahuan yang baru atau sebaliknya mengembangkan wawasan yang telah ada.
Sedangkan sistematisasi isi ilmu dalam hal ini berkaitan dengan batang tubuh dari
ilmu pengetahuan, letak peta dasar, pengembangan ilmu pokok dan cabang ilmu yang
Salah satu ciri yang patut mendapat perhatian dalam epistemologis dari
perkembangan ilmu pada masa modern adalah munculnya pandangan baru mengenai
ilmu pengetahuan. Pandangan itu merupakan kritik terhadap pandangan Aristoteles,
yaitu bahwa ilmu pengetahuan yang sempurna tidak boleh mencari keuntungan,
pengetahuan justru harus mencari untung yang artinya dipakai untuk memperkuat
yang bersumber dari pengalaman empiris manusia. Berbagai fenomena yang terjadi,
terhadap euthanasia, dan lainnya. Kemudian akan dirangkum, dibuatkan suatu karya
penelitian dengan metode tertentu yang rasional untuk mencari dan menjawab teori
Pro-Kontra Euthanasia
sangat parah atau sudah sampai pada stadium akhir, yang menurut
perhitungan medis sudah tidak mungkin lagi bisa sembuh atau bertahan
menderita sakit keras, yang secara medis sudah tidak mungkin lagi dapat
perhitungan dokter sudah tidak efektif lagi. Terdapat tindakan lain yang
euthanasia pasif ini merupakan sebagian wujud dari rasa sayang kita
terhadap seseorang, tidak mungkin ada yang tega melihat orang yang
karena pengobatan tidak berguna lagi dan tidak memberikan harapan apa-
medis, orang yang seperti ini sudah tidak mungkin sembuh dan jika dia
hidup maka itu hanya akan menyiksa dirinya mengingat tubuhnya sudah
tidak bisa berbuat apa-apa. Dan satu-satunya alasan yang membuat dia
masih hidup (tentunya setelah izin Allah) adalah adanya alat bantu
terjadi di Amerika.
Dr. Jack Kevorkian yang diduga puluhan pasien telah “ditolong” oleh
disembuhkan dan hidupnya hanya ada pada alat-alat bantu medis saja.
Selain itu euthanasia juga terjadi pada Terri Schiavo (usia 41 tahun) yang
Agung Amerika memberi izin mencabut pipa makanan (feeding tube) yang
selama ini memungkinkan pasien dalam koma. Komanya mulai pada tahun
1990 saat Terri jatuh di rumahnya dan ditemukan oleh suaminya, Michael
langsung dipanggil, Terri dapat diresusitasi lagi, tetapi karena cukup lama
Setelah Terri Schiavo selama 8 tahun berada dalam keadaan koma, maka
istrinya bisa dicabut agar istrinya dapat meninggal dengan tenang, namun
orang tua Terri Schiavo yaitu Robert dan Mary Schindler menyatakan
mereka tersebut. Dua kali pipa makanan Terri dilepaskan dengan izin
seseorang yang memang sudah dalam keadaan koma dan otaknya sudah
tidak mampu bekerja lagi sehingga tim medis menyatakan sangat tidak ada
ini adalah sebuah dosa besar, tetapi ketika usaha pengobatan terus
dijalankan dan masalah ekonomi perlahan semakin membelit, apa yang
faedahnya. Jadi dalam konteks ini saya setuju akan adanya eutanasia pasif
tidak berdaya, akhirnya dalam kasus ini saya setuju dengan keputusan
Selain itu dengan melihat kondisi penderitaan Ethan yang sangat menyiksa
dan memang ia tidak dapat sembuh yang akhirnya kematian menjadi jalan
yang dipilih demi menghindari rasa sakit yang luar biasa dan penderitaan
tanpa harapan karena sudah lelah hidup monoton hanya begitu saja dan tak
berdaya. Setiap manusia memiliki pilihan yang bebas sebagai hak asasi,
termasuk hak untuk hidup maupun atau mati. Jika pasien sudah sampai
akhir hidupnya, ia berhak meminta agar penderitaannya segera diakhiri.
yang lama. Alasan lain adalah cara lega ketika kualitas hidup seseorang
rendah, membebaskan dana medis untuk membantu orang lain, dan kasus
AKSIOLOGIS EUTHANASIA
Dasar aksiologis berarti nilai yang berkaitan dengan “kegunaan” dari suatu
ilmu pengetahuan yang telah diperoleh, seberapa besar sumbangan ilmu tersebut bagi
kebutuhan umat manusia. Merupakan fase yang paling penting bagi manusia karena
dengan adanya ilmu, maka segala keperluan dan kebutuhan manusia menjadi
pengetahuan yang dipelajarinya. Bila persoalan value free dan value bound ilmu yang
secara inheren mencakup dimensi nilai kehidupan manusia, seperti etika, estetika,
religius (sisi dalam) dan juga interelasi ilmu dengan aspek-aspek kehidupan manusia
dalam sosialitasnya (sisi luar). Kedua sisi merupakan aspek penting dari
sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa
yang dinilai. Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan
estetika. Etika mengandung dua arti, yaitu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian
terhadap perbuatan manusia dan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan
antara hal, perbuatan atau manusia lainnya. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai
tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan
fenomena disekelilingnya.
151)
“Dan tidak layak bagi seorang mu`min membunuh seorang mu`min (yang lain),
Tidak dapat diterima, alasan euthanasia aktif yang sering dikemukakan yaitu
kematiannya. Alasan ini hanya melihat aspek lahiriah (empiris), padahal di balik itu
ada aspek-aspek lainnya yang tidak diketahui dan tidak dijangkau manusia. Dengan
manfaat (hikmah) dari ujian sakit yang diberikan Allah kepada-Nya, yaitu
muslim suatu musibah, baik kesulitan, sakit, kesedihan, kesusahan, maupun penyakit,
bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah menghapuskan kesalahan atau dosanya
hukum berobat (at-tadaawi) itu sendiri. Yakni, apakah berobat itu wajib, atau sunnah.
Namun terdapat hadits yang berbunyi“Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla setiap kali
menciptakan penyakit, Dia ciptakan pula obatnya. Maka berobatlah kalian!” (HR
Ahmad, dari Anas RA). Abdul Qadim Zallum (1998:69) mengatakan bahwa jika para
dokter telah menetapkan bahwa si pasien telah mati organ otaknya, maka para dokter
termasuk aktivitas pengobatan yang hukumnya sunnah, bukan wajib. Kematian otak
tersebut berarti secara pasti tidak memungkinkan lagi kembalinya kehidupan bagi
pasien. Meskipun sebagian organ vital lainnya masih bisa berfungsi, tetap tidak akan
dapat mengembalikan kehidupan kepada pasien, karena organ-organ ini pun akan
pasien adalah sunnah, karena termasuk aktivitas berobat yang hukumnya sunnah.
Karena itu, hukum euthanasia pasif dalam arti menghentikan pengobatan dengan
DEONTOLOGISME EUTHANASIA
juga tidak sesuai dengan sumpah Hypocrates yang dijadikan pedoman bagi tenaga
medis dalam melakukan setiap tindakan, karena pada dasarnya tugas bagi para pelaku
medis adalah untuk menghormati serta memberikan yang terbaik pada pasiennya
UTILITARISME EUTHANASIA
dengan segala macam alat yang ada di dalamnya kepada yang lebih membutuhkan
adalah lebih baik daripada membiarkan perawatan yang mahal namun tidak
Suriasumantri J.S. 1882. Filsafat Ilmu ; Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar
Harapan. Jakarta
Soeparto P., Putra S.T., Harjanto J.M. 7 Nopember 2000. Filsafat Ilmu
Kedokteran. Gramik FK Unair. Surabaya.
Hanafiah M .J. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. EGC. Jakarta