Anda di halaman 1dari 3

CARING

Pelayanan yang diberikan oleh seluruh staf rumah sakit akan memberikan pengalaman pada
pasien, baik pengalaman positif ataupun negative. Setiap staf memberikan kontribusi pada
pengalaman pasien. Petugas kebersihan yang memastikan kebersihan lingkungan rumah sakit,
petugas biling system yang memberikan informasi administrasi, perawat yang melakukan
perawatan pada pasien, dokter yang memberikan terapi medis, akan mewarnai pengalaman pasien
di rumah sakit. Meskipun pasien mungkin tidak dapat dengan tepat menilai kualita dari layanan
yang telah didapatkannya atau apakah proses perawatan telah dilakukan melalui prosedur yang
aman, namun bila staf memberi dengan mengedepankan keslamatan dan kualitas yang baik yang
merupakan dasar dari pasien center care (Frampton at al; 2008) maka akan memberikan
pengalaman positif pasien terhadap pelayanan di rumah sakit.
Caring berpusat pada pasien dan berdasarkan pada keselamatan, efektifitas, efisiensi dan keadilan
(Qiuting, 2012). Bagi petugas kesehatan, interaksi dengan pasien merupakan kesempatan untuk
mengimplementasikan caring, dukungan dan empati (Frampton at al; 2008). Terkadang tindakan
caring yang sederhana sudah sangat berarti bagi pasien, disisi lain tidak adanya sikap caring
ataupun gesture caring dari staf rumah sakit, dapat memberikan impresi yang membekas bagi
pasien. Maka tuntutan yang harus dihadapi tenaga kesehatan professional setiap harinya adalah
bagaimana menemukan cara untuk memberikan pelayanan yang aman, efektif dan efisien tanpa
mengabaikan harapan dan keinginan pasien.
Institute of medicine (2004) mendefinisikan pelayanan yang berkualitas (excellence) sebagai
pelayanan yang tepat, secara konsisten diberikan kepada orang yang tepat, dengan cara yang tepat
pada waktu yang tepat. Karakteristik dari pelayanan yang tepat dirumuskan dalam enam tujuan
perbaikan: pelayanan yang, fektif, berpusat pada pasien, tepat waktu, efisien dan adil. Caring
merupakan salah satu konsep yang dapat dilakukan untuk memberikan pelayanan yang excellence,
yang dapat tercapai dengan melakukan hubungan terapetik antara petugas dan pasien. Untuk
mewujudkan pelayanan yang excellence di berbagai Negara telah menjadikan caring dan
penghargaan terhadap martabat manusia sebagai prioritas utama dalam kebijakan, implementasi
praktik dan penelitian serta menjadi indicator kualitas layanan pada pasien dan keluarga serta
kepuasan kerja staf (Dewar & Nolan, 2013). Untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas
maka petugas kesehatan harus dapat mengidentifikasi hal-hal apa saja yang menjadi kebutuhan
pasien dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut (Frampton
at al; 2008). Persamaan pandangan antara tenaga kesehatan professional, pasien dan keluarga pada
aspek caring sangat penting untuk memastikan bahwa kebutuhan individu telah tercapai (Karlou,
Papathanassoglou & Patiraki, 2015).
Caring merupakan istilah yang sulit dipahami, memiliki beragam makna dalam konteks yang
berbeda sehing sulit untuk menetapkan definisi pasti tentang caring (Rolfe, 2009). Semua manusia
memiliki persepsi tentang caring yang terbentuk dari pengalaman pribadinya tentang hubungan
caring (Watson, 2008). Caring menggambarkan kebutuhan dasar manusia dan menjadi komponen
fundamental dari proses keperawatan. Meskipun caring sulit dijelaskan dan didefinisikan, banyak
penulis yang menyatakan bahwa caring merupakan pusat dan domain yang unik dari keperawatan.
Memahami tentang caring dan bagaimana mengekspresikannya akan membantu perawat
memberikan perawatan yang berkualitas dan yang terpenting adalah memahami keperawatan itu
sendiri.
Hawthorne, 2005 dalam Flynn 2016 mendeskripsikan caring professional sebagai hubungan yang
unik, yang memfokuskan tanggung jawab dan kepercayaan antara tenaga kesehatan professional
dan pasiennya. Caring memiliki banyak komponen seperti kasih saying, kebaikan, perhatian,
kelembutan, pertimbangan, empati, simpati dan cinta. Caring mungkin sulit dipahami dalam istilah
definisi umum, namun pasien dapat mendefinisikan caring dari perspektifnya sendiri. Pasien
memiliki ekspektasi dari perilaku caring yang dibutuhkan agar pasien merasa sebagai pasien yang
dihargai atau mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhannya. Tenaga kesehatan professional
harus dapat memahami nilai-nilai yang dipahami pasien tentang caring dan interaksi caring yang
diinginkan oleh pasien (Flynn 2016). Pasien berapapun umurnya, gender, pendidikan, suku atau
profesi, menginginkan perilaku caring yang positif dari tim professional. Tidak hanya dari satu
profesi, missal perawat, namun dari seluruh tenaga kesehatan professional yang kontak dengan
pasien (Flynn 2016). Caring merupakan hal yang unik bagi tiap individu dan merupakan hak tiap
individu untuk mendefinisikan caring berdasarkan kebutuhan fisiologi, psikologi, social dan
spiritual (Flynn 2016).
(Leininger dalam Karaoz, 2005) mendefinikan caring sebagai tindakan untuk membantu,
mendukung atau memfasilitasi orang lain atau grup yang membutuhkan, mengalami gangguan
atau untuk memperbaiki kondisi seseorang atau kehidupan. Caring adalah fenomena universal,
namun ekspresi, proses dan polanya bervariasi sesuai dengan budaya yang ada. Caring memiliki
dimensi biofisik, psikologi, kultural, social dan lingkungan yang dapat dipelajari dan dipraktikkan
untuk memberikan pelayanan yang positif pada manusia. Bila perawat akan memenuhi kebutuhan
pasien yang dirawatnya, dibutuhkan pengetahuan dan kesadaran akan budaya.
Caring dapat didefinisikan dalam berbagai cara dan dari berbagai perspektif. (The Association of
Nurse Working for Our patients dalam Alpers, Jarrell, Wotring, 2013) menggunakan filosogi
Florence Nightingale sebagai dasar dalam mendefinisikan caring. Caring didefenisikan sebagai
perawat yang bertanggung jawab untuk melindungi, mempromosikan dan mengoptimalkan
kesehatan dan kemampuan, mencegah penyakit dan injuri, menghilangkan penderitaan melalui
diagnosis dan tindakan berdasarkan respon manusia dan melakukan advokasi dalam merawat
individu, keluarga, komunitas dan populasi.
Menurut Watson (2008) caring adalah ide moral dari keperawatan dimana ujungnya adalah
perlindungan, upaya peningkatan dan memelihara harga diri manusia. Human caring meliputi
nilai, niat dan komitmen untuk merawat, memiliki pengetahuan, dan melakukan tindakan caring
dan konsekuensinya.
Tujuan mendasar dari hubungan professional dengan pasien adalah untuk membantu/mendukung
pasien untuk memenuhi kebutuhan fundamentalnya. Elemen dasar dari proses ini adalah respek,
empati, perhatian dan komunikasi. Dasar dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
professional adalah hubungan personal antara klinisi dan pasien. Melalui hubungan ini klinisi dan
pasien saling bertukar informasi, perasaan dan perhatian, klinisi memberikan intervensi untuk
mencapai outcome. Bagi keperawatan hal ini merupakan nilai moral yang sangat penting
(Edmundson, 2012).
Watson (2008) melihat caring sebagai ilmu dari keperawatan yang berasal dari perpaduan konsep
kemanusiaan, biofisik dan ilmu perilaku. Watson menggunakan 10 faktor karatif yang memadukan
filosofi caring sebagai sebuah seni menjadi ilmu yang dapat di terapkan dalam praktik yang
merupakan manifestasi caring sebagai inti dari keperawatan:
1. Bertindak berdasarkan system nilai yang altruistic dan manusiawi
2. Menanamkan keyakinan dan harapan
3. Menanamkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain
4. Menumbuhkan hubungan saling membantu dan saling percaya
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan dan emosi baik positif maupun negative
dengan memberikan waktunya dan mendengarkan semua keluhan dan perasaan pasien
6. Menyelesaikan masalah dengan kreatif dan individualistic.
7. Meningkatkan proses pembelajaran interpersonal, sehingga pasien bertanggung jawab
terhadap kesehatannya sendiri
8. Menciptakan lingkungan fisik, mental, social, dan spiritual yang bersifat suportif, protektif
dan korektif.
9. Memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penuh penghargaan dalam rangka
mempertahankan keutuhan dan martabat manusia.
10. Menghargai kekuatan-kekuatan yang ada dalam kehidupan, terbuka pada eksistensial-
fenomonologikal, dan dimensi spiritual caring serta penyembuhan yang tidak dapat
dijelaskan secara utuh dan ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai