Anda di halaman 1dari 7

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA TAHAP NEONATUS,

BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH

Pertumbuhan dan perkembangan anak pada fase awal terbagi menjadi 4 aspek kemampuan
fungsional yaitu monotorik kasar, motorik halus dan penglihatan, berbicara dan berbahasa,
serta sosial emosi dan perilaku.

Teori Perkembangan Anak

1. Perkembangan kognitif (Jean Piaget)


Kognitif adalah tingkah laku seorang anak yang senantiasa didasarkan pada kognisi,
yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
Perkembanga kognitif dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :
a. Tahap Sensor Motor (0-2 tahun)
Anak mempunyai kemampuan dalam mengasimilasi dan mengakomodasi informasi
dengan cara melihat, mendengar, menyentuh dan aktivitas motorik. Semua gerakan
akan diarahkan ke mulut dengan merasakan keingintahuan sesuatu dari apa yang
diliat, didengar, disentuh dll.
b. Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Anak belum mampu mengoprasionalkan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam
pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat egosentris. Pada masa ini pikiran
bersifat transduktif menganggap semuanya sama. Seperti semua pria dikeluarga
adalah ayah maka semua pria adalah ayah. Selain itu adal pikiran animisme, yaitu
memperhatikan adanya benda mati. Seperti anak jatuh dan terbentur batu, dia akan
menyalahkan batu tersebut dan memukulnya
c. Tahap Kongret (7-11 tahun)
Anak sudah memandang realistis dari dunianya dan mempunyai anggan yang sama
dengan orang lain, sifat egosentrik sudah hilang, karena anak sudah mengerti
tentang keterbatasan difi sendiri. Anak mengenal konsep tentang waktu dan
mengingat kejadian yang lalu. Pemahaman belum mendalam dan akan berkembang
di akhir usia sekolah (masa sekolah).
d. Tahap Formal Operasional (>11 tahun)
Anak remaja dapat berfikir dengan pola yang abstrak menggunakan tanda atau
simbol dan menggambarkan kesimpulan yang logis. Mereka dapat membuat dugaan
dan mengujunya dengan pemikirannya yang abstrak, teoritis, dan filosofis. Pola
berfikir logis membuat mereka mampu berfikir tentang apa yang orang lain juga
memikirkannya dan berfikir untuk memecahkan masalah.
2. Perkembangan Psikoseksual Anak (Sigmund Freud)
Sigmun freud percaya bahwa kepribadian yang berkembang melalui serangkaian
tahapan masa anak-anak dimana mencari kesenangan energi dari idee menjadi fokus
pada area sensitif seksual tertentu. Tahap ini dibagi menjadi 5, yaitu :
a. Tahap Oral (0-1 tahun)
Pada masa ini kepuasan dan kesenangan, kenikmatan dapat melalui dengan cara
menghisap, mengigit, mengunyah atau bersuara, ketergantungan sangat tinggi dan
selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang diperoleh pada
tahap ini adalah menyapih dan makanan.
b. Tahap Anal (1-3 tahun)
Kepuasan pada fase ini adalah pada pengeluaran tinja. Anak akan menunjukan
keakuannya dan sikapnya sangat narsistik yaitu cinta terhadap dirinya sendiri dan
sangat egosentrik, mulai mempelajari struktur tubuhnya. Masalah pada saat ini
obesitas, introvet, kurang pengendalian diri dan tidak rapi.
c. Tahap Oedipal atau Phalik (3-5 tahun)
Kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotik yaitu meraba-raba,
merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, suka pada lain jenis. Anak
laki-laki cenderung suka pada ibunya dan anak perempuan cenderung suka pada
ayahnya.
d. Tahap Laten (5-12 tahun)
Kepuasan anak mulai terintegrasi, anak masuk dalan fase pubertas dan berhadapan
langsung pada tuntutan sosial seperti suks hubungan dengan kelompoknya atau
sebaya, dorongan libido mulai mereda.
e. Tahap Genital (>12 tahun)
Kepuasan anak pada fase ini kembali bangkit dan mengarah pada perasaan cinta
matang terhadap lawan jenis.

3. Perkembangan Psikososial (Erik Erikson)


Dalam bukunya “Childhood and Society” (1963), Erikson membuat sebuah bagan untuk
mengurutkan delapan tahapan secara terpisah mengenai perkembangan ego dalam
psikososial, yang biasa dikenal dengan istilah “Delapan Tahap Perkembangan Manusia”.
Terdapat 8 jenis tahap perkembangan menurut Erikson, yaitu :
a. Tahap Percaya Tidak Percaya (0-1 tahun)
Bayi sudah terbentuk rasa percaya kelada seseorang baik orang tua maupun orang
yang mengasuhnya. Kegagalan pada tahap ini apabila terjadi kesalahan dalam
mengasuh atau merawatnya maka akan timbul rasa tidak percaya.
b. Tahap Kemandirian, Rasa Malu dan Ragu (1-3 tahun)
Anak sudah mulai mencoba dan mandiri dalam tugas tumbuh kembang seperti
kemampuan motorik dan bahasa. Pada tahap ini jika anak tidak diberikan kebebasan
anak akan merasa malu.
c. Tahapinisiatif, Rasa Bersalah (4-6 tahun)
Anak akan mulai inisiati dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif dalam
aktivitasnya. Apabila pada tahap ini anak dilarang akan timbul rasa bersalah.
d. Tahap Rajin dan Rendah Diri (6-12 tahun)
Anak selalu berusaha untuk menecapai sesuatu yang diinginkan atau prestasinya
sehingga anak usia ini adalah rajin dalam melakukan sesuatu. Apabila pada tahap ini
gagal anak akan rendah diri.
e. Tahap Identitas dan Kebingungan Peran Pada Masa Adolesence (12-18 tahun)
Anak mengalami perubahan diri, perubahan hormonal.
f. Tahap Keintiman dan Pemisahan (18-30 tahun)
Tahap ini terjadi pada masa dewasa yaitu mencoba melakukan hubungan dengan
teman sebaya atau kelompok masyarakat dalam kehidupan sosial.
g. Tahap Gnerasi dan Penghentian (20-55 tahun)
Seseorang ingin mencoba memperhatikan generasi berikutnya dalam kegiatan
aktivitasnya.
h. Tahap Integritas (>50 tahun)
Integeritas dan keputusasaan terjadi pada dewasa lanjut yaitu seseorang yang
memikirkan tugas-tugas dalam mengakhiri kehidupan.

Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah

Diketahui bahwa stimulasi dari lingkungan tiap anak berbeda. Informasi ini berdasarkan
Departmen Kesehatan RI (2006).

1. Umur 0-3 bulan


- Mengangkat kepala setinggi 45.
- Menggerakan kepala dari kiri atau kanan ke tengah.
- Melihat dan menatap wajah seseorang.
- Mengoceh spontan atau bereaisi dengan mengoceh.
- Suka tertawa keras.
- Bereaksi terkejut terhadap suara keras.
- Membalas tersengum ketika diajak berbicara atau tersenyum.
- Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak.

2. Umur 3-6 bulan


- Berbalik dari telungkup ke telentang.
- Mengangkat kepala setinggi 90.
- Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
- Menggengam pensil.
- Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
- Berusaha memperluas pandangan.
- Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.
- Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.
- Tersenyum ketika nelibat mainan atau gambar yang menarik saat bermain sendiri.
3. Umur 6-9 bulan
- Duduk (sikap tripoid – sendiri).
- Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.
- Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang.
- Memindahka. Benda dari satu tangan ke tangan lainnya.
- Memungut 2 benda, masing-masing tanda pegangan 1 benda pada saat yang
bersamaan.
- Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.
- Bersuara tanpa arti seperti ma-ma-ma, ba-ba-ba, da-da-da, ta-ta-ta.
- Mencari mainan atau benda yang dijatuhkan.
- Bermain tepuk tangan atau ciluk ba.
- Bergembira dengan melempar benda.
- Makan kue sendiri.

4. Umur 9-12 bulan


- Mengangkat badannya ke posisi berdiri.
- Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi.
- Dapat berjalan dengan dituntun.
- Mengulurkan lengan atau badan untuk meraih mainan yang diinginkan.
- Menggengam erat pensil.
- Memasukan benda ke mulut.
- Mengulang menirukan bunyi yang didengar.
- Menyebutkan 2-3 suku kata yang sama tanpa arti.
- Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja.
- Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.
- Senabg diajak bermain ciluk ba.
- Mengenal anggota keluarga, takut pada krang yang belum dikenal.

5. Umur 12-18 bulan


- Berdiri sendiri tanpa berpegangan.
- Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali.
- Berjalan mundur 5 langkah.
- Memanggil orangtuanya.
- Menumpuk 2 kubus.
- Memasukkan kubus di kotak.
- Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis atau merengek, anak bisa
mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu untuk
memperlihatkan rasa cemburu atau bersaing.

6. Umur 18-24 bulan


- Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik.
- Berjalan tanpa terhuyung-huyung.
- Bertepuk tangan, melambai-lambai.
- Menumpuk 4 buah kubus.
- Memungut benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk.
- Menggelindingkan bola ke arah sasaran.
- Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti.
- Membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga.
- Memegang cangkir sendiri, belajar makan dan minum sendiri.

7. Umur 24-36 bulan


- Jalan naik tangga sendiri.
- Dapat bermain dan menendang bola kecil.
- Mencoret-coret pensil pada kertas.
- Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata.
- Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta.
- Melihat gambar dan dapat mengebut dengan benar nama 2 benda atau lebih.
- Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika
diminta.
- Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
- Melepas pakaiannya sendiri.

8. Umur 36-48 bulan


- Berdiri1 kaki selama 2 detik.
- Melompat dengan kedua kaki diangkat.
- Mengatuh sepeda roda tiga.
- Menggambar garis lurus.
- Menumpuk 8 buah kubus.
- Mengenal 2-4 warna.
- Menyebutkan nama, umur, tempat.
- Mengerti arti kata diatas, dibawah, didepan.
- Mendengarkan cerita.
- Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.
- Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan.
- Mengenakan sepatu sendiri.
- Mengenalan pakaian sendiri.

9. Umur 48-60 bulan


- Berdiri 1 kaki dalam 6 detik.
- Melompat-lompat dengan 1 kaki
- Menari.
- Menggambar tanda silang.
- Menggambar lingkaran.
- Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.
- Mengancingkan baju atau pakaian boneka.
- Menyebutkan nama lengkap tanpa dibantu.
- Senang menyebut kata-kata baru.
- Senang bertanya.
- Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar.
- Bicaranya mudah dimengerti.
- Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya.
- Menyebut angka atau behitung dengan jari
- Menyebut nama-nama hari.
- Menggosok gigi tanpa dibantu.
- Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.

10. Umur 60-72 bulan


- Berjalan lurus.
- Beridri dengan 1 kaki selama 11 detik.
- Menggambar orang dengan 6 bagian.
- Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.
- Menggambar segi empat.
- Mengerti lawan kata.
- Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih.
- Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya.
- Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10.
- Mengenal warna-warni.
- Mengungkapkan simpati.
- Mengikuti aturan permainan.
- Berpakaian sendiri tanpa dibantu.
DAFTAR PUSTAKA

 Dwienda, Octa dkk (2014). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita dan Anak
Prasekolah Untuk Para Bidan. Deepublish. Yogyakarta.
 Meadow, Roy (2003). Pediatrika. Erlangga. Jakarta.
 Smith, Tony (1990). Dokter Di Rumah Anda. Dian Rakyat. Indonesia.
 Hidayat, A.Aziz Alimul (2008). Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan.
Salemba Medika. Jakarta.
 Suherman (1999). Buku Saku Pekembangan Anak. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai